Contoh Laporan Praktikum Mekanika Tanah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I
PEMBORAN TANAH DAN PENGAMBILAN CONTOH TANAH
ASTM D 1452 65

1.1. Maksud
a. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dibawah yang akan menjadi pondasi
b. Menetapkan kedalaman untuk pengambilan contoh tanah asli atau tidak asli
c. Pengumpulan data atau informasi untuk menggambarkan profil tanah
d. Pengambilan contoh tanah asli dan tidak asli untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut
dilaboratorium

1.2. Peralatan
1. Bor tangan :
a.Helical Auger (bor spiral) alat bor kecil dengan diameter minimum 1
b. Post hole Auger (Iwan Tipe, tanpa casing)
` c. Drive hand
d. Stick apparatus
2. Bor mesin :
a. Helical Auger (Bor Spiral) alat bor, diameter 3-6
b. Core barel diameter s/d 4
c. Bucket Auger diameter s/d 48
3. Casing (jika diperlukan), terdiri dari pipa baja dengan diameter yang lebih
besar dari mata bor yang dipakai atau digunakan
4. Perlengkapan:
a. Label-label
b. Formulir profil bor
c. Parafin
d. Kantong sampel
e. Dan lain-lain

1.3. Persiapan Percobaan
1. Titik yang akan dibor, ditentukan terlebih dahulu sedapat mungkin dekat dengan
titik sondir yang telah dilakukan.
2. Bersihkan boring site dari rumput-rumput, akar-akar dan sebagainya.
3. Drad-drad pada stang bor harus bersih dari kotoran.

1.4.Prosedur percobaan
1. Buat lubang dengan cara memutar mata bor sampai kedalaman yang diperlukan,
mata bor dicabut, tanah dikeluarkan untuk dideskripsikan dan diklasifikasikan
secara visual.
2. Ulangi pemboran tadi sampai tercapai kedalaman maksimum yang dikehendaki.
3. Casing dibutuhkan / dipergunakan pada tanah-tanah yang tidak stabil, dimana
lubang bor tak dapat terbuka, atau jika pemboran dilakukan dibawah permukaan
air.



2
M.A.T
(Cm)
Kedalaman
(Cm)
Ticks
(Cm)
Profil Unit Deskripsi / Macam tanah
17 Merah kecoklatan, berair, tidak
berbau, jika digumpal lengket, dan
kondisinya lempung.
28 Lebih lengket dan warnanya semakin
menua
34 Lebih lengket dan warnanya semakin
menua
40 Lebih lengket dan warnanya semakin
menua
50 Pada kondisi yang semakin dalam
tekstur tanahnya semakin lembut.
Keterangan : Sampel tidak terganggu

4. Jika dipergunakan casing maka casing harus dimasukan pada kedalaman tertentu,
dengan tidak melebihi kedalaman sampel yang akan diambil.
5. Ambil contoh tanah dengan menggunakan Shelby Tube (Tabung) dengan 6,85 cm
dengan jalan ditekan atau ditumpuk.
6. Tabung yang sudah terisi penuh dikeluarkan, pada kedua ujung tabung ini ditutup
dengan paraffin, untuk menjaga kelembapan tidak berubah.
7. Tabung kemudian diberi label, yang mencantumkan lokasi, nomor boring, kedalaman
dan sebagainya.

1.5. Laporan
Data pengeboran diperoleh harus dicatat pada profil bor, antara lain :
a. Tanggal mulai pemboran dan tanggal selesai pemboran
b. Jenis-jenis tanah pada setiap kedalaman tertentu
c. Diameter bor / core barell yang dipakai, metode pemboran, dan kemajuan lubang
bor
d. Permukaan air tanah.



3
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR AIR TANAH
AASHTO T-265-79 : ASTM D-2216-71

1.1. Maksud :
Maksud percobaan ini adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah. Kadar air adalah
perbandingan antara berat air yang dikandung tanah dengan berat kering tanah, yang
dinyatakan dalam persen.

1.2. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105-110C.
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram - untuk berat minimum 10 gram,
b. 0,10 gram - untuk berat minimum 100 gram,
c. 1,00 gram - untuk berat minimum 1000 gram,
3. Desikator.
4. Cawan timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.

1.3. Benda Uji :
Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada
ukuran butir maximum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian sebagai berikut :
Ukuran Butir Maximum Jumlah Benda Uji Ketelitian
(3/4)
Lewat saringan No.10
Lewat saringan No.40
1.000 gram
100 gram
10 gram
1,00 gram
0,10 gram
0,01 gram









4
1.4. Prosedur Percobaan :
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbangan, kemudian timbang dan catat beratnya
(W
1
).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbangan. Kemudian bersama
tutupnya ditimbang (W
2
).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan dalam oven (105C -
110C) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan jangan sampai tertukar
dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam distikator. Setelah
dingin cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (W
3
).

1.5. Hitungan :
Kadar air W (%) =
kering tanah berat
air berat
x 100%
W =
W1 - W3
W3 - W2
x 100% (dua angka dibelakang koma) ................... (1.1)
Catatan :
1. a. Bila diragukan setelah 24 jam tanah mungkin belum kering, pengeringan tanah
dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2 kali yang berurutan beratnya
harus tidak kurang lagi (maximum selisih 0,1 persen)
b. Untuk tanah yang mudah terbakar seperti tanah yang mengandung bahan organik
atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60C - 80C. Waktu
pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara seperti tersebut pada 1.a.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan
pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-batas
atterbert, konsolidasi dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan dua
benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hampir sama, yang kemudian
harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu berbeda, harus
diulang.
4. Buat kesimpulan dari hasil pengujian.


5

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN KADAR AIR
ASTM D 2216 71

LOKASI
NO. CONTOH
KEDALAMAN
TANGGAL TEST
: Lab. Mektan Teknik sipil
:
:
: 16 Oktober 2011
DIKERJAKAN
DIPERIKSA
KETERANGAN
PARAF
: KELOMPOK VI
:
:
:

Nomor Cawan I II
Berat cawan kosong (W
1
) (gr) 13,6
Berat cawan + tanah basah (W
2
) (gr) 64,5
Berat cawan + tanah kering (W
3
) (gr) 52,3
Berat air (W
4
= W
2
W
3
) (gr) 12,2
Berat tanah kering (W
5
= W
3
W
1
) (gr) 38,7
Kadar air (W = W
4
/ W
5
x 100) (%) 31,52
Kadar air rata-rata (%)













6
BAB III
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME

3.1. Maksud :

Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui berat isi, isi pori, derajat kejenuhan
suatu sampel tanah.

3.2. Peralatan :
1. Ring berat isi
2. Jangka sorong
3. Oven
4. Desicator

3.3. Prosedur percobaan :
1. Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai
2. Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong
3. Timbangan ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram
4. Masukkan sampel tanah kedalam ring langsung dari tabung contoh / contoh
dengan menggunakan extruder
5. Ratakan permukaan tanah dikedua ujung ring dengan pisau pemotong
6. Bersihkan bagian luar ring kemudian timbang kembali
7. Masukkan ring yang berisi sampel tanah tadi kedalam oven dengan suhu 110C
selama 24 jam
8. Masukkan kedalam desicator sampai dingin lalu timbang kembali
9. Lakukan perhitungan sesuai dengan format yang tersedia


7
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT VOLUME, ANGKA PORI, DERAJAT KEJENUHAN
ASTM D 2216 17


Client
Project

Site
No. Bor/Depth
: Lab. Mektan Teknik sipil
:

:
:
Laboran
Dihitung
Tanggal
Keterangan
Paraf
: KELOMPOK VI
:
:
:
:





1 Sampel ke I II Rata-rata
2 Berat tanah basah gr 162,4 45.9
3 Volume air raksa yang dipindahkan oleh tanah gr - -
4 Volume tanah basah Cc - -
5 Berat volume tanah basah t gram/cc 58,875 172,5
6 Kadar air % 2,758 34.53
7 Berat volume tanah kering d gram/cc -
8 Berat jenis Gs - -
9 Angka pori e - -
10 Derajat Kejenuhan Sr % -
11 Porositas n % -


8
BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-72


3.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai butiran
lewat saringan no.4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara
berat butiran tanah dengan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

3.2. Peralatan :
a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 500 ml.
b. Desikator.
c. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C.
d. Bak Perendam.
e. Botol berisi air suling.
f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
g. Pompa hampa udara (vacum, 1 1 PK) atau tungku listrik (hotplate).
h. Termometer ukuran 0 - 50C dengan ketelitian 1C.
i. Saringan No.4, No.10, No.40 dan penadahnya.

3.3. Bahan :
Benda uji harus disiapkan sebagai berikut :
a. Saring bahan yang akan diperiksa dengan saringan no.4 dan penadahnya. Untuk
pemeriksaan berat jenis yang akan dipakai sebagai pembantu untuk pemeriksaan
analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang melalui saringan no.10 atau
no.40
b. Keringkan benda uji pada temperatur 105 - 110C dan didinginkan dalam disikator.
c. Pecahkan gumpalangumpalan tanah dengan digarus dalam mortar dengan pestel
(penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet/palu karet, sehingga butiran-
butiran tidak rusak.



9
3.4. Pelaksanaan Pemeriksaan :
a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan, timbang piknometer kosong dan
tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W
1
).
b. Masukkan benda uji (contoh tanah kering) ke dalam piknometer dan timbang
bersama tutupnya (W
2
).
c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi duapertiga. Untuk bahan yang
mengandung lempung, diamkan benda uji selama paling sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimum 10 menit, dan miringkan
botol piknometer sekali-sekali, tambahkan air secukupnya untuk membantu
mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.
e. Didalam hal menggunakan pompa vacum, tekanan udara didalam piknometer atau
botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian isilah piknometer dengan air
suling dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstan didalam
bejana air atau dalam kamar. Sebuah suhu konstan, air suling seperlunya sampai
tanda batas atau sampai penuh tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan
timbang (W
3
). Ukur suhu dari piknometer dengan ketelitian 1C.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut,
kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya
sama, dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya,
timbang dan dikoreksi terhadap suhu (W
4
).

3.5. Perhitungan :
1. Hitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :
Gs =
W2) - (W3 - W1) - (W4
- W2 W1
.................................................................................. (3.1)
Dimana :
W
1
: berat piknometer (gram )
W
2
: berat piknometer dengan bahan kering (gram)
W
3
: berat piknometer , bahan dan air (gram)
W
4
: berat piknometer dan air (gram)
Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus diulang.
2. Ambil harga rata-rata dari kedua pemeriksaan tersebut.


10
Catatan :
a. Kalibrasi Piknometer :
1. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W
1
).
Piknometer diisi air suling dan dimasukkan dalam bejana air pada suhu 25C,
sesudah piknometer mencapai suhu 25C tutupnya dipasang. Bagian luar
piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya ditimbang (W
25
).
2. Dari nilai W
25
yang ditentukan pada suhu 25C susunlah tabel harga W
4
untuk
suatu urutan suhu kira-kira antara 18C sampai 31C.
Harga W
4
dihitung sebagai berikut :
W
4
= W
25
x K
Dimana :
W
4
: berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.
W
25
: berat piknometer dan air pada suhu 25C.
K : fator koreksi (daftar no.1)

3. Faktor koreksi : K
Suhu : T
Daftar No.1
T18 19 20 21 22 23 24
K1.0016 1.0014 1.0012 1.00010 1.0001 1.0005 1.0003
T25 26 27 28 29 30 31
K1.0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983

b. 1. Untuk benda uji kering.
Benda uji kering oven sesudah ditumbuk dan diayak harus dimasukkan
kedalam oven kembali sampai beratnya konstan.
2. Benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya dengan
perhitungan kadar air dan berat ini adalah sebagai (W
2
W
1
).



11
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BERAT JENIS
ASTM D 854 58

LOKASI
No. CONTOH
KEDALAMAN
TANGGAL TEST
: Lab. Mektan Teknik Sipil
:
:
: 08-12-2010
DIKERJAKAN
DIPERIKSA
KETERANGAN
PARAF
: KELOMPOK VI
:
:

Catatan : tanah asli / kering oven
Nomor Piknometer I II
Berat Piknometer Kosong (W1) gr
Berat Piknometer + Tanah Kering (W2) gr
Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) gr
Berat Piknometer + Air pada TC (W4) gr
Suhu C

A = Berat tanah (Wt = W2 W1) - -
B = (W3 W4) - -
C = (A B) - -
Berat Jenis Tanah (Gs = A : C) - -











12
BAB V
PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG


4.1 PEMERIKSAAN BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
PB 09-76 ; AASHTO T-89-74 ; ASTM D-423-66 ; SK SNI M-071989-F

4.1.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan batas cair tanah. Batas cair sesuatu tanah
adalah kadar air tanah tersebut pada keadaan batas peralihan antara cair dan keadaan
plastis. Tanah dalam keadaan pada batas cair apabila diperiksa dengan alat
Casagrande, kedua bagian tanah dalam mangkok yang terpisah oleh alur lebar 2 mm
(seperti yang akan diuraikan dibawah), menutup sepanjang 12,7 mm oleh 25 kali
pukulan.

4.1.2 Peralatan :
1. Alat batas cair standard (atterberg).
2. Alat pembuat alur (grooving tool) ASTM
3. Alat pembuat alur (grooving tool) Cassagrande
4. Cawan porselin (mortal)
5. Pestel (penumbuk/penggerus) berkepala karet atau dibungkus karet
6. Spatula/spatel
7. Galas ukur 200 ml
8. Thin box/cawan
9. Saringan no.40
10. Air distilasi dalam botol (wast bottle)
11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)








13
4.1.3 Prosedur Percobaan :
A. Persiapan Benda Uji
a. Contoh tanah yang perlu disediakan untuk pemeriksaan ini sebanyak + 100
gram. Contoh tanah ini harus bebas atau telah dibebaskan dari butir-butir yang
lebih besar atau hampir semua butirannya lebih halus dari 0,425 mm (no..40)
b. Untuk contoh tanah yang memang tidak mengadung butir-butir kasar lebih
besar dari 0,425 mm dapat langsung diperiksa batas cairnya tanpa persiapan
terlebih dahulu.
c. Apabila contoh tanah mengandung butir-butir kasar, mula-mula keringkan
dalam suhu udara (atau dengan alat pengering dengan suhu kurang dari 60C)
secukupnya saja, sampai dapat disaring dengan saringan.
d. Pecahkan gumpalan-gumpalan tanah dengan digerus dalam mortar dengan
pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus karet, sehingga
butiran-butiran tidak rusak. Kemudian saring dengan saringan no.40. bagian
yang tertahan saringan no.40 disingkirkan dan bagian yang lolos saringan
digunakan sebagai benda uji.

B. Pelaksanaan Pemeriksaan
a. Pemeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat keadaan dan
dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar, sumbu mangkok tidak
terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa alat pembalurnya mempunyai
ukuran-ukuran yang benar.
b. Periksa apabila peganga diputar, mangkok akan terangkat setinggi 1cm.
Gunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai pegukur. Bila tidak benar
perbaiki setelannya.
c. Taruhlah contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok porselin,
campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-20 cc. Aduk, tekan-
tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu tambah air secara bertahap,
tambah sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan dan tusuk-tusuk dan tambah air lagi,
dan seterusnya sehingga diperoleh DUKn yang benar-benar merata.
d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah menghasilkan sekitar
30 40 pukulan pada percobaan awal, taruhlah sebagian adukan tanah tersebut


14
dalam mangkok casagrande. Gunakan spatel/spatula, sebar dan tekan dengan
baik, sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat pada ujung
tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah sebagian tedalam akan
terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan, kembalikan kelebihan tersebut kemangkok
porselin.
e. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah mangkok searah
dengan sumbu alat, sehinngga tanah terpisah menjadi dua bagian secara
simetris. Bentuk alur harus baik dan tajam dengan ukuran sesuai dengan alat
pembarut. Untuk menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau gesernya
tanah dalam mangkok, barutlah gerakan maju dan mundur beberapa kali
dengan setiap kali sedikit lebih dalam.
f. 1. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan jatuh pada
alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik, sampai kedua tanah
bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm. Catatlah jumlah pukulan yang
diperlukan tersebut.
2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus antara 30
dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti tanah kurang basah dan
kembalikan tanah dari mangkok casagrande ke cawa porselin,tambahkan
sedikit demi sedikit air dan aduklah seperti tadi sampai merata.
3. Cucilah mangkok Casagrande dengan air, kemudian keringkan dengan
kain/kapas kering, kemudian ulang pekerjaan seperti tersebut diatas.
g. Ambillah segera dari mangkok sebagian tanah dengan spatel secara melintang
tegak lurus alur termasuk bagian tanah yang saling bertemu. Periksalah kadar
air tanah tersebut lihat percobaan no.01)
h. Ambillah sisa tanah yang masih ada, dalam mangkok dan kembalikan ke
cawan porselin, tambah lagi dengan air secara merata. Cuci dan keringkan
mangkok.
i. Ulangi pekerjaan pada nomor-nomor 2, 3, 4a, 5 dan 6 sehingga diperoleh 3
atau 4 data sehubungan antara kadar air jumlah pukulan diantara 10-20,20-30
dan 30-40 pukulan dengan masing-masing selisihnya hampir sama. Percobaan


15
ini harus dilaksanakan dari keadaan tanah yang kurang cair kemudian makin
cair (kadang air terendah kemudian berurutan menuju yang lebih tinggi).
j. Perhitungan :
Setiap data hubungan antara kadar air tanah dan jumlah pukulan merupakan
satu titik dalam grafik, dengan pukulan sebagai absis (dengan skala log) dan
kadar air sebagai ordinat (dalam persen dengan skala biasa). Tarik garis lurus
melalui titik-titik tersebut. Jika ternyata titik-titik yang diperoleh tidak terletak
pada garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut.
Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan garis
penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas cair dilaporkan
sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada formulir laboratorium,
benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering udara, kering oven,
disaring atau tidak.

4.2 PEMERIKSAAN BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)
PB 0110-76 , AASHTO T-90-74 ; SK SNI M-06-1989-F

4.2.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan plastis.
Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan
plastis.

4.2.2 Peralatan dan Bahan :
a. Peralatan
1. Plat kaca 45x 45 x 0,9 cm
2. Spatula
3. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm.
4. Cawan porselin
5. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah
6. Gelas ukur 200 ml
7. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C.
9. Air distalasi dalam botol cuci (wash bottle)


16
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram

4.2.3 Prosedur Pelaksanaan :
a. Letakkan benda uji diatas plat kaca/cawan porselin, kemudian diaduk sehingga
kadar airnya merata.
b. Setelah kadar airnya merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu seberat 8
gram, kemudian tanah tersebut digeleng-geleng diatas plat kaca. Penggelengan
dilakukan dengan telapak tangan, dengan kecepatan 80 90 gelengan per menit.
c. Gelengan dilakukan terus sampai benda uji membentuk batang dengan diameter 3
mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda mancapai 3 mm
sudah retak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk
sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola tersebut dapat mencapai lebih
dari 3 mm tanpa menunjukkan retak-retak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa
saat diudara, agar kadar airnya berkurang sedikit.
d. Pengadukan dan penggelengan tersebut terus dilakukan sampai retakan-retakan itu
terjadi tepat pada saat penggelengan benda uji mencapai 3 mm.
e. Pemeriksaan kadar air tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk pemeriksaan
kadar air.

4.2.4 Perhitungan :
a. Tentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis.
b. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen.
c. Catatlah pada formulir benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau kering
udara disaring atau tidak.

Catatan :
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk pemeriksaan batas
cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah pengadukan merata, pisahkan 20
gram benda uji untuk pemeriksaan batas plastis.


17
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis = Liquid Limit
Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.

4.3 PEMERIKSAAN BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)
AASHTO T-92-68

4.3.1 Tujuan :
a. Peralatan
1. Prong Plate
2. Monel dish
3. Cristalizing dish
4. Cawan petry
5. Mercury
6. Porselin dish
7. Neraca ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah
4.3.3 Prosedur Pelaksanaan :
a. Siapkan tanah yang lolos saringan no.40 sekitar 30 gram.
b. Letakkan tanah tersebut dalam porselin dish, tambahkan air suling secukupnya
untuk mengisi seluruh pori-pori dalam tanah. Banyaknya air yang dibutuhkan agar
tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih tinggi daripada kadar air batas cair.
c. Oleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah lekatan tanah.
d. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan lalu pinggir
monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah mengalir kesamping dan
memadat. Lakukan hal sama untuk lapisan berikutnya sehingga pasta tanah mengisi
monel dish sampai penuh dan padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara
yang terperangkap.
e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
f. Bersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A)


18
g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka sehingga terjadi
penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam pada 110C
h. Setelah kering masukkan kedalam decicator agar cepat dingin kemudian ditimbang
(B).
i. Timbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C).

4.3.4 Perhitungan :
a. Ukur volume monel dish :
- Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan plat kaca
diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan keluar.
- Timbang monel dish berikut air raksa (D)
Volume =
raksa air BJ
raksa air Berat
............................................................................ (4.1)
dimana :
Berat air raksa = D C gram
BJ air raksa = 13,6 gr/cm
3
b. Ukur volume tanah kering :
- Tempat cristalizing dish pada cawan petry besar.
- Isi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Letakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga kelebihan air
raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petry besar.
- Angkat cristalizing dish dari dalam cawan petry besar kemudian air raksa dalam
cawan petry tersebut dipindahkan kedalam botol penyimpanan.
- Bersihkan cawan petry dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.
- Letakkan kembali cristalizing dish kedalam cawan petry kemudian sample tanah
yang sudah kering diletakkan diatas.
- Tekan sample tanah tersebut dengan menggunakan prong plate sampai
tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah prong plate.
- Timbang cawan petry yang berisi tumpahan air raksa tersebut.
- Hitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan volume tanah
kering.



19
Catatan :
1. Untuk mendapatkan hasil yang efektif, lakukan percobaan ini minimal sebanyak 2 kali
2. Pada waktu menekan sample dengan prong plate, air raksa kelebihan harus keluar semua.


20
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN BATAS-BATAS ATTERBERG
ASTM D-423-66 ; ASTM D-424-74 ; AASHTO T-89-74 ; SK SNI M-07-1987-F

LOKASI
No. CONTOH
KEDALAMAN
:
:
:
DIKERJAKAN :
DIPERIKSA :
TANGGAL :
: KELOMPOK VI
:
:

BATAS CAIR (LL) BATAS PLASTIS (PL)
Banyak Pukulan 14 27 37 I II

Berat Cawan gr
Berat Cawan + Tanah Basah gr
Berat Cawan + Tanah Kering gr
Berat Air gr - - - - - -
Berat Tanah Kering gr - - - - - -
Kadar Air %









Grafik Batas Cair











15
K
a
d
a
r

A
i
r

(
%
)

Banyaknya Pukulan
BATAS SUSUT (SL)
No. CETAKAN I II
BERAT CETAKAN 15,93 10,1
B. CETAKAN + T. BASAH 44,11 35,5
B. CETAKAN + T. KERING 32 24,55
BERAT TANAH BASAH 28,18 25,4
BERAT AIR 47,5 140,94
BERAT TANAH KERING (Wo) 16,07 14,45
ISI TANAH BASAH (V) 16,677 14,677
ISI TANAH KERING (Vo) 160,17 158,39
KADAR AIR (w)
SL = w -
Wo
Vo - V
x 100 %

LL PL PI = LL PL SL Catatan





20 10 25 30 35 40 100

17
BAB VI
PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
AASHTO T-27-74 ; ASTM C-136-46

5.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ukuran butir dan susunan butir (gradasi).
Tanah yang tertahan saringan No.200.

5.2. Peralatan Dan Bahan :
a. Peralatan
1. Mesin pengguncang saringan (sieve analisis).
2. Saringan (Sieve).
3. Timbangan ketelitian.
4. Talam.
b. Bahan
Contoh tanah

5.3. Prosedur Pelaksanaan :
1. Cara kering (A) :
a. Keringkan benda uji dalam oven, buyarkan bagian tanah yang menggumpal
kemudian ditimbang.
b. Bersihkan masing-masing saringan dan pan yang akan digunakan, kemudian
timbang masin-masing saringan tersebut dan susun sesuai standard yang dipakai.
c. Letakkan susunan saringan tersebut diatas alat pengguncang.
d. Masukkan benda uji kedalam susunan saringan kemudian tutup.
e. Kencangkan penjepit susunan saringan.
f. Hidupkan motor penggerak alat pengguncang selama + 15 menit.
g. Setelah dilakukan pengguncang selama + 15 menit, mesin pengguncang
dimatikan. Biarkan selama 5 menit untuk memberi kesempatan debu-debu agar
mengendap.
h. Timbang masing-masing saringan beserta benda uji yang tertahan didalamnya,
demikian pula dengan pan.
2. Cara Basah :
a. Contoh tanah dari lapangan dikeringkan (dijemur) atau alat pemanas lain dengan
suhu tidak lebih dari 60C, gumpalan-gumpalan tanah ditumbuk dengan palu


22
karet sehingga butiran-butirannya lepas. Sample agar mewakili dapat dilakukan
cara perempat atau dengan alat pemisah (sample spliter).
b. Ambil contoh secukupnya, lalu timbang + 500 gram.
c. Bersihkan masing-masing saringan dan pan yang akan digunakan, kemudian
timbang masing-masing saringan dan susun sesuai standard yang dipakai.
d. Letakkan susunan saringan tesebut pada alat pengguncang masukkan benda uji,
hidupkan motor penggerak + 15 menit dan diamkan selama 5 menit agar
mengendap.
e. Pisahkan contoh tersebut menjadi 2 bagian :
Saringan diatas No.200
Saringan No.200 dan pan
f. Timbang masing-masing saringan di atas No.200 berikut contoh yang tertahan.
g. Ambil saringan No.200 berikut contoh yang tertahan, tumpahkan pada pan,
rendam dan biarkan 24 jam, sehingga butirannya basah dan terpisah.
h. Setelah perendaman, letakkan saringan No.200 di atas pan yang telah diketahui
beratnya, tumpahkan koloidal perendaman kedalam saringan, bilas dengan air
secukupnya, siram dengan botol semprot sambil diaduk dengan jari tangan.
i. Pekerjaan tersebut diulangi sampai contoh yang direndam tercuci seluruhnya.
j. Ambil saringan dan contoh yang tertahan No.200, letakkan secara terbalik di atas
pan yang telah diketahui beratnya, bilas dengan air terutama pada celah-celah
screen dengan teliti.
k. Masukkan pan kedalam oven berikut contoh yang lolos No.200 dan hitung hasil
seluruhnya.
Catatan :
1. Setelah selesai dipakai, segera dibersihkan saringan tersebut dengan menggunakan sikat
yang halus dan ditiup dengan kompresor.
2. Lumasi bagian-bagian yang bergerak secara berkala.
3. Kencangkan semua baut yang kendur. Apabila goncangan terlalu keras dan berisik, putar
sedikit tiang gantungan agar posisinya segaris dengan sentrik. Atur ruang kosong antara
sentrik dan coakan alas pengguncang agar tidak terlalu rapat lalu oleskan pelumas
secukupnya.



23
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

PEMERIKSAAN ANALISA SARINGAN
ASTM D 422-63

KLIEN
PEKERJAAN
LOKASI
No. CONTOH
KEDALAMAN
:
:
: Lab. Mektan Teknik Sipil
:
:
DIKERJAKAN
DIPERIKSA
TANGGAL TEST
KETERANGAN
PARAF
: KELOMPOK VI
:
: 00-07-2010
:
:


Berat Tanah Kering ( 100 gram )
No. Saringan
Uk. Saringan
(ml)
B. Tertahan
(gr)
B. Tertahan
(gr)
Persentase
B. Tertahan % Lolos %
3
2
1,5
1
3/4
1/2
3/8
1/4
No. 4 362
No. 8 471,8
No. 10 343,6
No. 12
No. 16 329 ,1
No. 20
No. 30 296,3
No. 40 421
No. 50
No. 60 293
No. 100 290,55
No. 200 403
Pan 413,1








24

BAB VII
ANALISA HIDROMETER
AASHTO T-87-70 ; ASTM D-422-63

6.1. Tujuan :
Untuk menentukan pembagian ukuran butiran dari tanah yang lewat saringan No. 200.
6.2. Peralatan dan Bahan :
a. Peralatan
1. Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi (5-60 gram/liter) atau untuk
pembacaan berat jenis campuran (0,995 1,038).
2. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1.000 ml, 6,5 cm.
3. Thermometer 0 50C, ketelitian 0,1C.
4. Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi.
5. Saringan No.10; No. 20; No. 40; No. 80; No. 100; dan No. 200.
6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
7. Oven dengan pengatur suhu sampai 110C.
8. Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan 100 ml.
9. Batang pengaduk dari gelas.
10. Stop watch
b. Bahan
Contoh tanah yang lewat saringan No.10

6.3. Prosedur Pelaksanaan :
a. Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No.10 dengan bahan Dispersi
Waterglass. Aduk sampai merata dan biarkan 24 jam.
b. Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam mangkok pengaduk dan
tambahkan air secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanis selama 15 menit.
c. Pindahkan kedalam tabung gelas ukuran dan tambahkan air suling sampai 1.000 ml.
Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan kocok dalam arah horizontal
selama 1 menit.


25
d. Setelah dikocok, tabung diletakkan dan dimasukkan hidrometert dengan hati-hati dan
biarkan terapung bebas, lalu jalankan stopwach. Angka hidrometer dibaca pada
waktu-waktu : 0,5; 1; 2 menit dan dicatat pembacaan-pembacaan itu sampai 0,5
gram/liter yang terdekat atau mendekati 0,001 Berat Jenis.
e. Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer diangkat hati-hati. Kemudian
dicuci dengan air suling dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling dan
masukkan kedalam tabung yang berisi air suling yang bersuhu sama seperti suhu
tabung percobaan.
f. Hidrometer dimasukkan kembali dengan hati-hati kedalam tabung berisi campuran
tadi, dan lakukan pembacaan hidrometer pada saat-saat 5; 15; 30 menit; 1; 4 dan 24
jam. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dan dikembalikan kedalam tabung
air suling. Proses memasukkan dan mengeluarkan hidrometer dilakukan masing-
masing 10 detik.
g. Suhu campuran diukur pada 15 menit pertama dan kemudian pada setiap pembacaan
berikutnya.
h. Sesudah pada pembacaan yang terakhir, campuran dipindahkan kedalam saringan
No.200 dan dicuci sampai air pencucian jernih dan biarkan air yang mengalir
terbuang. Fraksi yang tertinggal di saringan No. 200 dikeringkan dan dilakukan
pemeriksaan dengan cara Pemeriksaan Analisa Saringan.

Kalibrasi Hidrometer Dan Silinder Ukur
1. Volume kepala hidrometer (VH) ditentukan dengan menimbang hidrometer sampai 0,1
gram yang terdekat. Berat ini dicatat sebagai volume dalam ml dari kepala hidrometer.
2. Luas penampang silinder 1.000 ml ditentukan dengan mengukur jarak antara 2 garis
pembagi skala (misalnya 1.000 900 ml). Volume dalam ml antara kedua garis pembagi
skala dengan jarak yang diukur untuk mendapatkan luas penampang (A).
3. Jarak He diukur dari tanda kalibrasi yang terendah dari tangkai hidrometer ke tiap tanda
kalibrasi utama lainnya (Rh).
4. Jarak R diukur dari leher kepala sampai tanda kalibrasi yang terdekat.
5. HL = H + r dihitung untuk masing-masing tanda kalibrasi Rh.
6. Tinggi kepala diukur dari leher sampai dasar kepala. Karena kepalanya simetris, catat
jarak : H = 2 x jarak dari leher sampai ke pusat volume.


26
Hr = HL + 0,5 (h -
A
Vh
)

Dimana :
Hl = jarak dari pembacaan Rh ke leher hidrometer (lihat nomogram); cm.
He = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala; cm.
Vh = volume kepala hidrometer; ml.
A = luas penampang silinder ukur; cm
2
, yang didapat dengan membagi volume
silinder (1.000 cc) dengan jarak antara tanda 0 sampai 1.000.

Perhitungan pada tiap kolom dalam tabel hidrometer :
1. Waktu pembacaan
2. Hasil pembacaan pada alat ukur hydrometer berdasarkan waktu pada kolom 1
3. Hasil pembacaan alat ukur hidrometer pada gelas air suling (faktor koreksi).
4. Suhu larutan dalam gelas ukur.
5. Kolom (2 3)
6.
sample Berat
A x 5 kolom
x 100
7. Dari table berdasarkan kolom 5
8. Ukuran butiran (D) = kolom 9 x k
9. = ( t He / ) x k
10. ((Kolom 6 x Sar. No 200) / x 100












27
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

ANALISIS HIDROMETER

KLIEN
PEKERJAAN
LOKASI
No. CONTOH
KEDALAMAN
:
:
: Bukit Rawi
:
DIKERJAKAN
DIPERIKSA
TANGGAL TEST
KETERANGAN
PARAF
: KELOMPOK VI
:
:
:

Berat Contoh Kering
Berat Jenis (Gs)
SV (% Lolos saringan No.200
: 50 Gram
: 2,65
: 31,15 %
Faktor Koreksi A
Harga K
: 1,000
: 0,01288

Waktu
(menit)
Rh
Faktor
Koreksi
Temperatur
C
Rhc
N
(%)
He
(cm)
D
(mm)
He/t
N
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
10 23
9
1 9
2 9
5 9
15 8
30 8
60 8
1440 2








28
Hubungan Antara Rh terhadap Zr (He)

Diameter : 63,50 cm
Vh : 54,62 gram
h : 13,16 cm
A : 31,57 cm
2


Rh Zr Rh Zr Rh Zr Rh Zr Rh Zr
50,0
49,5
49,0
48,5
48,0
47,5
47,0
46,5
46,0
45,5
45,0
44,5
44,0
43,5
43,0
42,5
42,0
41,5
41,0
40,5
40,0
7,8649
7,9149
8,0149
8,0849
8,1349
8,2249
8,3149
8,3949
8,4649
8,5349
8,0049
8,7149
8,8049
8,8649
8,9449
9,0149
9,1049
9,1749
9,2649
9,3349
9,4149
39,5
39,0
38,5
38,0
37,5
37,0
36,5
36,0
35,5
35,0
34,5
34,0
33,5
33,0
32,5
32,0
31,5
31,0
30,5
30,0
29,5
9,5049
9,5649
9,6349
9,7149
9,8949
9,8849
10,0800
10,1150
10,1950
10,2950
10,3250
10,4150
10,4950
10,5750
10,6450
10,7650
10,8150
10,9050
10,9750
10,0650
11,1250
29,0
28,5
28,0
27,5
27,0
26,5
26,0
25,5
25,0
24,5
24,0
23,5
23,0
22,5
22,0
21,5
21,0
20,5
20,0
19,5
19,0
11,2150
11,3050
11,3850
11,4650
11,5350
11,6150
11,7050
11,7950
11,8650
11,9250
12,0150
12,1050
12,1950
12,2850
12,3250
12,4250
12,5150
12,6050
12,8950
12,7750
12,8550
18,5
18,0
17,5
17,0
16,5
16,0
15,5
15,0
14,5
14,0
13,5
13,0
12,5
12,0
11,5
11,0
10,5
10,0
9,5
9,0
8,5
12,9250
13,0150
13,1250
13,2150
13,3050
13,3750
13,4750
13,5250
13,6150
13,7050
13,7750
13,8550
13,9250
14,0150
14,1050
14,1950
14,2550
14,3250
14,4250
14,5150
14,6050
8,0
7,5
7,0
6,5
6,0
5,5
5,0
4,5
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
1,5
1,0
0,0
-0,5
14,6850
14,8050
14,8650












16,0750
15,9650









29
TABELPERHITUNGAN:
Hubungan antara Gs terhadap A

Gs 2,900 2,890 2,890 2,870 2,860 2,850 2,840 2,830 2,820 2,810 2,000
A 0,950 0,952 0,954 0,956 0,958 0,950 0,962 0,964 0,968 0,968 0,970




Gs 2,150 2,100 2,060 2,000 1,950 1,900 1,850
A 1,110 1,230 1,130 1,140 1,150 1,160 1,170














Gs 2,7902,680 2,680 2,670 2,060 2,750 2,740 2,730 2,720 2,710 2,700 2,090
A 0,972 0,974 0,976 0,978 0,980 0,982 0,984 0,986 0,988 0,990 0,992
Gs 2,680 2,670 2,060 2,650 2,640 2,630 2,620 2,610 2,609 2,690 2,580
A 0,994 0,996 0,998 1,000 1,002 1,004 1,006 1,008 1,010 1,012 1,014
Gs 2,570 2,560 2,550 2,540 2,530 2,520 2,510 2,500 2,490 2,400 2,470
A 1,016 1,018 1,020 1,022 1,024 1,026 1,028 1,030 1,032 1,034 1,036
Gs 2,460 2,450 2,440 2,430 2,420 2,410 2,400 2,390 2,380 2,370 2,360
A 1,048 1,048 1,060 1,052 1,054 1,056 1,058 1,060 1,032 1,034 1,006


30
TABEL
Hubungan Antara Gs Dengan Temperatur Untuk Memperoleh Harga K


Temperatur
Beras Jenis
(Gs)
2,45 2,50 2,55 2,60 2,65 2,70 2,75 2,80
16 0,01510 0,01505 0,01481 0,01457 0,01435 0,01414 0,01394 0,01374
17 0,01511 0,01486 0,01462 0,01439 0,01417 0,01396 0,1376 0,01356
18 0,01149 0,01457 0,01443 0,01421 0,01399 0,01378 0,01359 0,01339
19 0,01474 0,01449 0,01425 0,01403 0,01382 0,01361 0,01342 0,01323
20 0,01456 0,01431 0,01408 0,01386 0,01365 0,01344 0,01325 0,01307
21 0,01438 0,01414 0,01391 0,01369 0,01348 0,01328 0,01309 0,01291
22 0,01421 0,01397 0,01374 0,01353 0,01332 0,01312 0,01294 0,01276
23 0,01404 0,01381 0,01358 0,01337 0,01317 0,01297 0,01279 0,01281
24 0,01388 0,01365 0,01342 0,01321 0,01301 0,01282 0,01264 0,01248
25 0,01372 0,01349 0,01327 0,01306 0,01286 0,01267 0,01249 0,01232
26 0,01357 0,01334 0,01312 0,01291 0,01272 0,01253 0,01235 0,01218
27 0,01342 0,01319 0,01297 0,01277 0,01258 0,01239 0,01221 0,01204
28 0,01327 0,01304 0,01283 0,01264 0,01244 0,01225 0,01208 0,01191
29 0,01312 0,01290 0,01259 0,01249 0,01230 0,01212 0,01195 0,01179
30 0,01298 0,01276 0,01255 0,01236 0,01217 0,01199 0,01182 0,01169







BAB VIII


31
PEMERIKSAAN PEMADATAN LABORATORIUM
AASHTO T-99-74 & T-180-74 ; PB-0111-76 & 0112-76


7.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah. Dapat disebut juga proctor test dan dapat dilakukan secara standard maupun
modified.
7.2. Peralatan dan Bahan :
a. Peralatan
1. Mold pemadatan 4
2. Mold pemadatan 6
3. Palu pemadatan standard
4. Palu pemadatan modified
5. Extruder mold
6. Pisau pemotong
7. Palu karet
8. Kantong plastik
9. Sendok
10. Cawan
11. Pan
12. Glas ukur 1.000 ml
13. Alat pengeluar contoh
14. Timbangan
b. Bahan
Contoh tanah
7.3. Persiapan Benda Uji
a. Siapkan sample tanah yang sudah dijemur lalu hancurkan gumpalan-gumpalannya
dengan menggunakan palu karet agar butiran aslinya tidak pecah.
b. Tentukan kadar mula air tanah tersebut dengan menggunakan alat speddy.
c. Pisahkan 6 buah sample tanah masing-masing seberat 2,5 kg (untuk mold 4) atau
5 kg (untuk mold 6) lalu masukkan kedalam kantong plastik.


32
d. Ambil salah satu sample tadi kemudian buatlah kadar air optimum perkirakan
dengan cara sebagai berikut :
Semprot dengan air sedikit demi sedikit sambil diaduk-aduk dengan tangan sampai
merata. Penambahan dilakukan sampai didapat campuran tanah yang bila dikepalkan
dengan tanah dan dibuka, tidak hancur dan tidak lengket ditangan. Setelah didapat
campuran seperti ini, catat jumlah air yang ditambahkan tadi kemudian tentukan
kadar air yang ditambahkan tadi kemudian tentukan kadar airnya secara perhitungan
sebagai berikut :
Di = C
A
100 B
+ B ............................................................................................. (6.1)
e. Untuk menghitung penambahan air yang diperlukan untuk membuat sample tanah
dengan kadar air yang sudah ditentukan (bervariasi) tersebut dengan rumus :
D = C
B 100
B - Di

x A ............................................................................................. (6.2)
Dimana :
Di = Kadar air (%)
C = Penambahan air (cc)
B = Kadar air mula (%)
A = Berat tanah (gr)
f. Isikan data tersebut pada formulir kolom tengah, kemudian isi kolom-kolom samping
kiri dan kanan dengan penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai
berikut :
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira dibawah optimum
- 3 contoh dengan kadar air kira-kira diatas optimum
Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing 3 % dan 6 % diatas dan dibawah
kadar air optimum perkiraan.
Masing-masing benda uji di simpan dalam kantong plastik dan disimpan selama 12
24 jam atau sampai kadar airnya merata.






33
7.4. Prosedur Percobaan :
1. Cara Standard Proctor :
a. Timbang mold standard berikut alasnya dengan ketelitian 1 gram. Beri tanda mold
tersebut dengan spidol agar tidak tertukar. Untuk cara standard proctor bisa
menggunakan mold berdiameter 4 atau 6. Kemudian ukur Diameter (d) dan
tinggi (t) dan tentukan isi mold dengan rumus : d
2
t.
b. Pasang collar (leher sambung) lalu kencangkan mur penjepitnya. Tempatkan pada
tumpuan yang kokoh.
c. Ambil salah satu sample tanah dari dalam kantong plastik yang telah dipersiapkan
kemudian diisikan kedalam mold kurang lebih sampai setengah tinggi. Tumbuk
dengan palu pemadatan standard 5,5 lb sebanyak 25 kali tumbukan (untuk mold
4) dan 56 x tumbukan (untuk mold 6) secara merata sehingga setelah
memadat, tanah tersebut mengisi kurang lebih 1/3 tinggi mold.
d. Lakukan hal yang sama untuk lapisan kedua dan ketiga sehingga lapisan terakhir
mengisi sebagian collar (berada sedikit lebih tinggi dari pada mold).
e. Lepaskan coller dan ratakan kelebihan tanah pada mold dengan menggunakan
pisau pemotong.
f. Isikan rongga-rongga yang berbentuk dengan tanah sisa-sisa pemotongan tadi
sehingga didapatkan permukaan tanah yang rata dan bersihkan sisa-sisa tanah
dengan kuas.
g. Timbang mold berikut alas dan tanah yang berada didalamnya dengan ketelitian 1
gram.
h. Keluarkan sample tanah yang telah dipadatkan dari dalam mold dengan
menggunakan extruder mold lalu ambil 2 3 buah sample dibagian intinya untuk
pemeriksaan untuk kadar air.
i. Ulangi prosedur c sampai dengan h untuk sample tanah yang lain. Isikan data-data
tersebut pada formulir sehingga di dapatkan 6 buah data pemadatan.







34
2. Cara Modified Proctor :
a. Untuk cara modified proctor, bisa juga menggunakan mold berdiameter 4 atau 6
dan palu pemadatan seberat 10 lb.
b. Jumlah lapisan permold adalah 5 lapis. Jumlah tumbukan perlapisan untuk mold
berdiameter 6 adalah 56 x tumbukan.
c. Prosedur perobaan sama dengan pemadatan standard.
7.5. Perhitungan
Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan.
Kemudian gambar sebuah kurva yang halus yang paling mendekati dengan titik-titik
yang digambarkan dan tentukan berat isi kering maksimum (d max) dari kurva tersebut
dengan ketelitian 0,01 gram/cm
3
.
Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maksimum ini adalah kadar air optimum
yang harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %. Setelah diketahui wopt dan jdmax
gambarkan Zero Air Void Content (ZAVC), yang bisa dihitung dengan rumus :
ZAV =
(1/Gs) 100) / (w%
W .
...................................................................................... (6.3)
Dimana :
Gs : berat jenis tanah
W : berat isi air
W : kadar air
d max tidak mungkin melebihi batas ZAVC, sehingga hal ini diperlukan sebagai
pengontrol.

Catatan :
1. Bersihkan dan keringkan mold dan palu yang telah selesai dipakai untuk mencegah karat.
2. Kencangkan mur penutup palu pemadatan sebelum dipakai supaya tinggi jatuhnya benar-
benar standard dan dratnya tidak aus.







35
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNPAR

KEPADATAN LABORATORIUM

LOKASI
PEKERJAAN
SAMPLE

: Lab. Mektan Teknik Sipil
:
: Ex. Tanah Bukit Rawi

TANGGAL TEST MULAI
DIKERJAKAN OLEH
DIPERIKSA OLEH
:
: KELOMPOK VI
:
METODE
Kedalaman Contoh
Kadar Air Asli
Berat Jenis
Berat Isi Kering d Max.
Kadar Air Optimum
:
:
:
:
:
:

Cm
%

gr/cc
%

Volume Cetakan (cc)
Berat Penumbuk (gr)
Tinggi Jatuh Penumbuk (cm)
Jumlah Pukulan Per Lapis
Jumlah Lapisan
:
:
:
: 25
: 3
:
Penambahan Air (cc) 600 650 700 750 800
Berat Cetakan + Tanah
Basah (gr)
5715 5700 5758 5738 5724
Berat Cetakan (gr) 4037 4037 4037 4037 4037
Berat Tanah Basah (gr)
Isi Cetakan (cc)
Kepadatan (gr/cc)
Kepadatan Kering (gr/cc)
Berat Cawan + Tanah
Basah (gr)
41 35,37 25,24 31,4 38,18 4`1,95 32,45 40,93 39,1 42,38
Berat Cawan + Tanah
Kering (gr)

Berat Air (gr)
Berat Cawan (gr) 13,8 13,83 9,75 13,96 14,71 14,84 8,9 6,55 14,18 14,05
Berat Tanah Kering (gr)
Kadar Air (%)
ZAV




36


k
e
p
a
d
a
t
a
n

K
e
r
i
n
g

(
g
r
/
c
c
)

Grafik Pemadatan
0
Kadar Air (w) %


17

Anda mungkin juga menyukai