Laporan Mektan
Laporan Mektan
Laporan Mektan
1.1. Maksud
Maksud percobaan ini adalah memeriksa kadar air suatu contoh tanah.
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang dikandung tanah
dengan berat kering tamah, yang dinyatakan dalam persen.
1.2. Peralatan :
1. Oven dengan suhu dapat diatur konstan pada 105o-110oC
2. Timbangan yang mempunyai ketelitian sekurang-kurangnya :
a. 0,01 gram untuk berat minimum 10 gram,
b. 0,10 gram untuk berat minimum 100 gram,
c. 1,00 gram untuk berat minimum 1000 gram.
3. Desikator (Pendingin)
4. Cawan Timbang tertutup dari gelas atau logam tahan karat.
[1]
1. Bersihkan dan keringkan cawan timbang, kemudian timbang dan catat
beratnya (W1).
2. Masukkan contoh tanah (basah) kedalam cawan timbang, kemudian
bersama tutupnya ditimbang (W2).
3. Dalam keadaan terbuka, cawan bersama tanah dimasukkan ke dalam
oven (105o 110o C) selama 16 24 jam. Tutup cawan disertakan dan
jangan sampai tertukar dengan cawan lain.
4. Cawan dengan tanah kering diambil dari oven, didinginkan dalam
distikator. Setelah dingin cawan ditutup.
5. Cawan tertutup bersama tanah kering ditimbang (W3).
1.5. Hitungan :
berat air
Kadar air W = berat tanahkering x 100%
W 2W 3
W= W 3W 1 x 100% (dua angka dibelakang koma)
Persamaan 1.1
Catatan :
1. a. Bila diragukan bahwa setelah 24 jam tanah mungkin belum kering,
pengeringan dalam oven dilanjutkan beberapa jam dan pada penimbangan 2
kali yang berurutan harus beratnya tidak berkurang lagi (maximum selisih
0,1%).
b. Untuk tanah yang mudah terbakar termasuk tanah yang mengandung bahan
organik atau mengandung gips. Gunakan temperatur oven sekitar 60o 80o.
waktu pengeringan akan lebih dari 24 jam dan digunakan cara tersebut pada
1.a.
2. Pemeriksaan kadar air tanah, selain dilakukan pada tanah asli juga merupakan
pelengkap dari percobaan-percobaan lain seperti percobaan pemadatan, batas-
batas atterberg, konsolidasi dan lain sebagainya,
[2]
3. Pemeriksaan kadar air sebaiknya dilakukan secara double, yaitu digunakan dua
benda uji dengan dua cawan, yang hasilnya harus hamper sama, yang
kemudian harganya dirata-ratakan. Jika selisih harga kedua percobaan terlalu
berbeda harus diulangi.
4. Berikan kesimpulan dan hasil pengujian.
[3]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
ASTM D 2216 71
Nomor Cawan I II
[4]
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh hasil kadar air 22,96 %. Berdasarkan kadar air ini
tanah berbentuk padat. Tanah berbutir halus khususya tanah lempung, akan banyak
dipengaruhi oleh air, sehingga partikel air dengan mineral-mineral lempung salng terikat
satu sama lain.
BAB II
[5]
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME
2.1. Maksud
Maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui berat isi, isi pori, derajat
kejenuhan suatu sampel tanah.
2.2. Peralatan :
1. Ring berat isi
2. Jangka Sorong
3. Oven
4. Desicator
[6]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
ASTM D 2216 71
Sampel Ke I
Berat cawan (gr) 10
Berat cawan + tanah basah (gr) 136,5
Berat tanah basah (gr) 126,5
Volume tanah basah (cc) 80,7
Berat cawan + tanah kering (gr) 113,3
Berat volume tanah basah 1,5
( t) (gr/cc)
Berat volume tanah kering 1,2
( d ) (gr/cc)
Berat air (gr) 25,94
Kadar air (%) 22,35
Berat jenis (Gs) - 2,48
Angka Pori (e) - 0,9
Derajat kejenuhan (S) (%) 8,03
Porositas (n) (%) 48,3
[7]
BAB III
PEMERIKSAAN BERAT JENIS (SPECIFIK GRAVITY)
AASHTO T-100-82 ; ASTM D-854-71
3.1 Tujuan :
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan no. 4 dengan piknometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butiran tanah dengan berat air suling
dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
3.2 Peralatan :
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan
kapasitas minimum 50 ml.
2. Desikator.
3. Open yang suhunya dapat di atur.konstan (110 5)
4. Botol berisi air suling.
5. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
6. Pompa hampa udara (vacuum, 1-1 PK) atau tungku listrik (hotplate)
7. Thermometer No. 4, No. 10, No. 40 dan penandahnya.
3.3 Bahan :
Benda uji harus disiapkan sebagai berikut :
a. Saring bahan yang akan di periksa dengan saringan No.4 dan penadah.
Untuk pemeriksaan barat jenis yang akan di pakai sebagai pembanbtu
untuk pemeriksaan analisa hidrometer, maka contoh harus dipilih yang
melalui saringan No. 10 atau No. 40.
[8]
b. Keringkan benda uji pada temperatur 105-110C dan dinginkan dalam
disikator.
c. Pecahkan gumpalan gumpalan tanah dengan di garus dalam mortar
dengan pestel (penumbuk/penggerus) dengan kepala terbungkus
karet/palu karet,sehingga butir-butir tidak rusak.
3.4 Pelaksanaan Pemeriksaan:
a. Cuci piknometer gengan air suling dan keringkan, timbang piknometer
kosong dan tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1).
b. Masukan benda uji (contoh tanah kering ) ke dalam piknometer dan
timbangan bersama tutupnya (W2).
c. tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga . Untuk
bahaan yang mengandung lempung, diamkan benda uji terendam selama
paling sedikit 24 jam.
d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan
miringkan botol piknometer sekali-sekali, tambahkan air secukupnya
untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.
e. Didalam hal menggunakan pompa vakum, tekanan udara didalam
piknometer atau botol ukur tidak boleh dibawah 110 mm Hg. Kemudian
isilah piknometer dengan air suling dan biarkan piknometer beserta
isinya untuk mencapai suhu konstan didalam bejana air atau dalam
kamar.Sebuah suhu konstan,air suling seperlunya sampai tanda batas
atau sampai penuh. Tutuplah piknometer,keringkan bagian luarnya dan
timbangan (W3). Ukur suhu dari piknometer dengan ketelitian 1C.
f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai
berikut. Kosongkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air
suling yang suhunya sama, dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya.
Keringkan bagian luasnya dan timbang dan dikoreksi terhadap suhu
(W4).
3.5 Perhitungan :
1. Hitunglah berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini :
[9]
W 2 W 1
Gs = (W 4 W 1) (W 3 W 2) ..Persamaan 3.1
Dimana :
W1 : berat piknometer (gram)
W2 : berat piknometer dengan bahan kering ( gram )
W3 : berat piknometer, bahan dan air ( gram )
W4 : berat piknometer dan air ( gram )
Apabila hasil pemeriksaan berbeda lebih dari 0,3 pemeriksaan harus
diulang.
2. Ambil harga rata rata kedua pemeriksaan tersebut.
Catatan :
a. Kalibrasi Piknometer:
1. Piknometer dibersikan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W 1).
Piknometer diisi air suling, dan dimasukan kedalam bejana air pada suhu
25C, sesudah isi piknometer mencapai suhu 25C tutupnya dipasang.
Bagiaan luar piknometer dikeringkan dan piknometer beserta isinya
ditimbang (W25).
2. Dari nilai W25 yang ditentukan pada suhu 25C susunlah table harga W 4
untuk suatu urutan suhu kira kira antara 18C sapai 31C.
Harga W4 dihitung sebagai berikut :
W4 = W25 x K
Dimana :
W4 : berat piknometer dan air yang telah dikoreksi.
W25 : berat piknometer dan air pada suhu 25C.
K : faktor koreksi (daftar no.1 ).
3. Faktor koreksi : K
Suhu :T
Daftar No.1
T18 19 20 21 22 23 24
[10]
K1.0016 1.0014 1.0012 1.00010 1.0001 1.0005 1.0003
T25 26 27 28 29 30 31
[11]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
ASTM D 854 58
Nomor Piknometer I
Berat Piknometer Kosong + Tutup (W1) (gr) 165,7
Berat Piknometer + Tutup + Tanah Kering (W2) (gr) 266
Berat Piknometer + Tutup + Tanah + Air (W3) (gr) 721,2
Berat Piknometer + Tutup + Air pada TC (W4) (gr) 661,3
Suhu C 25
A = Berat tanah (Wt = W2 W1) 100,3
B = (W3 W4) 59,9
C = (A B) 40,4
[12]
Berat Jenis Tanah (Gs = A : C) 2,4
BAB IV
4.1.1. Tujuan :
4.1.2. Peralatan :
[13]
6. Spatula/spatel
7. Galas ukur 200 ml
8. Thin box/cawan
9. Saringan no. 40
10. Air distilasi dalam botol (wast bottle)
11. Alat-alat pemeriksaan kadar air (lihat percobaan no.01)
B. Pelaksanaan Pemeriksaan
[14]
a. Pemeriksa alat Casagrande yang akan digunakan, bahwa alat
keadaan dan dapat bekerja dengan baik, baut-baut tidak longgar,
sumbu mangkok tidak terlalu aus pada bagian alurnya. Juga periksa
alat pembalurnya mempunyai ukuran-ukuran yang benar.
b. Periksa apabila pegangan diputar, mangkok akan terangkat setinggi
1cm. Gunakan alat pembalur (alat pembuat alur) sebagai pegukur.
Bila tidak benar perbaiki setelannya.
c. Taruhlah contoh tanah (sebanyak + 100 gram) dalam mangkok
porselin, campur rata dengan air destilasi sebanyak kira-kira 15 cc-
20 cc. Aduk, tekan-tekan dan tusuk-tusuk dengan spatel. Bila perlu
tambah air secara bertahap, tambah sekitar 1 cc 3 cc, aduk, tekan
dan tusuk-tusuk dan tambah air lagi, dan seterusnya sehingga
diperoleh adukan yang benar-benar merata.
d. Apabila adukan ini telah merata, dan kebasahannya telah
menghasilkan sekitar 30 40 pukulan pada percobaan awal,
taruhlah sebagian adukan tanah tersebut dalam mangkok
casagrande. Gunakan spatel/spatula, sebar dan tekan dengan baik,
sehingga tidak terperangkap gelembung udara dalam tanah. Ratakan
permukaan tanah dan buat mendatar dengan ujung terdepan tepat
pada ujung tanah terbawah mangkok. Dengan demikian tebal tanah
sebagian tedalam akan terdapat 1 cm. Jika ada kelebihan,
kembalikan kelebihan tersebut kemangkok porselin.
e. Dengan alat pembarut, buatlah alur lurus pada garis tengah
mangkok searah dengan sumbu alat, sehinngga tanah terpisah
menjadi dua bagian secara simetris. Bentuk alur harus baik dan
tajam dengan ukuran sesuai dengan alat pembarut. Untuk
menghindari terjadinya alur yang tidak baik atau gesernya tanah
dalam mangkok, barutlah gerakan maju dan mundur beberapa kali
dengan setiap kali sedikit lebih dalam.
f. 1. Segera gerakan pemutar, sehingga mangkok terangkat dan
jatuh pada alasnya dengan kecepatannya 2 putaran perdetik,
[15]
sampai kedua tanah bertemu sepanjang kira-kira 12,7 mm.
Catatlah jumlah pukulan yang diperlukan tersebut.
2. Pada percobaan tersebut, jumlah pukulan yang diperlukan harus
antara 30 dan 40 kali. Bila ternyata lebih dari 40 kali, berarti
tanah kurang basah dan kembalikan tanah dari mangkok
casagrande ke cawa porselin,tambahkan sedikit demi sedikit air
dan aduklah seperti tadi sampai merata.
[16]
Batas cair tanah adalah kadar air yang diperoleh pada perpotongan
garis penghubung tersebut dengan garis vertikal 25 pukulan. Batas
cair dilaporkan sebagai bilangan bulat yang terdekat. Catatlah pada
formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli
atau kering udara, kering oven, disaring atau tidak.
4.2.1. Tujuan :
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada
keadaan plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu
tanah masih dalam keadaan plastis.
[17]
1. Air suling
2. Contoh tanah pada kadar air asli + 20 gram
Catatan :
[18]
1. Alat-alat yang dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering.
2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk
pemeriksaan batas cair dan batas plastis dapat dilakukan sekaligus, setelah
pengadukan merata, pisahkan 20 gram benda uji untuk pemeriksaan batas
plastis.
3. Indeks Plastis (PI) adalah selisih batas cair dan batas plastis (Indeks Plastis =
Liquid Limit Plastis Limit).
4. Tentukan klasifikasi tanah dari hasil pengujian ini, dan buatkan kesimpulan.
4.3.1. Tujuan :
a. Peralatan
1. Prong Plate
2. Monel dish
3. Cristalizing dish
4. Cawan petry
5. Mercury
6. Porselin dish
7. Neraca ketelitian 0,01 gram
8. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 + 5) C
b. Bahan
1. Air suling
2. Contoh tanah
[19]
air yang dibutuhkan agar tanah mudah diaduk kira-kira sedikit lebih
tinggi daripada kadar air batas cair.
c. Oleskan sedikit vaseline/grease pada monel dish untuk mencegah
lekatan tanah.
d. Isi 1/3 bagian monel dish dengan pasta tanah yang telah dipersiapkan
lalu pinggir monel dish diketuk-ketuk ringan sehingga pasta tanah
mengalir kesamping dan memadat. Lakukan hal sama untuk lapisan
berikutnya sehingga pasta tanah mengisi monel dish sampai penuh dan
padat dan tidak ada gelembung-gelembung udara yang terperangkap.
e. Tanah yang berlebihan dipotong dengan pisau pemotong.
f. Bersihkan luar monel dish kemudian di timbang (A)
g. Diamkan monel dish yang berisi tanah tersebut diudara terbuka
sehingga terjadi penguapan lalu masukkan kedalam oven selama 24 jam
pada 110C
h. Setelah kering masukkan kedalam decicator agar cepat dingin kemudian
ditimbang (B).
i. Timbang monel dish kosong yang telah dibersihkan (C).
4.3.3. Perhitungan :
a. Ukur volume monel dish :
- Isi monel dish dengan air raksa sampai meluap kemudian tekan plat
kaca diatasnya dengan kuat sehingga kelebihan air raksa akan keluar.
- Timbang monel dish berikut air raksa (D)
Berat air raksa
BJ air raksa
Volume = ...........................(4.1)
dimana :
[20]
b. Ukur volume tanah kering :
- Tempatkan cristalizing dish pada cawan petry besar.
- Isi cristalizing dish dengan air raksa sampai meluap.
- Letakkan prong plate diatas cristalizing dish lalu ditekan sehingga
kelebihan air raksa akan keluar dan ditampung dalam cawan petri
besar.
- Angkat cristalizing dish dari dalam cawan petri besar kemudian air
raksa dalam cawan petri tersebut dipindahkan kedalam botol
penyimpanan.
- Bersihkan cawan petri dari air raksa yang tersisa lalu ditimbang.
- Letakkan kembali cristalizing dish ke dalam cawan petri kemudian
sampel tanah yang sudah kering diletakkan diatas.
- Tekan sampel tanah tersebut dengan menggunakan prong plate
sampai tenggelam. Jangan sampai ada udara yang tersekap dibawah
prong plate.
- Timbang cawan petri yang berisi tumpahan air raksa tersebut.
- Hitung volume air raksa yang tumpah. Volume ini sama dengan
volume tanah kering.
Catatan :
[21]
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
BATAS
BATAS CAIR PLASTIS
(Liquid Limit) (Plastic
Limit)
Banyak Pukulan 15 kali 28 kali 38 kali I II
Berat Cawan (gr) 9,3 10,7 9,2 9,6 9,6
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 56,2 29,1 53,5 31,7 31,5
[22]
BATAS SUSUT
DATA
(Shrinkage Limit)
Berat Cawan (gr) 10
Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 134,2
Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 89,3
Berat Tanah
BeratBasah
Cawan (gr)
+ Tanah Kering(gr) 40 124,2
22,6 42,4 26,7 26,8
Berat Tanah
Berat Air (gr)(Wo) (gr)
Kering 16,2 104,26,5 7,9 5 4,7
Berat Air (gr)Tanah Kering (gr)
Berat 30,7 44,9
11,9 33,2 17,1 17,2
Isi Tanah Basah
Kadar Air(V)(%) 52,76 80,73
54,62 23,79 29,23 27,32
Isi Tanah Kering (Vo) air (%)
Rata-rata kadar 11,97
43,72 28,32
Kadar Air (%) 56,62
V Vo
SL = w- Wo x 100
LL PL PI = LL - PL SL Catatan
40,50 16,66 23,84 2,024 -
[23]