Laporan Praktikum Kalorimeter Widhya
Laporan Praktikum Kalorimeter Widhya
Laporan Praktikum Kalorimeter Widhya
FISIKA DASAR
Kalorimeter
Disusun oleh :
Nama
NPM
: 240110120020
Kelompok/Shift
: 6/A1
Waktu
: 08.00 - 10.00
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
maka
akan timbul
listrik
yang
2.1 Kalorimeter
kalorimeter.
Dengan
menggunakan hukum Hess, kalor reaksi suatu reaksi kimia dapat ditentukan
berdasarkan data perubahan entalpi pembentukan standar, energi ikatan dan secara
eksperimen. Proses dalam kalorimeter berlangsung secara adiabatik, yaitu tidak
ada energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter. (Petrucci,1987).
Kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu kalorimeter sebesar 1 0C pada air
dengan massa 1 gram disebut tetapan kalorimetri (Petrucci,1987). Dalam proses
ini berlaku azas Black yaitu:
q lepas = q terima
q air panas = q air dingin + q kalorimeter
m1 c (Tp Tc) = m2 c (Tc Td) + C(Tc Td)
keterangan:
m1 = massa air panasm2 = massa air dingin
c = kalor jenis air
C = kapasitas kalorimeter
Tp = suhu air panas
Tc = suhu air campuran
Td = suhu air dingin
Sedang hubungan kuantitatif antara kalor dan bentuk lain energi disebut
termodinamika. Termodinamika dapat didefinisikan sebagai cabang kimia yang
menangani hubungan kalor, kerja, dan bentuk lain energi dengan kesetimbangan
dalam reaksi kimia dan dalam perubahan keadaan (Keenan, 1980).
Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam
suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan
jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem (Petrucci, 1987).Hukum kedua
termodinamika yaitu membahas tentang reaksi spontan dan tidak spontan. Proses
spontan yaitu reaksi yang berlangsung tanpa pengaruh luar. Sedangakan reaksi
tidak spontan tidak terjadi tanpa bantuan luar.
Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa entropi dari kristal
sempurna murni pada suhu nol mutlak ialah nol. Kristal sempurna murni pada
suhu nol mutlak menunjukkan keteraturan tertinggi yang dimungkinkan dalam
sistem termodinamika. Jika suhu ditingkatkan sedikit diatas 0 0K, entropi
meningkat. Entropi mutlak selalu mempunyai nilai positif (Petrucci, 1987).
Kalor reaksi dapat diperoleh dari hubungan massa zat (m), kalor jenis zat
(c) dan perubahan suhu (T), yang dinyatakan dengan persamaan berikut :
q = m . c . T (Petrucci, 1987).
Keterangan :
q = jumlah kalor (Joule)
m = massa zat (gram)
t = perubahan suhu (takhir - tawal)
c = kalor jenis
2.2 Kalorimetri
Kalorimetri adalah ilmu dalam pengukuran panas dari reaksi kimia atau
perubahan fisik. Kalorimetri termasuk penggunaan kalorimeter. Kata kalorimetri
berasal dari bahasa Latin yaitu calor, yang berarti panas. Kalorimetri tidak
langsung (indirect calorimetry) menghitung panas pada makhluk hidup yang
memproduksi karbondioksida dan buangan nitrogen (ammonia, untuk organisme
perairan, urea, untuk organisme darat) atau konsumsi oksigen. Lavosier (1780)
mengatakan bahwa produksi panas dapat diperkirakan dari konsumsi oksigen
dengan menggunakan regresi acak. Hal itu membenarkan teori energi dinamik.
Pengeluaran panas oleh makhluk hidup juga dapat dihitung oleh perhitungan
kalorimetri langsung (direct calorymetry), dimana makhluk hidup ditempatkan
didalam kalorimeter untuk dilakukan pengukuran. Jika benda atau sistem diisolasi
dari alam, maka temperatur harus tetap konstan. Jika energi masuk atau keluar,
temperatur akan berubah. Energi akan berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya yang disebut dengan panas dan kalorimetri mengukur perubahan suhu
tersebut, bersamaan dengan kapasitas panasnya, untuk menghitung perpindahan
panas.
Kalorimetri adalah pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk
selama proses kimia. Kalorimeter adalah alat untuk mengukur panas dari reaksi
yang dikeluarkan. Berikut adalah gambar kalorimeter yang kompleks dan yang
sederhana. Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai
contoh, jika energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam
air akan mengukur jumlah panas yang ditambahkan. Kalorimeter digunakan untuk
menghitung energi dari makanan dengan membakar makanan dalam atmosfer dan
mengukur jumlah energi yang meningkat dalam suhu kalorimeter. Bahan yang
masuk kedalam kalorimetri digambarkan sebagai volume air, sumber panas yang
dicirikan sebagai massa air dan wadah atau kalorimeter dengan massanya dan
panas spesifik. Keseimbangan panas diasumsikan setelah percobaan perubahan
suhu digunakan untuk menghitung energi tercapai.
2.3 Jenis-Jenis Kalorimeter
Beberapa jenis kalorimeter :
1) Kalorimeter Bom
Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor
dari reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi
dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan
wadah yang kedap panas.
qkalorimeter = Ckalorimeter x DT
dengan :
Ckalorimeter = kapasitas kalor kalorimeter (J/oC) atau (J/K)
DT = perubahan suhu (oC atau K)
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter sangat kecil; maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.
qreaksi = qlarutan
qlarutan = m x c x DT
dengan :
m = massa larutan dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J/g.oC) atau (J/g. K)
DT = perubahan suhu (oC atau K)
Pada kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekanan tetap (DP = nol)
sehingga perubahan kalor yang terjadi dalam sistem = perubahan entalpinya.
DH = qp
BAB III
METODOLOGI
3.
5.
6.
4.
menit, isikan
7.
8.
9.
10.
11.
sumber tegangan DC
Gantilah air di dalam calorimeter dan ulangi percobaan di atas dengan
besar arus 0,5 A.
Tulis hasil pada data tabel yang tersedia.
Hitunglah tara panas listrik untuk masing-masing percobaan dan
hitung rata-ratanya.
Hitung hambatan dan daya listrik kumparan.
Hitung ketelitian percobaan dengan literatur (1 kalori = 4,2 Joule)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil
Data
Massa air suling = 100 gram = 0,1 kg
c = 4,2
a=
Tabel Data
I (A)
V(V)
0,3
0,2
0,5
0,3
t (s)
180
360
540
720
900
180
360
540
720
900
Perhitungan :
a=
a1 =
kJ/kg
a2 =
kJ/kg
a3 =
kJ/kg
a4 =
kJ/kg
a5 =
kJ/kg
a6 =
kJ/kg
a7 =
kJ/kg
T1 (oC)
29
33
T2 (oC)
30
35
35
35
36
36
37
38
38,25
39,75
T (oC)
1
6
6
6
7
3
4
5
5,25
6,75
a
0,038
0,116
0,077
0,058
0,054
0,046
0,031
0,025
0,020
0,021
arata-rata
0,0686
0,0286
a8 =
kJ/kg
a9 =
kJ/kg
a10 =
kJ/kg
R=
R1 =
R2=
ohm
ohm
P=V.I
P1 = 0,2 . 0,3 = 0,06
P2 = 0,3 . 0,5 = 0,15
Q = a . I2 . R . T
Q1 = 0,038 . (0,3)2 . 0,66 . 180 = 0,406 kJ
Q2 = 0,116 . (0,3)2 . 0,66 . 360 = 2,480 kJ
Q3 = 0,077 . (0,3)2 . 0,66 . 540 = 2,469 kJ
Q4 = 0,058 . (0,3)2 . 0,66 . 720 = 2,480 kJ
Q5 = 0,054 . (0,3)2 . 0,66 . 900 = 2,886 kJ
Q6 = 0,046 . (0,5)2 . 0,6 . 180 = 1,242 kJ
Q7 = 0,031 . (0,5)2 . 0,6 . 360 = 1,674 kJ
Q8 = 0,025 . (0,5)2 . 0,6 . 540 = 2,025 kJ
Q9 = 0,020 . (0,5)2 . 0,6 . 720 = 2,16 kJ
Q10 = 0,021 . (0,5)2 . 0,6 . 900 = 2,835 kJ
KR = 100% -
KR1 = 100% -
KR2 = 100% -
KP =
KP1 =
= 71,1%
KP2 =
= 87,9%
4.2 Pembahasan
Pertukaran energi kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
Kalorimetri adalah pengukuran kalor yang menggunakan alat kalorimeter.
Kalorimetri adalah pengukuran kuantitas perubahan panas. Sebagai contoh, jika
energi dari reaksi kimia eksotermal diserap air, perubahan suhu dalam air akan
mengukur jumlah panas yang ditambahkan.
Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat
fisik suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat
yang berbeda.
Prinsip pengukuran pada percobaan ini disebut kalorimetri. Alat pengukur
kalor jenis zat berdasarkan prinsip kalorimetri disebut kalorimeter. Pengukuran
kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black.
Teori yang dikemukakan oleh Joseph Black atau lebih dikenal dengan azas
Balck. Yaitu, apabila dua benda yang suhunya berbeda dan dicampur, maka
benda yang lebih panas melepas kalor kepada benda yang lebih dingin sampai
suhu keduanya sama. Banyaknya kalor yang dilepas benda yang lebih panas
sama dengan banyaknya kalor yang diterima benda yang lebih dingin. Sebuah
benda untuk menurunkan T akan melepaskan kalor yang sama besarnya dengan
banyaknya kalor yang dibutuhkan benda itu untuk menaikkan suhunya sebesar
T juga. Teorinya adalah Qlepas=Qterima, m1 c1 (T1-Ta)= m2 c2 (Ta-T2)
Ada beberapa jenis kalorimeter. Pertama adalah kalorimeter bom.
Merupakan kalorimeter yang khusus digunakan untuk menentukan kalor dari
reaksi-reaksi pembakaran. Kalorimeter ini terdiri dari sebuah bom (tempat
berlangsungnya reaksi pembakaran, terbuat dari bahan stainless steel dan diisi
dengan gas oksigen pada tekanan tinggi) dan sejumlah air yang dibatasi dengan
wadah yang kedap panas. Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom. Oleh karena tidak ada kalor
yang terbuang ke lingkungan, maka: Qreaksi= (-Qair+ Qbom)
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus Qair= m.Cp.T.
jumlah kalor yang diserap oelh bom dapat dihitung dengan rumus Qbom=
Cbom.T. reaksi yang berlangsung pada kalorimeter bom berlangsung pada
volume tetap (V=nol). Oleh karena itu, perubahan kalor yang terjadi di dalam
sistem= perubahan energi dalamnya. Fungsi dari kalorimeter bom adalah untuk
menentukan kalor dari reaksi-reaksi pembakaran.
Jenis kedua adalah kalorimeter sederhana. Pengukuran kalor reaksi, selain
kalor reaksi pembakaran dapat dilakukan dengan menggunakan kalorimeter
sederhana yang dibuat dari gelas stirofoam. Kalorimeter ini biasanya dipakai
untuk mengukur kalor reaksi yang reaksinya berlangsung dalam fase larutan
(misalnya reaksi netralisasi asam-basa/netralisasi, pelarutan dan pengendapan).
Pada kalorimeter ini, kalor reaksi = jumlah kalor yang diserap/dilepaskan larutan
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Qreaksi = (Qlarutan+Qkalorimeter). Qkalorimeter.Ckalorimeter.T. dengan: Ckalorimeter
= kapasitas kalor kalorimeter (J/oC) atau (J/K). jika harga kapasitas kalor
kalorimeter sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga perubahan kalor dapat
dianggap hanya berakibat pada kenaikan suhu larutan dalam kalorimeter. Pada
kalorimeter ini, reaksi berlangsung pada tekana
Pada rumus R =
adalah arus.
Pada rumus Q = a . I2 . R . T dimana Q adalah muatan kalor.
Pada rumus KR
= 100% -
relatif.
Pada rumus KP
BAB V
KESIMPULAN
Dalam praktikum kalorimeter ini dapat di ambil kesimpulan bahwa :
1. Kalori meter adalah alat untuk mengukur kalor jenis suatu zat.
2. Kalorimeter berfungsi dalam pengukuran panas secara kuantitatif yang masuk
selama proses kimia.
3. Dalam kalorimeter hubungan asas Black terhadap kalorimeter yaitu kalor pada
sistem arah konstan apabila sistem terisolasi sehingga Q masuk sama dengan Q
keluar.
4. Jenis kalorimeter ada dua yaitu, kalorimeter bom dan kalorimeter sederhana
5. Prinsip dari kalorimeter adalah memanfaatkan perubahan fase dari sifat fisik
suatu zat untuk membandingkan kapasitas penerimaan kalor dari zat-zat yang
berbeda.
6. Sifat-sifat kalorimeter adalah menjaga suhu suatu zat dan tidak terpengaruh
oleh lingkungan, sifatnya dalam proses adalah secara adiabatic yaitu tidak ada
energi yang lepas atau masuk dari luar ke dalam kalorimeter
DAFTAR PUSTAKA
Novanurfauziawati.2012.Modul 8 Kalorimeter.Terdapat pada :
http://novanurfauziawati.files.wordpress.com/2012/01/modul-8-kalorimeter.pdf
(Diakses, 07-12-2012 pukul 19.00 WIB)
Loophee.2011.Kalor Jenis 9.Terdapat pada :
http://loophee.files.wordpress.com/2011/02/kalor-jenis9.pdf
(Diakses, 07-12-2012 pukul 19.15 WIB)
Diannovitasari.2011.Jenis-Jenis Kalorimeter.Terdapat pada :
http://diannovitasari.wordpress.com/jenis-jenis-kalorimeter/
(Diakses, 09-12-2012 pukul 18.00 WIB)