Gas Lift
Gas Lift
Gas Lift
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 1 / 49
: 2/ Juli 2003
1. TUJUAN
Merencanakan instalasi sembur buatan kontinyu (continuous gas lift).
2. 2. PERSYARATAN
1. Keadaan ideal.
Tersedia kurva IPR terbaru
Tersedia pressure traverse dan gradien tekanan gas yang sesuai dengan kondisi lapangan
setempat.
2. Keadaan Praktis.
Tersedia kurva IPR dari peramalan.
Tersedia pressure traverse dari pustaka (atau gunakan 0.075 psi/ft untuk laju produksi
lebih kecil 1000 bbl/hari cairan dan 0.15 psi/ft bila produksi lebih besar 1000 bbl/hari)
cairan untuk segala ukuran tubing dan gradien tekanan gas ditentukan dengan grafik yang
tersedia.
3. LANGKAH KERJA
3.1. PERENCANAAN INSTALASI SEMBUR BUATAN KONTINYU
3.1.1 Penentuan Titik Injeksi
1. Siapkan Data Penunjang :
a. Kedalaman sumur (D)
b. Ukuran tubing (dt) dan selubung (dc)
c. Laju produksi cairan yang diinginkan (qL)
d. Kadar air (KA)
e. Perbandingan gas-cairan sebelum instalasi Sembur Buatan dipasang (GLRf)
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 2 / 49
: 2/ Juli 2003
qL
PI
(1)
Pwf = 0.125 Ps 1 + 81 80 q L
q
max
(2)
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 3 / 49
: 2/ Juli 2003
(3)
(4)
(5)
gi T poi
(6)
(7)
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 4 / 49
: 2/ Juli 2003
Dv =
Pd
Gs
(8)
3. Gambarkan garis perencanaan tekanan tubing design tubing line sebagai berikut:
a. Hitung P1 = Pwh + 0.20 Pso
P2 = Pwh + 200
(9)
(10)
b. Pilih harga terbesar dari P1 dan P2 misalkan P1 > P2, maka pilih P1.
Plot (P1, 0) pada kertas transparan
Hubungkan
titik (P1,0) dengan titik injeksi (Pi,Di). Garis ini disebut garis
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 5 / 49
: 2/ Juli 2003
b. Dari perpotongan tersebut buat garis gradien tekanan statik yaitu garis yang sejajar
dengan garis gradien statik di langkah 7.
c. Perpanjang garis dari langkah 9.b sampai memotong garis gradien tekanan gas yang
dibuat melalui titik (Pso,0)
d. Titik potong tersebut adalah letak katup berikut dengan koordinat (P2,D2)
e. Kembali ke langkah 9.a dan ulangi langkah kerja sampai 9.d untuk memperoleh letak
katup-katup berikutnya. Pengulangan pekerjaan ini dihentikan setelah diperoleh letak
katup sembur buatan yang lebih dalam dari titik injeksi (P1,D1)
10. Penentuan letak katup di daerah bracketing envelope:
a. Plot titik [(Pso - Pd), 0 ]
b. Dari titik tersebut, buat garis yang sejajar dengan garis gradien tekanan gas yang
melalui (Pso,0) dari langkah 6.
c. Perpanjang garis tersebut sampai memotong kurva terpilih di butir 3.1.2 langkah 3
pada titik (Pbe,Y ).
d. Hitung Paa = (l + BE) Pbe
Pbb = (1 - BE) Pbe
(11)
(12)
BE = % Bracketing Envelope
= 10 - 20 %
e. Berdasarkan harga Pwh hitung :
Pa = (1 + BE) Pwh
(13)
Pb = (1 - BE) Pwh
(14)
f. Hubungkan titik (Paa,Y) dengan titik(Pa,0). Titik potong antara garis ini dengan garis
gradien gas dari langkah 10.f, adalah batas atas dari "bracketing envelope".
g. Hubungkan titik (Pbb,Y) dengan titik (Pb,0). Perpanjang garis ini sampai memotong
garis gradien gas dari langkah 10.b.Titik potong ini adalah batas bawah dari
bracketing envelope.
h. Dari langkah 2 telah dihitung jarak maksimum antar katup gas lift (Dv). Berdasarkan
harga ini, mulai dari batas atas bracketing-envelope katup-katup gas lift dapat
dipasang sejarak Dv sampai batas bawah bracketing envelope.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 6 / 49
: 2/ Juli 2003
3.1.4. Menentukan Ukuran Port dan Perencanaan Tekanan Buka Katup-Katup Sembur buatan.
1. Data penunjang seperti pada butir 3.1.3.
2. Di bagian kanan atas kertas transparan buat skala temperatur pada sumbu tekanan dan
plot titik (Ts,0) dan (TD,D).
3. Hubungkan titik (Ts,0) dan (TD,D).
4. Pada setiap katup sembur buatan yang diperoleh dari butir 3.1.3, baca :
- kedalaman katup (Dv)
- tekanan gas injeksi dalam selubung (Pvo) yaitu :
untuk katup pertama Pvo1 dibaca dari garis gradien gas yang dibuat mulai dari
(Pko - 0) sesuai dengan Dv1.
untuk katup-katup berikutnya Pvo2 dan seterusnya dibaca dari garis gradien gas
yang dibuat dari (Pso,0) sesuai dengan Dv2 dan seterusnya.
- tekanan tubing (PT) dibaca dari garis perencanaan tekanan tubing butir 3.2 langkah
3.b.
- temperatur (Tv)
Temperatur dibaca pada garis gradien temperatur pada langkah 3 berturut-turut Tv1
Tv2, dan seterusnya sesuai dengan masing-masing kedalaman katup Dv1, Dv2 ....., dan
seterusnya.
5. Tentukan ukuran port setiap katup sembur buatan dengan menggunakan Gambar 2.
Cara penggunaan grafik tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mulai dan Pvo buat garis tegak sampai memotong Pt
b. Dari titik potong ini, buat garis mendatar ke kiri.
c. Pada sumbu qgi, plot qgiCorr dan buat garis tegak ke bawah sampai memotong garis
mendatar dari langkah 5.c
d. Ukuran port yang dipilih adalah titik potong dari langkah 5.d. Apabila tidak tepat
pada garis yang tersedia tentukan ukuran port berdasarkan garis yang terdekat.
6. Berdasarkan diameter luar tubing dan diameter dalam selubung pilih ukuran katup
sembur buatan. Ukuran yang tersedia adalah 1 inch dan l inch.
7. Berdasarkan ukuran port dan ukuran katup sembur buatan, tentukan harga R dan l-R
untuk setiap katup, menurut persamaan :
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 7 / 49
: 2/ Juli 2003
R=
Ap
Ab
(15)
Ap = luas port
Ap = ( d2)/4. dimana d = ukuran port
Ab = luas bellow.
Untuk katup ukuran 1, Ab = 0.32 in2
katup ukuran 1 , Ab = 0.77 in2
8. Untuk setiap katup, hitung tekanan dome (Pd) pada kedalaman katup dengan
menggunakan persamaan berikut :
Pd@T = Pvo (1 R) + PT R
(16)
9. Hitung tekanan dome (Pd) untuk setiap katup pada kondisi bengkel (temperatur
standard) menurut persamaan :
Pd@60 = Ct Pd @T
(17)
Pd @ 60
PTro =
1 R
(18)
Catatan : Langkah kerja dari nomor 3 sampai dengan 9 dapat dilakukan secara tabulasi.
Lihat contoh perhitungan.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 8 / 49
: 2/ Juli 2003
4. DAFTAR FUSTAKA
1. Brown, K.E.: The Technology of Artificial Lift Methods, Volume 2A, Petroleum Publisning
Company, Tulsa.
2. -----------------Gas Lift Installation Design and Operation. OTIS
3. Craft, B.C, Holden, W. R., Graves, E.D.: Well Design Drilling and Production, Prentice-Hall,
Inc., Englewood Cliffs, New Jersey, 1962.
4. Frick, Thomas C., Taylor, William R.: "Petroleum Production Handbook", Volume I, SPE of
AIME, Dallas, Texas.
5. DAFTAR
SIMBOL
Ab
Ap
BE
Corr
Ct
perbandingan tekanan dome katup gas lift pada temperatur di permukaan dan
temperatur di kedalaman katup.
kedalaman sumur, ft
Dv
Ggi
Gs
Gg
GT
GLRf =
GLRt =
Gt
KA
PdCT =
Pko
PI
Pso
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
Pvo
Ps
PT
PTro
TD
Tpoi
Ts
temperatur di permukaan, F
Tv
qg
qL
qT
gi
Dv
Pd
tekanan differential.
: 9 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 10 / 49
: 2/ Juli 2003
6. LAMPIRAN
Pada tahap pertama, injeksi gas akan mengaktifkan katup-katup unloading sehingga cairan untuk
mematikan sumur terangkat ke permukaan, dan permukaan cairan dalam annulus akan turun.
Pada tahap berikutnya, setelah semua katup unloading secara bergantian bekerja, permukaan cairan
dalam annulus akan mencapai katup operasi. Katup operasi ini akan terbuka selama injeksi, dan gas
injeksi akan masuk kedalam tubing secara kontinyu. Hal ini dapat terjadi, apabila tekanan injeksi gas
(dalam annulus) lebih besar dari tekanan aliran dalam tubing. Oleh karena itu, letak katup operasi
ditempatkan pada suatu kedalaman, sehingga tekanan aliran dalam tubing lebih kecil dari tekanan
injeksi gas di annulus. Penempatan katup operasi ini ditentukan dari titik keseimbangan (yaitu titik
dimana tekanan aliran dalam tubing sama dengan tekanan injeksi gas di annulus), setelah dikurangi
dengan tekanan differential sebesar 100 psi.
Dengan masuknya gas injeksi melalui katup operasi, maka perbandingan gas cairan di atas titik injeksi
akan lebih besar dari pada perbandingan gas cairan di bawah titik injeksi. Perbandingan gas minyak
yang besar memberikan gradien aliran yang lebih kecil, sehingga kurva gradien alirannya menjadi
lebih curam, dibandingkan dengan kurva gradien aliran di bawah titik injeksi.
Diagram tekanan-kedalaman seperti pada Gambar 4, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang
sembur buatan kontinyu, dan merupakan dasar perencanaan, umumnya perencanaan sembur buatan
kontinyu bertolak dari laju produksi yang diinginkan. Apabila Indeks Produktivitas dan tekanan statik
terbaru diketahui, maka tekanan alir dasar sumur yang sesuai dengan laju produksi yang diinjeksikan
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 11 / 49
: 2/ Juli 2003
dapat dihitung. Apabila perbandingan gas-cairan dari formasi diketahui, maka kurva gradien tekanan
aliran mulai dari dasar sumur dapat digambarkan. Berdasarkan tekanan injeksi gas yang tersedia, garis
gradien gas dalam annulus dapat digambarkan dan titik keseimbangan antara tekanan gas dalam
annulus dengan tekanan alir dalam tubing dapat ditentukan.
Kemudian letak katup operasi dapat pula ditentukan pada kedalaman yang mempunyai tekanan alir
dalam tubing 100 psi lebih kecil dari tekanan injeksi gas. Apabila tekanan alir di kepala sumur
tertentu, maka perlu diinjeksikan sejumlah tertentu gas, sehingga memberikan perbandingan gascairan titik injeksi yang tepat dan menghasilkan gradien aliran di atas titik injeksi yang diinginkan.
Gradien aliran ini harus menghasilkan penurunan tekanan sedemikian rupa sehingga tekanan aliran di
permukaan sama dengan tekanan kepala sumur. Berdasarkan perbandingan gas-cairan yang diperoleh
tersebut serta GLRf, maka jumlah gas yang diinjeksikan dapat dihitung.
Pada keadaan sebenarnya, pressure traverse yang digunakan tidak selalu tepat dengan hasil
pengukuran gradien aliran dalam sumur. Kesalahan dapat berkisar antara 10 20 %. Dengan
demikian akan terjadi pula kesalahan dalam menempatkan katup operasi.Untuk mengatasi kesalahan
ini, perlu ditambah katup-katup pada selang di atas dan di bawah katup operasi, selang ini disebut
Bracketing Envelope.
Penurunan tekanan injeksi gas menunjukkan penurunan tekanan di pipa injeksi suplai gas atau
volumenya, kebocoran di pipa dan perubahan di fasilitas produksi. Perubahan tekanan produksi
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 12 / 49
: 2/ Juli 2003
juga menunjukkan berubahnya kedalaman titik injeksi, atau berubahnya kadar air atau
permasalahan kepasiran. Permasalahan lain yang dapat diketahui adalah kebocoran di katup atau
tubing, atau pemakaian gas yang berlebihan maupun penurunan produksi. Gambar 2 sampai dengan
Gambar 21 memberikan skematis mengenai contoh-contoh problem pada sembur buatan kontinu.
Beberapa hal yang bisa dilihat dari 2-pen recoder (atau 4-pen) adalah:
1. Tekanan kepala sumur terlalu besar
2. Adanya paraffin/scale di pipa permukaan
3. Hambatan di silang sembur
4. Gas membeku (freezing) di titik hambatan
5. Hambatan di pipa Injeksi
6. Selisih tekanan kepala sumur tak cukup terhadap tekanan injeksi dan
7. Pengerjaan injeksi gas yang tidak cukup baik.
Analisa pada sumur pengangkatan buatan kontinu yang lain adalah pengukuran gas yang
diinjeksikan, temperatur permukaan, pandangan mata atas apa yang terlihat di permukaan,
pengukuran air dan minyak, serta survai tekanan atau temperatur dalam pipa sembur dan penentuan
aras cairan di pipa sembur.
GAMBAR 2
ALIRAN KONTINU
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 13 / 49
: 2/ Juli 2003
Laju produksi besar, kinerja sempurna, terlihat dari ratanya pembacaan dan rendahnya tekanan kepala
sumur.Harga tekanan injeksi dan tekanan sumur seperti yang diharapkan.
GAMBAR 3
Pada sumur ini gelombang pada harga tekanan menunjukkan katup agak throttling (membuka-menutup
dengan cepat) produksi besar. Katup mempunyai port (lubang) yang besar dan input gas tergantung
jepitan dipermukaan. Untuk menghindarkan hal ini bisa digunakan positive choke di katupnya dan dengan
menaikkan tekanan injeksi sedikit.
GAMBAR 4
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 14 / 49
: 2/ Juli 2003
Katup throttling dengan cepat Antara jam 3.00 - 7.00 karena tekanan injeksi mendekati harga tekanan
menutup katup operasinya. Throttling menjadi lebih parah mulai sekitar pukul 7.00 karena ketidak
teraturan dan penurunan tekanan injeksi.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 15 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 5
Grafik menunjukkan efek tekanan balik di pipa sembur dalam sumur dan kinerja sumur yang mengalami
interferensi periodik pada tekanan injeksi dari sumur intermittent di dekatnya. Keadaan ini dapat
diperbaiki dengan:
1. Menaikkan efisiensi sumur intermittent di dekatnya agar gas injeksinya berkurang
2. Menaikkan suplai tekanan injeksi
3. Menaikkan kapasitas storage (penyimpanan) gas di sistem injeksi
4. Mendesain kembali katup-katup agar dapat bekerja pada tekanan lebih rendah.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 16 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 6
Pipa sembur bocor.retak, gas kadang-kadang mengalir melalui retakan tsb. Dalam hal ini grafik diatas
dibuat dengan pemasangan katup injeksi yang kecil. Pada saat pipa sembur di tarik keatas, temyata
beberapa lubang karat terjadi di beberapa tempat di pipa tsb pada kedalaman 4000 kaki, dimana pipa
sembur retak. Grafik diatas menunjukkan bahwa sumur bekerja melalui lubang di pipa sembur dan
kadang- kadang saja (berselang sekitar 1-1/2 jam) gas melalui retakan tsb. Hal ini terlihat dari penurunan
mendadak tekanan injeksi yang mengakibatkan produksi berhenti sesaat sampai tekanan casing naik
kembali.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 17 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 7
Problem
: Tidak ada.
Tindakan
: Tidak perlu.
Jenis sumur
Keterangan
: Kinerja yang baik terlihat dari tekanan kepala sumur yang cukup rendah (120 psi.),
tekanan injeksi normal (400 psi) dan tidak adanya fluktuasi. Sumur berproduksi sekitar
900 bbl dari 500 meter dengan input GLR 90 cuft/bbl.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 18 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 8
Problem
: Tidak ada.
Tindakan
: Tidak perlu.
Jenis Sumur
Keterangan
: Grafik menunjukkan kinerja sembur buatan kontinu yang baik, dengan menggunakan
katup-katup intermittent, terlihat dari:
1. Tekanan injeksi dan produksi konstan
2. Tekanan produksi rendah (50 psi)
3. Laju produksi besar (1000 b/d)
4. GLR injeksi rendah, 120 cuft/bbl. Gas injeksi diatur oleh tekanan katup di pipa
injeksi.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 19 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 9
Problem
Jenis sumur
: Tekanan besar dan produktivitas tinggi. Keterangan: Kinerja kontinu yang baik
ternyata dari test sumur dan grafik.Tekanan kepala sumur relatif rendah (80 -120 psi)
dan cukup uniform.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 20 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 10
Problem
: Tidak ada.
Tindakan
: Tidak perlu.
Jenis sumur
Keterangan
: Kinerja kontinu yang baik temyata dari test sumur dan grafik.
Tekanan kepala sumur relative rendah(130 psi) dengan laju produksi 900 bbl fluida
pada input 50 cuft/bbl. Gelombang tekanan mungkin diakibatkan oleh kadang-kadang
pada aliran gas di katup mendekati aliran kritis mengakibatkan throttling. Hal ini tidak
menyebabkan kehilangan produksi. Pada sumur disini digunakan katup intermittent
dengan port besar.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 21 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 11
Problem
Tindakan
Jenis sumur
Keterangan
: Kinerja sumur sembur buatan kontinu yang baik dengan Problem katup mengalami
sedikit throttling. Pada Problem disini dan pada gambar sebelumnya (gambar 10)
throttling dapat dihilangkan dengan menaikkan sedikit tekanan casing walaupun input
GLR akan naik.Throttling kalau dibiarkan dalam waktu lama dapat mcnyebabkan
keausan pada kedudukan penutup katup.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 22 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 12
Problem
Tindakan
Jenis sumur
Keterangan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 23 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 13
Problem
Tindakan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 24 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 14
Problem
: Pipa sembur disumur bocor, sumur berproduksi gas saja, salah disain.
Tindakan
Jenis sumur
Keterangan
: Ketika pipa sembur ditarik, terlihat beberapa lubang dan rekah disekitar 4200 kaki,
karena berkarat. Suatu jepitan injeksi 1/8" dipergunakan untuk mendapat grafik diatas
agar sumur dapat mengalir kontinu dengan katup-katup intermittent. Walaupun
produksi yang didapat besar tetapi grafik agak tidak normal karena aliran gas
menerobos melalui rekah di pipa sembur pada interval sekitar 1-1/2 jam sekali. Bila gas
menerobos maka tekanan injeksi turun dan mengakibatkan berhentinya injeksi gas dan
naiknya cairan di pipa produksi selama 30 menit selama tekanan injeksi rendah.
Dengan naiknya tekanan injeksi, maka aliran keatas terjadi karena gas masuk lagi
melalui rekahan dan proses unloading dimulai kembali. Workover pada sumur ini untuk
memperbaiki pipa sembur perlu dilakukan dengan program pengendalian karat agar
tidak sampai membuat karat di tubing sehingga akan berbahaya.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 25 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 15
Problem
Tindakan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 26 / 49
: 2/ Juli 2003
baliknya gagal, yang akan mengganggu operasi. Grafik diatas menunjukkan kinerja sembur
buatan kontinu yang baik alirannya, tekanan kepala sumur 170 - 190 psi agak tinggi dan
fluktuasi menunjukkan throttling di katup operasinya atau getaran pada pipa salur di
permukaan sementara produksi 800 b/d fluida dengan input 200 cuft/bbl.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 27 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 16
Problem
Tindakan
: Hilangkan suir.ber interferensi atau kurangi effeknya. Jenis sumur: Tekanan besar,
produktivitas tinggi.
Keterangan
: Interferensi disebabkan oleh sumur sembur buatan intermittent didekatnya yang bekerja
dengan tekanan sistim sangat rendah. Akibatnya setiap controller sumur tsb membuka
maka tekanan sistim berkurang jauh di bawah tekanan yang perlu untuk injeksi disumur
ini. Kalau keadaan ini lebih parah, maka mungkin terjadi aliran balik melalui regulator
atau bila katup hambat baliknya gaga!, akan mengganggu operasi dan pengukuran gas
tidak benar. Tekanan injeksi yang rendah juga menyebabkan gas yang lewat katup
berkurang dan sumur akan mengalami pemasukan fluida sumur (loading) sehingga
controller tertutup kembali(di sumur intermittent didekatnya tsb) gas masuk lagi ke
sumur dan menyebabkan mulainya injeksi gas bercampur dengan minyak kembali. Ini
semua mengakibatkan GLR yang tidak tetap selama produksi sumur ini sehingga
effisiensinya kacau. Tindakan sama dengan pada Gambar 15.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 28 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 17
Problem
: Tekanan balik pada kepala sumur terlalu tinggi dan ada interferensi
Tindakan
: Hilangkan penyebabnya
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 29 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 18
Problem
Tindakan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 30 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 19
Problem
: Tekanan kepala sumur naik-turun secara agak perodik 100-270 psi walaupun laju produksi
cukup besar.
Tindakan
: Biarkan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 31 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 20
Problem
Tindakan
: Perbaiki controller.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 32 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 21
Problem
Tindakan
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 33 / 49
: 2/ Juli 2003
( p ko 50) p wh
Gs
dimana:
Dv1 = kedalaman valve pertama dihitung dari permukaan, ft
pko = tekanan kick off, psig
pwh = tekanan di kepala sumur, psig
Gs = gradient tekanan fluida yang akan di unload, psi/ft
Pada waktu sumur pertama kali di lakukan unloading ke atmosfir, maka tekanan pwh adalah 0. Jika
kedalaman permukaan fluida lebih rendah dari valve (1), maka valve (1) dipasang pada pada
kedalaman fluida tersebut.
Perhatian khusus harus dilakukan pada tekanan yang dipakai dalam penentuan spasi valve (seperti
pada metoda grafis). Jika menggunakan balanced valve maka digunakan 25 psi (beda tekanan valve),
dimulai dengan valve (1) dengan seting tekanan operasi permukaan adalah tekanan kick off dikurangi
50 psi. Jika valve unbalanced digunakan, spasi valve (1) akan sama seperti biasa dan valve
selanjutnya dilakukan dengan tekanan operasi tetap atau menggunakan tekanan drop 10 psi tiap valve
tergantung setting valve yang digunakan.
Secara umum, solusi analitis mengabaikan berat dari kolom gas. Karena keberadaan data yang
kurang bagus, sehingga faktor ini dijadikan sebagai faktor keamanan supaya spasi valve tidak terlalu
jauh.
Valve (2):
Dv 2 = Dv1 +
p so1 Gu (Dv1 ) p wh
0 .5
dimana
pso1 = tekanan operasi di permukaan untuk valve (1)
pso = tekanan normal gas untuk mengangkatan fluida, psi
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
pso2 = pso 75
pso3 = pso 100
pso4 = pso 125
dan seterusnya
Gu = gradient tekanan fluida yang akan di unloading, psi/ft
Valve selanjutnya:
D v 3 = Dv 2 +
p so 2 Gu (Dv 2 ) p wh
0 .5
Dv 4 = Dv 3 +
p so 3 Gu (Dv 3 ) p wh
0 .5
dan seterusnya
= 6000 ft
= 1000 STB/h
Kadar air
=0
Ukuran tubing
= 2 3/8 OD.
= 100 psi
Tekanan statik
= 2650 psi
Indeks Produkstivitas
= 2 (dianggap konstan)
= 1000 psi
Tekanan operasi
= 900 psi
% Bracketing Envelope
= 10 %
API gravity
= 40
= 200 F
Temperatur di permukaan
= 120 F
: 34 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 35 / 49
: 2/ Juli 2003
Langkah kerja :
a. Penentuan Titik Injeksi
1. Buat sumbu kartesian pada kertas transparan (lihat Gambar 5) yang sesuai dengan skala
pressure traverse pada Gambar 6.
2. Anggap aliran satu fasa ; untuk qL = 1000 STB/hari maka
Pwf = 2650
1000
= 1250 psi
2
8000
100 + 70 + 1.6
100
120 + 200
+ 460 = 609 o R
Temperatur rata rata =
+ 460 = 620 o R =
2
2
11. Pada kedalaman 8000 ft, tekanan gas dalam annulus adalah :
P8000 = 900 + 8000(23.18)/1000 = 1085.45 psi.
12. Plot titik (1065.45, 8000)
13. Hubungan titik (900,0) dengan titik (1085.45 , 8000) Garis ini memotong kurva
gradien aliran di titik. (1010, 5000).
14. Telusuri garis gradien terdekat pada kedalaman 4800 ft. Koordinat titik injeksi adalah
(920, 4800).
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 36 / 49
: 2/ Juli 2003
T poi = 120 +
.4800 + 460 = 628 o R
8000
hari
Dv =
100
= 250 ft
0.40
= 100 + 200
= 300 psi
10.000
) = 1257.4 psi.
1000
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 37 / 49
: 2/ Juli 2003
6. Plot titik (900,0) dan buat garis sejajar dengan garis dari Pko
7. Gradien statik = 0.40 psi/ft
Pada kedalaman 1000 ft, tekanan statik dalam tubing = 100 + 0.40 (1000) = 500 psi.
8. Hubungkan titik (100,0) dan (500,1000) sampai memotong garis gradien tekanan gas dari Pko.
Mulai dari titik potong ini telusuri garis tersebut ke atas sejajar 50 psi dan diperoleh kedalaman
katup l, sebesar 2150 ft.
9. Sesuai dengan langkah kerja, diperoleh kedalaman katup-katup berikutnya :
DV1 = 2150 ft
DV2 = 3100 ft
DV3 = 3780 ft
DV4 = 4300 ft
DV5 = 4620 ft
DV6 = 4720 ft (titik injeksi)
10. Penentuan letak katup di daerah "bracketing envelope".
a. Plot titik (900-100,0) atau (800,0) dan buat garis sejajar dengan garis gradien gas dari Pso =
900 psi.
b. Perpanjang garis tersebut ningga memotong garis gradien tekanan aliran dalam tubing,
Perpotongan tersebut di titik. (910, 4480)
c. Untuk % bracketing envelope = 10 %
d.
Paa
= (1+0.10) (910)
= 1001 psi
Pbb
= (1 0,10) (910)
= 819 psi
Pa
= 110 psi
Pb
= (1 0,10) (100)
= 90
psi
e. Hubungkan titik-titik (110,0) dengan (1001, 4680); garis ini memotong garis gradien
tekanan gas dari langkah 10.b di 4080 ft. Titik ini adalah batas atas dari pada bracketing
envelope. Hubungkan titik-titik (90,0) dengan (819,4680) dan diperoleh batas bawah
bracketing envelope di 5375 ft.
f. Katup-katup di bracketing envelope dapat dipasang pada kedalaman-kedalaman :
4080, 4330, 4580, 4830, 5080 dan 5330 ft.
g. Menentukan Ukuran Port dan Tekanan Buka katup-katup di Bengkel.
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 38 / 49
: 2/ Juli 2003
Ct =
No
Katup
Pvo
Dv
Pt
Ukuran
Tv
Port
Ab
Pd@Dv
Ct
Pd@60o Pro
0.85
839.26
865.31
3100 920
710 151
15/64
0.836 759.09
804.12
3780 990
0.826 808.95
856.94
16/64
0.819 812.22
867.48
887.16
894.92
( p ko 50) p wh
Gs
ft
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 39 / 49
: 2/ Juli 2003
2. Berdasarkan Gambar A.4 untuk tubing 2 in dan 1000 b/d gradient tekanan unloading 0.16 psi/ft
(digunakan laju produksi yang lebih tinggi dari produksi yang diinginkan)
Dv1 =
Gs
Dv 2 = Dv1 +
p so1 Gu (Dv1 ) p wh
900 0.16(1800 ) 100
= 1800 +
= 2824 ft
0.5
0.5
Dv 3 = Dv 2 +
p so 2 Gu (Dv 2 ) p wh
875 0.16(2824) 100
= 2824 +
= 3470 ft
0.5
0.5
Dv 4 = D v 3 +
p so 3 Gu (Dv 3 ) p wh
850 0.16(3470) 100
= 3470 +
= 3860 ft
0.5
0.5
Dv 5 = Dv 4 +
p so 4 Gu (Dv 4 ) p wh
825 0.16(3860 ) 100
= 3860 +
= 4070 ft
0.5
0.5
Karena spasi kurang dari 300 ft, maka valve berikutnya adalah
Dv 6 = Dv 5 +
p so 5 Gu (Dv 5 ) p wh
800 0.16(4070) 100
= 4070 +
= 4160 ft
0.5
0.5
Hasil dengan metoda analitis mendekati hasil dari metoda grafis. Tabel berikut diperlihatkan hasil
akhir perhitungan
Valve
Kedalaman
Temp.
Tekanan ops.
permukaan
No
(ft)
( F)
(psi)
(psi)
o
80 F
60 oF
1800
163
900
775
735
2824
171
875
760
725
3470
176
850
745
710
3860
179
825
725
690
4070
181
800
710
675
4460
183
775
690
655
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 40 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 1.a HUBUNGAN TEKANAN DAN GRADIEN TEKANAN GAS UNTUK BERBAGAI
HARGA GAS GRAVITY (OTIS)
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 41 / 49
: 2/ Juli 2003
GAMBAR 1.b HUBUNGAN TEKANAN DAN GRADIEN TEKANAN GAS UNTUK BERBAGAI
HARGA GAS GRAVITY (LANJUTAN)
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
Gas Lift Kontinyu (Grafis/Analitis)
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 42 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 43 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 44 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
Gas Lift Kontinyu (Grafis/Analitis)
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 45 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 46 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 47 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 48 / 49
: 2/ Juli 2003
TEKNIK PRODUKSI
JUDUL
: SISTEM PENGANGKATAN
BUATAN
SUB JUDUL : Perencanaan dan Troubleshooting
NO : TP.03.06.1
Halaman
Revisi/Thn
: 49 / 49
: 2/ Juli 2003
TABEL 1
o
F
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
10
Ct
.998
.996
.994
.991
.989
.987
.985
.983
.981
.979
.977
.975
.973
.971
.969
.967
.965
.963
.961
.959
.957
.955
.953
.951
.949
.947
.945
.943
.941
.939
.938
.936
.934
.932
.930
.928
.926
.924
.923
.921
FAKTOR
o
F
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140