Praktikum 1 Kumparan Induksi
Praktikum 1 Kumparan Induksi
Praktikum 1 Kumparan Induksi
LAPORAN ASISTENSI
PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET
KUMPARAN INDUKSI
A.
TUJUAN
1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).
2. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik (AC).
3. Menentukan resistansi kumparan dengan Wheatstone Bridge.
4. Menentukan induktansi diri suatu kumparan.
5. Menentukan reaktansi induktif dari sebuah kumparan.
B.
DASAR TEORI
Bila fluks magnetik jatuh pada suatu penghantar berbentuk kumparan,
maka dalam penghantar akan timbul gaya gerak listrik yang disebut gaya gerak
listrik induksi atau imbas. Perubahan fluks magnetik pada kumparan dapat
diperleh dengan cara menggerakkan magnet pada kumparan, sedangkan
kumparan atau kawat dalam keadaan diam. Atau sebaliknya kumparan atau
kawat yang bergerak, sedangkan magnet tetap diam.
Jika suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri listrik DC, maka dia
berperilaku seperti magnet batang. Dalam rangkaian tertutup dengan sumber
tegangan DC, nilai resistansi dari induktor hanyalah resistansi ohmik.
1. Bagaimana penjelasanmu tentang watak magnet kumparan ini?
Jika
suatu
kumparan
maka
dalam
rangkaian
B 0 n i
0 n i
2
l
untuk kawat lurus (penghantar), bila lilitan
A
maka akan ada pengaruh dengan banyak lilitan. Maka di dapat faktor yang
mempengaruhi hambatan ohmik:
a. Hambatan jenis kawat yang digunakan sebagai kumparan ()
b. Panjang kawat (l) yang ada hubungannya dengan Jumlah lilitan (n)
c. Luas penampang kawat yang digunakan sebagai kumparan (A)
pada kumparan timbul GGL induksi sebesar 1 volt dengan perubahan kuat
arusnya 1 ampere tiap detik. Besarnya induktansi diri dari sebuah kumparan
dengan N lilitan:
L
N
dan X L 2fL
i
10. Bagaimana kaitan antara reaktansi induktif dengan koefisien induksi diri
dari sebuah kumparan? .
Kaitan antara reaktansi induktif dengan koefisien induksi diri (L)
dari sebuah kumparan semakin besar koefisien induksi diri, maka makin
besar pula reaktansi induktifnya. Karena dari rumus di atas tampak X L
berbanding lurus dengan L.
11. Apakah yang dimaksud dengan V efektif?
Nilai tegangan pada listrik AC yang disetarakan dengan nilai
tegangan pada listrik DC yang menghasilkan jumlah kalor yang sama pada
penghantar dalam waktu yang sama. Apabila kita mengukur dengan
osiloskop berlaku:
Veff
Vmax
0,707 Vmax
C.
I max
2
0,707 I max
ALAT-ALAT
1. Voltmeter AC
4. Power Supply AC
2. Wheatstone Bridge
5. Frekuensimeter
3. Ampermeter AC
D.
LANGKAH EKSPERIMEN
1. Menyusun peralatan seperti pada gambar berikut:
(a)
(b)
Pada rangkaian di atas berlaku hukum Ohm untuk rangkaian tertutup yaitu
V=IZ. Dengan Z adalah reaktansi induktor, V dan I merupakan nilai efektif
dari tegangan dan kuat arus.
2. Menentukan V dan I sedikitnya 5 kali (a)
3. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk rangkaian (b)
4. Menentukan resistansi kumparan dengan wheatstone bridge
5. Mengukur frekuensi tegangan AC dengan frekuensimeter.
E.
DATA PERCOBAAN
1. Rangkaian penentuan induksi diri kumparan (L)
Nst alat:
Voltmeter
= 0,1 V
Ampermeter
= 0,2 A
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8
Rangkaian (1)
V (Volt)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
I (A)
0
0,3
0,9
1,4
2
2,6
3,2
3,7
Rangkaian (2)
V (Volt)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
I (A)
0
0,3
0,9
1,5
2
2,6
3,2
3,8
9
4
4,4
4
10
4,5
4,8
4,5
11
5
5,6
5
2. Reaktansi kumparan dengan wheatstone bridge : 0,6
4,3
5
5,5
3. Frekuensi sumber AC : 50 Hz
F.
ANALISIS DATA
1.Untuk Rangkaian 1
1.1 Menentukan reaktansi induktif kumparan
Dengan menentukan nilai V dan I maka akan didapatkan Z (impedansi), jika
hubungan V dan I adalah linier, maka Z dapat ditentukan dengan
menghitung koefisien arah kurva. Hubungan ini dirumuskan: V ZI
V : tegangan (volt), sebagai sumbu y
I
Sumbu x
Sumbu y
I (A)
0
0,3
0,9
1,4
2
2,6
3,2
3,7
4,4
V (Volt)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
10.
11.
4,8
5,6
4,5
5
Dari grafik di atas kita peroleh persamaan garis y =0,8804x + 0,187 gradien
garisnya b=0,8804, sehingga impedansinya Z=0,8804.
Jadi impedansi daripada kumparan saat dilalui arus listrik bolak-balik (AC)
adalah 0,8804.
Untuk menentukan reaktansi induktif dapat diperoleh dengan rumus :
Z R 2 X L2 dengan R=0,6 dan Z=0,8804, maka:
XL
0,8804 2 0,6 2
= 0,64429
Jadi reaktansi induktif kumparan adalah 0,64429
1.2 Menentukan induktansi diri kumparan (L)
Untuk menentukan induktansi diri dari kumparan dapat diperoleh dengan
rumus : X L 2fL dengan XL=0,64429 maka:
L
XL
2f
0,64429
2 50
Sumbu x
Sumbu y
I (A)
0
0,3
0,9
1,5
2
2,6
3,2
3,8
4,3
5
5,5
V (Volt)
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
10
0,8813 2 0,6 2
= 0,731176
Jadi reaktansi induktif kumparan adalah 0,731176
2.2 Menentukan induktansi diri kumparan (L)
Untuk menentukan induktansi diri dari kumparan dapat diperoleh dengan
rumus : X L 2fL dengan XL=0,731176 maka:
L
XL
2f
0,731176
2 50
= 2,329mHenry
Jadi induktansi diri kumparan adalah 2,329 mHenry
0,002329 henry
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan di atas diperoleh hasil yang sedikit
berbeda, pada rangkaian (a) diperoleh induktansi diri L=2,05 mHenry dan
reaktansi induktif XL=0,64429. Sedangkan pada rangkaian (b) diperoleh
induktansi diri L=2,329 mHenry dan reaktansi induktif XL=0,731176.
G.
11
KESIMPULAN
1. Sifat suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri listrik DC, dia
berperilaku seperti magnet batang, yang sifatnya sementara, bersifat magnet
bila hanya ada arus DC yang mengalir dalam rangkaian tertutup, karena
arah medan magnet yang dihasilkan bila dikaji dengan kaidah tangan kanan
mempunyai garis gaya medan magnet yang arahnya searah. nilai resistansi
dari induktor hanyalah resistansi ohmik bila dialiri listrik DC.
2. Sifat suatu penghantar berbentuk kumparan dialiri listrik AC, dia tidak
berperilaku seperti magnet batang, sebab isyarat AC mempunyai fase positif
untuk setengah siklus dan fase negatif untuk setengah siklus berikutnya,
sehingga arah garis gaya yang dibentuk induktor berubah-ubah yang
menyebabkan adanya reaktansi induktif yang nilainya bergantung besar
induktansi diri. Jadi kumparan dialiri listrik AC mempunyai hambatan
ohmik dan reaktansi induktif.
3. Besarnya nilai resistansi suatu kumparan dapat ditentukan dengan
menggunakan prinsip wheatstone bridge.
12
4. Induktansi diri akan berharga 1 henry, jika pada kumparan timbul GGL
induksi sebesar 1 volt dengan perubahan kuat arusnya 1 ampere tiap detik,
yang dirumuskan: L
N
i
V
I
XL : Reaktansi induktif ()
f
: Frekuensi (Hz)
: Reaktansi induktor ()
: Arus (Ampere)
DAFTAR PUSTAKA
Supramono Eddy, dkk. 2003. Fisika Dasar II. Malang : JICA-Universitas
Negeri Malang (UM).
Team. 2005. Petunjuk Praktikum Listrik Magnet. Malang : Laboratorium
Elektromagnetik, Fisika FMIPA UM.