Laporan Praktikum Detektor Geiger Muller
Laporan Praktikum Detektor Geiger Muller
Laporan Praktikum Detektor Geiger Muller
DISUSUN OLEH :
NIM : 021700010
YOGYAKARTA
2019
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Menggambarkan daerah plato serta menentukan tegangan kerja detektor.
2. Menguji kestabilan sistem pencacah yang digunakan.
3. Menentukan waktu mati detektor.
4. Menentukan efisiensi detektor.
5. Menentukan aktivitas suatu sumber radiasi.
II.DASAR TEORI
Detektor Geiger Muller merupakan detektor yang sangat banyak digunakan baik
sebagai sistem pencacahan maupun dalam kerja lapangan (surveymeter). Detektor ini
termasuk keluarga detektor tabung isian gas yang bekerja berdasarkan ionisasi gas.
Keuntungan dari detektor ini dapat menghasilkan pulsa listrik yang relatif besar
dibandingkan dengan detektor jenis lain akan tetapi detektor ini tidak dapat
membedakan energi radiasi yans mengenainya.
Tegangan kerja (HV) yang diberikan pada detaktor GM dapat mempengaruhi laju
cacah yang dihasilkan. Hal ini merupakan salah satu karakteristik dari setiap detektor
GM. Adapun perubahan laju cacahnya mengikuti kurva karakteristik seperti gambar 1
berikut ini, ` Tegangan kerja detektor dipilih pada daerah plato atau tepatnya pada 1/3
lebar plato.
Dengan :
χ2 = nilai chi square
= laju cacahan rata-rata (cpm)
Ri = laju cacahan setiap pengukuran (cpm)
Untuk pengujian dengan melakukan 1O kali pengukuran berulang (N = 1O),
sistem pencacah masih dapat dikatakan stabil bila nilai chi square-nya berkisar antara
3,33 dan 16,9.
Detektor GM termasuk detektor yang "lambat" sehingga untuk pencacahan
aktivitas tinggi, hasil cacahnya harus dikoreksi terhadap waktu mati ( ) detektor
tersebut, yang dapat ditentukan dengan persamaan 3. berikut ini:
Dengan
= Waktu mati detektor (menit atau detik).
R1= Laju cacah sumber 1 (cps) .
R2 = Laju cacah sumber 2 (cps).
R12 = Laju cacah sumber 1 dan sumber 2 bersama-sama (cps)
Rb= Laju cacah latar belakang (cps)
Adapun untuk mengoreksi hasil cacah terhadap waktu digunakan persamaan
4. berikut ini:
Dengan
Rc = Laju cacah setelah dikoreksi (menit atau detik).
Ro = Laju cacah hasil pengamatan (menit atau detik).
Oleh karena tidak seluruh radiasi yang dilepaskan sumber dapat tercacah oleh
detektor, maka perlu menentukan efisiensi detektor yang menunjukkan korelasi antara
nilai cacah yang ditunjukkan sistem pencacah GM dan aktifitas sumber sebenarnya.
Nilai efisiensi ini dapat ditentukan dengan persamaan 5. berikut ini:
Dengan :
= efisiensi detektor.
R = laju cacah (cpd).
A = aktifitas sumber sebenarnya ( Bq )
p = probabilitas pemancaran radiasi
Nilai efisiensi dari setiap detektor sangat dipengaruhi oleh faktor geometri
antara sumber dan detektor, sehingga apabila jarak antara sumber dan detektor
berubah, nilai efisiensinya juga berubah.
DETEKTOR GM COUNTER
HV PC
Gambar 2. Skema Percobaan
b. Catat informasi sumber radiaoaktif yang digunakan (aktivitas, waktu paro, dan
waktu awal)
c. Letakkan sumber Sr pada posisi sejajar dengan detector GM pada jarak tertentu.
Ukur jarak sumber dan detector.
d. Nyalakan PC. Buka software “STX”.
e. Pilih me
f. Tentukan rentang tegangan dari 550 sampai 1050 V, dengan step voltage 50 V
dan time per step 60 detik. Klik show graph untuk menampilkan grafik
pencacahan secara langsung. Klik RUN
g. Catat hasil cacahan dan buat grafik cacahan untuk menentukan tegangan kerja.
h. Tegangan kerja didapat dari 1/3 sampai ½ lebar plato.
Tabel 1.1 Data Hasil Percobaan Menentukan jumlah cacah pada Unsur Sr-90
No Tegangan Tinggi (Volt) Counts
1 550 0
2 600 5210
3 650 5979
4 700 6266
5 750 6420
6 800 6759
7 850 6722
8 900 7095
9 950 6963
10 1000 6818
11 1050 7227
Cacah Grafik Plateau
8000
7000
6000
5000
e
T
t
i
l 4000
Grafik Plateau
A
x
s
i
3000
2000
1000
0
voltage
1000
1050
550
600
650
700
750
800
850
900
950
Gambar 1.1 Grafik hubungan Tegangan Tinggi dengan Jumlah Cacah Unsur
Sr-90
2. Unsur Cs-137
- Aktivitas :1
- Waktu paro : 30,1 tahun
- Waktu awal : September 2017
Tabel 1.5 Data Hasil Percobaan Menentukan Jumlah Cacahan pada Unsur Cs-
137
Asisten Praktikan