Komponen Sel Pada Tulang
Komponen Sel Pada Tulang
Komponen Sel Pada Tulang
3. Osteosit
Osteosit adalah osteoblas yang terbenam dalam matriks tulang yang berhubungan dengan
sel osteosit lain dan juga osteoblas pada permukaan tulang melalui kanalikuli yang
mengandung cairan ekstraseluler. Hubungan antara sitoplasma dengan kanalikuli melalui
gap junction yang memungkinkan osteosit dapat memberikan tanggapan oleh adanya
signal mekanik dan biokimiawi.
Osteosit diyakini memainkan peran dalam hal merespon stimulasi mekanik, sensor
adanya strain dan inisiasi respon terhadap modeling dan remodeling melalui beberapa
mesengger kimia yang meliputi glukosa 6 fosfat dehidrogenase, nitric oxide (NO), dan
IGF (Burger, 1999; Bonewald, 2002). Hasil penelitian akhir-akhir ini diketahui bahwa
osteosit juga memelihara homeostasis mineral tulang.
Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Mempunyai peranan penting
dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada
tulang.
Pada sediaan terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan
yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh
osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi.
Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas,
walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujungujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction.
Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara
osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau
osteoklas.
4. Osteoklas
Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan
inti sampai mencapai 50 buah.
Osteoklas bentuknya besar, bersifat multinukleat berasal dari hematopoietic stem cell (sel
hematopoietik) yang merupakan prekusor monosit/makrofag.
Sel ini kaya dengan enzim lisosom yang meliputi tartrate-resistant acid phosphatase
(TRAP)
Osteoklas berperan pada proses resorpsi tulang dan selama proses resorpsi, ion hidrogen
yang dibentuk dari carbonic anhydrase (karbonik anhidrase) memasuki plasma membran
untuk melarutkan matriks tulang, lebih lanjut enzim lisosom yaitu kolagenase dan
katepsin K dikeluarkan untuk kemudian mencerna matriks tulang.
Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag yang mampu memperbaiki
tulang bersama osteoblast. Selain itu, osteoklas berpartisipasi pada pemeliharaan
homeostasis darah jangka panjang.
Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah
menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut
misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan
tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas
terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut
(ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini
dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral
pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks
organic.
Pada proses persiapan dekalsifikasi, osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri
dari permukaan tulang. resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang
sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang.
Robling AG, Castillo AB, Turner CH, 2006. Biomechanical and Molecular Regulation of Bone
Remodeling. Anual. Riviews Biomed Eng 8:455-498.