PEMBAHASAN Emulsi JADI
PEMBAHASAN Emulsi JADI
PEMBAHASAN Emulsi JADI
dalam basis nilai 9,6-16,7 yang dianggap hidrofil dan pada umumnya membentuk
emulsi O/W ( minyak dalam air ). Span 80 adalah ester dari sorbitan dengan asam
lemak yang merupakan sorbitan monooleat cair seperti miyak dengan basis nilai
1,8-8,6 yang dianggap lipofil serta membentuk emulsi W/O ( air dalam minyak ).
Pada formula I perbandingan tween 80 dan span 80 yang digunakan adalah
75 : 25 bagian, dengan nilai HLB 12,33 maka termasuk dalam basis antara 8-18
sehingga tipe emulsinya O/W ( minyak dalam air ). Formula tersebut membentuk
emulsi O/W emulgator yaitu emulgator memiliki gugus hidrofil yang dapat
membentuk emulsi O/W, dimana tetes minyak ( fase intern ) tedispesi dalam fase
air ( fase ekstern ). Pada formula II digunakan perbandingan 50:50, dengan nilai
HLB yang diperoleh 9,30 termasuk dalam basis 8-18 sehingga tipe emulsinya
O/W emulgator, maka penggunaan surfaktan tween 80 dan span 80 dengan
perbandingan 50:50 dapat
menggunakan perbandingan 25:75 dengan niali HLB 6,91 yang termasuk dalam
basis 1,8-8,6 maka emulsi yang terbentuk adalah emulsi tipe W/O. Perbandingan
Span 80 yang lebih besar dibanding tween 80, mengakibatkan lebih banyaknya
gugus lipofil sehingga cenderung memebentuk emulsi tipe W/O.
Dari perbandingan nilai HLB diatas, dapat diketahui bahwa semakin
rendah nilai HLB maka semakin lipofil surfaktan tersebut, sebaliknya bila harga
HLB tinggi, maka surfaktan semalin hidrofil. Pada percobaan stabilitas emulsi dan
penentuan fviskositas emulsi formula I, II, dan III menunjukkan emulsi yang
stabil karena terjadi pemisahan dan memiliki nilai viskositas yang tinggi. Hal ini
sesuai teori, karena emulsi yang paling stabil adalah formula II kaena
perbandingan Tween 80 dan span 80 sama banyak. Bila HLB tinggi, maka
viskositas akan turun bila HLB rendah, viskositas dan kestabilan naik.
Ketidaksesuaian dengan teori mungkin karena ketiga formula emulsi homogen/
tercampur baik dengan ukuran partikel yang lebih kecil.
Penggunaan alat untuk pencampuran emulsi juga mempengaruhi stabilitas
emulsi. Kali ini alat yang digunakan antara lain blender, mixer dan mortir. Dari
percobaan dapat diketahui bahwa emulsi yang paling stabil adalah emulsi dengan
blender,dibanding mixer dan mortir. Ini ditunjukkan dengan paling sedikit
penurunan pemisahan yang terjadi pada emulsi dengan blender, disusul dengan
mixer kemudian mortir. Hal tersebut disebabkan karena blender mempunyai
karakteristik
memperkecil
ukuran
partikeldenagn
efektif
dan
sekaligus
KESIMPULAN
1. Makin kecil nilai HLB surfaktan, viskositas dan kestabialan emulsi makin
naik ( makin stabil ).