Farmakoterapi Terapan

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

FARMAKOTERAPI TERAPAN

CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)


OLEH:
ALDWIN RIZKY W. K100120182
MEGA KURNIA L.
K100120187

PATOFISIOLOGI & ETIOLOGI


GGK
Penyebab yang mendasari CKD bermacam-macam seperti
penyakit glomerulus baik primer maupun skunder, penyakit
vaskuler, infeksi, nefritis intersisial dan obstruksi saluran
kemih. Patofisilogi penyakit ginjal kronik melibatkan 2
mekanisme kerusakan:
Mekanisme pencetus spesifik yang mendasari kerusakan
selanjutnya seperti kompleks imun dan mediator inflamasi
pada glomerunefritis atau pajanan zat toksik pada penyakit
tubulus ginjal dan intersisium.
Mekanisme kerusakan progresif yang ditandai adanya
hiperfiltrasi dan hiperfiltrasi nefron yang tersisa.

DM
Sel beta pankreas rusak glukosa darah
tinggi dalam waktu cepat dapat menimbulkan
gejala seperti gejala klasik (poliuri, polidispsi,
palofagi,) dan dalam waktu lama dapat
menimbulkan gejala seperti mikrovaskuler dan
makrovaskuler.

Ketika perfusi ginjal terganggu, terjadi relaksasi arteriol


aferen pada tonus vaskular untuk menurunkan resistensi
vaskular ginjal dan memelihara aliran darah ginjal. Selama
terjadi hipoperfusi ginjal, pembentukan prostaglandin
vasodilator intrarenal, termasuk prostasiklin, memperantarai
terjadinya vasodilatasi mikrovasular ginjal untuk memelihara
perfusi ginjal. Pemberian inhibitor siklooksigenase seperti
aspirin atau obat anti inflamasi non steroid dapat
menghambat terjadinya mekanisme kompensasi dan
mencetuskan insufisiensi ginjal akut.
(Rahmadi, 2012)

Identitas Pasien
Nama Pasien: Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Ruang : A2 (4/3)
Umur : 57 tahun
BB/TB : 57 kg/ 164 cm
Tanggal MRS : 1 Juli 2015
Tanggal KRS : Belum KRS
Diagnosa
: DM tipe II, CKD, Hipertensi,
Anemia

Subyektif (saat MRS)


Keluhan Utama (Chief Complaint):
Datang denga keluhan lemas, mual, dan muntah.
Keluhan Tambahan
Pusing.
Riwayat Penyakit Sekarang (History of Present Illness)
DM tipe II, CKD, Hipertensi, Anemia.
Riwayat Penyakit Terdahulu (Past Medical History):
Hipertensi, DM sejak 3 tahun lebih.
Riwayat Penyakit Keluarga (Family History) :
Riwayat Sosial (Social History):
Alergi
Riwayat Pengobatan (Medication History)
- Glurenorm (Glikuidon)
- Noperten
- Amlodipin

Obyektif

Problem Medik dan DRP


Problem Medik : Gagal Ginjal Kronis
Subyektif
: Mual dan Muntah
Obyektif
: Kadar Creatinin tinggi, nilai GFR 26,52 mL/min/1.73
m2
Terapi
:Analisis
: Gagal ginjal yang dialami pasien dalam kasus ini
diklasifikasikan dalam CKD stage 4 karena memiliki
nilai GFR 26,52 mL/min/1.73 m2.
DRP
: Gagal ginjal merupakan penyakit yang tidak dapat
diobati.
Rekomendasi : Menangani atau mengobati penyakit yang menjadi
penyebab gagal ginjal.
Monitoring
: Frekuensi mual, muntah, ClCr, BUN, elektrolit,
hipotensi.

Problem Medik : Anemia


Subyektif
: Lemas
Obyektif
: Nilai Hb < 10 g/dL
Terapi
:Analisis
: Pasien memiliki nilai Hb rendah yakni 8
g/dL dan nilai GFR 26,52 mL/min/1.73 m2.
Pasien yang kekurangan hemoglobin dan
dengan nilai GFR 15-50 mL/min/1.73 m 2
diterapi dengan epoetin alfa.
DRP
: Indikasi belum diobati.
Rekomendasi : Epoitin Alfa i.v. atau s.c. 150 300/units/kg/week dalam dosis terbagi
Monitoring
: Hb

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: DM Tipe II
:: Kadar GDS dan GDP tinggi.
: Novorapid 3x12 U
: Novorapid merupakan insulin kerja
cepat (Rapid-acting insulins) (Dipiro,
2015). Kadar GDS dan GDP pasien
cukup tinggi sehingga perlu diberikan
terapi antidiabetik dengan aksi yang
cepat. Novorapid berfungsi untuk
mengontrol kadar gula dalam darah.
: Tepat Obat, tepat indikasi, dan tepat
pasien.
: Novorapid tetap diberikan.
: GDS <200 mg/dL; GDP 76-110
mg/dL; G2PP <200mg/dL

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: Hipertensi
:: TD 160/90 mmHg
: Lisinopril 5-30 mg sehari
: ACE-I merupakan pengobatan lini
pertama untuk penyakit hipertensi.
Pada pasien CKD, penggunaan diuretik
loop lebih efektif digunakan pada
pasien CKD dengan hipertensi.
: Pemberian ACE-I saja tidak efektif
bagi pasien CKD.
: Ditambahkn Furosemid dengan dosis
40-80 mg i.v setiap 12 jam.
: Tekanan darah

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: Nausea Vomitting
: Mual dan Muntah
:: Lisinopril 5-30 mg sehari
: ACE-I merupakan pengobatan lini
pertama untuk penyakit hipertensi.
Pada pasien CKD, penggunaan diuretik
loop lebih efektif digunakan pada
pasien CKD dengan hipertensi.
: Pemberian ACE-I saja tidak efektif
bagi pasien CKD.
: Ditambahkn Furosemid dengan dosis
40-80 mg i.v setiap 12 jam.
: Tekanan darah

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: Hipertensi
:: TD 160/90 mmHg
: Lisinopril 5-30 mg sehari
: Hasil pemeriksaan pasien pada
tanggal 4/7 menunjukkan bahwa
kondisi klinis pasien mulai membaik.
: Penghentian Omeprazole sudah tepat.
: Penggunaan Omeprazole dihentikan
:-

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: Profilaksis Kardiovaskuler
:::: Pada pasien hipertensi yang
menderita DM tipe 2 dan usia diatas 40
tahun perlu adanya pencegahan untuk
tingkat keparahan hipertensi lebih
lanjut (Dipiro, 2015).
: Perlu adanya profilaksis untuk
pencegahan.
: Diberikan Aspirin dengan dosis 75162 mg sehari.
:-

Problem Medik
Subyektif
Obyektif
Terapi
Analisis

DRP
Rekomendasi
Monitoring

: Suhu Tubuh
: Suhu 37,7 oC
:: Paracetamol
: Paracetamol digunakan sebagai
antipiretik. Hasil pemeriksaan pasien
pada tanggal 4/7 menunjukkan bahwa
suhu tubuhnya mulai menurun.
: Pemberhentian Paracetamol sudah
tepat.
: Penggunaan paracetamol dihentikan.
:-

Monitoring
-

Tekanan darah
Kadar glukosa dalam darah
Kadar kolesterol
Hemoglobin
Protein
Elektrolit (K, Na)

Konseling
-

Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65%


total asupan energi.
Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan
energi.
Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan
asupan karbohidrat dalam sehari.
Berikan makanan selingan buah atau makanan
lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25%
kebutuhan
kalori.
Tidak
diperkenankan
melebihi 30% total asupan energi.

Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.


Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan,
udang, cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa
kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan,
tahu, dan tempe.
Anjuran asupan natrium yaitu tidak lebih dari 3000
mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam
dapur.
Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium
sampai 2400 mg.
Konsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah,
dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi
serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat,
dan bahan lain yang baik untuk kesehatan.

Anjuran konsumsi serat adalah 25 g/hari.


Lakukan latihan jasmani secara teratur 3-4
kali seminggu selama kurang lebih 30 menit.
Selain untuk menjaga kebugaran, olah raga
juga dapat menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa
latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti
jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan
berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalas-malasan.

Pembahasan

Profilaksis Kardiovaskuler

Daftar Pustaka
BNF, 2007, British National Formulary,(bnf.org).
Dipiro, et al. 2015. Pharmacotherapy a
Pathophysiologic Approach 7th Edition. New
York: Mc Graw Hill.
Rudianto, Ahmad, dkk. 2011. Perkeni. Jakarta.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
Rachmadi, Dedi, 2011, Gangguan Ginjal Akut
(GGA), Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran/ RS Dr. Hasan Sadikin Bandung,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai