Makalah CKD
Makalah CKD
Makalah CKD
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi CKD (Cronic Kidney Disease) ?
2. Bagaimana klasifikasi CKD (Cronic Kidney Disease) ?
3. Bagaimana etiologi CKD (Cronic Kidney Disease) ?
4.
5.
6.
7.
8.
1.3
Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien
dengan Cronic Kidney Disease (CKD).
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu meningkatkan pengertian mengenai masalah yang
tindakan
pada
klien
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
(CRF), namun pada terminologi akhir CKD lebih baik dalam rangka untuk
membatasi kelainan klien pada kasus secara dini, kerena dengan CKD dibagi 5
grade, dengan harapan klien datang/ merasa masih dalam stage stage awal yaitu
1 dan 2. secara konsep CKD, untuk menentukan derajat (stage) menggunakan
terminology CCT (clearance creatinin test) dengan rumus stage 1 sampai stage 5.
sedangkan CRF (cronic renal failure) hanya 3 stage. Secara umum ditentukan
klien datang dengan derajat 2 dan 3 atau datang dengan terminal stage bila
menggunakan istilah CRF.
1.
b.
diet)
Kadar kreatinin serum meningkat
Nokturia dan poliuri (karena kegagalan pemekatan)
Ringan
40% - 80% fungsi ginjal dalam keadaan normal
2)
Sedang
15% - 40% fungsi ginjal normal
3)
Kondisi berat
2% - 20% fungsi ginjal normal
c.
2.
elektrolit
air kemih/ urin isoosmotis dengan plasma, dengan BJ 1,010
pembagian CKD berdasarkan stadium dari tingkat penurunan LFG (Laju Filtrasi
Glomerolus) :
a. Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria persisten
dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m2)
b. Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG antara
60 -89 mL/menit/1,73 m2)
c. Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59 mL/menit/1,73m2)
d. Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-29mL/menit/1,73m2)
e. Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73m2 atau
gagal ginjal terminal.
2.3
nefron ginjal. Sebagian besar merupakan penyakit parenkim ginjal difus dan
bilateral.
eritematosus
gout,
hiperparatiroidisme,
amiloidosis.
7. Nefropati toksik, misalnya Penyalahgunaan analgetik, nefropati
timbale.
8. Nefropati obstruktif
a. Sal. Kemih bagian
atas:
Kalkuli
neoplasma,
fibrosis,
netroperitoneal.
b. Sal. Kemih bagian bawah: Hipertrofi prostate, striktur uretra,
anomali congenital pada leher kandung kemih dan uretra.
2.4
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
Nefron-nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang
meningkat disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR / daya
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai dari
nefronnefron rusak. Beban bahan yang harus dilarut menjadi lebih besar
daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan
haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri
timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada
pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila
kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15 ml/menit atau lebih rendah itu.
Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan
laju
filtrasi
glomerulus
(GFR) dapat
dideteksi
dengan
akibat
dari
produksi
eritropoetin
yang
tidak
adekuat,
memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk
mengalami perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran
gastrointestinal. Pada gagal ginjal, produksi eritropoetin menurun dan anemia
berat terjadi, disertai keletihan, angina dan sesak napas.
5. Ketidakseimbangan Kalsium dan Fosfat
Abnormalitas yang utama pada gagal ginjal kronis adalah gangguan
metabolisme kalsium dan fosfat. Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki
hubungan saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, maka yang satu
menurun. Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal, terdapat
peningkatan kadar serum fosfat dan sebaliknya penurunan kadar serum kalsium.
Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar
paratiroid. Namun, pada gagal ginjal tubuh tak berespon secara normal terhadap
peningkatan sekresi parathormon dan mengakibatkan perubahan pada tulang dan
pebyakit
tulang.
Selain
itu
juga
metabolit
aktif
vitamin
(1,25-
2.5
Manifestasi Klinis
2.6
Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka
2.
3.
4.
Pemeriksaan lab.darah
a. Hematologic : (Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit)
b. RFT (Renal Fungsi Test ) : ureum dan kreatinin
c. LFT (liver fungsi test )
d. Elektrolit : Klorida, kalium, kalsium
e. koagulasi studi : PTT, PTTK
f. BGA
Urine
a. urine rutin
b. urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
Pemeriksaan Kardiovaskuler
a. ECG
b. ECO
Radidiagnostik
a. USG abdominal
b. CT scan abdominal
c. BNO/IVP, FPA
d. Renogram
e. RPG ( retio pielografi )
10
2.7
Pentalaksanaan
11
akibat
penurunan
ekskresi,
asidosis
metabolik,
2.9
Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Primer
Pengkajian dilakukan secara cepat dan sistemik, antara lain :
Airway
1)
2)
3)
Adanya sekret
Breathing
12
1)
2)
Pernafasan Kusmaul
3)
Dispnea
4)
Circulation
1) TD meningkat
2) Nadi kuat
3) Disritmia
4) Adanya peningkatan JVP
5) Terdapat edema pada ekstremitas bahkan anasarka
6) Capillary refill > 3 detik
7) Akral dingin
8) Cenderung adanya perdarahan terutama pada lambung
dan
A : Allert
b. Pengkajian Sekunder
Pemeriksaan
sekunder
dilakukan
setelah
memberikan
pertolongan
atau
13
Keluhan Utama
Riwayat kesehatan
Faktor resiko (mengalami infeksi saluran nafas atas, infeksi kulit, infeksi saluran
kemih, hepatitis, riwayat penggunaan obat nefrotik, riwayat keluarga dengan
penyakit polikistik, keganasan, nefritis herediter)
Anamnesa
Oliguria/ anuria 100 cc/ hari, infeksi, urine (leucosit, erytrosit, WBC,
RBC)
Cardiovaskuler: Oedema, hipertensi, tachicardi, aritmia, peningkatan
kalium
Kulit : pruritus, ekskortiasis, pucat kering.
Elektrolit: Peningkatan kalium, peningkatan H+, PO, Ca, Mg, penurunan
HCO3
Gastrointestinal : Halitosis, stomatitis, ginggivitis, pengecapan menurun,
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran kapiler-alveolar
2. Penurunan cardiac output b.d perubahan preload, afterload dan sepsis
3. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, pneumonitis,
perikarditis
4. Kelebihan volume cairan b.d mekanisme pengaturan melemah
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
makanan yang inadekuat (mual, muntah, anoreksia dll).
14
15
Intervensi Keperawatan
NO
1
DIAGNOSA
TUJUAN
KEPERAWATAN
Gangguan pertukaran gas
INTERVENSI
NOC :
NIC :
Airway Management
Kriteria Hasil :
pengeluaran karbondioksida
dyspneu
alveoli
Batasan karakteristik :
(mampu
mengeluarkan
sputum,
pursed lips)
Gangguan penglihatan
Penurunan CO2
kekurangan dalam
intake
untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
16
Takikardi
Hiperkapnia
Keletihan
Respiratory Monitoring
somnolen
Iritabilitas
Catat
pergerakan
dada,amati
kesimetrisan,
Hypoxia
kebingungan
dan intercostal
Dyspnoe
nasal faring
Monitor
AGD Normal
pola
nafas
bradipena,
takipenia,
sianosis
(pucat, kehitaman)
Hipoksemia
paradoksis )
hiperkarbia
sakit kepala ketika
bangun
frekuensi dan kedalaman
nafas abnormal
mengetahui hasilnya
AcidBase Managemen
17
Monitro IV line
berhubungan :
-
ketidakseimbangan
perfusi ventilasi
alveolar
NIC :
jantung, peningkatan
Circulation Status
Kriteria Hasil:
Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan
darah, Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada
kelelahan
Cardiac Care
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada Monitor balance cairan
asites
19
NOC :
Fluid management
tidak adekuat
Kriteria Hasil :
Batasan karakteristik :
-
Penurunan tekanan
inspirasi/ekspirasi
Penurunan pertukaran
udara per menit
Menggunakan otot
nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan PAP, dan PCWP
dyspneu
(mampu
mengeluarkan
sputum,
pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien
pernafasan tambahan
-
Nasal flaring
Dyspnea
Orthopnea
Perubahan penyimpangan
dada
Nafas pendek
memburuk
Assumption of 3-point
Fluid Monitoring
position
-
Pernafasan pursed-lip
Tahap ekspirasi
eliminaSi
Peningkatan diameter
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
anterior-posterior
dll )
Pernafasan ratarata/minimal
irama jantung
21
Kedalaman pernafasan
Timing rasio
Hiperventilasi
Deformitas tulang
Penurunan
energi/kelelahan
Perusakan/pelemahan
muskulo-skeletal
Obesitas
Posisi tubuh
22
Hipoventilasi sindrom
Nyeri
Kecemasan
Disfungsi Neuromuskuler
Kerusakan
persepsi/kognitif
Imaturitas Neurologis
Kelebihan volume cairan b/d NOC :
NIC :
Fluid management
Kriteria Hasil:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
hepatojugular (+)
Asupan berlebihan
dibanding output
kebingungan
Fluid Monitoring
Hb dan hematokrit
menurun, perubahan
elektrolit, khususnya
seimbangan
cairan
(Hipertermia,
terapi
diuretik,
dll )
24
Faktor-faktor yang
berhubungan :
Mekanisme pengaturan
melemah
dan penambahan BB
Asupan natrium
berlebihan
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC :
NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
Batasan karakteristik :
-
berarti
makanan
harian.
Miskonsepsi
26
Kehilangan BB dengan
makanan cukup
konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oral.
Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
mulai rapuh
-
Kurangnya informasi,
misinformasi
Faktor-faktor yang
berhubungan :
27
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna
makanan atau mengabsorpsi
zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
6
NOC :
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
menimbulkan hipoksinia,
RR
NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap
keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
fatigue
Definisi : Ketidakcukupan
Activity Therapy
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik
28
hari.
mampu dilakukan
Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai
Batasan karakteristik :
a.
b.
c.
terhadap aktifitas
d.
luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam beraktivitas
Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual
29
Kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan
antara suplei oksigen dengan
kebutuhan
30
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan gangguan ginjal yang
progresif
dan
mempertahankan
irreversibel
di
metabolisme
mana
dan
kemampuan
keseimbangan
tubuh
cairan
gagal
dan
untuk
elektrolit,
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah
(Luckman,2002).
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit,menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). (Sudoyo, 2006).
31
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
Carpenito. 2001. Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan, Diagnosa
keperawatan dan masalah kolaboratif. Jakarta: EGC
Hudak, Gallo. 2000. Critical Care Nursing. Philadelphia. JB. Lippincot Company
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
32