Operasi Ka
Operasi Ka
Operasi Ka
PERKERETA APIAN
Adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana (Lok, Kereta
gerbong dan sebagainya) yang dapat bergerak di jalan KA, prasarana
(jalur dan Stasiun KA termasuk fasilitas yang diperlukan untuk operasi
KA) dan fasillitas penunjang untuk penyelenggaraan angkutan KA yang
disusun dalam suatu stasiun.
2.
KERETA API
Adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan keperluan lainnya yang akan ataupun yang sedang
bergerak di jalur Rel.
3.
2.
MENURUT UU 13/92
Untuk memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara
massal, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sarta
pendorong dan penggerak Pembangunan Nasional.
2.
MENURUT PP 59/99
Adalah mengusahakan jasa angkutan KA dalam memperlancar arus
perpindahan orang atau barang secara massal untuk menunjang
Pembangunan Nasional
AWAK KA :
- KONDEKTUR PEMIMPIN
- PEMBANTU KONDEKTUR
- MASINIS
- ASISTEN MASINIS / JURU API
E. DASAR-DASAR OPERASI KA
Keselamatan PERKA adalah syarat mutlak keselamatan operasi KA
1. Pola pengoperasian KA
a. Pengoperasian 1 KA pada jalur satu rel
Keamanan jalur ka antara dua stasiun diatur dengan pesawat
telepon/telegrap.
KA
Stasiun X
Stasiun Y
Keamanan jalur ka antar stasiun diatur dengan persinyalan Kombinasi Alkmaar dengan
sistem blok kawat T.
KA 1
I
II
KA 2
a. Pengaturan persilangan :
-
KA 3
Setelah KA 1 dari stasiun X masuk dan berhenti di jalur I, KA 3 dapat diberi jalan
masuk langsung di sepur II stasiun Z menuju ke stasiun Y.
Sinyal D dapat ditarik aman, apabila :
Stasiun Z telah mendapat aman dari stasiun Y
Wesel 2 mengarah ke jalur II terkunci
sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
Sinyal A dapat ditarik aman, apabila :
jalur II kosong
Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II terkunci
Sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
Y
KA 1
10
2.
: tiada semboyan
b. Malam hari
b. Malam hari
PERHATIAN !!
1.
Suatu rangkaian kereta /gerbong dikatakan kereta api,apabila rangkaian yang telah
digandengkan dengan lokomotif telah dipasangi semboyan akhiran (S 21)
2.
Setiap petugas PT.KA (Persero) apabila melihat suatu ka tanpa semboyan 21 harus
segera lapor kepada PPKA/PAP/PK/PPKT.
11
3. Semboyan 1 : AMAN
: 1). Tiada semboyan
2). Bendera putih
3). Papan putih bundar.
Pegawai berdiri sambail mengawasi kereta api lewat sambil memperhatikan
rangkaian dan semboyan KA yang sedang lewat ; ia harus berdiri di tempat yang
mudah terlihar oleh Awak KA
a. Siang hari
1).bendera hijau ;
2).Papan bundar hijau bertepi putih atau tidak.
12
b.Malam hari :
b.Malam hari :
13
1).Bendera merah ;
2).Papan bundar merah ;
3).Pegawai berdiri tegak menghadap ke jurusan
kedatangan ka sambil mengacungkan kedua lengannya
keatas.
b. Malam hari :
1).Lentera merah
2).Setiap lentera atau nyala api (yang tidak.merah) yang
digerak-gerakkan cepat ke kanan dan ke kiri.
14
8. Semboyan 30
a.
b.
keadaannya.
Untuk KA yang langsung harus diperhatikan apakah pegawai dalam kereta
bagasi (BP) tidak memperlihatkan topi petnya di kibas kibaskan kepada
petugas. Apabila pegawai yang bersangkutan memperlihatkan topinya dan
dikibas kibaskan, berarti yang bersangkutan memberitahukan bahwa sepur
yang baru dilaluinya tidak baik keadaaannya
Malam hari tiada semboyan
Siang hari
b.
Malam hari
15
16
MAKSUD
-
K1
K2
K3
KM
BP
S 20
S 21
=
=
=
=
=
=
=
17
F . 1. TUGAS PK
1.
Mengendalikan operasi KA, secara langsung melalui PPKA (SIPOKA 94 Bab. 3.a.1 dan
makluamt DL/70 pasal 5.1.)
2.
Menggambar realiasai perjalanan KA sesuai laporan yang diterima dari PPKA dan
mencacat semua gangguan Perka beserta sebab sebabnya. (Maklumat DL 4/70 pasal
5.1.2)
3.
4.
5.
Koordinasi dengan dinas jalan rel dan jembatan, untuk penetapan pemasangan taspat
(SIPOKA Bab VI. B.2)
6.
7.
Segera menjawab panggilan radio dari PPKA atau Masinis (Surat Dirop No.
KA.405/5/7/KA/94 Pasal 3.a)
18
8.
9.
Wajib memantau Masinis setiap KA. Didaerah rawan mengantuk ( pukul 22.00 04.00 )
dengan menggunakan radio lokomotif untuk memastikan bahwa Masinis tetap siaga /
tidak mengantuk. (Surat Dirop No. KA.405/5/7/KA/94 Pasal 3.b)
10.
PK Berwenang mengatur :
a. Menetapkan pemindahan persilangan / penyusulan KA di daerahnya. Memberi
intruksi hal hal yang berhubungan dengan Perka dan mencatat semua perintah
yang dikeluarkan dalam buku PK dengan diberi nomor urut.
(Maklumat DL 4/70 Pasal 5.1.7, 5.2.1 dan 5.2.2)
b. Dalam pengaturan urutan perjalanan KA harus memperhatikan klasifikasi KA
(Maklumat Direksi No.1 / 2001,lampiran Gapeka 10 Mei 2001)
11.
19
F. 2. TUGAS PPKA
1.
2.
3.
4.
5.
Melaporkan gangguan pesawat blok ataupun prangkat lain yang mengganggu PERKA
(SIPOKA VI A.1.g).
20
6.
Stasiun awal pemberangkatan harus melaporkan nama nama awak KA dan rangkaian
(SIPOKA VI. A.2.d).
7.
8.
Bila dianggap perlu PPKA dapat berhubungan dengan Masinis melalui PK dengan
menggunakan pesawat Radio.
21
F. 3. TUGAS MASINIS
1.
Setiap awal pemberangkatan KA, wajib mengadakan test Radio Lokomotif dengan PK.
(Surat Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.a ).
2.
3.
Wajib memberikan informasi lewat radio lok, kepada PK tentang segala kejadian dan
penyimpangan tertib jalanan KA-nya ((Surat Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.c ).
4.
Setiap perpindahan wilayah Daerah Operasi, wajib mengadakan test radio Lokomotif
dengan PK Daop yang akan dilewati ((SK Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.d ).
5.
6.
Bila dipandang perlu dapat berhubungan langsung dengan PPKA atau Masinis KA lain
lewat hubungan radio melalui PK.
22
II
A. PRINSIP PENGATURAN PERJALANAN KA
1.
2.
3.
23
4. KA BERJALAN LANGSUNG :
a.Harus dimasukkan ke jalur lurus, kecuali di stasiun persimpangan
untuk jalur tertentu atau di stasiun peralihan dan jalur ganda ke jalur
tunggal dan sebaliknya sesuai dengan Peraturan Pengaman
Setempat (PPS) atau Reglemen Pengaman Setempat (RPS).
b.Apabila jalur lurus terhalang, maka ka langsung dilewatkan ke jalur belok
dengan pengamanan khusus dan pengurangan kecepatan ka.
5. PERSILANGAN KA.
a. Persilangan ka terjadi di jalur tunggal dan dilakukan di stasiun yang telah
ditentukan sesuai GAPEKA,DAFTAR WAKTU,MALKA dan TEM.
b. Persilangan dapat dipindahkan ke stasiun lain, apabila terjadi kelambatan ka.
c. Pemindahan persilangan, dimaksudkan agar ka yang terlamba tidakt
memperlambat perjalanan ka lain dari arah yang berlawanan.
d. Setiap pemindahan persilangan harus memperhatikan prioritas perjalanan
(kelas) ka.
24
6. PENYUSULAN KA.
a. Penyusulan ka hanya dilakukan di stasiun jalur tunggal maupun jalur
ganda yang telah ditentukan sesuai GAPEKA , DAFTAR WAKTU, MALKA
dan TEM.
b. Penyusulan ka dapat dipindahkan ke stasiun lain atau pada petak jalan di
jalur ganda, apabila terjadi kelambatan ka yang berjalan searah (tertib
perjalanan dua ka yang searah jalannyaa berubah).
c. Pemindahan penyusulan ka dimaksudkan agar supaya tidak
memperlambat ka lain yang searah.
d. Pemindahan penyusulan tsb harus memperhatikan prioritas perjalanan
(kelas) ka.
25
26
8. PEMERIKSAAN PENGEREMAN.
Pada jalur ka menurun dengan derajat tertentu, ka harus
berhenti di stasiun terdekat, sebelum turunan untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap sistem pengereman agar
mendapat keyakinan, bahwa sistem pengereman berfungsi
dengan baik sesuai ketentuan.
9. KERETA API BERJALAN MUNDUR/KONPOI
a. Kereta Api dilarang berjalan Mundur, kecuali :
1) Terjadi kerusakan jalan
2) Terjadi rintang jalan
3) Untuk perjalanan konpoi atau KA penolong
4) untuk pengujian terhadap sarana da prasarana.
b. Syarat-syarat yang harus di penuhi :
1) Telah mendapat izin dari PPKA stasiun pemberangkatan
terakhir, PPKT atau PKA.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
27
2) Perjalanan Mundur masih dalam 1 petak blok dan atas persetujuan KDRP,
paling jauh sampai di belakang sinyal blok antara yang bersangkutan atau
di depan sinyal masuk dan di dahului petugas yang membawa semboyan
3 pada jarak 500m.
3) Untuk melewati batas petak blok, masinis/KDRP harus menghubungi dan
minta izin kepada PPKT/D/A, melalui radio Lok atau Telepon Sinyal.
4) PPKT/D/A boleh memberi izin apabila yakin petak blok yang bersangkutan
aman, dengan cara :
(a) Untuk melewati sinyal masuk, harus membentuk rute masuk. Bila
sinyal masuk dan sinyal daruratnya gangguan harus
menggunakan bentuk D.1 (MS).
(b) Untuk melewati sinyal blok antara menggunakan bentuk D1 (MS)
melalui radio lok atau telepon sinyal.
(c) Kecepatan KA berjalan mundur maksimum 5 Km/jam.
10. PERSYARATAN KUALIFIKASI AWAK KA.
a. Awak ka yang menjalankan opersi ka harus memiliki kualifikasi dan keahlian
khusus sesuai persyaratan yang ditentukan.
b. Awak ka yang bertugas mengoperasikan ka:
1).Massinis ;
2).Kondektur ;
3).Teknisi.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
28
29
30
PASAR
STANDAR INDUK
PEMBANGUNAN
PENUGASAN
PEMERINTAH
PENGENDALIAN
OPERASI KERETA API
GRAFIK
PERJALANAN
KERETA API
(GAPEKA )
PRASARANA
SARANA
* WAKTU PERJALANAN
(RUNNING TIME )
* WAKTU TEMPUH
( TRAVELLING TIME )
OPERASI
KERETA API
* PENYIAPAN
- LOKOMOTIF
- KERETA / GERBONG
- AWAK KA
- ADMINISTRASI
* PEMERIKSAAN
RANGKAIAN
AMAN
TERTIB
TEPAT
LANCAR
EFISIEN
INTRUKSI KAPERJANKA
R JILID 1 PASAL 20
* PEMBERANGKATAN
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
WARTA AMAN
SEMBOYAN 40
SEMBOYAN 41
SEMBOYAN 35
* STASIUN ANTARA
R. 19 JILID 1 PASAL 30
INTRUKSI KAPERJANKA 8/ 81
31
OPERASI
KERETA API
AMAN
TERTIB
TEPAT
LANCAR
EFISIEN
SELAMAT
TEPAT WAKTU
KEPUASAN PELANGGAN
STANDAR INDUK
PENGENDALIAN
OPERASI KERETA API
SIPOKA
CTC/PKT
(Kep.D3/LL.201/XI/10/KA98 tanggal 4 Nopember
1998).
CTS
(Kep.D3/LL.201/XI/9/KA98 tanggal 4 Nopember
1998).
32
GAPEKA
Pengendali
Operasi KA
Pembuat
kelambatan
Pencegahan
kelambatan
Kelambatan
Kronikal
Kelambatan
Insidental
Operasi KA
-Selamat
-Tepat waktu
Analisis
Kelambatan
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
33
III
A.
OPERASI KA
a.
b.
DINAS
KEGIATAN
DL/DT
Menyiapkan lhm+lapka+lampiran,
30 menit
DB
15 menit
DK
15 menit
DT
34
NO
URUT
DINAS
KEGIATAN
c.
DT
40 menit
d.
DL/DT
30 menit
e.
DL
30 menit
35
Di stasiun permulaan
Masinis / Asistennya membawa LHM kepada PPKA / PAP untuk diisi dan ditanda tangani,
selambat lambatnya 5 Menit KA berangkat.
2.
PPKA / PAP stasiun permulaan dan penggantian Masinis harus mengisi LHM tentang :
a. Tanggal Berlakunya LHM
b. Dipo
c. Lokomotif No
d. Nama Pegawai Lokomotif
e. Dinasan Pegawai Lokomotif
f. Mulai Dinas, Habis Dinas
g. Dinas Serep dan Langsir
h. Pemberitahuan Luar Biasa Dari KDT-KS / PPKA / PAP
i. Persilangan luar biasa
j. Pemindahan Persilangan
k. Semboyan yang harus di pasang oleh lokomotif
l. Berjalan perlahan lahan
m. Berhenti luar biasa
n. Lain-lain catatan dari PPKA/PAP
36
37
1. Pengisian LAPKA,
Tugas KDRP di tengah perjalanan dan penyerahan LAPKA
LAPKA terdiri dari 1 (Satu) lembar yang disatukan terdiri dari lembar luar
dan lembar dalam, yaitu :
a. Keterangan mengenai bagian Traksi atau lembar luar
Lembaran Traksi
b. Keterangan mengenai bagian Lalulintas atau lembar dalam
Lembaran LALU LINTAS dan PERNIAGAAN
38
39
40
41
Lembar lalu lintas (Lembar Dalam) memuat keterangan keterangan yang harus diisi oleh PPKA /
PAP :
1. Stasiun awal
2. Stasiun temapat KA berganti nomor (Stasiun Pemeriksa)
Pada waktu LAPKA diserahkan kepada KDRP, PPKA / PAP harus telah mengisi :
a. Jenis dan No. atau huruf pada KA atau PLB, Tanggal, No. lokomotif, nama pegawai
lokomotif yang menjalankan KA (Sesuai LHM)
b. Nama KDRP, KPB, dan Polisi / Polsuska
c. Nama stasiun , Senpos dan simpangan (ditulis penuh) yang terletak sepanjang lintas
yang akan dilalui KA
d. Jam berangakat, Jam dating atau Jam langsung di stasiu, di Senpos dan tempat
simpangan
e. Persilangan biasa dan kalau ada persilangan luar biasa
f. Semboyan Ka yang harus dipasang untuk KA Fakultatif atau KLB yang berjalan
searah (Semb. 23, Semb.25), berlawanan arah (Semb.22, Semb.24)
g. Catatan istimewa tentang : berjalan pelan pelan, BLB, persilangan dengan Lori,
berjalan sepur salah dan sebagainya
h. Jenis, Nomor kereta dan gerbong yang dirangkaikan pada kereta api
i. Tujuan, berat KA (Ton), jumlah gandar sebenarnya dan jumlah gandar perhitungan
tiap kereta dan gerbong
Laporan KA (LAPKA) berguna untuk mencatat sejelas jelasnya dan selengkap lengkapnya
sesuatu yang terjadi sepanjang perjalanan KA
KDRP harus membawa LAPKA, kecuali KDRP pada lokomotif yang mengambil bagian KA yang
ditinggalkan di jalan bebas
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
42
43
3. Penyerahan LAPKA
a. Di tiap tiap batas daerah operasi KDRP menyerahkan kepada
PPKA / PAP lembar dalam YBS dengan daerah operasi yang
telah dilalui
b. Di stasiun penghabisan diserahkan :
> Lembar luar yang digunakan selama perjalanan
> Lembar dalam yang dipergunakan terakhir
Selanjutnya lembar luar dan dalam dikirim ke KASI operasi / KASUBSI
KASI operasi / KASUBSI mengirimkan lembar luar yang telah selesai
diperiksa ke bagian pemeriksaan KASI TRAKSI untuk disimpan selama 1
(Satu) Tahun dan kemudian di musnahkan.
44
45
46
47
a.
DINAS
DL/DT
KEGIATAN
20 menit
20 menit
48
NO
URUT
DINAS
b.
DL
20 menit
c.
DL
10 menit
10 menit
d.
DL
KEGIATAN
10 menit
49
NO URUT
DINAS
KEGIATAN
a.
DL/DK
b.
DL
5 menit
c.
DL
5 menit
d.
DL
KA siap berangkat
0 menit
e.
DL
10 menit
50
51
2.
3.
MEMBERI
DENGAN SULING
3.C. MASINIS
1.
2.
3.
4.
5.
3.D. KA BERANGKAT
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
52
Sebelum ka datang PPKA / PAP harus meyakinkan, bahwa sepur dan wesel yang akan
dilalui ka itu aman
2.
3.
4.
53
PPKA / PAP telah menerima / mendapatkan blok aman dari stasiun sebelahnya.
2.
3.
Melayani sinyal masuk setelah yakin kedudukan wesek besar dan keadaan
empelasemen aman
4.
5.
6.
54
IV
OPERASI KA DALAM PERJALANAN
A. OPERASI KA DI/DARI/KE STASIUN ANTARA ( DALAM PERJALANAN )
DAPAT TERJADI BEBERAPA KEMUNGKINAN :
1. KETERLAMBATAN KA
a) Ks/Ppka menghentikan langsiran untuk KA-KA yang akan masuk,
berangkat atau langsung agar KA tepat perjalanannya.
b) Apabila KA Terlambat
1) Mencari khabar tentang keterlambatan KA
2) Ppka/PAP harus berusaha agar supaya muat dan bongkar
dilakukan dengan cepat.
c) Keterlambatan KA yang menyebabkan berubahnya peraturan
perjalanan, harus memperhatikan tingkat kelas KA :
1) KLB Presiden/WK Presiden
2) KA EKSPRES
3) KA CEPAT
4) KA BARANG CEPAT ( BC )
5) KA PNP
6) KA CAMPURAN, LOKS
7) KA BARANG ( TERMASUK KA DINAS DAN KA
PEMELIHARAAN )
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
55
2. PERUBAHAN PERSILANGAN ( X )
a) Pemindahan Persilangan
b) Persilangan ( x ) dapat dipindahkan :
1) Ke Stasiun Terdekat
2) Melampaui beberapa stasiun ( tidak boleh melebihi stasiun
peralihan kawat B )
3. PEMINDAHAN PENYUSULAN, dapat terjadi apabila :
a) KA Muka, setelah penyusulan ( // ) menjadi KA Belakang
b) KA Belakang, setelah penyusulan ( // ) menjadi KA Muka
Jika yang terlambat KA Muka, Penyusulan di pindahkan ke
Stasiun Sebelum stasiun penyusulan resmi ( yang ditetapkan
dalam peraturan perjalanan )
Jika yang terlambat KA Belakang, penyusulan di pindahkan ke
stasiun sesudah stasiun penyusulan resmi.
56
3
(MJ10)
(J10)
(J12B)
(J32B)
2) Sepur belok
PPKT boleh membentuk rute masuk setelah ada tanda KA mendekati sinyal masuk
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
57
3
(MJ10)
(J12B)
(J10)
(J32B)
II
(MJ10)
III
(J10)
(J12B)
(J32B)
I
II
III
Kuning
Hijau
Kuning
Merah
K
Merah
Merah
Merah
Hijau
PPKT boleh membentuk rute masuk hanya sampai sinyal keluar antara, selanjutnya membentuk rute
keluar antara setelah KA melewati sinyal masuk
58
c. Sepur belok
3
(MJ10)
(J12B)
(J10)
(J32B)
PPKT boleh membentuk rute masuk hanya sampai sinyal keluar antara sinyal keluar aetelah ada
tanda mendekati sinyal masuk, kemudian membentuk rute keluar antara setelah KA meewati
sinyal masuk
1. Sinyal muka (MJ10) = Hijau
2. Sinyal masuk (J10) = Kuning dan angka 3 pada indikasi pembatas kecepatan menyala putih
3. Sinyal keluar (J32B) = Merah
59
S2B
Am
S3
B
II
PPKA melakukan tindakan sebagai berikut :
1.
2.
3.
Perintah memperlihatkan S3 ditempat Lokomotif berhenti, kecuali jika di tempat itu telah
ada S7 ( sinyal keluar B )
Perintah memperlihatkan S2B pada wesel yang terjauh yang akan di lalui KA dari Arah
ujungnya.
Mempertahankan sinyal masuk ( A ) dalam kedudukan tidak aman.
Setelah PPKA mendengar S 35 dibunyikan berkali kali oleh masinis, berarti KA telah berhenti di
depan sinyal masuk, sinyal masuk A baru boleh di tarik aman.
KA boleh masuk STASIUN Z, setelah sinyal masuk A/I di tarik Aman
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
60
61
6.
f)
63
500m
S3
b)
KA 2
500 m
600 m
mogok
KA 6
KA
500m
S3
64
500m
S3
2) KA tanpa Semb 21
- Jika yang ditinggal Rankaian isi PNP KDRP harus menunggu
65
66
1.
2. KA meninggalkan Rank di
jalan bebas
1) TELEPON
a) Pes Tlp penolong (Ladang)
b) Pes Tlp tepi jalan / selektor
c) Pes blok Tlp / Tlp dirumah sinyal
d) Pes Tlp lain
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
2) TERTULIS
a) No. KA yang butuh pertolongan
b) Ket tentang kerusakan
c) Lokasi (Km) KA yang ditolong
d) Perlengkapan yang harus dibawa KAP
e) Dari arah mana KAP dikirim
67
68
PPKA mempertimbangkan
69
Diumumkan
2) Pada petak jalan yang lain
: PK maks 45 Km / Jam
REM AB
KA berhenti
a)
3) Bagian KA yang
telah dihentikan
dilindungi S - 3
b. blok
c. blok pos
d. sepur kembar
e. KA langsung
diusahakan BLB
72
73
5 Km / Jam
30 Km / Jam
45
45
Km / Jam
74
3.
PPKA stasiun
PPKA staiun sementara
tidak ditambah kata kata Ke/dari TPH
dilarang
75
Masinis harus berhenti di depan sinyal blok yang menunjukkan aspek merah (Padam),kemudian ia harus
berusaha menghubungi PPKT/D terkait atau PPKA stasiun di depannya (apabila sedang dilaksanakan
pelayanan setempat) melalui telepon sinyal atau radio lokomotif.
2.
PPKT/D/A boleh memberikan izin melalui sinyal dengan aspek merah dengan bentuk D.1 (MS) kepada Masinis
ybs,selama petak blok yang dilindungi sinyal blok tsb tidak diyakini tidak ada KA lain. Apabila PPKT/D/A tidak
yakin ,bahwa di petak blok tsb tentang keberadaan suatu ka, maka berlaku peraturan sebagai berikut dibawah
ini :
3.
Apabila Masinis tidak berhasil menghubungi PPKT/D/A ydm atau PPKT/D/A tidak dapat memberikan bentuk
D.1(MS), karena tidak bisa menyakinkan petak blok aman, maka diberlakukan OPERASI TANPA BLOK ATAU
OTB, yaitu:
a. Pada lintas dengan sistem Hubungan Blok Otomatik Terbuka :
Masinis boleh memberangkatkan KA-nya dan berjalan hati-hati dengan kecepatan maksimum 15 km/jam.
b. Pada lintas sistem Hubungan Blok Otomatik Tertutup :
Masinis boleh memberangkatkan KA-nya dengan didampingi oleh Kondektur dan berjalan dengan
hati-hati dengan kecepatan maksimum 30 km/jam pada jalan lurus,dan mengurangi kecepatan KA-nya
hingga 15 km/jam pada jalan lengkungan, pandangan terbatas karena cuaca atau malam hari.
76
4.
Pada saat melaksanakan OTB, apabila Masinis melihat di depannya ada KA, maka harus menghentikan
KA-nya paling dekat 50 m dari ka di mukanya tsb dan boleh menggerakan kembali KA-nya setelah 2 (dua)
menit KA di depannya berjalan kembali.
5.
Dalam melaksanakan OTB Masinis HARUS MENCATAT dalam LAPORAN HARIAN MASINIS (LHM) yang
dipegangnya dan khusus mengenai OTB pada lintas sistem hubungan blok otomatik tetutup,
Kondektur juga harus mencatat dalam laporan kereta api (LAPKA).
6.
PPKT / D / A dan PKA / PK masing masing harus mencatat dalam buku Warta KA, buku gangguan sinyal
atau dalam buku Serah Terima Dinasan.
Keterangan :
A. Hubungan blok otomatik terbuka :
Adalah hubungan blok antara dua stasiun yang berdekatan secara otomatis tentang tanya jawab
keamanan Perjalan KA dengan sistem elektrik. Aspek normal sinyal utama yang berada di jalur utama
Hijau , sinyal langsir Beraspek Putih, kecuali ditentukan lain
B. Hubungan blok otomatik tertutup :
Adalah hubungan blok antara dua stasiun yang berdekatan secara otomatis tentangtanya jawab
keamanan Perjalanan KA dengan sistem elektrik, aspek norma sinyal utama Merah .
77
LANGSIR
Langsiran adalah menyusun rangkaian KA penumpang atau KA barang sesuai dengan stam
formasi yang telah ditetapkan
1)
Dilakukan
Tenaga Orang
Tenaga Lokomotif
1.
2.
3.
2) Yang berhak
LANGSIR
4.
5.
PPKA
Pakai Pet
PAP
Aba aba dengan terompet
KDRP
Khusus hanya sendiri waktu
PPKA / PAP tidak dapat menunggalkan
alat pengaman dan tidak ada pegawai lain
yang berhak
JRLR
Aba aba dengan terompet
Pegawai yang mempunyai sertifikat / brevet
langsir
78
3) Perintah
langsir
1.
2.
Kecuali
79
a.
80