Operasi Ka

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 80

I

A. PERKERETA APIAN dan KERETA API


1.

PERKERETA APIAN
Adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana (Lok, Kereta
gerbong dan sebagainya) yang dapat bergerak di jalan KA, prasarana
(jalur dan Stasiun KA termasuk fasilitas yang diperlukan untuk operasi
KA) dan fasillitas penunjang untuk penyelenggaraan angkutan KA yang
disusun dalam suatu stasiun.

2.

KERETA API
Adalah kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan keperluan lainnya yang akan ataupun yang sedang
bergerak di jalur Rel.

3.

BEBERAPA MACAM KERETA API


- KA Penumpang (Kelas Eksekutif, Bisnis dan Ekonomi)
- KA Barang (Express, Cepat, Parcel dll)
- KA Dinas dipergunakan untuk kepentingan perusahaan

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

B. OPERASI KERETA API


KATA OPERASI, BERDASARKAN KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
TERBITAN BALAI PUSTAKA, BERARTI PELAKSANAAN RENCANA YANG
TELAH DIKEMBANGKAN. Sedangkan PENGOPERASIAN KA adalah
PROSES ATAU PERBUATAN MENGKARYAKAN KERETA API.

OPERASI KERETA API MEMPUNYAI ARTI LUAS DAN ARTI SEMPIT


1.

OPERASI KERETA API DALAM ARTI LUAS


Adalah seluruh aktifitas atau kegiatan yang berkaitan dengan
menjalankan kereta api

2.

OPERASI KERETA API DALAM ARTI SEMPIT


Meliputi proses atau kegiatan yang berhubungan dengan menjalankan :
a. Pengendalian terhadap gerakan atau penggunaan segenap bakal
pelanting (Rolling Stock) milik PT.KA (Persero) atau pihak lain
lokomotif,kereta gerbong dan kendaraan lain yang dapat dijalankan
di atas Rel)
b. Pengendalian terhadap masalah masalah yang timbul, karena adanya
Gerakan dan penggunaan bakal pelanting tersebut di atas.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

C. APA TUJUAN OPERASI KERETA API


TUJUAN OPERASI KERETA API :
1.

MENURUT UU 13/92
Untuk memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara
massal, menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sarta
pendorong dan penggerak Pembangunan Nasional.

2.

MENURUT PP 59/99
Adalah mengusahakan jasa angkutan KA dalam memperlancar arus
perpindahan orang atau barang secara massal untuk menunjang
Pembangunan Nasional

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

D. SUSUNAN RANGKAIAN KERETA API


1.

SUSUNAN RANGAKAIAN KERETA API : LOKOMOTIF + KERETA

AWAK KA :
- KONDEKTUR PEMIMPIN
- PEMBANTU KONDEKTUR
- MASINIS
- ASISTEN MASINIS / JURU API

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

- RAC = PETUGAS PELAYANAN LISTRIK


- PLKA
= PETUGAS PELAYANAN KA
- PLLR
= PETUGAS PELAYANAN REM

E. DASAR-DASAR OPERASI KA
Keselamatan PERKA adalah syarat mutlak keselamatan operasi KA
1. Pola pengoperasian KA
a. Pengoperasian 1 KA pada jalur satu rel
Keamanan jalur ka antara dua stasiun diatur dengan pesawat
telepon/telegrap.

KA
Stasiun X

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

Stasiun Y

b. Pengoperasian beberapa ka pada satu jalur rel.

Keamanan jalur ka antar stasiun diatur dengan persinyalan Kombinasi Alkmaar dengan
sistem blok kawat T.

KA 1

I
II

KA 2

Sudah diperlukan prasarana persinyalan, yaitu :


(1) Penggerak wesel ; untuk dapat menetapkan sepur yang diinginkan di suatu stasiun (B), yaitu ke
sepur I atau ke sepur II
(2) Sinyal masuk ; untuk dapat melarang atau mengiizinkan suatu stasiun masuk di stasiun (B)
(3) Peralatan blok ; untuk menjamin keamanan jalur KA antar stasiun
(4) Peralatan interloking ; untuk memproses suatu perintah dapat atau tidak dapat dilaksanakan,
memberikan out put Aman

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

2. Pengaturan persilangan dan penyusulan KA.Persinyalan yang dipergunakan


model Kombinasi Alkmaar dengan sistem blok kawat T.
Z

a. Pengaturan persilangan :
-

KA 1 dari arah stasiun X akan bersilang di stasiun Z dengan KA 2 dari


arah stasiun Y
KA 1 oleh PPKA stasiun Z diatur masuk ke sepur 1:
karena jalur 1 tidak ada KA (kosong),
wesel 1 dan wesel 2 yang mengarah ke jalur II terkunci
sinyal A dalam kedudukan tidak aman dan terkunci.

Setelah KA 1 masuk ke jalur I, KA 2 dapat dimasukan ke jalur II. Sinyal B


dapat ditarik aman apabila :
Jalur II kosong
Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II terkunci
Sinyal B dapat ditarik aman apabila sinyal B berkedudukan tidak
man dan terkunci
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

b. Pengaturan penyusulan (KA 1 disusul KA 3)

Keamanan jalur ka antara dua stasiun diatur dengan persinyalan Kombinasi


S&H dengan Kombinasi sistem blok Elektromekanik.

KA 3

Setelah KA 1 dari stasiun X masuk dan berhenti di jalur I, KA 3 dapat diberi jalan
masuk langsung di sepur II stasiun Z menuju ke stasiun Y.
Sinyal D dapat ditarik aman, apabila :
Stasiun Z telah mendapat aman dari stasiun Y
Wesel 2 mengarah ke jalur II terkunci
sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
Sinyal A dapat ditarik aman, apabila :
jalur II kosong
Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur II terkunci
Sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

c. Pengaturan tentang memasukan KA di stasiun

Cara memasukan KA ke jalur I :


Jalur I kosong
Wesel 1 dan 2 mengarah ke jalur I dan terkunci
Sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
Sinyal masuk A / I dapat ditarik aman

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

d. Cara memberangkatkan KA dari stasiun X

Y
KA 1

KA 1 dari stasiun X dapat diberangkatkan ke stasiun Y :


Stasiun X telah mendapat aman dari Y
Wesel mengarah ke jalur I terkunci
Sinyal B dalam kedudukan tidak aman dan terkunci
Sinyal C di stasiun Y dalam kedudukan tidak aman den terkunci
Sinyal D di stasiun X dapat ditarik aman berarti antara stasiun X dan Y tidak
ada KA lain
Perintah berangkat dilakukan oleh PPKA stasiun X dengan memperlihatkan
semboyan 40 untuk KDRP KA 1, dan KDRP memberikan perintah berangkat
kepada Masinis dengan semboyan 41 dan di jawab mengerti oleh Masinis
dengan semboyan 35

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

10

2. JENIS SEMBOYAN ( menurut R3 )


1.

2.

Semboyan 20, berupa


a. Siang hari

: tiada semboyan

b. Malam hari

: tiga lentera bercahaya putih di muka lokomotif satu lentera


di puncak tengah atas dan dua lentera disebelah kanan kira
bawah pada ujung balok boper lokomotif.

Semboyan 21, berupa


a. Siang hari

: dua gerbong merah dipasang dikanan kiri kereta atau gerbong


terakhir

b. Malam hari

: dua lentera bercahaya merah kebelakang dan bercahanya


hijau ke depan

PERHATIAN !!
1.

Suatu rangkaian kereta /gerbong dikatakan kereta api,apabila rangkaian yang telah
digandengkan dengan lokomotif telah dipasangi semboyan akhiran (S 21)

2.

Setiap petugas PT.KA (Persero) apabila melihat suatu ka tanpa semboyan 21 harus
segera lapor kepada PPKA/PAP/PK/PPKT.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

11

3. Semboyan 1 : AMAN
: 1). Tiada semboyan
2). Bendera putih
3). Papan putih bundar.
Pegawai berdiri sambail mengawasi kereta api lewat sambil memperhatikan
rangkaian dan semboyan KA yang sedang lewat ; ia harus berdiri di tempat yang
mudah terlihar oleh Awak KA
a. Siang hari

b. Malam hari: 1). Lentera bercahaya putih


2) dan 3) Pegawai berdiri seperti siang hari memperlihatkan
lentera bercahaya putih atau obor ke arah kereta api
yang mudah terlihat oleh Awak KA.
Lentera atau obor tersebut tidak boleh digerak gerakkan

4. Semboyan 2A :Berjalan pelan-pelan


(Ka tidak boleh berjalan PK lebih dari 40 km/jam).
a. Siang hari :

1).bendera hijau ;
2).Papan bundar hijau bertepi putih atau tidak.

b. Malam hari : Kecepatan ka setinggi-tingginya 20 km/jam.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

12

5.Semboyan 2B : Berjalan pelan-pelan


(Ka tidak boleh berjalan denagan PK lebih dari 20 km/jam).
a.Siang hari :

1).dua bendera hijau ;


2).dua papan bundar hijau bersusun ;
3).Pegawai berdiri tegak menghadap ke arah kedatangan ka
sambil mengangkat salah satu lengannya mendatar
digerakkan ke kanan dan ke kiri.

b.Malam hari :

1) dan 2) satu lentera bercahaya hijau ;


3).Pegawai memperlihatkan lentera hijau ke arah
kedatangan kereta api.

6.Semboyan 2C : Berjalan pelan-pelan.


(Ka boleh berjalan dengan kecepatan 5 km/jam)
a. Siang hari :

Pegawai melambai-lambaikan bendera hijau atau


menggerak-gerakan bendera hijau atau papan bundar hijau
ke kanan ke kiri.

b.Malam hari :

ka harus diberhentikan dengan S-3, kemudian disuruh


berjalan kembali.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

13

7. Semboyan 3 :BERBAHAYA atau TIDAK AMAN.


(Ka harus berhenti).
a. Siang hari :

1).Bendera merah ;
2).Papan bundar merah ;
3).Pegawai berdiri tegak menghadap ke jurusan
kedatangan ka sambil mengacungkan kedua lengannya
keatas.

b. Malam hari :

1).Lentera merah
2).Setiap lentera atau nyala api (yang tidak.merah) yang
digerak-gerakkan cepat ke kanan dan ke kiri.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

14

8. Semboyan 30
a.

b.

: Pemberitahuan bahwa sepur yang telah dilalui tidak baik

keadaannya.
Untuk KA yang langsung harus diperhatikan apakah pegawai dalam kereta
bagasi (BP) tidak memperlihatkan topi petnya di kibas kibaskan kepada
petugas. Apabila pegawai yang bersangkutan memperlihatkan topinya dan
dikibas kibaskan, berarti yang bersangkutan memberitahukan bahwa sepur
yang baru dilaluinya tidak baik keadaaannya
Malam hari tiada semboyan

9. Semboyan 31 : Pengumuman bahwa bagian jalan yang baru dilaluinya tidak


a.

Siang hari

b.

Malam hari

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

aman atau berbahaya


: dua bendera merah masing masing di pasang di ujung
balok boper lokomotif.
: Diperdengarkan semboyan 39,yaitu beberapa kali suara
pendek berturut turut yang diperdengarkan dengan suling
lokomotif atau suling mulut, dari mulai sinyal masuk hingga
ditempat KA berhenti.

15

10. Semboyan 35 : Minta perhatian.


Siang/Malam hari : satu kali suara agak panjang diperdengarkan oleh suling lokomotif.

11. Semboyan 39 : Pemberitahuan bahaya


Beberapa kali suara pendek berturut turut di perdengarkan dengan Suling
lokomotif atau Suling mulut.

12. Semboyan 40 : Izin kepada kondektur pemimpin untuk


memberangkatkan KA
a. Siang Hari : Papan Bundar Hijau bertepi Putih memakai tangkai di acungkan
ke atas.
b. Malam hari : Lentera bercahaya hijau di gerak-gerakan keatas dan kebawah

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

16

13. Semboyan 41 : Izin Kondektur Pemimpin kepada Masinis untuk


berangkat
a. Siang Hari : satu Kali suara panjang dengan suling mulut
b. Malam hari : Seperti Siang Hari

MAKSUD
-

K1
K2
K3
KM
BP
S 20
S 21

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

=
=
=
=
=
=
=

KERETA KELAS 1 / EKSEKUTIF


KERETA KELAS 2 / BISNIS
KERETA KELAS 3 / EKONOMI
KERETA MAKAN
KERETA BAGASI DAN PEMBANGKIT
SEMBOYAN MUKA KA
SEMBOYAN AKHIR KA

17

F . 1. TUGAS PK
1.

Mengendalikan operasi KA, secara langsung melalui PPKA (SIPOKA 94 Bab. 3.a.1 dan
makluamt DL/70 pasal 5.1.)

2.

Menggambar realiasai perjalanan KA sesuai laporan yang diterima dari PPKA dan
mencacat semua gangguan Perka beserta sebab sebabnya. (Maklumat DL 4/70 pasal
5.1.2)

3.

Mengendalikan Peredaran Lokomotif dan Kereta ( SIPOKA BAB II B2 Ayat 3 )

4.

Mengendalikan kekusutan Perka ( SIPOKA Bab II.B.2 ayat 3)

5.

Koordinasi dengan dinas jalan rel dan jembatan, untuk penetapan pemasangan taspat
(SIPOKA Bab VI. B.2)

6.

Meneruskan informasi kepada PPKA dan PK yang bersebelahan tentang perjalanan


dan lain lain yang dianggap perlu. (MAKLUMAT dl 4/70 Pasal 5.1.4).

7.

Segera menjawab panggilan radio dari PPKA atau Masinis (Surat Dirop No.
KA.405/5/7/KA/94 Pasal 3.a)

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

18

8.

Memberi informasi kepada Masinis tentang posisi KA. ( Lawan Persilangan )


(Surat Dirop No. KA.405/5/7/KA/94 Pasal 3.b)

9.

Wajib memantau Masinis setiap KA. Didaerah rawan mengantuk ( pukul 22.00 04.00 )
dengan menggunakan radio lokomotif untuk memastikan bahwa Masinis tetap siaga /
tidak mengantuk. (Surat Dirop No. KA.405/5/7/KA/94 Pasal 3.b)

10.

PK Berwenang mengatur :
a. Menetapkan pemindahan persilangan / penyusulan KA di daerahnya. Memberi
intruksi hal hal yang berhubungan dengan Perka dan mencatat semua perintah
yang dikeluarkan dalam buku PK dengan diberi nomor urut.
(Maklumat DL 4/70 Pasal 5.1.7, 5.2.1 dan 5.2.2)
b. Dalam pengaturan urutan perjalanan KA harus memperhatikan klasifikasi KA
(Maklumat Direksi No.1 / 2001,lampiran Gapeka 10 Mei 2001)

11.

Berhak menanyakan kepada Masinis tentang penyimpangan perjalanan KA yang


dibawanya ( Surat Dirop No. 405/5/7/KA/94 Pasal 3.c )

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

19

F. 2. TUGAS PPKA
1.

Melaporkan setiap operasi KA di Stasiunnya kepada PK, termasuk gerakan lokomotif,


lori alat alat berat pemeliharaan, dan lain sebagainya yang berangkat atau pun
datang (SIPOKA Bab VI ayat 1.a).

2.

Wajib mematuhi keputusan PK tentang persilangan / penyusulan KA di Stasiunnya


(SIPOKA bab VI ayat 1.b).

3.

Meminta Izin kepada PK, untuk :


a. Memberangkatkan KA Barang lebih awal dari waktu yang ditetapkan (SIPOKA Bab
VI ayat A.1.d).
b. Memberangkatkan KA Barang yang kecepatannya lebih rendah dari yang ditetapkan
(SIPOKA Bab VI A.1.2).

4.

Melaporkan KA yang berhenti di luar ketentutan, dan menyebabnya (SIPOKA Bab


VI.A.1.f).

5.

Melaporkan gangguan pesawat blok ataupun prangkat lain yang mengganggu PERKA
(SIPOKA VI A.1.g).

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

20

6.

Stasiun awal pemberangkatan harus melaporkan nama nama awak KA dan rangkaian
(SIPOKA VI. A.2.d).

7.

Melaporkan jam buka tutup Stasiun (Maklumat DL. 4/70 3.2.2)

8.

Bila dianggap perlu PPKA dapat berhubungan dengan Masinis melalui PK dengan
menggunakan pesawat Radio.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

21

F. 3. TUGAS MASINIS
1.

Setiap awal pemberangkatan KA, wajib mengadakan test Radio Lokomotif dengan PK.
(Surat Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.a ).

2.

Wajib menanyakan ke PK tetang posisiKA lawan persilangan atau penyusulan ((Surat


Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.b ).

3.

Wajib memberikan informasi lewat radio lok, kepada PK tentang segala kejadian dan
penyimpangan tertib jalanan KA-nya ((Surat Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.c ).

4.

Setiap perpindahan wilayah Daerah Operasi, wajib mengadakan test radio Lokomotif
dengan PK Daop yang akan dilewati ((SK Dirop Nomor KA.405/5/7/KA/94 pasal 3.d ).

5.

Wajib mematuhi semua perintah yang diberikan PK (SIPOKA Bab VI D.c)

6.

Bila dipandang perlu dapat berhubungan langsung dengan PPKA atau Masinis KA lain
lewat hubungan radio melalui PK.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

22

II
A. PRINSIP PENGATURAN PERJALANAN KA
1.

PERJALANAN KA DALAM SATU PETAK JALAN ATAU BLOK


Tidak boleh dilalui lebih dari satu KA pada saat yang sama

2.

UNTUK MENGATUR PRINSIP TERSEBUT, menggunakan


a. Pertukaran warta ka, yaitu
1). Tentang tanya dan jawab petak jalan aman untuk perka
2). Tentang warta berangkat
3). Tentang Warta masuk
4). Pembatalan warta ka tersebut di butir 1
b. Pesawat Blok, Pesawat Blok Elektromekanik dan Persinyalan Listrik

3.

MENGGUNAKAN PRINSIP BERJALAN DI JALUR KANAN


UNTUK JALUR GANDA.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

23

4. KA BERJALAN LANGSUNG :
a.Harus dimasukkan ke jalur lurus, kecuali di stasiun persimpangan
untuk jalur tertentu atau di stasiun peralihan dan jalur ganda ke jalur
tunggal dan sebaliknya sesuai dengan Peraturan Pengaman
Setempat (PPS) atau Reglemen Pengaman Setempat (RPS).
b.Apabila jalur lurus terhalang, maka ka langsung dilewatkan ke jalur belok
dengan pengamanan khusus dan pengurangan kecepatan ka.

5. PERSILANGAN KA.
a. Persilangan ka terjadi di jalur tunggal dan dilakukan di stasiun yang telah
ditentukan sesuai GAPEKA,DAFTAR WAKTU,MALKA dan TEM.
b. Persilangan dapat dipindahkan ke stasiun lain, apabila terjadi kelambatan ka.
c. Pemindahan persilangan, dimaksudkan agar ka yang terlamba tidakt
memperlambat perjalanan ka lain dari arah yang berlawanan.
d. Setiap pemindahan persilangan harus memperhatikan prioritas perjalanan
(kelas) ka.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

24

6. PENYUSULAN KA.
a. Penyusulan ka hanya dilakukan di stasiun jalur tunggal maupun jalur
ganda yang telah ditentukan sesuai GAPEKA , DAFTAR WAKTU, MALKA
dan TEM.
b. Penyusulan ka dapat dipindahkan ke stasiun lain atau pada petak jalan di
jalur ganda, apabila terjadi kelambatan ka yang berjalan searah (tertib
perjalanan dua ka yang searah jalannyaa berubah).
c. Pemindahan penyusulan ka dimaksudkan agar supaya tidak
memperlambat ka lain yang searah.
d. Pemindahan penyusulan tsb harus memperhatikan prioritas perjalanan
(kelas) ka.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

25

7. KEWAJIBAN MASINIS SELAMA MENJALANKAN KA.


Selama menjalankan ka-nya Masinis harus mematuhi :
a. Sinyal, tanda (semboyan), dan Marka jalan yang
diperlihatkan.
b. Jalan rel yang akan dilalui.
c. Masinis harus memperhatikan tanjakan, turunan dan
atau lengkungan dan menyesuaikan kecepatan ka
sesuai tanda (semboyan) kecepatan yang diizinkan.
d. Apabila di jalur ka dipasang tanda (semboyan)
pembatas kecepatan (taspat), Masinis harus
menjalankan ka-nya sesuai tanda (semboyan) yang
dipasang.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

26

8. PEMERIKSAAN PENGEREMAN.
Pada jalur ka menurun dengan derajat tertentu, ka harus
berhenti di stasiun terdekat, sebelum turunan untuk
dilakukan pemeriksaan terhadap sistem pengereman agar
mendapat keyakinan, bahwa sistem pengereman berfungsi
dengan baik sesuai ketentuan.
9. KERETA API BERJALAN MUNDUR/KONPOI
a. Kereta Api dilarang berjalan Mundur, kecuali :
1) Terjadi kerusakan jalan
2) Terjadi rintang jalan
3) Untuk perjalanan konpoi atau KA penolong
4) untuk pengujian terhadap sarana da prasarana.
b. Syarat-syarat yang harus di penuhi :
1) Telah mendapat izin dari PPKA stasiun pemberangkatan
terakhir, PPKT atau PKA.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

27

2) Perjalanan Mundur masih dalam 1 petak blok dan atas persetujuan KDRP,
paling jauh sampai di belakang sinyal blok antara yang bersangkutan atau
di depan sinyal masuk dan di dahului petugas yang membawa semboyan
3 pada jarak 500m.
3) Untuk melewati batas petak blok, masinis/KDRP harus menghubungi dan
minta izin kepada PPKT/D/A, melalui radio Lok atau Telepon Sinyal.
4) PPKT/D/A boleh memberi izin apabila yakin petak blok yang bersangkutan
aman, dengan cara :
(a) Untuk melewati sinyal masuk, harus membentuk rute masuk. Bila
sinyal masuk dan sinyal daruratnya gangguan harus
menggunakan bentuk D.1 (MS).
(b) Untuk melewati sinyal blok antara menggunakan bentuk D1 (MS)
melalui radio lok atau telepon sinyal.
(c) Kecepatan KA berjalan mundur maksimum 5 Km/jam.
10. PERSYARATAN KUALIFIKASI AWAK KA.
a. Awak ka yang menjalankan opersi ka harus memiliki kualifikasi dan keahlian
khusus sesuai persyaratan yang ditentukan.
b. Awak ka yang bertugas mengoperasikan ka:
1).Massinis ;
2).Kondektur ;
3).Teknisi.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

28

11. PERATURAN PERJALANAN KERETA API.


Peraturan perjalanan ka dapat berupa :
a.Grafik perjalanan ka (GAPEKA) yang berisi :
1).Lukisan perjalanan ka biasa atau ka fakultatif.
2).Keterangan ybs dengan urusan perjalanan kereta api ;
3).Tanggal berlakunya Peraturan perjalanan.
b.Maklumat perjalanan kereta api (MALKA) ;
c.Telegram maklumat (TEM) ;
d.DAFTAR WAKTU yang memuat :
1). Nomor atau huruf dan jenis ka, kelas-kelas dalam kereta
yang disediakan untuk penumpang, jam berangkat dan
jam datang ka di staiun dan tempat simpangan, begitu
pula berhentinya.
2).lama perjalanan dengna pk yang diizinkan.
3).persilangan,penusulan atau disusul.
4). tanggal mulai berlakunya Peraturan perjalanan.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

29

B. KONSEP PEMIKIRAN OPERASI KA


Pokok pokok pemikiran
1. Keselamatan perjalanan KA
2. Ketetapan waktu
Merupakan tuntutan mutlak dari pelanggan

1. Pengendalian taspat sangat ketat


2. Perhitungan distribusi waktu harus tepat
3. Sistem persinyalan dan telekomunikasi, taspat dan tanda lain di lintas sangat
jelas dan tegas
4. Keandalan sarana, misalnya tiap lokomotif dilengkapi speedometer

Peranan PK / OC sangat menonjol, karena didukung oleh


1. Wewenang yang cukup
2. Personil yang cakap
3. Telekomunikasi yang memadai

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

30

C. SISTEM PENGOPERASIAN KERETA API


DL 4/70
DK 2/70
* MODUL 11 SPO
* MAKL

PASAR

STANDAR INDUK

PEMBANGUNAN
PENUGASAN
PEMERINTAH

PENGENDALIAN
OPERASI KERETA API

GRAFIK
PERJALANAN
KERETA API
(GAPEKA )

PRASARANA
SARANA

* WAKTU PERJALANAN
(RUNNING TIME )
* WAKTU TEMPUH
( TRAVELLING TIME )

OPERASI
KERETA API
* PENYIAPAN
- LOKOMOTIF
- KERETA / GERBONG
- AWAK KA
- ADMINISTRASI

* PEMERIKSAAN
RANGKAIAN

AMAN
TERTIB
TEPAT
LANCAR
EFISIEN
INTRUKSI KAPERJANKA

R JILID 1 PASAL 20

* PEMBERANGKATAN
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

WARTA AMAN
SEMBOYAN 40
SEMBOYAN 41
SEMBOYAN 35

* STASIUN ANTARA

R. 19 JILID 1 PASAL 30

INTRUKSI KAPERJANKA 8/ 81

31

OPERASI
KERETA API

Adalah gabungan dari kegiatan :


1.Bagian Jalan Bangunan dan
Jembatan ;
2.Bagian Sarana ;
3.Bagian Lalu lintas / Operasi ;
4.Bagian Sinyal Telekomunikasi
dan Listrik .

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

AMAN
TERTIB
TEPAT
LANCAR
EFISIEN

SELAMAT
TEPAT WAKTU
KEPUASAN PELANGGAN

STANDAR INDUK

PENGENDALIAN
OPERASI KERETA API

SIPOKA

CTC/PKT
(Kep.D3/LL.201/XI/10/KA98 tanggal 4 Nopember
1998).
CTS
(Kep.D3/LL.201/XI/9/KA98 tanggal 4 Nopember
1998).

32

D. PROSES PENGENDALIAN OPERASI KA


T kantong waktu
T di stasiun
T Waktu tempuh

GAPEKA

Pengendali
Operasi KA

Pembuat
kelambatan

Pencegahan
kelambatan

Kelambatan
Kronikal

Kelambatan
Insidental

Operasi KA
-Selamat
-Tepat waktu

Analisis

Kelambatan
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

33

III

A.

OPERASI KA

PERSIAPAN DI STASIUN AWAL S/D KA BERANGKAT


Kegiatan yang perlu dilaksanakan sebagai berikut :

1. PENYIAPAN ADMINISTRASI DAN RANGKAIAN KA


NO
URUT

a.

b.

DINAS

KEGIATAN

Kegiatan harus telah selesai


sekurang-kurangnya menit
sebelum waktu berangkat k.a.
menurut Gapeka

DL/DT

Menyiapkan lhm+lapka+lampiran,

30 menit

DB

Penilik jalan telah masuk ( untuk k.a siang pertama


R.11/1 Ps.40 )

15 menit

DK

Pengecekan hubungan telegrap/telepon ( untuk k.a.


siang pertama )

15 menit

DT

Lok + mas /jra telah siap di Dipo.

60 menit ( d tetapkan lebih


awal tergantung situasi
dan kondisi setempat )

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

34

NO
URUT

DINAS

KEGIATAN

Kegiatan harus telah selesai sekurangkurangnya menit sebelum waktu


berangkat k.a. menurut Gapeka

c.

DT

Rangkaian Kereta telah siap :


-Telah diperiksa, dibersihkan dan diisi, air
- Precooling + Plka/Runner

40 menit

d.

DL/DT

Lok gandeng rangkaian

30 menit

e.

DL

Kdr- restorasi - Polsuska telah siap


( R.22/1Bab.II Ps .10 )

30 menit

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

35

1.a.1. LAPORAN HARIAN MASINIS BENTUK T. 83 (LHM)


1.

Di stasiun permulaan
Masinis / Asistennya membawa LHM kepada PPKA / PAP untuk diisi dan ditanda tangani,
selambat lambatnya 5 Menit KA berangkat.

2.

PPKA / PAP stasiun permulaan dan penggantian Masinis harus mengisi LHM tentang :
a. Tanggal Berlakunya LHM
b. Dipo
c. Lokomotif No
d. Nama Pegawai Lokomotif
e. Dinasan Pegawai Lokomotif
f. Mulai Dinas, Habis Dinas
g. Dinas Serep dan Langsir
h. Pemberitahuan Luar Biasa Dari KDT-KS / PPKA / PAP
i. Persilangan luar biasa
j. Pemindahan Persilangan
k. Semboyan yang harus di pasang oleh lokomotif
l. Berjalan perlahan lahan
m. Berhenti luar biasa
n. Lain-lain catatan dari PPKA/PAP

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

36

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

37

1.a.2. LAPORAN KERETA API BENTUK 82 (LAPKA)

1. Pengisian LAPKA,
Tugas KDRP di tengah perjalanan dan penyerahan LAPKA
LAPKA terdiri dari 1 (Satu) lembar yang disatukan terdiri dari lembar luar
dan lembar dalam, yaitu :
a. Keterangan mengenai bagian Traksi atau lembar luar
Lembaran Traksi
b. Keterangan mengenai bagian Lalulintas atau lembar dalam
Lembaran LALU LINTAS dan PERNIAGAAN

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

38

Keterangan mengenai bagian Traksi atau lembar luar


Lembaran Traksi

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

Keterangan mengenai bagian Lalulintas atau lembar dalam


Lembaran LALU LINTAS dan PERNIAGAAN

39

Lembar dalam LAPKA

Lembar dalam LAPKA

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

40

Lembar TRAKSI memuat keterangan keterangan :


1. Tanggal berlakunya
2. Trayek yang dijalani
3. Lok dan jabatan pegwai, nama pegwai, tempat kedudukan pegawai, bertugas
dari..sampai.. pegawai pegawai yang tugas jabatannya sebgai :
a. Masinis
b. Juru Api (Asisten Masinis)
c. Petugas teknis :
> RAC
> Pelayanan REM abar tekan
> Pelayanan REM tangan
4. Ditarik dengan 1 (Satu) lokomotif atau dobel TRAKSI
5. Pegawai urusan kereta api (PUK) melakukan percobaan pengereman bersama dengan
Masinis, setelah lokomotif digandengkan dengan rangkaiannya. PPKA / PAP dan KDRP harus
meyakinkan pengukur abar ( manometer ) yang dipasang di rangkaian terakhir menunjukan
tekanan 5 (Lima) atmosfer.
> PPKA / PAP membutuhkan parafnya, jika hasil pemeriksaan baik
> SDA PUK menanda tangani LAPKA di bagian dalam
Lembar luar dapat dipergunakan untuk :
1. KA yang berjalan dalam lingkungan satu daerah operasi (KA Lokal)
= Kali Gung, Parameks
2. KA yang berjalan dari daerah operasi ke daerah operasi lain
= Cirebon Ekspress, Parahyangan
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

41

Lembar lalu lintas (Lembar Dalam) memuat keterangan keterangan yang harus diisi oleh PPKA /
PAP :
1. Stasiun awal
2. Stasiun temapat KA berganti nomor (Stasiun Pemeriksa)
Pada waktu LAPKA diserahkan kepada KDRP, PPKA / PAP harus telah mengisi :
a. Jenis dan No. atau huruf pada KA atau PLB, Tanggal, No. lokomotif, nama pegawai
lokomotif yang menjalankan KA (Sesuai LHM)
b. Nama KDRP, KPB, dan Polisi / Polsuska
c. Nama stasiun , Senpos dan simpangan (ditulis penuh) yang terletak sepanjang lintas
yang akan dilalui KA
d. Jam berangakat, Jam dating atau Jam langsung di stasiu, di Senpos dan tempat
simpangan
e. Persilangan biasa dan kalau ada persilangan luar biasa
f. Semboyan Ka yang harus dipasang untuk KA Fakultatif atau KLB yang berjalan
searah (Semb. 23, Semb.25), berlawanan arah (Semb.22, Semb.24)
g. Catatan istimewa tentang : berjalan pelan pelan, BLB, persilangan dengan Lori,
berjalan sepur salah dan sebagainya
h. Jenis, Nomor kereta dan gerbong yang dirangkaikan pada kereta api
i. Tujuan, berat KA (Ton), jumlah gandar sebenarnya dan jumlah gandar perhitungan
tiap kereta dan gerbong
Laporan KA (LAPKA) berguna untuk mencatat sejelas jelasnya dan selengkap lengkapnya
sesuatu yang terjadi sepanjang perjalanan KA
KDRP harus membawa LAPKA, kecuali KDRP pada lokomotif yang mengambil bagian KA yang
ditinggalkan di jalan bebas
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

42

2. Tugas KDRP di tengah perjalanan


a. KDRP harus mencatat dalam LAPKA
1. Jam dating dan berangkat sesungguhnya di tiap tiap stasiun dan tiap tiap
simpangan, kecuali di stasiun pemeriksa, di stasiun batas daop dan stasiun
penghabisan
2. Berat KA (Ton), termasuk di stasiun stasiun tempat melepas (mengurangi) atau
menambah (menggandengkan) kereta / gerbong
3. Mencatat stasiun tempat melepas / menambah kereta / gerbong
4. Kelambatan KA
5. Dalam ruang sebab sebab kelambatan KA, lama berhentinya KA distasiun yang
melampaui waktu yang ditetapkan
6. Pemindahan persilangan
7. Lintas yang dilalui KA dengan dobel TRAKSI
8. Jika menggunakan lokomotif pendorong (LOKPD)
9. Catatan catatan luar biasa
a. KA harus dihentikan
b. Berjalan perlahan lahan
c. Penjaga perlintasan tidak tertutup
d. Ada goyangan keras di jalan KA
b. Catatan tentang :
1. Berjalan perlahan lahan
2. Berhenti
Di jalan bebas yang tidak tertulis dalam LAPKA, harus di tanda tangani oleh PPKA / PAP
stasiun pertama tama KA berhenti, didahului dengan kata kata Mengetahui

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

43

3. Penyerahan LAPKA
a. Di tiap tiap batas daerah operasi KDRP menyerahkan kepada
PPKA / PAP lembar dalam YBS dengan daerah operasi yang
telah dilalui
b. Di stasiun penghabisan diserahkan :
> Lembar luar yang digunakan selama perjalanan
> Lembar dalam yang dipergunakan terakhir
Selanjutnya lembar luar dan dalam dikirim ke KASI operasi / KASUBSI
KASI operasi / KASUBSI mengirimkan lembar luar yang telah selesai
diperiksa ke bagian pemeriksaan KASI TRAKSI untuk disimpan selama 1
(Satu) Tahun dan kemudian di musnahkan.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

44

1. a.3. PENILIKAN JALAN KA OLEH PENILIK JALAN ( PJ )


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Penilik jalan KA dilakukan untuk mengetahui jalan KA YBS


aman untuk dilalui KA
Penilikan dilakukan sekurang kurangnya 2 (Dua) kali dalam
waktu 24 Jam disesuaikan dengan GAPEKA.
Penilikan jalan KA dilakukan dengan cara berjalan kaki pada
jalan KA oleh penilik jalan (Pj) yang ditunjuk dengan
membawa peralatan yang telah ditentukan.
Apabila pada lintas yang ditilik, Pj melalui stasiun yang telah
buka, pas jalanya harus ditanda tangani oleh PPKA stasiun
itu.
Pj harus tiba di stasiun selambat lambatnya 15 menit
sebelum KA berangkat ke petak jalan yang telah ditiliknya.
Apabila Pj belum datang, KA dapat diberangkatkan dengan
pengaman khusus (diberi bentuk perintah berjalan hati hati
= bentuk BH)
Masinis yang diberi bentuk BH, disamping bertugas sebagai
Masinis juga bertugas sebagai penilik jalan KA, dengan
mengamati jalan KA dari kabin Masinis

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

45

1.a.4. TABEL KERETA API (BENTUK T.100)


1. Masinis KA biasa, Fakultatif atau KLB harus mempunyai tabel KA, kecuali LOKPD yang
berjalan kembali (perjalanan LOKPD kembali dianggap sebagai KA yang dipimpin oleh
Masinis yang merangkap sebagai KDRP)
2. Tabel KA (T.100) dibuat oleh KASI sarana dengan dibubuhi Tanggal berlakunya
3. Tabel KA Merupakan jadwal KA untuk Masinis.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

46

4. Tabel KA harus memuat


a. No KA atau No. PLB (Perjalanan Luar Biasa)
b. Dipo tempat kedudukan lokomotif
c. Stasiun stasiun dan tempat tempat perhentian
d. Jarak kilometer antara stasiun stasiun
e. KA diterima di sepur buntu, tetapi bukan stasiun buntu penerimaan semacam itu
diberi tanda
f. puncak kecepatan KA di petak jalan yang dilalui
g. persilangan
h. Waktu datang atau langsung di stasiun / perhentian
i. Lamanya waktu perjalanan menurut kebiasaan
j. Lamanya waktu perjalanan yang diizinkan / tercepat
k. Stasiun dimana Masinis tidak bertanggung jawab atau pemeriksaan persilangan
(nama stasiun ditulis dalam segi empat panjang dalam GAPEKA)
l. Stasiun pemeriksa
5. Apabila Masinis yang harus menjalankan KA, tetapi belum mempunyai tabel KA, maka
sebelum KA berangkat Masinis harus diberi :
a. Tabel KA Masinis lokomotif yang diganti oleh lokomotifnya ; atau
b. Tabel KA yang dibuat dan di tanda tangani oleh atau atas perintah KASI sarana ;
atau
c. TAbel KA yang dibuat dan di tanda tangani oleh PPKA / PAP
Masinis yang menerima tabel KA yang dibuat oleh PPKA / PAP, ia harus bersiap siap / berhati
hati waktu masuk ke stasiun bukan stasiun buntu, karena kemungkinan KA diterima di sepur
buntu itu
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

47

2. PEMERIKSAAN KA SEBELUM BERANGKAT (R.19/I pasal 20)


NO URUT

a.

DINAS

DL/DT

KEGIATAN

Percobaan Rem Pemeriksaan


Rangkaian ( pasal 20 R.19/1 )
Pemasangan Semboyan-semboyan
KA

Kegiatan harus telah selesai sekurangkurangnya menit sebelum waktu


berangkat k.a. menurut Gapeka

20 menit
20 menit

Pemeriksaan dilakukan oleh Pengawas peron dan Kondektur pemimpin di stasiun


permulaan,di stasiun antara tempat menambah atau melepas kereta atau gerbong.
Pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa :
Bahwa lokomotif, kereta atau gerbong dalam rangkaian tidak ada yang cacat
Bahwa rangkaian, diatur sesuai peraturan
Bahwa semboyan, yang harus diperlihatkan telah dipasang pada tempatnya
Bahwa jumlah rem, yang dilayani tepat jumlahnya dan terbagi rata
Bahwa percobaan, pengereman telah dilakukan (baik)

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

48

Kegiatan harus telah selesai


sekurang-kurangnya menit
sebelum waktu berangkat k.a.
menurut Gapeka

NO
URUT

DINAS

b.

DL

Pemuatan Barang penyelesaian dokumen angkutan

20 menit

c.

DL

-Sepur telah dipersiapkan dan aman untuk


pemberangkatan k.a. ( R19/1 pasal 24 dan 25 )
- Memeriksa/menyiapkan telepon ladang peti obat, tandu

10 menit

Warta k.a. ( R19/1 Pasal 18 ayat 4 )

10 menit

d.

DL

KEGIATAN

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

10 menit

49

3. TANDA PERINTAH BERANGKAT (R.19/I pasal 21)

NO URUT

DINAS

KEGIATAN

a.

DL/DK

b.

DL

Penjualan karcis selesai ( R.22/1


Bab II pasal 10 )

5 menit

c.

DL

Semboyan genta perlintasan

5 menit

d.

DL

Ppka dan Kdr harus berada di


tempat yang jelas nampak oleh
Masinis.

KA siap berangkat

0 menit

e.

DL

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

Kedudukan sinyal utama/ sinyal


muka harus jelas ( Tidak Dalam
Kedudukan Ragu-Ragu ), Terutama
pada malam hari.

Kegiatan harus telah selesai sekurangkurangnya menit sebelum waktu


berangkat k.a. menurut Gapeka

10 menit

50

3.A. PENGAWAS PERON (yakin)


1. PEMERIKSAAN KA TELAH DILAKUKAN DENGAN BAIK.
2. KEADAAN SEPUR, WESEL DAN SEMBOYAN TELAH MEMENUHI
SYARAT
3. KA YANG DATANG DARI ARAH SEBALIKNYA/BERLAWANAN
LENGKAP DENGAN S.21 DAN TIDAK MEMPERLIHATKAN S.31
ATAU MEMPERDENGARKAN S-39.
4. KA YANG BERJALAN DI MUKANYA TELAH MASUK DI STASIUN
(SEIN POS/BLOK POS YANG PERTAMA PADA PETAK JALAN
ANTARA KEDUA STASIUN TERSEBUT).
5. TIDAK ADA KA YANG BERJALAN/BERANGKAT MENUJU KE
STASIUNNYA.
6. TANDA PERINTAH BERANGKAT KONDEKTUR PEMIMPIN DAN
MENGHADAP KE ARAH MASINIS/LOKOMOTIF.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

51

3.B. KONDEKUR PEMIMPIN


1.

KONDEKTUR PEMIMPIN MELIHAT SEMBOYAN YANG DI


PERLIHATKAN OLEH PENGAWAS PERON (S.40).

2.

KP MEMALINGKAN MUKANYA KE ARAH MASINIS DAN


PERINTAH BERANGKAT KEPADA MASINIS
MULUT (S.41).

3.

KP NAIK KE DALAM KA SETELAH MASINIS


MEMBUNYIKAN SULING LOK

MEMBERI
DENGAN SULING

3.C. MASINIS
1.

MELIHAT PERINTAH BERANGKAT DARI PENGAWAS


PERON KEPADA KP

2.

KP MEMBERI PERINTAH BERANGKAT KEPADA MASINIS

3.

MASINIS YAKIN PERINTAH BERANGKAT UNTUK DIRINYA

4.

SYARAT SYARAT LAIN TELAH DIPENUHI

5.

MEMBUNYIKAN SULING LOK TANDA BERANGKAT

3.D. KA BERANGKAT
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

52

3.E. MENERIMA KA YANG DATANG MASUK


1.

Sebelum ka datang PPKA / PAP harus meyakinkan, bahwa sepur dan wesel yang akan
dilalui ka itu aman

2.

PPKA / PAP bersikap sempurna ditempatnya menjelang ka datang sampai berhenti

3.

a . Mengamati kedatangan ka sejak masuk wesel pertama yang dilewati ka sampai ka


berhenti di stasiun atau ka melewati wesel terakhir untuk ka yang berjalan
langsung.
b. Menjaga jalur ka yang akan dilewati tidak ada gangguan dan menjaga ka berhenti di
tempat yang ditentukan atau berjalan langsung ;

4.

a. Untuk persinyalan mekanik (hubungan blok manual) PPKA/PAP mewartakan masuk


ka yang bersangkutan ke stasiun tempat asal ka berangkat, setelah yakin ka
lengkap dengan S-21
b. Untuk persinyalan listrik (hubungan blok otomatis) keberadaan ka dideteksi oleh
peralatan persinyalan.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

53

3.F. MELAYANI KA LANGSUNG


1.

PPKA / PAP telah menerima / mendapatkan blok aman dari stasiun sebelahnya.

2.

Melayani sinyal keluar setelah butir 1 dipenuhi


(untuk persinyalan listrik dapat dilayani sinyal masuk terlebih dahulu, kemudian baru
melayani sinyal keluar)

3.

Melayani sinyal masuk setelah yakin kedudukan wesek besar dan keadaan
empelasemen aman

4.

PPKA / PAP bersikap sempurna ditempatnya menjelang ka datang sampai ka berjalan


langsung melewati wesel terakhir.

5.

Untuk persinyalan mekanik PPKA / PAP wajib mewartakan ka masuk tersebut ke


stasiun sebelahnya tempat ka berangkat, setelah yakin ka lengkap dengan S-21. Untuk
persinyalan listrik telah dideteksi oleh alat persinyalan sendiri.

6.

PPKA / PAP mewartakan ka berangkat (langsung) ke stasiun dimuka (khusus pada


hubungan blok manual).

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

54

IV
OPERASI KA DALAM PERJALANAN
A. OPERASI KA DI/DARI/KE STASIUN ANTARA ( DALAM PERJALANAN )
DAPAT TERJADI BEBERAPA KEMUNGKINAN :
1. KETERLAMBATAN KA
a) Ks/Ppka menghentikan langsiran untuk KA-KA yang akan masuk,
berangkat atau langsung agar KA tepat perjalanannya.
b) Apabila KA Terlambat
1) Mencari khabar tentang keterlambatan KA
2) Ppka/PAP harus berusaha agar supaya muat dan bongkar
dilakukan dengan cepat.
c) Keterlambatan KA yang menyebabkan berubahnya peraturan
perjalanan, harus memperhatikan tingkat kelas KA :
1) KLB Presiden/WK Presiden
2) KA EKSPRES
3) KA CEPAT
4) KA BARANG CEPAT ( BC )
5) KA PNP
6) KA CAMPURAN, LOKS
7) KA BARANG ( TERMASUK KA DINAS DAN KA
PEMELIHARAAN )
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

55

2. PERUBAHAN PERSILANGAN ( X )
a) Pemindahan Persilangan
b) Persilangan ( x ) dapat dipindahkan :
1) Ke Stasiun Terdekat
2) Melampaui beberapa stasiun ( tidak boleh melebihi stasiun
peralihan kawat B )
3. PEMINDAHAN PENYUSULAN, dapat terjadi apabila :
a) KA Muka, setelah penyusulan ( // ) menjadi KA Belakang
b) KA Belakang, setelah penyusulan ( // ) menjadi KA Muka
Jika yang terlambat KA Muka, Penyusulan di pindahkan ke
Stasiun Sebelum stasiun penyusulan resmi ( yang ditetapkan
dalam peraturan perjalanan )
Jika yang terlambat KA Belakang, penyusulan di pindahkan ke
stasiun sesudah stasiun penyusulan resmi.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

56

4. BERHENTI LUAR BIASA


A. BLB MENURUT KEP. D3/LL.20/XI/10/KA 98
TANGGAL : 4 NOPEMBER 1998
a. Di stasiun tidak dilengkapi sinyal keluar antara
1) Sepur lurus
PPKT boleh membentuk rute masuk walaupun KA belum mendekati sinyal masuk
1. Sinyal masuk (MJ10) = Hijau
2. Sinyal masuk (J10) = Kuning
3. Sinyal keluar (J12B) = Merah

3
(MJ10)

(J10)

(J12B)
(J32B)

2) Sepur belok
PPKT boleh membentuk rute masuk setelah ada tanda KA mendekati sinyal masuk
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

57

3
(MJ10)

(J12B)

(J10)

(J32B)

1. Sinyal muka (MJ10) = Hijau


2. Sinyal masuk (J10) = Kuning dan angka 3 pada indikasi pemabatas kecepatan menyala
putih
3. Sinyal keluar (J32B) = Merah
b. Di stasiun yang dilengkapi dengan sinyal keluar antara
1) Sepur lurus
I

II

(MJ10)

III

(J10)

(J12B)

(J32B)

I
II
III

Kuning
Hijau
Kuning

Merah
K
Merah

Merah
Merah
Hijau

PPKT boleh membentuk rute masuk hanya sampai sinyal keluar antara, selanjutnya membentuk rute
keluar antara setelah KA melewati sinyal masuk
58

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

c. Sepur belok
3
(MJ10)

(J12B)

(J10)
(J32B)

PPKT boleh membentuk rute masuk hanya sampai sinyal keluar antara sinyal keluar aetelah ada
tanda mendekati sinyal masuk, kemudian membentuk rute keluar antara setelah KA meewati
sinyal masuk
1. Sinyal muka (MJ10) = Hijau
2. Sinyal masuk (J10) = Kuning dan angka 3 pada indikasi pembatas kecepatan menyala putih
3. Sinyal keluar (J32B) = Merah

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

59

B. BLB MENURUT R 19 / I PASAL 27 AYAT 4

S2B
Am

S3
B

II
PPKA melakukan tindakan sebagai berikut :
1.
2.
3.

Perintah memperlihatkan S3 ditempat Lokomotif berhenti, kecuali jika di tempat itu telah
ada S7 ( sinyal keluar B )
Perintah memperlihatkan S2B pada wesel yang terjauh yang akan di lalui KA dari Arah
ujungnya.
Mempertahankan sinyal masuk ( A ) dalam kedudukan tidak aman.

Setelah PPKA mendengar S 35 dibunyikan berkali kali oleh masinis, berarti KA telah berhenti di
depan sinyal masuk, sinyal masuk A baru boleh di tarik aman.
KA boleh masuk STASIUN Z, setelah sinyal masuk A/I di tarik Aman
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

60

5. PERTANGGUNG JAWABAN KDRP DAN MASINIS TENTANG


PERSILANGAN
KDRP dan Masinis dilarang berjalan langsung melalui stasiun
persilangan ( persilangan = X ) atau berangkat dari stasiun ( X )
sebelum yakin, bahwa KA lawan ( X ) yang tercatat dalam :
1. LAPKA ( 82 )
2. TABEL KA ( T100 )
3. LHM ( T 83 ) atau Dalam PTP ( model 89 )

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

61

6.

DILINTAS JALUR KEMBAR / GANDA


a) Salah satu sepur di tutup ( tidak dapat di lalui ) perjalanan KA di Petak Jalan tsb diatur
sebagai berikut :
1. Berjalan Sepur Salah/Sepur Kiri
KA dari kedua jurusan hanya dapat melalui satu sepur.
2. Berjalan Sepur Tunggal Sementara
Apabila petak jalan sepur kembar , di pandang sebagai jalur tunggal
b) Penutupan Sepur dapat terjadi, karena :
1) Ada pekerjaan yang harus diselesaikan
2) Ada kecelakaan yang harus diselesaikan
c) Semua KA Langsung dari kedua jurusan yang akan melalui perak jalan yang salah
satunya di tutup harus di BLB kan
d) Pada petak jalan KA tanpa Pesawat Blok
Semua KA yang lewat sepur benar/salah, harus menggunakan warta KA.
e) Pada Petak Jalan dengan Pesawat Blok
1. Untuk KA yang melalui sepur Benar
a. pesawat Blok harus di layani
b. warta KA :
- Tanya dan jawab tentang keamanan petak jalan
- Warta berangkat dan warta masuk harus ditambahi kata-kata Sepur Benar
2. Untuk KA yang melalui sepur Salah
a. pesawat Blok tidak boleh di layani
b. Warta KA
- Tanya dan Jawab tentang keamanan petak jalan
- Warta berangkat dan warta masuk harus ditambahi kata-kata sepur salah
c. Ka Hanya boleh jalan berturut-turut dari stasiun ke stasiun, dari stasiun ke
seinpos, dari seinpos ke seinpos atau dari seinpos ke stasiun.
62

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

f)

Pada saat pesawat blok terganggu, perjalanan KA dengan Sepur Benar


harus menggunakan warta KA.
g) Berjalan Sepur Salah di petak jalan
a) Dengan sistem blok
Kerusakan Perhubungan
b) Tanda sistem blok
telegrap
Semua KA di kawal oleh pengawal KA yang bertempat di Lokomotif
h) KDRP dan Masinis yang akan melalui Sepur Salah Harus :
1) Diberitahukan secara lisan dan
2) Diberi bentuk B.S ( Perintah Berjalan Sepur Salah ) oleh Ppka/PAP
i) Selama berlaku peraturan berjalan sepur salah :
1) Pemindahan tidak boleh dilakukan
2) Pemindahan penyusunan dapat dilakukan
j) 1. Untuk KA yang berjalan SP BENAR semua sinyal harus di layani
2. Semua Ka yang berjalan SP SALAH harus di berhentikan :
a. Dimuka sinyal masuk atau sinyal utama seinpos yang
sesungguhnya berlaku untuk sepur tidak dilalui
b. Dimuka blok dan jalan silang
c. Di Muka Wesel Sepur Simpang ( SSP )
k) Bentuk B.S. bagi Masinis dan KDRP mengandung Izin dapat melalui sinyal
keluar yang tidak di layani.
l) 1. Semua Penjaga pintu perlintasan dan pegawai JJ di petak jalan ybs harus
di beritahukan tentang berlakunya BERJALAN SEPUR SALAH
2. Jika tidak mungkin . Maka Masinis KA pertaman yang melalui SEPUR
SALAH harus memperdengarkan semboyan 3 g sebagai Pemberitahuan
kepada penjaga pintu perlintasan dan pegawai JJ.
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

63

7. KA BERHENTI DI JALAN BEBAS atau BAGIAN KA DITINGGALKAN DI


JALAN BEBAS.
a) KA yang terpaksa berhenti di jalan bebas:
1) 10 Menit - tidak perlu Semb 3
2) 10 menit - dipasang Semb 3
500 m dari KA dan harus terlihat
600 m dari masinis

500m
S3

b)

KA 2

500 m
600 m

mogok

KA 6

BLB karena S 55 C ( Isyarat Bahaya )


1) KRDP mencari Informasi tentang Semb 55 C tsb
2) Apabila tidak didapat :
1) KA Boleh jalan terus PK 5 km/jam
2) Dilindungi pegawai yang membawa semb 3 di depan di
belakang 500m dari KA yang di lindungi.
500m
S3

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

KA

500m
S3
64

1) KDRP mencari informasi tentang Semb 55c tersebut


2) Apabila tidak didapat :
- KA boleh jalan terus pk 5 Km/Jam
Dilindungi pegawai yang membawa Semb 3 di depan dan dibelakang
500 m dari KA yang dilindungi
c) KA jalan 5 Km/Jam terus jalan
5 Km/Jam

Diikuti / lindungi peg dengan S - 3


500m
S3

d) Meninggalkan Rangkaian KA di jalan bebas


1) Pasang Semb 3 di muka / belakang Rankaian 500 M
500m

500m

S3

2) KA tanpa Semb 21
- Jika yang ditinggal Rankaian isi PNP KDRP harus menunggu

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

65

e) KA terpaksa berjalan kembali


1) Hubungi PPKA
perintah mundur
KDRP
2Tidak dapat hubungi PPKA perintah mundur oleh KDRP
Syarat
(a) Belum melewati S/B pos
(b) Pk 5 Km / Jam
(c) Didahului pegawai membawa Semboyan 3 500 M
3) Semb 21 tetap dalam kedudukannya
4) KA harus berhenti di muka
Aman
Sinyal Masuk
Tidak Aman

8. JALAN KA TERHALANG / MENUTUP SEPUR RAYA

a) Terhadap jalan KA : Pasang Semb 3 pada kedua jurusan


1) jarak 500 M dari bagian jalan yang rusak / KA yang berhenti
2) Utamakan dari arah yang KA diperkirakan datang
b) Terhadap KA 1) KA dapat terus
(a) Semb 3 dijalan harus dijaga
(b) KA memperlihatkan S 31
(c) Peg dalam KA (KDRP) memperlihatkan S 30
(d) Melalui jalan rusak Pk 5 Km / Jam
(e) KA dihentikan di stasiun pertama KA berhenti, KDRP lapor
2) KA tidak dapat meneruskan perjalanannya (berhenti)
(a) Lindungi KA dengan S 3
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "
(b) Minta LOKPEN

66

9. MINTA LOK PENOLONG (LOKPEN)


KA yang berhenti di jalan bebas

1.

KA tidak dapat meneruskan


perjalanan

2. KA meninggalkan Rank di
jalan bebas

KP berunding dengan Masinis


perlu / tidak LOKPEN

a) Lindungi Rank dengan Semb 3


b) LOK pasang Semb 31
s / d stasiun 1
c) KA berjalan tanpa S21
Permintaan KAP BTK 93

1) TELEPON
a) Pes Tlp penolong (Ladang)
b) Pes Tlp tepi jalan / selektor
c) Pes blok Tlp / Tlp dirumah sinyal
d) Pes Tlp lain
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

2) TERTULIS
a) No. KA yang butuh pertolongan
b) Ket tentang kerusakan
c) Lokasi (Km) KA yang ditolong
d) Perlengkapan yang harus dibawa KAP
e) Dari arah mana KAP dikirim
67

10. KA YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN


1) Setelah minta KAP
tidak boleh bergerak
sebelum KAP datang

Kecuali kerusakan telah diperbaiki


Boleh berjalan
a) PK 5 Km / Jam
s/d stasiun / Pos terdekat
b) Didahului Peg membawa Semb 3 jarak 500 M

Isi PNP : KP menunggu Rangkaian tersebut.


2) Rankaian yang ditinggal
Tidak isi PNP : KP mengikuti KA yang jalan.
3) Pada lintas bergigi lokomotif tidak boleh dilepas dari Rangkaiannya dan Masinis
harus tetap di lokomotif.
4) Lokomotif KAP harus digandengkan dengan rangkaian KA yang ditolong.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

68

11. TINDAKAN PPKA YANG MENERIMA PERMINTAAN KAP

PPKA mempertimbangkan

a) Dapat memenuhi permintaan


1) LOK yang membawa BTK 93 / KAP
2) LOK cadangan / langsir
3) LOK KA yang ada di stasiun /
LOK yang akan datang
(INGAT KEPENTINGAN PERKA)

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

b) Tidak dapat memenuhi sendiri


1) Telegram / Telepon ke stasiun yang
dapat memenuhi permintaan
2) KA yang berhenti didekat stasiun yang
baru dilalui
tarik kembali ke stasiun

69

12. PERJALANAN KAP


Diumumkan / belum diumumkan
1) Pada petak jalan tempat KA yang ditolong
Diumumkam / tidak diumumkan

Diumumkan
2) Pada petak jalan yang lain

Dengan Rank : PK maks 30 Km / Jam


LOKS

: PK maks 45 Km / Jam

a) Dengan Rank : PK tidak boleh


melebihi
PK terendah Rank
b) LOKS
: Sesuai LOK

Tidak diumumkan a) dengan Rank : 30 Km / Jam


b) LOKS
: 45 Km / Jam
3) LOK PEN yang mengambil Rank di jalan bebas
/ diumumkan

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

Tidak perlu ditetapkan


Tidak perlu LAPKA
Tidak perlu T 100
70

13. RANGKAIAN PUTUS / KA TANPA SEMB - 21


a)

REM AB

KA berhenti

Tidakan KDRP / MAS


Rank yang putus

Ditanjakan segera diikat dengan


diikat dengan rem tangan

1) Bag yang putus


Mengikuti Bag
muka
b) Rem tangan

2) Bag yang putus


menggelundung
kembali

a)
3) Bagian KA yang
telah dihentikan
dilindungi S - 3

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

a) Masinis atur kecepatan


b) PLR berusaha hentikan
Rank dengan rem tangan
c) Setelah Rank berhenti
Masinis mundur gandeng
Rank yang putus
a) Masinis berhenti
b) Pasang Semb 31
c) Dapat berjalan tanpa
Semb 21 s/d stasiun 1
dimukanya
lapor
PPKA
d) PLRM bag KA yang putus
hentikan Rank
Petak jalan sepur kembar bagian
belakang lindungi jarak 50 m yang
harus dapat dilihat oleh Mas
pada jarak yang cukup untuk
menghentikan Kanya

b) Lindungi bagian depan/belakang


jarak 500 m terlihat oleh
Mas 600 m dari bag yang
dilindungi
71

14. TINDAKAN PPKA / PAP TERHADAP KA YANG MASUK TANPA S - 21


Sementara KA dianggap putus :
a. bukan blok

tidak boleh diwartakan masuk

b. blok

pembukaan blok untuk KA berikutnya tidak boleh


dilakukan

c. blok pos

warta masuk / pembukaan blok tidak boleh dilakukan

d. sepur kembar

KA yang lewat sepur lainnya diberi bentuk BH

e. KA langsung

diusahakan BLB

f. stel wesel untuk amankan kemungkinan gelundungan rangkaian


g. jika telah dapat di BLBkan periksa rangkaian

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

72

15. PERJALANAN KA KE TEMPAT HALANGAN DI JALAN BEBAS


a. Urusan PERKA diatur PPKA di kedua belah tempat yang
terhalang (TPH)
b. Peraturan perjalanan KA ke TPH sebagai Konpoi
c. Jalannya KA ke TPH
mundur / didorong PK 30 Km / Jam
dengan Rangkaian 45 Km / Jam
LOKS
1. Selama halangan
sebelum dibentuk /
ditetapkan stasiun
sementara

d. Antara Stasiun TPH hanya boleh ada 1 KA


e. Dalam keadaan memaksa
dapat dijalan KA ke 2 dengan
(1) PK 5 Km / Jam
(2) Didahului dan diikuti Peg yang membawa S 3 jarak
500 M
f.

Dalam WK sebutkan ke / dari TPH PJL / PJS diberitahu

g. Jika Hub TLP / TGP terganggu, KA ke TPH boleh jalan atas


tanggung jawab PPKA kedua belah pihak
h. LLBL dilarang
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

73

a. Bila di TPH ada 2 KA


digabung
(1) Masuk salah satu stasiun
(2) PK maks 30 Km / Jam
b. Bila di TPH hanya ada 1 KA
(1) Melewati TPH / mundur didahului Peg yang
membawa S 3 jarak 500 m dari Rangkaian
2. Bila halangan telah dapat
dilalui sebelum ditetapkan
stasiun sementara

5 Km / Jam

30 Km / Jam
45

(2) Kembali ke stasiun semula / maju PK 30


30

45

Km / Jam

c. Tiap KA yang melalui TPH 45 jika masuk stasiun :


Dalam Warta Masuk + kata kata Telah Melalui TPH
d. Di stasiun Rangkaian disusun lagi sesuai peraturan

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

74

a. Setelah TPH mendapat hubungan kawat tersebut :


TSK / TDK lapor kepada KADAOP / KADIVRE / KASI / PPKA

3.

b. Kantor kawat sementara tersebut stasiun sementara


1) Dikuasai seorang PPKA
2) Nama stasiun sama dengan stasiun didekatnya (Sebelah Udik)
didahului dengan P
3) pengaturan PERKA, diatur
4) Dalam WK
5) LLBL

PPKA stasiun
PPKA staiun sementara
tidak ditambah kata kata Ke/dari TPH
dilarang

Kabarkan dengan Telegram


4. Halangan selesai
Halangan dianggap lenyap
Apabila PPKA kedua belah TPH telah menyatakan
Penerimaan Telegram itu (COLLATIONNEMENT)

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

75

16. KA MENGHADAPI SINYAL BLOK BERASPEK MERAH (PADAM).


Maklumat Direksi PT Kereta Api ( PERSERO )
Nomor : 5/LL201/KA-2006 Tanggal 4 April 2006

OPERASI TANPA BENTUK (OTB)


1.

Masinis harus berhenti di depan sinyal blok yang menunjukkan aspek merah (Padam),kemudian ia harus
berusaha menghubungi PPKT/D terkait atau PPKA stasiun di depannya (apabila sedang dilaksanakan
pelayanan setempat) melalui telepon sinyal atau radio lokomotif.

2.

PPKT/D/A boleh memberikan izin melalui sinyal dengan aspek merah dengan bentuk D.1 (MS) kepada Masinis
ybs,selama petak blok yang dilindungi sinyal blok tsb tidak diyakini tidak ada KA lain. Apabila PPKT/D/A tidak
yakin ,bahwa di petak blok tsb tentang keberadaan suatu ka, maka berlaku peraturan sebagai berikut dibawah
ini :

3.

Apabila Masinis tidak berhasil menghubungi PPKT/D/A ydm atau PPKT/D/A tidak dapat memberikan bentuk
D.1(MS), karena tidak bisa menyakinkan petak blok aman, maka diberlakukan OPERASI TANPA BLOK ATAU
OTB, yaitu:
a. Pada lintas dengan sistem Hubungan Blok Otomatik Terbuka :
Masinis boleh memberangkatkan KA-nya dan berjalan hati-hati dengan kecepatan maksimum 15 km/jam.
b. Pada lintas sistem Hubungan Blok Otomatik Tertutup :
Masinis boleh memberangkatkan KA-nya dengan didampingi oleh Kondektur dan berjalan dengan
hati-hati dengan kecepatan maksimum 30 km/jam pada jalan lurus,dan mengurangi kecepatan KA-nya
hingga 15 km/jam pada jalan lengkungan, pandangan terbatas karena cuaca atau malam hari.

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

76

4.

Pada saat melaksanakan OTB, apabila Masinis melihat di depannya ada KA, maka harus menghentikan
KA-nya paling dekat 50 m dari ka di mukanya tsb dan boleh menggerakan kembali KA-nya setelah 2 (dua)
menit KA di depannya berjalan kembali.

5.

Dalam melaksanakan OTB Masinis HARUS MENCATAT dalam LAPORAN HARIAN MASINIS (LHM) yang
dipegangnya dan khusus mengenai OTB pada lintas sistem hubungan blok otomatik tetutup,
Kondektur juga harus mencatat dalam laporan kereta api (LAPKA).

6.

PPKT / D / A dan PKA / PK masing masing harus mencatat dalam buku Warta KA, buku gangguan sinyal
atau dalam buku Serah Terima Dinasan.

Keterangan :
A. Hubungan blok otomatik terbuka :
Adalah hubungan blok antara dua stasiun yang berdekatan secara otomatis tentang tanya jawab
keamanan Perjalan KA dengan sistem elektrik. Aspek normal sinyal utama yang berada di jalur utama
Hijau , sinyal langsir Beraspek Putih, kecuali ditentukan lain
B. Hubungan blok otomatik tertutup :
Adalah hubungan blok antara dua stasiun yang berdekatan secara otomatis tentangtanya jawab
keamanan Perjalanan KA dengan sistem elektrik, aspek norma sinyal utama Merah .

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

77

LANGSIR

Langsiran adalah menyusun rangkaian KA penumpang atau KA barang sesuai dengan stam
formasi yang telah ditetapkan

1)

Dilakukan

Tenaga Orang
Tenaga Lokomotif

1.
2.
3.
2) Yang berhak
LANGSIR

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

4.
5.

PPKA
Pakai Pet
PAP
Aba aba dengan terompet
KDRP
Khusus hanya sendiri waktu
PPKA / PAP tidak dapat menunggalkan
alat pengaman dan tidak ada pegawai lain
yang berhak
JRLR
Aba aba dengan terompet
Pegawai yang mempunyai sertifikat / brevet
langsir

78

3) Perintah
langsir

1.
2.

Dengan isyarat yang ditetapkan R 3 dan semboyan


semboyan tangan
Tidak boleh diberikan, jika Semb langsir melarang

Kecuali

a) Semb langsir terganggu


Dituntun JRLR
b) Bag langsir harus ditarik
kembali
c) Untuk menghindari bahaya

Semboyan langsir yang


Tidak jelas kedudukannya
dianggap melarang

" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

79

LANGSIR HARUS DIHENTIKAN


(Jika alat pengaman tidak menjamin keamanan)

Sebelum suatu KA datang, berangkat, langsung

a.

Mulai saat sinyal masuk ditarik


aman hingga KA berhenti di
stasiun / langsung melalui
wesel terakhir

b. Mulai saat sinyal keluar ditarik aman /


Wesel wesel untuk KA yang akan berangkat
telah diatur hingga melalui wesel terakhir

LANGSIR MELALUI PINTU PERLINTASAN

Dijaga pintu perlintasan


Harus ditutup

Tidak dijaga pintu


Perlintasan Semb 50

Diperlihatkan Semb 3 untuk


Menghentikan kendaraan
umum
" OPERASI KA_H.ATMADJI_2006 "

80

Anda mungkin juga menyukai