Makalah Keperawatan Jiwa Restrain
Makalah Keperawatan Jiwa Restrain
Makalah Keperawatan Jiwa Restrain
TINDAKAN RESTRAIN
DISUSUN OLEH :
Ambar Rusnadi
Andi Aprizal
Arum Rafiqah Jovita
Cut Vera Miranda
DOSEN PEMBIMBING :
Setio Budi Rahardjo,S.Kep,M.Kep
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya peneliti telah dapat menyelesaikan makalah Keperawatan bencana ini
dengan judul TINDAKAN RESTRAIN PADA KLIEN JIWA Shalawat dan salam
peneliti hantarkan keharibaan junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam Penyusunan makalah ini penulis banyak menemukan hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat adanya bimbingan, pengarahan dan bantuan dari semua pihak,
makalah ini dapat diselesaikan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Setio Budi
Rahardjo,S.Kep,M.Kep, selaku pembimbing yang telah memberi arahan dan saran
serta bimbingan selama penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari titik
kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini
Akhir kata penulis memanjatkan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan
rahmat-Nya. Amin Ya Rabbal Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Restraint (dalam psikiatrik) secara umum mengacu pada suatu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan
memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.(Stuart,2001)
Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan
intervensi verbal, chemical restraint mengalami kegagalan. Seklusi merupakan
bagian dari restraint fisik yaitu dengan menempatkan klien di sebuah ruangan
tersendiri untuk membatasi ruang gerak dengan tujuan meningkatkan
keamanan dan kenyamanan klien.
Perawat perlu mengkaji apakah restraint di perlukan atau tidak.
Restrein seringkali dapat dihindari dengan persiapan pasien yang adekuat,
pengawasan orang tua atau staf terhadap pasien, dan proteksi adekuat terhadap
sisi yang rentan seperti alat infus. Perawat perlu mempertimbangkan
perkembangan pasien, status mental, ancaman potensial pada diri sendiri atau
orang lain dan keamannnya.
a.
b.
berikut:
Penjelasan
kepada
pasien
pasien
mengapa
izin
tertulis
dari
psikiater
yang
menjelaskan
jenis
pedoman
rumah
sakit
dari
pasien
yang
Selekman
dan
Snyder
(1997)
merekomendasikan
intervensi
a.
Restraint Jaket
Restraint jaket digunakan pada pasien dengan tali diikat
Papoose board
Papoose board merupakan alat yang biasa digunakan untuk
tersebut dengan bahu berada di lipatan dan kaki ke arah sudut yang
berlawanan.
Lengan kanan pasien lurus kebawah rapat dengan tubuh, sisi
kanan selimut ditarik ke tengah melintasi bahu kanan pasien dan dada
diselipkan dibawah sisi tubuh bagian kiri. Lengan kiri pasien
diletakkan lurus rapat dengan tubuh pasien, dan sisi kiri selimut
dikencangkan melintang bahu dan dada dikunci dibawah tubuh pasien
bagian kanan. Sudut bagian bawah dilipat dan ditarik kearah tubuh dan
diselipkan atau dikencangkan dengan pinpengaman.
5.
Restraint siku
10
Pedi-wrap
Pedi-wrap merupakan sejenis perban kain yang dilingkarkan
lama
karena
suatu
keterbatasan.
Penggunaan
molt
11
9.
b.
perawat
maupun
bantuan
orang
tua
atau
pihak
Pengendalian
fisik
dengan
bantuan
orang
tua
pasien
bantuan tim medis, sebab pasien lebih merasa aman apabila dekat
dengan orang tuanya.
kematian
pasien
dengan
gangguan
psikologi
yang
dapat
menyebabkan
timbulnya
positional
asphyxia,
Tercapainya.
13
2.
kesehatan jiwa.
3.
tingkat layananmasyarakat.
4.
kesehatan jiwa.
6.
kesehatan jiwa
b.
Penangulangan Pemasungan
1.
2.
3.
menyediakan
obat-obatan
yang
diperlukan
dalam
pencegahan
14
BAB III
ROLE PLAY
Kasus : Seorang Pasien begitu impulsiv memukul orang,sehingga keluarga
membawanya ke RSJ, sesampainya di RSJ pasien mengamuk membabi buta dan
hendak memukul orang orang di sekitarnya karena merasa tidak gila.
15
Pasien
Emak
Pasien
Emak
:
:
:
Perawat 1:
Assalamualaikum, Mari Silahkan duduk
Emak :(Sembari memegangi tangan pasien keluarga menjelaskan maksud
kedatangannya) Begini bu, anak saya ini sejak 1bulan yang lalu mengalami
putus cinta dan sejak itu juga, anak saya jadi sering ngamuk dan memukul
orang sampai meresahkan warga, jadi pak RT menyarankan saya untuk
Tahap Orientasi
16
Perawatpun mulai memegangi pasien, agar pasien tidak kabur. Sesegera perawat lain
beserta satpam datang untuk memeberikan bantuan.
Pasien : Aku nggak gila, kalian semua yang gila, (terus meraung)
Satpam : boleh saya ikut bantu sus?
Perawat 1 : iya silahkan
Perawat lain beserta satpam mulai melakukan tahap restain kepada pasien
Tahap Kerja
Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan dibelakang pasien
Tahap Terminasi
Perawat 1: Mas andi, ibu. ini merupakan metode restrain, ini metode kami
sebagai tenaga kesehatan untuk menenangkan mas sumanto agar mas sumanto
tidak memukul orang lagi. Jadi mas andi terutama ibu tidak perlu khawatir.
Emak : oh iya ya,
Perawat 2: Nanti restrain ini akan dilepas, apabila mas andi tidak memukul
berguna.
Perawat 3: hmmmm, iya uda bu. Kami sarankan anak ibu berada disini dulu
untuk menjalani perawatan sampai anak ibu sembuh. Gimana bu? Apakah Ibu
bersedia?
Emak : terimakasih sus, sudah membantu menangani anak saya.
Perwat 2: Iya bu, karena itu memang tugas kami, terima kasih juga atas
kepercayaan ibu pada kami.
1 bulan kemudian.. andi mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri, dia sudah bisa
berinteraksi normal dengan orang lain dan juga sudah tidak mengamuk seperti dulu
lagi. Wajahnya sangat cerah, terlihat dari wajahnya yang sudah terlepas dari
keterpurukan.
tersenyum)
Pasien : ya sus, sekarang saya sudah semangat lagi.
Perawat 2 : syukurlah, kalau begitu. Kemungkinan besar mas sumanto bisa
pulang..
Pasien : alhamdulillah,,,,,
Perawat 2 : ya sudah...saya tinggal dulu ya..saya akan koordinasikan sama
petugas kesehatan lainnya. Anda silahkan tunggu
19
pulang.
Bapak : alhamdulillah...beneran bu!
Perawat 2 : iya bapak...selamat ya...
Bapak : terimakasih bu atas pemberitahuannya...assalamualaikum
Perawat : waalaikumsalam
Bapak : emak...!!!!!!
Emak : ada apa pak teriak teriak...
Bapak : anak kita buk...! andi sudah sembuh...
Emak : alhamdulillah..ayo pak...kita jemput anak kita sekarang...
Bapak dan emak akhirnya bergegas menuju rumah sakit jiwa. Kemudian
sekarang..
Pasien : iya buk..bapak....(memeluk bapaknya)
Bapak : alhamdulillah andi...kamu akhirnya sembuh juga ...
Akhirnya andi dibawa pulang oleh keluarganya setelah berpamitan dengan perawat
perawat.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (2000). Synopsis of Psychiatry.
New York : Williams and Wilkins
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. (Ed ke-7). St. Louis: Mosby, Inc.
Gail Wiscarz Stuart dan Sandra J. Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa : buku
saku. Edisi 3. Jakarta : EGC
22
23