Soxhletasi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

ANALIS KESEHATAN KENDARI 2010

Kamis, 18 Desember 2014


Ekstraksi padat cair (soxhlet)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan makalah ini yang
berjudul Ekstraksi padat cair (soxhlet) selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna penulisan
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Atas perhatiannya
penulis ucapkan terima kasih banyak.
Kendari,

Juni 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari
suatu padatan atau cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak
dengan pelarut kemudian terjadi kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada
bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut terjadi pengendapan massa
dengan cara difusi. Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang
telah menembus kapiler-kapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan
ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi
dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan konsentrasi larutan dengan
larutan di luar bahan.
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara
panas. Jenis-jenis ekstraksi tersebut sebagai berikut:

Cara Dingin

o Maserasi, adalah ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali


pengadukan pada suhu kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan

prinsip metoda pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetic


berarti dilakukan pengadukan kontinyu. Remaserasi berarti dilakukan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan ekstraksi maserat pertama
dan seterusnya.
o Perkolasi, adalah ekstraksi pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya pada suhu ruang. Prosesnya didahului dengan pengembangan bahan,
tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penampungan ekstrak)
secara terus menerus samapai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5
kali bahan

Cara Panas

o Reflux, adalah ekstraksi pelarut pada temperature didihnya selama waktu


tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan dengan adanya
pendingin balik
o Soxhlet, adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
menggunakan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah
pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.
o Digesi, adalah maserasi kinetic pada temperature lebih tinggi dari
temperature kamar sekitar 40-50 C
o Destilasi uap, adalah ekstraksi zat kandungan menguap dari bahan dengan
uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial zat kandungan menguap dengan
fase uap air dari ketel secara kontinyu sampai sempurna dan diakhiri dengan
kondensasi fse uap campuran menjadi destilat air bersama kandungan yang
memisah sempurna atau sebagian.
o Infuse, adalah ekstraksi pelarut air pada temperature penangas air 96-98 C
selama 15-20 menit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah sejarah penemuan ekstraksi padat cair (soxhlet) ?
2. Jelaskan pengertian soxhlet ?
3. Apa sajakah istilah istilah dalam ekstraksi padat cair (soxhlet) ?
4. Jelaskan jenis jenis ekstraksi padat cair (soxhlet) ?
5. Bagaimanakah prinsip kerja dari soxhlet ?
6. Apa sajakah syarat syarat dalam ekstraksi soxhlet ?
7. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam ekstraksi soxhlet ?
8. Keuntungan dan Kerugian Metode Soxhletasi ?
1.3 Tujuan

1. Agar dapat mengetahui sejarah penemuan dari ekstraksi padat cair


(soxhlet)
2. Agar dapat mengetahui pengertian dari ekstraksi padat cair (soxhlet)
3. Agar dapat mengetahui istilah istilah dalam ekstraksi padat cair (soxhlet)
4. Agar dapat mengetahui jenis jenis ekstraksi
5. Agar dapat menjelaskan prinsip kerja dari soxhlet
6. Agar dapat mengetahui syarat syarat dalam ekstraksi soxhlet
7. Agar dapat mengetahui hal hal yang perlu diperhatikan dalam ekstraksi
soxhlet
8. Agar dapat menjelaskan keuntungan dan kerugian metode soxhletasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Soxhlet
Catatan William B. Jensen bahwa contoh awal extractor kontinu adalah
bukti arkeologi untuk Mesopotamia air panas ekstraktor untuk bahan organik
berasal dari sekitar 3500 SM. Sebelum Soxhlet, kimiawan Perancis Anselme
Payen juga memelopori dengan ekstraksi terus menerus dalam tahun 1830-an.
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk
ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada
ekstraksi lipid. Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa
yang diinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak
larut dalam pelarut. Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang
signifikan dalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk
memisahkan senyawa dari substansi pelarut.
Biasanya bahan padat yang mengandung beberapa senyawa yang
diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuat dari kertas
filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang utama dari ekstraktor Soxhlet.
Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebut
kemudian dilengkapi dengan sebuah kondensor.
2.2 Pengertian Soxhlet
Soxhlet adalah alat yang digunakan untuk ekstraksi (metode untuk
mendapatkan senyawa dari sistem campuran) padat-cair atau memisahkan
suatu komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan suatu pelarut cair.
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang ulang dengan

pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel
terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana
( C6H14 ) untuk sampel kering dan metanol (CH 3OH ) untuk sampel basah. Jadi,
pelarut yang dugunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama
lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang
ulang ( continous extraction ) dari sampel pelarut.
Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses
yang bersifat fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke
keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstraksi dari bahan
padat dapat dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam solven
pengekstraksi. Ekstraksi berkelanjutan diperlukan apabila padatan hanya sedikit
larut dalam pelarut. Namun sering juga digunakan pada padatan yang larut
karena efektivitasnya.
2.3 Istilah istilah dalam ekstraksi
Istilah-istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:
o Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi
o Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan
ekstraksi
o Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi
o Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak
o Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya
o Ekstraktor: Alat ekstraksi
o Ekstraksi padat-cair: Ekstraksi dari bahan yang padat
o Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi
dari bahan ekstraksi yang cair
2.4 Jenis Jenis Ekstraksi
1. Ekstraksi Soxhlet
Ada dua jenis ekstraktor yang lazim digunakan pada skala
laboratorium, yaitu ekstraktor Soxhlet dan ekstraktor Butt. Pada ekstraktor
Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap
tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa
cair. Kemudian pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan
membasahi sampel dan tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut
dalam pipa sifon sama dengan tinggi pelarut di selongsong. Kemudian pelarut
seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam labu didih dan begitu
seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek sifon.

2. Ekstraksi Butt
Prinsip kerja ekstraktor Butt mirip dengan ekstraktor Soxhlet. Namun
pada ekstraktor Butt, uap pelarut naik ke kondensor melalui annulus di antara
selongsong dan dinding dalam tabung Butt. Kemudian pelarut masuk ke dalam
selongsong langsung lalu keluar dan masuk kembali ke dalam labu didih tanpa
efek sifon. Hal ini menyebabkan ekstraksi Butt berlangsung lebih cepat dan
berkelanjutan (rapid). Selain itu ekstraksinya juga lebih merata. Ekstraktor Butt
dinilai lebih efektif daripada ekstraktor Soxhlet. Hal ini didasari oleh faktor
berikut:

Pada ekstraktor Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah


tinggi pelarut dalam selongsong sama dengan pipa sifon. Hal ini menyebabkan
ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan cairan daripada bagian
lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih banyak
daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Sementara
pada ekstraktor Butt, pelarut langsung keluar menuju labu didih. Sampel
berkontak dengan pelarut dalam waktu yang sama.

Pada ekstraktor Soxhlet terdapat pipa sifon yang berkontak langsung


dengan udara ruangan. Maka akan terjadi perpindahan panas dari pelarut panas
di dalam pipa ke ruangan. Akibatnya suhu di dalam Soxhlet tidak merata.
Sedangkan pada ekstraktor Butt, pelarut seluruhnya dilindungi oleh jaket uap
yang mencegah perpindahan panas pelarut ke udara dalam ruangan.
2.5 Prinsip kerja Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul
cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia
dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan
turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.
Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak
noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan.
Pada prinsipnya metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang
mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat dalam
bahan alam tersebut. Metode sokletasi mempunyai keunggulan dari metode lain,
karena melalui metode ini penyaringan dilakukan beberapa kali dan pelarut yang
digunakan tidak habis (didinginkan melalui pendinginan) dan dapat digunakan
lagi setelah hasil isolasi dipisahkan.
2.6 Komponen-Komponen Alat Soxhlet
Komponen-komponen dari alat soklet, antara lain:
Nama-nama instrumen dan fungsinya :

1. Kondensor : berfungsi sebagai pendingin, dan juga untuk mempercepat


proses pengembunan.
2. Timbal : berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang ingin diambil zatnya.
3. Pipa F : berfungsi sebagai jalannya uap, bagi pelarut yang menguap dari
proses penguapan.
4. Sifon : berfungsi sebagai perhitungan siklus, bila pada sifon larutannya penuh
kemudian jatuh ke labu alas bulat maka hal ini dinamakan 1 siklus
5. Labu alas bulat : berfungsi sebagai wadah bagi sampel dan pelarutnya
6. Hot plate : berfungsi sebagai pemanas larutan
2.7 Mekanisme Kerja Alat
Cara melakukan ekstraksi menggunakan alat soxhlet:
o Susun alat-alat soxhlet.
o Masukan 5 gram zat sampel yang telah dihaluskan ke dalam timbel (bungkus
dengan kertas saring) kemudian masukan ke dalam tabung soxhlet. Isi labu
dengan pelarut kira-kira 2/3 bagiannya dengan cara memasukan pelarut
tersebut melalui pendingin gondok/spiral sampai badan soxhlet terisi
setengahnya.
o Panaskan dengan hati-hati dalam water bath dan refluks selama 4 jam
(sampai warna pelarut dalam badan soxhlet pada saat kontak dengan cuplikan
tidak berubah).
o Pisahkan pelarut dari zat yang diekstrak dengan mendestilasi pelarut secara
langsung menggunakan alat soxhlet, caranya ambil timbel yang mengandung
cuplikan kemudian panaskan labu sehingga pelarut yang jernih tertampung pada
badan soxhlet kurang lebih 2/3-nya, kemudian masukan pelarut yang sudah
dimurnikan ke dalam botol penampung sisa pelarut.
o Ulangi pemanasan sehingga dalam labu hanya terdapat zat sampel.
Perhatian !
o Zat sampel yang digunakan harus dalam keadaan kering. Hatihati dalam menggunakan pelarut, perhatikan bagaimana sifatsifatnya karena kebanyakan pelarut mudah terbakar jika kontak
dengan api.

o Cara pengesetan alat harus dimulai dari bawah, sedangkan


kalau ingin membuka dimulai dari atas.

2.8 Hal Hal Yang Mempengaruhi Pelarut


Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai
daya melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan
yang tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa
yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut dalam
pelarut polar dan sebaliknya.
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan


ekstrak yang besar.

Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak


boleh larut dalam bahan ekstraksi.

Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar


antara pelarut dengan bahan ekstraksi.

Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia


pada komponen bahan ekstraksi.

Titik didih, titik didih kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak
dan pelarut dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak
beracun, tidak mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak
korosif, buaka emulsifier, viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik.
2.9 Syarat syarat dalam ekstraksi soxhlet
Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang
tinggi pada ekstraksi padat-cair, syarat-syarat berikut harus dipenuhi :

Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa


padat dan fasa cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang
seluas mungkin. Ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi.
Dalam hal itu lintasan-lintasan kapiler, yang harus dilewati dengan cara difusi,
menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Pada ekstrak terkurung
dalam sel-sel sering kali perlu dibentuk kontak langsung dengan pelarut melalui
dinding sel yang dipecahkan. Pemecahan dapat dilakukan misalnya dengan
menekan atau menggerus bahan ekstraksi. Untuk alat-alat ekstraksi tertentu
harus dijaga agar pada pengecilan bahan ekstraksi, ukuran partikel yang
diperoleh tidak menjadi terlalu kecil. Bila hal itu terjadi,tidak dapat dipastikan
bahwa bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.

Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju


alir bahan ekstraksi, agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkut keluar dari

permukaan bahan padat. tergantung pada jenis ekstrakto yang digunakan, hal
tersebut dapat dicapai baik dengan pengadukan secara turbulen, atau dengan
pemberian laju alir pelarut yang tinggi.

Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak
lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.
2.10 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam ekstraksi soxhlet
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
antara lain :

Tinggi sampel hendaknya di bawah pipa samping tetapi di atas sifon. Hal
ini dimaksudkan agar tidak menghalangi uap pelarut yang masuk ke dalam
pendingin, dan mencegah keluarnya serbuk dari sampel.

Bahan yang telah diserbuk halus dimasukkan ke dalam timbel sedemikian


rupa sehingga tidak memungkinkan terjadinya saluran saluran pada
penmabahan pelarut.

Tinggi bahan hendaknya di bawah sifon agar bahan tersebut dapat selalu
terendam dengan pelarut.

Untuk mencegah terjadinya percikan - percikan bahan hendaknya ditutup


dengan kertas saring.

Jumlah pelarut yang ditambahkan adalah sedemikian rupa sehingga labu


penampung terisi cairan minimal sepertiganya.

Untuk membantu proses pendidihan pada labu penmapung ditambahkan


beberapa butir batu didih.
Setelah hal hal diatas dilaksanakan, ekstraksi dapat di dihentikan
apabila :

Cairan yang tersirkulasi sudah tidak berwarna lagi ( bagi suatu bahan yang
disekstraksi mula mula memberikan cairan yang berwarna ).

Cairan yang tidak memberikan rasa yang sesuai denga rasa substransi
yang diekstraksi.

Memberikan reaksi yang negatif bila dilakukan reaksi identifikasi.

2.11 Keuntungan dan Kerugian Metode Soxhletasi


Keuntungan dari metode ini antara lain :

Sampel terekstraksi dengan sempurna

Proses ekstraksi lebih cepat

Pelarut yang digunakan sedikit.

Kerugian dari metode ini, :

Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.

Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor


untuk meperoleh ekstrak kental.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebuah ekstraktor Soxhlet adalah bagian dari peralatan laboratorium.
Ditemukan pada tahun 1879 oleh Franz von Soxhlet. Ini awalnya dirancang untuk
ekstraksi lipid dari bahan padat. Namun, ekstraktor Soxhlet tidak terbatas pada
ekstraksi lipid.
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang ulang dengan
pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel
terisolasi dengan sempurna.
Keuntungan dari metode ini antara lain :

Sampel terekstraksi dengan sempurna

Proses ekstraksi lebih cepat

Pelarut yang digunakan sedikit.

Kerugian dari metode ini, :

Tidak dapat menggunakan bahan yang mempunyai tekstur yang keras.

Pengerjaannya rumit dan agak lama, karena harus diuapkan di rotavapor


untuk mmeperoleh ekstrak kental.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
namun penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Tidak
lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar
penulisan makalah makalah kedepannya bisa lebih baik lagi. Demikian penulis
mengucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. N. 1997. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah.
Gramedia. Jakarta.

Basset, J. dkk. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis


Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.

Metode Soxhletasi
Ekstraksi adalah penguraian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dibagian tanaman. Tujuannya
untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat dalam simplisia.
Soxhletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam
zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan pelarut tertentu,
sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi.

Pada ekstraktor Soxhlet, pelarut dipanaskan dalam labu didih sehingga menghasilkan uap. Uap
tersebut kemudian masuk ke kondensor melalui pipa kecil dan keluar dalam fasa cair. Kemudian
pelarut masuk ke dalam selongsong berisi padatan. Pelarut akan membasahi sampel dan
tertahan di dalam selongsong sampai tinggi pelarut dalam pipa siphon sama dengan tinggi
pelarut di selongsong. Kemudian pelarut seluruhnya akan menggejorok masuk kembali ke dalam
labu didih dan begitu seterusnya. Peristiwa ini disebut dengan efek siphon. Pada ekstraktor
Soxhlet cairan akan menggejorok ke dalam labu setelah tinggi pelarut dalam selongsong sama
dengan pipa siphon. Hal ini menyebabkan ada bagian sampel yang berkontak lebih lama dengan
cairan daripada bagian lainnya. Sehingga sampel yang berada di bawah akan terekstraksi lebih
banyak daripada bagian atas. Akibatnya ekstraksi menjadi tidak merata. Penarikan komponen
kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah
dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan
penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari
telah mencapai permukaan siphon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui
pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi

Prinsip kerja sokletasi adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat yang berbeda. Sampel
adalah bahan alam yang belum mengalami proses apapun juga. Metode sokletasi yang
dilakukan memiliki kelebihan dan kekurang. Berikut adalah kelebihan metode sokletasi
1.
Sampel terekstraksi dengan sempurna
2.

Proses ekstraksi lebih cepat

3.

Pelarut yang digunakan sedikit.

Sedangkan kelemahan dari metode soxhletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus
sampel yang digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan pada
sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan panas akan teroksidasi atau
tereduksi ketika proses sokletasi berlangsung. Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana

silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah
melalui simplisia tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang
dilalui sampai keadaan jenuh.
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam
klonsong yang telah dilapisi kertas saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam
labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekulmolekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan
jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu
alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi

Metoda soxhletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan perkolasi.
Jika pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakan dengan baik
karena persentase senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup kecil atau
tidak didapatkan pelarut yang diinginkan untuk maserasi ataupun perkolasi ini, maka cara yang
terbaik yang didapatkan untuk pemisahan ini adalah sokletasi.

Ekstraksi
1. Pengertiaan
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat. Adapun
tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
simplisia.
2. Tujuan Ekstraksi
Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik semua komponen kimia yang
terdapat

dalam

simplisia.

Ekstraksi

ini

didasarkan

pada

perpindahan massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan


mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut.
Secara umum, terdapat empat situasi dalam menentukan tujuan ekstraksi:
1. Senyawakimiatelahdiketahuiidentitasnyauntukdiekstraksidariorganisme.Dalamkasus
ini,proseduryangtelahdipublikasikandapatdiikutidandibuatmodifikasiyangsesuaiuntuk
mengembangkanprosesataumenyesuaikandengankebutuhanpemakai.
2. Bahandiperiksauntukmenemukankelompoksenyawakimiatertentu,misalnyaalkaloid,
flavanoidatausaponin,meskipunstrukturkimiasebetulnyadarisenyawainibahkan

keberadaannyabelumdiketahui.Dalamsituasisepertiini,metodeumumyangdapat
digunakanuntuksenyawakimiayangdiminatidapatdiperolehdaripustaka.Halinidiikuti
denganujikimiaataukromatografikyangsesuaiuntukkelompoksenyawakimiatertentu
3. Organisme(tanamanatauhewan)digunakandalampengobatantradisional,danbiasanya
dibuatdengancara,misalnyaTradisionalChinesemedicine(TCM)seringkalimembutuhkan
herbayangdididihkandalamairdandekokdalamairuntukdiberikansebagaiobat.Prosesini
harusditirusedekatmungkinjikaekstrakakanmelaluikajianilmiahbiologiataukimialebih
lanjut,khususnyajikatujuannyauntukmemvalidasipenggunaanobattradisional.
4. Sifatsenyawayangakandiisolasibelumditentukansebelumnyadengancaraapapun.Situasi
ini(utamanyadalamprogramskrining)dapattimbuljikatujuannyaadalahuntukmenguji
organisme,baikyangdipilihsecaraacakataudidasarkanpadapenggunaantradisionaluntuk
mengetahuiadanyasenyawadenganaktivitasbiologikhusus.
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut
organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel,
maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang
terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam
dan di luar sel.
3. Prinsip ekstraksi
Prinsip Maserasi
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada
temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke
dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
cairan penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa
tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan
di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan
pengadukan dan penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang
diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
Prinsip Perkolasi

Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia


dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam
bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat berpori, cairan penyari
dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan penyari
akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai
keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi,
kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang menahan
gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu dipekatkan.
Prinsip Soxhletasi
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat
sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi
molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat
aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan
sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa
kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksisempurna ditandai bila cairan di
sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah
mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Prinsip Refluks
Penarikankomponenkimiayangdilakukandengancarasampeldimasukkankedalam
labualasbulatbersamasamadengancairanpenyarilaludipanaskan,uapuapcairanpenyari
terkondensasipadakondensorbolamenjadimolekulmolekulcairanpenyariyangakanturun
kembalimenujulabualasbulat,akanmenyarikembalisampelyangberadapadalabualas
bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai penyarian
sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 34 jam. Filtrat yang
diperolehdikumpulkandandipekatkan.
PrinsipDestilasiUapAir
Penyarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan dalam labu
berbeda.Airdipanaskandanakanmenguap,uapairakanmasukkedalamlabusampelsambil
mengekstraksiminyakmenguapyangterdapatdalamsimplisia,uapairdanminyakmenguap
yangtelahterekstraksimenujukondensordanakanterkondensasi,laluakanmelewatipipa
alonga,campuranairdanminyakmenguapakanmasukkedalamcorongpisah,danakan
memisahantaraairdanminyakatsiri.

PrinsipRotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan
yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat
menguap 5-10 C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena
adanya penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan
penyari akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi
menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu
alas bulat penampung.

PrinsipEkstraksiCairCair
Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan pemisahan komponen
kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur di mana
sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian larut pada fase
kedua, lalu kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok, lalu
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan
fase cair, dan komponen kimia akan terpisah ke dalam kedua fase
tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan
konsentrasi yang tetap.

PrinsipKromatografiLapisTipis
Pemisahan komponen kimia berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi,
yang

ditentukan

oleh

fase

diam

(adsorben) dan

fase

gerak

(eluen), komponen kimia bergerak naik mengikuti fase gerak karena daya
serap adsorben terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga
komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda
berdasarkan

tingkat

kepolarannya,

hal

inilah

yang

menyebabkan

terjadinya pemisahan.

PrinsipPenampakanNoda
a. Pada UV 254 nm
Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel
akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254
nm adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan
indikator fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya
yang

tampak

merupakan

emisi

cahaya

yang

dipancarkan

oleh

komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi

dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan


semula sambil melepaskan energi.
b. Pada UV 366 nm
Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan
berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah
karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor
yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi
cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh
komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi
dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan
semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada
lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak
berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.
c. Pereaksi Semprot H2SO4 10%
Prinsip penampakan noda pereaksi semprot H 2SO4 10% adalah
berdasarkan kemampuan asam sulfat yang bersifat reduktor dalam
merusak gugus kromofor dari zat aktif simplisia sehingga panjang
gelombangnya akan bergeser ke arah yang lebih panjang (UV menjadi
VIS) sehingga noda menjadi tampak oleh mata.
4. Jenis Ekstraksi
1. Ekstraksisecaradingin
Metode maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama
beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya.
Metode

maserasi

digunakan

untuk

menyari

simplisia

yang

mengandung komonen kimia yang mudah larut dalam cairan penyari,


tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin.
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana.
Sedang

kerugiannya

antara

lain

waktu

yang

diperlukan

untuk

mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang digunakan

lebih

banyak,

tidak

dapat

digunakan

untuk

bahan-bahan

yang

mempunyai tekstur keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.


Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai
berikut :
Modifikasi maserasi melingkar
Modifikasi maserasi digesti
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Modifikasi remaserasi
Modifikasi dengan mesin pengaduk
Metode Soxhletasi
Soxhletasi

merupakan

penyarian

simplisia

secara

berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap


cairan

penyari

terkondensasi

menjadi

molekul-molekul

air

oleh

pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan


selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati
pipa sifon
Keuntungan metode ini adalah :
o

Dapatdigunakanuntuksampeldenganteksturyanglunakdantidaktahanterhadap
pemanasansecaralangsung.

Digunakanpelarutyanglebihsedikit

Pemanasannyadapatdiatur

Kerugian dari metode ini :


o

Karenapelarutdidaurulang,ekstrakyangterkumpulpadawadahdisebelahbawah
terusmenerusdipanaskansehinggadapatmenyebabkanreaksiperuraianolehpanas.

Jumlahtotalsenyawasenyawayangdiekstraksiakanmelampauikelarutannyadalam
pelaruttertentusehinggadapatmengendapdalamwadahdanmembutuhkanvolume
pelarutyanglebihbanyakuntukmelarutkannya.

Biladilakukandalamskalabesar,mungkintidakcocokuntukmenggunakanpelarut
dengantitikdidihyangterlalutinggi,sepertimetanolatauair,karenaseluruhalat
yangberadadibawahkomdensorperluberadapadatemperaturiniuntukpergerakan
uappelarutyangefektif.
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau

campuran azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi


dengan campuran pelarut, misalnya heksan :diklormetan = 1 : 1, atau
pelarut

yang

diasamkan

atau

dibasakan,

karena

uapnya

akan

mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam


wadah.
Metode Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari
melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi.Keuntungan metode ini
adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu sampel padat
(marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara
sampel padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode
refluks, dan pelarut menjadi dingin selama proses perkolasi sehingga
tidak melarutkan komponen secara efisien.
2.Ekstraksisecarapanas
Metode refluks
Keuntungan

dari

metode

ini

adalah

digunakan

untuk

mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan


tahan pemanasan langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang
besar dan sejumlah manipulasi dari operator.
Metode destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyakminyak menguap (esensial) dari sampel tanaman
Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari simplisia
yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen
kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal.

Sumber :

Ditjen POM, (1986), "Sediaan Galenik", Departemen Kesehatan


RepublikIndonesia,Jakarta.

Wijaya H. M.Hembing (1992), Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia, Cet


1,Jakarta.

Sudjadi,Drs.,(1986),"MetodePemisahan",UGMPress,Yogyakarta

Alam,GeminidanAbdulRahim.2007.PenuntunPraktikumFitokimia.UIN

Alauddin:Makassar.2426.

Stahl, Egon. 1985.Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi.


ITB:Bandung.35.

Anda mungkin juga menyukai