Macam-Macam Metode Ekstraksi
Macam-Macam Metode Ekstraksi
Macam-Macam Metode Ekstraksi
- Ekstrak adalah sediaan pekat yang di dalamnya terdapat zat aktif yang telah disaring dari
simplisia menggunakan bantuan pelarut yang sesuai
- Metode ekstraksi menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan panas.
- Ekstraksi dengan cara dingin dibagi menjadi dua metode yaitu maserasi dan perkolasi,
sedangkan ekstraksi dengan cara panas dibagi menjadi lima metode yang berbeda yaitu
refluks, digesti, sokhletasi, infudasi, dan dekoktasi
1. SOXHLETASI
- Prinsipnya adalah ekstraksi dilakukan secara terus menerus menggunakan pelarut yang
relative sedikit. Bila ekstraksi telah selesai maka pelarut dapat diuapkan sehingga akan
diperoleh ekstrak. Biasanya pelarut yang digunakan adalah pelarut pelarut yang mudah
menguap atau memiliki titik didih rendah. Soxhletasi dilakukan dengan cara pemanasan
pelarut.
- Uap pelarut yang dihasilkan mengalami pendinginan dalam kondensor dan secara
kontinyu akan membasahi sampel, dimana secara teratur pelarut tersebut dimasukkan
kembali kedalam labu dengan membawa analit. Proses ini berlangsung secara kontinyu.
Pelarut yang digunakan dapat diuapkan kembali dan dipidahkan dari analit. Soxhletasi
dapat dihentikan dengan cara menghentikan pemanasan.
- Peralatan yang digunakan dalam soxhletasi terdiri dari kondensor, soxhlet, labu alas
bulat dan pemanas. Soxhlet terdiri dari timbal, pipa F dan sifon. Kondensor berfungsi
sebagai pendingin untuk mempercepat proses pengembunan, timbal berfungsi sebagai
wadah untuk menyimpan sampel, pipa F berfungsi sebagai saluran bagi uap pelarut
yang dipanaskan pada labu alas bulat ke kondensor, sifon berfungsi sebagai perhitungan
siklus, bila larutan pada sifon penuh dan jatuh ke dalam labu alas bulat maka dihitung
sebagai satu siklus. Labu alas bulat berfungsi sebagai wadah pelarut, sedangkan
pemanas berfungsi untuk memanaskan pelarut
2. MASERASI
- Proses ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan
pada suhu ruang. Perlakuan pengadukan yang kontinu disebut maserasi kinetik, sedangkan
pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan
seterusnya disebut remaserasi (Departemen Kesehatan RI, 2002).
- Metode ini menggunakan pelarut yang akan berdifusi masuk kedalam sel bahan yang
selanjutnya senyawa aktif akan keluar akibat dari tekanan osmosis
- cara penyarian yang sederhana yaitu dengan merendam serbuk simplisia di dalam pelarut
yang digunakan. Pelarut akan menembus dinding sel pada simplisia dan akan masuk ke
dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif dalam sampel akan larut karena
terdapat perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan zat aktif di luar
sel, maka akan mendesak larutan yang lebih pekat (zat aktif) keluar (Pratiwi, 2010).
- menghindari kerusakan bahan alam dan rusaknya senyawa-senyawa termolabil dalam
bahan
- Kelemahan metode maserasi antara lain memerlukan waktu yang lama, pelarut yang
cukup banyak, dan ada kemungkinan beberapa senyawa hilang dan sulit diekstrak pada
suhu ruang. Akan tetapi, rusaknya senyawa-senyawa termolabil dapat dihindari dengan
penggunaan metode ini (Mukhriani, 2014).
- Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil ekstrak yang didapatkan adalah lamanya
waktu ekstraksi. Selain faktor waktu ekstraksi faktor lain yang mempengaruhi hasil ekstrak
yang diperoleh adalah metode ekstraksi yang digunakan, size sampel, waktu dan keadaan
penyimpanan, perbandingan jumlah sampel dengan jumlah pelarut.
- Selama proses ekstraksi data hasil rendemen diperlukan karena untuk mengetahui banyaknya
ekstrak yang diperoleh selama ekstraksi dari suatu sampel.
- Rendemen semakin banyak maka kandungan senyawa aktifnya juga semakin banyak.
- Tingginya senyawa bioaktif yang terdapat pada suatu sampel ditunjukkan dengan tingginya
nilai rendemen yang dihasilkan
3. Reflux
Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut ke dalam labu yang dihubungkan
dengan kondensor. Pelarut dipanaskan hingga mencapai Titik didih. Uap terkondensasi dan
kembali ke dalam labu.
1. Maserasi
- Menimbang serbuk simplisia (sampel) yang telah dihaluskan/diperkecil sebanyak ±
25 gram dimasukkan ke dalam wadah tertutup (erlenmeyer, plastik wrap/ botol kaca
bertutup)
- Merendam dalam ± 200 ml pelarut (N-hexan/etanol/metanol) yang mudah didapatkan
- shaker selama ± 2 jam suhu ruang
- didiamkan selama 24 jam pada suhu ruang.
- Filtrat dan residu dipisahkan kemudian residu yang dihasilkan dimaserasi kembali
dengan 150 mL pelarut menggunakan proses yang sama dilakukan terus-menerus
sampai warna filtrat yang dihasilkan konstan.atau bisa langsung disaring/dipisahkan
- Filtrat dikumpulkan dan diuapkan menggunakan rotary evaporator sampai menjadi
ekstrak kental.
- Menimbang jumlah ekstrak yang didapat
2. Refluks
- Menimbang serbuk simplisia (sampel) yang telah dihaluskan/diperkecil sebanyak ±
25 gram dimasukkan ke dalam erlenmeyer
- Ditambahkan pelarut sebanyak ± 150 ml
- Direfluks pada suhu 50ºC selama 2 jam. Residu hasil refluks pertama diekstraksi
kembali menggunakan pelarut sebanyak 150 mL dengan perlakuan yang sama.
Dilakukan ekstraksi terus-menerus dengan residu yang sama dan penambahan pelarut
150 mL sampai warna filtrat yang dihasilkan konstan atau bisa langsung
disaring/dipisahkan
- Filtrat dikumpulkan dan diuapkan menggunakan rotary evaporator sampai menjadi
ekstrak kental.
- Menimbang jumlah ekstrak yang didapat
3. Soxhletasi
- Menimbang serbuk simplisia (sampel) yang telah dihaluskan/diperkecil sebanyak ±
25 gram, bungkus dengan kertas saring/kain saring (jika jumlah sampel berlebih) dan
diikat dengan benang
- Dipasangkan dengan alat soxhlet
- Ditambahkan pelarut ± 200 ml ke dalam labu soxhlet
- Lakukan ekstraksi selama 90-120 menit suhu 70ºC
- Filtrat dikumpulkan dan diuapkan menggunakan rotary evaporator sampai menjadi
ekstrak kental.
- Menimbang jumlah ekstrak yang didapat
EVAPORASI
- Prinsip kerja dari alat evaporator vakum adalah sebagai berikut. Cairan yang akan
dipekatkan dimasukkan kedalam wadah stainless steel berbentuk bejana besar dengan
kapasitas ± 40 liter yang bawahnya terdapat ruang pemanas yang terdapat heater dan
air. Pindah panas terjadi secara konveksi, uap air yang dihasilkan oleh heater akan
merambat ke wadah bejana stainless steel sehingga menyebabkan suhu cairan yang
dimasukkan meningkat dan terjadi penguapan. Uap air dari cairan tersebut menuju
kondensor dan dikondensasikan oleh semprotan air pendingin dan dipindahkan
kedalam bejana lain. Sehingga semakin lama kandungan air yang terdapat dalam
cairan tersebut semakin berkurang.
- Penguapan merupakan proses yang melibatkan pindah panas dan pindah massa secara
simultan. Dalam proses ini sebagian air akan diuapkan sehingga diperoleh suatu
produk yang kental (konsentrat).
- Proses pindah panas dan pindah massa yang efektif akan meningkatkan kecepatan
penguapan.
- Penguapan terjadi apabila suhu suatu bahan sama atau lebih tinggi dari titik didih
cairan.
- Untuk produk makanan yang senstitif terhadap suhu tinggi, titik didih cairan atau
pelarut harus diturunkan lebih rendah dari titik didih pada kondisi normal.
Menurunkan titik didih pelarut atau cairan dilakukan dengan cara menurunkan
tekanan di atas permukaan cairan menjadi lebih rendah dari tekanan atmosfir atau
disebut vakum (Wirakartakusumah et al., 1989).