Panduan Penyusunan Pedoman

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Logo

Kabupaten
Majapahit

PUSKESMAS
DALU
I.

PANDUAN PENYUSUNAN PEDOMAN,


PANDUAN, KERANGKA ACUAN DAN SOP
No. Dokumen: PD/Dalu/Mjht/A/01
PANDUAN No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1- 8
Tanda tangan Kepala Pukesmas

Logo
puskesmas

dr. Hayam Wuruk


NIP. 19800201 198601 1 009

DEFINISI

a. Pedoman
Pedoman/ panduan adalah: kumpulan ketentuan dasar yang memberi
arah langkah-langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar
untuk menentukan dan melaksanakan kegiatan.
b. Panduan
Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga dapat
diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya
mengatur 1 (satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan
baik dan benar melalui penerapan SPO.
c. Kerangka acuan
Kerangka acuan adalah Petunjuk dalam melakukan program/kegiatan
yang memuat dengan jelas tujuan (tujuan umum dan tujuan khusus), cara
melaksanakan kegiatan, tujuan yang dicapai, penjadualan yang jelas dan
evaluasi serta pelaporan
d. SOP
Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
1. Standard Operating Procedures (SOP) adalah serangkaian instruksi
tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan
administrasi pemerintah, (Kepmenpan No.021 tahun 2008).
2. Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara
rinci, spesifik dan bersifat instruktif, yang dipergunakan oleh pekerja
sebagai acuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan spesifik agar dapat
mencapai hasil kerja sesuai persyaratan yang telah ditetapkan (Susilo,
2003).
3. Langkah didalam penyusunan instruksi kerja sama dengan penyusunan
prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses
yang melibatkan satu bagian/unit/ profesi, sedangkan prosedur adalah
suatu proses yang melibat lebih dari satu bagian/ unit/ profesi. Prinsip
dalam penyusunan prosedur dan instruksi kerja adalah kerjakan yang
ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindak-lanjut, serta dapat
ditelusur hasilnya.
4. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses
kerja rutin tertentu. Istilah ini digunakan di Undang-undang No. 29 Tahun
2004, tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang No. 44 Tahun
2009, tentang Rumah Sakit,

II. RUANG LINGKUP


Ruang lingkup panduan ini meliputi seluruh dokumen pedoman, panduan,
kerangka acuan program/kegiatan dan SOP di Puskesmas Dalu Kabupaten
Majapahit.
III. TATA LAKSANA
a) Tata Laksana Pedoman sebagai berikut :
Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja
BAB I

Pendahuluan

BAB II Gambaran Umum Puskesmas dan Klinik


BAB III Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan Puskesmas dan Klinik
BAB IV Struktur Organisasi Puskesmas dan Klinik
BAB V

Struktur Organisasi Unit Kerja

BAB VI Uraian Jabatan


BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X

Pertemuan/ Rapat

BAB XI Pelaporan
a. Laporan Harian
b. Laporan Bulanan
c. Laporan Tahunan
Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
BAB I PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

B.

Tujuan Pedoman

C.

Ruang Lingkup Pelayanan

D.

Batasan Operasional

E.

Landasan Hukum

BAB II STANDAR KETENAGAAN


A.

Kualifikasi Sumber Daya Manusia

B.

Distribusi Ketenagaan

C.

Jadual Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga (Rawat Inap)

BAB III STANDAR FASILITAS


A.

Denah Ruang

B.

Standar Fasilitas

BAB IV
BAB V
BAB VI

TATALAKSANA PELAYANAN
LOGISTIK
KESELAMATAN PASIEN

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

BAB IX

PENUTUP

Format Kop Pedoman Puskesmas Dalu


Logo
Judul Pedoman
Kabupaten
No. Dokumen :
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Tanda tangan Kepala Pukesmas

Logo
puskesmas

PEDOMAN

Nama
Puskesmas

Nama Ka. Puskesmas


NIP.

Kotak Heading : masing-masing kotak (logo kabupaten, Logo puskesmas,


Nama Puskesmas, judul Pedoman, No. dokumen, No.revisi, Halaman,
PEDOMAN, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai
berikut :
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman
pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat: kotak nama
Puskesmas, judul Pedoman, No.dokumen, No.Revisi dan halaman.
Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas Dalu dan Logo
pemerintah daerah, atau logo Puskesmas.
Judul Pedoman : diberi Judul /nama Pedoman sesuai proses
kerjanya
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis
agar ada keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
b) Tata Laksana Panduan
Format Panduan Pelayanan Puskesmas dan Klinik
BAB I

DEFINISI

BAB II

RUANG LINGKUP

BAB III

TATALAKSANA

BAB IV

DOKUMENTASI

Format Kop Panduan


Logo
Kabupaten

PANDUAN
No. Dokumen:
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Tanda tangan Kepala Pukesmas

Logo
puskesmas

PANDUAN

Nama
Puskesmas

Nama Ka. Puskesmas


NIP.

Kotak Heading : masing-masing kotak (logo kabupaten, Logo puskesmas,


Nama Puskesmas, judul Pedoman, No. dokumen, No.revisi, Halaman,

PEDOMAN, tanggal terbit, ditetapkan Kepala Puskesmas ) diisi sebagai


berikut :

Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman


pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat: kotak nama
Puskesmas, judul Pedoman, No.dokumen, No.Revisi dan halaman.
Kotak Puskesmas diberi nama Puskesmas Dalu dan Logo
pemerintah daerah, atau logo Puskesmas.
Judul Pedoman : diberi Judul /nama Pedoman sesuai proses
kerjanya
No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang
berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis
agar ada keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.

c) Tata Laksana Kerangka Acuan


1.
Sistematika/ Format Kerangka Acuan Program/Kegiatan
Sistematika atau format kerangka acuan Program/Kegiatan adalah
sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Latar belakang
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
e. Cara melaksanakan kegiatan
f. Sasaran
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi
tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan
anggaran.
Petunjuk Penulisan
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan upaya/ kegiatan
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data
sehingga alasan diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan ini adalah merupakan tujuan Program/kegiatan. Tujuan umum
adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah
tujuan secara rinci
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan
yang harus dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan.
Oleh karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.

e. Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan
kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain
dengan membentuk tim, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan upaya/ kegiatan .
Sasaran Program/kegiatan menunjukkan hasil antara yang diperlukan
untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik harus memenuhi SMART yaitu :
1) Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang
diinginkan, bukan cara pencapaiannya. Sasaran harus memberikan
arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat dijadikan landasan
untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik.
2) Measurable : sasaran harus terukur dan dapat dipergunakan untuk
memastikan apa dan kapan pencapaiannya. Akontabilitas harus
ditanamkan kedalam proses perencanaan. Oleh karenanya
meetodologi untuk mengukur pencapaian sasaran (keberhasilan
upaya/ kegiatan) harus ditetapkan sebelum kegiatan yang terkait
dengan sasaran tersebut dilaksanakan.
3) Agressive but Attainable : apabila sasaran harus dijadikan standar
keberhasilan, maka sasaran harus menantang, namun tidak boleh
mengandung target yang tidak layak.
4) Result oriented : sedapat mungkin sasaran harus menspesifikkan
hasil yang ingin dicapai. Misalnya : mengurangi komplain
masyarakat terhadap pelayanan rawat inap sebesar 50%
5) Time bound : sasaran sebaiknya dapat dicapai dalam waktu yang
relatif pendek, mulai dari beberapa minggu sampai beberapa bulan
(sebaiknya kurang dari 1 tahun). Kalau ada Program/kegiatan 5
(lima) tahun dibuat sasaran antara. Sasaran akan lebih mudah
dikelola dan dapat lebih serasi dengan proses anggaran apabila
dibuat sesuai dengan batas-batas tahun anggaran di Puskesmas.
g. Jadual pelaksanaan kegiatan
Skedul atau jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk
tiap-tiap rincian kegiatan yang akan dilaksanakan, yang digambarkan
dalam bentuk bagan Gantt.
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan evaluasi pelaksanaan kegiatan adalah
evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadual yang direncanakan.
Jadual tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran
jadwal atau penyimpangan jadwal, maka dapat segera diperbaiki
sehingga tidak mengganggu Program/kegiatan secara keseluruhan.
Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan adalah kapan (setiap
kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan dan
siapa yang melakukan.
Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah bagaimana membuat
laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan laporan
tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan
adalah cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan
tersebut harus dibuat dan ditujukan kepada siapa.
h. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan

Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam


kerangka acuan adalah bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau
membuat dokumentasi kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan
laporan harus diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus
diserahkan.
Evaluasi kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan
secara menyeluruh. Jadi yang di tulis didalam kerangka acuan,
bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus dilakukan.
Format kerangka acuan sesuai yang diterapkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota masing- masing.
d) SOP
Format SPO sebagai berikut :
Logo
Judul SPO.
No. Dokumen :
Pemkab
SPO
No. Revisi
:
Tanggal Terbit :
Halaman
:
Nama
Tanda tangan Kepala Pukesmas
Puskesmas

1.
2.
3.
4.

Logo
puskesmas

Nama
Puskesmas
NIP.

Ka.

Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Referensi

5. Prosedur/
Langkahlangkah
6. Diagram
Alir
(Jika
Dibutuhkan)
7. Unit terkait
Penjelasan :
Penulisan SPO yang harus tetap didalam tabel/kotak adalah : nama
Puskesmas dan logo, judul SPO, nomor dokumen, tanggal terbit dan
tandatangan Kepala Puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan,
kebijakan, prosedur/ langkah- langkah, dan unit terkait boleh tidak diberi
kotak/ tabel.
a.
Petujuk Pengisian SPO
a. Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, nama
organisasi adalah nama Puskesmas, atau logo dan nama dari Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama
b. Kotak Heading : masing-masing kotak (Puskesmas, judul SPO, No.
dokumen, No.revisi, Halaman, SPO, tanggal terbit, ditetapkan Kepala
Puskesmas ) diisi sebagai berikut :
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman
pertama kotak heading harus lengkap, untuk halaman-halaman
berikutnya kotak heading dapat hanya memuat: kotak nama
Puskesmas, judul SPO, No.dokumen, No.Revisi dan halaman.
Kotak Puskesmas/ Klinik diberi nama Puskesmas dan Logo
pemerintah daerah, atau logo dan nama Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama.
Judul SPO : diberi Judul /nama SPO sesuai proses kerjanya

No. Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang


berlaku di Puskesmas/FKTP yang bersangkutan, dibuat sistematis
agar ada keseragaman.
No. Revisi : diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf.
Contoh : dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama
diberi huruf B dan seterusnya. Tetapi dapat juga dengan angka,
misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0, sedangkan
dokumen revisi pertama diberi nomor 1, dan seterusnya.
Halaman : diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total
halaman untuk SPO tersebut. misalnya : halaman pertama : 1/5,
halaman kedua: 2/5, halaman terakhir : 5/5.
SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah) yang digunakan
Puskesmas/FKTP, misalnya : SPO, Prosedur, prosedur tetap,
petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan sebagainya, namun
didalam akreditasi Puskesmas dan FKTP memakai istilah SPO.
Tanggal terbit : diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau tanggal
diberlakukannya SPO tersebut
Ditetapkan Kepala Pusksmas/FKTP : diberi tandatangan Kepala
Puskesmas/FKTP dan nama jelasnya.
c. Isi SPO
Isi dari SPO minimal adalah sebagai berikut:
1. Pengertian : yang paling awal diisi judul SPO adalah, dan berisi
penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian/menimbulkan multi
persepsi.
2. Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SPO secara spesifik. Kata kunci :
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
3. Kebijakan : berisi kebijakan Kepala Puskesmas/FKTP yang menjadi
dasar dibuatnya SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang
mendasari SPO tersebut, contoh untuk SPO imunisasi pada bayi,
pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No
005/2014 tentang Pelayanan Imunisasi.
4. Referensi: berisikan dokumen ekternal sebagai acuan penyusunan
SPO, bisa berbentuk buku, peraturan perundang- undangan,
ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka,
5. Langkah- langkah prosedur : bagian ini merupakan bagian utama
yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan
proses kerja tertentu.
6. Unit terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait
dalam proses kerja tersebut.
Dari keenam isi SPO sebagaimana diuraikan di atas, dapat ditambahkan
antala lain: bagan alir, dokumen terkait, dsb menyesuaikan dengan
format SPO yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah, yang penting
dalam satu organisasi menggunakan satu format yang seragam.
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart):
Didalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam
langkah- langkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/bagan alir
untuk memudahkan dalam pemahaman langkah-langkahnya. Adapun
bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram
alir makro dan diagram alir mikro.

Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis


besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu
symbol, yaitu simbol balok:

Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap


tahapan diagram makro, bentuk simbul sebagai berikut:
o Awal kegiatan :
o Akhir kegiatan :

o Simbol Keputusan :

Ya

tidak
o Penghubung :
o Dokumen :
o Arsip :

d. Tata Cara Penyusunan SPO


Hal-hal yang perlu diingat :
1) Siapa yang harus menulis atau menyusun SPO
2) Bagaimana merencanakan dan mengembangkan SPO
3) Bagaimana SPO dapat dikenali
4) Bagaimana memperkenalkan SPO kepada pelaksana dan unit terkait
5) Bagaimana pengendalian SPO: penomoran, revisi yang keberapa,
dan distribusi kepada siapa.
6) Syarat penyusunan SPO :
Identifikasi kebutuhan, yakni mengidentifikasi apakah kegiatan
yang dilakukan saat ini sudah memiliki SPO atau belum, dan bila
sudah agar diidentifikasi apakah SPO masih efektif atau tidak, jika
belum apakah kegiatan tersebut perlu disusun prosedurnya.
Perlu ditekankan bahwa SPO harus ditulis oleh mereka yang
melakukan pekerjaan tersebut atau oleh unit kerja tersebut. Tim
atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya
untuk menanggapi dan mengkoreksi SPO tersebut. Hal tersebut
sangatlah penting, karena komitmen terhadap pelaksanaan SPO
hanya diperoleh dengan adanya keterlibatan personel/unit kerja
dalam penyusunan SPO.
SPO harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan. Pelaksana
atau unit kerja agar mencatat proses kegiatan dan membuat
alurnya kemudian Tim Mutu diminta memberikan tanggapan.
Di dalam SPO harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan
apa, dimana, kapan, dan mengapa.
SPO jangan menggunakan kalimat majemuk, subjek, predikat dan
objek harus jelas.
SPO harus menggunakan kalimat perintah/instruksi dengan
bahasa yang dikenal pemakai.

SPO harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanakan. Untuk SPO


pelayanan pasien maka harus memperhatikan aspek keselamatan, keamanan
dan kenyamanan pasien. Untuk SPO profesi harus mengacu kepada standar
profesi, standar pelayanan, mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) kesehatan, dan memperhatikan aspek keselamatan
pasien.

IV. DOKUMENTASI
Semua Dokumen yang ada di Puskesmas Dalu Kabupaten Majapahit
yaitu Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan dan SOP yang terdiri dari
dokumen induk, Dokumen Terkendali, Dokumen Tidak terkendali dan
dokumen Kadaluarsa.
a.

Dokumen Induk
Dokumen Induk adalah dokumen asli yang telah disahkan oleh Kepala
Puskesmas Dalu Kabupaten Majapahit di simpan oleh kepala Sub Bagian
Tata Usaha Puskesmas Dalu

b.

Dokumen Terkendali
Dokumen terkendali adalah salinan dokumen asli yang distempel
TERKENDALI yang didistribusikan ke Unit pelaksana sebagai acuan.
Dokumen terkendali dapat ditarik apabila ada revisi.

c.

Dokumen tidak terkendali


Dokumen tidak terkendali adalah salinan dokumen asli yang distempel
TIDAK TERKENDALI yang keluarkan dari organisasi puskesmas oleh
Kepala Sub bagian Tata Usaha Puskesmas Dalu dengan dibuktikan
dalam buku tanda terima.

d.

Dokumen Kadaluarsa
Dokumen Kadaluarsa adalah Semua Dokumen yang ada di Puskesmas
Dalu Kabupaten Majapahit yaitu Pedoman, Panduan, Kerangka Acuan
dan SOP yang terdiri dari dokumen induk, Dokumen Terkendali, Dokumen
Tidak terkendali yang sudah tidak terpakai (Kadaluarsa) dan distempel
KADALUARSA

Ketentuan Penomoran Dokumen sebagai berikut :


A. Pedoman
No. Dokumen dalam dokumen pedoman diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas Dalu sebagai berikut :
Contoh : PM/Dalu/MJHT/.......(kode Program) /..... (No Urut)
Keterangan :
PM
: Pedoman
Dalu
: Puskesmas Dalu
MJHT
: Kabupaten Majapahit
Kode Program
:
A
: Admen
D
: P2
B
: Yanis
E
: Promkes
C
: KIA
F
: Kesling
Nomer Urut : Sesuai nomor urut yang diterbitkan

G :Gizi

B. Panduan
No. Dokumen dalam dokumen panduan diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas Dalu sebagai berikut :
Contoh : PD/Dalu/MJHT/.......(kode Program) /..... (No Urut)
Keterangan :
PD
Dalu

: Panduan
: Puskesmas Dalu

MJHT
: Kabupaten Majapahit
Kode Program
:
A
: Admen
D
: P2
B
: Yanis
E
: Promkes
C
: KIA
F
: Kesling
Nomer Urut : Sesuai nomor urut yang diterbitkan

G :Gizi

C. Kerangka Acuan
No. Dokumen dalam dokumen kerangka acuan diisi sesuai dengan
ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas Dalu sebagai berikut :
Contoh : KA/Dalu/MJHT/.......(kode Program) /..... (No Urut)
Keterangan :
KA
: Kerangka Acuan
Dalu
: Puskesmas Dalu
MJHT
: Kabupaten Majapahit
Kode Program
:
A
: Admen
D
: P2
B
: Yanis
E
: Promkes
C
: KIA
F
: Kesling
Nomer Urut : Sesuai nomor urut yang diterbitkan

G :Gizi

D. SOP
No. Dokumen dalam dokumen SOP diisi sesuai dengan ketentuan
penomeran yang berlaku di Puskesmas Dalu sebagai berikut :
Contoh : SOP/Dalu/MJHT/.......(kode Program) /..... (No Urut)
Keterangan :
SOP
: SOP
Dalu
: Puskesmas Dalu
MJHT
: Kabupaten Majapahit
Kode Program
:
A
: Admen
D
: P2
B
: Yanis
E
: Promkes
C
: KIA
F
: Kesling
Nomer Urut : Sesuai nomor urut yang diterbitkan

G :Gizi

Anda mungkin juga menyukai