Pengertian Rem

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Rem

Rem yaitu suatu peranti untuk memperlambat atau menghentikan


gerakan roda. secara otomatis gerak kendaraan menjadi pelan. Energi kinetik yang
hilang dari benda yang bergerak ini biasanya diubah menjadi panas karena
gesekan.
Sistem rem pada kendaraan merupakan suatu peranti penting keamanan dalam
berkendara, tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan keamanan
berkendara jadi terganggu, Adapun fungsi dari sistem rem itu sendiri adalah :
1. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerakan roda
kendaraan.
2. Mengatur kecepatan selama berkendara.
3. Untuk menahan kendaraan saat parkir dan berhenti pada jalan yang
menurun atau menanjak.

Prinsip kerja sistem rem adalah mengubah tenaga kinetik menjadi panas
dengan cara menggesekan dua buah logam pada benda yang berputar sehingga
putarannya akan melambat. Oleh sebab itu komponen rem yang bergesekan ini
harus tahan terhadap gesekan (tidak mudah aus), tahan panas dan tidak mudah
berubah bentuk pada saat bekerja dalam suhu tinggi.

Komponen komponen rem :

Backing plate
Silinder penyetel sepatu rem
Sepatu rem
Pegas pembalik
Kanvas rem
Silinder roda
Drum rem

Backing plate
Terbuat dari plat baja yang dipress. Backing plate bagian belakang
diikat dengan baut pada real axle housing dan backing plate bagian depan
diikat dengan baut pada steering knuckle. Sepatu rem dipasangkan pada
backing plate yang mana bila terjadi pengereman akan bekerja pada backing
plate. Selain sepatu rem juga silinder roda, anchorpin, mekanisme rem tangan

dipasangkan pada backing plate.


Silinder penyetel sepatu rem
berfungsi menjamin ujung sepatu rem dan untuk penyetelan
renggang antara sepatu dengan drum. Pada beberapa macam rem, sebagai
pengganti silinder penyetel sepatu, anchor pin dan kam penyetel sepatu
digunakan secara terpisah.
Sepatu rem
Sepatu rem berbentuk busur yang disesuaikan dengan lingkaran drum dan
dilengkapidengan kanvas yang dikeling ataupun direkatkan pada bagian
permukaan dalam sepatu rem. Salah satu ujung sepatu rem dihubungkan pada
anchor pin atau pada baut silinder penyetel sepatu rem. Ujung lainnya dipasangkan
pada roda silinder yang berfungsi untuk mendorong sepatu ke drum dan juga
sepatu rem ini berhubungan dengan mekanisme rem tangan.
Pegas pembalik
Pegas-pegas pembalik berfungsi untuk menarik kembali sepatu rem pada drum
ketika pijakan rem dibebaskan. Satu atau dua buah pegas pembalik biasanya
dipasang dibagian sisi silinder roda.
Kanvas rem
Kanvas rem dipasangkan pada sepatu rem untuk menambah tenaga gesek
pada drum. Bahan yang digunakan adalah asbes dengan tembaga atau campuran
plastik untuk untuk memperoleh tahan panas yang tinggi dan tahan aus. Pada
beberapa macam rem, terdapat perbedaan bahan kanvas rem yang dipasangkan
pada sepatu pertama dan sepatu kedua. Kanvas ini dapat diganti jika sudah
mengalami aus.
Silinder roda
Silinder roda yang terdiri dari body dan torak, berfungsi untuk mendorong
sepatu rem ke drum dengan adanya tekanan hidrolik yang dipindahkan dari master
silinder. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap satu unit rem, tergantung
dari modelnya. Ada dua macam silinder roda; yang satu bekerja pada sepatu rem
pada kedua arah, dan satunya lagi gerakannya hanya pada satu arah saja.

Drum rem
Drum rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Drum rem ini
dipasangkan hanya diberi sedikit renggang dengan sepatu rem dan drum yang
berputar bersama roda. Bila rem ditekan maka kanvas rem akan menekan
terhadap permukaan

dalam drum, mengakibatkan terjadinya gesekan dan

menimbulkan panas pada drum cukup tinggi (200C-300C). Karena itu, untuk
mencegah drum ini menjadi terlalu panas ada semacam drum yang di sekeliling
bagian luarnya diberi sirip yang terbuat dari paduan alumunium yang mempunyai
daya hantar panas yang tinggi. Permukaan drum rem dapat menjadi tergores
ataupun cacat, tetapi hal ini dapat diperbaiki dengan jalan dibubut bila goresan itu
tidak terlalu dalam.
jJenis Jenis Rem
1) Rem Tromol Mekanis ( Mechanical Drum Brakes)
Pada rem tromol, kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang
diam menekan permukaan tromol yang berputar besama dengan roda. Rem tromol
mempunyai keuntungan dibandingkan dengan tipe rem cakram, yaitu adanya self
energizing effect yang memperkuat daya pengereman, hanya saja konstruksinya
agak rumit dan tertutup sehingga radiasi panas ke udara luar dan water recovery
kurang baik.
Water recovery merupakan kemampuan bidang gesek (sepatu rem/pad) untuk
mengembalikan koefisien gesek pada kondisi semula, pada saat sistem rem
terkena air yang mengakibatkan koefisien gesek sepatu rem/ pad menjadi
berkurang karena terlumasi oleh air. Pada saat sistem rem terkena air, tipe rem
cakram memiliki kemampuan

Water recovery yang lebih baik dibandingkan dengan sistem rem tromol, hal ini
disebabkan karena air akan terlempar keluar dari permukaan cakram dan pad
karena adanya gaya sentrifugal. Pada rem tromol tetap akan menyisakan air di
antara sepatu rem dan tromol sehingga koefisien gesek rem menjadi rendah.
Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti: sepatu
rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali (return springs), tuas
penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok penggerak. Cara
pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari; pedal
rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan
sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi.
Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan
dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada
sistem ini terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan
memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol
tersebut. Rem jenis tromol disebut internal expansion lining brake.
Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari
aluminiumalloy (paduan aluminium) yang memiliki daya penyalur panas yang
sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu
kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan
cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran. Berdasarkan cara
pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor
diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
a) Single Leading Shoe Type
Tipe ini digunakan pada semua jenis sepeda motor kecil (di bawah 250 cc). Pada
sistem rem tromol single leading shoe type, digunakan dua sepatu rem. Sepatu
rem yang terbawa oleh putaran tromol dan cenderung melengket disebut sebagai
leading shoe, sedangkan sepatu rem yang terdorong ke dalam oleh putaran tromol
disebut trailing shoe. Leading shoe menghasilkan daya pengeremen yang lebih

besar dibandingkan dengan trailing shoe sebagai akibat adanya self energizing
effect yang diperoleh karena leading shoe terbawa oleh putaran tromol. Hal ini
akan menyebabkan keausan pada leading shoe lebih besar dibanding keausan pada
trailing shoe.
b) Double Leading Shoe Type
Tipe ini digunakan pada motor-motor besar (tipe lama) dan sekarang sudah jarang
digunakan. Tipe ini juga menggunakan dua sepatu rem seperti pada single leading
shoe type, akan tetapi pada double leading shoe type digunakan dua bubungan
rem (brake cam), sehingga kedua sepatu rem menjadi leading dan menghasilkan
daya pengereman yang besar karena kedua sepatu rem menghasilkan self
energizing effect(gaya penguatan sendiri) yang memperkuat daya pengereman.
Self Energizing Effect (gaya penguatan sendiri)
Seperti yang telah dibahas, saat pengemudi menginjak rem, tekanan ditularkan
dari master silinder ke silinder roda. Tekanan ini mendorong piston silinder ke
luar. Hal ini, pada gilirannya, menjalar pada sepatu rem dan membawa kampas
rem bergesekan dengan tromol.
Pertama-tama, lapisan rem tidak hanya mendorong melawan tromol dan menahan
seperti yang mereka lakukan ketika kendaraan diam. Gesekan antara tromol yang
bergerak dan kampas rem akan mendorong sepatu rem ke arah rotasi seperti yang
ditunjukkan.
Komponen-komponen Rem Tromol
Rem tromol memiliki beberapa komponen yang membantu proses terjadinya
pengereman. Berikut ini saya jelaskan komponen-komponen yang terdapat pada
rem tromol dan juga fungsinya.
1. Kanvas dan Sepatu Rem
Kanvas rem merupakan komponen dari rem tromol yang terpasang mengelilingi
sepatu rem. Kanvas dan sepatu rem ini berfungsi untuk menekan putaran tromol
rem saat kendaraan anda diberhentikan.

2. Tromol rem
Tromol atau drum rem merupakan bagian yang terpenting dalam rem tromol.
Fungsi dari komponen yang satu ini adalah sebagai alat penahan putaran pada saat
proses pengereman terjadi.
3. Silinder Roda
Silinder roda memiliki bagian-bagian yang terdiri atas bodi dan piston. Komponen
yang satu ini berfungsi sebagai alat yang menekan sepatu rem ke tromol rem.
Jumlah piston atau penekan pada silinder roda beragam, yaitu ada yang
mnggunakan satu atau dua piston bergantung pada konstruksinya.
4. Per Pengembali
Dalam rem tromol terdapat per pengembali. Tugas dari komponen tersebut adalah
untuk mengembalikan piston dan kanvas rem pada posisi semula setelah
terjadinya proses pengereman.
Cara Kerja Rem Tromol
Setelah anda mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam rem tromol
dan fungsinya dalam proses pengereman. Selanjutnya, anda dapat memperhatikan
cara kerja rem tromol. Perhatikan cara kerjanya di bawah ini.
1. Saat Proses Pengereman
Pada saat tuas rem ditarik atau pedal rem diinjak, maka akan terjadi pergerakan
pada komponen-komponen rem tromol, yaitu terjadinya gesekan antara tromol
dan kanvas rem. Piston akan menekan pada kanvas rem dan menyebabkan adanya
gaya gesekan yang kuat sehingga mampu menghentikan putaran atau gerakan
tromol. Pada saat pengereman per pengembali juga meregang dengan maksimal.
2. Setelah Proses Pengereman
Pada saat tuas atau pedal rem dilepaskan pada posisi semula, maka per
pengembali akan mengembalikan kanvas pada posisi semula sehingga tidak ada
gesekan yang terjadi antara kanvas dan tromol rem.
Penggunaan rem tromol pada kendaraan bermotor memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya adalah rem tromol dapat bekerja maksimal pada beban
angkut yang berat, sehingga rem tromol lebih sering digunakan pada kendaraan
yang memiliki muatan yang besar.
Sedangkan kekurangan penggunaan rem tromol pada kendaraan adalah rem
tromol menggunakan sistem yang tertutup. Hal ini membuat partikel kotoran
dalam ruang tromol tersebut, sehingga apabila anda ingin melakukan perawatan
dan penggantian harus membuka roda terlebih dahulu.

Hal itu juga menyebabkan air pada saat banjir dapt mengumpul di bagian ruang
tromol, sehingga menyulitkan sistem rem untuk bekerja dan harus dilakukan
pengeringan terlebih dahulu dengan menginjak setengah rem pada saat kendaraan
melaju.
Setelah anda memhami cara kerja rem tromol serta kelebihan dan kekuranggannya
pada kekndaraan anda. Anda dapat menentukan penggunaan rem yang sesuai
dengan kebutuhan kendaraan anda. Jika anda lebih sering memuat barang-barang
yang berat, sebaiknya menggunakan rem tromol.

Kelebihan Rem Tromol

Tidak mudah terkena kotoran dan debu


Karena letaknya yang berada didalam, maka rem Tromol tidak mudah disusupi
debu ataupun kotoran sehingga kinerjanya tidak akan terganggu.
Sistem Rem yang mudah dan harganya yang murah
Pada intinya sistem rem tromol ini sangat mudah dan simpel sekali, namun
dengan kinerja yang powerful menghentikan laju kendaraan. selain mudah, rem
tromol juga murah pada setiap komponenya (kampas), motor yang menggunakan
rem tromol juga lebih murah dibandingkan yang menggunakan rem cakram.
Kinerja pengerman yang Lembut
Berbeda dengan rem cakram yang ganas karena akurasinya tinggi, rem tromol
menghasilkan pergerakan penghentian/perlambatan yang lebih perlahan atau
lembut.
Mampu menahan beban Besar
Sistem rem ini dikenal bisa menahan beban berat dan besar, terbukti kendaraan
roda empat seperti Bus dan Truk juga menggunakan rem tromol.

Kekurangan Rem Tromol


Rem tidak terlalu pakem
Karena penghetianya yang hanya menggunakan sistem gesekan dan bukan
cengkraman (cakram) tentu hasil pengeremanya tidak terlalu pakem dan instan,
tidak seperti rem cakram.
Tidak enak dipandang
Aspek keindahan berkurang jika menggunakan rem tromol (relatif), disana ada
tuas yang mengganggu objek mata melihat bulatnya ban, berbeda dengan rem
cakram yang pastinya lebih enak dipandang.
Itulah dia beberapa Kelebihan dan Kekurangan Rem Tromol atau Drum Brake,
pada dasarnya pemilihan Rem Cakram atau Rem Tromol pada motor itu
tergantung dengan besar kecilnya kapasitas mesin, semakin besar performa mesin
yang berakibat laju semakin cepat semakin besar pula kekuatab rem yang harus
digunakan.
2) Rem cakram (Disc Brake)
Konstruksi rem cakram pada umumnya terdiri atas cakram (disc rotor) yang
terbuat dari besi tuang yang berputar dengan roda, bahan gesek (disc pad) yang
menjepit & mencengkeram cakram, serta kaliper rem yang berfungsi untuk
menekan & mendorong bahan gesek sehingga diperoleh daya pengereman. Daya
pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara kanvas rem dan cakram.
Self energizing effect yang terjadi pada rem cakram sangat kecil,
sehingga diperlukan tekanan pengereman yang lebih besar untuk mendapatkan
daya pengereman yang efisien dan pad cenderung lebih cepat aus disbanding
dengan sepatu rem pada rem tromol. Menurut mekanisme penggeraknya, rem
cakram sepeda motor dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Rem cakram penggerak mekanik,
b) Rem cakram penggerak hidrolik.

a) Rem cakram penggerak mekanik,


Rem jenis ini bekerja menggunakan kabel. (cth. : pada sepeda motor Honda
GL100). Konstruksi sistem rem cakram penggerak mekanis dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Komponen rem tromol
o kanvas rem
o anchor pen
o cam
o per pembalik
o tromol/ drum

cara kerja rem tromol mekanik:


1. sebelum rem bekerja.

Pada saat tuas rem belum di tarik / di injak maka rem belum bekerja. Di antara
tromol dan kanvas rem masih ada celah dan tidak bersinggungan. Per pengembali
kanvas masih belum meregang.
2. setengah pengereman

Apabila tuas rem ditarik setengah maka akan mulai terjadi pergerakan pada
komponen rem. Cam akan bergerak memutar dan kanvas akan bergerak keluar
sehingga akan mulai bergesekan dengan drum/ tromol. Terjadilah gesekan kecil
dan rem bekerja sedikit.
3. rem bekerja penuh

Pada saat rem tuas rem di tarik penuh maka akan terjadi gesekan yang kuat antara
tromol dan kanvas rem. Cam memutar maksimal dan penekanan pada kanvas rem
dengan tromol kuat sehingga dengan adanya gaya gesekan yang kuat akan mampu
menghentikan putaran tromol. Per pengembali juga meregang maksimal.

4. Pelepasan rem

Saat pelepasan rem adalah dimana tuas dilepas dan kembali pada posisi semula.
Per pengembali kanvas bekerja untuk mengembalikan kedudukan kanvas seperti
pada saat belum bekerja. Gesekan antara kanvas dan tromol tidak ada.
b) Rem cakram penggerak hidrolik
Rem cakram penggerak hidrolik banyak digunakan pada sepeda motor pada
umumnya. Mekanisme penggerak sistem rem tipe hidrolik memanfaatkan tenaga
hidrolik (fluida/cairan) untuk meneruskan tenaga pengereman dari pedal/handel
rem ke sepatu rem/ pad rem.
Mekanisme penggerak hidrolik berpedoman kepada hukum Pascal : bila suatu
fluida/cairan dalam ruang tertutup diberi tekanan maka tekanan terse-but akan
diteruskan ke semua arah dengan sama rata. Gaya penekanan pada pedal/handel
rem akan diubah menjadi tekanan fluida oleh piston mas-ter silinder, kemudian
diteruskan ke silinder roda/kaliper rem melalui slang rem untuk menghasilkan
gaya pengereman.
Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua
kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalannya. Selain itu rem

cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah
menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.
Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin di luar (terbuka)
sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa
cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilated disk) atau cakram yang
memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.
Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena
gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar
dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada
bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang telah menggunakan rem
cakram pada keempat rodanya, terutama jenis mobil sedan.
Kekurangan rem cakram
Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel,
lama kelamaan lumpur / kotoran tersebut dapat menghambat kinerja pengereman
sampai merusak komponen pada bagian caliper seperti piston bila dibiarkan lama.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin. Tapi gak sulit kok,
lagipula bila anda biasa beredar di wilayah perkotaan, kendala seperti ini tidak
perlu dikhawatirkan.
Rem ABS (Anti-Lock Braking Sistem)
Sistem rem anti terkunci atau anti-lock braking sistem (ABS) merupakan sistem
pengereman pada mobil agar tidak terjadi penguncian roda ketika terjadi
pengereman mendadak/keras.
Sistem ini bekerja apabila pada mobil terjadi pengereman keras sehingga salah
sebagian atau semua roda berhenti sementara mobil masih melaju, membuat
kendaraan tidak terkendali sama sekali. Ketika sensornya mendeteksi ada roda
mengunci, ia akan memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan, lalu
mengeraskannya kembali begitu roda berputar. Proses itu berlangsung sangat

cepat, bisa mencapai 15 kali/detik. Efeknya adalah mobil tetap dapat dikendalikan
dan jarak pengereman makin efektif.
Manfaat Fitur ABS
Kesalahan persepsi pada fungsi rem menyebabkan redahnya pemahaman
konsumen pada manfaat rem ABS (Anti-lock Braking System). Karena itu, tak
mengherankan bila masih banyak konsumen mobil yang menganggap sepele
fungsi fitur rem ABS. Padahal, fitur ABS sangat besar manfaatnya bagi
keselamatan berkendara, terutama saat pengereman mendadak terlebih
dilakukan di jalan yang licin.
Sampai detik ini pun banyak di antara pengemudi yang memahami rem sebagai
penghenti laju kendaraan. Padahal, fungsi rem hanyalah mengurangi putaran roda.
Cobalah Anda bayangkan, mengapa mobil yang berlari kencang masih meluncur
ketika rem sudah diinjak sedemikian dalamnya. Apalagi bila dilakukan dalam
kondisi lintasan basah atau berpasir.
Penyebab masih meluncurnya mobil setelah di rem bukan karena roda yang masih
berputar, tapi diakibatkan gaya sentrifugal. Semakin kencang pergerakan mobil
maka semakin besar potensi gaya sentrifugal yang diterimanya ketika dilakukan
pengentian mendadak. Pada mobil tanpa fitur ABS gaya sentrifugal yang besar
bahkan mampu menyeret ban yang terkunci oleh rem.
Efek dari gaya sentrifugal memang hanya melempar mobil lurus ke depan. Namun
bisa dibayangkan, bagaimana bila ketika gaya sentrifugal diterima mobil posisi
roda depan sedang dalam keadaan miring. Ya, mobil akan meluncur tak terkendali,
bahkan paling fatal mengakibatkan mobil terbalik.
Untuk mengurangi gaya sentrifugal itulah maka tercipta rem ABS. Namun jauh
sebelum ABS ditemukan para pembalap telah menerapkan prinsif kerja rem ABS
secara manual. Para pembalap biasanya melakukan pengereman dari kecepatan
tinggi dengan cara menekan pedal rem secara bertahap, dalam reflek tinggi dan
bobot tekanan yang berbeda-beda.

Pengemudi awam kerap memahami metode ini dengan melakukan tindakan


mengocok

rem.

Namun

hampir

sebagian

besar

dari

mereka

salah

menerapkannya. Alhasil, tak ada manfaat dari tindakannya itu.


Sebetulnya, yang dilakukan pembalap tempo dulu (sebelum ditemukan ABS)
sama dengan prinsip sederhana kerja fitur ABS. ABS melakukan pengurangan laju
secara gradual dengan pengereman bertahap. Metode kerjanya dikontrol secara
mekanis. Tujuannya, untuk menghindari roda terkunci, sehingga potensi gaya
sentrifugal yang akan mendorong mobil ikut terkurangi.
Pada mobil-mobil mahal, sistem ABS sudah dikontrol oleh teknologi komputer
yang cerdas. Beberapa mobil canggih bahkan bisa mengontrol besaran tekanan
rem yang dibutuhkan untuk masing-masing roda.
Namun terkadang, tanpa di sadari, banyak pengendara mobil berfitur ABS masih
memperlakukan gaya pengereman mengocok. Tindakan ini sama sekali tidak
dibutuhkan. Sebaliknya bila hal ini dilakukan maka hanya akan membingungka
sensor ABS yang pada ujungnya mengurangi sensitifitas pengereman.

Komponen utama dari sistem pengereman ABS


1. Wheel Speed Sensor

Wheel

speed

sensor

berfungsi

untuk

nenditeksi

kecepatan roda dan menditeksi terjadinya slip pada roda

kendaraan

yang

nantinya

data

yang

diterima

diinformasikan ke ABS Control Modul.

Wheel speed sensor terdiri dari sensor dan rotor. Di


dalam sensor terdapat magnet yang menghasilkan garis
gaya magnet dan pada rotor terdapat roda gigi. Saat
rotor berputar roda gigi berputar memotong garis gaya
magnet Sehingga menghasilkan gaya induksi elektromotif bolak
balik ini diubah menjadi sinyal gelombang sinus tegangan
kemudian dikirimkan ke ABS Control Modul.
2. ABS Control Modul
ABS Control Modul adalah unit yang memproses semua sensor
untuk mengendalikan sistem kerja rem ABS dengan cara
mengatur kerja setiap selenoid yang ada di dalam hidrolik unit.
3. Hidrolik Unit ( Actuator )
Hidrolik unit terdiri dari selenoid valve, pompa, reservoir,
accumulator.

Selenoid

valve

mengubah

posisi

anchor

berdasarkan output dari ABS Control Modul

Cara Kerja Anti-lock Braking Sistem


Ketika sensor ABS tersebut mendeteksi ada roda yang mengunci, secara otomatis
sensor tersebut akan mengirimkan sinyal ke modulator yang kemudian berfungsi
untuk memerintahkan piston rem untuk mengendurkan tekanan fluida atau
minyak rem dari kaliper dalam kondisi tertentu. Sebaliknya, tekanan akan kembali
naik dan normal ketika penguncian berkurang. Proses pengurangan, penahanan,
dan peningkatan tekanan fluida ini berlangsung sangat cepat, sekitar 15-50 kali
per detik, sehingga roda tidak akan terkunci saat terjadi pengereman mendadak.

Selain itu, pada Honda CBR 250R terdapat ECU yang terletak bersamaan dengan
ABS Modulator yang di dalamnya terdapat pompa, reservoir, dan katup solenoid
in and out. Kedua katup tersebut yang akan membuka dan menutup selama proses
pengaturan tekanan fluida

Kerugian pada sistem ABS


Namun sayangnya di balik berbagai kelebihan yang dimilikinya tersebut ternyata
fitur ABS pada sepeda motor memiliki dua kerugian. Seperti yang diungkapkan

oleh Bikesindia bahwa kerugian pertama adalah jika digunakan di jalanan


bebatuan atau dalam kondisi tertutup es maka jarak pengereman pun menjadi
lebih panjang, hal itu disebabkan karena besarnya traksi ban pada jalur es atau
kerikil berbeda dengan jalanan aspal.
Sedangkan kerugian yang kedua hanya bisa dirasakan oleh para freestyler sepeda
motor, biasanya saat melakukan aksi ini para penunggang sering melakukan
atraksi stoppie yaitu dimana pengendara mengerem secara mendadak roda bagian
depan sehingga motor ban belakang pun turut terangkat. Setelah terangkat biker
biasanya beraksi dengan mengubah arah motor ke kanan atau ke kiri supaya
kendaraan pun bisa lebih seimbang. Namun jika melakukan atraksi tersebut
menggunakan motor yang telah dilengkapi fitur ABS maka roda depan pun akan
terus berputar sehingga ban belakang tidak bisa terangkat.
Tidak hanya itu saja kelemahan lain yang dimiliki oleh rem ABS ini adalah
kurang pakem saat berada di jalan berkerikil atau tidak rata, ketika dilakukan
pengereman di tempat tersebut maka ban pun tetap bisa meluncur sehingga cukup
berbahaya bagi pemiliknya. Jadi disarankan apabila sedang berkendara di jalur
kurang rata sebaiknya tidak melaju di atas kecepatan 60 km/jam

Anda mungkin juga menyukai