Karya Tulis Ilmiah Kebidanan Oleh Yuca Katarina

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64

1

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA PASANGAN USIA


SUBUR TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT DI RUMAH SAKIT
KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK
PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Pada Program DIII Kebidanan Universitas Indonesia Tmur
OLEH :

SUKMAYANI
12.1301.251

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR
2015

PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR


TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT DI RUMAH SAKIT
KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI
MAKASSAR TAHUN 2015
Karya Tulis Ilmiah ini telah kami setujui untuk Dipertahankan dalam ujian
di Hadapan Tim Penguji D-III Kebidanan Universitas Indonesia Timur.

Makassar,.September 2015

Pembimbing I

Pembimbing II

(HJ. MULIATI MAYA SKM, M.Kes)

(YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes)

Mengetahui,
Ketua Prodi Program D III Kebidanan
Universitas Indonesia Timur

( Dr. ANDI MARYAM, S.ST, SKM, M.Kes)

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN


Dengan ini menyatakan:
Nama

: SUKMAYANI

NIM

: 12.1301.251

Program Studi

: D-III Kebidanan

Telah disetujui untuk melakukan ujinan Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Kontrasepsi
Implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar
Tahun 2015
Hari/Tanggal

: ..September 2015

Pukul

: ..............WITA Selesai

Tempat

: Lantai 3 Kampus V UIT (Universitas Indonesia


Timur)

Demikian surat persetujuan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya.
Makassar,September 2015
Pembimbing I

Pembimbing II

(HJ. MULIATI MAYA SKM, M.Kes)

(YOVITA SAKONA, S.ST, M.Kes)

Mengetahui,
Ketua Prodi Program D III Kebidanan
Universitas Indonesia Timur

(Dr. ANDI MARYAM, S.ST, SKM, M.Kes)

PENGESAHAN TIM PENGUJI

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Panitia Ujian
Program D-III Kebidanan Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia
Timur Makassar yang dilaksanakan pada tanggal . September 2015

Tim Penguji

Ketua

: Hj. Muliati Maya SKM, M.Kes

(.)

Sekretaris

: Yovita Sakona, S.ST, M.Kes

(.)

Anggota

: Prof. Dr. H. Wahyuddin Hamid, M.Si

(.)

Mengetahui,
Ketua Prodi Program D III Kebidanan
Universitas Indonesia Timur

(Dr. ANDI MARYAM, S.ST, SKM, M.Kes)

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamndulillah penulis panjatkan kehadirat Alla SWT serta
shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhamad SAW atas segala limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
Adapun penyusunan karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan pada program Diploma-III
Kebidanan Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala keterbatasan dan
kelemahan yang ada bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya
membangun

dari

berbagai

pihak

sangat penulis harapkan

demi

kesempurnaan hasil penulisan ini.


Melalui karya tulis ilmiah ini penulis dengan segala kerendahan hati
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tak terhingga dan
sebesar-besarnya kepada ayahanda Marsal Saleh dan ibunda Ammah.
Serta kepada Hj. Muliati Maya SKM, M.Kes selaku pembimbing I dan
Yovita Sakona, S.ST, M.Kes selaku pembimbing II yang tulus ikhlas
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dalam memberikan bimbingan
kepada penulis sampai selesainya karya tulis ilmiah ini.
Demikian pula penulis mengucapkan banyak terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1 Bapak H. Haruna. MA. MBA selaku Ketua Yayasan Indonesia Timur


Makassar.
2 Bapak Prof. Dr. H. Baso Amang, SE, M.Si selaku Rektor Universitas
Indonesia Timur Makassar.
3 Bapak Prof. Dr. dr. M. Nadjib Bustan MPH Selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Indonesia Timur Makassar.
4 Ibu A. Maryam, S.ST, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III
Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar.
5 Ibu Hj. Nur Rakhmah, Sp. OG Selaku Kepala Direktur Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar, yang telah
memberikan izin kepada peneliti dalam melakukan penelitian di
Rumah Sakit.
6 Bapak dan ibu dosen pengajar, serta seluruh staf program DIII
Kebidanan Universitas Indonesia Timur Makassar yang telah banyak
memberikan bantuan, bimbingan, pengetahuan dan keterampilan
yang bermanfaat bagi penulis selama mengikuti pendidikan.
7 Rekan-rekan Mahasiswa Program D-III Kebidanan Universitas
Indonesia Timur Makassar khususnya angkatan 2012 yang telah
memberikan bantuan dan kerjasamanya yang baik selama penulis
mengikuti pendidikan.
8 Sahabat-sahabatku di kelas E.12 dan semua sahabat-sahabatku
Reski, Ela, Mala, yang telah memberikan saran dan motivasi dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini
9 Tak lupa pula kepada seseorang yang sangat spesial saudara Syarif
Alqadri Aswar yang selalu memberi motivasi dan juga masukkan
selama penulis mengikuti pendidikan.

Akhirnya, Jadikan menuntut ilmu sebagai suatu tuntunan bukan


tuntutan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan
ilmu dan semoga kebaikan serta bantuan yang diberikan kepada penulis
akan diberikan balasan yang berlimpah dari Tuhan yang Maha Esa. Amin.

Makassar,

September 2015

Penulis

BIODATA

1 Identitas
Nama

: SUKMAYANI

NIM

: 12.1301.251

Jenis Kelamin

: Perempuan

Tempat/Tgl. Lahir

: Wajo, 04 Juli 1994

Suku/Bangsa

: Bugis/ Indonesia

Agama

: Islam

Asal

: Wajo, Sulawesi Selatan

Alamat

: Jl. Abdul Kadir, Kompleks Hartaco Indah

2 Riwayat Pendidikan
a Tamat SD

: SDN 45 Poleonro

Tahun 2006

b Tamat SMP

: SMPN 1 Maniangpajo

Tahun 2009

: SMKN 1 Gilireng

Tahun 2012

Tamat SMA

d Sementara menyelesaikan Pendidikan di program D-III Kebidanan


Universitas Indonesia Timur Makassar.

ABSTRAK
SUKMAYANI, Gambaran Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur
tentang Kontrasepsi Implant di Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Pertiwi
Makassar Tahun 2015, (Dibimbing oleh ibu Mulyati Maya dan Yovita
Sakona)
VI Bab, 46 halaman, 9 lampiran
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung
levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri
silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan
dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul
panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg
levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding
kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil
KB seperti mini pil atau pil kombinasi
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif, yang
dimaksudkan untuk mendapatkan Gambaran Pengetahuan Wanita Usia
Subur tentang Kontrasepsi Implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015, dengan populasi dalam penelitian
ini adalah semua wanita pasangan usia subur yang menggunakan
kontrasepsi implant sebanyak 39 orang dan sampel penelitian yaitu wanita
pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi implan sebanyak 28
orang.
Hasil penelitian menunjukkan dari 28 orang responden yang
mempunyai pengetahuan baik tentang cara kerja kontrasepsi implan
sebanyak 10 orang (35,71%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 16
orang (57,14%), dan yang masih mempunyai pengetahuan kurang
sebanyak
2 orang atau (7,14%), responden
yang mempunyai
pengetahuan baik tentang efek samping kontrasepsi implan sebanyak 12
orang (42,86%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (50%),
dan yang masih mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang atau
(7,14%), responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang indikasi
kontrasepsi implan sebanyak 8 orang (28,57%), yang berpengetahuan
cukup sebanyak 16 orang (57,14%), dan yang masih mempunyai
pengetahuan kurang sebanyak 4 orang atau (14,29%).
Kata Kunci

: Pengetahuan, Kontrasepsi Implan, Wanita


Pasangan Usia Subur

Daftar Pustaka

: 15 (2008-2014)

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN WAKTU UJIAN ............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
BIODATA PENULIS .................................................................................... viii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ..................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A Latar Belakang ................................................................................
B Rumusan Masalah ..........................................................................
C Tujuan Penelitian .............................................................................
D Manfaat Penelitian ...........................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................

1
5
6
6
8

A Tinjauan Umum tantang Program Keluarga Berencana.................. 8


1 Defenisi Keluarga Berencana ....................................................
2 Tujuan Program Keluarga ..........................................................
3 Sasaran Keluarga Berencana ....................................................
4 Hak-Hak Konsumen KB .............................................................
5 Dampak Program Keluarga Berencana Terhadap .....................
6 Macam-Macam Metode Keluarga Berencana ...........................
B. Tinjauan Khusus tentang Kontrasepsi Implan .................................
1 Defenisi Implan ..........................................................................
9

8
9
9
10
11
13
15
15

2 Ciri-ciri Implan ............................................................................


3 Jenis Implan ...............................................................................
4 Cara Kerja .................................................................................
5 Keuntungan Implan ....................................................................
6 Efek Samping Implan .................................................................
7 Yang Boleh Menggunakan Implan .............................................
8 Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan ...................................
9 Waktu Mulai Menggunakan Implan ............................................
10 Faktor-Faktor Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Implan
C. Tinjauan tentang Variabel Penelitian................................................
1 Defenisi Pengetahuan ................................................................
2 Jenis Pengetahuan ....................................................................

15
16
16
17
17
18
19
19
21
24
24
25

3 Tingkatan Pengetahuan ............................................................. 26


4 Sumber-Sumber Pengetahuan .................................................. 28
5 Pengukuran Pengetahuan ......................................................... 31
6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 31
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ..........................................................
A Dasar Pemikiran Variabel ................................................................
B Kerangka Konsep Penelitian ...........................................................
C Defenisi Opersaional dan Kriteria Objektif.......................................
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................
A Jenis Penelitian ...............................................................................
B Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
C Populasi dan Sampel ......................................................................
D Metode Pengumpulan Data .............................................................
E Pengolahan dan Pengkajian Data ...................................................
F Analisa Data ....................................................................................

33
33
34
34
36
36
36
36
38
38
38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 40


A Hasil Penelitian ................................................................................ 40
B Pembahasan ................................................................................... 42
BAB VI PENUTUP ...................................................................................... 45
A Kesimpulan ...................................................................................... 45
B Saran ............................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... xv

10

LAMPIRAN .................................................................................................

11

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman
1 Gambaran Distribusi Responden
Berdasarkan

Umur

Wanita

Pasangan Usia Subur di Rumah


sakit

Ibu

dan

Anak

Pertiwi

Makassar

tahun

2015.
40
2 Gambaran Distribusi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pasangan Usia Subur di Rumah
sakit

Ibu

dan

Anak

Pertiwi

Makassar

tahun

2015
41
3 Gambaran

Distribusi

Tingkat

Pengetahuan Wanita Pasangan


Usia Subur tentang Cara Krja
Kontrasepsi

12

Implan

di

Rumah

sakit

Ibu

dan

Anak

Pertiwi

Makassar

tahun

2015
...
4 Gambaran

42

Distribusi

Tingkat

Pengetahuan Wanita Pasangan


Usia Subur tentang Efek Samping
Kontrasepsi
sakit

Ibu

Implan
dan

di

Rumah

Anak

Pertiwi

Makassar

tahun

2015
...
5 Gambaran

43

Distribusi

Tingkat

Pengetahuan Wanita Pasangan


Usia

Subur

Kontrasepsi
sakit

Ibu

tentang
Implan

dan

Indikasi

di

Rumah

Anak

Pertiwi

Makassar

tahun

2015..
....44

13

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuisioner
Lampiran 2: Master Table
Lampiran 3: Jadwal Kegiatan
Lampiran 4: Surat Permohonan Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 5: Surat Keputusan Wakil Rektor Bidang akademik tentang Panitia
Ujian Skripsi, Dosen Penguji dan Mahasiswa
Lampiran 6: Kartu Kontrol Seminar Proposal
Lampiran 7: Kegiatan Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 8: Surat Permohonan Izin Pengambilan Data
Lampiran 9: Surat Balasan dari Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
Pertiwi Makassar

14

DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

No.

Lambang/Singkatan

Arti Lambang/Singkatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk dunia diperkirakan akan mencapai lebih dari 7,2 miliar
orang pada 1 Januari 2015. Menurut Biro Sensus Amerika Serikat, ini
merupakan kenaikan lebih dari satu persen dibandingkan dengan satu
tahun sebelumnya. Sementara itu, Biro juga memperkirakan penduduk
Amerika Serikat akan melampaui 320 juta orang. Setiap delapan detik,
jumlah penduduk di Amerika diperkirakan akan bertambah dengan
lahirnya satu orang. Selain itu, imigrasi ke negara ini kemungkinan akan
meningkatkan populasi dengan laju satu orang setiap 33 detik. Biro

15

Sensus memproyeksikan bahwa kombinasi laju kelahiran, kematian (satu


orang setiap 12 detik) dan migrasi internasional akan menambah jumlah
penduduk yang tinggal di Amerika dengan laju satu orang setiap 16 detik.
Biro ini memperkirakan bahwa secara global, selama bulan Januari, akan
terjadi

4,3

kelahiran

dan

1,8

kematian

setiap

detik

(http://www.republika.co.id, diakses tanggal 13 Agustus 2015)


Menurut sebuah laporan terbaru PBB, penduduk dunia akan
mencapai 8,5 miliar jiwa pada 2030, lalu 9,7 miliar jiwa pada 2050, dan
melampaui 11 miliar orang pada 2100. Adapun saat ini terdapat 10
negara berpenduduk terbanyak yang tersebar di lima benua. Satu di
Afrika (Nigeria), lima di Asia (Banglades, China, India, Indonesia dan
Pakistan), dua di Amerika Selatan (Brasil dan Meksiko), satu di Amerika
Utara (Amerika Serikat), dan satu di Eropa (Federasi Rusia). Laporan itu
juga menunjukkan bahwa pada 2050, populasi enam negara di dunia
akan mencapai lebih dari 300 juta orang. Keenam negara itu adalah
China, India, Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Amerika Serikat. demikian
laporan PBB tersebut. (http://internasional.kompas.com, diakses hari
Kamis tanggal 30 Juli 2015)
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan
berbagai jenis masalah. Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah
penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit terkontrol. Hasil Sensus
Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk

Indonesia menempati peringkat ke empat di dunia setelah China, India,


dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk mampu merenda keluarga
bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha
mengatasi krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga
(Mustakim, 2012 : 48). Sedangkan penduduk Sulawesi Selatan menurut
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebutkan jika penduduk
Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika melihat data
dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 dari 1,3 bertumbuh menjadi
1,7 juta jiwa"Terjadi pertumbuhan penduduk yang sangat besar dimana
data BPS tahun 2013 itu hanya 1,3 juta dan ternyata hasil pendataan di
Dinas Kependudukan itu sudah 1,7 juta jiwa. (http://antarasulsel.com,
diakses Kamis 13 Agustus 2015)
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju
pertumbuhan dengan Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010,
hal 29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung
dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk
menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi
secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak lansungnya adalah
pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, dan keluarga
sejahtera.
3

Berbagai usaha di bidang gerakan KB

sebagai salah satu

kegiatan pokok pembangunan keluarga sejahterah teleh dilakukan baik


oleh pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat sendiri. Pasangan
usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20-35 tahun
dimana pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam
segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
Pertiwi Makassar jumlah Pasangan Usia Subur pada tahun 2014 tercatat
sebanyak 4789 PUS. Oleh karena itu, pemerintah berencana menekan
laju pertumbuhan penduduk dengan program keluarga berencana. Salah
satu program jenis KB yaitu implant.Dimana keuntungan dari kontrasepsi
mplant sendiri mempunyai daya guna tinggi dan erlindungan jangka
panjang (sampai 5 tahun).
Presentase peserta KB aktif pada wanita subur tahun 2012 di
negara anggota ASEAN yang tertinggi dicapai oleh thailand dengan
cakupan sebesar 80%, dan yang terendah di timor leste sebesar 21%
untuk modern methods 22% (profil Kesehatan indonesia 2013).
Indonesia pada tahun 2013Btercatat jumlah peserta KB aktif dari
421.812.447 orang. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah pasangan usia
subur (PUS) yang menjadi peserta KB baru untuk seluruh indonesia
adalah\ 7.603.194 peserta. Sedangkan jumlah PUS tahun ini adalah
47.055.917 pasangan. Sampai dengan Triwulan III (Januari-September

2014), realisasi pencapaian Peserta KB Baru yang telah dilayani


sebanyak 5.674.298 peserta atau 74,6% dari PPM-PB. (BKKBN, 2014).
Merujuk pada hasil Survei Demokrasi Kesehatan Indonesia (SDKI)
disulawesi selatan menunjukkan trend penurunan dari 2,8% anak
perwanita pada tahun 2007 menjadi 2,6% pada tahun 2012 dan
berdasarkan hasil penelitian tahun 2013 turun menjadi 2,47% per wanita
namun capaian CPR (Contraceptive Prevalancy Rate) masih 67,90%,
Unmet Need 13,85%, dan pilihan pelayanan alkon KB yang didominasi
suntik dan pil mencapai 75,39%, Tingkat Putus pakai kontrasepsi tinggi
yaitu 19,31%. (SDKI Di Sulawesi Selatan).
Data yang di peroleh dari RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makassar,
tercatat pengguna alat kontrasepsi suntikan pada tahun 2014 sebanyak
depo 198 (59,5 %), implant 122 (36,6%) IUD 2 (0,6%), pil 9 (2,7%),
kondom 2 (0,6%). sedangkan pengguna kontrasepsi tahun 2015 periode
Januari Maret kontrasepsi suntikan 3 bulanan depo sebanyak 105
(31,5%), implant39 (11,7%), IUD 1 (0,3%), pil 40 (12,0%), kondom 0
(0,0%), (Data RSKD Ibu Dan Anak Pertiwi Makasssar2015).\
Berdasarkan uraian diatas, maka peniliti merasa

tertarik

mengambil judul Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang


Akseptor Implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
Makassar 2015.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang
kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
Pertiwi Makassar tahun 2015 ?
5

2. Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang cara


kerja kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi Makassar tahun 2015 ?
3. Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang efek
samping kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
Anak Pertiwi Makassar tahun 2015 ?
4. Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang indikasi
pemakaian kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu
dan Anak Pertiwi Makassar tahun 2015 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita pasangan usia
subur tentang kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah
Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita pasangan usia
subur

tentang cara kerja kontrasepsi implant di Rumah Sakit

Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015


b. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita pasangan usia
subur tentang efek samping kontrasepsi implant di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
c. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita pasangan usia
subur tentang indikasi pemakaian kontrasepsi implant di Rumah
Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Program
6

Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang untuk menjadi dasar


pertimbangan dalam mengambil kebijakan khususnya bagi dinas
kesehatan dalam penyusunan program yang berkaitan dengan
kontrasepsi implant.
2. Manfaat Ilmiah
Untuk menambah wawasan dan khasanah berfikir serta sebagai
sumber dan bahan bacaan yang diharapkan.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Merupakan pengalam berharga dalam upaya memperluas wawasan
dalam rangka penerapan ilmun pengetahuan yang telah diperoleh.
4. Manfaat Institusi
Sebagai bahan acuan diharapkan dapat dimanfaatkan terutama dalam
pengembangan

konsep

tentang

masalah

berkaitan

dengan

kontrasepsi implant di Institusi P\program D-III kebidanan Universitas


Indonesia Timur Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Program Keluarga Berencana (KB)
1. Defenisi Keluarga Berencana (KB)
a. Pengertian Program Keluarga Berencana menurut

UU No.10

tahun 1992 dalam Handayani, 2010 (tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga kecil,


bahagia dan sejahtera.
b. Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan

nasional

dan

bertujuan

untuk

menciptakan

kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk


Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional menurut Depkes 1999 dalam
Hadyani, 2010
c. KB memiliki arti mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda, dan
menetukan

sendiri

kapan

anda

akan

hamil,

serta

bisa

menggunakan metode KB yang sesuai dengan keinginan dan


kecocokan kondisi tubuh anda (Uliyah, 2010)
.
2. Tujuan Prorgam Keluarga Berencana (KB)
a. Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi
progam KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi
yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa mendatang untuk
mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.
b. Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah:

1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan


keluarga

kecil

yang

bahagia

dan

sejahtera

melalui

pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.


2. Terciptanya penduduk yang berkuailitas, sumber daya manusia
yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan keluarga
(Handayani, 2010).
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi dua yaitu sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang
ingin dicapai. Sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara
penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran
tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan
menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijakan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera
(Handayani, 2010).
4. Hak-Hak Konsumen KB
a. Hak atas informasi
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan
metode perencanaan keluarga.
b. Hak akses

Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis


kelamin, agama dan kepercayaan, suku, status sosial, status
perkawinan dan lokasi.
c. Hak pilihan
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam
memilih dan menerapkan metode KB
d. Hak keamana
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan yang aman dan efektif.
e. Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau
bebas dari gangguan atau campur tangan orang lain dalam
konseling dan pelayanan KB.
f. Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang
diberikan akan dirahasiakan.

g. Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh
penghargaan dan perhatian.
h. Hak kenyamanan

10

Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan


dalam pelayanan
i. Hak berpendapat
Hak

untuk

menyatakan

pendapat

secara

bebas

terhadap

pelayanan yang ditawarkan.


j. Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB
secara lengkap dan pelayanan yang berkesinambungan selama
diperlukan
k. Hak ganti rugi
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran
terhadap hak konsumen.
(Bid. Diah Widyatun, 2012)
5. Dampak Program Keluarga Berencana terhadap Pencegahan
Kelahiran
a. Untuk ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka
manfaatnya :
1. Perbaikan kesehatan badan karena tercegahnya kehamilan
yang berulang kali dan terlalu pendek.
2. Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan
oleh adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak,

11

beristirahat, dan menikmati waktu luang serta melakukan


kegiatan lainnya.
b. Untuk anak-anak yang dilahirkan, manfaatnya:
1. Anak

dapat

tumbuh

secara

wajar

karena

ibu

yang

mengandungnya dalam keadaaan sehat.


2. Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang
diinginkan dan direncanakan.
c. Untuk anak-anak yang lain, manfaatnya:
1. Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan
fisiknya lebih baik, karena setiap anak memperoleh makanan
yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
2. Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena
pemeliharaan lebih baik dan lebih banyak waktu yang dapat
diberikan oleh ibu untuk setiap anak.
3. Perencanaan kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber

pendapatan

keluarga

tidak

habis

mempertahankan hidup semata-mata.


d. Untuk ayah, memberikan kesmpatan kepadanya agar dapat:

12

untuk

1. Memperbaiki kesehatan fisiknya.


2. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan
berkurang

serta

lebih

banyak

waktu

terluang

untuk

keluarganya.
e. Untuk seluruh keluarga, manfaatnya:
1. Kesehatan mental, fisik, sosial setiap anggota keluarga
tergantung dari kesehatan seluruh keluarga. Setiap anggota
keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan (Handayani, 2010).
6. Macam-Macam Metode Kontrasepsi yang Ada dalam Program
Keluarga Berencana (KB) Di Indonesia
a. Metode Kontrasepsi Sederhana
Metode kontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu:
1. Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain : Metode Amenorhoe
Laktasi (MAL), Coitus Interuptus, metode Kalender, Metode
Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal Badan, dan
Simptotermal yaitu perpaduan antara suhu basal dan lendir
servik.
2. Metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu kondom,
diafragma, dan spermisida.
13

b. Metode Kontrasepsi Hormonal


Metode kontrasepsi hormonal pada dasarnya dibagi menjadi 2
yaitu:
1. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada pil dan
suntikan/injeksi.
2. Kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat pada pil,
suntik dan implant.
c. Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu
AKDR yang mengandung hormon (sintetik progesteron) dan yang
tidak mengandung hormon.
d. Metode Kontrasepsi Mantap
Metode kontrasepsi mantap terdiri dari 2 macam yaitu Metode
Operatif Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW sering
dikenal dengan tubektomi karena prinsip metode ini adalah memotong
atau

mengikat

saluran

tuba/tuba

falopii

sehingga

mencegah

pertemuan antara ovum dan sperma. Sedangkan MOP sering dikenal


dengan Vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas
deferens sehingga cairan sperma tidak diejakulasikan.

14

e. Metode Kontrasepsi Darurat


Metode kontrasepsi yang dipakai dalam kondisi darurat ada 2 macam
yaitu pil dan AKDR (Bid. Diah Widyatun, 2012)
B. Tinjauan Khusus tentang Kontrasepsi Implant
1. Pengertian Implant
d. Kontrasepsi implant adalah alat kontrasepsi bawah kulit (Hanafi,
2010)
e. Implant

adalah

suatu

alat

kontrasepsi

yang

mengandung

levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon


polidymetri silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul
yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing
masing kapsul panjangnya 44 mm masing masing batang diisi
dengan 70mg levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara
difusi melalui dinding kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin
yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi
(Prawirohardjo S, 2012)
f. Implan adalah metode kontrasepsi yang hanya mengandung
progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible
untuk wanita (Speroff leon dalam Suparyanto, 2013)
2. Ciri-Ciri Implant
a. Efektif 5 tahun untuk norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant,
b.
c.
d.
e.

atau Implanon
Nyaman
Dapat dipakai oleh semua ibu dalam usia reproduksi
Pemasangan dan segera kembali setelah implant dicabut.
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak dan amenorea.


f. Aman dipakai pada masa laktasi.
15

(Proverawati, 2010)
3. Jenis Imlant
a. Norplant
Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4
cm,

dengan

diameter

2,4

mm

yang

diisi

dengan

36mg

Levonogestrel dan lama kerjanya 5 tahun.


b. Implanon dan Sinoplant
Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40
mm dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3
Ketodesogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplant
Tediri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerjanya 3 tahun.
(Everet, S. 2012)
4. Cara Kerja
a. Lendir servik menjadi kental.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.
e. Efektivitas, Sangat evektif (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100
perempuan)
(Anggraeni, Y dkk, 2012)
5. Keuntungan Implant
a. Daya guna tinggi.
b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen.
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
h. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
(Hanafi, A. 2010)
6. Efek Samping Implant
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola
haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau
16

meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea,timbulnya keluhankeluhan seperti:


a. Nyeri kepala
b. Peningkatan/penurunan berat badan
c. Nyeri payudara perasaan mual
d. Pening/pusing kepala
e. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)
f. Membutuhakan tindak pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan
g. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS.
h. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaiannya kontrasepsi
ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan.
i. Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkolosis
(rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).
j. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
perempuan per tahun).
(Hanafi, 2010)
7. Yang Boleh Menggunakan Implant
a. Usia reproduksi.
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.


Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
Pasca persalinan dan tidak menyusui.
Pasca keguguran.
Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
Riwayat kehamilan ektopik.
Tekanan darah <180
Tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen.
k. Sering lupa menggunakan pil.
(Hanafi, 2010)
8. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implant
17

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Hamil atau diduga hamil.


Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
Benjolan atau kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
Mioma uterus dan kanker payudara.
Gangguan toleransi glukosa.
(Hanafi, 2010)
9. Waktu Mulai Menggunakan Implant
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak di
perlukan metode kontrsepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi
kehamilan. Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan
melakukan

hubungan

seksual,

atau

menggunakan

metode

kontrsepsi lain untuk 7 hari saja.


c. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalian,
insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien
ttidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
d. Bila setiap 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan
hubungan seksual selama 7 hari atau menggunkan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
e. Bila klien menggunakan kontrasepsi

hormonal

dan

ingin

menggantinya dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat,


asal diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan
kontrasepsi terdahulu dengan benar.
f. Bila kontrasepsi terdahulu adalah kontrasepsi suntikan, implan
dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan, implan
dapat di berikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik tersebut, tidak
diperlukan kontrasepsi lain.
18

g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah non hormonal (kecuali AKDR)


dan klien ingin mengganti dengan implan, dapat diinsersikan pada
saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seks
selama 24 jam atau gunakan metode kontrasepsi lain setelah
insersi. Implan segera di cabut.
h. Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan.
(Hanafi, 2010)
10. Faktor-Faktor Rendahnya Penggunaan Alat Kontrasepsi Implant
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang ibu
untuk tidak memilih alat kontrasepsi implant adalah adanya rasa takut
karena adanya benda asing yang masuk kedalam lengan ibu, efek
samping dan merasa tidak subur, faktor ekonomi, faktor berikutnya
yang cukup menonjol adalah telah mengalami menopause, pelayanan
jarak jauh tidak tersedia provider dan faktor larangan suami dan
budaya dalam ber KB (Glasier 2006 dalam Suparyanto 2013).
Selain itu ada sejumlah faktor dapat mempengaruhi keputusan
dalam program keuarga berencana, antara lain:
a. Faktor sosial budaya.
Kebudayaan, masyarakat yang masih memegang teguh budaya
setempat tidak akan mau menerima begitu saja segala sesuatu
yang tidak sesuai dengan budaya yang selama ini diyakini, jadi
kadang seseorang berfikir dua kali saat akan mengambil suatu
tindakan.

Lingkungan,

lingkungan

yang

kondusif

dimana

masyarakatnya sangat terbuka dan mudah menerima hal-hal baru


akan dapat membuat seseorang mengambil sikap positif yang
tepat sesuai yang diinginkan. Dukungan dan peran serta keluarga
19

dalam

keikut

sertaan

akseptor

kontrasepsi

implant

dapat

meningkatkan kesiapan akseptor peran serta suami daapat


ditunjukan dengan berbagai cara antara lain: dengan memberikan
ketenangan kepada istri, dan bekerjasama dalam pemasangan.
(Varney, 2007).
b. Faktor penghasilan suami.
Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal
ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrsepsi
yang diprlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan.
Kontraspsi implant lebih mahal dari KB suntik atau pil atau
kontrasepsi lain, tetapi kadang orang melihatnya dari beberapa
biaya yang harus di keluarkan. Kalau patokannya adalah biaya,
mungkin implant tampak jauh lebih mahal dari KB suntik ataupun
pil.
Maka dari itu jika penghasilan suami tinggi maka suami akan
mendukung pemakaian impalnt pada istri, dan apabila penghasilan
suami rendah, maka suami akan memilih kontrasepsi yang murah
dan digratiskan oleh pemerintah contohnya pil. Tingkat ekonomi
mempengaruhi

pemilihan

jenis

kontrasepsi.

Hal

ini

disebabkankarena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi


yang diperlukan akseptor harus menyedikan dana yang diperlukan.
Adapun tingkat menurut upah minimal regional penghasilan rendah
Rp1200.000,-/ bulan, tinggi Rp.12000.000,-/ bulan.
c. Faktor Pengetahuan
20

Merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan


penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaaan
terhadap obyek terjadi melalui pasca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri.

Pada

waktu

penginderaan

sampai

menghasilkan

pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian


persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan, 2010).
d. Faktor Pendidikan.
Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya didalam
masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang
dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol
(khususnya yang datang dari sekolah) sehingga dia dapat
memperoleh, mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimum. Adapun jenjang pendidikan
akseptor yang diteliti menurut Depdiknas, 2012:
1. Pendidikan Dasar (SD)
2. Pendidikan Menengah (SMP-SMA)
3. Pendidikan Tinggi (Diploma - Sarjana)
Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang
dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap nilai bagi yang
dikenakan. Orang yang mempunyai pendidikan tinggi juga akan

21

memberikan tanggapan yang lebih rasional dibandingkan


dengan orang yang sarjana
e. Faktor fisik
Kondisi-kondisi yang membuat wanita tidak bisa hamil karena
alasan kesehatan; usia dan waktu jam biologis yang akan habis;
gaya hidup tidak sehat(mis., alkoholisme, penyalahgunaan obat,
merokok,

bulimia,

anoreksia,

obesitas);

penggunaan

obat

teratogenik (Varney, 2007 dalam Suparyanto 2013).


C. Tinjauan tentang Variabel Penelitian
1. Defenisi Pengetahuan
a. Berdasarkan Kamus Besar Indonesia 2012 pengetahuan adalah
segala sesuatu yang diketahui; kepandaian
b. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo,2010).
c. Pengetahuan adalah kesatuan subjek yang mengetahui dan objek
yang diketahui. Suatu kesatuan dalam dimana objek dipandang
oleh subjek sebagai yang diketahuinya (Dr. Lengeveld dalam
Mudjia, 2010)
2. Jenis Pengetahuan
Para ahli psikologi kognitif membagi pengetahuan menjadi dua
pengetahuan, yaitu:
a. Pengetahuan deklaratif (Declarative Knowledge)
Pengetahuan deklaratif adalah fakta subjektif yang diketahui oleh
seseorang. Arti subjektif disini adalah pengetahuan orang tersebut
22

mungkin

tidak

selalu

harus

sesuai

dengan

realitas

yang

sebenarnya. Pengetahuan deklratif terbagi menjadi dua kategori,


yaitu:
1. Pengetahuan

episodic

(Episodic

Knowledge)

melibatkan

pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu.


2. Pengetahuan semantic (Semantic knowledge) mengandung
pengetahuan yang digeneralisasikan yang memberikan arti
bagi dunia seseorang.

b. Pengetahuan Prosedur (Procedural Knowledge)


Pengetahuan prosedur adalah pengetahuan mengenai bagaimanai
fakta-fakta tersebut digunakan (Notoatmojo,2010).
c. Tingkatan Pengetahuan
Ada 6 (enam) tingkatan pengetahuan yang dicakup dalam domain
kognitif, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang

apa

yang

dipelajari

antara

lain

menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.


b. Memahami (comprehension)

23

Memahami

diartikan

sebagai

suatu

kemampuan

untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat


menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan

contoh,

menyimpulkan,

meramalkan,

dan

sebagainya terhadap objek yang dipelajari.


c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,
seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi

yang

ada.

Misalnya,

24

dapat

menyusun,

dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan


sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang
telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada (Notoatmodjo, 2010).
d. Sumber-Sumber Pengetahuan
a. Kepercayaan
Sumber kepercayaan berdasarkan tradisi, adat dan agama, adalah
berupa nilai-nilai warisan nenek moyang. Sumber ini biasanya
berbentuk norma-norma dan kaidah-kaidah baku yang berlaku di
dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam norma dan kaidah itu
terkandung pengetahuan yang kebenarannya boleh jadi tidak
dapat dibuktikan secara rasional dan empiris, tetapi sulit dikritik
untuk diubah begitu saja. Jadi, harus diikuti dengan tanpa
keraguan, dengan percaya secara bulat. Pengetahuan yang
bersumber dari kepercayaan cenderung bersifat tetap (mapan)
tetapi subjektif.
b. Pengetahuan
Sumber pengetahuan yang berdasarkan pada otoritas kesaksian
orang lain, juga masih diwarnai oleh kepercayaan. Pihak-pihak
pemegang otoritas kebenaran pengetahuan yang dapat dipercayai
adalah orangtua, guru, ulama, orang yang dituakan, dan
25

sebagainya. Apa pun yang mereka katakan benar atau salah, baik
atau buruk, dan indah atau jelek, pada umumnya diikuti dan
dijalankan dengan patuh tanpa kritik. Karena, kebanyakan orang
telah mempercayai mereka sebagai orang-orang yang cukup
berpengalaman dan berpengetahuan lebih luas dan benar. Boleh
jadi sumber pengetahuan ini mengandung kebenaran, tetapi
persoalannya terletak pada sejauh mana orang-orang itu bisa
dipercaya. Lebih dari itu, sejauh mana kesaksian pengetahuannya
itu merupakan hasil pemikiran dan pengalaman yang telah teruji
kebenarannya. Jika kesaksiannya adalah kebohongan, hal ini akan
membahayakan kehidupan manusia dan masyarakat itu sendiri.
c. Pengalaman
Sumber pengalaman indriawi bagi manusia adalah alat vital
penyelenggaraan kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit, orang bisa menyaksikan secara
langsung dan bisa pula melakukan kegiatan hidup.
d. Akal pikiran
Berbeda dengan panca indera, akal pikiran memiliki sifat lebih
rohani. Karena itu, lingkup kemampuannya melebihi panca indera,
yang menembus batas-batas fisis sampai pada hal-hal yang
bersifat metafisis. Kalau panca indera hanya mampu menangkap
hal-hal yang fisis menurut sisi tertentu, yang satu persatu, dan
yang berubah-ubah, maka akal pikiran mampu menangkap hal-hal
yang metafisis, spiritual, abstrak, universal, yang seragam dan

26

yang bersifat tetap, tetapi tidak berubah-ubah. Oleh sebab itu, akal
pikiran senantiasa bersikap meragukan kebenaran pengetahuan
indriawi

sebagai

pengetahuan

semu

dan

menyesatkan.

Singkatnya, akal pikiran cenderung memberikan pengetahuan


yang lebih umum, objektif dan pasti, serta yang bersifat tetap, tidak
berubah-ubah.
e. Intuisi
Sumber ini berupa gerak hati yang paling dalam. Jadi, sangat
bersifat spiritual, melampaui ambang batas ketinggian akal pikiran
dan kedalaman pengalaman. Pengetahuan yang bersumber dari
intuisi merupakan pengalaman batin yang bersifat langsung.
Artinya, tanpa melalui sentuhan indera maupun olahan akal
pikiran. Ketika dengan serta-merta seseorang memutuskan untuk
berbuat atau tidak berbuat dengan tanpa alasan yang jelas, maka
ia berada di dalam pengetahuan yang intuitif. Dengan demikian,
pengetahuan intuitif ini kebenarannya tidak dapat diuji baik
menurut ukuran pengalaman indriawi maupun akal pikiran. Karena
itu tidak bisa berlaku umum, hanya berlaku secara personal belaka
(Mudjia Rahardjo, 2010).
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

27

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan
pengetahuan (Notoatmodjo, 2010).
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi

pengetahuan

seseorang, antara lain :


a. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya
seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka
peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
makin semakin baik pula pengetahuanya (Wied Hary A, 1996
dalam Hendra AW, 2008).
b. Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat

diartikan

bahwa

pengalaman

merupakan

sumber

pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh


kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun
dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
pada masa lalu (Notoadmojo, 2010).
c. Usia
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat
seperti ketika berumur belasan tahun (Singgih, 1998 dalam Hendra
28

AW, 2008). Selain itu Abu Ahmadi, 2001 dalam Hendra AW, 2008
juga mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu
salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat
kita simpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat
berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya,
akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang.
d. Informasi
Informasi akan

memberikan

pengaruh

pada

pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah


tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media
misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang (Wied Hary A, 1996 dalam
Hendra AW, 2008).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Dasar Pemikiran Variabel
1. Pasangan Usia Subur
Pasangan usia subur ( PUS) yaitu pasangan yang wanitanya
berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan, PUS diharapkan
secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga
memberi efek langsung penurunan fertilisasi( Suratum, 2013).
2. Implant

29

Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung


levonorgetrel yang dibungkus dalam kapsul silastic silicon polidymetri
silicon dan disusukan dibawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan
dibawah kulit adalah sebanyak 2 kapsul masing masing kapsul
panjangnya 44 mm masing masing batang diisi dengan 70mg
levonorgetrel, dilepaskan kedalam darah secara difusi melalui dinding
kapsul levonorgetrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam
pil KB seperti mini pil atau pil kombinasi (Prawirohardjo, 2009).
Dimana keuntungan implant itu sendiri yaitu mempunyai daya guna
tinggi dan perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo,2010).
B. Kerangka Konsep Penelitian
Dari uraian diatas, maka dibuat suatu kerangka yang menjadi
dasar pemikiran dalam penelitian sebagai berikut:
Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang
Kontrasepsi Implan
1. Cara Kerja Kontrasepsi Implan
2. Efek Samping Kontrasepsi Implan
30

3. Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Implan


C. Defenisi Operasional Variabel dan Kriteria Objektif
Pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi implant
adalah segala sesuatu yang diketahui oleh pasangan usia subur tentang
hal-hal

yang

berkaitan

dengan

KB

implant

menurut

tingkatan

pengetahuan.

Kriteria Objektif:
Baik
Cukup
Rendah

: hasil persentasi 71 - 100


: hasil Persentasi 36 - 70
: hasil persentasi 0 - 35%

Rumus skala Guttment:

I=

R
K

Keterangan :
I = interval
R= nilai rata-rata
K= kategori
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian studi
dokumentasi dengan pendekatan deskriptif bermaksud melihat gambaran
pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi implant.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

31

Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian yaitu di Rumah Sakit


Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi

Makassar yang terletak di Jln.

Jenderal Sudirman. Sedangkan waktu penelitian ini dimulai dari bulan


29 Juni - 29 Agustus 2015
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua wanita pasangan usia subur yang menggunakan metode
kontrasepsi implant pada saat penelitian dilakukan di Rumah Sakit
Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Makassar sebanyak 39 orang
2. Sampel
Menurut Arikunto 2010, sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita
pasangan usia subur yang memggunakan kontrasepsi implant yang
bersedia untuk mengisi kuisioner
peneliti

penelitian yang diberikan oleh

pada hari dilaksanakannya penelitian sebanyak 28 orang.

Dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu sebagai berikut :

n=

N
2
1+(N . e )

32

K
eterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Standar Error (10%)
Penerapan rumus :
2
39 .0,1

n=
1+
39

n=

n=

39
1+(39 .0,01)
39
1,39

n = 28,05
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah wanita
pasangan usia subur yang bersedia mengisi kuisioner penelitian.
Sampel diambil dari sebagian populasi dengan menggunakan teknik
simple random sampling, yaitu setiap anggota atau unit dari populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
D. Metode Pengumpulan Data
33

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah data primer dengan


menggunakan angket atau daftar pernyataan (kuisioner) yang berisi
tentang semua hal yang berkaitan dengan kontrasepsi implant yang telah
diberikan kepada wanita pasangan usia subur yang menggunakan
kontrasepsi implant di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi
Makassar yang bersedia menjadi responden.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
Data yang telah terkumpul diolah secara manual menggunakan
kalkulator untuk diambil dan disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi yang dilengkapi dengan penjelasan tabel.
F. Analisis Data
Berdasarkan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian deskriptif
maka analisa data dapat dilakukan menggunakan formulasi untuk
distribusi frekuensi atau presentase yang secara matematika dapat ditulis
dengan:
f
100
P= n
Keterangan:
P = Persentasi yang dicari
F = Frekuensi (Jumlah pengamatan)
n = Jumlah sampel
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian

34

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan


Anak Pertiwi Makassar pada tanggal 29 Juni - 29 Agustus 2015 dengan
populasi semua pasangan usia subur yang menggunakan kontrasepsi
implant sebanyak 39 orang dan sampel sebanyak 28 orang, kemudian
dianalisa secara deskriptif, selanjutnya dimasukkan kedalam tabel
distribusi frekuensi sebagai berikut:
1. Distribusi Umum tentang Responden Wanita Usia Subur
Tabel 1
Distribusi responden berdasarkan Umur Wanita Pasangan Usia
Subur di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwitahun 2015
Umur
< 20
20 35
36 - 45
Total
Sumber: Data Primer

Frekuensi (F)
2
69
8
28

Persentasi (%)
7,14
57,14
35,71
100

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 28 orang responden


berdasarkan tingkatan umur yaitu

< 20tahun

sebanyak 2 orang

(7,14%), 20-35 tahun sebanyak 16 orang (57,14%), 35-45 tahun


sebanyak 10 orang (35,71%)
Tabel 2
Distribusi responden berdasarkan Pendidikan Wanita Pasangan
Usia Subur di RSKD Ibu Dan Anak Pertiwitahun 2015
Pendidikan

Frekuensi (F)

35

Persentasi (%)

SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Total
Sumber: Data Primer

2
4
14
8
28

7,14
14,29
50
28,57
100

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 28 orang responden


berdasarkan tingkatan pendidikan

yaitu

SD

sebanyak 2 orang

(7,14%), SMP sebanyak 4 orang (14,29%), SMA sebanyak 14 orang


(50%) dan perguruan tinggi sebanyak 8 orang (28,57%)

2. Distribusi Khusus tentang Pengetahuan Responden Wanita Usia


Subur Tentang Implant
Tabel 3
Distribusi Tingkat Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur
tentang Cara Kerja Kontrasepsi Implan di RSKD Ibu Dan
Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
Pengetahuan
Frekuensi (F)
Baik
10
Cukup
16
Rendah
2
Total
28
Sumber: Data Primer

36

Persentasi (%)
35,71
57,14
7,14
100

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 28 orang responden yang


mempunyai pengetahuan baik tentang kontrasepsi implant sebanyak
10 orang (35,71%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang
(57,14%), dan yang masih mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
2 orang atau (7,14%).

Tabel 4
Distribusi Tingkat Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur
tentang Efek Samping Kontrasepsi Implan di RSKD Ibu
Dan Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
Pengetahuan
Frekuensi (F)
Baik
12
Cukup
14
Rendah
2
Total
28
Sumber: Data Primer

Persentasi (%)
42,86
50
7,14
100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 28 orang responden yang


mempunyai pengetahuan baik tentang efek samping kontrasepsi
implant sebanyak 12 orang (42,86%), yang berpengetahuan cukup
sebanyak 14 orang (50%), dan yang masih mempunyai pengetahuan
kurang sebanyak 2 orang atau (7,14%).

37

Tabel 5
Distribusi Tingkat Pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur
tentang Indikasi Kontrasepsi Implan di RSKD Ibu Dan
Anak Pertiwi Makassar Tahun 2015
Pengetahuan
Frekuensi (F)
Baik
8
Cukup
16
Rendah
4
Total
28
Sumber: Data Primer

Persentasi (%)
28,57
57,14
14,29
100

Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 28 orang responden yang


mempunyai pengetahuan baik tentang kontrasepsi implant sebanyak
8 orang (28,57%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang
(57,14%), dan yang masih mempunyai pengetahuan kurang sebanyak
4 orang atau (14,29%).
B. Pembahasan
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah
orang

melakukan

pengindraan

38

terhadap

suatu

objek

tertentu.

Pengindraan

terjadi

melalui

panca

indra

manusia,

yakni

indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian
atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau
kita

ukur

dapat

kita

sesuaikan

dengan

tingkatan

pengetahuan

(Notoatmodjo, 2010). Salah satu yang mempengaruhi pengetahuan


adalah usia dan tingkat pendidikan seseorang.
Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan
mentalnya

bertambah

baik,

akan

tetapi

pada

umur

tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti


ketika berumur belasan tahun (Singgih, 1998 dalam Hendra AW, 2008).
Selain

itu

Abu

Ahmadi,

2001

dalam

Hendra

AW,

2008

juga

mengemukakan bahwa memang daya ingat seseorang itu salah satunya


dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat kita simpulkan bahwa
bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan
pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu
atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat
suatu pengetahuan akan berkurang. Tingkat pendidikan turut menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang
mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang

39

makin semakin baik pula pengetahuanya (Wied Hary A, 1996 dalam


Hendra AW, 2008).
Untuk

mengetahui

hasil

penelitian

yang

diperoleh

setelah

dilakukan pengolahan, penyajian data maka akan dibahas sesuai dengan


hasil penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang Cara
Kerja Implan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 orang
responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang kontrasepsi
implant sebanyak 10 orang (35,71%), yang berpengetahuan cukup
sebanyak

16 orang (57,14%), dan yang masih mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 2 orang atau (7,14%)..


Susuk yang biasa disebut juga alat kontrasepsi bawah kulit,
karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini
disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya
semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan
ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas
dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut
akan

mengeluarkan

hormon

sedikit

demi

sedikit.

Kapsul

ini

melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan


biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan
cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung
40

telur),

mempertebal

lendir

mukosa

leher

rahim,

mengganggu

pergerakan saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan


endometrium. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu 48 jam setelah
diimplan dan efektif selama 5-7 tahun.
2. Tingkat pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang Efek
Samping Implan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 orang
responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang efek samping
kontrasepsi

implant

sebanyak

12

orang

(42,86%),

yang

berpengetahuan cukup sebanyak 14 orang (50%), dan yang masih


mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 2 orang atau (7,14%).
Yang paling sering dialami oleh kebanyakan wanita yaitu akan
terjadi

perubahan

dalam

menstruasi.

Seperti

bertambahnya

pendarahan dalam satu siklus, pendarahan spotting (bercak), siklus


haid berkurang, dan amenore. Pada umumnya, perubahan haid tidak
ada efek samping yang dapat membahayakan ekspektor. Walaupun
terjadi pendarahan lebih sering dari biasanya dan volume darah yang
menghilang tidak berubah pada sebagian ekspektor. Pendarahan
ireguler akan berkurang seiring dengan berjalannya waktu dan jarang
terjadi

pendarahan

hebat.

Munculnya

flek

seperti

haid

dan ketidakteraturan siklus menstruasi memang merupakan salah


satu efek samping dari kontrasepsi implant. Hal ini umumnya terjadi

41

pada bulan pertama pemakaian dan berlangsung selama 3-12 bulan.


Setelah 1 tahun, sekitar 1/3 dari wanita yang menggunakan implant
tidak mengalami siklus menstruasi sama sekali. Hal tersebut bukanlah
sebuah kondisi berbahaya dan biasa terjadi pasca pemasangan KB
implan, karena tubuh mengalami penyesuaian hormon efek dari
implan tersebut.
3. Tingkat pengetahuan Wanita Pasangan Usia Subur tentang Indikasi
Pemakaian Implan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 28 orang
responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang kontrasepsi
implant sebanyak 8 orang (28,57%), yang berpengetahuan cukup
sebanyak

16 orang (57,14%), dan yang masih mempunyai

pengetahuan kurang sebanyak 4 orang atau (14,29%).


Kelebihan implant diantaranya tidak mengurangi produksi ASI,
praktis

dan

efektif

untuk

masa

tahun,

pemasangan

dan

pencabutannya mudah dan cepat. Pemasangan dan pencabutan


dilakukan oleh petugas medis yang sudah terlatih. Kelebihan lainnya
adalah bisa digunakan oleh akseptor yang mengalami ketidakcocokan
dengan

hormon

estrogen,

membantu

mencegah

anemia

dan

kehamilan di luar kandungan, serta kesuburan akan pulih setelah


pencabutan implant. Namun, selain kelebihan-kelebihan tersebut,
implant

juga

ternyata

mempunyai kelemahan yaitu

42

bisa

mengakibatkan gangguan pada siklus haid karena adanya hormon


progesterone yang terkandung di dalamnya, perdarahan ringan
diantara masa haid, juga timbul sakit kepala ringan. karena
mengandung hormone maka tentu saja akan berpengaruh pada
metabolism tubuh. Sama seperti halnya pil atau suntik, tidak jarang
pengguna implant yang tidak cocok akan mengalami masa menstruasi
yang berbeda-beda.
Jangan menggunakan implant jika anda hamil atau diduga
hamil, terdapat benjolan payudara, terkena kanker payudara, diabetes
mellitus, dan memiliki riwayat darah tinggi.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan pasangan
usia subur tentang kontrasepsi implan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Pertiwi Makassar tahun 2015, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB
tentang cara kerja implan adalah dalam kategori cukup (57,14%)
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB
tentang cara kerja implan adalah dalam kategori cukup (50%).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan akseptor KB
tentang cara kerja implan adalah dalam kategori cukup (57,14%).
B. Saran
1. Tenaga kesehatan khususnya bidan seyogyanya untuk lebih aktif lagi
dalam memberikan Konseling, Edukasi dan Informasi tentang cara
kerja implant agar ibu lebih paham dan mengenal implant.

43

2. Ibu sendiri seyogyanya untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi
tentang Efek samping implan agar ibu bisa mempertimbangkan
kembali pemakaian implant dan tidak khawatir bila hal itu muncul
3. Keluarga terutama suami seyogyanya untuk selalu berada disamping
ibu untuk mendukung ibu dalam menjalani program keluarga
berencana.

44

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetti dkk. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Rehima.Press
Antara Sulsel. 2015. Jumlah Penduduk Sulawesi Selatan. Internet:
http://antarasulsel.com, (diakses Kamis 13 Agustus 2015)
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta
Bid. Diah Widyatun, S.ST.2012. Kontrasepsi KB Mantap Medis Operatif
Wanita (MOW). Online: http://jurnalbidandiah.blogspot.com (diakses
tanggal 29 April 2012)
Dr. Suparyanto, M.Kes. 2013. Kontrasepsi Implant Selayang Pandang.
Internet: http://dr-suparyanto.blogspot.com (diakses Senin tanggal 29
Maret 2013)
Everet, Suzanne. 2012. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi.
Jakarta: EGC.
Hadyani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta
: Pustaka Rihanna
Hanafi hartanto. 2010. Keluarga berencana dan kontrasepsi. Pustaka Sinar
Harapan
Hendra,AW.2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan,
Jakarta:PustakaSinar. Harapan
New

York Kompas. 2015. Jumlah Penduduk Indonesia. Internet:


http://internasional.kompas.com (diakses hari Kamis tanggal 30 Juli
2015)

Notoadmojo. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Riaeka


Cipta
Proverawati. Atikah. 2010. Panduan Memilih Kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika,
Rahardjo Mudjia. 2010. Ilmu Pengetahuan. Jakarta: CV Info Medika

15

Sarwono Prawirohardjo. 2012.


Buku
Kontrasepsi. Jakarta: YBP Sarwono

Panduan

Praktis

Pelayanan

Uliyah, Maratul. 2010. Panduan Aman Dan Sehat Memilih Alat KB.
Yogyakarta : Insania

16

MASTER TABEL
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
IBU DAN ANAK PERTIWI MAKASSAR TAHUN 2015
Cara Kerja Kontrasepsi Implan
No
.

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Nn "R"
Nn "K"
Nn "S"
Nn "N"
Nn "M"
Nn "A"
Nn "N"
Nn "H"
Nn "C"
Nn "B"
Nn "A"
Nn "P"
Nn "R"
Nn "A"
Nn "L"
Nn "S"
Nn "S"
Nn "F"
Nn "G"

Hasil
Sala
Benar
h
7
3
6
4
2
8
4
6
5
5
4
6
8
2
6
4
5
5
8
2
4
6
5
5
5
5
8
2
3
7
5
5
6
4
8
2
6
4

Persentasi
(%)

Kategor
i

70
60
20
40
50
40
80
60
50
80
40
50
50
80
30
50
60
80
60

1
2
3
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
3
2
2
1
2

Efek Samping Kontrasepsi Implan


Hasil
Sala
Benar
h
9
1
5
5
6
4
8
2
9
1
4
6
7
3
5
5
7
3
8
2
4
6
9
1
5
5
8
2
3
7
7
3
6
4
8
2
6
4
17

Persentasi
(%)

Kategor
i

90
50
60
80
90
40
70
50
70
80
40
90
50
80
30
70
60
80
60

1
2
2
1
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
3
1
2
1
2

Indikasi Pemakaian Kontrasepsi


Implan
Hasil
Persentasi
Kategori
Sala
(%)
Benar
h
8
2
80
1
4
6
40
2
9
1
90
1
5
5
50
2
8
2
80
1
3
7
30
3
6
4
60
2
6
4
60
2
8
2
80
1
6
4
60
2
5
5
50
2
7
3
70
1
6
4
60
2
2
8
20
3
4
6
40
2
5
5
50
2
4
6
40
2
8
2
80
1
6
4
60
2

20
21
22
23
24
25
26
27
28

Nn "Y"
Nn "M"
Nn "T"
Nn "S"
Nn "S"
Nn "N"
Nn "H"
Nn "W"
Nn "R"

9
5
6
8
9
4
7
5
7

1
5
4
2
1
6
3
5
3

90
50
60
80
90
40
70
50
70

1
2
2
1
1
2
1
2
1

7
6
2
4
5
4
8
6
5

3
4
8
6
5
6
2
4
5

Keterangan:
1 : Kategori Baik
2 : Kategori Cukup
3 : Kategori Kurang

18

70
60
20
40
50
40
80
60
50

1
2
3
2
2
2
1
2
2

5
5
6
8
3
4
2
5
7

5
5
4
2
7
6
8
5
3

50
50
60
80
30
40
20
50
70

2
2
2
1
3
2
3
2
1

Anda mungkin juga menyukai