Perlakuan Akuntansi Aset
Perlakuan Akuntansi Aset
Perlakuan Akuntansi Aset
SKRIPSI
Disusun Oleh :
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2008
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Organisasi sektor publik memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan
publik dan memiliki wilayah yang lebih luas serta lebih kompleks daripada sektor
swasta atau sektor privat. Organisasi sektor publik lebih banyak berhubungan
dengan kehidupan publik seperti dalam memberikan pelayanan dan memenuhi
kebutuhan publik. Organisasi sektor publik meliputi pemerintahan (baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah), badan layanan umum, yayasan,
perusahaan milik negara atau daerah, rumah sakit, universitas, sekolah-sekolah,
dan organisasi nonprofit lainnya.
Dewasa ini organisasi sektor publik dituntut untuk lebih ekonomis, efisien,
dan efektif. Tuntutan-tuntutan tersebut menyebabkan organisasi sektor publik
berusaha mengembangkan akuntansi sektor publik dalam rangka menciptakan
good governance yaitu kepemerintahan yang baik. Dalam Mardiasmo (2002:18),
World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu penyelenggaraan
manajemen pembangunan yang sejalan dengan prinsip demokrasi, penghindaran
salah alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politik dan
administratif. Tiga karakteristik utama dalam pelaksanaan good governance
meliputi transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Transparansi dibangun atas
dasar kebebasan memperoleh informasi. Partisipasi maksudnya mengikutsertakan
keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung
pembangunan
serta
dalam
rangka
pelayanan
kepada
masyarakat.
keseluruhan
kegiatan
yang
meliputi
perencanaan,
pelaksanaan,
disusun terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh pemerintah harus
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-
pelaporan
dalam
menyajikan
laporan
keuangan
sebagai
daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah yang bisa memberikan
manfaat ekonomi. Kewajiban merupakan utang yang timbul dari peristiwa masa
lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi
pemerintah. Ekuitas mencerminkan kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Penyusunan neraca merupakan suatu proses pengumpulan data aset,
kewajiban, dan ekuitas dana untuk dilakukan penggolongan, pengukuran, dan
pengungkapan sesuai dengan SAP. Unsur-unsur atau pos-pos dalam neraca terdiri
dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, persediaaan, investasi
jangka panjang, aset tetap, kewajiban, dan ekuitas dana. Untuk pos aset tetap
selalu dilakukan penilaian. Informasi yang dibutuhkan sehubungan dengan
penyajian aset khususnya aset tetap di neraca adalah mengenai pengklasifikasian
aset, nilai, dan umur ekonomis. Penyajian informasi mengenai aset ini harus
sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Aset harus memiliki kemampuan
bagi suatu entitas untuk ditukar dengan sesuatu yang lain yang memiliki nilai atau
digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai serta dapat digunakan untuk
melunasi utang.
Bagi Pemerintah Daerah, neraca merupakan suatu hal yang relatif baru
dimana sebelumnya pemerintah belum diminta untuk membuat neraca, sehingga
dalam penyusunannya pemerintah banyak mengalami masalah dan hambatan. Di
samping itu, kesesuaian antara penyusunan neraca dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan juga perlu diperhatikan. Masalah yang menjadi pertanyaan saat ini
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian
1.3
Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan pokok permasalahan lebih terfokus, maka penulis
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.5
Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan penyusunan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh derajat kesarjanaan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Brawijaya.
2. Sebagai sarana untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang perlakuan
akuntansi aset daerah dalam penyusunan Neraca Pemerintah Daerah
khususnya di Kabupaten Jember.
3. Menambah wacana pengetahuan dan penelitian dalam akuntansi sektor publik
melalui pengembangan akuntansi pemerintahan untuk diteruskan dalam
penelitian lainnya yang relevan.
4. Sebagai sarana untuk menjembatani dan memperluas jaringan kerja sama
antara kantor pemerintah terkait dengan Lembaga Pendidikan Tinggi
Universitas Brawijaya Malang.
5. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi Kantor Pemerintah Kabupaten
Jember dalam menerapkan sistem akuntansi keuangan daerah terutama dalam
menerapkan SAP di Kabupaten Jember.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Otonomi Daerah
Munculnya krisis ekonomi yang mengakibatkan timbulnya krisis politik
memperhatikan
aspirasi
dan
partisipasi
masyarakat
serta
2.2
2.2.1 Pengertian
Semua organisasi sektor publik menyediakan pelayanan bagi masyarakat
seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan dengan tujuan semata-mata demi
kesejahteraan masyarakat. Organisasi sektor publik merupakan sebuah entitas
ekonomi dengan sumber daya ekonomi yang besar dan dikelola oleh pemerintah
bukan untuk tujuan mencari laba. Menurut Nordiawan (2006: 2), organisasi sektor
publik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dijalankan bukan untuk tujuan finanisal.
2. Dimiliki secara kolektif oleh publik.
3. Kepemilikan atas sumber daya tidak digambarkan dalam bentuk saham yang
dapat diperjualbelikan.
4. Melakukan aktifitas sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dana yang dikelola oleh pemerintah harus dipertanggungjawabkan kepada
publik dalam bentuk laporan pertanggungjawaban melalui sebuah proses
akuntansi yaitu akuntansi sektor publik. Definisi akuntansi sektor publik menurut
Meliala (2007:4) adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan, pengklasifikasian,
penganalisaan, dan pelaporan transaksi keuangan dari suatu organisasi publik
yang menyediakan informasi keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang
berguna
untuk
pengambilan
keputusan.
Sedangkan
definisi
akuntansi
1. Akuntansi Anggaran
Teknik akuntansi anggaran merupakan teknik akuntansi yang menyajikan
jumlah yang dianggarkan dengan jumlah aktual dan dicatat secara
berpasangan (double entry). Alasan yang melatarbelakangi teknik ini adalah
bahwa anggaran dan realisasi harus dibandingkan sehingga dapat dilakukan
tindakan koreksi apabila terdapat selisih (varians).
2. Akuntansi Komitmen
Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan
mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Tujuan utama dari akuntansi
komitmen ini adalah untuk pengendalian anggaran.
3. Akuntansi Dana
Akuntansi dana dibuat untuk memastikan bahwa uang publik dibelanjakan
untuk tujuan yang telah ditetapkan. Dana dapat dikeluarkan apabila terdapat
otorisasi dari dewan legislatif, pihak eksekutif, atau karena tuntutan
perundang-undangan. Sistem akuntansi dana adalah metode akuntansi yang
menekankan pada pelaporan pemanfaatan dana, bukan pelaporan organisasi
itu sendiri.
4. Akuntansi Kas
Maksud dari penerapan akuntansi kas disini adalah pendapatan dicatat pada
saat kas diterima, dan pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihan
basis kas ini adalah mencerminkan pengeluaran yang aktual, riil, dan obyektif.
5. Akuntansi Akrual
Pengaplikasian basis akrual dalam akuntansi sektor publik pada dasarnya
adalah untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dibutuhkan untuk
menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga pelayanan yang
dibebankan kepada publik.
2.2.3 Neraca
2.2.3.1 Definisi
Definisi neraca menurut Halim (2004: 161) adalah salah satu komponen
laporan keuangan pemerintah yang menunjukkan posisi kekayaan, hutang, dan
ekuitas dana (pada sektor privat dikenal dengan istilah modal) suatu organisasi
pada saat tertentu. Informasi yang tercantum dalam neraca menjadi sesuatu yang
harus dimiliki oleh pemerintah daerah.
Menurut Kieso (1995: 252), neraca dalam pelaporan keuangan
memberikan dasar untuk perhitungan tingkat pengembalian, pengevaluasian
struktur modal perusahaan, serta penilaian likuiditas dan fleksibilitas keuangan
dari suatu perusahaan. Likuiditas menggambarkan jumlah waktu yang diperlukan
untuk berlalu sampai suatu harta direalisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi
uang kas atau sampai suatu hutang harus dibayarkan. Fleksibilitas keuangan
adalah kemampuan suatu perusahaan untuk mengambil tindakan efektif guna
mengubah jumlah dan waktu arus kas sehingga ia dapat tanggap terhadap
kebutuhan dan peluang yang tidak terduga.
neraca adalah:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Aktiva (aset) adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki
oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk
sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi
masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah
dan budaya. Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah
potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak
langsung bagi kegiatan operasional pemerintah yang berupa aliran pendapatan
atau penghematan belanja bagi pemerintah. Contoh aset antara lain kas, piutang,
persediaan, tanah, dan bangunan.
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa
ekonomi di masa yang akan datang. Contoh kewajiban adalah utang perhitungan
pihak ketiga, utang bunga, utang kepada pemerintah pusat.
Ekuitas dana mencerminkan kekayaan bersih pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban. Pada perusahaan komersial, selisih antara aset
dan kewajiban adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan dalam
perusahaan oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sektor publik,
ekuitas dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang
tidak ada kepemilikan individu dalam suatu organisasi sektor publik. Contoh dari
ekuitas dana adalah pendapatan yang ditangguhkan, dana diinvestasikan dalam
aktiva tetap, dana disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang.
ekonomi sifatnya tidak langka, maka sumber tersebut tidak cukup bagi suatu
unit usaha untuk diakui sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi. Kemanfaatan
berhubungan dengan manfaat ekonomi di masa mendatang. Kemanfaatan
suatu barang berhubungan dengan kemampuan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sehingga apabila terdapat barang yang tersedianya
terbatas dan memiliki manfaat yang diinginkan suatu unit usaha maka barang
tersebut memiliki nilai ekonomi.
2. Dikuasai oleh suatu unit usaha.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai aktiva bila unit usaha tertentu dapat
menggunakan manfaat aktiva tersebut dan menguasainya sehingga dapat
mengendalikan akses pihak lain terhadap aktiva tersebut. Pemilikan bukan
merupakan kriteria utama untuk mengakui suatu aktiva. Pemilikan umumnya
dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang sah menurut hukum terhadap
suatu barang. Apabila suatu unit usaha dalam dilihat dari substansi
ekonominya memiliki hak untuk memperoleh manfaat dari suatu sumber
ekonomi, maka sumber ekonomi tersebut dapat dipandang sebagai suatu
aktiva meskipun secara hukum unit usaha tersebut tidak memilikinya. Bentuk
fisik juga bukan merupakan faktor penentu dari aktiva. Misalnya, Paten dan
Hak Cipta merupakan aktiva meskipun kedua elemen tersebut tidak memiliki
bentuk fisik. Hal ini disebabkan karena kedua elemen tersebut memiliki
manfaat ekonomi di masa mendatang, dikuasai oleh perusahaan dan berasal
dari transaksi masa lalu.
merupakan sumber daya ekonomis yang dimiliki atau dikuasai dan dapat diukur
dalam satuan uang. Tidak termasuk dalam sumber daya ekonomi seperti hutan,
sungai, danau/rawa, kekayaan di dasar laut, kandungan pertambangan, dan harta
peninggalan sejarah seperti candi. Aset daerah dibagi kedalam beberapa
subklasifikasi antara lain:
1. Aktiva lancar
Aktiva lancar adalah sumber daya ekonomis yang diharapkan dapat dicairkan
menjadi kas, dijual, atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Aktiva
lancar meliputi kas, piutang, persediaan, dan belanja dibayar dimuka. Kas
adalah alat pembayaran sah yang setiap saat dapat digunakan. Piutang
merupakan hak atau klaim kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat
dijadikan kas dalam satu periode akuntansi. Persediaan adalah barang yang
dijual atau dipakai habis dalam satu periode akuntansi. Belanja dibayar
dimuka merupakan penurunan aktiva yang digunakan untuk uang muka
pembelian barang atau jasa dan belanja yang maksud penggunaannya akan
dipertanggungjawabkan kemudian.
Kelompok aktiva lancar meliputi:
a. Kas dan bank
b. Surat berharga
c. Piutang pajak
d. Piutang retribusi
e. Piutang dana perimbangan
f. Piutang lain-lain
g. Persediaan bahan habis pakai
h. Belanja dibayar dimuka
2. Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah penyertaan modal yang dimaksudkan untuk
memperoleh manfaat ekonomis dalam jangka waktu lebih dari satu periode
akuntansi. Investasi jangka panjang terdiri dari:
a. Penyertaan mdal pemerintah kepada BUMD, lembaga keuangan daerah,
badan internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik daerah.
b. Pinjaman kepada BUMD, lembaga keuangan daerah, pemerintah daerah
otonom atau sebaliknya, dan pihak lainnya yang diteruspinjamkan.
f. Mesin dan peralatan, meliputi mesin dan peralatan besar, mesin dan
peralatan kantor/bengkel, studio, pertanian, kedokteran, laboratorium,
kesenian, olahraga, persenjataan, dan lain sejenisnya.
g. Kendaraan, meliputi kendaraan darat bermotor dan tak bermotor,
kendaraan apung bermotor dan tak bermotor, pesawat udara, dan lain
sejenisnya.
h. Meubelair dan perlengkapan, meliputi inventaris dan perlengkapan kantor,
inventaris dan perlengkapan rumah tangga, barang bercorak kesenian
seperti pahatan, lukisan, tanda penghargaan, dan lain sejenisnya.
i. Buku perpustakaan, meliputi buku umum, filsafat, agama, ilmu sosial,
ilmu bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan alam, manajemen,
akuntansi, pengetahuan praktis, arsitektur, kesenian, olahraga, geografi,
bologi, sejarah, dan lain-lain sejenisnya.
j. Bangunan dalam pengerjaan, adalah bangunan yang sampai dengan akhir
periode akuntansi belum selesai pengerjaannya sehingga belum dapat
digunakan.
4. Dana cadangan
Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
yang memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dibebankan dalam
satu periode akuantansi.
5. Aktiva lain-lain
Aktiva lain-lain adalah aktiva yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
aktiva lancar, investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan dana cadangan.
Kelompok aktiva lain-lain terdiri dari:
a. Piutang angsuran, adalah jumlah yang dapat diterima dari penjualan
rumah, kendaraan , aktiva tetap yang lain, atau hak lainnya kepada
pegawai daerah.
b. BOT (build, operate, transfer), adalah hak yang akan diperoleh atas suatu
bangunan atau aktiva tetap lainnya yang dibangun dengan cara kemitraan
pemerintah dan swasta berdasarkan perjanjian.
2.2.4.2 Pengukuran
1. Investasi jangka panjang yang diukur dengan valuta asing harus dikonversi ke
mata uang rupiah dengan menggunakan nilai tukar (kurs tengah BI) yang
berlaku pada saat kepemilikan.
2. Aktiva tetap yang diperoleh dari donasi diukur berdasarkan nilai wajar dari
harga pasar atau harga gantinya
3. Tanah diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh
tanah sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi harga pembelian,
biaya untuk memperoleh hak, biaya yang berhubungan dengan pengukuran
dan biaya penimbunan. Nilai tanah termasuk juga harga pembelian bangunan
tua yang terletak pada tanah yang dibeli untuk melaksanakan pembangunan
sesuatu yang baru jika bangunan tua itu dimaksudkan akan dibongkar.
4. Jalan dan jembatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
membangun jalan dan jembatan sampai siap digunakan. Biaya ini meliputi
biaya perolehan dan biaya-biaya lain, termasuk didalamnya biaya pembebasan
tanah untuk pembangunan jalan, sampai dengan siap digunakan.
5. Instalasi dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk membangun instalasi dan jaringan sampai dengan siap digunakan. Biaya
ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain sampai dengan instalasi dan
jaringan tersebut siap digunakan.
6. Bangunan air diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh atau membangun irigasi sampai dengan siap untuk dipakai. Biaya
ini meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya lain (termasuk didalamnya biaya
pembebasan tanah) sampai dengan irigasi tersebut siap digunakan.
7. Gedung diukur berdasarkan seluruh biaya
digunakan. Biaya ini meliputi harga beli, biaya pembebasan tanah, biaya
pengurusan IMB, notaris, dan pajak.
8. Biaya konstruksi yang dicakup oleh suatu kontrak konstruksi meliputi harga
kontrak ditambah dengan biaya tidak langsung lainnya yang dilakukan
sehbungan dengan konstruksi dan dibayar kepada pihak selain dari kontraktor.
Biaya ini mencakup biaya bagian dari pembangunan yang dilakukan secara
swakelola.
9. Mesin dan peralatan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh mesin dan alat-alat sampai dengan siap digunakan. Biaya ini
meliputi harga pembelian, biaya instalasi dan biaya langsung lainnya untuk
memperoleh serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat digunakan.
10. Kendaraan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh kendaraan sampai dengan siap digunakan. Biaya ini meliputi
harga pembelian, biaya balik nama dan biaya langsung lainnya untuk
memperoleh serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat digunakan.
11. Meubelair dan perlengkapan diukur berdasarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh sampai dengan siap untuk digunakan. Biaya
ini meliputi harga pembelian dan biaya langsung lainnya untuk meperoleh
serta mempersiapkan aktiva tersebut sehingga dapat digunakan.
12. Buku perpustakaan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh sampai dengan siap digunakan.
2.2.4.3 Penilaian
1. Piutang dinilai sebesar nilai bersih yang diperkirakan dapat direalisasikan.
2. Persediaan dinilai berdasarkan:
a. Harga pembelian terakhir jika diperoleh dengan pembelian.
b. Harga standar jika diperoleh dengan memproduksi sendiri.
c. Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya jika diperoleh dengan
cara lain seperti donasi.
3. Investasi dalam saham BUMD yang dijual/ditukar dengan aktiva yang lain,
nilai sahamnya ditetapkan dengan menggunakan metode penilaian harga
perolehan rata-rata.
4. Aktiva tetap dinilai dengan nilai historis atau harga perolehan. Jika penilaian
aktiva tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka
nilai aktiva tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasikan.
2.2.4.4 Pengungkapan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengungkapan (disclosure) dalam
pelaporan aktiva tetap antara lain mengenai penilaian, penyusutan (depresiasi),
pelepasan, penghapusan, dan perubahan nilai aktiva tetap.
1. Pengungkapan nilai aktiva tetap menjelaskan dasar harga yang digunakan
dalam penilaian aktiva tetap.
2. Metode penyusutan (depresiasi) diterapkan berdasarkan standar akuntansi
keuangan pemerintahan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan perumusan masalah yang
telah diuraikan di atas, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian deskriptif menurut
Sekaran (2006:158) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan
menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi serta untuk
memahami karakteristik organisasi yang mengikuti praktik umum tertentu.
Menurut Sugiyono (2001:6), penelitian deskriptif didefinisikan sebagai penelitian
yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel yang lain dengan berusaha menjawab
pertanyaan seperti seberapa besar produktifitas kerja karyawan di suatu
perusahaan. Mulyono (1998:65) mengartikan penelitian deskriptif sebagai
penelitian yang menggambarkan keadaan atau status fenomena, dan dalam hal ini
ditujukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu
misalnya survei yang diadakan oleh pemerintah untuk mengetahui kemungkinan
didirikannya sebuah sekolah di suatu daerah.
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
penelitian deskriptif merupakan penelitian dengan melakukan pengukuran yang
cermat terhadap fenomena sosial tertentu, di mana peneliti mengembangkan
konsep dan menghimpun fakta tanpa melakukan pengujian hipotesa. Hasil
3.2
Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemerintah Kabupaten Jember yang
3.3
b. Data sekunder, yaitu jenis data yang diperoleh dan digali melalui media
perantara (tidak secara langsung) atau data yang diperoleh melalui kegiatan
dokumentasi. Data tersebut terdiri dari Neraca Pemerintah Kabupaten Jember
tahun 2007, sejarah, visi dan misi organisasi, Undang-undang, dan Peraturan
Pemerintah yang berlaku. Data-data tersebut diperoleh dari Bagian Keuangan
Kantor Pemerintah Kabupaten Jember.
3.4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
organisasi
dan
kelembagaan
hingga
tingkat
pemerintahan
desa/kelurahan.
: Kabupaten Lumajang
Visi
Terciptanya pelayanan aparatur pemerintahan yang kreatif, bersih, dan
berwibawa untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius, dan
bermartabat.
Misi
Misi yang akan diemban dalam mewujudkan visi secara operasional adalah:
1. Menyelenggarakan pemerintahan yang kreatif dan berkualitas.
2. Memberdayakan pendidikan formal dan informal.
3. Mengembangkan potensi daerah secara optimal.
4. Menekan angka kemiskinan dan pengangguran.
5. Memperkuat sarana dan prasarana pembangunan.
4.2
Pemerintah
Kabupaten
Jember
merupakan
laporan
yang
4) Jalan, Irigasi, dan Jaringan, meliputi: jalan dan jembatan; irigasi dan
jaringan; instalasi dan jaringan.
5) Aset Tetap Lainnya, meliputi perpustakaan, barang bercorak
kesenian/kebudayaan, dan hewan ternak dan tanaman.
c. Aset Lainnya. Jenis aset ini tidak dapat dikelompokkan ke dalam aset
lancar, investasi jangka panjang, maupun aset tetap. Aset lainnya yang
disajikan di neraca terdiri dari:
1) Piutang angsuran, merupakan jumlah yang dapat diterima dari
penjualan
aset
pemerintah
secara
angsuran
kepada
pegawai
4.3
dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh,
baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan
uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya. Perlakuan akuntansi terhadap aset daerah Kabupaten Jember
adalah sebagai berikut:
4.3.1 Aset Lancar
4.3.1.1 Kas
a. Pengakuan
Kas dicatat pada saat diterima dan dikeluarkan dari rekening kas umum
daerah.
b. Pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan kas berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan
kas dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet kas, sedangkan pengeluaran kas
dicatat ke dalam jurnal dengan mengkredit kas. Dokumen sumber untuk
penerimaan kas adalah Surat Tanda Setoran (STS), nota kredit bank, surat
tanda bukti pembayaran dan bukti transfer. Dokumen sumber untuk belanja
adalah Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), nota debet bank, kuitansi
pembayaran, dan bukti tanda terima barang/jasa.
c. Pengukuran
Kas dicatat berdasarkan nilai nominal kas di bank dan kas di tangan
bendahara.
d. Penilaian
Kas di neraca dinyatakan dalam nilai rupiah, yang merupakan jumlah dari kas
awal tahun ditambah/dikurangi dengan penerimaan/pengeluaran kas.
e. Pelaporan
Pelaporan kas mencakup transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Pada
laporan realisasi anggaran, transaksi kas berkaitan dengan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan. Pada laporan arus kas, transaksi kas berkaitan
dengan arus masuk kas dan arus keluar kas dari aktifitas operasi, investasi aset
nonkeuangan, dan pembiayaan.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan kas adalah:
1. Klasifikasi kas yang terdiri dari kas di Kasda, kas di bendahara
pengeluaran, dan kas di bendahara penerimaan.
2. Kas dicatat sebesar nilai nominal setelah mengalami penambahan dan
pengurangan.
4.3.1.2 Piutang
a. Pengakuan
Piutang diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan jumlah kas yang
akan diterima dan jumlah penerimaan yang diakui dalam periode berjalan.
d. Penilaian
Persediaan dinilai sebesar harga perolehan barang-barang yang belum terjual
atau terpakai.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, penambahan persediaan dicatat pada akun
belanja operasional yaitu pada pos belanja barang, sedangkan penjualan
persediaan dicatat pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain
PAD yang sah. Pada laporan arus kas, pengadaan persediaan dicatat pada arus
keluar kas dari aktifitas operasi yaitu pada pos belanja barang, sedangkan
penjualannya dicatat pada arus masuk kas dari aktifitas operasi yaitu pada pos
lain-lain PAD yang sah.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan persediaan adalah:
1. Rincian persediaan yang terdiri dari persediaan obat-obatan, alat kesehatan
habis pakai, benih tanaman, benih/bibit ternak, dan barang cetakan.
2. Persediaan dinilai dengan harga perolehan barang yang belum terjual atau
terpakai.
4.3.2 Investasi Jangka Panjang
4.3.2.1 Investasi Nonpermanen-Dana Bergulir Bank Jatim
a. Pengakuan
Investasi dana bergulir Bank Jatim diakui pada akhir periode akuntansi.
b. Pencatatan
Investasi dicatat pada jurnal dengan mendebet dana bergulir dan mengkredit
dana diinvestasikan dalam investasi jangka panjang. Dokumen sumber yang
digunakan untuk investasi dana bergulir adalah SP2D.
c. Pengukuran
Investasi dana bergulir Bank Jatim diukur berdasarkan seluruh pembiayaan
yang dikeluarkan untuk investasi.
d. Penilaian
Investasi ini dicatat di neraca sebesar nilai nominal kas yang dikeluarkan
untuk investasi.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, dana investasi dicatat pada akun pengeluaran
pembiayaan yaitu pada pos penyertaan modal Pemda. Pada laporan arus kas,
dana investasi dicatat pada arus keluar kas dari aktifitas pembiayaan yaitu
pada pos penyertaan modal Pemda.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan investasi dana bergulir adalah investasi dinilai berdasarkan harga
perolehan.
4.3.2.2 Investasi Permanen-Penyertaan Modal pada BUMD/N
a. Pengakuan
Penyertaan modal pemerintah diakui pada akhir periode akuntansi.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pembelian tanah dicatat pada akun belanja
modal yaitu pada pos belanja tanah, sedangkan untuk penjualan tanah dicatat
pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada lain-lain PAD yang sah. Pada
laporan arus kas, pembelian tanah dicatat pada arus keluar kas dari aktifitas
investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja tanah, sedangkan untuk
penjualan tanah dicatat pada arus masuk kas dari aktifitas investasi aset
nonkeuangan yaitu pada pendapatan penjualan atas tanah.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan tanah adalah tanah dinilai dengan harga perolehan dan tidak mengenal
adanya penyusutan.
4.3.3.2 Peralatan dan Mesin
a. Pengakuan
Peralatan dan mesin diakui pada saat diterima dan kepemilikannya berpindah.
b. Pencatatan dan dokumen terkait
Pencatatan berkaitan dengan pembelian dan penjualan peralatan dan mesin.
Pembelian peralatan dan mesin dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet
peralatan dan mesin dan mengkredit dana diinvestasikan dalam aset tetap,
sedangkan penjualannya dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet dana
diinvestasikan dalam aset tetap dan mengkredit peralatan dan mesin.
Dokumen sumber untuk pembelian peralatan dan mesin adalah SP2D, nota
debet bank, dan bukti memorial. Sedangkan dokumen sumber untuk penjualan
peralatan dan mesin adalah STS, nota kredit bank, dan bukti transfer.
c. Pengukuran
Peralatan dan mesin diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tersebut, meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan,
biaya instalasi, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan perolehan aset.
d. Penilaian
Peralatan dan mesin dinilai berdasarkan harga perolehan yaitu biaya yang
dikeluarkan untuk perolehan peralatan dan mesin tersebut.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pembelian peralatan dan mesin dicatat pada
akun belanja modal yaitu pada pos belanja peralatan dan mesin, sedangkan
penjualannya dicatat pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain
PAD yang sah. Pada laporan arus kas, pembelian peralatan dan mesin dicatat
pada arus keluar kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos
belanja peralatan dan mesin, sedangkan penjualannya dicatat pada arus masuk
kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan
penjualan atas peralatan dan mesin.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan peralatan dan mesin
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pembelian gedung dan bangunan dicatat pada
akun belanja modal yaitu pada pos belanja gedung dan bangunan, sedangkan
penjualannya dicatat pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain
PAD yang sah. Pada laporan arus kas, pembelian gedung dan bangunan dicatat
pada akun keluar kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos
belanja gedung dan bangunan, sedangkan penjualannya dicatat pada akun
masuk kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan
penjualan atas gedung dan bangunan.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan gedung dan bangunan
jalan, irigasi, dan jaringan. Dokumen sumber untuk pengadaan aset adalah
SP2D, nota debet bank, dan bukti memorial. Sedangkan dokumen sumber
untuk penjualan aset adalah STS, nota kredit bank, dan bukti transfer.
c. Pengukuran
Jalan, irigasi, dan jaringan diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Rincian biaya aset yang
pelaksanaannya dilakukan secara kontrak meliputi biaya perencanaan teknis,
biaya pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan, biaya konstruksi, dan biaya
lainnya sampai dengan aset tersebut dapat difungsikan.
d. Penilaian
Jalan, irigasi, dan jaringan dinilai di neraca berdasarkan harga perolehan, yaitu
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pengadaan aset dicatat pada akun belanja
modal yaitu pada pos belanja jalan, irigasi, dan jaringan, sedangkan
penjualannya dicatat pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain
PAD yang sah. Pada laporan arus kas, pengadaan aset dicatat pada arus keluar
kas dari aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja jalan,
irigasi, dan jaringan, sedangkan penjualannya dicatat pada arus masuk kas dari
aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan penjualan atas
jalan, irigasi, dan jaringan.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan jalan, irigasi, dan jaringan adalah aset tersebut dinilai dengan harga
perolehan dan tidak mengalami penyusutan.
4.3.3.5 Aset tetap lainnya
a. Pengakuan
Aset tetap lainnya diakui pada saat diterima dan hak kepemilikannya
berpindah.
b. Pencatatan dan dokumen terkait
Pengadaan aset tetap lainnya dicatat ke dalam jurnal dengan mendebet aset
tetap lainnya dan mengkredit dana diinvestasikan dalam aset tetap, sedangkan
penjualannya dicatat dengan mendebet dana diinvestasikan dalam aset tetap
dan mengkredit aset tetap lainnya. Dokumen sumber untuk pengadaan aset
adalah SP2D, nota debet bank, dan bukti memorial. Sedangkan dokumen
sumber untuk penjualan aset adalah STS, nota kredit bank, dan bukti transfer.
c. Pengukuran
Aset tetap lainnya diukur berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tersebut, meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, dan
biaya lain-lain yang berhubungan dengan perolehan aset tersebut.
d. Penilaian
Aset tetap lainnya dinilai berdasarkan harga perolehan yaitu seluruh biaya
yang dikeluarkan untuk perolehan aset tersebut sampai siap digunakan.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pengadaan aset dicatat pada akun belanja
modal yaitu pada pos belanja aset tetap lainnya, sedangkan penjualannya
dicatat pada akun pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain PAD yang
sah. Pada laporan arus kas, pengadaan aset dicatat pada arus keluar kas dari
aktifitas investasi aset nonkeuangan yaitu pada pos belanja aset tetap lainnya,
sedangkan penjualannya dicatat pada arus masuk kas dari aktifitas investasi
aset nonkeuangan yaitu pada pos pendapatan penjualan atas aset tetap lainnya.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan aset tetap lainnya
c. Pengukuran
Piutang angsuran diukur berdasarkan nilai nominal dari kontrak/berita acara
penjualan aset yang bersangkutan.
d. Penilaian
Piutang angsuran dinilai sebesar nilai nominal dari penjualan aset yang
bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayarkan oleh
pegawai ke kas daerah.
e. Pelaporan
Pada laporan realisasi anggaran, pelunasan piutang angsuran dicatat pada
pendapatan asli daerah yaitu pada pos lain-lain PAD yang sah. Pada laporan
arus kas, pelunasan piutang daerah dicatat pada arus masuk kas dari aktifitas
operasi yaitu pada pos lain-lain PAD yang sah.
f. Pengungkapan
Hal-hal yang diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan sehubungan
dengan piutang angsuran
nominal.
4.3.4.3 Piutang lain-lain - Tuntutan ganti rugi daerah
a. Pengakuan
Tuntutan ganti rugi daerah diakui pada akhir periode akuntansi berdasarkan
jumlah penerimaan yang telah diakui pada periode berjalan.
4.4
diserahkan sehingga
Bendahara
terdapat
pengeluaran
dimaksud
adalah
Rp
bendahara
lancar
tagihan
penjualan
angsuran,
bagian
lancar
tuntutan
perbendaharaan, bagian lancar tuntutan ganti rugi daerah, dan piutang lainnya.
Piutang dicatat di neraca sebesar nilai nominal, dan diungkapkan menurut
klasifikasi piutang. Akun piutang yang terdapat di neraca Kabupaten Jember
terdiri dari piutang pajak, piutang retribusi, dan piutang askes. Piutang pajak
dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Pajak yang pembayarannya belum
diterima. Saldo piutang pajak pada tahun 2007 berasal dari sisa piutang tahun
2006 yang belum dilunasi ditambah dengan piutang pajak yang diakui pada
tahun 2007 yang terdiri dari Piutang Pajak Hotel dan Restoran, Piutang Pajak
Hiburan, Piutang Pajak Galian C, dan Piutang Reklame. Piutang retribusi
dicatat berdasarkan Surat Ketetapan Retribusi yang pembayarannya belum
diterima. Saldo piutang retribusi pada tahun 2007 berasal dari sisa piutang
tahun 2006 yang belum dilunasi ditambah dengan piutang retribusi yang
diakui pada tahun 2007 yang terdiri dari Retribusi Sewa Rumah Dinas,
Retribusi Pasar Grosir, Retribusi Yankes PKM, dan Retribusi IMB. Saldo
piutang askes merupakan klaim kepada pihak askes karena pihak rumah sakit
pemerintah (RSUD) telah menalangi biaya kesehatan bagi warga yang
tergolong kurang mampu dan biaya tersebut merupakan piutang bagi pihak
pemda. Saldo piutang askes pada tahun 2007 berasal dari sisa pelunasan
piutang tahun 2006 ditambah dengan piutang yang diakui pada tahun 2007
yang berasal dari Dinas Kesehatan, RSUD dr. Soebandi, RSUD Balung, dan
RSUD Kalisat. Saldo piutang bunga pada tahun 2007 menjadi nihil karena
pendapatan bunga deposito telah disetor ke kasda. Pendapatan bunga deposito
dilaporkan pada laporan realisasi anggaran dan dicatat pada akun Lain-lain
PAD yang sah. Pada laporan arus kas, pendapatan bunga dicatat pada arus
masuk kas dari aktifitas operasi yaitu pada akun Lain-lain PAD yang sah.
3. Persediaan
Menurut SAP, persediaan yang disajikan di neraca hanya terdiri dari satu akun
saja yaitu persediaan dan dinilai berdasarkan harga perolehan. Pengungkapan
persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur tentang
persediaan.
persediaan saja. Saldo persediaan pada tahun 2007 terdiri dari sisa persediaan
yang belum terjual atau terpakai sampai akhir periode. Berdasarkan hasil
inventarisasi fisik, saldo persediaan pada tahun 2007 berjumlah Rp
13.311.952.291,81 yang merupakan total dari persediaan barang cetakan, alat
tulis kantor, alat-alat listrik dan rumah tangga, benih tanaman, obat-obatan,
dan persediaan hewan ternak.
4. Investasi jangka panjang
Menurut SAP, investasi jangka panjang yang disajikan di neraca terdiri dari
investasi nonpermanen dan investasi permanen, dan dicatat di neraca sebesar
biaya perolehan termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk
memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. Pengungkapan
sehubungan dengan investasi jangka panjang meliputi jenis-jenis investasi
yang diklasifikasikan berdasarkan investasi permanen dan nonpermanen.
Investasi jangka panjang yang disajikan di neraca Kabupaten Jember terdiri
dari investasi nonpermanen dan investasi permanen. Pemerintah telah
melakukan kegiatan investasi pada tahun 2007, baik secara permanen maupun
nonpermanen. Dana yang direalisasikan untuk kegiatan investasi ini adalah
sebesar Rp 7.513.809.875 yang merupakan pengeluaran pembiayaan sebagai
operasi yaitu pada akun pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan. Sedangkan penerimaan stock dividen akan menambah jumlah
investasi pemerintah dan dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran pada
pos pengeluaran pembiayaan yaitu pada akun penyertaan modal Pemda, dan
dilaporkan dalam laporan arus kas pada pos arus keluar kas dari aktifitas
pembiayaan yaitu pada akun penyertaan modal Pemda.
5. Aset Tetap
a. Tanah
Menurut SAP, aset tanah dicatat di neraca sebesar biaya perolehan, dan
bila tidak memungkinkan atau sulit diperoleh nilai historisnya maka
menggunakan nilai yang dapat diestimasikan. Pada neraca Kabupaten
Jember, aset tanah dinilai sebesar biaya perolehan, dan bagi aset tanah
yang tidak memiliki nilai historis dinilai berdasarkan harga yang wajar
(diestimasikan). Pada tahun 2006, saldo tanah adalah sebesar Rp
530.643.447.611. Pada tahun 2007 saldo tersebut meningkat menjadi Rp
534.650.201.897, berarti ada peningkatan sebesar Rp 4.006.754.286. Hal
ini dibuktikan dengan realisasi belanja modal untuk pengadaan tanah
sebesar Rp 4.006.754.286. Pengadaan tanah tersebut terdiri dari tanah
pertanian, tanah untuk jalan, tanah sarana umum terminal, tanah sarana
pendidikan menengah umum dan kejuruan, dan tanah sarana pendidikan
menengah lanjutan dan kejuruan.
sebesar harga
di
neraca
berjumlah
Rp
300.496.948.472.
Namun
pada
2007, terdapat realisasi belanja modal untuk pengadaan aset gedung dan
bangunan sebesar Rp 55.092.218.933, dan seharusnya saldo gedung dan
bangunan di neraca berjumlah Rp 461.339.719.877. Namun pada
kenyataannya saldo gedung dan bangunan dicatat di neraca tahun 2007
senilai Rp 459.125.023.708,64, berarti ada pengurangan nilai terhadap aset
tersebut sebesar Rp 2.214.696.169.
sehingga
saldo
pada
tahun
2007
menjadi
Rp
dan piutang askes. Piutang dicatat sebesar nilai nominal tagihan yang belum
diterima pembayarannya.
3. Persediaan
Aset persediaan yang disajikan dalam neraca telah sesuai dengan SAP.
Persediaan dicatat sebesar harga perolehan barang-barang yang belum terjual
atau terpakai.
4. Investasi jangka panjang
Aset investasi jangka panjang yang disajikan dalam neraca telah sesuai dengan
SAP, dimana investasi yang tampak pada neraca terdiri dari investasi
nonpermanen dan investasi permanen, dan investasi jangka panjang dicatat
sebesar harga perolehan.
5. Aset tetap
a. Tanah
Aset tanah yang disajikan dalam neraca telah sesuai dengan SAP. Tanah
dinilai berdasarkan harga perolehan dan bagi aset tanah yang harga
perolehannya tidak tersedia dinilai berdasarkan nilai wajar.
b. Peralatan dan mesin
Aset peralatan dan mesin yang disajikan dalam neraca belum sesuai
dengan SAP, karena aset tersebut tidak disusutkan (didepresiasi) sehingga
nilai peralatan dan mesin yang tampak pada neraca adalah sebesar harga
perolehan dikurangi dengan penghapusan alat-alat berat.
daerah
bukan
merupakan
profit
organization
sehingga
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil
5.2
Keterbatasan Penelitian
Untuk dapat mengambil simpulan-simpulan sebagaimana diatas, penulis
5.3
Saran-saran
Berdasarkan penelitian
Pemerintah
Kabupaten
Jember
yang
pengetahuan
dan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Hadi. 1998. Metodologi Riset Bisnis. Badan Penerbit IPWI. Jakarta.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem
Informasi Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2007.
Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi, Edisi Pertama. Graha Ilmu.
Yogyakarta.
Sekaran, Uma. 2006. Metode Penelitian untuk Bisnis, Buku Satu, Edisi Empat.
Salemba Empat. Jakarta.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. ALFABETA. Bandung.
Tulis. S. Meliala, Niko Silitonga, dan Timbul Sinaga. 2007. Akuntansi Sektor
Publik, Edisi Dua. Penerbit Semesta Media. Jakarta.