Perjanjian Kerjasama Antara BPHN Dengan AAI Officium Nobile

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

? ,t.

KE}IENTERIAN II$KUM DAN HAK ASASI MANUSLA RI

BAI}AN PEMBINAAN IIUKTJI}I NASIONAL


Jalan Mayor Jenderal Soetayo No. 1$ Cililitan Jakarh Timur
8$919$8, 8$0219: Faximili *21* 8&02265" 8$11752-55
Websitr : www.bphn.so.id Email : [email protected]

Telepn 92, -

PERJANJIAN KERJASAMA
PELAKSANAAN BANTUAN HUKUI\{
BAGI ORANG MISKIN/KELOMPOK ORANG MISKIN

ANTARA
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
DENGAN
ASOSIASI ADVOKAT INDONESIA "OFFICIUM NOBILE"

Nomor : PHN-HN.03.03-31 5,4

Pada hari ini Kamis tanggal Dua bulan Januari tahun Dua ribu empat belas bertempat di
Iakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

I.

Nama
Jabatan

Alamat

:
:
:

Dr. Wicipto Setiadi, S.H., M.H.


Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional
Ialan Mayjen Sutoyo No. 10 Cililitan, Jakarta Timur

berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2Ol3tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum, bertindak untuk dan
atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, untuk selanjutnya
disebut sebagai PtrIAK PERTAMA.

II.

Nama
Jabatan

Nama organisasi

:
:

Humphrey Djemat, S.H.

Direktur/I(etua

ASOSIASI ADVOKAT TNDONESIA *OFFICIt]M


NOBILE"

Alamat

Plaza Gani Djemat Lantai 5, Jl. Imam Bonjol No. 76-78

Menteng, Jakarta Pusat


untuk selanjutnya disebut

PIIIAK LEDUA.

PIHAK ppnfafrrfA dan pIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA
PIHAK, sepakat

1.
2.

dan menyatakan bahwa:

PIHAK PERTAMA memberi tugas kepada PIHAK KEDUA untuk

melaksanakan

pekerjaan Bantuan Hukum Bagi Orang Miskin Dan Kelompok Masyarakat Miskin.
pIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana
dibawah
dimaksud butir 1 diatas, dengan berdasarkan pada ketentuan sebagaimana tersebut

ini:
a. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (Lembaran Negara
Repub[k Indoriesia Tahun 2011 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 5248);

b. peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian

Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5421);
c. peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2013 Tentang Tata Cara Verifikasi dan Akreditasi Lembaga Bantuan Hukum atau
Organisasi KJmasyarakatan @erita Negara Republik Indonesia Nomor 222);
22
d. peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
42Tahtn20l3
Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor
Cara Pemberian Banfuan Hukum dan Penyaluran Dana
Tentang Syarat
Bantuan Hukum @eritaNegara Republik Indonesia Nomor 870);

a* tut

e. Keputusan Menteri Hukum dan HAM R[ Nomor M.filI-02.HN.03.03 Tahun 2013,


tentang Lembaga Bantuan Hukum atau Organisasi Kemasyarakatan Yang Dinyatakan
Lulus Dari Verifikasi dan Akreditasinya
f. Keputusan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik IndonesiaNomor M.HH03.HN.03.03 Tahun 2013 tentang Besaran Biaya Bantuan Hukum Litigasi dan Non
Litigasi;
'Pembinaan
Hukum Nasional
g. Daftar Isian Pelaksanzum Anggaran (DIPA) Badan
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Tahun Anggaran 2014 Nomor: DIPA
013.0-0/AG/2014 tanggal 5 Desember 2013'
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIIIAK sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama Tentang Bantuan Hukum Bagi orang Miskin Dan
Kelompok Masyarakat Miskin, dengan ketentuan sebagai berikut:

BAB I
PENGERTIAN
Pasal

Dalam Perjanjian Kerjasama ini yang dimaksud dengan:

1.
2.
3.

secara
Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum
cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum;
Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin;
pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan

4.
5.
6.
7.
8.

yang memberi layanan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun


2011 tentang Bantuan Hukum;
Pemohon Bantuan Hukum adalah orang, kelompok orang miskin atau kuasanya yang tidak
termasuk Pemberi Bantuan Hukum, atau keluarganya yang mengajukan permohonan
Bantuan Hukum;
Kementerian adalah Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Hukum
dan Hak Asasi Manusia;
Perkara adalah masalah hukum yang perlu diselesaikan;
Litigasi adalah proses penanganan Perkara hukum yang dilakukan melalui jalur

pengadilan untuk menyelesaikairnya;


luar jalur
9. iVoJitiguri adalah proses penanganan Perkara hukum yang dilakukan di
pengadilan untuk menyelesaikannya;
yang
10. Verifikasi adalah pemeriksaan atas kebenaran laporan, pernyataan, dan'dokumen
diserahkan oleh Pemberi Bantuan Hukum;
oleh
11. Akreditasi adalah pengakuan terhadap Pemberi Bantuan Hukum yang diberikan
panitia Verifikasi dan Akreditasi setelah dinilai bahwa Pemberi Bantuan Hukum tersebut
layak untuk memberikan Bantuan Hukum;
gaaan
Hukum adalah organisasi atau perkumpulan yang didirikan dengan akta yang
12.
otentik dan dalam hukum diperlalarkan sebagai orimg yang memiliki hak dan kewajiban
atau disebut juga dengan subyek hukum;
13.

panitia fengawas Pusat adalah Unit Kerja di bawah Kementerian Hukum dan HAM yang
berwenang mengawasi dan memastikan penyelenggaftuurL bantuan hukum dan pemberian
bantuan hukum dijalankan sesuai azas dan tujuan yang ditetapkan undang-undang Bantuan

Hukum; -

14. panitia ir"oguyu. Daerah adalah panitia daerah yang melaksanakan pengawasan pemberian
bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat;
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang setanjutnya disingkat APBD, adalah
.**u.keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
/
Rakyat
untuk
APBD
atau
17. Anggaran Penyelenggaraum Bantuan Hukum adatah alokasi APBN
feriy-elenggaraan gaffuan Hukum yang sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 16

."**u

Daerah;

Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum;


18. Anggaran Bantuan-Hukum adalah alokasi Anggaran Penyelenggaraarl Bantuan Hukum
tep-ida Pemberi Bantuan Hukum yang lulus Verifikasi dan Akreditasi yang ditetapkan
oleh Menteri sebagai acuan pelaksanaan Banfuan Hukum;
19. Hari Kalender adalah hari sebagaimana tersebut pada penanggalan resmi pemerintah
termasuk hari libur;
20. Rekomendasi Panitia Pengawas Daerah adalah surat keterangan yang menjelaskan bahw_a
usulan pencairan dana telah diperiksa oleh tim Pengawas daerah dan ditandatangani oleh
Ketua/Sekretaris tim Pengawas daerah.

BAB II
MAKSUD DAN TUruAN

Pasal2

pandla!3gi
1. Maksud dibuatnya Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai dari
APBN;

penyelenggafaan

pelaksanaan baniuan n-ukum yang pendanaannya bersumber

2.
3.

adalah untuk mem-berikan kepastian ploses


penyaluran dana bantuan hukurn kepada pemberi bantuan hukum;
Perjanjian;
Perjanjian Kerjasama ini selanjutnya disebut dengan Kontrak

Tujuan dibuatrya Perjanjian Kerjasama

ini

BAB III
PEMBERIAN PEKERJAAN
Pasal 3

maka:
Untuk mencapai maksud dan tujuan Perjanjian Kerjasama ini,

1.

dan bukan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berdiri sendiri, saling lepas

2.

melaksanakan
PIIIAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA untuk
Miskin
Masyarakat
pemberian Bantuan Hukum kepada O.*g Mitti' atau Kelompok
yang berlaku;
sesuai dengan perjanjian Kerjasama ini dan Peraturan Perundang-undangan

3.

kerjasama d41m
PIHAK PERTAMA dan PIIIAK KEDUA sepakat melakukan Perjanjian
orang miskin,
kelompok
bentuk Pemberian Bantuan Hukum kepada o*og miskin atau

merupakanbagian satu sama lain'

dengan ketentuan sebagai berikut

KEDUA
a. PIHAKIERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
miskin-atau
orang
kepada
menerima tugas melakukan Pemberian Bantuan Hukum
kelompok orang miskin;
Hukum
b. pekerjaan V*E uf.* dilaksanakan meliputi kegiatan Pemberian Bantuan
Litigasi dan Non Litigasi;
PIHAK
c. PIHAK PERTAMA menanggung biaya atas kegiatan yang dilatcukan oleh
KEDUA, sesuai dengan stanJar biuyu yang telah ditetapkan;
j"klak juknis
d. PIH^AK KEDUA melaksanakan kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan
serta peraturan perundang=undangan yang berlaku

BAB IV
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal4

meliputi
Ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA

1.

Pemberian Bantuan Hukum Litigasi dan Non Litigasi;

penyampaian laporan pelaftsanaan pemberian Bantuan Hukum baik Litigasi dan Non
Litigasi kepada PIHAK PERTAMA;

2.
.
I 3.

Bantuan Hukum Litigasi meliputi Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara;

4..

Bantuan Hukum Non Litigasi meliputi:

a) PenYuluhan Hukum;
b) Konsultasiti.,t,r*;
c) Investigasi Kasus baik

secara elektronik maupun non elektronik;

d) Penelitian Hukum;
e) Mediasi;
f1 Negosiasi;
g) Pemberd

ay aalr. MasYarakat;

h) Pendampingan di luar pengadilan;

i) Drafting

dokumen hukum.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5

bahwa kewajiban maksimum PIHAK KEDUA kepada PIHAK


pERTAMA untuk alasan apapun, hanya terbatas pada ruang lingkup pekerjaan yang diatur
datam Perjanjian Kerja ini;

1. pARA pIIIAK setuju

berkewajiban melakukan pembayaran setelah PIHAK KEDUA


peraturan
memenuhi kewajibannya disertai dengan dokumen pendukung, sesuai dengan

2. pIHAK PERTAMA
yang ditetapkan;

3. pIHAK pERTAMA

berhak untuk menyimpan dokumen hasil kegiatan, mengedarkan,


menggandakan dan/atau mempublikasikan hasil kegiatan tanpa persetujuan dari PIHAK
KEDUA;

berhak melakukan pemantauan, pengawasan dan evaluasi


kepatuhan P_IHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaaq;

4. PIHAK PERTAMA

atas

5. pIHAK KEDUA menerima pekerjaan dan sanggup

melaksanakan hingga selesai dengan


hasil yang baik dan didukung dengan data pendukung atau dokumen kegiatan pemberian
bantuan hukum;

KEDUA wajib memberikan pelayanan Bantuan Hukum kepada oftulg miskin.atau


kelompok oftIng miskin dengan sebaik-baiknya;

6. pIHAK

7. pIHAK KEDUA wajib memberikan laporan semua pelaksanaan kegiatan bantuan hukum
.

secara lengkap dan

Uiit

kepada PIHAK PERTAMA secara periodik dan tahunan;

g. pIHAK KEDUA berhak mengajukan

tagihan jasa pemberian bantuan hukum bagi orang

miskin dan kelompok masyarakat miskin kepada PIIIAK PERTAMA berdasarkan prestasi
pekerjaan;

g.

Pelaksanaan pekerjaan oleh

PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian Kerjasama ini tidak

dapat dialihkan kepada pihak lain, kecuali apabila terdapat alasan atau pertimbangan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis menurut ketentuan dalam Perjanjian Kerja ini
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan persetujuan dari PIIIAK

PERTAMAI
10.

PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk mengalihkan pekerjaan yang telah dituangkan
dalam perjanjian dengan PIHAK KEDUA bilamana berdasarkan hasil evaluasi sekurangkurangnya selama 6 (enam) bulan sejak penandatanganan kontrak PIHAK KEDUA belum
dapatmelaksanakan minimal 30% (tigapuluh persen) dari nilai kontrak.

11. Biaya Materai untuk penandatanganan Kontrak dibebankan kepada

PIHAK KEDUA.

NI'"?tB,Yi*"
Pasal 6
1.

PIHAK PERTAMA menetapkan nilai kontrak perjanjian sebesar sebagai berikut

Akreditasi C
No

BANYAKNYAPERKARA
LITIGASI
NON LITIGASI
t7

BIAYA
5.000.000

KETERANGAN

JUMLAH
85.000.000

a.

5.000.000,- Sampai

b.

Apabila sampai
tahun
akhir
anggaran baru
sampai pada

dengan incracht;

tahapan

P2l (masuk

sidang) maka Pihak

['

dapat

mengajukan
pembayaran sebesar
2

12.390.000

37.170.000

Ro.2.000.000.12.390.000 adalah nilai


kumulatif dari kegiatan

Non litigasi sesuai


biaya besaran

yang

ditetapkan

oleh

KepMen KUmHAM RI
M.HHNomor

03.HN.03.03

Tahun

2013 tentang Besaran


Biaya Bantuan Hukum

Litigasi dan

Non

Litigasi;
TOTAL KESELURU}IAN

t22.t70.000
6

penyaluran dana bantuan hukum pada setiap tahapan proses betacata, tidak menghapuskan
perkara
kewajiban PIHAK KEDUA untuk memberikan bantuan hukum sampai dengan
yurg dit*gani selesai atau mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrach)

2.

Rincian besaran biayakegiatan Non Litigasi

juta tujuh ratus empat puluh ribu


Penyuluhan Hukum sebesar Rp. 3.740.000,- (tiga
rupiah) per kegiatan;
.
rorrsott*i Hukum sebesar Rp. 700.000,- (tujuh ratus ribu rupiah)per kegiatan;
puluh ribu
Investigasi perkara sebesar Rp. 1.450.000,- (satu juta empat ratus lima
rupiah) per kegiatan;
.,\
juta lima ratus ribu rupiah) per kegiatan;
Penelitian Hukum ,"b.ru. Rp. 2.500.000,- (dua
Mediasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per kegiatan;
Negosiasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) per kegiatan;
per kegiatan;
Pemberdayaanmasyarakat sebesar Rp. 2.000.000,- (duajutarupiah)
ribu rupiah) per
ratus
Pendampingan diluar pengadilan t.b"t* Rp. 500.000,- (lima

kegiatan;
per kegiatan;
Drafting dokumen hukum sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

5.

6.

per item penggunaannya


Rincian besaran biaya yang dimaksud dalam ayat (3) di atas,
Republik lndonesia
berdasarkan Keputusan'MJnteri Hukum Oan Uaf Asasi Manusia
Bantuan
Hukum Litigasi
Nomor M.HH-03.HN.03.03 Tahun 2013 tentang Besaran Biaya
danNon Litigasi;
pada maksimum
Pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan oleh PIHAK KEDUA didasarkan
rincian jumlah kegiatan yang telah ditetapkan dalam kontak.

BAB VII
TATA CARA PENGAruAN TAGIHAN PEMBAYARAN
Pasal 7
1.

persetujuan pembayaran kegiatan oleh PIHAK PERTAMA didahului dengan pemeriksaan


prostn dan kegiatan
dokumen p"nguj"* tagih; PIHAK KEDUA tentang kelayakan
yang diusulkan, setehf, mendapat rekomendasi dali Tim Pengawas Daerah Propinsi
**lrrg-**ing yang ditandatangani oleh ketua atau sekretaris tim;

2.

pembayaran oleh pIHAK PERTAMA ditatcukan berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen


pengaj;n tagihan PIHAK KEDUA berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan;

J.

pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA


Kedua belah pihak telah sepakat bahwa pembayaran
-berdasarkan

kepada PIHAK KEDUA dilakukan

prestasi pekerjaan yang

sudah

dilaksanakan disertai dengan dokumen berupa:


a. Surat keputusan p.ogJruh* berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia;
Surat Keterangan Domisili dari kelurahan setempat yang masih berlaku;
Fotokopi Nomor Rekening Organisasi Bantuan Hukum;
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Organisasi Bantuan Hukum;
Berkas-bukti-bukti pelaksanaan pekerjaan;
Dan dokumen lairurya sesuai dengan juklak juknis'

b.
c.
d.
e.
f.

4.

Batas wakfu pengajuan pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat tanggal28 November 2074,

5.
.

Pembayaran pekerjaan dilakukan secara bertahap (setiap triwulan) berdasarkan prestasi


pekerjaan, sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah c.q
Kantor Perbendaharaat dan Kas Negara (KPPN) Jakarta V melalui transfer langsung ke
rekening PIHAK KEDUA (bukti rekening terlampir).

6.

Khusus untuk pengajuan pembayaran prestasi kerja bulan Desember 2014 (perkara litigasi
yang sudah inkracht) dilakukan ditahun anggaran 2015 dengan tidak melampaui pagu
anggaran 201 4 yangtelah ditetapkan;

7.

Pembayaran prestasi pekerjaan bulan Desember 2014 (perkara litigasi yang sudah inkracht)

yang dibayarkan tahun anggaran 2015 dilakukan setelah mendapa&an rekomendasi hasil
verifftasi nilai tagihan dari Tim Penilai (Inspektorat Kementerian Hukum dan HAM
dan/atauBPKP).

BAB VIII
PENGAWASAN DAN EVALUASI
Pasal 8
1.

PIHAK PERTAMA mela(rkan Pengawasan dan Evaluasi terhadap Pelaksariaan kegiatan


Pemberian Bantuan Hukum kepada orang miskin atau kelompok orang miskin oleh PIFIAK
KEDUA sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerjasama melalui Panitia Pengawas Daerah;

2.

Dalam ha1 terjadi pelanggaran atau penyimpangan atas pelaksanaan Pemberian Bantuan
Hukum, PIHAK PERTAMA dapat menghentikan perjanjian kerjasama dengan PIFIAK
KEDUA, baik untuk sementara waktu maupun untuk waktu tertentu sesuai hasil laporan
Tim Pengawas Daerah;

J.

Pelanggaran atau penyimpangan pelaksanaan bantuan hukum sebagaimana dimaksud ayat2


(dua) di atas adalah segala bentuk tindak pidana dan pelanggaran hukum diluar kaedah atau
ketentuan yang berlaku dan ketertiban sosial.

BAB Ix
KEADA.AN KAHAR (FORCE MAJEURE)
Pasal 9

1.

.
2.

PIIIAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas keterlambatan atau
kegagalan dalam memenuhi pgrjanjian Kerjasama ini, baik langsung maupun tidak
langsung dikarenakan oleh keadaan Force Majeure, yakni keadaan di luar kendali dan
kemampuan seperti perubahan peraturan, bencana alam, kebakaran, banjir, pemogokan
umum, perang (dinyatakan atau tidak dinyatakan), pemberontakan, revolusi, makar, huruhara,terorisme, wabah/epidemic dan diketahui secara luas;

Jika PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pekerjaan berdasarkan perjanjian

Kerjasama ini karena mengalami atau dipengaruhi oleh Force Majeure, maka Pihak yang
mengalami Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah terjadinya Force
Majeure;

34.

Hat-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian PIHAK
PERTAMA atau PIHAK KEDUA tidak dapat digolongkan sebagai Force Maieure;
Kerugian yang diderita dan biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat
terjadinya -Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK PERTAMA,
demikian pula sebaliknya.

BABX

JANGKA WAKTU PERIANJIAN KEzuA


Pasal 10
1.

2.
3.

Jangka waktu pelaksanaan perjanjian kerjasama ini terhitung sejak I Januari 2014 sampai
dengan 28 Novemb er 2014.
Bagi Organisasi Badan Hukum yang SK Badan Hukumnya terbit pada tahun 2014, Surat
Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak awal bulan di bulan berikutnya;
Bagi Organisasi Bantuan Hukum yang sudah berbadan hukum sebelurn tahun 2014, Surat
Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2014;

BAB )il
PENYELESAIAN PERSELIS IHAN
Pasal 11

t.

PARA PIHAK dalam perjanjian Kerjasama

ini

tunduk dan sepenuhnya mengikuti

peraturan perundang-undangan di Indonesia;

2.

Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK yang timbul dari atau sehubungan
dengan .pelaksanaan perjanjian Kerjasama ini sedapat mungkin diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat serta akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk verifikasi
dan akreditasi penyaluran bantuan hukum tahun berikutnya.

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP

.
1.

2.

Pasall2

Surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (&n), bermaterai cukup pada rangkap
pertama dan kedua sebagai naskah asli dan semua rangkap mempunyai kekuatan'yang
sama setelah ditandatangani kedua belah pihak;
Hal-hal laiir yang belum.diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini
termasuk tahapan implementasiltransisi akan diatur kemudian atas dasar kesepakatan
PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama tambahan (addendum)
yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasarna ini.

Anda mungkin juga menyukai