Perjanjian Kerjasama Antara BPHN Dengan AAI Officium Nobile
Perjanjian Kerjasama Antara BPHN Dengan AAI Officium Nobile
Perjanjian Kerjasama Antara BPHN Dengan AAI Officium Nobile
Telepn 92, -
PERJANJIAN KERJASAMA
PELAKSANAAN BANTUAN HUKUI\{
BAGI ORANG MISKIN/KELOMPOK ORANG MISKIN
ANTARA
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
DENGAN
ASOSIASI ADVOKAT INDONESIA "OFFICIUM NOBILE"
Pada hari ini Kamis tanggal Dua bulan Januari tahun Dua ribu empat belas bertempat di
Iakarta, kami yang bertanda tangan di bawah ini :
I.
Nama
Jabatan
Alamat
:
:
:
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2Ol3tentang Syarat dan Tata Cara
Pemberian Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum, bertindak untuk dan
atas nama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, untuk selanjutnya
disebut sebagai PtrIAK PERTAMA.
II.
Nama
Jabatan
Nama organisasi
:
:
Direktur/I(etua
Alamat
PIIIAK LEDUA.
PIHAK ppnfafrrfA dan pIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya disebut PARA
PIHAK, sepakat
1.
2.
melaksanakan
pekerjaan Bantuan Hukum Bagi Orang Miskin Dan Kelompok Masyarakat Miskin.
pIHAK KEDUA menerima tugas yang diberikan PIHAK PERTAMA sebagaimana
dibawah
dimaksud butir 1 diatas, dengan berdasarkan pada ketentuan sebagaimana tersebut
ini:
a. Undang Undang Nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum (Lembaran Negara
Repub[k Indoriesia Tahun 2011 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
IndonesiaNomor 5248);
b. peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian
Bantuan Hukum dan Penyaluran Dana Bantuan Hukum (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5421);
c. peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2013 Tentang Tata Cara Verifikasi dan Akreditasi Lembaga Bantuan Hukum atau
Organisasi KJmasyarakatan @erita Negara Republik Indonesia Nomor 222);
22
d. peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor
42Tahtn20l3
Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor
Cara Pemberian Banfuan Hukum dan Penyaluran Dana
Tentang Syarat
Bantuan Hukum @eritaNegara Republik Indonesia Nomor 870);
a* tut
BAB I
PENGERTIAN
Pasal
1.
2.
3.
secara
Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum
cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum;
Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin;
pemberi Bantuan Hukum adalah lembaga Bantuan Hukum atau organisasi kemasyarakatan
4.
5.
6.
7.
8.
panitia fengawas Pusat adalah Unit Kerja di bawah Kementerian Hukum dan HAM yang
berwenang mengawasi dan memastikan penyelenggaftuurL bantuan hukum dan pemberian
bantuan hukum dijalankan sesuai azas dan tujuan yang ditetapkan undang-undang Bantuan
Hukum; -
14. panitia ir"oguyu. Daerah adalah panitia daerah yang melaksanakan pengawasan pemberian
bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang selanjutnya disingkat APBN, adalah
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat;
16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang setanjutnya disingkat APBD, adalah
.**u.keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
/
Rakyat
untuk
APBD
atau
17. Anggaran Penyelenggaraum Bantuan Hukum adatah alokasi APBN
feriy-elenggaraan gaffuan Hukum yang sesuai dengan maksud Undang-Undang Nomor 16
."**u
Daerah;
BAB II
MAKSUD DAN TUruAN
Pasal2
pandla!3gi
1. Maksud dibuatnya Perjanjian Kerjasama ini adalah sebagai dari
APBN;
penyelenggafaan
2.
3.
ini
BAB III
PEMBERIAN PEKERJAAN
Pasal 3
maka:
Untuk mencapai maksud dan tujuan Perjanjian Kerjasama ini,
1.
dan bukan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA berdiri sendiri, saling lepas
2.
melaksanakan
PIIIAK PERTAMA memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA untuk
Miskin
Masyarakat
pemberian Bantuan Hukum kepada O.*g Mitti' atau Kelompok
yang berlaku;
sesuai dengan perjanjian Kerjasama ini dan Peraturan Perundang-undangan
3.
kerjasama d41m
PIHAK PERTAMA dan PIIIAK KEDUA sepakat melakukan Perjanjian
orang miskin,
kelompok
bentuk Pemberian Bantuan Hukum kepada o*og miskin atau
KEDUA
a. PIHAKIERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
miskin-atau
orang
kepada
menerima tugas melakukan Pemberian Bantuan Hukum
kelompok orang miskin;
Hukum
b. pekerjaan V*E uf.* dilaksanakan meliputi kegiatan Pemberian Bantuan
Litigasi dan Non Litigasi;
PIHAK
c. PIHAK PERTAMA menanggung biaya atas kegiatan yang dilatcukan oleh
KEDUA, sesuai dengan stanJar biuyu yang telah ditetapkan;
j"klak juknis
d. PIH^AK KEDUA melaksanakan kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan
serta peraturan perundang=undangan yang berlaku
BAB IV
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal4
meliputi
Ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
1.
penyampaian laporan pelaftsanaan pemberian Bantuan Hukum baik Litigasi dan Non
Litigasi kepada PIHAK PERTAMA;
2.
.
I 3.
Bantuan Hukum Litigasi meliputi Pidana, Perdata dan Tata Usaha Negara;
4..
a) PenYuluhan Hukum;
b) Konsultasiti.,t,r*;
c) Investigasi Kasus baik
d) Penelitian Hukum;
e) Mediasi;
f1 Negosiasi;
g) Pemberd
ay aalr. MasYarakat;
i) Drafting
dokumen hukum.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 5
2. pIHAK PERTAMA
yang ditetapkan;
3. pIHAK pERTAMA
4. PIHAK PERTAMA
atas
6. pIHAK
7. pIHAK KEDUA wajib memberikan laporan semua pelaksanaan kegiatan bantuan hukum
.
Uiit
miskin dan kelompok masyarakat miskin kepada PIIIAK PERTAMA berdasarkan prestasi
pekerjaan;
g.
dapat dialihkan kepada pihak lain, kecuali apabila terdapat alasan atau pertimbangan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara yuridis menurut ketentuan dalam Perjanjian Kerja ini
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan persetujuan dari PIIIAK
PERTAMAI
10.
PIHAK PERTAMA memiliki hak untuk mengalihkan pekerjaan yang telah dituangkan
dalam perjanjian dengan PIHAK KEDUA bilamana berdasarkan hasil evaluasi sekurangkurangnya selama 6 (enam) bulan sejak penandatanganan kontrak PIHAK KEDUA belum
dapatmelaksanakan minimal 30% (tigapuluh persen) dari nilai kontrak.
PIHAK KEDUA.
NI'"?tB,Yi*"
Pasal 6
1.
Akreditasi C
No
BANYAKNYAPERKARA
LITIGASI
NON LITIGASI
t7
BIAYA
5.000.000
KETERANGAN
JUMLAH
85.000.000
a.
5.000.000,- Sampai
b.
Apabila sampai
tahun
akhir
anggaran baru
sampai pada
dengan incracht;
tahapan
P2l (masuk
['
dapat
mengajukan
pembayaran sebesar
2
12.390.000
37.170.000
yang
ditetapkan
oleh
KepMen KUmHAM RI
M.HHNomor
03.HN.03.03
Tahun
Litigasi dan
Non
Litigasi;
TOTAL KESELURU}IAN
t22.t70.000
6
penyaluran dana bantuan hukum pada setiap tahapan proses betacata, tidak menghapuskan
perkara
kewajiban PIHAK KEDUA untuk memberikan bantuan hukum sampai dengan
yurg dit*gani selesai atau mempunyai kekuatan hukum tetap (inkrach)
2.
kegiatan;
per kegiatan;
Drafting dokumen hukum sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
5.
6.
BAB VII
TATA CARA PENGAruAN TAGIHAN PEMBAYARAN
Pasal 7
1.
2.
J.
sudah
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Batas wakfu pengajuan pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
paling lambat tanggal28 November 2074,
5.
.
6.
Khusus untuk pengajuan pembayaran prestasi kerja bulan Desember 2014 (perkara litigasi
yang sudah inkracht) dilakukan ditahun anggaran 2015 dengan tidak melampaui pagu
anggaran 201 4 yangtelah ditetapkan;
7.
Pembayaran prestasi pekerjaan bulan Desember 2014 (perkara litigasi yang sudah inkracht)
yang dibayarkan tahun anggaran 2015 dilakukan setelah mendapa&an rekomendasi hasil
verifftasi nilai tagihan dari Tim Penilai (Inspektorat Kementerian Hukum dan HAM
dan/atauBPKP).
BAB VIII
PENGAWASAN DAN EVALUASI
Pasal 8
1.
2.
Dalam ha1 terjadi pelanggaran atau penyimpangan atas pelaksanaan Pemberian Bantuan
Hukum, PIHAK PERTAMA dapat menghentikan perjanjian kerjasama dengan PIFIAK
KEDUA, baik untuk sementara waktu maupun untuk waktu tertentu sesuai hasil laporan
Tim Pengawas Daerah;
J.
BAB Ix
KEADA.AN KAHAR (FORCE MAJEURE)
Pasal 9
1.
.
2.
PIIIAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tidak bertanggung jawab atas keterlambatan atau
kegagalan dalam memenuhi pgrjanjian Kerjasama ini, baik langsung maupun tidak
langsung dikarenakan oleh keadaan Force Majeure, yakni keadaan di luar kendali dan
kemampuan seperti perubahan peraturan, bencana alam, kebakaran, banjir, pemogokan
umum, perang (dinyatakan atau tidak dinyatakan), pemberontakan, revolusi, makar, huruhara,terorisme, wabah/epidemic dan diketahui secara luas;
Kerjasama ini karena mengalami atau dipengaruhi oleh Force Majeure, maka Pihak yang
mengalami Force Majeure harus memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah terjadinya Force
Majeure;
34.
Hat-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian PIHAK
PERTAMA atau PIHAK KEDUA tidak dapat digolongkan sebagai Force Maieure;
Kerugian yang diderita dan biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA sebagai akibat
terjadinya -Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK PERTAMA,
demikian pula sebaliknya.
BABX
2.
3.
Jangka waktu pelaksanaan perjanjian kerjasama ini terhitung sejak I Januari 2014 sampai
dengan 28 Novemb er 2014.
Bagi Organisasi Badan Hukum yang SK Badan Hukumnya terbit pada tahun 2014, Surat
Perjanjian Kerjasama ini berlaku sejak awal bulan di bulan berikutnya;
Bagi Organisasi Bantuan Hukum yang sudah berbadan hukum sebelurn tahun 2014, Surat
Perjanjian Kerjasama ini mulai berlaku sejak tanggal 2 Januari 2014;
BAB )il
PENYELESAIAN PERSELIS IHAN
Pasal 11
t.
ini
2.
Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK yang timbul dari atau sehubungan
dengan .pelaksanaan perjanjian Kerjasama ini sedapat mungkin diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat serta akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk verifikasi
dan akreditasi penyaluran bantuan hukum tahun berikutnya.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
.
1.
2.
Pasall2
Surat Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (&n), bermaterai cukup pada rangkap
pertama dan kedua sebagai naskah asli dan semua rangkap mempunyai kekuatan'yang
sama setelah ditandatangani kedua belah pihak;
Hal-hal laiir yang belum.diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini
termasuk tahapan implementasiltransisi akan diatur kemudian atas dasar kesepakatan
PARA PIHAK yang akan dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama tambahan (addendum)
yang merupakan satu kesatuan dan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasarna ini.