Stek Pucuk Meranti BSN
Stek Pucuk Meranti BSN
Stek Pucuk Meranti BSN
ICS 65.020.20
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
SNI 01-7203-2006
Daftar isi
Prakata ..................................................................................................................................... ii
1
Acuan normatif................................................................................................................... 1
Persyaratan ....................................................................................................................... 1
Penyapihan ........................................................................................................................ 4
Pemeliharaan..................................................................................................................... 5
10
11
12
Bibliografi ................................................................................................................................. 8
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Cara penanaman semai stek pada a) media padat dan b) media cair ................ 4
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Daftar isi.....................................................................................................................................i
SNI 01-7203-2006
Prakata
Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan yang telah dibahas dan
disepakati dalam rapat teknis dan rapat konsensus nasional pada tanggal 31 Desember
2005 di Bogor.
Penulisan standar ini telah mengacu kepada hal-hal yang terdapat dalam:
1. Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.
2. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
3. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 85/Kpts-II/2001 tentang Perbenihan tanaman
kehutanan.
ii
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Standar ini sebagai pedoman bagi para pengelola dan pengguna bibit baik dalam skala kecil
maupun besar untuk menghasilkan pohon hutan yang berkualitas.
SNI 01-7203-2006
Ruang lingkup
Standar ini menentukan pedoman dalam penanganan bibit meranti secara vegetatif, yang
meliputi: penanaman stek pucuk, penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama
dan penyakit, aklimatisasi, seleksi bibit, pengepakan dan pengiriman.
Acuan normatif
Istilah dan definisi standar ini mengacu kepada SNI 01-5006.7-2002, Tanaman kehutanan
Bagian 7: Istilah dan definisi yang berhubungan dengan perbenihan dan pembibitan
tanaman kehutanan.
4
4.1
Persyaratan
Benih
Benih stek pucuk berasal dari tunas orthotrop dari kebun pangkas yang bersertifikat.
4.2
Sungkup/rumah kaca
a) Sungkup
- Berupa kerangka kayu yang ditutup plastik transparan, gunanya untuk menutup bibit stek
yang baru disapih agar kelembaban udaranya tetap tinggi;
- Ukuran sungkup disesuaikan dengan ukuran bedeng sapih dan tingginya 60 cm sampai
80 cm dengan bentuk dapat berupa kotak, limas trapesium atau silinder terbelah.
b) Rumah kaca
- Diperlukan sebagai tempat pemeliharaan dan pertumbuhan akar stek yang baru ditanam
dalam bak-bak stek;
- Atap diberi plafon dari sarlon (shading net) intensitas 50%;
- Kondisi lingkungan di dalam rumah kaca dijaga agar memiliki suhu 29C, kelembaban
relatif 80% sampai 100% dan intensitas cahaya 50% sampai 70%;
- Ukuran rumah kaca disesuaikan dengan jumlah bak stek yang dibuat.
4.3
Bak perakaran
Bak perakaran disesuaikan dengan teknik pembuatan stek pucuk, yaitu dengan media padat
atau media cair.
4.4
- Bak media padat dapat dibuat dari papan/beton/plastik yang diberi lubang di bawahnya
untuk menghindari genangan.
1 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
SNI 01-7203-2006
- Bak ditutup dengan bahan plastik transparan yang bisa dibuka dan ditutup rapat.
Gambar 1
4.5
Bak media cair terbuat dari beton yang dilengkapi dengan alat aerator, dan lubang untuk
slang air dan tempat untuk meletakkan plat aluminium (seperti membuat akuarium).
Alat dan bahan yang diperlukan adalah: kawat, flat aluminium, ijuk, aerator, slang plastik,
dan bak stek.
Bak media cair ditutup dengan plastik transparan atau kaca dan terletak di bawah naungan.
4.6
Wadah bibit
Wadah bibit dapat berupa kantong plastik yang dilubangi atau tabung (tube).
4.7
Media
2 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
SNI 01-7203-2006
Penyiapan stek
5.1
Benih stek pucuk yang akan ditanam adalah benih stek pucuk yang berasal dari tunas
orthotrop dari kebun pangkas yang bersertifikat.
5.3
5.3.1
Media sapih terdiri atas campuran tanah bermikoriza, pasir dan pupuk kandang dengan
perbandingan 3:1:1 (v/v/v).
5.3.2
Kantong plastik diisi penuh dengan media kemudian dihentakkan 3 kali dan ditambah media
sampai penuh.
6
6.1
6.1.1 Zat pengatur tumbuh yang digunakan adalah yang termasuk hormon auksin (contoh:
Indole Acetic Acid IAA, Indole Buteric Acid IBA atau Napthalena Acetic Acid NAA).
3 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
Gambar 2
SNI 01-7203-2006
6.1.3 Pada media cair, zat pengatur tumbuh diberikan dengan cara dicampurkan pada
media air atau stek pucuk direndam dalam larutan zat pengatur tumbuh selama 25 menit
sebelum stek ditanam.
6.2
Penanaman stek
6.2.1 Pada media padat, stek pucuk ditanam berdiri tegak sedalam 2 cm dan ditata
secara teratur dengan jarak tanam minimal 5 cm x 5 cm.
6.2.2 Pada media cair, stek pucuk diselipkan pada lempeng penjepit dan diletakkan pada
media sedalam 2 cm.
Gambar 3
7
Cara penanaman semai stek pada a) media padat dan b) media cair
7.1 Setiap pagi/siang/sore kondisi ruangan rumah tumbuh dan bak stek dicek suhu serta
kelembabannya. Kelembaban dijaga mendekati 100% dan suhu udara dijaga 27C sampai
30C.
7.2 Apabila kondisi tidak seperti kondisi di atas, maka segera dilakukan penyiraman di
dalam ruangan, di dalam bak stek, atau pada media. Penyiraman dilakukan secara manual
menggunakan alat hand-sprayer atau secara mekanis dengan percikan air yang lembut dan
menyebar merata.
8
Penyapihan
8.1 Stek dapat disapih setelah tumbuh akar dengan panjang minimal 2,5 cm atau berumur
antara 1 bulan sampai 3 bulan.
4 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
6.1.2 Pada media padat, zat pengatur tumbuh dapat diberikan dengan cara oles, celup
atau rendam. Zat pengatur tumbuh yang berbentuk pasta diberikan dengan cara oles
menjelang stek pucuk disemaikan/ditanam. Sedangkan zat pengatur dalam bentuk cair,
diberikan dengan cara pencelupan atau perendaman selama 25 menit, sebelum stek
ditanam.
SNI 01-7203-2006
8.3 Media sapih disiram sampai jenuh dan dibuat lubang sapih dengan menggunakan tugal
yang dalamnya minimal 1 cm lebih panjang dari akar stek yang akan ditanam dan lebarnya
minimal selebar perakaran stek.
8.4 Stek dimasukkan ke dalam lubang sebatas leher akar. Akar diusahakan tidak terlipat
dan tidak ada rongga udara di sekitar perakaran.
8.5 Setelah penanaman stek dilakukan
menggunakan hand-sprayer atau alat mekanis.
8.6
penyiraman
dengan
percikan
lembut,
Pemeliharaan
9.1
Penyiraman
9.1.1
9.1.2 Media yang kurang jenuh disiram menggunakan air yang tidak tercemar dengan
percikan air kecil.
9.1.3
9.1.4 Penyiraman dilakukan sampai media jenuh air dengan tanda air telah menetes
melalui lubang di bawah wadah bibit.
9.1.5 Penyiraman dilakukan secara manual/mekanis pada waktu pagi, atau pagi dan sore
hari bila musim kemarau.
9.2 Penyiangan
9.2.1 Penyiangan atau pencabutan gulma dilakukan terutama pada media bibit dan di
bawah rak/di dalam bedengan secara periodik setelah penyiraman.
9.2.2
9.2.3 Gulma hasil penyiangan dikumpulkan dan dibuang/dibakar di tempat di luar areal
persemaian.
9.3 Pemupukan
9.3.1
9.3.2
9.3.3 Jumlah dan konsentrasi larutan pupuk yang dipergunakan disesuaikan dengan umur
bibit dan jenis pupuk.
9.3.4 Pupuk dalam bentuk butiran dimasukkan ke dalam lubang di kiri/kanan bibit dan
ditutup kembali dengan media.
9.3.5
pupuk dimasukkan ke dalam hand-sprayer dan disemprotkan pada media secara merata,
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
8.2 Pencabutan stek dari media semai padat harus harus dilakukan dengan hati-hati,
sebaiknya menggunakan tugal, agar perakaran tidak patah atau rusak. Stek yang sudah
dicabut dimasukkan dalam wadah dan segera disapih di media sapih.
SNI 01-7203-2006
pada musim hujan waktu penyemprotan dilakukan 4 jam sebelum atau sesudah hujan.
9.4.1 Seleksi awal adalah memilih dan memilah bibit berdasarkan kondisi bibit, bibit
dikelompokkan sebagai berikut :
-
Bibit sehat dan pertumbuhan baik; selanjutnya bibit tersebut dikelompokkan berdasarkan
tingginya.
Bibit mati.
9.4.2
9.4.3 Bibit umur 2-3 bulan dipindah ke areal dengan naungan ringan (cahaya masuk
75%).
9.5 Pengendalian hama dan penyakit
9.5.1 Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan secara terpadu sebagaimana
berikut:
-
Penerapan silvikultur yang baik (mengatur jarak bibit, memilih jenis yang resisten, dan
memilih benih bermutu baik.
Biologi.
konsentrasi dan dosis agar memperhatikan jenis pestisida dan hama/penyakit yang
menyerang (lihat pada label),
penyemprotan diarahkan
persembunyian hama.
9.5.3
pada
bagian
bibit
yang
diserang
dan
atau
tempat
Keracunan pestisida
9.5.3.1 Gejala keracunan pestisida ditandai dengan daun layu terus menjalar ke daun
muda sampai tua dan daun akan mengering.
9.5.3.2 Keracunan pestisida diatasi dengan menyiram bibit dengan air secara berulangulang, tapi jangan sampai kebanyakan.
10
10.1 Aklimatisasi dilakukan 2 minggu sampai 1 bulan sebelum bibit diangkut ke lapangan
penanaman dengan cara antara lain mengurangi naungan dan pemotongan akar yang
6 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
SNI 01-7203-2006
11
11.1
Seleksi akhir
Seleksi akhir dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum bibit diangkut ke lapangan.
11.2 Seleksi akhir bibit bertujuan untuk memilih bibit yang sesuai dengan kriteria dan
standar mutu bibit yang mengacu pada SNI 01-5006.1-2006, Mutu bibitBagian 1: Mangium,
ampupu, gmelina, sengon, tusam, meranti dan tengkawang.
12
12.1 Bibit yang memenuhi standar mutu dikemas dalam wadah angkut dalam jumlah
tertentu.
12.2 Wadah angkut yang dapat digunakan antara lain adalah kotak plastik, kotak karton,
keranjang, dan kantung plastik.
12.3 Pemilihan wadah angkut tergantung pada ukuran bibit, jenis angkutan dan jarak
angkut.
12.4 Bibit disusun dalam wadah angkut, berdiri dan satu sama lain rapat dan diikat.
12.5 Pengiriman bibit harus dilengkapi dengan surat keterangan mutasi bibit dan label pada
setiap wadah bibit yang berisi antara lain:
- asal benih;
- jenis bibit;
- jumlah bibit;
- produsen;
- mutu bibit.
7 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
keluar dari polybag. Hal ini dilakukan agar bibit mempunyai daya adaptasi yang tinggi pada
saat ditanam.
SNI 01-7203-2006
Bibliografi
8 dari 8
Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Pusat Standardisasi dan Lingkungan Departemen Kehutanan untuk Diseminasi SNI
SNI 01-5006.2-1999, Mutu media bibit (gambut, sabut kelapa, ampas singkong dan ampas
tebu).