04 SNI 5006.3 2016 Persemaian Permanen Tanaman Hutan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional.

Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI


Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional
SNI 5006.3:2016

Persemaian permanen tanaman hutan

Badan Standardisasi Nasional


Standar Nasional Indonesia

ICS 65.020.20
Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional
Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
© BSN 2016

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN

BSN
Email: [email protected]
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
SNI 5006.3:2016

Daftar isi

Daftar isi..................................................................................................................................... i 
Prakata ..................................................................................................................................... ii 
1 Ruang lingkup .....................................................................................................................1 
2 Istilah dan definisi ...............................................................................................................1 

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
3 Persyaratan ........................................................................................................................4 
Lampiran A (informatif) Rincian luas minimum komponen persemaian luasan 5 000 m2 ........8 
Lampiran B (informatif) Contoh tata letak bangunan dan jalan ................................................9 
Lampiran C (informatif) Contoh peralatan produksi media .....................................................10 
Bibliografi ................................................................................................................................11 

Gambar B.1 – Tata letak bangunan .........................................................................................9 


Gambar C.1 - Sprinkle ............................................................................................................10 

Tabel A.1 - Rincian luas minimum komponen persemaian luasan 5 000 m2............................8 

© BSN 2016 i
SNI 5006.3:2016

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) Persemaian permanen tanaman hutan merupakan revisi
dari SNI 01-5006.3-1999 Pembuatan persemaian permanen tanaman hutan. Revisi
dilakukan karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi persemaian
tanaman hutan, penyesuaian istilah dan definisi, dan untuk mempermudah penerapan
standar di lapangan. Bagian yang mengalami perubahan pada standar ini adalah
penghilangan penyiapan media tanam.

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
Maksud dan tujuan penyusunan RSNI adalah sebagai acuan/pedoman dalam pembuatan
persemaian permanen tanaman hutan bagi para pihak.

Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-01 Pengelolaan Hutan yang telah dibahas dalam
rapat teknis dan disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal 21 Desember 2015 di
Bogor. Hadir dalam rapat tersebut, perwakilan dari produsen, konsumen, pakar dan
regulator.

Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 30 Maret 2016 sampai dengan
tanggal 29 Mei 2016 dengan hasil akhir RASNI.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2016 ii
SNI 5006.3:2016

Persemaian permanen tanaman hutan

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan untuk lokasi persemaian, prasarana persemaian, sistem
listrik dan peralatan produksi bibit pada persemaian permanen tanaman hutan.

Persemaian permanen ini mencakup persemaian yang memproduksi bibit secara generatif

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
maupun vegetatif.

2 Istilah dan definisi

Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan.

2.1
aklimatisasi (hardening off)
kegiatan pengkondisian bibit sampai siap ditanam

2.2
alat angkut bibit/media
alat untuk memindahkan bibit/media

2.3
areal bahan stek
areal naungan dan/atau areal terbuka tempat pertumbuhan bibit yang disiapkan untuk
perbanyakan vegetatif

2.4
areal naungan (shaded area)
tempat pelindung bibit terhadap panas dan cahaya matahari langsung dan hujan untuk
mengurangi intensitasnya, dapat berupa sharlon/shading net,

2.5
areal terbuka (open area)
tempat aklimatisasi (hardening off) untuk menyiapkan bibit agar tahan dalam menghadapi
kondisi lapangan yang ekstrem serta mempercepat proses lignifikasi batang

2.6
alat pencampur media
alat untuk mencampur media dengan komposisi tertentu agar diperoleh campuran media
yang merata

2.7
bak penampung air
tempat untuk menyimpan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan persemaian
(biasanya dibuat dari bak beton atau plastik)

2.8
bedeng/bak tabur
tempat berisi media untuk mengecambahkan benih

© BSN 2016 1 dari 11


SNI 5006.3:2016

2.9
bedeng sapih
tempat meletakkan bibit di areal naungan dan atau areal terbuka

2.10
benih
bahan tanaman yang berupa bagian generatif (biji) atau bagian vegetatif (mata tunas akar,
daun, jaringan tanaman) yang digunakan untuk memperbanyak dan untuk
mengembangbiakan tanaman

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
2.11
bibit
anakan yang berasal dari biakan generatif dan vegetatif

2.12
exhaust fan
alat untuk mengatur sirkulasi udara dalam ruang perkecambahan/pengakaran bibit

2.13
generator
mesin untuk menghasilkan sumber energi listrik

2.14
jaringan penyiraman dan drainase
sistem pengaturan tata air lingkungan dan distribusi pengairan persemaian

2.15
kecambah
benih yang sudah tumbuh menjadi bakal tanaman

2.16
media bibit
bahan yang digunakan untuk menumbuhkan kecambah dan mengakarkan bahan stek

2.17
nozzle
alat mengalirkan air dengan ukuran butiran tertentu untuk penyiraman

2.18
pengayak media
alat untuk melakukan penapisan media sesuai ukuran yang diinginkan

2.19
penghalus media (rotavator)
alat untuk membuat media sesuai ukuran yang diinginkan

2.20
persemaian
suatu tempat yang digunakan untuk menumbuhkan dan merawat bibit jenis tertentu sampai
siap tanam

2.21
persemaian permanen
persemaian yang tetap tempatnya dengan menggunakan sarana, prasarana dan luas
tertentu

© BSN 2016 2 dari 11


SNI 5006.3:2016

2.22
polibag
wadah bibit berupa kantong plastik dengan lubang pada bagian dasar dan samping

2.23
polypropylene/fiberglass
bahan sintetis terbuat dari termoplastik yang berfungsi sebagai naungan/atap

2.24
pottrays

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
wadah bibit untuk penyapihan yang terbuat dari plastik dengan ukuran tertentu

2.25
rak pertumbuhan (rak kecambah, rak bibit untuk pottrays)
tempat untuk meletakkan bak kecambah/pottrays di ruang perkecambahan/areal
naungan/areal terbuka

2.26
ruang produksi media
ruang yang terdiri dari gudang peralatan, ruang penyimpan bahan, ruang sterilisasi, ruang
pencampur media, dan/atau ruang pengisian media

2.27
rumah perkecambahan (germination house)
tempat yang dirancang untuk menabur benih agar berkecambah (generatif) atau
mengakarkan bahan stek (vegetatif)

2.28
sharlon/shading net
bahan yang terbuat dari plastik yang berfungsi sebagai naungan dengan intensitas cahaya
masuk tertentu

2.29
sprinkle
alat yang dipasang pada pipa penyiraman yang dapat berputar

2.30
sterilisasi media
kegiatan untuk mendapatkan media yang bebas hama/penyakit yang dapat dilakukan secara
mekanis

2.31
penyapihan (transplant)
pemindahan kecambah atau eksplant ke media sapih

2.32
tanaman hutan
tanaman yang tumbuh di hutan

© BSN 2016 3 dari 11


SNI 5006.3:2016

3 Persyaratan

3.1 Lokasi persemaian

a. Persemaian harus bersih dari tunggak dan semak belukar, mempunyai sumber air yang
mampu memasok air secara terus-menerus berupa mata air, danau, sungai, kolam, atau
sumur bor,
b. Luas persemaian minimum 5 000 m2 atau dengan kapasitas bibit minimum 240 000
bibit/periode produksi,
c. Persemaian harus berupa lahan yang datar dengan kemiringan maksimum 5 % pada

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
lokasi tertentu, dengan mempertimbangkan ketinggian tempat dan kesesuain jenis yang
akan diproduksi, serta tidak ada ancaman bahaya banjir,
d. Lokasi persemaian harus memiliki aksesibilitas yang tinggi.
e. Lahan harus jelas kepenguasaannya dan bebas sengketa.
f. Tata letak persemaian dirancang sedemikian rupa untuk memudahkan dan melancarkan
kegiatan persemaian

3.2 Prasarana persemaian

a. Prasarana persemaian terdiri atas ruang produksi media, rumah perkecambahan, areal
naungan (shaded area), areal terbuka (open area), rumah bahan stek (mother plant),
bangunan perkantoran dan jalan, jaringan penyiraman dan drainase, dan ruang panel
listrik.
b. Batas luar areal persemaian permanen sebaiknya diberi pagar.

3.2.1 Ruang produksi media

a. Ruang produksi media terdiri dari gudang peralatan (untuk menyimpan bak
kecambah/pottrays, polibag, shading net, cangkul, sekop, kereta dorong, dan peralatan
lainnya), ruang penyimpan bahan (untuk menyimpan media, pupuk, pestisida), ruang
sterilisasi, ruang pencampur dan/atau ruang pengisian media.
b. Ruang produksi media dibangun dengan ukuran luas minimum 120 m2 dan dibuat lebih
tinggi 10 cm - 15 cm di atas lahan di sekitarnya. Ruang produksi media tertutup oleh
atap yang kanan-kirinya berdinding sebagian atau tidak berdinding kecuali untuk gudang
peralatan dan penyimpanan bahan dibuat secara tertutup.

3.2.2 Rumah perkecambahan (germination house)

a. Ukuran satu unit rumah perkecambahan adalah luas minimum 70 m2. Struktur dirancang
tahan terhadap pijakan pekerja saat pemasangan, pembersihan plastik dan tahan
terhadap terpaan angin. Seluruh struktur adalah besi baja tahan karat (mild steel
dengan pelapisan akhir dipped galvanized) atau dari kayu yang kuat dan awet.
b. Kondisi ideal ruang perkecambahan adalah suhu 25 oC – 35 oC, RH minimum 90%.
Seluruh bangunan ditutup dengan jaring peneduh 50% dan green house film dengan UV
protection dengan ketebalan 200 mikron yang tahan terhadap cuaca dan dingin, tinggi
bangunan + 4,5 m.
c. Ventilasi diatur dengan cara buka tutup plastik dengan roll penggulung yang terletak di
kanan kiri rumah kecambah, atau menggunakan exhaust fan yang dipasang di dinding
depan/belakang ruang perkecambahan.
d. Ruang perkecambahan dapat berupa ruang untuk mengecambahkan benih
(germination house) atau untuk mengakarkan stek (rooting green house), atau dapat
pula kedua ruangan ini dibatasi dengan penyekat plastik UV.
e. Rak perkecambahan dengan ukuran optimum.

© BSN 2016 4 dari 11


SNI 5006.3:2016

CATATAN sebagai contoh ukuran yang disarankan L = 1,3 m; T = 1,4 m; P = 8,0 m; dibuat 2 tingkat
untuk meletakkan bak perkecambahan. Jumlah bak kecambah yang dapat ditampung : 4 jalur x 2 unit
x 20 bak x 2 tingkat = 320 bak setiap rotasi perkecambahan.

f. Lantai rumah kecambah dapat berupa batu koral/split setebal minimum 3 cm atau kayu,
berfungsi untuk resapan dan pengendalian gulma, atau berupa lantai semen dengan
saluran drainase. Di bawah tanggulan dipasang pipa PVC 1 inci sebagai pipa sulingan
agar ruangan tidak terdapat genangan air sisa penyiraman, selanjutnya air penyiraman
dibuang pada drainase dengan ukuran minimum 20 cm x 20 cm yang telah dibuat
permanen mengelilingi rumah kecambah. Sistem pembuangan air harus berfungsi
secara baik.

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
g. Rumah perkecambahan harus bersih, bebas dari hama/penyakit dan gulma.
h. Tersedianya jaringan penyiraman sesuai pasal 3.2.7.1

3.2.3 Areal naungan (shaded area)

a. Satu unit areal naungan dengan luas minimum 900 m2. Tipe areal naungan
berdasarkan penggunaan wadah bibit, terdiri atas: (a) areal naungan dengan rak dan
pottrays, (b) areal naungan tanpa rak, dengan pottrays disangga, (c) areal naungan
dengan bedeng sapih untuk meletakkan polibag.
b. Komponen areal naungan yang harus berfungsi optimal adalah jaringan peneduh
(shading net), jaringan penyiraman dan drainase. Seluruh ruang areal naungan
terhampar merata batu koral/split minimum setebal 3 cm, atau kayu. Tinggi naungan 3
m. Jaringan peneduh (shading net) menggunakan naungan 50 % - 80 % yang dipasang
sebagai atap dan/atau dinding areal naungan.
c. Areal naungan dapat berfungsi sebagai tempat aklimatisasi (hardening off) bibit polibag
dengan membuka jaring peneduh.
d. Areal naungan harus bersih, bebas dari hama/penyakit dan gulma.
e. Kapasitas areal naungan untuk bibit polibag tergantung ukuran polibag.

CATATAN 1 bedengan (9 m x 1 m) dengan jarak bedengan 60 cm maka diperoleh 100 000 –


120 000 bibit/periode, sedangkan menggunakan polytube 300 000 – 320 000 bibit/periode.

f. Tersedianya jaringan penyiraman sesuai pasal 3.2.7.2

3.2.4 Areal terbuka (open area)

a. Satu unit areal terbuka dengan luas minimum 900 m2. Komponen utama areal terbuka
adalah jaringan penyiraman dan drainase yang dapat berfungsi optimal.
b. Areal terbuka umumnya digunakan untuk bibit pottrays sehingga dibutuhkan rak
pertumbuhan atau menggunakan pottrays dengan sistem penyangga. Jika
menggunakan polibag maka dibuat bedengan dengan ukuran 9 m x 1 m.
c. Areal terbuka harus bersih, bebas dari hama/penyakit dan gulma.
d. Kapasitas areal naungan untuk bibit polibag tergantung ukuran polibag.

CATATAN 1 bedengan (9 m x 1 m) dengan jarak bedengan 60 cm maka diperoleh 100 000 – 120
000 bibit/periode, sedangkan menggunakan polytube 300 000 – 320 000 bibit/periode.

3.2.5 Areal bahan stek (mother plant)

a. Areal bahan stek (mother plant) minimum seluas 250 m2.


b. Bahan stek berupa kebun pangkas, bibit atau subkultur yang berasal dari pohon plus,
klon unggul atau tanaman yang mengalami kendala dalam pengadaan benihnya.Bahan
stek berasal dari bibit yang masih dalam fase pertumbuhan.

© BSN 2016 5 dari 11


SNI 5006.3:2016

c. Bibit ditanam dalam polibag atau pot plastik atau ditanam langsung pada bedengan
setinggi ± 40 cm dari permukaan tanah.
d. Suhu dan kelembaban tidak dikendalikan dengan sistem khusus, namun sinar matahari
cukup untuk menstimulir pertumbuhan tunas.
e. Sistem penyiraman menggunakan irigasi tetes (drip irrigation) yang diatur oleh kontrol
panel sebagai pengendali on/off secara otomatis.
f. Areal harus terbebas dari segala gangguan organisme penganggu tanaman (OPT).
g. Jaringan penyiraman dan drainase harus tertata dengan baik agar tidak terjadi
genangan setelah penyiraman.

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
3.2.6 Bangunan perkantoran dan jalan

a. Bangunan perkantoran dengan luas proporsional terbuat dari bangunan permanen dan
dilengkapi dengan papan nama persemaian, denah lokasi persemaian (lay out),
organisasi pengelola, papan distribusi bibit, papan informasi, dan ruang tamu.
b. Jalan dibuat berupa jalan pengerasan yang lebarnya 3 m - 4 m diperkeras dengan
sistem makadam atau paving block.
c. Drainase dibuat di kanan kiri jalan atau di tempat lain sehingga air tidak menggenang.

3.2.7 Jaringan penyiraman dan drainase

a. Bak penampungan air menggunakan alat penyaring dengan kapasitas volume minimum
40 m3.
b. Rumah pompa air terdiri dari minimal 2 (dua) buah pompa utama dan cadangan.

3.2.7.1 Pada areal perkecambahan (germination house)

a. Sistem penyiraman menggunakan nozzle yang menyemprotkan air (spraying system),


sedangkan ruang stek menggunakan nozzle yang menyemprotkan kabut (fogging
system).
b. Menggunakan pipa high density poly etylen (HDPE) 13 mm, pompa dengan tekanan
tinggi (> 4 bar), jarak antara nozzle < 2 m, dengan sistem control panel on/of secara
otomatis.
c. Selokan pembuangan air berukuran 20 cm x 20 cm mengelilingi areal perkecambahan
sebelum dialirkan ke bak penampungan atau selokan utama pembuangan

3.2.7.2 Pada areal naungan

a. Sistem penyiraman harus menjangkau semua bibit dan melembabkan media,


menggunakan nozzle 12 van spray yang diatur oleh control panel sebagai pengendali
on/off secara otomatis.
b. Sistem penyiraman dengan nozzle dapat digantung atau ditanam dengan menggunakan
pipa High Density Poly Ethylen (HDPE), bila tanaman tidak cukup basah maka
penyiraman dilakukan secara manual.
c. Sistem irigasi menggunakan pipa HDPE berdiameter minimum 2,54 cm sebagai pipa
sulingan agar ruangan tidak terdapat genangan air sisa penyiraman.
d. Selokan pembuangan air berukuran minimum 20 cm x 20 cm mengelilingi areal naungan
sebelum dialirkan ke bak penampungan/kontrol atau selokan utama pembuangan.

3.2.7.3 Pada areal terbuka

a. Sistem penyiraman menggunakan nozzle tipe spinet, yaitu van spray dan maxibird. Bila
tanaman tidak cukup basah maka penyiraman dilakukan secara manual.

© BSN 2016 6 dari 11


SNI 5006.3:2016

b. Sistem irigasi menggunakan pipa HDPE berdiameter minimum 2,54 cm sebagai pipa
sulingan agar ruangan tidak terdapat genangan air sisa penyiraman
c. Seluruh ruang terbuka dihamparkan merata batu koral/split setebal minimum 3 cm.
d. Selokan pembuangan air berukuran minimum 20 cm x 20 cm mengelilingi area terbuka
sebelum dialirkan ke bak penampungan atau selokan utama pembuangan.

3.3 Sistem kelistrikan

a. Ruang panel dengan luas minimum 20 m2.


b. Sumber listrik berasal dari jaringan listrik komersial minimum 2 fase atau cadangan

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
berupa generator listrik dengan kapasitas minimum 6 000 watt.

3.4 Peralatan produksi bibit

a. Penghalus media
Untuk persemaian di daerah gambut dibutuhkan penghalus media (rotavator).

b. Pengayak
Pada setiap lokasi persemaian dibutuhkan pengayak (screener).

c. Alat sterilisasi media


- Alat sterilisasi media perkecambahan dan/atau penumbuhan stek berupa kompor dan
drum pengukus,
- Tempat penjemuran media bibit.

d. Alat pencampur media


Alat pencampur media berupa molen yang biasa dipakai pada pencampuran bahan
bangunan.

e. Wadah media
Wadah media berupa polibag, polytube, pottrays.

f. Alat angkut bibit


Alat angkut bibit berupa gerobak dorong.

© BSN 2016 7 dari 11


SNI 5006.3:2016

Lampiran A
(informatif)
Rincian luas minimum komponen persemaian luasan 5 000 m2

Tabel A.1 - Rincian luas minimum komponen persemaian luasan 5 000 m2

Luas 1 unit
No Komponen persemaian Unit Keterangan
(m2)

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
1. Rumah kecambah 1 100
2. Rumah pertumbuhan 2 900
3. Area terbuka (open area) 2 900
4. Mother plant 1 250
5. Kantor 1 70
6. Ruang produksi media 1 120
7. Jalan 1 500
8. Irigrasi 1 30
9. Rumah listrik (panel listrik) 1 20
10. Gudang 1 20
11. Lain-lain 290
Luas 3 200

© BSN 2016 8 dari 11


SNI 5006.3:2016

Lampiran B
(informatif)
Contoh tata letak bangunan dan jalan

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
Keterangan gambar:
1 kantor
2 gudang
3 areal penanganan tanah
4 gudang pengisian media bibit
5 gudang pottrays
6 rumah pompa air dan genset
7 penampung air
8 bengkel
9 areal pengeringan media bibit

Gambar B.1 – Tata letak bangunan

© BSN 2016 9 dari 11


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional BF-51
Contoh peralatan produksi media

SR-15

Gambar C.1 – Sprinkle


Lampiran C
(informatif)

10 dari 11
SNI 5006.3:2016

© BSN 2016
SNI 5006.3:2016

Bibliografi

Peraturan Menteri Kehutanan nomor : P.01/Menhut-II/2009 tentang Perbenihan Tanaman


Kehutanan

Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan Perhutanan Sosial nomor : P.6/V-
SET/2013 tentang Manual Persemaian Permanen

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI

© BSN 2016 11 dari 11


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komite Teknis Perumus SNI


Komite Teknis 65-01 Pengelolaan hutan

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis perumus SNI


Ketua : Noer Adi Wardojo - Kementerian Lingkungan Hidup
Wakil Ketua : Alan Purbawiyatna - Lembaga Ekolabel Indonesia

Penanggung Jawab: Badan Standardisasi Nasional


Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional. Copy standar ini dibuat untuk: Perumusan SNI
Sekretaris : Nadjmatun Baroroh - Pustanling Dephut
Anggota : Eko Satyo Nugroho - Persatuan Masyarakat Pembibitan Tanaman Tahunan
Anggota : Eddy Sudiono - Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia
Anggota : Fathrah Dikusumah - PT. Sari Bumi Kusuma
Anggota : Sitti Hanifah - Direktorat Bina Usaha Hutan Alam, Kemenhut
Anggota : Yulianto - Perum Perhutani
Anggota : Budi Hadi Narendra - Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi
Anggota : Akhmad - PT. Ayamaru Bakti Pertiwi
Anggota : Novia Widyaningtyas- Pustanling Kementerian Kehutanan
Anggota : Teddy Rusolono - Fakultas Kehutanan IPB
Anggota : Zanzibar - Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor
Anggota : Joko Suwarno - Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan
Anggota : Shelly Novi Handarini- Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan
Anggota : Tigor Butarbutar - Pusat Penelitian Sosial Ekonomi, Kebijakan dan
Perubahan Iklim
Anggota : Wesman Endom - Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil
Hutan

[3] Konseptor rancangan SNI


Gugus kerja 65-01

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI


Pusat Standardisasi dan Lingkungan
Departemen Kehutanan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia

© BSN 2016 1 dari 11

Anda mungkin juga menyukai