Subjek Hukum Internasional
Subjek Hukum Internasional
Subjek Hukum Internasional
Negara
Organisasi Internasional
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan
mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada
sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci
sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan
kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas
pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan
moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat
Katholik sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak
negara membuka hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, dengan cara
menempatkan kedutaan besarnya di Vatikan dan demikian juga sebaliknya Tahta
Suci juga menempatkan kedutaan besarnya di berbagai negara. (Phartiana, 2003,
125)
Dasar hukumnya:
Lateran Tretay (11 february 1929)
Kaum beligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dan masalah dalam negeri
suatu negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan
urusan negara yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut
bersenjata dan terus berkembang, seperti perang saudara dengan akibat-akibat di
luar kemanusiaan, bahkan meluas ke negara-negara lain, maka salah satu sikap
yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak
sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan dipandang sebagai
tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi.
Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang
mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau subyek
hukum internasional.
Contoh PLO (Palestine Liberalism Organization) atau Gerakan Pembebasan
Palestina.
Dasar hukumnya:
Hak untuk menentukan nasib sendiri
Hak untuk memilih sistem ekonomi, social dan budaya sendiri
Hak untuk menguasai sumber daya alam
Individu
2. Gabungan Negara-Negara
3. Tahta Suci Vatikan
4. Organisasi Internasional (OI) baik yang Bilateral, Regional maupun
Multilateral
5. Palang Merah Internasional
6. Individu yang mempunyai criteria tertentu
7. Pemberontak (Belligerent) atau Pihak Yang bersengketa
8. Penjahat Perang atau Genocide
Negara yang Berdaulat
Negara merupakan subjek hukum terpenting dibanding dengan subjek hukum
internasional lainnya. Banyak sarjana yang memberikan definisi terhadap negara,
antara lain C. Humprey Wadlock yang memberi pengertian negara sebagai suatu
lembaga (institution), atau suatu wadah di mana manusia mencapai tujuantujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Sedangkan Fenwich mendefinisikan negara sebagai suatu masyarakat politik yang
diorganisasikan secara tetap, menduduki suatu daerah tertentu, dan hidup dalam
batas-batas daerah tersebut, bebas dari negara lain, sehingga dapat bertindak
sebagai badan yang merdeka di muka bumi.
I Wayan Parthiana menjelaskan negara adalah subjek hukum internasional yang
memiliki kemampuan penuh (full capacity) untuk mengadakan atau duduk sebagai
pihak dalam suatu perjanjian internasional.
Menurut Henry C. Black, negara adalah sekumpulan orang yang secara permanen
menempati suatu wilayah yang tetap, diikat oleh ketentuan-ketentuan hukum
(binding by law), yang melalui pemerintahannya, mampu menjalankan
kedaulatannya yang merdeka dan mengawasi masyarakat dan harta bendanya
dalam wilayah perbatasannya, mampu menyatakan perang dan damai, serta
mampu mengadakan hubungan internasional dengan masyarakat internasional
lainnya.
Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ahli, ada satu patokan standar
atau unsur trandisional dari suatu entitas untuk disebut sebagai negara, seperti
yang tercantum dalam Pasal 1 Konvensi Montevideo (Pan American) The
Convention on Rights and Duties of State of 1933.
1. The state is a person of international law should phases the following
qualifications :
1. Permanent population;
1. defined territory;
1. legal government; and
1. capacity to enter into international relations with the other states.
Hal itu dapat diterjemahkan negara sebagai pribadi hukum internasional harus
memiliki syarat-syarat atau unsure-unsur konstitutif sebagai berikut:
a. Penduduk yang tetap,
Penduduk merupakan kumpulan individu-individu yang terdiri dari dua kelamin
tanpa memandang suku, bahasa, agama dan kebudayaan yang hidup dalam suatu
masyarakat dan yang terikat dalam suatu Negara melalui hubungan yuridik dan
politik yang diwujudkan dalam bentuk kewarganegaraan. Penduduk merupakan
unsure pokok bagi pembentukan suatu Negara. Suatu pulau atau suatu wilayah
tanpa penduduk tidak mungkin menjadi suatu Negara. Dalam unsure kependudukan
ini harus ada unsur kediaman secara tetap. Penduduk yang tidak mendiami suatu
wilayah secara tetap dan selalu berkelana (normal) tidak dapat dinamakan
penduduk sebagai unsure konstitutif pembentukan negara. Sebagaimana telah
disinggung di atas, yang mengikat seseorang dengan negaranya ialah
kewarganegaraan yang ditetapkan oleh masing-masing hukum nasional. Pada
umumnya ada tiga cara penetapan kewarganegaraan sesuai hokum nasional yaitu :
Jus Sanguinis
Ini adalah cara penetapan kewarganegaraan melalui keturunan. Menurut cara ini,
kewarganegaraan anak ditentukan oleh kewarganegaraan orang tua mereka.
Jus Soli
Naturalisasi
suatu wilayah untuk dapat dianggap sebagai unsure konstitutuf suatu Negara.
Demikian juga wilayah suatu Negara tidak selalu harus merupakan satu kesatuan
dan dapat terdiri dari bagian-bagian yang berada di kawasan yang berbeda.
Keadaan ini sering terjadi pada Negara-negara yang mempunyai wilayah-wilayah
seberang lautan
c. Pemerintahan,
Negara memerlukan sejumlah organ untuk mewakili dan menyalurkan
kehendaknya. Bagi hukum internasional, suatu wilayah yang tidak memiliki
pemerintahan dianggap bukan negara dalam arti kata yang sebenarnya.
Pemerintah adalah badan eksekutif dalam negara yang dibentuk melalui prosedur
konstitusional untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang ditugaskan rakyat
kepadanya. Pemerintahan adalah syarat utama dan terpenting untuk eksistensi
suatu negara. Tatanan organisasi dalam suatu negara diperlukan, yang nantinya
akan mengatur dan menjaga eksistensi negara tersebut, maka pemerintahan
mutlak harus ada dalam suatu negara. Pemerintahan yang harus ada dalam suatu
negara adalah pemerintahan yang stabil, memerintah menurut hukum nasional
negaranya, dan pemerintah tersebut haruslah terorganisir dengan baik (well
organized government)
d. Kemampuan untuk melakukan hubungan-hubungan dengan negara lain.
Menurut hukum internasional dan hubungan internasional, kecakapan negara dalam
melakukan hubungan internasional adalah suatu keharusan bagi suatu negara
untuk memperoleh keanggotaan masyarakat internasional dan subjek hukum
internasional. Hal inilah yang membedakan negara berdaulat dengan negaranegara bagian, atau negara protektorat yang hanya mampu mengurus masalah
dalam negerinya, tetapi tidak dapat melakukan hubungan-hubungan internasional
dan tidak diakui oleh negara-negara lain sebagai subjek hukum internasional yang
sepenuhnya mandiri. Negara bukan pula harus identik dengan suatu ras, rumpun,
atau bangsa tertentu, meski identitas demikian mungkin juga ada. Hans Kelsen
mengemukakan bahwa negara hanyalah pemikiran teknis yang menyatakan bahwa
sekumpulan aturan-aturan hukum tertentu yang berdiam di wilayah teritorial
tertentu. Negara sebagai subjek hukum internasional merupakan pengemban hak
dan kewajiban yang diatur oleh hukum internasional, baik ditinjau secara faktual
maupun secara historis, dan hukum internasional itu sendiri adalah sebagaian besar
terdiri atas hubungan hukum antara negara dengan negara.
Sesuai konsep hukum Internasional, kedaulatan memiliki tiga aspek utama yaitu :
i.
i.
ii.
(Pasal 12).
Kewajiban-kewajiban negara :
A.
Kewajiban untuk tidak melakukan intervensi terhadap masalahmasalah yang terjadi di negara lain (Pasal 3);
8);
A. Kewajiban untuk tidak menggunakan kekuatan atau ancaman
Uni Riil. Yang dimaksud uni riil adalah penggabungan dua Negara atau
lebih melalui suatu perjanjian internasional dan berada di bawah
kepala Negara yang sama dan melakukan kegiatan internasional
sebagai satu kesatuan. Yang menjadi subjek hukum internasional
adalah uni itu sendiri, sedangkan masing-masing Negara anggotanya
hanya mempunyai kedaulatan intern saja. Sesuai perjanjian atau
konstitusi yang menggabungkan kedua Negara , mereka tidak boleh
berperang satu sama lain atau secara terpisah melakukan perang
dengan Negara lain. Perjanjian-perjanjian internasional dibuat oleh uni
atas nama masing-masing Negara anggota karena Negara-negara
tersebut tidak lagi mempunyai status personalitas internasional.
c. Negara Konfederasi
Konfederasi merupakan gabungan dari sejumlah Negara melalui suatu perjanjian
internasional yang memberikan wewenang tertentu kepada kobfederasi. Dalam
bentuk gabungan ini, Negara-negara anggota konfederasi masing-masingnya tetap
Jerman menarik diri dari Liga, akan segera diikuti oleh banyak negara totaliter dan
militeristik. Permulaan Perang Dunia IImenunjukkan bahwa Liga telah gagal tujuan
utamanya, yaitu untuk menghindari perang dunia masa depan. The United
Nations diganti itu setelah berakhirnya perang dan mewarisi sejumlah lembaga dan
organisasi yang didirikan oleh Liga.
PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa)
Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNO) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) adalah sebuah organisasi internasional yang menyatakan bertujuan
memfasilitasi kerjasama dalam hukum internasional, keamanan
internasional,pembangunan ekonomi, kemajuan sosial, hak asasi manusia,dan
tercapainya perdamaian dunia.. PBB didirikan pada tahun 1945 setelah Perang
Dunia II untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa, untuk
menghentikan perang antara negara-negara, dan untuk menyediakan platform
untuk dialog. Ini berisi beberapa organisasi anak perusahaan untuk melaksanakan
misi.
Saat ini ada 192 negara anggota, termasuk hampir semuanegara berdaulat di
dunia. Dari kantornya di seluruh dunia, PBB dan badan-badan khusus memutuskan
masalah substantif dan administratif dalam pertemuan rutin yang diselenggarakan
sepanjang tahun. Organisasi administratif dibagi ke dalam tubuh, terutama:
di Majelis Umum (utama perakitan deliberatif); diDewan Keamanan (untuk
memutuskan resolusi tertentu bagi perdamaian dan keamanan); di Dewan Ekonomi
dan Sosial(untuk membantu dalam mempromosikan ekonomi internasional dan
kerja sama sosial dan pembangunan); di Sekretariat (untuk menyediakan penelitian,
informasi, dan fasilitas yang dibutuhkan oleh PBB); di International Court of
Justice (yudisial utama organ).
Badan tambahan berurusan dengan pemerintahan lainnyaSistem PBB badan,
seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), the World Food Programme (WFP)
dan United Nations Childrens Fund (UNICEF). PBB tokoh masyarakat paling terlihat
adalahSekretaris-Jenderal, saat ini Ban Ki-moon dari Korea Selatan,yang mencapai
pos pada tahun 2007 Organisasi ini dinilai dan dibiayai dari sumbangan sukarela
dari negara-negara anggotanya, dan memiliki enam bahasa
resmi: Arab, Cina,Inggris, Perancis, Rusia dan Spanyol. 4 b FAQ: Apa bahasa resmi
Perserikatan Bangsa-Bangsa?. UN Department for General Assembly and Content
Management . Retrieved 2008-09-21 .
Palang Merah Internasional
Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah satu jenis
organisasi internasional. Namun karena faktor sejarah, keberadaan Palang Merah
Internasional di dalam hubungan dan hukum internasional menjadi sangat unik dan
di samping itu juga menjadi sangat strategis. Pada awal mulanya, Palang Merah
Internasional merupakan organisasi dalam ruang lingkup nasional, yaitu Swiss,
didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss, yang dipimpin oleh Henry
Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan kemanusiaan yang
dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan meluas di
banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masingmasing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu kemudian
dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International Committee of the Red
Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa, Swiss. (Phartiana, 2003; 123)
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Subjek Hukum Internasional adalah semua pihak atau
entitas yang dapat dibebani oleh hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum
Internasional. Hak dan kewajiban tersebut berasal dari semua ketentuan baik yang
bersifat formal ataupun non-formal dari perjanjian internasional ataupun dari
kebiasaan internasional (Istanto, Ibid: 16; Mauna, 2001:12).
Berdasarkan definisi subjek hukum internasional yang telah diuraikan di atas maka
dapat kita ketahui bahwa yang menjadi subyek hukum Internasional meliputi:
1. Negara yang Berdaulat
2. Gabungan Negara-Negara
3. Tahta Suci Vatikan
4. Organisasi Internasional (OI) baik yang Bilateral, Regional maupun
Multilateral
5. Palang Merah Internasional
6. Individu yang mempunyai criteria tertentu
7. Pemberontak (Belligerent) atau Pihak Yang bersengketa
8. Penjahat Perang atau Genocide
Negara merupakan subjek hukum terpenting dibanding dengan subjek hukum
internasional lainnya. Banyak sarjana yang memberikan definisi terhadap negara,
antara lain C. Humprey Wadlock yang memberi pengertian negara sebagai suatu
lembaga (institution), atau suatu wadah di mana manusia mencapai tujuantujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya. Negara sebagai pribadi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridhonya saya dapat menyelesaikan Tugas Semester Genap ini. Makalah
ini saya beri judul subyek-subyek hukum internasional.Dalam kehidupan sosial di masyarakat internasional sering kali kita
mendapati berbagai konflik.
Selain untuk memenuhi tugas akhir semester genap , penulisan makalah berguna untuk menambah wawasan penulis dalam
memahami materi yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam kuliah Hukum Internasional buk Sefriani,S.H.,M.hum.Dengan
pembuatan makalah ini penulis dapat melihat realita yang terjadi di lingkungan internasional.
Informasi dalam makalah ini penulis dapatkan dari dosen pembimbing di dalam kelas dan media internet .Terimakasih penulis
ucapkan kepada dosen pembimbing mata Hukum Internasional buk Sefriani,S.H.,M.hum atas materi yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini . Ketidaksempurnaan makalah ini karena penulis hanya manusia yang tak luput dari
kesalahan , untuk itu mohon maaf dan mohon bimbingannya untuk terus memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis sehingga
apa yang menjadi harapan dan cita cita dapat tercapai dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca .
Penulis
(Rendi Panalosa)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang:
Dengan perkembangan zaman yang begitu maju dan banyaknya negara-negara yang melakukan hubungan internasional dengan
negara lain,maka untuk menghindari terjadinya suatu konflik atau suatu permasalahan maka dibuatlah suatu aturan yang harus
dipatuhi oleh negara lain.
J.G Starke memberikan devinisi hukum internasional. Menurutnya hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law)
yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan antar Negara.
Dalam masalah ini saya akan lebih detail menjelaskan subyek-subyek hukum internasional yang sudah diakui oleh negara-negara
lain.Dimana macam-macam subyek hukum dalam hukum internasional khususnya negara sebagai subyek utama.
B.Rumusan Masalah:
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diambil dan ditarik permasalahan yang terkandung dalam subyek-subyek hukum,yakni:
1.Pengertian subyek hukum internasional?
2.Macam-macam subyek hukum internasioal?
a. Negara?
b.Organisasi Internasional?
c.Palang Merah Internasional?
d. Tahta Suci Vatikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian subyek hukum internasional?
Subjek Hukum Internasional dapat diartikan sebagai:
1. Pemegang segala hak dan kewajiban dalam hukum internasional.
2. Pemegang hak istimewa procedural untuk mengadakan tuntutan di depan Mahkamah Internasional.
3. Pemilik kepentingan yang diatur oleh Hukum Internasional.
Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja, subjek hukum internasional dapat diartikan sebagai pemegang segala hak dan kewajiban
menurut hukum internasional. Dengan kata lain dapat disebut sebagai subjek hukum internasional secara penuh. Mengenai siapa
yang menjadi subjek hukum internasional, dapat dilihat melalui dua pendekatan:
1. Pendekatan dari Segi Teoritis:
a. Hanya negaralah yang menjadi subjek hukum internasional,pendapat ini didasarkan pada pemikiran, bahwa peraturan-peraturan
hukum internasional adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh negara-negara, dan traktat-traktat meletakkan kewajiban
yang hanya mengikat negara-negara yang menandatanganinya
b. Individulah yang menjadi subjek hukum internasional,bahwa yang dinamakan hak-hak dan kewajiban-kewajiban negara
sebenarnya adalah hak-hak dan kewajiban-kewajiban manusia-manusia yang merupakan anggota masyarakat yang mengorganisir
dirinya dalam negara itu. Negara tidak lain merupakan konstruksi yuridis yang tidak akan mungkin ada jika tanpa manusia sebagai
anggota masyarakat suatu negara.
b.Perjanjian Internasional. Dengan perjanjian itu disepakati terbentuknya suatu organisasi kekuasaan yang berdaulat dari suatu
bangsa tertentu.
c.Plebesit. Plebesit adalah pemungutan suara rakyat dari dua negara yang bersengketa untuk memilih dan bergabung pada salah
satu negara agar dapat berdiri sebagai suatu negara yang merdeka.
*.Pengakuan Negara:
a.Pengertian Pengakuan;
Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah perbuatan bebas suatu negara yang membenarkan terbentuknya suatu organisasi
kekuasaan yang menerima organisasi kekuasaan itu sebagai anggota masyarakat internasional. Pengakuan merupakan perbuatan
politik karena pengakuan merupakan perbuatan pilihan yang didasarkan pada perimbangan kepentingan negara yang mengakui.
Pengakuan bukan merupakan perbuatan hukum karena bukan keharusan sebagai akibat telah dipenuhinya persyaratan yang telah
ditetapkan oleh hukum. Sebagai perbuatan hukum, pengakuan menimbulkan hak, kewajiban, dan privilege yang diatur hukum
internasional dan hukum nasional negara yang mengakui. Pengakuan bisa diberikan kepada negara, pemerintah negara taupun
kesatuan bukan negara seperti belligerent.
b.Fungsi pengakuan;
Teori Konstitutif. Teori ini menyatakan bahwa pengakuan itu menciptakan negara, dengan kata lain pengakuan itulah yang memberi
status negara pada organisasi kekuasaan yang diakui.
Teori Deklaratur. Teori ini menyatakan bahwa pengakuan tidak menciptakan negara, pengakuan merupakan pembuktian resmi
mengenai sesuatu yang telah ada. Negara baru berlaku surut sejak saat kenyataan terjadinya kemerdekaam negara tersebut.
c.Macam-macam Pengakuan;
1.De Jure.Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa menurut negara yang mengakui organisasi kekuasaan
yang diakui dianggap telah memenuhi persyaratan hukum untuk ikut serta melakukan hubungan interbasional.
2.De Facto. Pengakuan yang diberikan berdasarkan pertimbangan bahwa menurut negara yang mengakui organisasi kekuasaan
yang diakui, untuk sementara dan dengan reservasi di kemudian hari, menurut kenyataannya dianggap telah memenuhi
persyaratah hukum untuk ikut serta melakukan hubungan internasional.
d.Cara Pemberian Pengakuan;
1.Secara Terang-terangan. Pengakuan ini diberikan secara resmi dalam bentuk nota diplomatic, pesan pribadi dari Kepala Negara
atau Menteri Luar Negeri, pernyataan Parlemen, atau perjanjian internasional.
2.Pengakuan Secara Diam-diam. Terjadi karena ada hubungan antara negara yang mengakui dengan organisasi kekuasaan yang
diakui yang menunjukkan kemauan negara yang mengakui untuk mengadakan hubungan resmi dengan organisasi kekuasaan
yangdiakui. Pengkuan diam-diam ini dibenarkan oleh hukum internasional karena pengakuan dianggap masalah kemauan, yang
dapat dinyatakan secara terang-terangan maupun diam-diam.
e.Penarikan Kembali Pengakuan;
Terdapat ketentuan umum dalam hal pengakuan bahwa pengakuan de jure sekali diberikan tidak dapat ditarik kembali. Penarikan
pengakuan dapat dilakukan denagn penghentian diadakannya hubungan antar negara yang dilakukan dengan pemutusan
hubungan diplomatis. Berbeda dengan pengakuan de jure, pengakuan de facto dihentikan sesuai dengan keadaan organisasi
kekuasaan yang diberi pengakuan de jure kepa organisasi kekuasaan de facto.
*.Macam-Macam Negara;
1.Negara Menurut Bentuknya;
a.Negara Kesatuan. Negara yang kekuasaan pemerintah pusatnya berkedudukan lebih tinggi daripada kekuasaan pemeritah
daerahnya. Hal ini terjadi karena pemerintah pusat memegang kedaulatan negara.
b.Negara federasi. Negara yang kekuasaan pemerintah pusatnya dimana dengan kekuasaan pemerintah daerah. Hal itu terjadi
karena adanya pembagian bidang kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah, dimana pemerintah pusat dan daerah
memegang kedaulatan negara.
c.Konfederasi Negara. Merupakan gabungan dari negara-negara yang kekuasaan pemerintah pusatnya berkedudukan lebih rendah
daripada pemerintah negara yang bergabung padanya. Hal itu terjadi karena negara- negara yang tergabung merupakan negara
yang berdaulat.
2.Negara Menurut Luas Wilayahnya;
Disamping negara-negara yang dianggap norma, ada negara mikro atau negara mini/liliput. Hal itu disebabkan karena wilayahnya,
penduduknya,dan kemampuan ekonominya kecil. Menurut hukum internasional, negara mikro berhak ada, dimana keberadaannya
didasarkan hak menentukan nasib sendiri dari tiap bangsa.namun berbeda dengan negara normal, negara mikro tidak dapat
menikmati hak-hak internasional tertentu, misalnya menjadi anggota PBB. Karena dianggap terlalu berat bagi negara mikro dan
dapat melemahkan kedudukan PBB.
3. Negara Menurut Wilayah Lautnya;
a.Negara Pantai,negara yang wilayah daratannya, atau sebagaian garatannya berbatasan dengan laut. Contohnya Belanda, Mesir,
dan India.
b.Negara tidak Berpantai,negara yang wilayah negaranya habis dikelilingi daratan negara lain. Contohnya Swiss, Austria, dan
Nepal.
c.Negara Pantai yang tidak Beruntung,negara pantai yang wilayah lautnya terjepit oleh laut negara lain. Contohnya Soingapura.
d.Negara Kepulauan,negara yang seluruhnya terdiri dari satu kepulauan atau lebih dan dapat mencakup pulau lain. Yang dimaksud
ialah sekelompok pulau, termasuk bagian pulau-pulau, perairan yang menghubungkannya dengan benda alami lain yang
membentuk suatu kesatuan.
b)Organisasi Internasional
Klasifikasi organisasi internasional menurut Theodore A Couloumbis dan James H. Wolfe :
a. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud dan tujuan yang bersifat umum, contohnya
adalah Perserikatan Bangsa Bangsa ;
b.bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International Monetary Fund, International Labor Organization, dan
lain-lain;
c.Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan global, antara lain: Association of South East
Asian Nation (ASEAN), Europe Union.
*Analisi Masalah:
Masalah yang dapat dianalisis dalam masalah macam-macam subyek hukum yaitu organisasi internasional adalah apa saja syarat
menjadi organisasi internasionla???
Syarat buat menjadi organisasi internasional:
f)Individu
Pertumbuhan dan perkembangan kaidah-kaidah hukum internasional yang memberikan hak dan membebani kewajiban serta
tanggungjawab secara langsung kepada individu semakin bertambah pesat, terutama setelah Perang Dunia II. Lahirnya Deklarasi
Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan
lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan eksistensi
individu sebagai subyek hukum internasional yang mandiri.
g)Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional memang merupakan fenomena baru dalam hukum dan hubungan internasional. Eksistensinya dewasa
ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional
mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban
internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu
sendiri.
*Analisis Masalah:
Masalah yang dapat dilihat dan dapat dianalisis dalam masalah perusahaan multinasional adalah bagaimana pertanggung jawaban
sebuah perusahaan multinasional yang mana sudah jelas-jelas melanggar HAM ,dimana mereka tidak dapat diadili dan dimintai
pertanggung jawaban?
Seperti dalam kasus perusahaan multinasional yaitu perusahaan EXXON Mobile diAceh tidak dapat dimintai pertanggung jawaban
atas pelanggaran-pelanggaran yang telah mereka lakukan di Aceh ? karena perusahaan multinasional tersebut telah memberikan
dana yang cukup besar kepada aparatur keamanan negara Indonesia untuk meniadakan keselahan yang telah mereka perbuat dan
menjaga fasilitas produk mereka dan mereka selalu senantiasa berlindung kepada petinggi-petinggi negara yang bersangkutan.
BAB III
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Subjek Hukum Internasional adalah semua pihak atau entitas yang dapat dibebani oleh hak dan
kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional. Hak dan kewajiban tersebut berasal dari semua ketentuan baik yang bersifat
formal ataupun non-formal dari perjanjian internasional ataupun dari kebiasaan internasional .
Berdasarkan definisi subjek hukum internasional yang telah diuraikan di atas maka dapat kita ketahui bahwa yang menjadi subyek
hukum Internasional meliputi:
1.Negara
2.Organisasi Internasional
3.Palang Merah Internasional
4. Tahta Suci Vatikan
5. Kaum Pemberontak / Beligerensi (belligerent)
6. Individu
7. Perusahaan Multinasional
Negara merupakan subjek hukum terpenting dibanding dengan subjek hukum internasional lainnya. Banyak sarjana yang
memberikan definisi terhadap negara, antara lain C. Humprey Wadlock yang memberi pengertian negara sebagai suatu lembaga
(institution), atau suatu wadah di mana manusia mencapai tujuan-tujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya.
Negara sebagai pribadi hukum internasional harus memiliki syarat-syarat atau unsur-unsur konstitutif sebagai berikut:
1. Penduduk yang tetap
2. Wilayah tertentu
3. Pemerintahan
4. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain
Subjek hukum yang kedua ialah Gabungan Negara-negara, yang termasuk dengan gabungan negara-negara ialah Negara Federal,
Gabungan Negara-Negara Merdeka yang mempunyai dua macam bentuk yaitu uni riil dan uni personil. Yang dimaksud uni riil
adalah penggabungan dua Negara atau lebih melalui suatu perjanjian internasional dan berada di bawah kepala Negara yang sama
dan melakukan kegiatan internasional sebagai satu kesatuan. Uni Personil terbentuk bila dua Negara berdaulat menggabungkan
diri karena mempunyai raja yang sama. Dalam uni personil masing-masing Negara tetap merupakan raja yang sama. Yang terakhir
adalah Negara Konfederasi.
Organisasi internasional atau organisasi antar pemerintah merupakan subjek hukum internasional setelah Negara. Negaranegaralah sebagai subjek asli hukum internasional yang mendirikan organisasi sebagi sebjek asli hukum internasional yang
mendirikan organisasi-organisasi internasional. Walaupun organisasi-organisasi ini baru lahir pada akhir abad ke -19 akan tetapi
perkembangannya sangat cepat setelah berakhirnya Perang Dunia II. Fenomena ini berkembang bukan saja pada tingkat niversal
tetapi juga pada tingkat regional.
Sebenarnya Palang Merah Internasional, hanyalah merupakan salah satu jenis organisasi internasional. Namun karena faktor
sejarah, keberadaan Palang Merah Internasional di dalam hubungan dan hukum internasional menjadi sangat unik dan di samping
itu juga menjadi sangat strategis.
Tahta Suci Vatikan merupakan suatu contoh dari pada suatu subyek hukum inteenasional yang telah ada di samping Negaranegara. Hal ini merupakan peninggalan (atau kelanjutan) sejarah sejak zaman dahulu di samping negardi akui sebagai subyek
hukum internasional berdasarkan Traktat Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan
mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan
Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya,
tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya
memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui
secara luas di seluruh dunia. Oleh karena itu, banyak negara membuka hubungan diplomatik dengan Tahta Suci, dengan cara
menempatkan kedutaan besarnya di Vatikan dan demikian juga sebaliknya Tahta Suci juga menempatkan kedutaan besarnya di
berbagai negara. (Phartiana, 2003, 125)
Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu negara berdaulat. Salah satu sikap yang
dapat diambil oleh adalah mengakui eksistensi atau menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun
sikap ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat pemberontakan terjadi. Dengan
pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai
pribadi atau subyek hukum internasional.
Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948
diikuti dengan lahirnya beberapa konvensi-konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, dan hal ini semakin mengukuhkan
eksistensi individu sebagai subyek hukum internasional yang mandiri.
.
1.
Mengapa Tahta suci bisa dikategorikan sebagai subjek hukum internasional,
padahal tahta suci hanyalah tahta dibidang kerohanian dan keagamaan khususnya
agama katolik?
2. Mengapa Palang Merah Internasional juga bisa dikategorikan sebagai subyek
hukum internasional, padalah telah ada organisasi internasional, bukankah Palang
Merah Internasional juga termasuk Organisasi internasional?
3. Mengapa Pemberontakan dan pihak dalam sengketa juga termasuk subjek
hukum internasional?
Jawabannya adalah sebagai berikut:
1.
Mengapa Tahta suci bisa dikategorikan sebagai subjek hukum
internasional, padahal tahta suci hanyalah tahta dibidang kerohanian dan
keagamaan khususnya agama katolik?
Tahta Suci diakui sebagai subjek hukum internasional didasarkan pada alasan
sejarahnya. Tahta Suci telah ada sejak jaman dahulu dan mempunyai kewenangan
di bidang keagamaan dan kerohanian. Kewibawaan tahta suci telah diakui juga oleh
negara-negara didunia juga dalam hubungan-hubungan internasional dianggap
sejajar dengan negara-negara. Hal ini diperkuat oleh traktat pada tanggal 11
Februari 1929 yang dikenal dengan nama Lateran Treaty dan berisi tentang
sebidang tanah yaitu vatikan yang diserahkan pemerintah Italy yang sekarang
merupakan tempat kedudukan tahta suci. Dengan traktat ini tentunya sekaligus
merupakan bentuk pengakuan Pemerintah Italy bahwa Tahta Suci merupakan
subjek hukum Internasional. Tahta Suci juga telah menempatkan perwakilan
diplomatiknya di negara lain yang dikepalai oleh Nucious( setingkat dengan duta
besar)
Daftar pustaka
http://ninyasmine.wordpress.com/2011/08/24/subjek_hukum_internasional/
http://pkndisma.blogspot.com/2013/01/subyek-hukum-internasional.html
http://rendiepanalosa.blogspot.com/2011_12_01_archive.html
http://statushukum.com/subjek-hukum-internasional.html
http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/07/subjek-hukuminternasional.html#ixzz2PJuAyKOq