Pencegahan Kejahatan Dalam Arsitektur
Pencegahan Kejahatan Dalam Arsitektur
Pencegahan Kejahatan Dalam Arsitektur
PENDAHULUAN
Profesi Arsitek | 1
Profesi Arsitek | 2
Profesi Arsitek | 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian arsitektur
Arsitektur adalah ilmu dan seni perencanaan dan perancangan lingkungan
binaan (artefak), mulai dari lingkup makroseperti perencaan dan perancangan kota,
kawasan, lingkungan, dan lansekaphingga lingkup mikroseperti perencanaan dan
perancangan bangunan, interior, perabot, dan produk. Dalam arti yang sempit,
arsitektur sering kali diartikan sebagai ilmu dan seni perencanaan dan perancangan
bangunan. Dalam pengertian lain, istilah arsitektur sering juga dipergunakan untuk
menggantikan istilah hasil-hasil proses perancangan
( Rapoport 1979 : 4)
2.2
Sejarah Arsitektur
Istilah arsitektur mulai diperkenalkan pada sekitar abad I sebelum masehi.
Marcus Vitruvius Pollio (88 SM 26 SM), yang kemudian dijuluki sebagai Bapak
Arsitektur, memperkenalkan istilah arsitektur melalui bukunya yang berjudul De
Architectura. Namun, pada dasarnya, sejak generasi pertamanya manusia sudah
berarsitektur, dalam batas pengertian bahwa arsitektur berkaitan dengan perencanaan
dan perancangan lingkungan binaan. Jejak-jejak peninggalan arsitektur dari masa
lampau, yang dapat dilacak pada saat ini, menunjukkan bahwa umat manusia telah
berarsitektur (menghasilkan lingkungan binaan) sejak ribuan tahun sebelum masa
kehidupan Vitruvius, ditandai dengan banyaknya artefak yang berasal dari masa-masa
sebelum kehidupan Vitruviusantara lain berupa hasil-hasil karya arsitektur suku
Maya, Toltec, Aztec, Inca, Cina, Jepang, India, Mesopotamia, dan Mesir.
Sebagai suatu bidang karya, sampai dengan abad 19, arsitektur masih belum
dipisahkan secara tegas dari berbagai bidang lainnya. Tokoh-tokoh perencana dan
perancang lingkungan binaanseperti Michelangelodapat berperan sebagai arsitek,
pelukis,
pemahat/pematung,
konstruktor.
Pada
perkembangan
kemudian,
Profesi Arsitek | 4
bidang engineering dan arsitektur mulai dipisahkan dari bidang lainnya. Pada 1880-an
terjadi pemisahan keahlian bidang arsitekturdengan lingkup penekanan pada aspek
bentuk, ruang, dan fungsidengan keahlian bidang engineeringdengan lingkup
penekanan pada aspek struktur dan konstruksi dalam perhitungan dan pelaksanaan
pembangunan. Di Indonesia, pendidikan keahlian arsitektur mulai mandiri sejak awal
dekade 1950, ditandai dengan berdirinya Jurusan Arsitektur pada Institut Teknologi
Bandung.
2.3
Profesi Arsitek | 5
2.4
Vitruvius
Vitruvius adalah seorang penulis romawi, arsitek, dan juga seorang ahli mesin
selama ia melakukan wajib militer untuk Romawi. Sedikit tentang kehidupan
Vitruvius, nama panggilannya adalah Marcus. Sejarah kehidupannya dapat ditemukan
pada karyanya yang masih bertahan, yaitu buku berjudul De Architectura. Lahir di
masyarakat Romawi, Vitruvius kemudian menjadi seorang arsitek dan ahli mesin. Ia
kemudian mengabdikan dirinya untuk militer dibawah kekuasaan Julus Caesar di kota
Hispania dan Gaul.
Sebagai seorang ahli mesin di bidang militer ,spesialisasinya adalah membuat
mesin perang untuk angkatan bersenjata Romawi. Pada tahun-tahun terakhir masa
pemerintahan kaisar Augustus, melalui saudara perempuannya Octavia Minor,
mendorong Vitruvius untuk pensiun dari pekerjaannya. Octavia juga menjamin
kebebasan finansialnya. Setelah Augustus wafat, Vitruvius memutuskan untuk
pensiun. Kemudian, ia menuliskan karya-karyanya dibawah perlindungan Octavia.
Tanggal kematiannya tidak diketahui, hal ini menunjukkan bahwa dia hanya
menikmati sedikit popularitas selama hidupnya.
Buku De architectura adalah karyanya yang paling fenomenal. Saat ini lebih
dikenal dengan nama The Ten Book on Architecture, adalah karya bangsa Yunani
yang dipersembahkan untuk kaisar Augustus. Buku ini adalah satu-satunya buku
utama dalam arsitektur yang bisa bertahan dari zaman Yunani. Dikarenakan banyak
Profesi Arsitek | 6
karya-karya yang musnah karena peperangan dan lain hal. Selain dikenal melalui
tulisannya, ia juga adalah seorang arsitek. Satu-satunya bangunan yang diketahui
dirancang oleh Vitruvius, adalah Basilika di Fanum Fortunae, cikal bakal dari kota
Fano.
Basilika adalah bangunan yang dipakai untuk pengadilan, bangunan
administrasi, pernah pula beralih fungsi menjadi gereja pada masa Kristen awal.
Basilika sudah lama hancur, namun pemerintah Yunani melakukan usaha untuk
merekonstruksinya kembali. Hal yang paling terkenal dalam bukunya, De
architectura, bahwa sebuah bangunan harus memenuhi tiga aspek, yaitu firmitas,
utilitas, dan venustas. Yang dimaksud di sini adalah harus kuat atau tahan lama
(dalam hal ini mempunyai struktur yang kuat), kelengkapan fungsi, dan yang terakhir
adalah keindahan atau estetika. Menurut Vitruvius, arsitektur adalah tiruan dari apa
yang terjadi di alam. Seperti burung yang membangun sarangnya, manusia juga
membangun tempat tinggalnya dari bahan-bahan alam, yang memberikan mereka
tempat berlindung atau berteduh dari alam itu sendiri.
Untuk membuat sebuah karya seni bangunan yang sempurna, bangsa Yunani
kuno menemukan tiga aturan arsitektural yaitu Doric, Ionic, dan Corinthian. Aturan
tersebut memberikan kesempurnaan dalam proporsi bangunan. Puncaknya adalah
memahami proporsi dari karya seni terhebat, yaitu tubuh manusia. Hal ini yang
membawa Vitruvius membuat Vitruvian Man, yang digambar dengan cemerlang oleh
Leonardo da Vinci. Digambarkan,tubuh manusia di dalam lingkaran dan persegi
(bentuk pokok pola geometri dari aturan alam semesta ), melambangkan sebuah
proporsi yang sempurna.
Vitruvius kadang salah diartikan sebagai arsitek pertama, tetapi lebih tepatnya
mendefinisikan ia sebagai arsitek Romawi pertama, yang berhasil membuat catatan
atau buku yang bisa bertahan, sehingga dapat diturunkan kepada generasi berikutnya.
Dapat dicatat pula bahwa Vitruvius mempunyai pengetahuan yang lebih luas dari
arsitek modern, dikarenakan arsitek Romawi banyak mempelajari berbagai macam
disiplin ilmu pengetahuan. Pada era modern mereka dapat disebut sebagai ahli mesin,
arsitek, arsitek lansekap, dan artist yang digabungkan. Secara etimologi, kata arsitek
diambil dari bahasa Yunani yang berarti ahli atau pembuat. Buku pertama dari
The Ten Books misalnya, berhubungan dengan banyak subjek yang sekarang dikenal
Profesi Arsitek | 7
dalam cakupan arsitektur lansekap. Padahal pada saat itu belum dikenal ilmu
arsitektur lansekap.
Buku De Architectura karya Vitruvius ditemukan kembali pada tahun 1414,
oleh Poggio Bracciolini. Edisi pertamanya ditulis kembali di Roma oleh Fra Giovanni
Sulpitius pada 1486. Kemudian diikuti penerjemahan ke dalam bahasa Italia (como,
1521), Prancis (jean martin, 1547), Inggris, Jerman (walter H. Ryff, 1543), Spanyol
dan beberapa bahasa lain, sehingga karyanya menyebar ke berbagai penjuru dunia.
Buku ini dengan cepat menjadi inspirasi utama bagi arsitektur renaissance, barok, dan
neoklasik.
Dalam buku A History of Architecture Theory (Hanno-Walter Kruff, 1994;
21), diuraikan bahwa sebenarnya sebelum Vitruvius, teori arsitektur Barat telah
pernah terungkap yaitu pada zaman Yunani dan Romawi namun karena karakteristik
data yang bersifat fana maka Dunia Barat menetapkan era Vitruvius-lah yang
dianggap sebagai cikal bakalnya teori arsitektur Barat ( britanica : 2015).
Karya tulis Vitruvius terbagi dalam sepuluh buku sehingga diberi
tajuk Sepuluh Buku Arsitektur (The Ten Books on Architecture), yaitu :
1. Buku I menguraikan tentang pendidikan bagi arsitek. Didalamnya dimuat halhal yang berhubungan dengan dasar-dasar estetika serta berbagai prinsip
tentang teknik bangunan, mekanika, arsitektur domestik bahkan sampai
perencanaan perkotaan.
2. Buku II memaparkan evolusi arsitektur utamanya yang berkaitan bengan
masalah material.
3. Buku III, tentang bangunan peribadatan.
4. Buku IV menguraikan berbagai tipe bangunan peribadatan khususnya yang
berhubungan dengan tata atur (orders) dan teori proporsi.
5. Buku V memuat tentang bangunan-bangunan fasilitas umum seperti teater.
6.
9.
Profesi Arsitek | 8
2.5
Profesi Arsitek | 9
1. Firmitas
Durability will be assured when foundations are carried down to the solid ground
and materials wisely and liberally selected;
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Firmitas yang dimaksud Vitruvius mencakup penyaluran beban yang baik dari
bangunan ke tanah dan juga pemilihan material yang tepat. Vitruvius menjelaskan
setiap material yang ia pakai dalam bangunannya, seperti batu bata, pasir, kapur,
pozzolana, batu dan kayu. Setiap material dijelaskan mulai dari karakteristik dari tiap
jenis-jenisnya hingga cara mendapatkanya/membuatnya. Kemudian, ia menjelaskan
metode membangunnya (konstruksi).
2. Utilitas
convenience, when the arrangement of the apartments is faultless and presents no
hindrance to use, and when each class of building is assigned to its suitable and
appropriate exposure;..
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Sedangkan, pada utilitas yang ditekankan adalah pengaturan ruang yang baik,
didasarkan pada fungsi, hubungan antar ruang, dan teknologi bangunan (pencahayaan,
penghawaan, dan lain sebagainya). Pengaturan seperti ini juga berlaku untuk penataan
kota. Misalnya : dimana kita harus menempatkan kuil, benteng, dan lain-lainya di
ruang kota.
Profesi Arsitek | 10
3. Venustas
and beauty, when the appearance of the work is pleasing and in good taste, and
when its members are in due proportion according to correct principles of
symmetry.
(Vitruvius : Ten Books on Architecture. Book I. Chapter III.)
Proporsi
dan
simetri
merupakan
faktor
yang
dianggap
Vitruvius
mempengaruhi keindahan. Hal ini ia dasarkan pada tubuh manusia yang setiap
anggota tubuhnya memiliki proporsi yang baik terhadap keseluruhan tubuh dan
hubungan yang simetrikal dari beberapa anggota tubuh yang berbeda ke pusat tubuh.
Hal ini, kemudian, diilustrasikan oleh Leonardo daVinci pada Vitruvian Man.
2.6
Pengertian Kejahatan
Kejahatan bukan merupakan peristiwa hereditas (bawaan sejak lahir, warisan),
juga
siapapun, baik wanita maupun pria, dengan tingkat pendidikan yang berbeda. Tindak
kejahatan bisa dilakukan secara sadar yaitu difikirkan, direncanakan dan diarahkan
pada maksud tertentu secara sadar benar. Kejahatan merupakan suatu konsepsi yang
bersifat abstrak, dimana kejahatan tidak dapat diraba dan dilihat kecuali akibatnya
saja.
Definisi kejahatan menurut Kartono (2003 : 125) bahwa : Secara yuridis
formal, kejahatan adalah bentuk tingkah laku yang bertentangan dengan moral
kemanusiaan (immoril), merupakan masyarakat, asosial sifatnya dan melanggar
hukum serta undang-undang pidana.
Definisi kejahatan menurut Kartono (2003 : 126) bahwa : Secara sosiologis,
kejahatan adalah semua ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang secara ekonomis,
politis dan sosial-psikologis sangat merugikan masyarakat, melanggar norma-norma
susila, dan menyerang keselamatan warga masyarakat (baik yang telah tercakup
dalam undang-undang, maupun yang belum tercantum dalam undang-undang
pidana).
Dalam
kehidupan
bermasyarakat
terdapat
berbagai
macam
kejahatan
Profesi Arsitek | 11
adanya
keinginan
dari
orang-orang
dalam
masyarakat
untuk
Profesi Arsitek | 12
Konsekuensinya adalah lebih banyak menciptakan tempat di mana arus mnusia bisa
mengalir dan kejadian kejadian berlangsungdalam alam terbuk, serta teramati oleh mata
banyak orang. Secara sadar dan sistematis diadakan tempat tempat dimana orang bisa
berkumpul seperti taman, tempat bermain, lobi, da lain lain.
Karena Arsitektur yang berwawasan keamanan mendorong terjadinya control social
alami, setiap kali diusahakan agar pertemuanantara orang orang bisa diamati oleh orang
banyak. Penyendirian (exclusiveness) ditekan. Dengan demikian rancangan ruang ruang
interior hendaknya juga bisa diamati dari jalan. Rancangan bagi jendela dan lorong
lorong di hall, taman dalam rumah / ruangan dan sebagainya dibuat transparan.
Di sisi lain, diusahakan agar tempat tempat perhentian, seperti bangku bangku di
taman dan pemberhentian bus dikurangi . Koridor atau gang gang juga dikurangi,
demikian pula kamar kamar yang berbentuk bundar lenih diunggulkan daripada
berbentuk segi empat. Tempat tempat duduk di bus, di lobi, juga dirancang lebih
menimbulkan kebersamaan (sociability).
Kontrol seperti itu terjadi melalui transparasi artinya, hubungan atau pertemuan
antar orang yang memungkinkan terjadinya kejahatan sedapat mungkin tidak luput dari
control dan mata orang banyak.
Profesi Arsitek | 13
BAB III
PEMBAHASAN
seseorang untuk melakukan sebuah kejahatan itu timbul dari luar diri si pelaku itu
sendiri
yang didasari oleh faktor rumah tangga dan lingkungan. Adapun faktor
Profesi Arsitek | 14
dapat
menciptakan
lingkungan
yang
mempunyai
pengaruh
terhadap
Profesi Arsitek | 15
Profesi Arsitek | 16
masyarakat
merasa
resah
dan
takut.
Sehingga
masyarakat
merasa
keberadaannya kurang aman dan selalu merasa waspada akan tindak kejahatan yang
mungkin akan terjadi.
Profesi Arsitek | 17
Peran aparat kepolisian dalam menangani kejahatan tidaklah cukup. Polisi bekerja
dengan pola militer yang melihat dirinya sedang berperang, yang didominasi oleh
penggunaan kekerasan atas perintah atasan untuk dilaksanakan anak buah. Reaksi atas
situasi meningkatnya kejahatan biasanya dilakukan dengan memperketat berbagai
ketentuan hukum dan memberikan kelonggaran kepada Polisi dalam menerapkan
tindakan-tindakan keras kepada orang yang diduga melakukan kejahatan, hal ini
kemudian berdampak mengancam kebebasan masyarakat yang justru harus dilindungi
Polisi. Namun, hal ini tidak bisa dilepaskan dari tugas polisi yang bertugas melindungi
masyarakatnya.
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya suatu bentuk strategi pencegahan kejahatan
yang disusun berdasarkan tujuan yang jelas. Kerjasama antara masyarakat dan aparat
sangat diperlukan untuk memperkuat sistem tersebut. Hubungan yang baik antara
masyarakat dan aparat kepolisian bisa meminimalisir suatu sistem kejahatan tersebut di
lingkungan tersebut. Sistem yang diciptakan tersebut bisa dalam bentuk pendekatan social
yang terkait dengan arsitektur ataupun dengan mendesain suatu rancangan yang dapat
mencegah kejahatan tesebut melalui ilmu yang dipelajari dalam arsitektur dan
menggabungkan dengan berbagai metode dan pendekatan yang ada.
3.2.1 Pencegahan berdasarkan Pendekatan Sosial dalam Perancangan Arsitektur
Masyarakat khususnya kalangan praktisi umumnya beranggapan bahwa
arsitektur adalah karya cipta fisik yang semata-mata berkaitan erat dengan persoalanpersoalan teknis membangun serta keindahan, baik dalam skala kecil yaitu bangunan,
maupun skala yang lebih luas berupa kawasan, kota atau wilayah. Namun sebenarnya
arsitektur. Namun menurut YB Mangunwijaya menyatakan bahwa lingkup
permasalahan arsitektur sebenarnya 80% menyangkut masalah sosial kemasyarakatan,
hanya 20% yang menyangkut aspek teknis atau teknologi (Herlianto,1986).
Perancangan arsitektur dapat didekati dengan pendekatan sosiologi tersebut
diatas, melalui berbagai pendekatan pradigma yaitu fakta sosial, definisi sosial,
perilaku sosial, serta paradigma terpadu (Ritzer, 1980). Pada kenyataanya
perencanaan baik pada skala wilayah hingga skala perabot interior bangunan, dapat
dilihat sebagai organisasi ruang untuk berbagai tujuan, berdasarkan aturan-aturan,
misal: kebutuhan, nilai-nilai keinginan dari kelompok/individu. Aturan-aturan
Profesi Arsitek | 18
Profesi Arsitek | 19
Profesi Arsitek | 20
Profesi Arsitek | 21
mampu mengurangi rasa bebas pengguna ketika memasuki kawasan privat. Secara
detail konsep ini dapat diaplikasikan melalui elemen-elemen struktural kawasan
seperti signage, pagar, tumbuhan dan sistem.
Keempat, penguatan target. Konsep ini ditujukan untuk menciptakan
hambatan pada setiap entri atau jalan masuk seperti jendela, pintu masuk dan pintupintu di dalam bangunan. Secara detail dapat diwujudkan dengan kunci jendela,
baut mati atau tidak dapat dibongkar pasang pada setiap pintu, serta engsel yang
kuat bagi setiap pintu dan jendela. Konsep ini cukup dapat membantu mencegah
terjadinya kejahatan dan mengurangi rasa takut bagi penghuninya sekaligus
menambah keyakinan akan kualitas rasa aman.
Adapun beberapa contoh dari penerapan CPTED ini sendiri adalah pada
Lingkungan: (1) minimalkan jumlah pintu masuk dan keluar dalm sebuah kawasan/
blok; (2) desain jalan sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi keberanian atau
rasa bebas para pengguna jalan yang melaluinya; (3) maksimalkan akses view dari
setiap rumah terhadap ruang publik di sekitarnya; (4) maksimalkan penggunaan
ruang publik oleh para penghuni di sekitarnya; (5) sediakan penerangan yang
cukup baik untuk jalan umum, pedestrian, jalan akses ke rumah, dan tempat parkir
kendaraan; (6) biasakan para penghuni untuk lebih saling perhatian dengan para
tetangganya.
Selanjutnya pada perumahan: (1) gambarkan dengan jelas perbedaan kawasan
privat dan publik melalui tanaman pembatas, kombinasi warna paving block pada
area publik dan privat, dan permainan perbedaan ketinggian; (2) ciptakan ruangruang publik yang mudah diakses secara visual dari semua arah; (3) desain
entrance atau pintu masuk dapat terlihat dan selalu dikombinasikan dengan jendela
(Wiyantara Wizaka ; (4) hindari desain lansekap yang dapat dijadikan
persembunyian bagi pelanggar/ orang yang bermaksud tidak baik; (5) ciptakan tata
cahaya buatan yang cukup baik/ terang pada setiap kawasan; (6) gunakan material
yang solid dan kuat untuk setiap pintu eksterior.
Pada apartemen: (1) sediakan ruang bersama agar setiap penghuni dapat
saling mengenal dan berkomunikasi; (2) minimalkan jumlah unit bersama yang
menggunakan pintu umum; (3) lengkapi setiap jalan masuk dengan intercom
Profesi Arsitek | 22
system; (4) ciptakan penerangan yang cukup pada setiap koridor apartemen; (5)
gunakan deadbolt lock dan peep hole pada setiap pintu unit apartemen; (6)
sediakan ruang bermain anak-anak yang mudah diawasi; (7) pasang jendela yang
memudahkan untuk pegawasan pada ruang laundry.
Tempat parkir dan garasi: (1) hindari desain tempat parkir dan garasi yang
tertutup, lokasi yang terletak di bawah tanah dan garasi bertingkat banyak; (2)
pasang tata cahaya pada posisi yang selalu menerangi garis dan papan informasi
serta posisi mobil parkir; (3) gunakan warna-warna cerah untuk meningkatkan
kualitas tata cahaya; (4) ciptakan sistem keluar dan masuk tanpa pintu otomatis; (5)
hindari kolom dan cekungan yang dapat digunakan sebagai tempat persembunyian.
Ruang publik: (1) upayakan agar ruang publik selalu digunakan oleh
penghuni terdekat dan bukan oleh orang tidak dikenal atau dari kawasan yang
berjauhan; (2) hindari tempat-tempat yang gelap serta area yang tersembunyi yang
berdekat dengan pusat aktivitas; (3) sediakan tata cahaya yang baik yang cukup
terang di malam hari; (4) hindari ruang-ruang terlindung yang dapat mengundang
orang untuk bergelandangan di area ini.
Beberapa fasilitas publik yang menjual barang-barang mewah dan fasilitas
pengambilan atau penyetoran uang seperti Bank, ATM, Toko Emas, dll. sangat
perlu untuk didesain dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi potensi
munculnya kejahatan. Di Indonesia penyediaan fasilitas publik pada umumnya
lebih fokus kepada penyediaan sarana fisik dan cenderung mengabaikan potensi
kejahatan yang mungkin.
Profesi Arsitek | 23
Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan dari desain lingkungan tersebut
adalah :
Gambar 2 Desain Toko Emas yang akan memberi rasa aman pada Pengunjung
Sumber : google image
Profesi Arsitek | 24
Profesi Arsitek | 25
Profesi Arsitek | 26
Profesi Arsitek | 27
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami paparkan di atas, adapun yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut.
1. Berbagai jenis kejahatan dapat dicegah melalui arsitektur. Hal ini didasarkan kepada
adanya berbagai pendekatan atau metode dalam perancangan selanjutya diterapkan
pada desain. Hal ini dapat meminimalisir suatu kejahatan tersebut.
2. Terdapat dua cara meminimalisir kejahatan melalui arsitektur adalah dengan
pendekatan social pada perancangan arsitektur sehingga lebih teroraganisir dan
melalui CPTED (Crime Prevention Technology Environment Design) adalah melalui
desain lingkungan yang disusun untuk menghindari kejahatan tersebut dengan
berbagai metode.
3. Hubungan antara mencegah kejahatan melalui arsitektur dengan Teori Vitruvius
adalah berhubungan yaitu pada teorinya yang terkenal Utilitas, Firmitas, dan
Venustas.
4.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dalam pengembangan makalah ini adalah dengan
melihat arsitektur bukan hanya sebagai builder. Arsitek juga bisa menggunakan berbagai
bidang ilmu yang ada dalam merancang, misalnya melalui social. Perancangan sangat
berhubungan dengan nilai ini dalam organisasi, tata letak dan tujuan ruang tersebut, salah
satunya dalam mencegah kejahatan. Dengan mengetahui pola kehidupan social
masyarakat, setidaknya desain yang dibuat dapat meminimalisir kejahatan tersebut . Jadi,
arsitek mampu memahami berbagai bidang ilmu lainnya (tidak hanya ilmu arsitek) guna
mencapai desain yang sesuai dengan tujuan dan berbasis lingkungan.
Profesi Arsitek | 28
DAFTAR PUSTAKA
Kartini Kartono. 2003. Pemimpin Dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Panero, Julius. 1979. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta : Erlangga
Synder, James C, at all 1979. Indtroduction to Architecture. Mc. Graw-Hill, Inc.
Ching, F.D.K, 2007. Architecture : Form, Space, & Order. John Wiley & Sons, Inc
Salim, H.S., H Perkembangan Hukum Jaminan Di Indonesia, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005.
Arsitektur UPH, Jurnal Ilmiah. Pendekatan Sosiologi pada Perancangan Arsitektur. Tersedia
pada http://dspace.library.uph.edu:8080/bitstream/123456789/1167/2/jia-02-012005-pendekatan_sosiologi_pada_perancangan.pdf (diakses tanggal 28 Maret
2016).
Britania, Enclycopedia. 2016. Tersedia pada http://www.britannica.com/biography/Vitruvius
(diakses tanggal 28 Maret 2016).
Imusipil. 2011. Arsitektur dan Perilaku Sosial. Tersedia pada
http://www.ilmusipil.com/buku-arsitektur-dan-perilaku-sosial (diakses tanggal 28
Maret 2016).
Jogyakarta, News. Analisa dan Pencegahan Kriminalitas pada Masyarakat Perkotaan.
Tersedia pada http://jogjakartanews.com/baca/2014/10/16/2369/analisa-danpencegahan-kriminalitas-dalam-masyarakat-perkotaan- (diakses tanggal 27 Maret
2016).
Research, Binus. 2012. Adaptasi Crime Prevention Through Environment Design (CPTED):
Studi Kasus Fenomena Desain Fasilitas Publik. Tersedia pada http://researchdashboard.binus.ac.id/u (diakses tanggal 28 Maret 2016)
Universitas Atmajaya, Yogyakarta. 2011. Dunia Arsitektur. Tersedia pada
http://ft.uajy.ac.id/arsitek/dunia-ars/ (diakses tanggal 27 Maret 2016).
Wikipedia. 2016. Arsitektur. Tersedia pada https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur (diakses
tanggal 28 Maret 2016).
Profesi Arsitek | 29