Konsep Dan Metode Desain Arsitektur Richard Meier

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Gewang Vol. 2 No.

2 Oktober 2020, Hal 71-80

Konsep dan Metode Desain Arsitektur Richard Meier


Aplimon Jerobisonif1), Simon Suddin2), Theodora M. C. Tualaka3)
1,2,3)
Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT

Abstrak

Richard Meier adalah seorang arsitek pada akhir abad 20 yang lahir pada tanggal 12 Oktober 1934 di Newark, New
Jersey. Richard Meier sekolah di Jurusan Arsitektur Universitas Cornell dan lulus pada tahun 1957. Selama berkarya
dalam bidang arsitektur Richard Meier telah menghasilkan puluhan karya, baik yang terbangun maupun yang tidak
terbangun. Karyanya dibangun di berbagai tempat di dunia. Konsistensi selalu dijaga Richard Meier dalam karyanya
melalui penolakan terhadap tren-tren baru yang muncul pada arsitektur modern dan selalu menjaga desain filosofisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsep dan meode desain arsitektur Richard Meier yang bermanfaat
sebagai preseden untuk kegiatan pendidikan dan profesional bidang arsitektur. Penelitian ini mengggunakan metode
content analysis dengan mempelajari pemikiran dan informasi teks karya-karya arsitektur Richard Meier. Prinsip
penafsiran menggunakan empat prinsip (Sumarlan, 2003 dikutip Jerobisonif, 2011) yaitu : 1) Prinsip Penafsiran
Personal 2) Prinsip Penafsiran Lokasional 3) Prinsip Penafsiran Temporal, dan 4( Prinsip Penafsiran Analogi. Hasil
penelitian mendapatkan Konsep desain yang selalu digunakan Richard Meier yaitu : 1) Clarity : yaitu kejelasan lewat
penciptaan keseimbangan ruang, bentuk, cahaya dan bagaimana menciptakannya untuk mencapai tujuan keberadaan,
dan bukan ilusi. 2) Dramatic treatment of light : yaitu kemampuan menyaring cahaya melalui kompleksitas volume
bangunan dan penggunaan warna putih untuk memantulkan cahaya sehingga tercipta ruang yang dramatis. 3)
Architecture of Connection : yaitu menciptakan Keterhubungan antar bagian bangunan dan arsitektur yang kontekstual
terhadap lingkungan. Sedangkan Metode yang digunakan yaitu :1) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam
denah, 2) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung 3) Penggunaan pola grid 4) Penggunaan daylighting 5)
Menciptakan keterhubungan antar ruang 6) Menciptakan hubungan arsitektur dengan konteks lingkungan sekitarnya 7)
Melakukan repetisi elemen-elemen arsitektur. Konsistensi penerapan Konsep dan Metode desain tersebut dapat dilihat
pada karya yang diambil yaitu : House in Old Westbury, Douglas House, , dan Westchester House.

Kata-kunci : Konsep, Metode, Preseden, Richard Meier

Abstract

Richard Meier is an architect in the late 20th century who was born on October 12, 1934 in Newark, New Jersey.
Richard Meier studied at Cornell University's Department of Architecture and graduated in 1957. During his work in
the field of architecture, Richard Meier has produced dozens of works, both built and unbuilt. His work is built in
various places in the world. Richard Meier has always maintained consistency in his work by rejecting new trends that
have emerged in modern architecture and always maintaining his philosophical design. This study aims to obtain the
concepts and design methods of Richard Meier's architecture which are useful as precedents for educational and
professional architectural activities. This research uses content analysis method by studying the thoughts and text
information of Richard Meier's architectural works. The principle of interpretation uses four principles (Sumarlan,
2003 quoted by Jerobisonif, 2011), namely: 1) Principles of Personal Interpretation 2) Principles of Local
Interpretation 3) Principles of Temporal Interpretation, and 4 (Principles of Analogy Interpretation. The results of the
study found that the design concepts that Richard Meier always used were: 1) Clarity: namely clarity through the
creation of a balance of space, form, light and how to create it to achieve the purpose of existence, and not an illusion.
2) Dramatic treatment of light: the ability to filter light through the complexity of the volume of the building and the use
of white to reflect light to create a dramatic space. 3) Architecture of Connection: which is to create a connection
between building parts and architecture that is contextual to the environment. While the methods used are: 1)
Composing basic geometric shapes in the plan, 2) Using a cylindrical shape as a link 3) Using a grid pattern 4) Using
day lighting 5) Creating connectivity between spaces 6) Creating architectural relationships with the surrounding
environment 7) Repetitioning architectural elements. The consistency of the application of these design concepts and
methods can be seen in the works taken, namely: House in Old Westbury, Douglas House, and Westchester House.

Keywords : Concept, Method, Precedent, Richard Meier

Kontak Penulis
Aplimon Jerobisonif
Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Nusa Cendana
Jalan Adi Sucipto Penfui Kupang , NTT 85001
Telp: 082237752365
E-mail : [email protected]
Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020 | 71
A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
Pendahuluan literatur maka bisa didapatkan dua bentuk yaitu pemikiran
dan informasi teks karya-karya arsitekturnya.
Richard Meier adalah seorang arsitek pada akhir abad 20
yang lahir pada tanggal 12 Oktober 1934 di Newark, New Metoda content analysis dengan studi intertekstual yang
Jersey. Richard Meier sekolah di Jurusan Arsitektur digunakan merupakan cara untuk memperkuat validasi
Universitas Cornell dan lulus pada tahun 1957. Karir pada saat melakukan interpretasi data dan kesimpulan
Richard Meier sebagai arsitek diawali dengan bekerja yang diambil oleh peneliti. Di dalam content analysis,
singkat bersama Skidmore, Owings dan Merrill, peneliti dapat menggambarkan konsep tertentu, dapat
kemudian selama tiga tahun bekerja bersama M. Breuer. diperbandingkan antara satu buku dengan buku lainnya
Pada tahun 1963, Richard Meier mulai berkarir sendiri di (intertekstual) untuk melihat kasus tertentu, dan melihat
New York. Richard Meier bekerja sebagai seorang sebab akibat, perbandingan, korelasi, termasuk
praktisi dan dosen di Yale University dari tahun 1967 perkembangannya. Nawawi (2005) dikutip Jerobisonif
sampai dengan 1973. (2011) berpendapat bahwa Content analysis termasuk
dalam metoda deskriptif.
Selama berkarya dalam bidang arsitektur Richard Meier
telah menghasilkan puluhan karya, baik yang terbangun Hostly (dikutip muhadjir, 1998) mengemukan lima ciri
maupun yang tidak terbangun. Karyanya dibangun di content analysis. Pertama, teks perlu diproses dengan
berbagai tempat di dunia.Karya-karya Richard Meier aturan dan prosedur yang dirancang. Kedua, teks diproses
banyak dipengaruhi oleh Le Corbusier, Frank Lyold secara sistematis, data mana yang tidak termasuk kategori
Wright, Alvar Aalto, dan Mies van der Rohe. Konsistensi dan data mana yang termasuk dalam kategori. Ketiga,
selalu dijaga Richard Meier dalam karyanya melalui proses menganalisa tersebut harus mengarah ke
penolakan terhadap tren-tren baru yang muncul pada pemberian sumbangan pada teori, ada relevansi
arsitektur modern dan selalu menjaga desain filosofisnya. teoritiknya. Keempat, proses analisis mendasarkan pada
deskripsi yang dimanifestasikan. Kelima bagaimanapun
Karya-karya rancangan seorang arsitek tentunya bukan Content Analysis haruslah menggunakan teknik-teknik
hanya dinikmati, difungsikan, dan bahkan dikagumi kuantitatif.
hanya dari segi fisik saja. Ketika arsitek mendesain tentu
didasari teori atau konsep tertentu yang diyakininya. Dan Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis menurut
ketika teori atau konsepnya ditelaah dan dipahami, Nazir (2003) dikutip Jerobisonif (2011) adalah membagi
tentunya dapat diketahui bagaimana proses arsitek data atas kelompok-kelompok atau kategori-kategori.
tersebut dalam merancang karya-karyanya. Dari konsep, Kategori ini berupa pemikiran dalam bentuk teks maupun
metode dan bagaimana mengaplikasikannya dalam karya desain. Langkah Kedua adalah menggunakan
rancangan itu dapat dilihat kekhususan atau keunikan si content analysis untuk menganalisis isi teks-teks yang ada
arsitek dibandingkan dengan arsitek lainnya. Hal inilah dan menemukan korelasi dan ketidakkorelasiannya
yang menyebabkan dalam dunia arsitekur tidak ada menggunakan parameter tertentu.
sesuatu yang benar atau salah, bahkan yang baik atau
buruk, karena sebuah karya arsitektur yang baik tentunya Pemahaman konteks dalam suatu teks tertulis sangat
mempunyai dasar teori atau konsep yang diyakini tepat diperlukan dalam rangka menganalisis isi dari suatu teks,
oleh si arsitek. dan hal ini dilakukan dengan melalui penafsiran atau
interpretasi. Untuk menghindari dan tidak terjebak dalam
Penelitian ini merujuk kepada pandangan bahwa objek- subjektifitas maka perlu dipahami mengenai prinsip
objek arsitektural dapat memiliki nilai yang sama dengan pemahaman penafsiran atau interpretasi. Sumarlan (2003)
objek lain yang dihasilkan dari hasil kajian preseden dan dikutip Jerobisonif (2011) mengemukakan empat prinsip
bahkan sengaja dibuat agar untuk seterusnya dapat penafsiran wacana yang akan dijadikan dasar dalam
diulangi lagi. Tindak lanjut dari konsep pengulangan ini penelitian, sebagai berikut :
adalah tipologi yang dapat diartikan sebagai sebuah
aktivitas klasifikasi dan pengelompokan. Tipologi (1) Prinsip Penafsiran Personal
merupakan konsep untuk mendeskripsikan kelompok Pembaca juga sekaligus penganalisis wacana harus
objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar, dengan mengetahui secara pasti orang yang terlibat (pelibat
cara memilah atau mengklasifikasikan keragaman bentuk wacana) dalam wacana. Ini dapat dlakukan dengan
dan kesamaan jenis. mengetahui latar belakang pelibat wacana,
peranannya, hubungan antar pelibat dan
METODE konstribusinya dalam menentukan alur wacana.

Penelitian ini mengggunakan paradigma rasionalistik (2) Prinsip Penafsiran Lokasional.


dengan metode content analysis dengan mempelajari Prinsip ini berkaitan dengan penafsiran tempat atau
pemikiran konsep desain arsitek Richard Meier lewat lokasi terjadinya suatu situasi (Keadaan, peristiwa,
dan proses) dalam rangka memahami suatu wacana.

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 72


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
(3) Prinsip Penafsiran Temporal. Keahlian Meier dalam menyaring cahaya melalui
Prinsip ini berkaitan dengan waktu terjadinya wacana kompleksitas volume bangunannya dan penggunaan
(teks) dan diperlukan agar tidak kehilangan orientasi warna putih yang konstan memperjelas konsep purity
dalam memahami teks atau urutan-urutan peristiwa Meier, hal ini menjadikan Meier sebagai seorang arsitek
dalam teks pada saat pemikiran-pemikiran dalam teks yang sangat dikenal (Frampton,1999)
tersebut dikemukakan.
(2) Konsep architecture of connection
(4) Prinsip Penafsiran Analogi.
Dalam berbagai teks terkadang terdapat kata yang bisa Bagi Richard Meier, Architecture of connection
menimbulkan penafsiran ganda, karena itu untuk merupakan salah satu cara yang mendasar dalam
memahaminya diperlukan pemahaman teks yang menciptakan aksesibilitas dan availabilitas. Keterhubung-
mendahului atau mengikutinya sehingga dapat an antar elemen-elemen arsitektur dalam bangunan bagi
dipahami maknanya dengan melihat teks secara Richard Meier harus selalu memperhatikan skala manusia
keseluruhan. sehingga tercipta arsitektur yang memiliki makna dan
fungsi secara keseluruhan jelas, nyata dan bersih.
Hasil dan Pembahasan Keterhubungan antara elemen-elemen yang berlawanan
dapat dilakukan dengan pembedaan yang jelas melalui
(1) Konsep komposisi strategi-strategi mendesain elemen arsitektur Strategi lain
juga perlu dilakukan dalam desain bangunan untuk
Clarity (kejelasan) merupakan hal utama dalam arsitektur
membedakan dengan jelas antara ruang publik dan privat,
Richard Meier. Clarity dijelaskan melalui balancing
interior dan eksterior. Arsitektur akan menjadi satu
light, form and space (keseimbangan cahaya, bentuk dan
rangkaian dengan plaza kota, jalan dan taman sehingga
ruang) dan dramatic treatment of light (pengolahan
tercipta kota yang terencana dengan kata lain tercipta
cahaya hingga memberikan kesan dramatik dalam ruang).
arsitektur yang kontekstual terhadap lingkungan sekitar.
Sebagaimana muncul dalam pernyataannya tentang hal
Konsep Architecture of Connection ini juga didukung
mendasar dalam mendesain yaitu memperhatikan ruang,
dengan menciptakan kontinuitas melalui repetisi elemen-
bentuk, cahaya dan bagaimana menciptakannya, untuk
elemen arsitektur dan penyesuaian dengan skala manusia.
menekankan tujuan keberadaannya, dan bukan ilusi
(Frampton dan Rykwett. 2004)
(3) Metode desain
Dalam proses pengungkapan mengenai clarity Metode yang digunakan Richard Meier dalam meng-
(kejelasan), Richard Meier mendesain dengan bentuk aplikasikan teori ke dalam rancangannya adalah :
geometri dasar. Geometri ini membantu untuk
menciptakan penekanan area tertentu, kekuatan antara (a) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung
area terbuka dan tertutup, antara solid dan void, antara bentuk khususnya bila bangunan berada pada site
yang tidak tembus cahaya dan yang transparan. Setiap yang tidak teratur.
bangunan didesain melalui geometri yang didasarkan
pada skala manusia dan upaya keras untuk membuat (b) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam
rsitektur secara keseluruhan jelas, mudah dipahami, denah dan tampak.
berirama, nyata (Meier dan Goldberger, 1996). Bentuk
geometri datar itu dapat berupa lingkaran, persegi, persegi (c) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung.
panjang, lapisan yang mendefinisikan ruang dan efek
(d) Penggunaan pola grid.
cahaya serta bayangan, sehingga menciptakan ruang yang
bersih dan menyeluruh. (e) Penggunaan daylighting.
Konsep yang dikemukakan Richard Meier tersebut dapat (f) Menciptakan keterhubungan antar ruang.
dirangkai menjadi konsep yang saling berkaitan, yaitu:
arsitektur yang menyeluruh diciptakan melalui (g) Menciptakan hubungan arsitektur dengan konteks
keseimbangan cahaya, bentuk dan ruang dalam arsitektur. lingkungan sekitarnya (Arsitektur Kontekstual).

Clarity (kejelasan) juga didukung dengan konsep (h) Melakukan repetisi elemen garis dan bidang
Whiteness yang digunakan untuk menjelaskan dan
mempertinggi kekuatan visual dalam menciptakan ruang Penerapan konsep dan metode yang telah dikemukakan
dan cahaya, bukan ruang yang abstrak, tak berskala, tetapi sebelumnya di aplikasikan oleh Richard Meier ke dalam
ruang yang memiliki definisi dan susunan yang karya-karya arsitekturalnya. Gambaran teori dan metode
berhubungan dengan alam dan konteks, skala manusia tersebut dapat dilihat pada karya yang dianalisis yaitu
dan arsitektur budaya (Frampton dan Rykwett. 2004) House in Old Westbury, Douglas House, dan Westchester
House sebagai berikut :

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 73


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
1) House in Old Westbury, 1969-1971, Old Westbury, House in Old Westbury berlokasi pada bagian atas area
New York padang rumput dan dikelilingi pepohonan. Dan dengan
perjalanan yang memakan waktu satu jam dari kota New
York untuk mencapai rumah ini. Rumah ini dihuni oleh
satu keluarga yang memiliki banyak anak.

Adapun konsep dan mtode desain diaplikasikan dalam


bentuk :

a) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar di denah


dan tampak

b) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung


(a)

(b)

(c)
Gambar 2. Komposisi bentuk silinder diarea sirkulasi vertikal

c) Penggunaan grid

(d)

Gambar 3. Komposisi bentuk geometri dasar dan grid pada


denah.

(e)
d) Pemanfaatan daylighting
Gambar 1. Site Plan (a) Denah lantai dasar (b). denah lantai
kedua (c), denah lantai ketiga (d) dan potongan (e) dari House Orientasi bukaan bangunan diarahkan agar mampu
in Old Westbury (Sumber: https://www.richardmeier.com/? menangkap sinar matahari langsung kedalam ruang.
projects=house-in-old-westbury-2) Hal ini didukung dengan adanya bukaan kaca yang
cukup luas

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 74


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka

Gambar 6. Penggunaan kayu dan kaca yang terlihat di fasad


eksterior,

Gambar 4. Penggunaan cahaya alami ke dalam bangunan

g) Melakukan repetisi elemen arsitektur

e) Menciptakan keterhubungan antar ruang Repetisi bentuk kotak dengan pola grid memberikan
kontinuitas antar ruang juga tampilan fasad.
Ruang, sirkulasi, cahaya dan skala disatukan dengan
komposisi yang unik. Sistem pergerakan merupakan
interaksi antara ramp zig-zag, tangga tertutup dan
freestanding stair untuk pergerakan vertikal diantara
dua zona dalam bangunan, yang memberikan
pengalaman yang berbeda bagi penghuni dan pilihan
yang bervariasi. Keterhubungan antar ruang juga
ditunjukkan dalam keterhubungan antar elemen yang
berlawanan, dalam bangunan ini ditunjukkan pada
ruang keluarga. Pada ruang keluarga terdapat dinding
yang tinggi memisahkan antara ruang servis dan ruang
keluarga yang berarti memisahkan antara ruang
bukaan (ruang keluarga) dan ruang tertutup (ruang
servis). Sistem sirkulasi juga memiliki peranan yang
penting dalam mengorganisasikan setiap ruang
dikarenakan jumlah kamar tidur dan kamar mandi Gambar 7. Repetisi elemen-elemen arsitektur pada fasad
dengan pola grid kotak
yang banyak dengan jumlah penghuni (orang tua dan
anak) yang banyak juga.

2) Douglas House, 1971-1973, Harbor Springs, Michigan

Gambar 5. Keterhubungan antar ruang.

f) Menciptakan hubungan dalam arsitektur dengan


konteks lingkungan sekitarnya (Arsitektur Konteks-
tual).

Fasad eksterior, penggunaan kayu dan kaca


memberikan nuansa alam pada ruang dan Gambar 8. Douglas House, 1971-1973, Harbor Springs,
membedakan fungsi privat dan publik. Michigan (Sumber: https://co.pinterest.com/pin/374080312798
673810/)

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 75


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka

(e)

Gambar 9. Site Plan (a) Denah lantai atap (b). denah lantai atas
(c), denah lantai tengah (d) denah lantai tengah (e) dari
Douglas House (sumber:https://www.richardmeier.com/?
projects=house-in-old-westbury-2)
(a)
Douglas House terletak di lereng menuju danau Michigan
dan dilindungi oleh hutan Conifer. Terdapat dialog antara
putihnya bangunan, birunya langit dan hijaunya hutan
yang tidak hanya mempertegas keberadaannya namun
juga mempertinggi kualitas keberadaannya melalui
kekontrasan dengan alam, hal ini semakin mempertajam
keindahan lansekap sehingga antara bangunan dan
lansekap tetap terlihat menyatu.

Adapun konsep dan metode desain diaplikasikan dalam


(b) bentuk :

a) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam


denah

b) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung

c) Penggunaan pola grid

Penggunaan bentuk silinder disamping penggunaan


grid-grid pada denah adalah sebagai penghubung
apabila bangunan berada pada site tidak teratur seperti
pada Douglas House ini.
(c)

(d)
Gambar 10. Komposisi bentuk geometri dasar dan pola grid
pada denah.

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 76


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
d) Penggunaan daylighting

Dramatic treatment light: cahaya alami dari atas


memasuki bagian dalam bangunan memberikan kesan
membelah kompleksitas volume bangunan, kesan
cahaya ini memberikan nuansa arsitektur Italian dan
Barok Jerman.

Gambar 11. Penggunaan bidang kaca yang luas utuk Dramatic


treatment light

e) Menciptakan keterhubungan antar ruang

Keterhubungan antar ruang pada elemen yang


berlawanan yaitu melalui pemisahan antara ruang
publik dan ruang privat, diekspresikan dengan dinding
kaca solid. Keterhubungan antara ruang publik dan Gambar 13. Konteks bangunan dengan lingkungan sekitar.
privat diwujudkan melalui sirkulasi horisontal yang
menggunakan empat koridor terbuka yang tersusun
secara vertikal menciptakan permainan antara ruang
publik dan privat. 3) Westchester House, 1984-1986, Westchester Country,
New York.

Gambar 12. Keterhubungan antar ruang dengan koridor

f) Menciptakan hubungan dalam arsitektur dengan


konteks lingkungan sekitarnya (Arsitektur Konteks-
Gambar 14. Westchester House, 1984-1986, Westchester
tual). Country, New York (sumber: https://www.richardmeier.com/?
projects=house-in-old-westbury-2)
Ruang publik pada bagian barat mendapatkan
pemandangan danau pada setiap lantainya, sedangkan
ruang privat pada sisi timur menghadap jalan memiliki
penetrasi yang lebih kecil. Ruang privat terdiri dari Pemandangan lansekap yang terjalin dengan dinding dari
ruang tidur dan ruang servis pada ketiga lantai. Yang batu alam pada Westchester House menjadi hal yang
lebih menarik lagi adalah terdapatnya dialog antara menarik pada rumah ini. Pemandangan lansekap yang
putihnya bangunan, birunya langit dan hijaunya hutan menakjubkan pada sisi utara dan timur dapat ditangkap
yang tidak hanya mempertegas keberadaannya namun melalui dinding kaca. Westchester House tidak hanya
juga mempertinggi kualitas keberadaannya melalui memiliki satu arah fasad saja, tetapi beberapa fasad yang
kekontrasan dengan alam, hal ini semakin mampu menangkap keindahan lansekap di sekitar
mempertajam keindahan lansekap sehingga antara bangunan.
bangunan dan lansekap tetap terlihat menyatu.

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 77


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
Adapun konsep dan metode desain diaplikasikan dalam
bentuk :

a) Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam


denah.

b) Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung.

c) Penggunaan pola grid.

(a)

(b)
Gambar 16. Komposisi bentuk geometri dasar dan pola grid
pada denah.

d) Penggunaan daylighting

Mengolah cahaya alami melalui kompleksitas


volume bangunan dan penggunaan warna putih.

(c)

(d)

Gambar 17. Permainan cahaya.

Kaca berwarna menyatu dengan arsitektur bangunan


(e) dengan bentuk garis lurus, terbuka dalam pola dan
desain yang sederhana. Kaca ganda pada clerestory
level pada living room memungkinkan cahaya yang
dihasilkan berwarna merah dan biru memasuki
interior bangunan secara monokromatik.

e) Menciptakan keterhubungan antar ruang


(f)
Ruang publik dan privat terbagi jelas, ruang publik
Gambar 15 Site Plan (a) Ground level plan (b), Second level seperti garasi dan kolam renang berada pada lantai
plan (c), Third level plan (d) Cross section facing east (e), bawah dan terorganisasi pada aksis antara timur dan
Longitudinal section facing south (f),dari Westchester House. barat yang membagi dua rumah dan memperluas
(sumber: https://www.richardmeier.com/?projects=house-in-old-
kedalam site sebagai dinding batas. Sedangkan
westbury-2)
ruang privat yaitu dapur, ruang belajar dan kamar

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 78


A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
tidur berada pada lantai atas yang keseluruhannya
tertutup oleh dinding dengan jendela sudut yang
relatif kecil bukaannya.

Area Privat

Area Sirkulasi

Area Publik

Gambar 20. Repetisi elemen arsitektur.

Penutup

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dapat


disimpulkan konsep, metode dan aplikasi yang digunakan
oleh Richard Meier dalam mendisain yaitu:

(1) Konsep
Gambar 18. Keterhubungan antar ruang dipisahkan dengan
sirkulasi Clarity adalah hal utama dalam arsitektur Richard Meier
yang diperoleh melalui keseimbangan komposisi dalam
f) Menciptakan hubungan dalam arsitektur dengan bangunan sehingga tercipta arsitektur yang
konteks lingkungan sekitarnya (Arsitektur keseluruhannya jelas, bermakna, nyata (clear, lucid,
Kontekstual). lyrical dan real).
Rumah ini memiliki pemandangan lansekap yang Balancing light, form, and space juga menjadi perhatian
terjalin dengan dinding batu alam. Dinding ruang utama Richard Meier dalam mendesain adalah ruang,
privat memiliki hubungan skala, warna dan tekstur bentuk, cahaya dan bagaimana menciptakannya untuk
dengan batu-batuan pada site. Bangunan juga mencapai tujuan keberadaan, bukan ilusi.
didirikan mengikuti kontur tanah
Dramatic treatment of light yang menjadi ciri khas karya
Richard Meier adalah kemampuan menyaring cahaya
melalui kompleksitas volume bangunan dan penggunaan
warna putih untuk memantulkan cahaya sehingga tercipta
ruang yang dramatis.

Architecture of Connection yaitu menciptakan keterhu-


bungan antar bagian bangunan dan arsitektur yang
kontekstual terhadap lingkungan.

(2) Metode

Metode yang digunakan Richard Meier dalam menerap-


kan konsep kedalam bangunan adalah:

Gambar 19. Konteks bangunan dengan lingkungan sekitar a. Mengkomposisikan bentuk geometrik dasar dalam
denah.

b. Menggunakan bentuk silinder sebagai penghubung.


g) Melakukan Repetisi
c. Penggunaan grid.
Repetisi tiga ukuran bukaan memberikan ritme yang
kontinu pada bangunan ini. d. Penggunaan daylighting.

e. Menciptakan keterhubungan antar ruang.


Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 79
A. Jerobisonif, S. Suddin dan T. M. C. Tualaka
f. Menciptakan hubungan dalam arsitektur dengan
konteks lingkungan sekitarnya (Arsitektur
Kontekstual).

g. Melakukan Repetisi.

Konsistensi Konsep dan Metode desain tersebut dapat


dilihat pada karya yang diambil yaitu Douglas House,
House in Old Westbury dan Westchester House.

Daftar Pustaka
Frampton, K. dan Rykwert, J. (1992). Richard Meier Architect
1985-1991. Rizolly International Publications. New York.
Jerobisonif, A. (2011). Aplikasi Desain Ekologis dalam Karya
Arsitektur Ken Yeang. Tesis. Teknik Arsitektur UGM.
Yogyakarta.
Meier, R. dan Goldberger, P. (1996). Richard Meier: Houses
1962/1997. Rizolly International Publications. New York.
Meier, R. dan Rykwert, J. (1984). Richard Meier Architect
1964/1984. Rizolly International Publications, New York.
Richard Meier Architect. Tersedia di: http://www.richardmeier.
com. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2020, 12.30.

Gewang Vol. 2 No. 2 Oktober 2020| 80

Anda mungkin juga menyukai