Sistem Bangunan Tinggi 2016 PDF
Sistem Bangunan Tinggi 2016 PDF
Sistem Bangunan Tinggi 2016 PDF
PENGANTAR
Pada tahun 1890an, bangunan 10 lantai sudah terhitung sebagai bangunan tinggi,
namun 40 tahun kemudian Empire State Building di kota New York dibangun dengan
ketinggian 102 lantai. Ini menunjukkan bahwa dalam empat dekade perkembangan
bangunan tinggi begitu pesatnya. Pembangunan bangunan tinggi diawali pada tahun
1871 pada saat terjadi kebakaran besar di kota Chicago yang memusnahkan sekitar
18.000 bangunan dengan jumlah korban yang meninggal sekitar 300 orang dan sekitar
100.000 orang kehilangan tempat tinggalnya.
Diawali dengan pembangunan bangunan tinggi yang menitik beratkan pada fungsi
bangunan (Periode fungsional 1880 1900) dan dibuat dengan struktur dinding
penahan beban. Periode berikunya dinamakan periode elektik (1900 1920), bangunan
tinggi menampilkan dekorasi gothic dan renaissance yang dibangun di kota New York.
Dua dekade selanjutnya, dinamakan periode art deco (1920 1940) bangunan sudah
menampilkan hiasan art deco dengan paduan warna, seperti Chrysler building,
Rockefeller Center dan Empire State building di New York. Penemuan teknologi bahan
mengubah tampilan bangunan dekoratif menjadi lebih sederhana (periode gaya
internasional 1950 1970), seperti Seagram building di New York. Gaya ini dipelopori
oleh biro arsitek Sikdmore, Owings & Merrill (SOM). Pada pertengah periode ini,
bermunculan bangunan di atas 105 lantai, seperti Sear Tower di Chicago dan Word
Trade Center Center di New York (periode Super Tinggi 1965 1975); periode ini
selanjutnya diikuti dengan periode di mana bangunan tinggi mempertimbangkan
keberadaan bangunan dengan interaksi sosial di sekitarnya (periode penncakar langit
sosial 1970 1980), di mana lantai dasar (street level) menjadi ruang interaktif sosial,
1
seperti bangunan citicorp center di New York. Setelah itu, mulai tahun 1980 diawali
periode postmodern, dengan berkembangnya ragam bangunan tinggi di banyak negara,
seperti petronas tower di Kuala Lumpur, Jin mao tower di Shanghai, Bank of China di
Hong Kong, UOB building di Singapura, dan lain-lain.
Dengan bertambah tinggi bangunan yang dapat dibangun manusia dengan bantuan
teknologi bahan dan bangunan, metode pelaksanaan dan kecanggihan program analisa
struktur,
membawa
konsekuensi
diperlukan
pengetahuan
dan
panduan
bagi
Bentuknya yang tinggi menjadikan daya tarik bagi suatu bangunan, dan makin tinggi
bangunannya makin rumit sistem bangunan yang perlu dipertimbangkan, lebih-lebih
bangunan tinggi yang dibangun di daerah rawan gempa.
Salah satu pertimbangan adalah, membuat denah lantai dasar dan/atau denah tipikal
mengikuti bentuk geometris yang sesederhana mungkin. Perbedaan yang mendasar
bagi perancangan bangunan tinggi dibandingkan dengan bangunan rendah adalah awal
pertimbangan perancangannya. Jika bangunan rendah perancangan diawali dengan
mengatur tata ruang (sistem arsitektural) baru kemudian menempatkan sistem
bangunan lainnya (sistem struktural dan mekanikal/elektrikal), maka pada bangunan
tingg diawali dengan menentukan sistem bangunan, utamanya sistem struktural (yang
difokuskan pada konfigurasi inti bangunan) dan sistem utilitasnya (mekanikal dan
elektrikal), baru penataan ruang dilakukan setelah itu.
Salah satu batasan ketinggian adalah sisi terpendek bangunan berbanding total
ketinggian bangunan tidak melebihi satu berbanding tujuh (B : H < 1 : 7). Namun
sampai saat ini belum ada patokan yang baku tentang batasan bangunan tinggi yang
berlaku umum.
2
Mengingat jumlah orang yang beraktivitas dalam bangunan tinggi cukup besar dan bila
terjadi kondisi darurat, dalam waktu lima menit penghuni gedung harus dapat
dievakuasi, maka fungsi bangunan tinggi hanya dibatasi untuk fungsi kantor, rumah
susun/apartemen dan hotel.
Dari ketiga fungsi tadi, dari sudut pandang rancangan, bangunan tinggi dengan fungsi
kantor merupakan yang tersulit. Hal ini disebabkan karena tiap lantai memiliki
kemungkinan untuk digunakan oleh satu sampai tujuh penyewa. Dalam hal satu lantai
tidak digunakan oleh satu penyewa, maka setiap pembagian luasan sewa harus
memiliki kelengkapan yang merata, baik dari peralatan dan perlengkapan bangunan,
maupun kesempatan untuk mendapat kenyamanan termal dan visual (view) yang sama
serta jalur evakuasi yang aman.
Sehubungan dengan kondisi tersebut, ada 18 aspek yang perlu diperhatikan dalam
merancang bangunan tinggi (dengan fungsi kantor):
1.
Fungsi Bangunan
Kantor, hotel dan/atau rumah susun/apartemen.
2.
Lease Span
Jarak antara kulit bangunan dengan inti bangunan, umumnya berkisar antara 9
sampai 13 meter (terkait dengan bahan struktur yang digunakan).
3.
Leasing Space
Luas bersih ruangan yang dapat disewakan, umumnya minimal luas kantor sewa
adalah 140 m2. Dengan demikian lantai tipikal yang ideal antara 1.600 sampai
2.000 m2.
4.
Floor to Floor
Jarak dari lantai ke lantai, perhitungan tinggi lantai lantai ke lantai akan
mempengaruhi total ketinggian bangunan. Pertimbangan lain, setiap kelebihan
tinggi lantai ke lantai akan berdampak pada efisiensi penggunaan bahan.
5.
Kofigurasi dan perletakan lif juga akan mempengaruhi distribusi jaringan utilitas,
demikan halnya dengan zona layanan lif akan menentukan efisiensi penggunaan
lif.
4
L etak In ti
D i U ju n g
D i L u ar
D i T en g ah
In ti G an d a
Di Sudut
Acak
F leksib ilitas R u an g
B a ik
S a nga t B a ik
C uk up
K ura ng
B a ik
K ura ng S e k a li
R u an g D i S isi
K elilin g B an g u n an
K ura ng
C uk up
S a nga t B a ik
S a nga t B a ik
K ura ng S e k a li
B a ik
P em an faatan L an tai
D asar
C uk up
S a nga t B a ik
C uk up
K ura ng
B a ik
K ura ng S e k a li
Jarak d ari In ti
K ura ng
K ura ng S e k a li
B a ik
S a nga t B a ik
C uk up
C uk up
K ejelasan P o la
S irku lasi
C uk up
K ura ng
B a ik
S a nga t B a ik
C uk up
K ura ng S e k a li
B a ik
S a nga t B a ik
K ura ng S e k a li
K ura ng S e k a li
S a nga t B a ik
K ura ng
C uk up
K ura ng S e k a li
S a nga t B a ik
B a ik
K ura ng
C uk up
C uk up
K ura ng
B a ik
S a nga t B a ik
K ura ng S e k a li
C uk up
K ura ng
K ura ng S e k a li
S a nga t B a ik
S a nga t B a ik
B a ik
C uk up
P en g aru h p ad a
H u b u n g an d en g an
U tilitas d i Atap
H u b u n g an d en g an
U tilitas d i L t. D asar
K ekaku an S tru ktu r
(G aya L ateral)
Pembagian zona lif, juga akan berpengaruh pada pengaturan transfer level dan
penempatan interlevel connection, untuk memeudahkan perpindahan anatar lantai.
Pada daerah podium, sistem transportasi vertikal dan dilengkapi dengan eskalator
dengan pembatasan maksimum tujuh lantai.
6.
Bebas kolom
Mengingat fleksibilitas pengaturan pembagian ruang sewa, antara inti bangunan
dengan kulit bangunan tidak ada kolom.
7.
8.
Transfer Level
Jika layanan lif dibagi atas beberapa zona layanan, maka setiap akhir dari zona
layanan, diperlukan ruang lif, sehingga di atasnya, lantai bangunan dapat
dimanfaatkan. Penempatan ruang lif dan perlengkapan utilitas pendukungnya
diletakkan dalam satu lantai yang merupakan lantai mekanikal/elektrikal (lantai
utilitas). Tiap zona melayani 8 14 lantai bangunan.
Pembagian zona lif dibatasi maksimum tiga zona, sehingga jika ketinggian
bangunan sedemikain tingginya, maka setia tiga zona dipisah dengan sky lobby,
yang fungsinya sama dengan lobby di lantai dasar.
9.
Aspect Ratio
Nisbah antara dimensi terpendek bangunan dengan total ketingian bangunan.
Untuk di Indonesia, sementara dibatasi 1:7 dengan mempertimbangkan keamanan
terhadap bahaya gempa.
Pada umumnya perlengkapan utilitas (pompa dan lif) efektif melayani sampai
batas ketinggian 15 lantai, oleh karenanya penempatan perlengkapan dan
peralatan utilitasnya ini diletakkan pada transfer level.
Alternatif
Distribusi Vertikal
Alternatif
Distribusi Horizontal
Pada Struktur
Pada Struktur
Seluruh Permukaan
Di atas atau Di bawah
Lantai
Di samping itu, penemuan peredam getaran (base isolation dan damper) dapat
digunakan untuk menjadikan struktur bangunan tinggi menjadi lebih efisien tanpa
mengurangi kekuatannya dalam menahan gaya gempa.
PENUTUP
Dari uraian di atas, secara sepintas tergambar bahwa perancangan sitem bangunan
tinggi memerlukan pemahaman yang lebih sungguh-sungguh, bukan hanya karena
bangunan tadi dibangun dengan investasi yang cukup tinggi, tetapi juga sedikit
kesalahan yang dibuat pada saat perancangan akan berdampak pada malapetaka
besar di kemudian hari..
Jimmy S. Juwana
HP 0816794511
Email: [email protected]
10