Logika Predikat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

LOGIKA PREDIKAT

1. Pendahuluan
Pada logika proposisional sebuah kalimat dapat ditentukan nilai kebenarannya dengan
hanya memperhatikan struktur kalimat tersebut. Seperti kalimat
Kalimat 1 :

Andi suka makan bakso


atau
Andi tidak suka makan bakso

adalah benar tanpa harus tanya kepada Andi apakah dia suka bakso atau tidak karena
kalimat itu merupakan perwujudan (Instance) kalimat logika proposional valid
P or (not P)
Ada beberapa kalimat, sayangnya, tidak dapat dikatakan benar berdasarkan struktur
karena bukan perwujudan (Instance) dari sembarang kalimat valid logika proposisional.
Sebagai contoh, kalimat- kalimat
Kalimat 2 :

Ada manusia yang jujur di Indonesia


atau
Semua manusia di Indonesia tidak jujur

Kalimat 3 :

Ada bilangan ganjil yang merupakan bilangan prima


atau
Semua bilangan prima bukan merupakan bilangan ganjil

adalah benar tanpa harus menyelidiki manusia indonesia atau definisi bilangan prima.
Bahasa logika proposisional terlalu kasar dan primitif untuk mengekspressikan konsep
objek (seperti : manusia atau bilangan), properti objek (seperti : jujur, ganjil atau prima),
dan relasi antar objek.
Logika Predikat merupakan kembangan (perluasan) logika proposisi sehingga
konsep objek dan relasi antar objek dapat diekspressikan dalam bahasa logika.
Dalam bahasa logika predikat kalimat 2 dan 3 merupakan perwujudan (instance)
kalimat abstrak
( x)[p(x) and q(x) ]
F : or
( x)[if p(x) then not q(x) ]
Untuk kalimat 2, diinterpretasikan objek adalah manusia, dengan p(x) manusia jujur dan
q(x) manusia indonesia. Berdasarkan interpretasi ini kalimat F dapat dibaca

Terdapat manusia x yang memenuhi x itu jujur dan x adalah orang Indonesia
atau
Untuk semua manusia x, jika x jujur maka x adalah bukan orang Indonesia.
Dengan motivasi agar konsep objek dan relasi antar objek dapat diekspresikan dalam
suatu bahasa logika dibuatlah aturan-aturan tata bahasa logika yang disebut logika
predikat.

2. Sintaksis
Bahasa logika predikat memiliki tata aturan. Sintaksis hanya membicarakan tata aturan
pembentukan kalimat dalam logika predikat yang benar tanpa memperhatikan arti
kalimat tersebut.

2.1 Simbol

Bahasa logika predikat menggunakan simbol-simbol yang merupakan unsur pembentuk


kalimat logika predikat. Simbol-simbol itu adalah :
Simbol Kebenaran
true dan false
Simbol Konstan
a,b,c
Simbol Variabel
x,y,z
Simbol Fungsi
f,g,h
Tiap simbol fungsi berasosiasi dengan sebuah bilangan integer disebut arity yang
merupakan jumlah argumen simbol fungsi.
Simbol Predikat
p,q,r
Tiap simbol predikat berasosiasi dengan sebuah bilangan integer disebut arity yang
merupakan jumlah argumen simbol predikat.
Secara intuiftif, simbol konstan dan simbol variabel mendenotasikan suatu objek
sedangkan simbol fungsi dan simbol relasi mendenotasikan relasi dan fungsi antar
objek.
Untuk membentuk kalimat logika predikat digunakan tiga tahap yaitu : pembentukan
term, pembentukan proposisi dan akhirnya pembentukan kalimat

2.2 Term

terms pada logika predikat adalah ekspresi yang mendenotasikan objek. Terms
dibangun dengan aturan berikut.
Konstan a,b,c, .. adalah terms.
Variabel x,y,z, .. adalah terms.
Jika t1,t2,t3,..,tn adalah terms, dengan n >= 1 dan f adalah simbol fungsi dengan
arity n maka pengaplikasian
f(t1,t2,t3,..,tn )
adalah sebuah term.
Contoh. Asumsikan simbol fungsi f adalah biner,i.e memiliki arity 2 dan simbol fungsi g
adalah ternier, i.e memiliki arity 3 maka

a adalah term (karena a adalah konstan)


x adalah term (karena x adalah variabel)
f(a,x) adalah term (karena a dan x adalah term dan f adalah simbol fungsi biner)
g(x,f(a,x),a) adalah term (karena x,f(a,x) dan a adalah term dan g adalah simbol fungsi
ternier )

2.3 Proposisi

Proposisi pada logika predikat dimaksudkan untuk merepresentasikan relasi antar


objek. Proposisi dibentuk dengan aturan berikut :
Simbol Kebenaran : true dan false adalah proposisi
Jika t1,t2,t3,..,tn adalah terms, dengan n >= 1 dan p adalah simbol predikat dengan
arity n maka pengaplikasian
p(t1,t2,t3,..,tn )
adalah sebuah proposisi.
Contoh. Bila p adalah simbol predikat ternier (dengan arity = 3) maka
p(a,x,f(a,x)) adalah proposisi (karena a,x dan f(a,x) adalah term).

2.4 Kalimat

Kalimat dalam logika predikat dibangun oleh proposisi dengan menggunakan


aturan berikut seperti pada logika proposisional
Setiap proposisi adalah sebuah kalimat
Jika F adalah sebuah kalimat, maka negasi F adalah kalimat
(not F)
Jika F dan G adalah kalimat, maka konjungsi F dan G adalah kalimat
(F and G)
Jika F dan G adalah kalimat, maka disjungsi F dan G adalah kalimat
(F or G)
Jika F dan G adalah kalimat, maka implikasi F dan G adalah kalimat
(if F then G)
Jika F dan G adalah kalimat, maka ekivalensi F dan G adalah kalimat
(F
G)
Jika F,G dan H adalah kalimat, maka kondisional F,G dan H adalah kalimat
(if F then G else H)
Jika x adalah sembarang variabel dan F adalah kalimat, maka
(( x) F)
dan
(( x) F)
adalah kalimat. Prefik "" disebut kuantifier universal dan "" disebut kuantifier
exitensial.
Contoh. Dengan asumsi a,b adalah konstan, x,y adalah variabel, f dan g adalah simbol
fungsi biner, q adalah simbol predikat biner dan p adalah simbol predikat ternier.
Buktikan bahwa
(( x)(p(a,x,f(a,x)) and (( y)q(g(b,x),y))))
adalah kalimat dalam logika predikat.
p(a,x,f(a,x)) adalah kalimat (karena merupakan proposisi i.e predikat dengan argumen

term)
q(g(b,x),y) adalah kalimat (karena merupakan proposisi)
(( y) q(g(b,x),y) ) adalah kalimat (dengan aturan kuantifier)
(p(a,x,f(a,x)) and (( y) q(g(b,x),y) )) adalah kalimat (dengan aturan konjungsi)
(( x)(p(a,x,f(a,x)) and (( y)q(g(b,x),y)))) adalah kalimat (dengan aturan kuantifier)

2.5 Sub Term, Sub Kalimat dan Sub Ekspressi


Setiap term yang dipakai untuk membangun term t (termasuk t) atau membangun
sebuah kalimat F disebut subterm dari t atau F.
Setiap kalimat yang dipakai untuk membangun term t atau membangun sebuah kalimat
F (termasuk F) disebut subkalimat dari t atau F.
Subterm dan subkalimat sebuah term t atau kalimat F disebut sub ekspressi.
Contoh. Dalam kalimat F : p(a,x,f(a,x)) and ( y)q(g(b,x),y)
subterm dari F adalah : a, x, f(a,x), b, g(b,x) dan y
subkalimat dari F adalah : p(a,x,f(a,x)), q(g(b,x),y), ( y)q(g(b,x),y), dan F

3. Variabel Bebas dan Terikat


Dalam kalimat :
( x) ((p(x,y) and ( y) q(y,x))
Terdapat kejadian x pada scope kuantifier ( x); kejadian x ini disebut terikat (bound)
oleh kuantifier ( x). Kejadian y pada ekpressi p(x,y) tidak didalam scope kuantifier
dalam bentuk ( y) atau ( y) sehingga disebut bebas (free). Namun, kejadian y pada
( y) q(y,x)) merupakan terikat (bound). Kejadian x dan y pada ( x) dan ( y) tidak
dikatakan terikat atau bebas.
Misal x adalah variabel, E adalah ekspressi dalam logika predikat.
Kejadian x dalam kuantifier ( x) dan ( x) tidak dikatakan bebas atau terikat.
Kejadian x disebut bound in E jika x berada di dalam scope kuantifier ( x) atau ( x) di
E. x terikat oleh kuantifier yang terdekat dengannya.
Kejadian x disebut free in E jika x tidak berada di dalam scope kuantifier ( x) atau ( x)
di E.
Contoh. Dalam kalimat
( x) (( p(x,y) and ( x) ( y) q(y,x)) Kejadian x pada subekspressi terakhir terikat oleh
kuantifier ( x) sedangkan kejadian x pada subekspressi pertama terikat oleh kuantigier
( x)

Anda mungkin juga menyukai