Bahan Galian Industri
Bahan Galian Industri
Bahan Galian Industri
Teknik Kimia
Politeknik Negeri Sriwijaya
2011
KATA PENGANTAR
Dalam beberapa tahun terakhir ini, bahan konstruksi kimia berkembang amat pesat. Di
Indonesia salah satu dari bahan konstruksi kimia tersebut adalah bahan galian dari alam itu
sendiri. Bahan galian dari alam tersebut digunkan sebagai bahan baku atau bahan pokok dari
suatu industri kimia.
Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi
kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong upaya
eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.
Bahan galian terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan ; sumbernya, cara
mendapatkannya serta penggunaan nya. Hampir sebagian industri kimia baik yang ada dalam
skala laboratorium besar dan kecil memanfaatkan hasil bahan galian tersebut.
Palembang, 3 April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................................... 1
Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
Daftar Isi............................................................................................................................. 3
Bab I (Pendahuluan)............................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 4
1.2 Permasalahan.................................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Manfaat......................................................................................... 4
Bab II (Pembahasan)........................................................................................................... 5
A. Golongan Bahan Galian.................................................................................. 5
B. Penjelasan Bahan Galian.................................................................................. 6
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit,
ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras,
belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan
breksi pumice.
c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan
granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes
d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung,
pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu
e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk,
magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit,
grafit, mika dan wolastonit.
B. Penjelasan Bahan Galian Industri
1. Aspal Alam :
Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yang dapat dilebur dan mencair
dalam karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid atau semi solid, jika
dipanaskan akan melunak dan bila dingin akan kembali solid. Aspal alam terjadi karena
pengaruh tektonik terhadap minyak bumi, sehingga terjadi migrasi melalui dasar dan
mengimpregnasi batuan sekitar yaitu batu gamping dan batu pasir. Karena waktu fraksi
ringan minyak bumi akan menguap, sedangkan yg berat membentuk aspal alam.
2. Aspalite :
Merupakan material berwarna hitam, secara alami terhadap krn bitumen solid, mengkilap,
pecahan konkoidal (gilsonit, grahamit).
3. Aspal minyak :
Didapat dari penyulingan minyak bumi, residunya disebut aspal minyak. Aspal
minyak lebih ekonomis daripada aspal alam sebab volume lebih besar.
Eksplorasi :
Dilakukan dengan seismik/elektrik
Penambangan :
Tamka, pengupasan lapisan penutup, aspalnya digali (dapat dengan peledakan)
Pengolahan :
Aspal dr tambang melalui apron feeder dimasukan dlm grizzly dgn spasi 150 mm.
Oversize digiling dgn hammer mill, bersama dgn undersize disaring dgn lunang saringan
10 mm, 50 mm.
Kegunaan :
Sebagai Galian pelapis, pengikat, pemeliharaan, penunjang, peningkatan pembangunan
jalan.
4. Kaolin
Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai komposisi kimia
hidrous alumunium (Al2O3 2SiO2 2H2O). mineral yang masuk dalam kelompok ini adalah
: kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit. Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min
pengotor : kuarsa, feldspar.
Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan altersai
hydrothermal pada batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil pelapukan batuan
kristalin asam (granit, diorit). Air panas dari dalam bumi naik ke permukaan melalui
celah dari batuan induk, mengubah feldspar, mika menjadi kaolinit (alterasi
hydrothermal).
Komposisi mineral pada altersai hidrotermal adalah montmorilonit dan kaolinit
dengan ciri : tubuh endapan membesar ke arah bawah, makin bawah makin miskin
kandungan min asal yg masih segar. Pada proses pelapukan atau kaolin klimatik, min
utamanya adalah holoysit, cirri tumbuh endapan meluas ke arah samping, makin ke
bawah makin banyak dijumpai mineral asal yg masih segar.
Dari tingkat kejadianya dibedakan :
a. Kaolin residual
Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan induknya, belum
mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi substitusi ion, mineral murni
b. Kaolin sedimenter
Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan dalam
cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dengan bahan lain (oksida besi, titan) lebih halus
dan plastis
Penambangan :
a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline, scraper),
penambangan dgn backhoe, bucket excavator
b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan pipa
dikeringkan
c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan
Komposisi Kimia :
SiO2 46,79%, Fe2O3 0,64%, MgO 0,11%, Na2O 0,02%, Al2O3 37,22%, TiO2
0,29%, CaO 0,05%, K2O 1,13%, hilang pijar 13,75%.
Pengolahan :
Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika). Untuk
mendapatkan ukuran halus, untuk keputihan tinggi, kadar air, pH TTU dan sifat lainnya
sesuai dengan konsumen.
Terdapatnya :
Di Aceh : Meulaboh, aceh barat
Sumut : tarutung, sibolga, padang
7. Gypsum
1. Gypsum sintesis dr air laut
air laut banyak mengandung ion SO 4 = disbanding ion Ca+ (sebagian terikat oleh
Mg++) maka jika kedlm larutan tersebut ditambah suatu larutan yang banyak
mengandung Ca+ maka akan terjadi pengendapan gypsum. Ca+ dapat diperoleh dari
larutan CaCl2 sebagai Galian buangan pabrik soda abu atau larutan Ca(OH) 2 dari
kapur.
2. Gypsum sintesis dari air kawah
Dilakukan dgn menambah batu gamping kedlm air kawah dgn reaksi:
CaCO3 + air kawah ---> CaSO4.2H2O
3. Gypsum sintesis dari produk pembakaran batubara
Pembakaran batu bara sering menghasilkan SO3 yg berbahaya namun bila gas ini
disemprot dgn Ca(OH)2 mk akan menghasilkan gypsum.
SO3+Ca(OH)2 + H2O ---> CaSO4.2H2O
4. Gypsum sintesis hasil sampingan industri Kimia
Gypsum dapat dihasilkan dari produk samping Industri asam sulfat, asam sitrat
dan asam fosfat.
Pemanfaatan:
1. Gypsum sebelum kalsinasi
a. Retarde semen Portland
sebagai Galian bahan balu dipakai rock gypsum yang berfungsi sebagai
Galian retarder (memperlambat pengerasan). Dalam industri ini digunakan yang
mempunyai CaSO4 tinggi, disamping itu mengandung 42% SO3 dan berukuran
0,5-2 inchi.
b. Pertanian : pupuk (land plaster) pada tanah alkalis
Digunakan rock gypsum yang telah dihancurkan halus (-100mesh)
sejumlah 75-90%. Biasa digunakan pada tanah alkalis untuk meningkatkan
pertumbuhan tanaman, khususnya legume. Gypsum menghasilkan sejml sulfur
Bahan Galian tanaman kacang, buncis, kacang tanag, kacang polong, mampu
Biasa dinyatakan sebagai Galian jumlah luas permukaan kristal/ butir bentonit
yang berbtk tepung setiap gram berat (m2/gr). makin luas makin besar zat yg melekat,
mk bentonit dpt dipakai sebagai Galian pembawa dlm insektisida, pengisi kertas,
plastik.
4. Rheologi
Apabila bentonit dicampur dgn air dan dikocok mk akan mjd agar-agar, namun bila
didiamkan akan mengeras spt semen (tiksotropi)
5. Sifat mengikat dan melapisi
Kemampuan bentonit mengikat bijih/logam dan mat lai membuat bentonit dpt
digunakan utk pengikat pellet konsentrat/ bijih, pelekat cetakan logam
6. sifat plastis:
Digunakan sebagai Galian pencampur keramik maupun dempul kayu.
Komposisi Kimia Standar
55,40% SiO2, 20,10% Al2O3, 3,7% Fe2O3, 0,49% CaO, 2,49% MgO, 2,76% Na 2O3,
0,60% K2O, 13,5 % habis terbakar
Penyebaran Bentonit
1.Jabar : karangnunggal, manonjaya, kowalu (tasikmalaya). Sukabumi, subang, bojong
manik
2. Jateng: sangiran, sragen, wonosegoro, smg
3. DIY : Manggulan
4. Jatim: Pacitan, trenggalek, mlg, ponorogo, tulungagung
5. Sumut: pangkalan brandan, sumalungun
6. Sumsel: Muara Tiga
7. Sulut : Manado
8. Kalteng : Barito putera
9. Batu Gamping (Lime Stone)
Dibagi 2 :
1. Non Klastik
2. Klatik
Sifat
1. Secara kimia terdiri kalsium karbonat & magnesium / gamping dolomitan.
2. BJ = 2
3. Keras. Pejal & Porous
4. Warna Putih Susu, abu abu muda, coklat, merah, hitam.
Bt. Gamping Metamorfosa menjadi marmer
Ditemukan di gua gua gamping
Prosesnya air hujan mengandung CO2-CO2 membusukkan zat organicmelarutkan bt. Gamping dilalui.
CaCO3 + 2CO2 + H2O Ca (HCO3)2 + CO2
Tempat Ditemukan
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sumsel, Lahat
Teknik Penambangan
Teknik Side Hill Type & Metode Gophering mengikuti jalur yg dibongkar)
Dengan peledakan
Mengggunakan A2B (skala besar), alat sederhana (skala kecil)
Bila btg. Gamping tidak keras, digunakan lubang tembak diisi lempung lalu air.
Pengolahan dan Pemanfaatan
Campuran bahan bangunan pebuatan pondasi, plester rumah, jalan
Penetral keasaman tanah
Bahan Penstabil jalan raya
Bahan baku semen Portland
Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api
Bahan penjernih air
10. Granit
Genesa :
1. Terjadi karena proses magma yang bersifat asam
2. Terbentuk didalam bumi 3-4 Km dan 10-15 km
SIFAT
1. Bentuk intrusi : lakolit, batholit, pakolit.
2. Kekuatan tekan (1000 2500 kg/cm2
3. BJ = 2,6 2,7
4. Warna gelap
1. Transisi Granit dan Diorit GRANODIORIT
TEMPAT
Sumatera, Kalimantan
TEKNIK TAMBANG
Sesuai dengan permintaan & produksi
Peledakan secara bertahap sesuai dimensi yg diinginkan
Alat manual (pahat, martil dll)
PENGOLAHAN & PEMANFAATAN
Pemolesan
Lebih tahan bila terkena sinar matahari & hujan
Manfaat :
Bahan lantai atau ornament
Sisa potongan menjadi tersaso dengan dicetak bersama semen putih.
11. Belerang ( Sulfur)
Sifat
1. Ada 2 jenis : Sulfida & Alam
2. BJ = 2,05
3. H = 1-5 . 2-5
4. Warna kuning
5. Bila dibkar bewarna biru CO2 dengan bau tidak enak
Tempat Ditemukan
Pengikut
Arsip Blog
Mengenai Saya
2011 (4)
o Oktober (4)
Septiana AKhumairah
saya adalah wanita biasa tetapi
ingin melakukan hal - hal yg luar
biasa....karna bahagi + sukses itu
HAK saya !
Lihat profil lengkapku
Mengingat - Nya
Isi Hati KU
2008 (1)