Bahan Galian Industri Kel.6 Geologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH KELOMPOK 6 GEOLOGI

BAHAN GALIAN

DOSEN PENGAMPU :
ANIK JULI DWI ASTUTI, S.Si., M.Sc.

DISUSUN OLEH :
1. AYU NOVIANA SIMATUPANG (3183331010)
2. DWI IRFANSYAH (3181131004)
3. MARSHAULINA HASIBUAN (3182131018)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
RahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam pemahaman mahasiswa tentang“ BAHAN GALIAN “ dan pembuatan
makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas pratikum geologi fisik.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.Makalah ini kami akui
masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang.Oleh kerena itu, kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Medan, November 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Bahan Galian..............................................................................3


2.2 Penjelasan Bahan Galian Industri......................................................................4

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................18
3.2 Saran...........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir ini, bahan konstruksi kimia berkembang


amat pesat. Di Indonesia salah satu dari bahan konstruksi kimia tersebut adalah
bahan galian dari alam itu sendiri. Bahan galian dari alam tersebut digunkan
sebagai bahan baku atau bahan pokok dari suatu industri kimia. Pemanfaatan
bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi
kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong
upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.

Bahan galian terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu berdasarkan ;


sumbernya, cara mendapatkannya serta penggunaan nya. Hampir sebagian
industri kimia baik yang ada dalam skala laboratorium besar dan kecil
memanfaatkan hasil bahan galian tersebut.

Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut


didapat. Berdasarkan sumber nya bahan galian tersebut dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen,
bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan
ubahan hidrotermal dan bahan galian berdasarkan batuan malihan.

Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses
pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat yang lengkap.Bahan
galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu proses
industri kimia.

1
3.3 Rumusan Masalah

1) Apa itu bahan galian

2) Jelaskan klasifikasi atau golongan dari bahan galian

3) Menjelaskan masing- masing bahan galian yang ada dialam

3.4 Tujuan dan Manfaat

1) Mengetahui golongan atau klasifikasi dari bahan galian industri

2) Dapat mengaplikasikannya dalam suatu proses industri

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Golongan Bahan Galian

Bahan galian industri merupakan semua mineral dan batuan kecuali


mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan akhir
industri dan konstruksi termasuk juga minerallogam yang bukan untuk
dilebur seperti bauksit, kromit, ilmenit, bijih, mangan, zircon dan lainnya.

Potensi bahan galian strategis (Golongan A) adalah Minyak Bumi,


Gas Bumi, Batu Bara dan Nikel. Bahan galian yang vital (Golongan B)
adalah : Emas, Intan, Timah Hitam, Seng, Antimonit, Kristal Kwarsa, Pasir
Besi, Belerang, Pirit, Mika, Rutinium dan Zirkon. Bahan galian yang
termasuk (Golongan C) adalah : Pasir Kwarsa, Kaolin, Gips, Pospat, Batu
Kapur, Tanah Liat, Andesit, Kalsit dan Bantuan Beke Vulkanik. Bahan galian
Golongan A adalah jenis Batu Bara, sedangkan bahan galian Golongan C
terdiri dari pasir, Batu Kapur, Batu Padas, Tanah.

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan


tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam
Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

a. Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

kelompok ini dapat dibagi menjadi :

 Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping :


Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.

3
 Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya :
bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium,
mangan, felspar.

b. Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit,
pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan
basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.

c. Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra
basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan
asbes

d. Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan
letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok
kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

e. Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit,


gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

f. Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer,
batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

2.2 Penjelasan Bahan Galian Industri

1. Aspal Alam :
Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yang dapat dilebur
dan mencair dalam karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid
atau semi solid, jika dipanaskan akan melunak dan bila dingin akan
kembali solid. Aspal alam terjadi karena pengaruh tektonik terhadap
minyak bumi, sehingga terjadi migrasi melalui dasar dan mengimpregnasi
batuan sekitar yaitu batu gamping dan batu pasir. Karena waktu fraksi
ringan minyak bumi akan menguap, sedangkan yg berat membentuk aspal
alam.
2. Aspalite :

4
Merupakan material berwarna hitam, secara alami terhadap krn bitumen
solid, mengkilap, pecahan konkoidal (gilsonit, grahamit).
3. Aspal minyak :
Didapat dari penyulingan minyak bumi, residunya disebut aspal
minyak. Aspal minyak lebih ekonomis daripada aspal alam sebab volume
lebih besar.

Eksplorasi :

Dilakukan dengan seismik/elektrik

Penambangan :

Tamka, pengupasan lapisan penutup, aspalnya digali (dapat dengan


peledakan)

Pengolahan :
Aspal dr tambang melalui apron feeder dimasukan dlm grizzly dgn spasi
150 mm. Oversize digiling dgn hammer mill, bersama dgn undersize
disaring dgn lunang saringan 10 mm, 50 mm.

Kegunaan :
Sebagai Galian pelapis, pengikat, pemeliharaan, penunjang, peningkatan
pembangunan jalan.
4. Kaolin
Kaolin tersusun dari bahan lempung kualitas tinggi mempunyai
komposisi kimia hidrous alumunium (Al2O3 2SiO2 2H2O). mineral yang
masuk dalam kelompok ini adalah : kaolinit, nakrit, dikrit dan holoysit.
Sebagai Galian min utama : kaolinit 80%, min pengotor : kuarsa, feldspar.
Pembentukan kaolin ada 2 macam yaitu secara pelapukan dan
altersai hydrothermal pada batuan beku feldspatik. Kaolin terjadi dari hasil
pelapukan batuan kristalin asam (granit, diorit). Air panas dari dalam bumi
naik ke permukaan melalui celah dari batuan induk, mengubah feldspar,
mika menjadi kaolinit (alterasi hydrothermal).

5
Komposisi mineral pada altersai hidrotermal adalah montmorilonit
dan kaolinit dengan ciri : tubuh endapan membesar ke arah bawah, makin
bawah makin miskin kandungan min asal yg masih segar. Pada proses
pelapukan atau kaolin klimatik, min utamanya adalah holoysit, cirri
tumbuh endapan meluas ke arah samping, makin ke bawah makin banyak
dijumpai mineral asal yg masih segar.

Dari tingkat kejadianya dibedakan :

a. Kaolin residual
Jenis ini diketemukan ditempat terbentuknya bersama batuan
induknya, belum mengalami perpindahan, kristal teratur, jarang terjadi
substitusi ion, mineral murni

b. Kaolin sedimenter
Sudah mengalami perpindahan oleh air, angin, gletser, diendapkan
dalam cekungan, kristal tdk teratur, bercampur dengan bahan lain (oksida
besi, titan) lebih halus dan plastis

Penambangan :
a. tambang terbuka : pengupasan lapisan penutup (cangkul, dragline,
scraper), penambangan dgn backhoe, bucket excavator
b. Tambang semprot : penambangan dgn monetor diangkut dgn pompa dan
pipa dikeringkan

c. Tambang dalam : scr gophering mengikuti arah endapan

Pengolahan :
Untuk membuang kotoran (pasir kuarsa, oksida besi, titan, mika).
Untuk mendapatkan ukuran halus, untuk keputihan tinggi, kadar air, pH
TTU dan sifat lainnya sesuai dengan konsumen.

Terdapatnya :
Di Aceh : Meulaboh, aceh barat
Sumut : tarutung, sibolga, padang

6
Sumbar : solok, bonjol, pasaman, sawahlunto

Jabar : manonjaya, tasik

Jateng : kab semarang

DIY : gunugn kidul

Jatim : pule , trenggalek, poh gajih

Kalsel : martapura simpang surian, banjarmasin

Kalbar: sambas, singkawang

Penggunaan Khusus :
1. Kaolin untuk batu bata tahan api
2. Kaolin utk semen putih/kertas
3. Kaolin Untuk Industri Karet
4. Kaolin Untuk Industri Pestisida
5. Kaolin Untuk Industri Cat
6. Kaolin Untuk Industri Keramik
5. Zeolit

1. Zeolit Alam : ditemukan dalam batuan sedimen vulkanik, batuan


piroklastik.
Ada 3 tipe :
a. Zeolit terbentuk dr aktivitas magma
akibat proses hydrothermal, mineral silikat mjd zeolit. Pada daerah
ini terbentuk heulandit, leumantit dan analism. Daerah yang jauh
terbentuk : mordenit dan klinoptilotit.
b. Proses sedimentasi
ada 3 lingkungan pengendapan : danau air asin, danau air tawar dan
marine. Bahan Zeolit bereaksi dengan air membentuk zeolit
c. Proses metamorfosa

7
bahan pembentuk bereaksi dgn alumunium pd Tekanan tinggi.
Mineral yang terbentuk : heulandit, mordenit, analism dan
klinoptilolit.

2. Zeolit Sintesis :
Natrium aluminat, natrium silikat, natrium hidroksida, kalium
hidroksida, dibentuk gel, dikristalkan padd Temperature –200C
melalui proses depolemirisasi
Sifat Fisik Kimia
- Warna : cerah kuning, merah, hijau, coklat, putih, abu-abu
- BJ : 2 - 2,4 - kekerasan : 3 - 4 skala mosh
- Kilap : tanah, opaque
- Kristal : monoklin
Komposisi Mineral
Analism : Na16(AlO2)16(SiO2)32 16 H2O
Modernit : Na8(AlO2)8(SiO2)40 24H2O
Klinoptilolit: Na6(AlO2)6(SiO2)30 24H2O
Kabasit: (Na2Ca)6 (Al12Si24O72) 40H2O
Heulandit: (Ca4)(Al8Si28O72) 24H2O
Penambangan
tambang terbuka : linggis, ganco, cangkul, bulldozer, power
shovel, dragline.
Pengolahan :
Pemisahan dari kotoran, peremukan, penggilingan, pengeringan,
pengaktifan.
Tempat terdapatnya :
Jabar : Gunung Cereme, jampang, bayah, malimping
Jateng : Gunung muria, ajibarang, bumiayu, luk ulo
Jatim : Gunung sidomulyo tulungagung, trenggalek, pacitan
Sumsel : Muaraenim
Lampung : danidar, baturaja
Kalbar : sanggau
Kalteng : siberung

8
Kegunaan :
Umum :
1. Bidang pertanian: menetralkan tanah asam, penyerap pupuk
2. Bidang peternakan: camp pakan ternak utk meningkatkan
kualitas telur
3. Bidang perikanan: penyerap ammonia yg dikeluarkan ikan
melalui kotoran
4. Bidang bangunan: camp beton, kerikil ringan, batubata ringan.
5. Bidang Industri: penjernih minyak, penyerap warna, filter
industri kertas, panel energi matahari
6. Bidang Lingkungan: penghilang/penyerap bau ion Ca2+, gas N2,
O2, CO2 dr asap kendaraan, Tambang dalam.
Khusus :
1. Untuk Pengolahan Limbah Air
2. Rock Wool
3. Zeolit untuk Batako
4. Zeolit bhn pembuat keramik
5. Zeolit sebagai Galian Katalis Perengkah
6. Trass
Batuan induk merupakan batuan vulkanik dan tuff. Trass merupakan hasil
pelapukan endapan vulkanik sebagian besar mengandung silica, besi dan
alumina dengan ikatan gugus oksida.

Sifat :
Warna : putih kemerahan, kecoklatan, kehitaman, kelabu, kekuning-
kuningan, coklat tua, coklat muda, abu-abu. Dalam keadaan sendiri tidak
mempunyai sifat mengeras, bila ditambah kapur tohor dan air akan
memiliki masa seperti semen dan tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan
karena senyawa silica aktif dan senyawa alumina reaktif dgn reaksi :
2Al2O3 2SiO2 + 7Ca(OH)2 ---> 3CaO2SiO2H2O + 2(2CaOAl2O3SiO2
2H2O)
Mengerasnya semen pezzoland lebih lambat dari Portland meski
kekuatannya bertambah terus Trass tahan terhadap agregat alkalin, nilai

9
penyusutan dan pemuaian kecil, kelulusan air kecil (kedap air), thn thd
asam tanah maupun air laut, sifat lentur tdk mudah retak.

Komposisi Kimia:
SiO2 (40,76-56,20%), Al2O3 (17,48-27,95 %), Fe2O3 (7,35-13,15%), H2O
(3,35-10,70%), CaO (0,82-10,27%), MgO (1,96-8,05%).

7. Gypsum
1. Gypsum sintesis dr air laut
air laut banyak mengandung ion SO4 = disbanding ion Ca+
(sebagian terikat oleh Mg++) maka jika kedlm larutan tersebut
ditambah suatu larutan yang banyak mengandung Ca+ maka akan
terjadi pengendapan gypsum. Ca+ dapat diperoleh dari larutan CaCl2
sebagai Galian buangan pabrik soda abu atau larutan Ca(OH) 2 dari
kapur.
2. Gypsum sintesis dari air kawah
Dilakukan dgn menambah batu gamping kedlm air kawah dgn
reaksi:
CaCO3 + air kawah ---> CaSO4.2H2O
3. Gypsum sintesis dari produk pembakaran batubara
Pembakaran batu bara sering menghasilkan SO3 yg berbahaya
namun bila gas ini disemprot dgn Ca(OH)2 mk akan menghasilkan
gypsum.
SO3+Ca(OH)2 + H2O ---> CaSO4.2H2O
4. Gypsum sintesis hasil sampingan industri Kimia
Gypsum dapat dihasilkan dari produk samping Industri asam sulfat,
asam sitrat dan asam fosfat.

Pemanfaatan:
1. Gypsum sebelum kalsinasi
a. Retarde semen Portland
sebagai Galian bahan balu dipakai rock gypsum yang
berfungsi sebagai Galian retarder (memperlambat pengerasan).

10
Dalam industri ini digunakan yang mempunyai CaSO4 tinggi,
disamping itu mengandung 42% SO3 dan berukuran 0,5-2 inchi.
b. Pertanian : pupuk (land plaster) pada tanah alkalis
Digunakan rock gypsum yang telah dihancurkan halus (-
100mesh) sejumlah 75-90%. Biasa digunakan pada tanah alkalis
untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, khususnya legume.
Gypsum menghasilkan sejml sulfur Bahan Galian tanaman kacang,
buncis, kacang tanag, kacang polong, mampu menangkap nitrogen
bertambah banyak, kalsium sulfat juga cenderung berasimilasi dgn
potas tanah.
c. Peternakan : bhn campuran makanan ternak
d. Pembuat warna dasar cat
e. Pengisi pd industri kertas, crayon, karet
f. Ornamen
g. Industri tekstil
sebagai Galian perekat produk dan bila diinginkan permukaan
yang mengkilap atau bercahaya. Untuk itu gipsu digunakan
bersama lempung dan talk. Gipsum tidak lebih dr 4% kalsium
sulfat, kandungan besi rendah.
Komposisi:
CaCO4 : 77,42%, CaCO3 : 1,45%, Fe2O3+Al2O3 : 0,12%,
Si2O3 : 0,34%, NaCl : 0,26 %, MgO: 0%
2. Gypsum Yang Dikalsinasi
Industri keramik, patung, setakan, fluks gelas, plastik,
penggosok granit, plester dental, autopaedik plater, utk wallpaper,
plaster of paris, compressed plaster yang digunakan pada dinding
penyekat langit-langit genteng. Terjadi secara organik, mekanik atau
secara kimia.
Organik : pengendapan binatang karang/cangkang siput,
foraminifera,
koral/kerang

11
Mekanik : bahannya sama dengan organik yg berbeda hanya
terjadinya perombakan dr batu gamping tsb yg kemudian terbawa
arus dan diendapkan tdk terlalu jauh dr tempat semula
Kimia : tjd pd kondisi iklim dan suasana lingk tertentu dlm air laut
atau air tawar mata air mineral dpt juga mengendapkan
batugamping krn peredaran air panas alam yg melarutkan lapisan
batugamping di bawah permukaan yg kemudian diendapkan di
permukaan.

Terdapatnya:
1. Jabar (serang, padalarang, cibadak, tasikmalaya)
2. Jateng ( nusakambangan, gunungkidul, rembang, klaten)
3. Jatim ( tuban, pacitan, madura, malang)
4. Sumatera ( kotaraja, aceh, nias, jambi, bengkulu)
5. Kalimantan ( barito, kutai, kalbar, kalteng)
6. Sulawesi ( tonnasa, ujungpandang)
7. Nusa tenggara (timor, sumbawa)
8. Maluku
9. Papua (kotabaru)
Pengolahan :
- berwujud bongkahan
- digiling halus
- dipanaskan/dibakar/ kalsinasi
Kegunaan :
1. Batu bangunan : dipakai untuk pondasi jalan, rumah,
bendungan. Biasanya dipakai Bahan Galian Gamping yg keras
dan pejal berhablur halus dan mempunyai daya tekan 800-2500
kg/cm2.
2. Bahan bangunan
syarat : CaO+ MgO min 95 %, SiO 2+Al2O3 + Fe2O3 max 5%,
CO2 3 %, 70 % lolos ayakan 0,85 mm.

12
3. Industri kaca : berfungsi sebagai Galian fluks dgn kadar 0,96%
SiO2, 0,04 Fe2O3, 0,14 % Al2O3, 0,15% MgO, 55,8% CaO
4. Industri bata silika
Syarat: 90% CaO, max 4,5% MgO, maks 1,5% Fe 2O3+Al2O3,
maks 55,8% CO2
5. Industri semen :
syarat: 50-55% CaO, maks 2% MgO, viskositas 3200 cp (40%
H2O), 2,47 % Fe2O3, 0,95% Al2O3

3. Natrium Bentonit

Mengandung relatif banyak ion Na+ dibandingkan ion Ca++ dan Mg++,
kandungan Na2O>2%, sering dipakai sebagai Galian. bahan tambahan cat,
tinta cetak, pencegah kebocoran pada dam, Lumpur pemboran.
Mempunyai pengembangan yang besar bila ditambah air sehinga dalam
suspensi akan menambah kekentalan pH= 8,5-9,8

Daya tukar ion akan cukup besar, sering dipakai:


Bahan penyerap, industri farmasi, zat pemutih, katalisator, perekat, pasir
cetak, perekat briket bb, campuran pakan ternak.

Sifat Bentonit:
1. Komposisi dan jenis mineral dpt diketahui dengan pengujian difraksi
sinar x
2. Sifat kimia, dengan alvalisis sifat kimia tidak langsung dapat
menentukan kualitas bentonit (hanya sebagai Galian pembanding saja
sebab komp hampir sama dengan illit maupun kaolinit)
3. Sifat teknologi, erat kaitannya dgn pemanfaatannya seperti : sifat
pemucatan, plastis, suspensi, mengikat dan melapisi

13
4. Pertukaran ion, sifat ini menentukan jml air (uap air) yg dpt diserap
bentonit. Hal ini disebabkan krn struktur kisi2 krismin montmorilonit
serta adanya unsur (ion+Kayion) yg mudah tertukar maupun menarik
air. Kation / ion Na mpy daya serap air > Mg, Ca, K dan H. Mk jk
dimasukan ke dlm air akan mengembang dan mbtk larutan koloid. Bila
air dikeluarkan akan mbtk masa yg kuat, liat dan keras serta tdk
tembus air disamping itu bersifat lembab atau thn thd reaksi kimia. Krn
itulah bentonit digunakan dlm pemboran sebab bentonit melapisi
dinding dan mampu menahan rembesan air.

Sifat Fisis Bentonit


1. Kapasitas pertukaran kation/cation excange capacity
Karena struktur kisi-kisi montmorilonit ion dan kation yang
mudah tertukar dan menarik air (ion Na) menyebabkan bentonit segar
mengembang bila dimasukan dalam air, semakin tinggi harga cec maka
mutu semakin baik dan bentonit ini dapat digunakan untuk menyumbat
kebocoran dan pemboran.
2. Daya serap
Adanya ruang pori antar ikatan min lempung serta ketidakseimbangan
muatan listrik dlm ion2nya mk bentonit dapat digunakan sebagai
Galian penyerap berbagai keperluan.
3. Luas permukaan
Biasa dinyatakan sebagai Galian jumlah luas permukaan
kristal/ butir bentonit yang berbtk tepung setiap gram berat (m2/gr).
makin luas makin besar zat yg melekat, mk bentonit dpt dipakai
sebagai Galian pembawa dlm insektisida, pengisi kertas, plastik.
4. Rheologi
Apabila bentonit dicampur dgn air dan dikocok mk akan mjd agar-
agar, namun bila didiamkan akan mengeras spt semen (tiksotropi)
5. Sifat mengikat dan melapisi
Kemampuan bentonit mengikat bijih/logam dan mat lai membuat
bentonit dpt digunakan utk pengikat pellet konsentrat/ bijih, pelekat
cetakan logam

14
6. sifat plastis:
Digunakan sebagai Galian pencampur keramik maupun dempul kayu.

Komposisi Kimia Standar


55,40% SiO2, 20,10% Al2O3, 3,7% Fe2O3, 0,49% CaO, 2,49% MgO,
2,76% Na2O3, 0,60% K2O, 13,5 % habis terbakar

Penyebaran Bentonit
1.Jabar : karangnunggal, manonjaya, kowalu (tasikmalaya). Sukabumi,
subang, bojong manik
2. Jateng: sangiran, sragen, wonosegoro, smg
3. DIY : Manggulan
4. Jatim: Pacitan, trenggalek, mlg, ponorogo, tulungagung
5. Sumut: pangkalan brandan, sumalungun
6. Sumsel: Muara Tiga
7. Sulut : Manado
8. Kalteng : Barito putera
4. Batu Gamping (Lime Stone)

Dibagi 2 :

1. Non Klastik : Koloni binatang laut “gamping koral” penyusun


utama adalah koral
2. Klatik : Hasil rombakan batu gamping akibat erosi,
transportasi, sortasi & sedimentasi

Sifat
1. Secara kimia terdiri kalsium karbonat & magnesium / gamping
dolomitan.
2. BJ = 2
3. Keras. Pejal & Porous
4. Warna Putih Susu, abu – abu muda, coklat, merah, hitam.
· Bt. Gamping Metamorfosa menjadi marmer
· Ditemukan di gua – gua gamping

15
· Prosesnya air hujan mengandung CO2-àCO2 membusukkan zat
organic-àmelarutkan bt. Gamping dilalui.
CaCO3 + 2CO2 + H2O à Ca (HCO3)2 + CO2
Tempat Ditemukan

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Sumsel, Lahat

Teknik Penambangan

· Teknik Side Hill Type & Metode Gophering “mengikuti jalur yg


dibongkar)
· Dengan peledakan

· Mengggunakan A2B (skala besar), alat sederhana (skala kecil)

· Bila btg. Gamping tidak keras, digunakan lubang tembak diisi


lempung lalu air.
Pengolahan dan Pemanfaatan
· Campuran bahan bangunan pebuatan pondasi, plester rumah, jalan
· Penetral keasaman tanah
· Bahan Penstabil jalan raya
· Bahan baku semen Portland
· Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api
· Bahan penjernih air

5. Granit

Genesa :
1. Terjadi karena proses magma yang bersifat asam
2. Terbentuk didalam bumi 3-4 Km dan 10-15 km
SIFAT

1. Bentuk intrusi : lakolit, batholit, pakolit.


2. Kekuatan tekan (1000 – 2500 kg/cm2
3. BJ = 2,6 – 2,7
4. Warna gelap

16
1. Transisi Granit dan Diorit à GRANODIORIT
TEMPAT
Sumatera, Kalimantan
TEKNIK TAMBANG
§ Sesuai dengan permintaan & produksi
§ Peledakan secara bertahap sesuai dimensi yg diinginkan
§ Alat manual (pahat, martil dll)
PENGOLAHAN & PEMANFAATAN
§ Pemolesan
§ Lebih tahan bila terkena sinar matahari & hujan

Manfaat :
§ Bahan lantai atau ornament
§ Sisa potongan menjadi tersaso dengan dicetak bersama semen putih.

6. Belerang ( Sulfur)

Sifat
1. Ada 2 jenis : Sulfida & Alam
2. BJ = 2,05
3. H = 1-5 . 2-5
4. Warna kuning
5. Bila dibkar bewarna biru à CO2 dengan bau tidak enak
Tempat Ditemukan

Sumut, Sumsel, Jabar, Jatim, Jateng, Maluku, Sulut


Teknik Penambangan
· Tambang terbuka
· Disemprot dan menggunakan alat sederhana.
· Pd lapisan tebal dibor, dimasukkan air panas 335 oC kedalam endapan
belerang melalui pipa kondensasi dipompa keluar -à ditampung &
diendapkan à sublimasià belerang bersih.
PENGOLAHAN :

17
· Yg berentuk Kristal (dimasukkan kedalam autociave, ditambah solar,
air & NAOH) dimaukkan uap air panas dg tekanan 3 atm
· Yg berbentuk lumpur (flotasi (meningkatkan mutu) à dimasukkan ke
autociave
MANFAAT :
· Industi kimia (pupuk, asam sulfat, metalurgi)
· Industi cat, karet, anti serangga, pengawet kayu, obat – obatan.
GENESA :
· Terbentuk karena proses vulkanik
· Berasal dari H2S yang meruapakan Hasil reduksi CaSO4 oleh karbon
dan Methan.
· Berasal dari dome.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Bahan Galian Industri Merupakan Semua Mineral dan Batuan kecuali
mineral logam dan energi, yang digali dan diproses untuk penggunaan
akhir industri.
 Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya:

o Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

 Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping

 Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen


lainnya

o Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api

18
o Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan
asam & ultra basa

o Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu &
endapan

o Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal

o Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf

 Beberapa bahan galian dari alam yang berguna dalam kehidupan antara
lain : Aspal Alam, Aspalite, Aspal minyak, Kaolin, Zeolit, Trass,
Gypsum, Natrium Bentonit, Batu Gamping (Lime Stone), Granit,
Belerang ( Sulfur).

3.2 Saran

Untuk lebih memperdalam pemahaman dan pengetahuan mengenai bahan


galian sebagai karya banyak membaca literatur-literatur yang lebih variatif yang
berkaitan dengan batuan metamorf serta mengkajinya secara mendalam dan
dibarengi dengan pengamatan batuan di laboratorium dan pengamatan langsung
singkapan batuan metamorf di lapangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiana, dkk. 2010. Bahan Konstruksi Kimia. Palembang: Politeknik Negeri


Sriwijaya

http://bosstambang.com/Minerals/rencana-bahan-galian-industri.html

20

Anda mungkin juga menyukai