LP Gonorhea

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang
memiliki makna tersendiri, karena walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang Asuhan Keperawatan gonore.
Dalam karya tulis ini, kami juga menyediakan pembahasan tentang konsep medis dan asuhan
keperawatan gonore.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan isinya masih terdapat
kesalahan kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam menggunakan ejaan yang benar.
Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini
menjadi sempurna.
Palopo,

april 2014

Penyusun
Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
ii

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

B.

Rumusan Masalah

BAB II KONSEP MEDIS


A.

Defenisi

B.

Manifestasi Klinis

C.

Etiologi

D.

Patofisiologi

E.

Komplikasi

2
2
3
2
2
3

F.

Penatalaksanaan

BAB III KONSEP KEPERAWATAN


A.

Pengkajian

B.

Diagnosa Keperawatan

C.

Intervensi

D.

Evaluasi

10

E.

Penyimpamgan KDM

5
6

11

BAB IVPENUTUP

11

A.

11

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea) adalah penyakit
menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan
dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa
menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Pada wanita,
gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul
nyeri pinggul dan gangguan reproduksi (Wikipedia).Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan
melalui ciuman atau kontak badan yang dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat
ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang digunakan untuk obat bius.
Penyakit menular seksual juga disebut penyakit venereal merupakan penyakit yang paling sering
ditemukan di seluruh dunia.Pengobatan penyakit ini efektif dan penyembuhan cepat sekali.Namun,
beberapa kuman yang lebih tua telah menjadi kebal terhadap obat-obatan dan telah menyebar ke
seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yang dilakukan orang-orang melalui transportasi
udara.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :


1.

Apa yang dimaksud dengan gonore ?

2.

Apa penyebabnya gonore ?

3.

Apa faktor resiko gonore ?

4.

Bagaimana mekanismenya penyakit gonore ?

5.

Apa saja tanda dan gejala penyakit gonore ?

6.

Bagaimana pemeriksaan penunjang pada penyakit gonore ?

7.

Apa saja komplikasi penyakit gonore?

8.

Bagaimana penatalaksanaan pada pasien dengan penyakit gonore ?

9.

Bagaimana proses asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa gonore ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah pembelajaran dan pengetahuan
kita sebagai perawat dalam melakukan proses asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa
medis gonore, dan cara pengaplikasiannya. Sedangkan untuk tujuan khususnya adalah
1.

Untuk memahami definisi tentang gonore

2.

Untuk memahami tentang penyebab gonore

3.

Untuk memahami tentang mekanisme proses penyakit gonore

4.

Untuk memahami tentang tanda dan gejala gonore

5.

Untuk memahami tentang komplikasi penyakit gonore

6.

Untuk memahami tentang penatalaksanaan penyakit gonore

7.

Untuk memahami tentang proses asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit gonore

BAB II
KONSEP MEDIS

A. Defenisi
Kencing nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva). Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan
menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
reproduksi.Namun penyakit gonore ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang

dekat. Kuman patogen tertentu yang mudah menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi
darah, alat suntik yang digunakan.
B. Etiologi
Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea / Gonokok yang bersifat
patogen. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan dikenal ada 4 spesies, yaitu N.
gonorrhoeae dan N. meningitidis yang bersifat patogen serta N. cattarrhalis dan N. pharyngis sicca
yang bersifat komensal. Keempat spesies ini sukar dibedakan kecuali dengan tes fermentasi.
C. Patofisiologi
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis
dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada
wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di
mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lainlain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat
dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan
pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili,
protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra
pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi
pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.
D. Manifestasi Klinis
a) Pada pria
1.

Masa tunas gonore sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang -

kadang lebih lama karena pengobatan diri sendiri tapi dengan dosis yang tidak cukup atau gejala
sangat samar sehingga tidak diperhatikan.
2.

Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika berkemih

3.

Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid

dari uretra
4.

Retensi urin akibat inflamasi prostat

5.

Keluarnya nanah dari penis atau kadang-kadang sedikit mengandung darah.

6.

Tempat masuk kuman pada pria di uretra menimbulkan uretritis.

7.

Keluhan subyektif berupa rasa gatal, panas sewaktu kencing terdapat pada ujung penis atau

bagian distal uretra, perasaan nyeri saat ereksi.


b)

Pada wanita

1.

Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi

2.

Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)

3.

Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala

yang berat seperti desakan untuk berkemih


4.

Nyeri ketika berkemih

5.

Keluarnya cairan dari vagina

6.

Demam

7.

Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta

menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual


8.

Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan sekret mukopurulen. Wanita dan

pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di
rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar
cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
9.

Pada umumnya terdapat rasa sakit pada punggung bagian bawah, bersama-sama keadaan

tidak enak badan


E. Komplikasi
Dapat timbul komplikasi berupa bartolitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga
penderita sukar jalan karena nyeri.Komplikasi dapat ke atas menyebabkan kemandulan, bila ke
rongga perut menyebabkan radang di perut dan usus.Selain itu baik pada wanita atau pria dapat
terjadi infeksi sistemik (seluruh tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain.Pada ibu hamil,
bila tidak diobati, saat melahirkan mata bayi dapat terinfeksi, bila tidak cepat ditangani dapat
menyebabkan kebutaan.Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah atau beberapa sendi, dimana
sendi menjadi bengkak dan sangat nyeri, sehingga pergerakannya menjadi terbatas.Infeksi melalui
aliran darah juga bisa menyebabkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa
tidak enak badan atau nyeri di beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi kesendi lainnya
(sindroma artritis-dermatitis).Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis).Infeksi pembungkus hati
(perihepatitis) bisa menyebabkan nyeri yang menyerupai kelainan kandung empedu.

F. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau
dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 1 minggu (biasanya diberikan
doksisiklin).Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah, biasanya penderita dirawat di rumah
sakit dan mendapatkan antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus).

Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak strain

yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan
pengobatan pilihan.

Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per-

oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.

Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka

terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.

Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.

b. Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:

Bahaya penyakit menular seksual

Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan

Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya

Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.

Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, alamat,
tgl MRS, dll.
2.

Keluhan utama

Biasanya nyeri (saat kencing).


3.

Riwayat penyakit dahulu

Tanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit berat (sinovitis, artritis).


4.

Riwayat penyakit sekarang

P = Tanyakan penyebab terjadinya infeksi


Q = Tanyakan bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R = Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar,,,
S = Kaji skala nyeri untuk dirasakan
T = Kapan keluhan dirasakan.
5.

Riwayat kesahatan keluarga

Tanyakan pada klien apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama seperti
yang diderita sekarang.
6.

pengkajian persistem

a. Sistem Integumen
Biasanya terjadi inflamasi jaringan sekitar uretra, genital lesions dan skin rashes.
b. Sistem Kardiovaskuler
Kaji apakah bunyi jantung normal / mengalami gangguan, biasanya pada klien bunyi jantung normal,
namun akan mengalami peningkatan nadi karena proses dari inflamasi yang mengakibatkan
demam.
c. Sistem Pernafasan
Perlu dikaji pola nafas klien, auskultasi paru paru untuk mengetahui bunyi nafas, dan juga kaji
anatomi pada sistem pernafasan, apakah terjadi peradangan atau tidak. Biasanya pada klien
terdapat peradangan pada faringnya karena adanya penyakit.
d. Sistem Penginderaan
Kaji konjungtiva, apakah ada peradangan / tidak.( Konjungtiva tidak mengalami peradangan, namun
akan mengalami peradangan jika pada konjungtivitis gonore dan juga bisa ditemukan adanya pus )
e. Sistem Pencernaan
Kaji mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
Apakah terdapat diare / tidak.
Anus
Biasanya pasien mengalami inflamasi jaringan akibat infeksi yang menyebabkan klien sulit dan nyeri
saat BAB
f. Sistem Perkemihan
Biasanya klien akan mengalami, retensi urin karena inflamasi prostat, keluar nanah dari penis dan
kadangkadangujung uretra disertai darah, pembengkakan frenulum pada pria, dan pembengkakan
kelenjar bartoloni serta labio mayora pada wanita yang juga disertai dengan nyeri tekan.
B. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi pada
uretra
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya reaksi penyakit ( reaksi inflamasi).
3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan inflamasi pada prostat.
4. ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan pengobatannya.
C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri saat BAK berhubungan dengan adanya reaksi inflamasi pada
uretra
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan klien akan merasa nyaman saat berkemih.
Kriteria Hasil :

Klien tampak rileks saat berkemih

Klien secara verbal mengatakan tidak sakit / tidak nyeri

Klien akan menggunakan pencegahan non analgetik untuk mengurangi rasa nyerinya.

Skala nyeri klien 2 3 / 0

Tanda tanda vital klien dalam batas normal

Klien tampak tenang

Rencana Tindakan :
a.

Observasi tanda-tanda nyeri non verbal, seperti ekspresi wajah gelisah, menangis. R/ :

Mengetahui tingkat rasa nyeri yang dirasakan pasien


b.

Observasi skala nyeri. R/ : Mengetahui skala nyeri yang dirasakan oleh pasien

c.

Observasi tanda-tanda vital. R/ : Mengetahui perkembangan dari penyakit

d.

Ajarkan klien tehnik relaksasi dan dekstraksi untuk mengurangi nyeri. R/ : Dengan tehnik

relaksasi dan dekstraksi dapat mengurangi rasa nyeri


e.

Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang. R/ : klien akan merasa nyaman dan tenang

f.

Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi analgesik. R/ : Melaksanakan fungsi

independen dan analgesik dapat mengurangi rasa nyeri


2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya reaksi penyakit ( reaksi inflamasi )
Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan suhu tubuh klien dalam batas normal
Kriteria Hasil :

Suhu tubuh klien normal

Klien tampak nyaman

Tidak ada perubahan warna kulit

Rencana Tindakan :
a.

Observasi suhu tubuh klien setiap 2 jam sekali. R/ : dengan memonitor secar rutin tentang

suhu tubuh klien bisa memantau perubahan perubahan yang terjadi sehingga bisa segera
dilakukan tindakan keperawatan.
b.

Observasi nadi, tekanan darah dan respirasi rate klien. R/ : jika tubuh mengalami peningkatan

maka nadi klien juga bisa mengalami peningkatan, sehingga bisa memperburuk kondisi klien jika
tidak dilakukan observasi.
c.

Jelaskan pada klien dan keluarga klien untuk mengompres klien pada daerah arteri besar

misalnya pada aksila dan leher. R/ : dengan melakukan kompres pada daerah arteri besar bisa
membantu menyeimbangkan termoregulasi tubuh, agar suhu tubuh klien normal
d.

Jelaskan pada klien agar mengompres menggunakan air hangat , tidak boleh menggunakan air

dingin. R/ : menggompres menggunakan air hangat akan mempercepat proses evaporasi tubuh
untuk menurunkan suhu tubuh hingga batas normal, namun jika menggunakan air dingin akan
beresiko terjadinya hipotermi.
e.

Tingkatkan inktake cairan dan nutrisi klien. R/ : peningkatan cairan bisa membantu

menstabilkan termoregulasi panas klien


f.

Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian obat antipiretik. R/ : obat antipiretik akan

membantu menurunkan suhu tubuh klien sesuai batas normal.


3. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan proses inflamasi.
Tujuan keperawatan : pola eliminasi tidak terganggu lagi.
Kriteria hasil : klien akan:
Urin akan menjadi kontinens
Eliminasi urin tidak akan terganggu
pengeluaran urin tanpa disertai nyeri
Rencana Tindakan :
a.

Pantau eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan tepat. R/

: membantu dalam menentukan intervensi selanjutnnya.


b.

Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala inferksi saluran kemih. R/ : agar

keluarga tahu apabila pasien mengalami ISK.


c.

Sarankan pasien untuk minum sebanyak 3000 cc per hari. R/ : membantu mempertahankan

fungsi ginjal, mencegah infeksi dan pembentukan batu.


d.

Rujuk pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan. R/ : membantu dalam mengurangi

ganggua pola eliminasi pasien.

4. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang proses penyakit dan pengobatannya.
Tujuan: kecemasan klien berkurang.
kriteria hasil :
wajah klien nampak tenang dan rileks
klien tidak lagi bertanya tentang penyakitnya.
Rencana Tindakan :
a.

Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu, ekspresi

cemas non verbal). R/ : Indikator derajat ansietas/ sterss. Stress dapat terjadi sebagai akibat kondisi
fisik.
b.

Berikan informasi yang akurat tentang prosedur dan pengobatan. R/ : mengurangi ansietas

pasien.
c.

Dorong untuk mengungkapkan perasaaan. Berikan umpan bailk. R/ : membuat hubungan

terapeutik dan membantu pasien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress
d.

Berikan lingkungan yang nyaman. R/ : untuk meningkatkan relaksasi, membantu menurunkan

stress.
D. Evaluasi
1. klien akan merasa nyaman saat berkemih.
2. Suhu tubuh kembali normal.
3. pola eliminasi tidak terganggu lagi
4. Klien tidak merasa cemas lagi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorrhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian
putih mata (konjungtiva). Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea /
Gonokok yang bersifat patogen.
Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan
farings.Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis

dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada
wanita.
Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di
mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lainlain), dan difagositosis oleh neutrofil. Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat
dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan
pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit.Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili,
protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.Daerah yang paling mudah
terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra
pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum.Infeksi primer yang terjadi
pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.

DAFTAR PUSTAKA
http://viethanurse.wordpress.com/2009/02/27/asuhan-keperawatan-klien-dengan-gonorrhea
http://askepapaaja.blogspot.com/2013/04/asuhan-keperawatan-gonore.html
http://dianhusadaanikayuni.blogspot.com/p/askep-gonore.html
http://www.blogdokter.net/2008/05/25/gonorrhea/
http://galanggalih.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-gonore.html

Anda mungkin juga menyukai