Laporan Praktikum Mesin Bubut

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN

MESIN BUBUT

Disusun oleh :
Nama
Absen
NIM
Kelas

: Dito Prakoso
: 10
: 161211010
: 1MA

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunannya, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik secara
langsung maupun tidak langsung terutama Bpk Purgianto selaku dosen pembimbing mata.
Adapun laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi kerja praktik mata kuliah
Permesinan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan
yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang
mampu bersaing di dunia industri.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan ini, itu semua karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.

Bandung, Oktober 2016

Penulis

BAB I
TEORI

1.1 Mesin Bubut


Mesin bubut ialah mesin yang dapat mengerjakan benda kerja berbentik
apapun, namun mesin bubut lebih di khususkan untuk mengerjakan benda-bevnda
berbentuk silindris. Dalam mesin bubut mempunyai bagia-bagian yang sangat
mendukung sehingga dengan kelengkapan dari tiap-tiap bagiannya membyuat
hasil dari mesin bubut itu mempunyai ukuran hasil yang cukup akurat. Dibawah
ini akan dijelaskan bagian-bagian dari mesin bubut beserta fungsinya.

1.2 Definisi Dan Bagian-Bagian Mesin Bubut

Kepala tetap/Head stock


Pada kepala tetap terdapat Chuck yang berfungsi untuk mencekam benda
kerja yang akan di bubut. Kepala tetap ada dua jenis yaitu tiga rahang dan empat
rahang. Kepala tetap tiga rahang hanya dapat mencekam benda-benda berbentuk
silindris. Sedangkan kepala tetap empat rahang dapat mencekam benda-benda
berbentuk segi empat ataupun silindris, sehingga kepala tetap empat rahang dapat
menghasilkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kepala tetap tiga rahang
karena kepala tetap empat rahang dapat mencekam benda kerja dengan sempurna.
Namun pada tiap-tiap kepala tetap sama-sama terdapat lima gigi. Benda kerja

yang diproses pun harus terjepit oleh kelima gigi tersebut. Tetapi jika benda kerja
tersebut hanya terjepit oleh satu gigi atau benda kerja terlalu panjang maka benda
kerja tersebut harus disangga dengan senter putar.

Handle
Handle berfungsi untuk mengatur kecepatan mesin bubut yang disesuaikan
dengan putaran atas benda kerja yang akan digunakan. Setiap handle memiliki
fungsi masing-masing tetapi yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Handle dapat diatur sesuai dengan putaran benda kerja yang telah dihitung
sebelumnya dan disesuikan dengan yang ada pada table.

Kepala lepas ( Tail Stock )


Kepala lepas berfungsi sebagai tempat chuck drill, center drill, center putar,
untuk menyeting pahat dan untuk menahan benda kerja. Kepala lepas dapat
digerakan kearah kiri dan kanan sepanjang dudukan kepala lepas atau bed.

Dudukan Kepala Lepas ( Bed )


Dudukan kepala lepas berfungsi sebagai dudukan kepala lepas dan sebagai
penahan atau rel ketika kepala lepas sedang digeser. Sehingga kepala lepas dapat
berjalan dengan lancar.

Eretan melintang atas


Eretan melintang atas berfungsi melakukan pergerakan memahat skala kecil
untuk arah secara horizontal. Pada eretan melintng atas ini terdapat skala ukuran,
sehingga kita bisa menentukan seberapa panjang benda kerja yang akan dilakukan
pembubutan.

Eretan Melintang Atas

Eretan melintang bawah


Eretan melintang bawah berfungsi melakukan pergerakan memahat untuk
arah secara vertikal. Pada eretan melintng bawah ini terdapat skala ukuran,

sehingga kita bisa menentukan seberapa dalam benda kerja (biasanya dalam
penentuan diameter) yang akan dilakukan pembubutan.

Eretan Melintang Bawah

Dudukan Pahat
Bagian ini berfungsi sebagai tempat pahat dalam kegiatan membubut. Pada
saat penyetingan paha, rumah pahat dapat diukur ketinggiannya dengan cara
memutar baut untuk mengatur tinggi rendahnya pahat.

Baut dudukan
Pengatur tinggi
rendah pahat

Pengunci
Pahat

Rumah Pahat

Dudukan
Rumah
Pahat

Rumah
Pahat

Poros Transporter
Poros transporter berfungsi sebagai poros bagi kereta ketika akan membubut
secara memanjang atau melintang secara otomatis.

1.3 Jenis-jenis Mesin Bubut


Pada garis besarnya mesin bubut dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok
yaitu mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut standar dan mesin
bubut beralas panjang.
a.

Mesin bubut ringan


Macam mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan,
bentuk peralatannya kecil dan sederhana dan dipergunakan untuk mengerjakan
benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut
bangku dan model lantai, konstruksi nya merupakan gambaran mesin bubut yang
besar dan berat.

b.

Mesin bubut sedang


Konstruksi mesin bubut ini lebih cermat dan diperlengkapi dengan
penggabungan peralatan khusus, oleh karena itu mesin ini dipergunakan untuk
pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah
untuk menghasilkan atau untuk menghasilkan atau untuk memperbaiki perkakasperkakas secara produksi.

c. Mesin bubut standar


Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar dan dipergunakan
untuk pekerjaan yang lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan
dan sedang, mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut
pada umumnya.

d.

Mesin bubut beralas panjang


Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar dan dipergunakan
untuk pekerjaan yang lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan
dan sedang, mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut
pada umumnya.

Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
a.

Mesin bubut pistol (Revolver)

Mesin bubut ini bekerja lebih ekonomis, penyayatan dengan beberapa


perkakas secara bersama-sama dimungkinkan juga, lebih menguntukngkan untuk
produksi dengan jumlah-jumlah kecil.
b. Mesin bubut otomat
Mesin bekerja secara otomat, pada pembuatan benda-benda kerja yang
dibubut dari bahan batangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis
hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk
yang telah dikerjakan, dari sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah
mesin otomat dengan mudah.

c. Mesin bubut kepala


Ialah sebuah mesin bubut yang terutama digunakan untuk membubut bendabenda kerja berbentuk piringan yang besar seperti : roda gigi, puli, tutup dan
sebagainya.
d. Mesin bubut korsel
Gunanya untuk mengerjakan benda-benda kerja yang sama seperti mesin
bubut kepala, tetapi karena letak pelat setelnya horisontal, pengencangan benda
kerjanya jauh lebih mudah dan benda-benda kerja yang lebih tinggi dapat
dibubutnya.
e. Mesin bubut profil
Untuk pembubutan profil panjang, pahat profil tidak cocok, pahat itu terlalu
lebar untuk penyayatan yang tenang.
f. Mesin bubut penyalin
Mesin ini digunakan untuk dapat membubut poros bertingkat dengan
bantuan sebuah mal.

g.

Mesin bubut belakang


Pada perkakas yang berbentuk bundar misalnya frais, sudut jalan bebas V
dapat dibentuk dengan pengasahan tetapi juga dapat dikerjakan dengan jalan
pembubutan belakang.

1.4 Jenis pahat bubut & penggunaannya

1.

Geometris alat potong


Hal yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana alat potong dapat
menyayat dengan baik, dan untuk dapat menyayat dengan baik alat potong
diperlukan adanya sudut baji, sudut bebas dan sudut tatal sesuai ketentuan, yang
semua Ini disebut dengan istilah geometris alat potong. Sesuai dengan bahan dan
bentuk pisau, geometris alat potong untuk penggunaan setiap jenis logam
berbeda.
a. Pahat bubut rata kanan
Pahat bubut rata kanan memilki sudut baji 80 dan sudut-sudut bebas lainnya
sebagaimana gambar 26, pada umumnya digunakan untuk pembubutan rata
memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
cekam.

b. Pahat bubut rata kiri


Pahat bubut rata kiri memilki sudut baji 55, pada umumnya digunakan
untuk pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah
kanan mendekati posisi kepala lepas.

c. Pahat bubut muka


Pahat bubut muka memilki sudut baji 55, pada umumnya digunakan untuk
pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakanannya dapat
dimulai dari luar benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga dapat dimulai
dari titik senter ke arah luar benda kerja tergantung arah putaran mesinnya.

d. Pahat bubut ulir


Pahat bubut ulir memilki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang akan
dibuat, sudut puncak 55 adalah untuk membuat ulir jenis whitwhort. Sedangkan
untuk pembuatan ulir jenis metrik sudut puncak pahat ulirnya dibuat 60.

e. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macammacam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau
ukuran clip.

2.

Penggunaan pahat bubut luar


Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salahsatu alat potong yang sering

digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan
pahat ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya
adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak
memanjang, melintang atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang
diinginkan.

Berdasarkan bentuknya diatas , pahat bubut dari kiri ke kanan :


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Pahat kiri
Pahat potong
Pahat kanan
Pahat rata
Pahat radius
Pahat alur
Pahat ulir
Pahat muka
Pahat kasar

3. Pahat bubut dalam


Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering menggunakan
pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut bagian dalam atau
memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan dengan mata bor. Bentuknya
juga bermacam-macam dapat berupa pahat potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada
yang diikat pada tangkai pahat. Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan
tangkai pahat. Contoh pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan
membubut rata bagian dalam.

4. Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai
digunakan untuk memotong benda kerja.

5. Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,
bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki
operatornya. adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius.

6. Pahat keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung
bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented
Carbid, Tungsten, Widedan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai
dengan kurang lebih 1000 C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan
dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk
mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal
namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang
berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya
dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut
khusus.
7. Bor senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan
dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor
senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila
memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.

8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada
permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang
belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya

Macam-macam pahat berdasarkan material pembentuknya :


a. Pahat High Speed Steel (HSS )
High speed steel (HSS) adalah perkakas yang tahan terhadap kecepatan kerja
yang tinggi dan temperatur yang tinggi juga dengan sifat tahan softening, tahan abrasi,
dan tahan breaking. HSS merupakan peralatan yang berasal dari baja dengan unsur
karbon yang tinggi. Pahat HSS ini digunakan untuk mengasah atau memotong benda
kerja. Beberapa unsur yang membentuk HSS antara lain Tungsten/wolfram (W),
Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co). Kekerasan
permukaan HSS dapat ditingkatkan dengan melakukan pelapisan. Material pelapis
yang digunakan antara lain : tungsten karbida, titanium karbida, dan titanium nitride,
dengan ketebalan pelapisan 5~8 m. Pahat jenis ini mampu mempertahankan
kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara luas untuk mata bor, pahat bubut,
dan tap. Selain itu harganya juga relatif murah.
.

b. Pahat Karbida (HCS)

Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida
mendapatkan kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari
ikatan ketat yang dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya
sekitar 90 HRC. Ketahanan aus dan ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat
diubah dengan memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul
dibandingkan dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan
ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi terhadap deformasi
termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena itu, harga pahat
jenis ini juga relatif mahal.

c. Pahat Baja
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
tanpa unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan
untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC 10 m/min) karena sifat martensit yang
melunak pada temperatur sekitar 250C. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk
memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah
maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat ulir)
Keuntungannya:
1.Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.
2.Dapat memotong material benda kerja yang lunak.
3.Harganya murah.

d. Pahat Paduan Cor Nonferro


Sifat-sifat paduan cor nonferro adalah diantara HSS dan Karbida (Cemented
Carbide) dan digunakan dalam hal khusus diantara pilihan dimana karbida terlalu
rapuh dan HSS mempunyai hot hardness dan wear resistance yang terlalu rendah.
Jenis material ini dibentuk secara tuang menjadi bentuk-bentuk yang tidak terlampau
sulit misalnya tool bit (sisipan) yang kemudian diasah menurut geometri yang
dibutuhkan.Paduan nonferro terdiri dari 4 macam eleman utama adalah sebagai
berikut :1. Cobalt : sebagai pelarut bagi elemen elemen lain, 2. Krom (Cr) : (10% s.d
35% berat) yang membentuk karbida, 3.Wolfram (W) : (10% s.d 25% berat) sebagai
pembentuk karbida, 4.Karbon : 3% C menghasilkan jenis yang keras dan tahan aus.

e. Pahat Keramik
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses
pembuatannya melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida,
nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh.Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1. Keramik
oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC)
untuk menaikkan kekuatannonadhesif. Disertai dengan penambahan serat halus
(whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan

zirkonia

(ZrO2)

untuk

menaikan

jumlah

retak

mikro

yang

tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan
memiliki sifat yang sangat keras dan tahan panas. 2. Nitrida silicon (Si3N4) disebut
kombinasi Si-Al-O-N
.

f. Pahat CBN (Cubic Boron Nitride)


CBN termasuk jenis keramik. Dibuat dengan penekanan panas (HIP, 60kbar,
1500C) sehingga bentuk grafit putih nitrida boron dengan strukrur atom heksagonal
berubah menjadi struktur kubik. Pahat sisipan CBN dapat di buat dengan menyinter
serbuk nitrida boron tanpa atau dengan material pengikat Al2O3, TiN, atau Co.CBN
memiliki kekerasan yang sangat tinggi dibandingkan pahat sebelumnya. Pahat ini bisa
digunakan untuk permesinan berbagai jenis baja pada keadaan dikeraskan, besi tuang,
HSS, atau karbida. CBN memiliki afinitas yang sangat kecil terhadap baja dan tahan
terhadap perubahan reaksi kimia sampai dengan kecepatan potong yang sangat tinggi.
Saat ini, pahat CBN sangat mahal sehingga pemakaiannya sangat terbatas
.

g. Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil
proses sintering serbuk

intan

tiruan

dengan

pengikat

Co

(5%-10%). Hot

hardness sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh
besar butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada
temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi,
maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung
besi (ferros). Cocok untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda
kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).

BAB II
LANGKAH KERJA

2.1 Kesehatan, Keselamatan kerja dan Lingkungan pada Mesin Bubut


A)

Peralatan keselamatan kerja di bengkel mesin perkakas pada umumnya :

(1) Baju kerja:


Pilihlah baju kerja yang tidak ada bagian-bagiannya yang terjurai/melambailambai supaya tidak terlilit putaran sumbu utama.
(2) Sepatu
Pilihlah sepatu yang bahan alasnya tidak mudah licin, bisa dipilih dari bahan kulit
atau karet. Juga, dipilih model yang tidak berlubang-lubang besar pada penutup
bagian atas untuk menghindari masuknya tatal/beram panas mengenai kaki
(3) Topi/ikat kepala.
Apabila rambut operator/juru teknik panjang yang diperkirakan dapat terlilit
putaran sumbu utama, pakailah topi atau ikat kepala.
(4) Kacamata
Untuk melindungi mata dari percikan tatal/beram benda kerja.
(5) Masker pelindung
Masker pelindung digunakan apabila benda kerja yang dikerjakan menimbulkan
serbuk/debu, seperti bahan.
(6) Alat pembersih.
Sapu, kain pel, dan lain-lain alat pembersih lantai digunakan untuk membersihkan
lantai dari tatal, di sekitar mesin yang diperkirakan membuat operator/juru teknik
dapat terpeleset.
(7) Lampu penerangan
Lampu penerangan dibuat memadai untuk bekerja saat siang, malam ataupun saat
mendung, Siang hari dapat menggunakan seoptimal mungkin terang alami
(8) Alat pemadam kebakaran
Biasanya, untuk bengkel mesin perkakas disediakan alat pemadam yang dapat
dibawa langsung dengan tangan (portable)
B)

Prosedur keselamatan kerja pada proses pembubutan

(1) Kelistrikan
Periksa/pastikan kelistrikan pada mesin bubut yang akan dugunakan aman,
khususnya kotak sekering harus tertutup untuk menghindari kontak dengan tatal yang
menggulung panjang-panjang.
(2) Roda gigi
Pada saat penggantian roda gigi penggantian pastikan tidak ada orang lain yang
meng onkan tuas on-off motor utama dan saklar on-off pengaman pada rumah
transmisi (gear box). Hal ini dapat menyebabkan jari tangan tergilas roda gigi.
(3) Saat pembubutan
Pada saat akan menghidupkan mesin bubut pastikan :
(a) kunci cekam/kunci chuck bubut sudah dilepas dari cekam, supaya tidak
terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut saat cekam diputar.
(b) tidak ada bagian tergerai yang dipakai operator yang dapat terlilit bersama putaran
cekam/benda kerja, seperti tangan baju panjang, gelang, kalung, dan rambut.
(c) Benda kerja yang akan dibubut diperhitungkan agar tidak melenting atau bengkok
mengenai kepala operator.
Benda kerja panjang dan mudah melenting dibubut menggunakan penyangga (steady).
2.2 Peralatan yang digunakan
1. Jangka sorong (vernier caliper)

Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran-ukuran luar,
dalam dan kedalaman dalam mm atau inchi.

2. Pahat tepi rata kanan

Digunakan untuk pembubutan memanjang dan facing benda kerja.

3. Pahat alur

Membuat celah pada bagian luar benda kerja.


4. Kunci L 6

Untuk mengencangkan dan melonggarkan baut pada rumah pahat.


5. Kuas & Wadah Tempat Coolen

Pendingin untuk mata pahat agar tidak aus pada proses pengerjaan.
6. Mata bor center drill

Membuat lubang seperti tirus agar pada saat proses pengeboran lubang yang
dihasilkan senter dengan benda kerja.
Tempat masuknya ujung senter putar pada saat menyangga benda kerja.

7. Drill chuck

Pencekam mata bor dan senter drill, agar pada saat proses pengeboran mata
bor dan senter drill tidak ikut berputar.
8. Center putar

Untuk men-setting pahat bubut agar sejajar dengan senter putar.


Penyangga pada benda kerja berdiameter besar dan panjang.
2.3 Langkah Persiapan
1. Membaca dan mempelajari gambar kerja
Untuk mengetahui pekerjaan yang akan dilakukan dalam hal ini pembuatan
Ragum Bor.
2. Memprediksi peralatan yang akan digunakan
Peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan sarung drill chuck di
mesin bubut antara lain sebagai berikut:
a. Jangka sorong (dial caliper)
b.

Pahat tepi rata kanan


c. Kunci L 6

d.

Kuas
e. Mata bor center drill
f. Drill chuck

g.
h.

Wadah tempat coolen


Center putar
3. Mengukur benda kerja

Memeriksa ukuran benda kerja yang akan di bubut yaitu panjang, lebar dan
diameter menggunakan jangka sorong, apakah ukurannya melebihi dari gambar
kerja sehingga dapat dikerjakan dengan mesin bubut.
Apabila bahan yang akan digunakan setelah diukur melebihi ukuran diatas
maka bahan dapat dikerjakan untuk membuat ragum bor dengan menggunakan
mesin bubut.
4. Mencekam benda kerja
Masukkan benda kerja ke dalam rahang chuck rahang tiga, kemudian jepit
benda kerja lebih kurang 2/3 dari panjang benda kerja dengan cara
mengencangkan salah satu pengunci pada chuck rahang tiga menggunakan kunci
chuck.
5. Memasang centre putar
Kencangkan handle pada kepala lepas agar tidak mudah bergeser-geser.
Masukkan center putar kedalam tails stock. Putar handle pada tails stock searah
jarum jam sebagai pengunci kemudian check dengan tangan.
6. Memasang pahat
Pasang pahat pada rumah pahat dengan posisi lurus. Kencangkan

baut

pengencang pahat dengan kunci L 6 dan pastikan bagian pada pahat terjepit pada
baut yang telah dikencangkan tadi.
7. Men-setting pahat
Kendorkan baut yang ada pada bagian atas posisi tengah rumah pahat agar
rumah pahat dapat diputar. Putar 90o rumah pahat searah jarum jam. Putar handle
pada caried (kereta) searah jarum jam sampai ujung pahat mendekati ujung sentre
putar. Setting ketinggian pahat dengan cara longgarkan terlebih dahulu baut
pengatur ketinggian tersebut, kemudian dapat mengatur tinggi pahat dengan
memutar baut. Kencangkan kembali baut pengatur ketinggian tersebut apabila
ujung pahat dan ujung sentre putar sudah sejajar. Putar

90 o rumah pahat

berlawanan arah jarum jam seperti kondisi awal.


8. Menghitung putaran mesin (rpm)
vc 1000
D
Menggunakan rumus :
Ket : Vc
= 20-25 karena benda kerja yang digunakan ST 37
D
= Diameter benda kerja.
9. Mengatur handle mesin sesuai dengan perhitungan

2.4 Proses pembubutan poros drill chuck


36
29
25

21

24

19
24
64
13

86

20

118
138

2.4.1 Facing
1. Miringkan dudukan rumah pahat 10 kearah kiri
2. Sentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja dengan menggeser
eretan bawah dan eretan atas
3. Setting spindle ertan atas pada angka nol, kemudian keluarkan pahat
dari benda kerja dengan memutar eretan bawah kearah kiri
4. Hidupkan mesin bubut dengan arah putaran kekanan dan besar putaran
155 rpm
5. Lakukan facing dengan memutar spindle eretan atas kearah kanan
sampai titik pusat benda kerja, kemudian keluarkan pahat dari benda
kerja dengan memutar eretan atas kearah kiri
6. Lakukan langkah 3 dengan langkah pemakanan 0,2mm sampai pada
benda kerja tidak ada bekas gergaji
7. Lepas benda kerja dan ukur 138mm dengan heigage
2.4.2. Center Drill

1. Chek putaran benda kerja, jika benda kerja putarannya belum stabil
maka distabilkan terlebih dahulu dengan memukul dengan palu plastic.
2. Ubah putaran mesin menjadi 320 rpm
3. Ganti center putar dengan chuck drill pada lubang silinder tail stock
dan putar spindle kearah kanan sampai drill chuck terkunci.
4. Pasang center drill pada rahang drill chuck.
5. Buka kunci tail stock dan Dekatkan mata center drill pada permukaan
benda kerja 5mm dengan cara dorong tail stock mendekati benda
kerja dan kunci kembali tuas pengikat tail stock kearah kanan
6. Hidupkan mesin dengan arah putaran kekanan dan kecepatan putar 320
rpm, kemudian cek kembali putaran benda kerja, jika masih belum
stabil juga maka pukul dengan palu plastic hingga putarannya stabil.
7. Lakukan langkah pemakanan untuk membuat lubang senterdrill
dengan cara setiap pemakanan center drill kita putar handle putaran
pada tail stock kembali kearah berlawanan.
8. Lakukan pemakanan seperti diatas sampai pada diameter terbesar dari
center drill masuk pada benda kerja.
9. Hindarkan mata cetnter drill pada benda kerja dengan cara memutar
handle kearah kiri.
10. Buka pengunci tail stock kearah kiri.
11. Hindarkan tail stock dari benda kerja.
12. Kunci kembali tuas pengunci kearah kanan.
2.4.3. Pembubutan Memanjang I

Langkah langkah dalam membubut memanjang 1 antara lain :


1. Lepas benda kerja, lalu ukur benda kerja dengan menggunakan height
gauge sepanjang 118mm. Kemudian gores dengan height gauge
2. Perjelas goresan height gauge dengan menggunakan pahat pada mesin
bubut. Cekam benda kerja jangan terlalu kuat & batas yang kita buat

jangan sampai masuk ke dalam chuck (kira-kira 5-10 mm) di luar


rahang.
3. Cekam benda kerja jangan terlalu kuat dan batas yang dibuat jangan
sampai masuk ke dalam rahang (kira kira 5 mm di luar rahang)
4. Ganti chuck drill dengan center putar dengan cara masukan center
putar ke lubang silinder tail stock, lalu putar spindel ke kanan agar
center putar terkunci.
5.

Buka pergerakan tail stock dengan cara memuta tuas besar kearah kiri
6. Dekatkan center putar ke benda kerja kira kira berjarak 5 mm dengan
cara mendorong tail stock ke kiri.
7. Kunci pergerakan tail stock supaya tidak bergerak dengan cara
memutar tuas pengunci ke arah kanan.
8. Putar spindel tailstock ke arah kanan sehingga mata center putar masuk
ke lubang yang ada pada benda kerja hasil melubangi menggunakan
center drill tadi.
9. Dorong benda kerja dengan cara memutar spindle tail stock kearah
kanan sehingga batas yang kita buat bergerak mendekati rahang chuck
10. Amati garis yang bergerak hingga batas yang kita buat mendekati
rahang chuck tetapi jangan sampai masuk ke dalam rahang chuck.
11. Kencangkan chuck sekuat mungkin agar benda kerja tidak lepas dan
cek kembali system pendukung dengan memutar pergerakan tail stock
diputar putaran. Kemudian kunci putar tuas pengunci gerakan
silinder.
12. Hidupkan mesin unutuk mengecek penyanggahan benda kerja dengan
cara mengamati putaran benda kerja dan center putar apabila berputar
bersamaan berarti proses penyanggaan sudah benar.
13. Cek langkah pemakanan sampai batas yang kita tentukan dengan cara
menggerakan mata pahat di luar benda kerja kira kira 1 mm.
14. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja dengan memutar
spindel eretan bawah kearah kanan. Kemudian setting skala nonius
pada spindel bawah ke angka nol (0).

15.

Hindarkan mata pahat kira kira 1 mm diluar benda kerja.


16. Hidupkan mesin dengan menaikkan tuas agar putaran mesin berputar
kearah kanan.

17. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindle eretan


kearah kiri sampai batas yang kita buat.
18. Hindarkan mata pahat dari benda kerja sejauh 1 mm. Kemudian setting
skala nonius pada eretan bawah pada angka 0,5
19. Lakukan langkah pemakanan dengan cara memutar spindle kearah kiri
sampai batas yang kita buat. Lalu hindarkan mata pahat dari benda
kerja kira-kira 1 mm.
20. Ulangi langkah 17-19 setiap pemakanan 0,5. Lalu hentikan mesin pada
saat skala nonius sudah menunjukan angka 29,5 mm menurut skala
nonius pada spindle eretan bawah.
21. Setelah mesin dihentikan maka ukur kembali diameter benda kerja.
Ukuran yang kita lhat adalah 29,7 mm.
22. Setting kembali skala nonius eretan atas ke angka 0,7. Lalu lakukan
langkah pemakanan sepanjang 10 mm saja.
23. Hentikan mesin, lalu ukur kembali apakah sudah tepat ukurannya atau
masih kurang tepat dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja.
24. Jika ukuran sudah tepat 29 mm maka bisa melanjutka langkah
pemakanan sampai batas yang kita buat.
25.

Hindarkan mata pahat dari benda kerja dan matikan mesin bubut.

2.4.4. Pembubutan Memanjang II

Untuk bubut memanjang yang harus dilakukan;


1. Melihat kembali gambar untuk memastikan ukuran panjang dan
diameter yang diinginkan.
2. Lakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan
HeighGauge yaitu setinggi 86 mm dengan bekas center drill berada
pada bagian bawah, dan sebaiknya gunakan meja rata. Setelah hasil
ukurannya didapat beri tanda dengan menggoreskan mulut height
gauge pada ukuran yang dibutuhkan.

3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penyetingan benda kerja pada


chuck dan setting center drill.
4. Masukkan mata center drill pada lubang yang terdapat pada benda
kerja bekas
5. Proses center drill, kunci gerakan tail stock dan lubang slinder,
nyalakan mesin bubut untuk mengecek settingan, antara putaran benda
kerja dan center drill harus sama.
6. Melakukan setting pahat tegak lurus terhadap benda kerja dan tanda
ukuran tadi kita perjelas dengan mensejajarkan tanda ukuran dengan
mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kearah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 29 habis termakan
menjadi 25,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah
13. .Matikan mesin bubut lalu ukur kembali diameter benda kerja dengan
jangka sorong tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk

memastikan diameter benda, diperoleh 25,6 berbeda 0.1 dengan


perhitungan spindle eretan bawah.
14. Putar kembali spindle

eretan bawah sebesar kekurangan menuju

diameter 25, yaitu 25,7 25 = 0,7, jadi sejauh 0,7 dari kedudukan
skala spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.

2.4.5. Pembubutan Memanjang III

Untuk bubut memanjang yang harus dilakukan :


1. Melihat kembali gambar untuk memastikan ukuran panjang dan
diameter yang diinginkan.
2. Lakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan
HeighGauge yaitu setinggi 62 mm dengan bekas center drill berada
pada bagian bawah, dan sebaiknya gunakan meja rata. Setelah hasil
ukurannya didapat beri tanda dengan menggoreskan mulut height
gauge pada ukuran yang dibutuhkan.
3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penyetingan benda kerja pada
chuck dan setting center drill
4. Masukkan mata center drill pada lubang yang terdapat pada benda
kerja bekas
5. Proses center drill, kunci gerakan tail stock dan lubang slinder,
nyalakan mesin bubut untuk mengecek settingan, antara putaran benda
kerja dan center drill harus sama.
6. Melakukan setting pahat tegak lurus terhadap benda kerja dan tanda
ukuran tadi kita perjelas dengan mensejajarkan tanda ukuran dengan

mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 25 habis termakan
menjadi 21,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah
13. Matikan mesin bubut lalu ukur kembali diameter benda kerja dengan
jangka sorong tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk
memastikan diameter benda, diperoleh 21,5 persis dengan perhitungan
spindle eretan bawah.
14. Putar kembali spindle

eretan bawah sebesar kekurangan menuju

diameter 21, yaitu 21,8 21 = 0,8, jadi sejauh 0,8 dari kedudukan
skala spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.

2.4.6. Pembubutan Memanjang IV

Untuk bubut memanjang yang harus dilakukan;


1. Melihat kembali gambar untuk memastikan ukuran panjang dan
diameter yang diinginkan.
2. Lakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan
Heigh Gauge yaitu setinggi 24 mm dengan bekas center drill berada
pada bagian bawah, dan sebaiknya gunakan meja rata. Setelah hasil
ukurannya didapat beri tanda dengan menggoreskan mulut height
gauge pada ukuran yang dibutuhkan.
3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penyetingan benda kerja pada
chuck dan setting center drill
4. Masukkan mata center drill pada lubang yang terdapat pada benda
kerja bekas
5. Proses center drill, kunci gerakan tail stock dan lubang slinder,
nyalakan mesin bubut untuk mengecek settingan, antara putaran benda
kerja dan center drill harus sama.
6. Melakukan setting pahat tegak lurus terhadap benda kerja dan tanda
ukuran tadi kita perjelas dengan mensejajarkan tanda ukuran dengan
mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.

9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 21 habis termakan
menjadi 19,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah
13. Matikan mesin bubut lalu ukur kembali diameter benda kerja dengan
jangka sorong tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk
memastikan diameter benda, diperoleh 19,4 lebih 0,1 dengan
perhitungan spindle eretan bawah.
14. Putar kembali spindle

eretan bawah sebesar kekurangan menuju

diameter 19,yaitu 19,4 19 = 0,4, jadi sejauh 0,4 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
16.
2.4.7. Pembubutan Memanjang V

Untuk bubut memanjang yang harus dilakukan:

1. Melihat kembali gambar untuk memastikan ukuran panjang dan


diameter yang diinginkan.
2.

Lakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan


HeighGauge yaitu setinggi 20 mm dengan bekas center drill berada
pada bagian bawah, dan sebaiknya gunakan meja rata. Setelah hasil
ukurannya didapat beri tanda dengan menggoreskan mulut height
gauge pada ukuran yang dibutuhkan.

3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penyetingan benda kerja pada


chuck dan setting center drill
4. Masukkan mata center drill pada lubang yang terdapat pada benda
kerja bekas
5. Proses center drill, kunci gerakan tail stock dan lubang slinder,
nyalakan mesin bubut untuk mengecek settingan, antara putaran benda
kerja dan center drill harus sama.
6. Melakukan setting pahat tegak lurus terhadap benda kerja dan tanda
ukuran tadi kita perjelas dengan mensejajarkan tanda ukuran dengan
mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda

sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara


bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 38 habis termakan
menjadi 36,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah.
13. Matikan mesin bubut lalu,jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung
kanan dan ukur kembali diameter benda kerja dengan jangka sorong
tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk memastikan diameter
benda, diperoleh 36,5 jadi sesuai dengan perhitungan spindle eretan
bawah.
14. Putar kembali spindle

eretan bawah sebesar kekurangan menuju

diameter 36,yaitu 36,5 36 = 0,5, jadi sejauh 0,5 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.

2.4.8. Pembubutan Memanjang VI

Untuk bubut memanjang yang harus dilakukan:


1. Melihat kembali gambar untuk memastikan ukuran panjang dan
diameter yang diinginkan.
2. Lakukan pengukuran terhadap benda kerja dengan menggunakan
Heigh Gauge yaitu setinggi 20 mm dengan bekas center drill berada
pada bagian bawah, dan sebaiknya gunakan meja rata. Setelah hasil
ukurannya didapat beri tanda dengan menggoreskan mulut height
gauge pada ukuran yang dibutuhkan.

3. Langkah selanjutnya yaitu melakukan penyetingan benda kerja pada


chuck dan setting center drill
4. Masukkan mata center drill pada lubang yang terdapat pada benda
kerja bekas
5. Proses center drill, kunci gerakan tail stock dan lubang slinder,
nyalakan mesin bubut untuk mengecek settingan, antara putaran benda
kerja dan center drill harus sama.
6. Melakukan setting pahat tegak lurus terhadap benda kerja dan tanda
ukuran tadi kita perjelas dengan mensejajarkan tanda ukuran dengan
mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 38 habis termakan
menjadi 36,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah.
13. Matikan mesin bubut lalu,jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung
kanan dan ukur kembali diameter benda kerja dengan jangka sorong
tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk memastikan diameter

benda, diperoleh 36,5 jadi sesuai dengan perhitungan spindle eretan


bawah.
14. Putar kembali spindle

eretan bawah sebesar kekurangan menuju

diameter 36,yaitu 36,5 36 = 0,5, jadi sejauh 0,5 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan/merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
2.4.9 Pembubutan tirus
1. Lepaskan pahat dalam kemudian ganti dengan pahat rata kanan.
2. Setting kembali rumah pahat agar sama tinggi dengan center putar.
Untuk prosesnya sama dengan pada langkah persiapan.
3. Putar dudukan eretan atas 16 ke arah kiri terhadap garis vertical,
kemudian kencangkan kembali baut dudukan eretan atas dengan
menggunakan kunci pas.
4. Sentuhkan mata pahat dengan benda kerja kemudian seting eretan
melintang bawah kearah nol. Hindarkan mata pahat dari benda kerja
dengan memutar eretan melintang atas ke arah kiri.
5. Atur putaran mesin sehingga kecepatan putarnya menjadi 190rpm.
Kemudian hidupkan mesin.
6. Lakukan pemakanan dengan memutar eretan melintang atas ke arah
kanan. Kemudian keluarkan lagi.
7. Putar spindle eretan melintang bawah kearah kanan 0.5mm. kemudian
lakukan pemakanan kembali dengan memutar spindle eretan melintang
atas kearah kanan dan keluarkan lagi.
8. Lakukan langkah 6 7. Kemudian ukur diameter tirus.
9. Lakukan pemakanan sampai diameter tirusnya 15,85 mm.
10. Matikan mesin.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan praktik yang kami lakukan, berikut beberapa hal yang dapat kami
simpulkan pada proses pembuatan poros drill chuck ini, yaitu:
1. Harus menggunakan alat keselamatan kerja selalu agar terhindar dari kecelakaan
kerja.
2. Ketepatan dan ketelitian dalam pengukuran, perhitungan dan setting mesin bubut
sangat penting agar pada proses pemakanan tidak melebihi atau kurang dari
ketentuan.
3. Untuk mendapatkan permukaan benda kerja yang halus diperlukan putaran mesin
yang cepat dan pahat yang tajam..
3.2 Saran
1. Senantiasa berhati-hati dalam bekerja, kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja
2. Pastikan Anda (orang yang akan praktikum) sedang dalam kondisi kesehatan yang
bagus ketika akan menjalani praktikum.
Periksa mesin bubut sebelum bekerja,pastikan kondisi mesin dalam keadaan layak
pakai.
Pastikan anda membersihkan mesin bubut setelah selesai praktikum.

Anda mungkin juga menyukai