Laporan Praktikum Mesin Bubut
Laporan Praktikum Mesin Bubut
Laporan Praktikum Mesin Bubut
MESIN BUBUT
Disusun oleh :
Nama
Absen
NIM
Kelas
: Dito Prakoso
: 10
: 161211010
: 1MA
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr.Wb.
Syukur alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucapkan
kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nyalah maka kami bisa menyelesaikan laporan
praktikum ini tepat pada waktunya. Dalam penyusunannya, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam laporan praktek ini , baik secara
langsung maupun tidak langsung terutama Bpk Purgianto selaku dosen pembimbing mata.
Adapun laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi kerja praktik mata kuliah
Permesinan Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya.
Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi keteknikan
yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang mahasiswa yang
mampu bersaing di dunia industri.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada
laporan ini, itu semua karena keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
Penulis
BAB I
TEORI
yang diproses pun harus terjepit oleh kelima gigi tersebut. Tetapi jika benda kerja
tersebut hanya terjepit oleh satu gigi atau benda kerja terlalu panjang maka benda
kerja tersebut harus disangga dengan senter putar.
Handle
Handle berfungsi untuk mengatur kecepatan mesin bubut yang disesuaikan
dengan putaran atas benda kerja yang akan digunakan. Setiap handle memiliki
fungsi masing-masing tetapi yang satu dengan yang lainnya saling berhubungan.
Handle dapat diatur sesuai dengan putaran benda kerja yang telah dihitung
sebelumnya dan disesuikan dengan yang ada pada table.
sehingga kita bisa menentukan seberapa dalam benda kerja (biasanya dalam
penentuan diameter) yang akan dilakukan pembubutan.
Dudukan Pahat
Bagian ini berfungsi sebagai tempat pahat dalam kegiatan membubut. Pada
saat penyetingan paha, rumah pahat dapat diukur ketinggiannya dengan cara
memutar baut untuk mengatur tinggi rendahnya pahat.
Baut dudukan
Pengatur tinggi
rendah pahat
Pengunci
Pahat
Rumah Pahat
Dudukan
Rumah
Pahat
Rumah
Pahat
Poros Transporter
Poros transporter berfungsi sebagai poros bagi kereta ketika akan membubut
secara memanjang atau melintang secara otomatis.
b.
d.
Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
a.
g.
1.
e. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macammacam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah alur atau
ukuran clip.
2.
digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan bahan
pahat ada bermacam-macam yang tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Prosesnya
adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar sedangkan pahatnya bergerak
memanjang, melintang atau menyudut tergantung pada hasil pembubutan yang
diinginkan.
Pahat kiri
Pahat potong
Pahat kanan
Pahat rata
Pahat radius
Pahat alur
Pahat ulir
Pahat muka
Pahat kasar
4. Pahat potong
Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai
digunakan untuk memotong benda kerja.
5. Pahat bentuk
Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,
bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki
operatornya. adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius.
6. Pahat keras
Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang mengandung
bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya, seperti Cemented
Carbid, Tungsten, Widedan lain-lain. Pahat jenis ini tahan terhadap suhu kerja sampai
dengan kurang lebih 1000 C, sehingga tahan aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan
dalam pengoperasiannya tidak harus menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk
mengerjakan baja, besi tuang, dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal
namun tidak boleh mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang
berbentuk segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya
dengan cara dipateri keras (brassing) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut
khusus.
7. Bor senter
Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya disesuaikan
dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 2/3 dari panjang bagian yang tirus pada bor
senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja diperlukan apabila
memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali pekerjaan pengeboran.
8. Kartel
Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada
permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada batang-batang
penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil pengkartelan ada yang
belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi kartelnya
Pahat ini dibuat dari campuran antara karbida dan kobalt. Karbida
mendapatkan kekerasan mereka dari biji-bijian tungsten dan ketangguhan mereka dari
ikatan ketat yang dihasilkan oleh aksi penyemenan dari logam tersebut. Kekerasannya
sekitar 90 HRC. Ketahanan aus dan ketangguhan (resistensi shock) dari karbida dapat
diubah dengan memvariasikan jumlah kekerasan kobalt. Pahat jenis ini lebih unggul
dibandingkan dengan pahat HSS, karena pahat ini memiliki ketangguhan dan
ketahanan terhadap abrasi serta keausan. Selain itu, resistensi terhadap deformasi
termal/perubahan bentuk karena panas, juga cukup baik. Oleh karena itu, harga pahat
jenis ini juga relatif mahal.
c. Pahat Baja
Karbon Baja dengan kandungan karbon yang relatif tinggi (0,7% - 1,4% C)
tanpa unsur lain dengan prosentasi unsur lain yang rendah (2% Mn, W, Cr) mampu
mempunyai kekerasan permukaan yang cukup tinggi. Baja karbon ini bisa digunakan
untuk kecepatan potong rendah (sekitar VC 10 m/min) karena sifat martensit yang
melunak pada temperatur sekitar 250C. Pahat jenis ini hanya dapat digunakan untuk
memotong logam yang lunak ataupun kayu. Karena harganya yang relatif murah
maka sering digunakan untuk tap (untuk membuat ulir)
Keuntungannya:
1.Digunakan untuk kecepatan potong yang rendah.
2.Dapat memotong material benda kerja yang lunak.
3.Harganya murah.
e. Pahat Keramik
Keramik adalah material paduan metalik dan non metalik. Proses
pembuatannya melalui powder processing. Keramik secara luas mencakup karbida,
nitrida, borida, oksida, silikon, dan karbon. Keramik mempunyai sifat yang relatif
rapuh.Beberapa contoh jenis keramik sebagai perkakas potong adalah :1. Keramik
oksida atau oksida aluminium (Al2O3) murni atau ditambah 30% titanium (TiC)
untuk menaikkan kekuatannonadhesif. Disertai dengan penambahan serat halus
(whisker) dari SiC dimaksudkan untuk mengurangi kegetasan disertai dengan
penambahan
zirkonia
(ZrO2)
untuk
menaikan
jumlah
retak
mikro
yang
tidak terorientasi guna menghamabat pertumbuhan retak yang cukup besar dan
memiliki sifat yang sangat keras dan tahan panas. 2. Nitrida silicon (Si3N4) disebut
kombinasi Si-Al-O-N
.
g. Pahat Intan
Merupakan pahat potong yang sangat keras yang merupakan hasil
proses sintering serbuk
intan
tiruan
dengan
pengikat
Co
(5%-10%). Hot
hardness sangat tinggi dan tahan terhadap deformasi plastis. Sifat ini ditentukan oleh
besar butir intan serta prosentase dan komposisi material pengikat. Karena intan pada
temperatur tinggi akan berubah menjadi grafit dan mudah terdifusi dengan atom besi,
maka pahat intan tidak dapat di gunakan untuk memotong bahan yang mengadung
besi (ferros). Cocok untuk ultra high precision & mirror finish cutting bagi benda
kerja nonferro (Al Alloys, Cu Alloys, plastics, rubber).
BAB II
LANGKAH KERJA
(1) Kelistrikan
Periksa/pastikan kelistrikan pada mesin bubut yang akan dugunakan aman,
khususnya kotak sekering harus tertutup untuk menghindari kontak dengan tatal yang
menggulung panjang-panjang.
(2) Roda gigi
Pada saat penggantian roda gigi penggantian pastikan tidak ada orang lain yang
meng onkan tuas on-off motor utama dan saklar on-off pengaman pada rumah
transmisi (gear box). Hal ini dapat menyebabkan jari tangan tergilas roda gigi.
(3) Saat pembubutan
Pada saat akan menghidupkan mesin bubut pastikan :
(a) kunci cekam/kunci chuck bubut sudah dilepas dari cekam, supaya tidak
terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut saat cekam diputar.
(b) tidak ada bagian tergerai yang dipakai operator yang dapat terlilit bersama putaran
cekam/benda kerja, seperti tangan baju panjang, gelang, kalung, dan rambut.
(c) Benda kerja yang akan dibubut diperhitungkan agar tidak melenting atau bengkok
mengenai kepala operator.
Benda kerja panjang dan mudah melenting dibubut menggunakan penyangga (steady).
2.2 Peralatan yang digunakan
1. Jangka sorong (vernier caliper)
Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur ukuran-ukuran luar,
dalam dan kedalaman dalam mm atau inchi.
3. Pahat alur
Pendingin untuk mata pahat agar tidak aus pada proses pengerjaan.
6. Mata bor center drill
Membuat lubang seperti tirus agar pada saat proses pengeboran lubang yang
dihasilkan senter dengan benda kerja.
Tempat masuknya ujung senter putar pada saat menyangga benda kerja.
7. Drill chuck
Pencekam mata bor dan senter drill, agar pada saat proses pengeboran mata
bor dan senter drill tidak ikut berputar.
8. Center putar
d.
Kuas
e. Mata bor center drill
f. Drill chuck
g.
h.
Memeriksa ukuran benda kerja yang akan di bubut yaitu panjang, lebar dan
diameter menggunakan jangka sorong, apakah ukurannya melebihi dari gambar
kerja sehingga dapat dikerjakan dengan mesin bubut.
Apabila bahan yang akan digunakan setelah diukur melebihi ukuran diatas
maka bahan dapat dikerjakan untuk membuat ragum bor dengan menggunakan
mesin bubut.
4. Mencekam benda kerja
Masukkan benda kerja ke dalam rahang chuck rahang tiga, kemudian jepit
benda kerja lebih kurang 2/3 dari panjang benda kerja dengan cara
mengencangkan salah satu pengunci pada chuck rahang tiga menggunakan kunci
chuck.
5. Memasang centre putar
Kencangkan handle pada kepala lepas agar tidak mudah bergeser-geser.
Masukkan center putar kedalam tails stock. Putar handle pada tails stock searah
jarum jam sebagai pengunci kemudian check dengan tangan.
6. Memasang pahat
Pasang pahat pada rumah pahat dengan posisi lurus. Kencangkan
baut
pengencang pahat dengan kunci L 6 dan pastikan bagian pada pahat terjepit pada
baut yang telah dikencangkan tadi.
7. Men-setting pahat
Kendorkan baut yang ada pada bagian atas posisi tengah rumah pahat agar
rumah pahat dapat diputar. Putar 90o rumah pahat searah jarum jam. Putar handle
pada caried (kereta) searah jarum jam sampai ujung pahat mendekati ujung sentre
putar. Setting ketinggian pahat dengan cara longgarkan terlebih dahulu baut
pengatur ketinggian tersebut, kemudian dapat mengatur tinggi pahat dengan
memutar baut. Kencangkan kembali baut pengatur ketinggian tersebut apabila
ujung pahat dan ujung sentre putar sudah sejajar. Putar
90 o rumah pahat
21
24
19
24
64
13
86
20
118
138
2.4.1 Facing
1. Miringkan dudukan rumah pahat 10 kearah kiri
2. Sentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja dengan menggeser
eretan bawah dan eretan atas
3. Setting spindle ertan atas pada angka nol, kemudian keluarkan pahat
dari benda kerja dengan memutar eretan bawah kearah kiri
4. Hidupkan mesin bubut dengan arah putaran kekanan dan besar putaran
155 rpm
5. Lakukan facing dengan memutar spindle eretan atas kearah kanan
sampai titik pusat benda kerja, kemudian keluarkan pahat dari benda
kerja dengan memutar eretan atas kearah kiri
6. Lakukan langkah 3 dengan langkah pemakanan 0,2mm sampai pada
benda kerja tidak ada bekas gergaji
7. Lepas benda kerja dan ukur 138mm dengan heigage
2.4.2. Center Drill
1. Chek putaran benda kerja, jika benda kerja putarannya belum stabil
maka distabilkan terlebih dahulu dengan memukul dengan palu plastic.
2. Ubah putaran mesin menjadi 320 rpm
3. Ganti center putar dengan chuck drill pada lubang silinder tail stock
dan putar spindle kearah kanan sampai drill chuck terkunci.
4. Pasang center drill pada rahang drill chuck.
5. Buka kunci tail stock dan Dekatkan mata center drill pada permukaan
benda kerja 5mm dengan cara dorong tail stock mendekati benda
kerja dan kunci kembali tuas pengikat tail stock kearah kanan
6. Hidupkan mesin dengan arah putaran kekanan dan kecepatan putar 320
rpm, kemudian cek kembali putaran benda kerja, jika masih belum
stabil juga maka pukul dengan palu plastic hingga putarannya stabil.
7. Lakukan langkah pemakanan untuk membuat lubang senterdrill
dengan cara setiap pemakanan center drill kita putar handle putaran
pada tail stock kembali kearah berlawanan.
8. Lakukan pemakanan seperti diatas sampai pada diameter terbesar dari
center drill masuk pada benda kerja.
9. Hindarkan mata cetnter drill pada benda kerja dengan cara memutar
handle kearah kiri.
10. Buka pengunci tail stock kearah kiri.
11. Hindarkan tail stock dari benda kerja.
12. Kunci kembali tuas pengunci kearah kanan.
2.4.3. Pembubutan Memanjang I
Buka pergerakan tail stock dengan cara memuta tuas besar kearah kiri
6. Dekatkan center putar ke benda kerja kira kira berjarak 5 mm dengan
cara mendorong tail stock ke kiri.
7. Kunci pergerakan tail stock supaya tidak bergerak dengan cara
memutar tuas pengunci ke arah kanan.
8. Putar spindel tailstock ke arah kanan sehingga mata center putar masuk
ke lubang yang ada pada benda kerja hasil melubangi menggunakan
center drill tadi.
9. Dorong benda kerja dengan cara memutar spindle tail stock kearah
kanan sehingga batas yang kita buat bergerak mendekati rahang chuck
10. Amati garis yang bergerak hingga batas yang kita buat mendekati
rahang chuck tetapi jangan sampai masuk ke dalam rahang chuck.
11. Kencangkan chuck sekuat mungkin agar benda kerja tidak lepas dan
cek kembali system pendukung dengan memutar pergerakan tail stock
diputar putaran. Kemudian kunci putar tuas pengunci gerakan
silinder.
12. Hidupkan mesin unutuk mengecek penyanggahan benda kerja dengan
cara mengamati putaran benda kerja dan center putar apabila berputar
bersamaan berarti proses penyanggaan sudah benar.
13. Cek langkah pemakanan sampai batas yang kita tentukan dengan cara
menggerakan mata pahat di luar benda kerja kira kira 1 mm.
14. Sentuhkan mata pahat ke permukaan benda kerja dengan memutar
spindel eretan bawah kearah kanan. Kemudian setting skala nonius
pada spindel bawah ke angka nol (0).
15.
Hindarkan mata pahat dari benda kerja dan matikan mesin bubut.
diameter 25, yaitu 25,7 25 = 0,7, jadi sejauh 0,7 dari kedudukan
skala spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
mata pahat lalu jauhkan pahat dari benda kea rah mundur kemudian
nyalakan mesin dan putar eretan melintang bawah sehingga mata pahat
menyentuh tanda,jika sudah jelas matikan mesin.
7. Menyentuhkan mata pahat pada permukaan benda kerja, lalu
menyeting skala pada eretan melintang bawah sehingga menjadi 0.
8. Untuk keamanan kita jauhkan pahat dari benda kerja ke ujung kanan
sampai pahat tidak menyentuh benda kerja, tanpa mengubah spindel
eretan bawah yang sudah di setting ke angka 0.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 25 habis termakan
menjadi 21,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah
13. Matikan mesin bubut lalu ukur kembali diameter benda kerja dengan
jangka sorong tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk
memastikan diameter benda, diperoleh 21,5 persis dengan perhitungan
spindle eretan bawah.
14. Putar kembali spindle
diameter 21, yaitu 21,8 21 = 0,8, jadi sejauh 0,8 dari kedudukan
skala spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
9. Putar spindle eretan bawah dari angka 0 menuju 0,5 dan yalakan mesin
bubut dengan menarik tuas dan mendorongnya kea rah bawah.
10. Melakukan pemakanan benda kerja dari ujung kanan sampai batas
yang sudah ditentukan dan untuk pemakanan awal lakukan dengan
putaran eretan skala besar dan agak cepat untuk menghemat waktu.
11. Jika sudah sampai pada batas yang ditentukan, jauhkan pahat ke ujung
kanan sampai pahat tidak menyentuh benda kerja tanpa mengubah
spindel eretan bawah.
12. Memutar spindle eretan bawah yang tadinya 0.5 menjadi angka 1,
kemudian lakukan kembali pembubutan dari ujung kanan benda
sampai batas yang ditentukan. Ini dilakukan terus menerus secara
bertahap dengan radius pemakanan 0.5 disetiap sesi pembubutan
sampai memperoleh yang tadinya berdiameter 21 habis termakan
menjadi 19,5 menurut penentuan perhitungan spindle eretan bawah
13. Matikan mesin bubut lalu ukur kembali diameter benda kerja dengan
jangka sorong tanpa melepas benda dari mesin bubut untuk
memastikan diameter benda, diperoleh 19,4 lebih 0,1 dengan
perhitungan spindle eretan bawah.
14. Putar kembali spindle
diameter 19,yaitu 19,4 19 = 0,4, jadi sejauh 0,4 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
16.
2.4.7. Pembubutan Memanjang V
diameter 36,yaitu 36,5 36 = 0,5, jadi sejauh 0,5 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan /merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
diameter 36,yaitu 36,5 36 = 0,5, jadi sejauh 0,5 dari kedudukan skala
spindle.
15. Menyalakan kembali mesin bubut dan lakukan kembali pemakanan
tetapi dengan radius kecil karena tahap yang terakhir, jadi sekaligus
untuk menghaluskan/merapihkan permukaan bekas proses bubut dari
ujung kanan sampai batas yang sudah ditentukan.
2.4.9 Pembubutan tirus
1. Lepaskan pahat dalam kemudian ganti dengan pahat rata kanan.
2. Setting kembali rumah pahat agar sama tinggi dengan center putar.
Untuk prosesnya sama dengan pada langkah persiapan.
3. Putar dudukan eretan atas 16 ke arah kiri terhadap garis vertical,
kemudian kencangkan kembali baut dudukan eretan atas dengan
menggunakan kunci pas.
4. Sentuhkan mata pahat dengan benda kerja kemudian seting eretan
melintang bawah kearah nol. Hindarkan mata pahat dari benda kerja
dengan memutar eretan melintang atas ke arah kiri.
5. Atur putaran mesin sehingga kecepatan putarnya menjadi 190rpm.
Kemudian hidupkan mesin.
6. Lakukan pemakanan dengan memutar eretan melintang atas ke arah
kanan. Kemudian keluarkan lagi.
7. Putar spindle eretan melintang bawah kearah kanan 0.5mm. kemudian
lakukan pemakanan kembali dengan memutar spindle eretan melintang
atas kearah kanan dan keluarkan lagi.
8. Lakukan langkah 6 7. Kemudian ukur diameter tirus.
9. Lakukan pemakanan sampai diameter tirusnya 15,85 mm.
10. Matikan mesin.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan praktik yang kami lakukan, berikut beberapa hal yang dapat kami
simpulkan pada proses pembuatan poros drill chuck ini, yaitu:
1. Harus menggunakan alat keselamatan kerja selalu agar terhindar dari kecelakaan
kerja.
2. Ketepatan dan ketelitian dalam pengukuran, perhitungan dan setting mesin bubut
sangat penting agar pada proses pemakanan tidak melebihi atau kurang dari
ketentuan.
3. Untuk mendapatkan permukaan benda kerja yang halus diperlukan putaran mesin
yang cepat dan pahat yang tajam..
3.2 Saran
1. Senantiasa berhati-hati dalam bekerja, kecelakaan kerja bisa terjadi kapan saja
2. Pastikan Anda (orang yang akan praktikum) sedang dalam kondisi kesehatan yang
bagus ketika akan menjalani praktikum.
Periksa mesin bubut sebelum bekerja,pastikan kondisi mesin dalam keadaan layak
pakai.
Pastikan anda membersihkan mesin bubut setelah selesai praktikum.