N Tersedia
N Tersedia
N Tersedia
baik yang hidup bebas maupun yang bersimbiose dengan tanaman. Dalam hal
yang terakhir nitrogen yang diikat digunakan dalam sintesa amino dan protein
oleh tanaman inang. Jika tanaman atau jasad renik pengikat nitrogen bebas,
maka bakteri pembusuk membebaskan asam amino dari protein, bakteri
amonifikasi membebaskan amonium dari grup amino, yang kemudian dilarutkan
dalam larutan tanah. Amonium diserap tanaman, atau diserap setelah
dikonversikan menjadi nitrat oleh bakteri nitrifikasi (Hakim, dkk., 1986).
Tanah hutan berbeda dengan tanah perkebunan dan tanah peternakan.
Tanaman di lahan kering umumnya menyerap ion nitrat NO3- relatif lebih besar
jika dibandingkan dengan ion NH4+. Ada dugaan bahwa senyawa organik,
misalnya asam nukleat dan asam amino larut, dapat diserap langsung oleh
tanaman (Tisdale, 1985). Tetapi keberadaan kedua senyawa tersebut dalam
tanah dianggap kecil jika dibandingkan dengan keperluan tanaman.menurut
Mengel & Kirkby (1987), pada pH rendah, nitrat diserap lebih cepat dibandingkan
dengan amonium, sedangkan pada pH netral kemungkinan penyerapan
keduanya seimbang.
Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya persaingan anion OH- dengan
anion NO3- sehingga penyerapan nitrat sedikit terhambat. Pada pH 4,0
penyerapan nitrat lebih banyak dibandingkan dengan amonium.
Amonium dalam kadar yang tinggi dapat meracuni tanaman. Hal ini
disebabkan oleh adanya amoniak (NH3) yang terbentuk dari amonium. Bagi
tanaman yang berwarna hijau mengandung N protein terbanyak dan meliputi
70% - 80% dari total N tanaman. Nitrogen asam nukleat terdapat sekitar 10%
dan asam amino terlarut hanya sebanyak 5% dari total dalam tanaman. Pada biji
tanaman, protein umumnya dalam bentuk tersimpan (Rosmarkam & Yuwono,
2002).
2.3 Nilai dan Kriteria N
Adapun nilai dan kriteria N di dalam tanah yang berdasarkan Standar
Internasional (SI) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Nilai dan Kriteria N dalam Tanah yang Berdasarkan Standar Internasional
(SI)
Nilai N-Total
Kriteria N-Total
< 0,1
0,1 0,21
0,22 0,51
0,52 0,75
> 0,75
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Nitrogen di dalam tanah terdapat dalam berbagai bentuk yaitu protein, senyawasenyawa amino, Amonium (NH4+), dan Nitrat (NO3-).
Hilangnya N dari tanah karena digunakan oleh tanaman atau
mikroorganisme, N dalam bentuk NH4+ dapat diikat oleh mineral liat jenis illit
sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman, N dalam bentuk NO3- mudah
dicuci oleh air hujan, banyak hujan N rendah, dan tanah pasir mudah
merembeskan air sehingga N lebih rendah daripada tanah liat (Hardjowigeno,
2003).
Buckman, H.O dan N.C, Brady., 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara.
Jakarta.
Hakim, N., Y.M. Nyakpa, M.A. Lubis, G.S. Nogroho, Saul R.M., Diha A.M., Hong
B.G., dan Bailey H.H., 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
Lampung
Hardjowigeno, S., 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo. Jakarta.
Lopulisa, C., 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia Ciri, Genesa, dan Klasifikasinya.
Lembanga Penerbitan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Rosmarkam, Afandie dan Nasih Widya Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah.
Kanisius, Yogyakarta
Nitorgen diserap sebagai NO3- dan NH4+, yang kemudian dimasukkan ke dalam semua asam
amino dan protein. Nitrogen merupak unsur hara yang sangat banyak dan sering membatasi
hasil tanaman. Sumber terbesar nitrogen bagi tanaman berasal dari atmosfer. Nitrogen yang
dibenamkan di dalam tanah merupakan N organik yang tidak dapat di serap begitu saja oleh
tanaman. N dalam bentuk NO3-, mudah keluar dari daerah perakaran (Hakim, 1986).
Pada musim kemarau, jumlah NO3- di bagian tanah atas akan meningkat secara perlahanlahan. pada musim hujan nitrogen organik melonjak dan selanjutnya menurun secara cepat
sepanjang sisa musim hujan tersebut. Besar fluktuasi musiman dari nitrogen anorganik ini
bersesuain dengan intensitas dan frekuensi hujan (Ayu, 2013)
Hal ini perlu diperhatikan dalam penentuan dosis pupuk nitrogen. Menetralisasi nitrogen
terdiri dari :
1. Aminisasi ( Protein menjai R-NH2)
2. Amonifikasi ( R-NH2 menjadi NH4+)