Angle Modulation
Angle Modulation
Angle Modulation
Menjelaskan perbedaan antara teknik Amplitudo modulation dan angle modulation serta
keuntungan dan kerugiannya
Menjelaskan perbedaan antara frekuensi dan phase modulasi dan menunjukkan kaitan antara
keduanya
Menghitung bandwitdh, frek sideband, tegangan sideband dan carrier juga daya nya, dan indek
modulasi untuk FM dan PM
Menjelaskan the capture effect dan noise threshold level untuk sinyal FM dan menghitung ratio
S/N pada kasus sederhana
Relasi deviasi, bandwitdh, dan peningkatan S/N utk sistem FM
Menjelaskan penggunaan dari pre-emphasis dan de-emphasis pada siste FM dan menghitung nilai
komponen untuk rangkaian pre-emphasis dan de-emphasis
Menjelaskan sistem yg digunakan untuk siaran FM stereo dan gambar diagram spektrum dari
sinyal FM stereo
Mengukur sinyal FM menggunakan spektrum Analyzer
4.1 Pendahuluan
Sebagaiman diketahui sebelumnya bahwa hanya 3 parameter dari gel carrier yang dapat dimodulasi
agar dapat membawa informasi: amplitudo, frekuensi dan phase. Modulasi amplitudo disebut dengan
AM, untuk modulasi frek dan phase, keduanya dapat dikategorikan sebagai angle modulation
(modulasi sudut). Besaran Frek dan phase pada gel akan saling mempengaruhi. Dimana frek (/2)
diekspresikan dalam radian per detik) adalah laju perubahan sudut phase (diekpresikan dalam radian).
Baik FM dan PM (phase modulation) sering digunakan pada sistem komunikasi. Misalnya FM
dipakai pada siaran radio komersil dan juga pada suara stereo siaran televisi, juga pada sistem radio
bergerak, komunikasi satelit, sistem telpon cellular dll.
Sedang PM sangat banyak digunakan pada komunikasi data. Juga digunakan pada FM transmiter
sebagai tahapan menengah pada transmiter saat ingin men-generate sinyal FM. PM dan FM secara
matematis saling berkaitan, dan perubahan antara FM ke PM atau sebaliknya mudah untuk dilakukan.
Keuntungan utama Angle modulation terhadap AM adalah kemampuan dari FM dan PM untuk
meningkatkan ratio S/N nya. Namun dengan resiko kenaikan BW yang beberapa kali lebih besar dari
AM. (Mungkin terdapat kontradiksi, dimana pada AM menurunkan Bw malah dapat meningkatkan
ratio S/N).
Pada AM, sinyal amplitudo bervariasi mengikuti tegangan saat t dari sinyal informasi namun pada
FM, frek dari carrier-lah yg bervariasi mengikuti perubahan tegangan saat t dari sinyal informasi.
Pada PM, phase yang bervariasi. Penting untuk diingat bahwa pada setiap teknik modulasi, tegangan
saat t dari sinyal pemodulasi atau sinyal informasi lah yang akan besaran dari gel carrier.
21
Kebalikan dari AM, amplitudo dari FM dan PM tidak berubah-ubah saat modulasi. Maka FM tidak
memiliki envelope yang menrepresentasikan gel informasi. Ini merupakan kelebihan dari FM. Dimana
FM receiver tidak merespon terhadap perubahan amplitudo dari sinyal FM yang diterimanya, oleh
karenanya receiver dapat mengabaikan noise tingga pada tingkatan tertentu. Transmiter FM dapat
menggunakan penguat kelas C oleh karena linearitas amplitudo tidaklah penting. Modulasi dapat
dilakukan pada level daya rendah.
Gbr 4.1 Frekuensi modulation dari gel carrier sinus oleh gel kotak
Gbr4.1c memperlihatkan sinyal frek berubah terhadap waktu mengikuti perubahan amplitudo dari
sinyal pemodulasi.gbr4.1d memperlihatkan bagaimana phase berubah terhadap waktu. Sudut phase
22
dari dari gel carrier awal akan digunakan sebagai sebuah referensi. Saat frek menjadi lebih besar dari
frek carrier maka sudut phase akan mendahului, sebaliknya saat frek FM menjadi lebih kecil dari frek
carrier maka sudut phase akan ketinggalan
Kesimpulan lain dapat diambil dari gbr4.1. bentuk sinyal yang belum dimodulasi adalah gel sinus,
sedankan sinyal yang telah dimodulasi adalah bukanlah benar-benar gel sinus. Jika dilihat pada
domain frek, maka akan terlihat bahwa pada sinyal FM akan muncul side band yang secara teoritis
jumlahnya tak terhingga.
mic
Audio
amp
VCO
output
Control
input
................4.1
Slope =
kf =
23
b. -2V
Jwb.
Gunakan pers 4.2
a. fsig = (175.106 Hz) + (30.103 Hz/V)(150.10-3V) = 175,0045.106Hz = 175,0045MHz
b. fsig = (175.106 Hz) + (30.103 Hz/V)(-2V)=174,94.106 Hz = 174,94 MHz
pada AM, dapat mempermudah kita dengan mengasumsikan sinyal pemodulasi adalah gel sinus. Cara
ini dapat digunakan untuk sinyal periodik yang lain menggunakan teknik fourier. Pers gel sinus
pemodulasi adalah
em(t)=Em sin mt ....................4.3
maka persamaan 4.2 menjadi
fsig(t) = fc + kf Em sin mt .................................4.4
puncak kenaikan dari deviasi frekuensi (disisi frek carrier) adalah
= kf Em ......................4.5
= puncak deviasi frek Hz
kf = sensitifitas modulator Hz/V
Em = puncak tegangan dari sinyal pemodulasi
................................4.7
Contoh 4.2
Modulator FM yang sama sperti contoh4.1 dimodulasi oleh gel sinus 3V. Hitung deviasinya
24
Jwb.
Jika tanpa keterangan tambahan maka, tegangan AC diasumsikan dalam besaran rms. Maka tegangan
harus diubah ke tegangan puncaknya.
Em= 3
==kf .Em = 30 kHz /V . 4,24V =127,2 kHz
......................4.3
mf tidak seperti AM dimana tidak bisa lebih dari 1, pada FM mf bisa/ sering lebih dari satu.
Subtutusikan persamaan 4.7 ke pers 4.6 menjadi
fsig(t) = fc + mf fm sin mt .....................4.8
persmaan frek dari sinyal FM dengan modulasi gel sinus
Contoh4.3
Transmisi Siaran FM beroperasi pada maksimum deviasi sebesar 75 kHz. Temukan indek modulasi
frek nya jika sinyal pemodulasinya berupa gel sinus dengan frek
a. 15 Khz
b. 50Hz
Jwb
a. mf =
b.
mf = 75.103/50 =1500
....................................4.9
em=
kalau dalam rmsnya
Vrms=
26
adalah berbanding lurus dengan deviasi frek, dan berbanding terbalik dengan frek pemodulasi,fm.
Misalkan frek naik, maka semakin tingginya frek tsb menunjukkan sudut phase juga akan cepat
perubahannya. Semakin besar frek, semakin besar perubahan penambahan pada sudut phase. Ini
menjelaskan mf ~
Bagaimana dengan pernyataan mf ~ 1/fm ? misalkan ada frek pemodulasi 1hz, mengakibatkan deviasi
frek sebesar 1kHz. untuk mempermudah, anggap gel pemodulasi berbentuk gel kotak. Sewaktu gel
carrier dimodulasi oleh gel 1Hz maka akan terjadi frek deviasi sebesar 1khz, frek sinyal termodulasi
sekarang menjadi fc +1khz selama 0,5 detik (karena frek gel pemodulasi= 1Hz), kemudian frek akan
turung sebesar 2khz menjadi fc 1khz, 1 khz dibawah frek original carrier selam 0,5 detik kemudiaan.
Gambar 4.4a menunjukkan variasi frek.
27
28
Contoh 4.5
Sebuah transmiter FM memiliki deviasi maksimum 5khz dan frekuensi pemodulasi dengan range
300hz sd. 3khz. berapa pergeseran maks phase yang terjadi?
Jwb.
Pergeseran phase maksimum dalam rad max adalah samadengan indek modulasi FM mf . maka
menggunakan pers 4.7. mf akan maksimum jika fm minimum maka fm yang diambil 300hz. Maka
pergeseran maksimum phase adalah
mf =
. max = mf =
contoh4.6
sebuah phase modulator memiliki sensitifitas kp = 3 rad/V berapa besar deviasi frek yang dihasilkan
dengan input gel sinus puncak 2V frek 1khz?
jwb.
Pergeseran phase dapat diperoleh dari persamaan 4.11 = kp Em sin mt
Nilai maksimum dari
29
dri persamaan kita dapati bahwa amplitudo akan tetap konstan berapapun besar indek modulasi. Hal
ini merupakan salah satu dari perbedaan utama antara AM dan angle modulation, namun nilai A
tersebut tidak memberikan informasi kepada kita mengenai sideband yang muncul.
Sinyal Angle modulation dapat diekspresikan sebagai deretan gelombang sinus menggunakan funsi
bessel. Tabel 4.1 dan gambar 4.6 merupakan hasil dari fungsi bessel.
Tabel dan grafik dari fungsi bessel merepresentasikan tegangan yang ternormalisasi untuk berbagai
macam komponen frek dari FM atau PM. Angka pada Tabel merepresentasikan tegangan aktual jika
gel carrier yang belum termodulasi amplitudo memiliki amplitudo sebesar 1volt. J0 merepresentasikan
amplitudo dari komponen dengan frek gel carrier (kadang disebut rest frekquency). J1
merepresentasikan amplitudo dari pasangan pertama sideband, memiliki frek sebesar (fc+fm) dan (fcfm). J2 untuk tiap pasangan kedua sideband pada frek (fc+2fm) dan (fc+2fm) dan seterusnya. Gambar4.7
menunjukkan plot fungsi bessel pada domain frek. Semua koefisien bessel harus dikalikan dengan
tegangan peak gel carrier yang belum termodulasi untuk menemukan amplitudo sebenarnya dari
sideband. Nilai2 di fungsi ini dapat digunakan utk tegangan RMS atau Puncak, namun harus
diperhatikan penggunaannya jika utk RMS, maka hasil dari perkalian bessel dengan RMS carrier akan
berupa tegangan RMS. Jika puncak maka hasilnya pun untuk tegangan puncak.
Ketika menggunakan bessel, maka persamaan 4.13 menjadi
v(t) = A sin (ct + m sin mt)
= A {J0(m)sim ct
-J1 (m)[sin (c-m)t-sin(c+ m)t]
+ J2(m) [sin (c-2m)t-sin(c+ 2m)t]
- J3(m) [sin (c-3m)t-sin(c+ 3m)t]
+ ......................} .....................4.14
Pada Angle modulation total tegangan dan Daya sinyal tidak berubah dengan modulasi. Oleh
karenanya daya pada sideband mengindikasikan terjadi penurunan daya carrier dibawah nilai sebelum
dimodulasi.
Aspek daya sinyal tetap dapat didemonstrasikan menggunakan fungsi bessel. Untuk kemudahan maka
digunakan tegangan normalisasi. Asumsikan gel carrier memiliki teg 1V rms jatuh pada hambatan
1. Daya resistor tentunya 1W. Ketika modulasi, tegangan carrier turun dan tegangan sideband
muncul. Dari tabel 4.1, J0 menampilkan tegangan rms pada fc , dan daya pada fc adalah
30
31
32
Jwb.
a. Daya sinyal tidak berubah dengan adanya modulasi, tegangan juga tidak berubah, sehingga
dapat dengan mudah didapat menggunakan persamaan daya tegangan
PT = VT2/RL
VT =
b. Indek modulasi harus dicari untuk menggunakan fungsi bessel untuk menemukan tegangan
carrier dan sideband
mf =
Dari bessel didapat 6 pasang komponen sideband yang memenuhis syarat 0,001. Namun dari
soal membutuhkan hanya 3 komponen sideband.
J0= -0,26
J1=0,34
J2=0,49
J3=0,31
Kita kalikan dengan total tegangan rms dari sinyal untuk mencari tegangan rms sideband dan
frek carrier
Utk carrier : Vc = J0VT
J0 bertanda negatif, hanya menandakan hubungan phase antara komponen sinyal. Tanda pada Jn
hanya dibutuhkan jika kita ingin menjumlahkan semua komponen untuk mendapatkan resultan
sinyal. Utk menjawab soal ini, tanda kita abaikan.
Vc = |J0|VT = 0,26.15,8v = 4,11V
Mencari teg sideband jg sama. Namun perlu diingat bahwa sideband selalu berpasangan, dan
tegangan yang dicari ini merupakan teganan masing-masing komponen sideband bukan
tegangan gabungan pasangan sideband.
V1=J1VT = 0,26 . 15,8v = 5,37V
V2=J2VT = 0,49 . 15,8v= 7,74V
V3=J3VT = 0,31 . 15,8v = 4,9V
c. Frek sideband terpisah dari frek carrier sebesar kelipatan dari fm. Disini fc = 160Mhz dan fm
=1khz, maka terdapat sideband dengan frek sbb:
fUSB1 =160Mhz + 1Khz = 160,001 Mhz.
FLSB1 =160Mhz - 1Khz = 159,999Mhz
fUSB2 = 160 MHz + 2khz = 160,002Mhz
FLSB2 =160Mhz - 2Khz = 159,998Mhz
fUSB3 = 160 MHz + 3khz = 160,003Mhz
FLSB3 =160Mhz - 3Khz = 159,997Mhz
d. Karena tiap komponen merupakan gel sinus, maka persamaan yang biasa dapat digunakan
untuk menghitung daya. Semua komponen frek, muncul pada beban 50.
Pc =
P1 =
P2 =
33
P3 =
e. Untuk menmukan total daya PT pada gel carrier dan ketiga komponen pertama dari sideband,
maka kita cukup hanya menjumlahkan daya-daya yang dihitung diatas. Menghitung tiap dari
sideband 2 kali,karena tiap daya yang dihitung bukan merepresentasikan pasangan sideband.
Namun untuk carrier cukup satu saja karena tidak memiliki pasangan.
PT = Pc + 2(P1+P2+P3) = 0,338+2(0,576+1,2+0,48)W = 4,85 W
Besarnya berbeda dengan total daya sinyal 5W, tentu sisanya berapa pada komponen sideband
yang lain. Untuk menemukan berapa daya pada komponen sideband yang lain selain dari 3
pasang komponen diatas maka cukup
PX = 5-4,85 =0,15W
Atau
PX (%) = (0,15/5) .100 = 3%
f. Sekarang ubah daya dalam dBm P (dBm) = 10 log
Pc (dBm)= 10 log 338 = 25,3 dBm
P1 (dBm)= 10 log 576 = 27,6 dBm
P2 (dBm)= 10 log 1200 = 30,8 dBm
P3 (dBm)= 10 log 480 = 26,8 dBm
Gbr 4.8
Bandwitdh
Bagi PM BW berubah mengikuti fm. Karena dengan menaikkan 2 kali frek maka jarak antara
sideband juga bertambag 2 kali. Juga BW proposional terhadap deviasi maksimum phase, mp. Karena
menaikkan mp juga akan menambah jumlah sideband.
Untuk FM masalahnya lebih rumit. Karena
mf =
34
35
36
umumnya untuk komunikasi suara menggunakan BW relatif kecil (sekitar 15Khz), wider BW untuk
siaran FM (sekitar 200khz) dan komunikasi satelit (36Mhz untuk satu sistem).
4.5 FM dan Noise
Alasan awal pengembangan FM adalah
untuk meningkatkan perfoma sinyal
terhadap kehadiran noise, dan ini tetap
merupakan kelebihan utama FM
terhadap AM. Peningkatan ini benarbenar dapat menghasilkan ratio S/N
yang lebih baik pada sisi output receiver
dibandingkan inputnya.
Salah satu cara pendekatan permasalahan noise pada FM adalah dengan menganggap tegangan noise
sebagai phasor memiliki amplitudo acak dan sudut phase. Vektor Noise tsb akan ikut menambahkan
tegangan sinyal, mengakibatkan varias acak pada amplitudo dan sudut phase dari sinyal seperti yang
terjadi pada receiver. Gambar 4.10 menunjukkan penjumlahan vektor ini.
amplitudo Komponen noise dapat mudah diatasi dengan rencangan sistem FM yang baik. Oleh karena
sinyal FM tidak tergantung pada envelop saat deteksi informasinya, receiver dapat membatasi variasi
amplitudo sinyal. Dapat digunakan amplifier yang keluaran amplitudonya akan sama untuk semua
level sinyal input. Efeknya dapat dilihat pada gbr 4.11. Selama amplitudo sinyal yang diinginkan
cukup lebih besar dari pada tegangan noise, maka amplitudo komponen dari noise tidak akan menjadi
masalah.
Gbr 4.11 Penghilangan elemen noise dengan membatasi besar tegangan output
Namun tidak mungkin untuk receiver untuk mengabaikan pergeseran phase. Receiver PM tentunya
harus merespon perubahan phase, begitu juga denga FM sebab pergeseran phase dan perubahan frek
selalu akan muncul bersama. Oleh karenanya pergeseran phase akibat dari noise diasosiasikan dengan
perubahan frek yang akan interpretasikan oleh receiver sebagai bagian dari modulasi.
Memperlihatkan keadaan sinyal pada input receiver. Terjadi
pergeseran akibat dari noise. Lingkaran menunjukkan bahwa sudut
phasor terus berubah terhadap sinyal. Efek maksimumnya puncak
pergeseran phase seperti digambar, muncul saat phasor noise tegak
lurus terhadap resultan dari resultan ER. Pada waktu tersebut
pergerseran phase akibat dari noise adalah
Gbr 4.12 Pergeseran phase akibat noise
Dimana EN/ES merupakan ratio tegangan S/N pada input. Biasanya S/N dalam bentuk daya, maka
untuk menggunakan pers 4.17 S/N tsb harus diubah kedalam bentuk ratio tegangan terlebih dahulu.
37
Pers 4.17 dapat disederhanakan selama sinyal jauh lebih besar dari noise. Pada kasus dimana deviasi
kecil, dan untuk sudut yang kecil pada sinus, sudut tersebut besarnya mendekati nilai sinus tsb dalam
radian. Maka untuk praktisnya dapat kita gunakan
N EN/ES ....................................4.18
Efek dari noise dpat dikurangi dengan menaikkan level tegangan sinyalsebesar mungkin relatif
terhadap tegangan noise. Gbr4.12 menunjukkan hal ini. Tentunya tindakan ini dapat dilakukan dengan
menaikkan daya transmisi, noise figure pada receiver yang lebih baik atau bahkan keduaya. Phase
shift akibat dari noise dapat dikurangi dengan phase sinyal digeser sebesar-besarnya relatif terhadap
pergeseran akibat noise. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat mf tinggi, karen mf
merepresentasikan pergeseran phase maksimum dalam radian. Sehingga seolah-olah ratio S/N pada
output berbanding lurus dengan mf , dan ini cukup mendekati pada wideband FM dengan kondisi
sinyal kuat.
Contoh 4.9
Sebuah sinyal FM memiliki frek deviasi 5khz dan frek pemodulasi 1khz. ratio S/N pada input
receiver adalah 20dB. Hitung perkiraan ratio S/N pada output detektor.
Jwb.
Pertama sekali, perhatikan penggunaan kata perkiraan. Analisa kita ini tentu merupakan
penyederhanaan dari masalah yang sebenarnya, karena noise muncul pada lebih dari 1 frek saja. Kita
juga akan mengasumsikan bahwa detektor akan mengabaikan variasi amplitudo. Juga diasumsikan
bahwa receiver tidak menambah noise pada sinyal. Hasil kita tentuknya tidak akan akurat namun
dapat memperlihatkan proses yang terjadi.
Sekarang kita konversi 20dB ke ratio tegangan.
ES/EN = log -1
= log -1
=10
ES/EN = 0,1
Oleh karena ES >> EN maka kta dapat menggunakan persamaan 4.18
ES/EN
= 0,1 rad
Mengingat bahwa receiver akan menganggap noise sebagai bagian dari sinyal FM dengan indek
modulasi = N, maka didapat
mfN = 0,1
nilai ini dapat kita konversi menjadi padanan deviasi frek nya, N hasil dari noise.
N = mf fm
= 0,1 . 1Khz
38
= 100Hz
Deviasi frek akibat dari sinyal dari soal adalah 5khz, dan tegangan keluaran receiver akan berbanding
lurus dengan deviasi. Oleh karenanya keluaran S/N akan memiliki ratio tengan yang sama dengan
ratio deviasi akibat sinyal dan akibat noise.
(ES/EN)o = S /N
= 5khz /100 Hz =50
Karena S/N biasanya selalu diekspresikan dalam dB maka hasil diatas kita ubah ke bentuk dB
(S/N)odB = 20 log 50
= 34 dB
Terjadi perbaikan S/N sebesar 14dB dari input receiver
39
Analisa noise pada pembahasan sbelumnya dapat juga diterapkan inteferansi. Selama sinyal yang
diinginkan cukup lebih kuat dari pada sinyal interferensi, ratio dari sinyal yang diinginkan dengan
sinyal inteferensi akan tetap lebih besar pada outputan detektor dibandingkan di inputannya. Kita
dapat mengatakan sinyal yang lebih kuat akan menguasai(captures) receiver,. Bahka faktanya sifat
FM ini biasanya disebut capture effect. Ini dapat mudah didemonstrasikan pada sistem FM.
Contohnya, pada telepon cordless, interfrensi antar telpon kecil sekali. Walaupun telpon-telpon
tersebut berbagi saluran dengan band 46 sd. 49 Mhz.
Pre-emphasis dan De-emphasis
Komponen phase pada noise akan menyebabkan modulasi phase dari sinyal. Jika daya noise
terdistribusi merata sepanjang canal pada input receiver (c: white noise), modulasi phase akan juga
secara merata tersebar pada bandwidth receiver. Dengan sistem phase modulasi, noise yang muncul
setelah demodulasi juga akan muncul tersebar merata pada spektrum baseband.
Pada sistem FM situasi akan berbeda. Phase modulasi yang disebabkan oleh noise akan
diintepretasikan sebagai sinyal frek modulasi oleh receiver. Sebagai mana yang telah diketahui,
bahwa deviasi phase dan frek saling terkait dengan persamaan 4.7
mf =
ditulis ulang sebagai
= mf . fm
ingat indek modulasi mf merupakan pergeseran maksimum phase dalam radian. Deviasi frek
sebanding dengan fm . jika pergeseran phase akibat thermal noise terdistribusi secara acak pada
spektrum baseband, makan amplitudo noise dari sinyal yg sudah didemodulasi akan prosional dengan
frek sinyal baseband. Hubungan antara tegangan noise dan frek baseband diperlihatkan pada gbr 4.14.
karena daya berbanding lurus dengan tegangan kuadrat maka daya noise memiliki kurva parabolik.
Untuk meningkatkan performa ketahanan terhadap noise pada sistem FM,deviasi dapat ditingkatkan,
hingga batas tertentu, tergantung dari pertimbangan
lebar canal dan threshold ratio carrier to noise.
Namun sejauh ini telah ditunjukkan bahwa deviasi
yang besar lebih penting utk fm yang tinggi. Bukan
utk fm yang rendah. Nah sayangnya frek tinggi pada
sinyal baseband umumnya memiliki amplitudo yang
lebih kecil dari pada frek menengah atau rendahnya
(c:pada sinyal suara, musik dan video). Perbaikan
S/N pd dapat diperoleh dengan melakukan dengan
boosting (pre-emphasizing) pada frek tingginya
sebelun terjadi modulasi, tentunya dengan
pemotongan tegangan saat didemodulasi.
Gbr 4.14 spektrum dari noise yg
telah didemodulasi
Jelas penggunaan filter dengan karakteristik yang sesuai sangat penting untuk pre-emphasis dan deemphasis. Pada transmisi FM misalnya menggunaakan standar 74s. Angka ini merujuk pada
konstanta waktu dari high-pass filter pada sisi transmiter dan low-pass filter pada receiver. Ini akan
40
mulai menguatkan sinyal pada frek 2,12khz . pre-emphasis dapat perbedaan yang lumayan.
Peningkatan bisa S/N mencapai 12dB pada siaran FM.
vi
vi
vo
R1
vo
R2
t=R1C=75 s
t=R1C=75 s
(a)Pre-emphasis (transmiter)
(b)De-emphasis (receiver)
(a)Pre-emphasis
(b)De-emphasis
bagian lain dari sinyal stereo. Bahkan jika frek diatas 15khz tetap berhasil masuk ke penguat suara,
sinyal tersebut tidak akan direproduksi oleh loudspeaker. Jika pun dikeluarkan, tetap saja frek 19 khz
berada diluar jangkauan pendengaran manusia.
Kedua saluran stereo dapat direproduksi pada receiver jika, sebagai tambahan pada sinyal (L+R),
sinyal (L-R) juga ditransmisikan. Sinyal ini bentuk menggunakan teknik DSBSC AM dengan
subcarrier frek 38 khz. sinyal DSBSC AM membutuhkan sebuah pilot carrier utk deteksi dengan
benar. Pilot carrier dikirim pada frek dari frek subcarrier DSBSC AM yaitu pada frek 19khz. pilot
carrier menyebabkan 10% deviasi (7,5khz) dari frek carrier utama.
Sudah diduga bahwa BW dari stereo FM akan jauh lebih besar dari pada mono FM. Ini juga yang
akan diprediksi oleh carsons rule. Deviasi maksimum pada keduanya adalah 75Khz, tpi frek
baseband maksimum adalah 15khz pada mono dan 53 khz pada stereo.
42
Pada prakteknya, kenaikan BW stereo tidak lah sedrastis itu. Tidak mungkin deviasi frek maks akan
dihasilkan oleh sinyal L-R dengan frek maksimum. Sebab sinyal L-R biasanya memiliki amplitudo
yang lebih kecil dari sinyal L+R, dan pada setiap kasus frek pada range batas atas frek audio biasanya
memiliki amplitudo yang kecil, bahkan setelah di terapkan pre-emphasis.
Terdapat kerugian noise pada FM stereo. Pre-emphasis diterapkan pada sinyal RIGHT dan LEFT.
Akan efektif jika dikenakan pada sinyal S+R, tapi sinyal L-R tidaklah mendapatkan keuntungan
secara penuh jika dilakukan pre-emphasis. Hal ini akan diperlihatkan gbr4.18. sideband bagian atas
akan memperoleh beberapa keuntungan dari pre-emphasis, tapi pre-emphasis malah bekerja secara
terbalik pada lower sideband. Malah bertambah parah karena L-R telah dinaikan frek nya sebelum
memodulasi gel carrier. Tegangan noise pada sinyal yang didemodulasi berbanding lurus dengan
dengan frek, seperti yang kita lihat sebelumnya. Ini artinya sinyal L-R akan lebih banyak noiseny dari
pada sinyal L+R. Ketika sinyal DSBSC L-R didemodulasi, noise ini digeser turun frekn ya ke range
frek audio. Hasil dari ini adalah penurunan S/N sekitar 22dB utk sinyal stero FM dibandingkan
dengan mono. Perbadaanya akan mudah kita dengar dengan cara tuning pada siaran radio yang relatif
lemah kemudian switch receiver antara mono dan stereo. Maka akan terdengar seting stereo akan
mendapatkan noise yang lebih banyak dari mono. Kini banyak receiver yang dapat secara otomatis
beralih ke mono saat mendapatkan sinyal FM lemah.
Sinyal the subsidiary carrier authorization (SCA), terletak pada frek 67Khz, digunakan untuk layanan
seperti background music utk toko dan kantor. Sinyal SCA adalah mono, dengan maks frek audio
7khz.
43
Dalam teori bisa saja kita mengukur besar mf untuk modulasi single tone dengan cara mengukur
amplitudo tiap pasang sideband dan membandingkannya tabel fungsi bessel. Cara ini sebenartnya
sangat menyulitkan kita sehingga jarang digunakan orang.
Ada memang beberapa nilai mf yang mudah dikenali- nilai dimana J0 =0. Terjadi saat mf = 2,4; 5,5;
8,65; 11,8; dan 14,9. Pada tiap nilai tsb, komponen carrier menghilang dari spektrum, sebuah tampilan
yang mudah kita kenali jika menggunakan spektrum analyzer. Hal ini menyediakan beberapa titik
referensi untuk mengukur mf.
Contohnya Ketika mengatur transmiter, biasanya yang harus diukur adalah deviasi dari pada indek
modulasi mf. Hal ini dapat dilakukan menggunakan relasi antara deviasi, indek modulasi dan frek
pemodulasi seperti diberikan pada persamaan 4.7
mf = /fm
contoh berikut akan menunjukkan caranya. Metoda berikut sering disebut dengan metoda the bessel
zero
contoh 4.10
tunjukkan bagaimana deviasi dari komunikasi suara transmisi FM dapat diset menjadi 5khz
menggunakan metoda the bessel zero dengan spektrum analyzer
jawab.
Pasang peralatan seperti gbr 4.19. frek counter tdk sepenuhnya diperlukan, namun recomended sebab
keakuratan pengukuran deviasi tergantung pada akurasi settingan frek pemodulasi. disebabkan
pengaturan frek pada banyak frek generator tidak lah presisi.
Function
generator
Mic
Input
transmiter
Antena
output
Attenuator/
Dummy load
Spectrum
analyzer
Frequency
counter
Gbr. 4.19
Oleh karena transmiter didesain untuk frek suara, penting menemukan frek antara 300Hz sd 3khz,
mendekati, yang akan menghasilkan carrier null utk deviasi 5khz. ini dapat dilakukan dengan cara
triel and error, dimulai dari null pertama saat mf = 2,4.
mf =
fm =
= 2,08 khz
frek ini berada pada range yang dapat diterima. Jika tidak maka lanjut pada carrier null berikutnya,
mf=5,5.
44
Function generator diset pada 2,08 khz dan menggunakan FG, deviasi dinaikkan dari nol hingga kita
lihat pada spektrum analyzer carrier menghilang utk pertama kalinya. Maka deviasi sekarang adalah
5khz.
Sayangnya Cara diatas membutuhkan spektrum analyzer yang mahal dan kita harus dapat mengontrol
besar fm. Maka cara diatas tidak cocok digunakan utk terus menerus memonitor operasi transmisi.
Fakta bahwa output dari FM detektor proposional terhadap deviasi dapat digunakan utk tugas
memonitor tsb.
45