Angle Modulation

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Angle Modulation

Menjelaskan perbedaan antara teknik Amplitudo modulation dan angle modulation serta
keuntungan dan kerugiannya
Menjelaskan perbedaan antara frekuensi dan phase modulasi dan menunjukkan kaitan antara
keduanya
Menghitung bandwitdh, frek sideband, tegangan sideband dan carrier juga daya nya, dan indek
modulasi untuk FM dan PM
Menjelaskan the capture effect dan noise threshold level untuk sinyal FM dan menghitung ratio
S/N pada kasus sederhana
Relasi deviasi, bandwitdh, dan peningkatan S/N utk sistem FM
Menjelaskan penggunaan dari pre-emphasis dan de-emphasis pada siste FM dan menghitung nilai
komponen untuk rangkaian pre-emphasis dan de-emphasis
Menjelaskan sistem yg digunakan untuk siaran FM stereo dan gambar diagram spektrum dari
sinyal FM stereo
Mengukur sinyal FM menggunakan spektrum Analyzer

4.1 Pendahuluan
Sebagaiman diketahui sebelumnya bahwa hanya 3 parameter dari gel carrier yang dapat dimodulasi
agar dapat membawa informasi: amplitudo, frekuensi dan phase. Modulasi amplitudo disebut dengan
AM, untuk modulasi frek dan phase, keduanya dapat dikategorikan sebagai angle modulation
(modulasi sudut). Besaran Frek dan phase pada gel akan saling mempengaruhi. Dimana frek (/2)
diekspresikan dalam radian per detik) adalah laju perubahan sudut phase (diekpresikan dalam radian).
Baik FM dan PM (phase modulation) sering digunakan pada sistem komunikasi. Misalnya FM
dipakai pada siaran radio komersil dan juga pada suara stereo siaran televisi, juga pada sistem radio
bergerak, komunikasi satelit, sistem telpon cellular dll.
Sedang PM sangat banyak digunakan pada komunikasi data. Juga digunakan pada FM transmiter
sebagai tahapan menengah pada transmiter saat ingin men-generate sinyal FM. PM dan FM secara
matematis saling berkaitan, dan perubahan antara FM ke PM atau sebaliknya mudah untuk dilakukan.
Keuntungan utama Angle modulation terhadap AM adalah kemampuan dari FM dan PM untuk
meningkatkan ratio S/N nya. Namun dengan resiko kenaikan BW yang beberapa kali lebih besar dari
AM. (Mungkin terdapat kontradiksi, dimana pada AM menurunkan Bw malah dapat meningkatkan
ratio S/N).
Pada AM, sinyal amplitudo bervariasi mengikuti tegangan saat t dari sinyal informasi namun pada
FM, frek dari carrier-lah yg bervariasi mengikuti perubahan tegangan saat t dari sinyal informasi.
Pada PM, phase yang bervariasi. Penting untuk diingat bahwa pada setiap teknik modulasi, tegangan
saat t dari sinyal pemodulasi atau sinyal informasi lah yang akan besaran dari gel carrier.

21

Kebalikan dari AM, amplitudo dari FM dan PM tidak berubah-ubah saat modulasi. Maka FM tidak
memiliki envelope yang menrepresentasikan gel informasi. Ini merupakan kelebihan dari FM. Dimana
FM receiver tidak merespon terhadap perubahan amplitudo dari sinyal FM yang diterimanya, oleh
karenanya receiver dapat mengabaikan noise tingga pada tingkatan tertentu. Transmiter FM dapat
menggunakan penguat kelas C oleh karena linearitas amplitudo tidaklah penting. Modulasi dapat
dilakukan pada level daya rendah.

4.2 Frequency Modulation (FM)


Gbr 4.1 memperlihatkan sinyal FM dengan sinyal pemodulasinya gel kotak akan memodulasi gel
sinus carrier. Gbr4.1a memperlihatkan gel carrier tanpa modulasi dan gel pemodulasi. Gbr4.1b
menunjukkan sinyal yang telah dimodulasi pada domain waktu, seperti tampilan pada osciloscope.
Besar amplitudo sinyal tetap tidak berubah sama seperti sebelum dimodulasi, dan frek telah berubah
mengikuti perubahan amplitudo sinyal pemodulasi.

Gbr 4.1 Frekuensi modulation dari gel carrier sinus oleh gel kotak
Gbr4.1c memperlihatkan sinyal frek berubah terhadap waktu mengikuti perubahan amplitudo dari
sinyal pemodulasi.gbr4.1d memperlihatkan bagaimana phase berubah terhadap waktu. Sudut phase

22

dari dari gel carrier awal akan digunakan sebagai sebuah referensi. Saat frek menjadi lebih besar dari
frek carrier maka sudut phase akan mendahului, sebaliknya saat frek FM menjadi lebih kecil dari frek
carrier maka sudut phase akan ketinggalan
Kesimpulan lain dapat diambil dari gbr4.1. bentuk sinyal yang belum dimodulasi adalah gel sinus,
sedankan sinyal yang telah dimodulasi adalah bukanlah benar-benar gel sinus. Jika dilihat pada
domain frek, maka akan terlihat bahwa pada sinyal FM akan muncul side band yang secara teoritis
jumlahnya tak terhingga.

mic

Audio
amp

VCO
output
Control
input

Gbr 4.2 Generator FM (disederhanakan)


Ada beberapa cara yang digunakan untuk menghasilkan FM. Metoda yang paling sederhana adalah
menggunakan voltage-controlled oscillator (VCO) untuk menghasilkan frek carrier dan untuk tempat
masuknya sinyal pemodulasi. Sperti pada gbr4.2. kenyataanya model teknik modulasi FM yang
simple ini tidak memliki kestabilan yg bagus. Namun teknik ini dapat memberikan konsep yang baik
untuk mengerti FM.
Frequency Deviation
Asumsikan frek carrier, fc. Modulasi akan menyebabkan frek sinyal akan bervariasi (beubah) dari frek
awalnya. Pada Sistem modulasi yang baik, perubahan frek ini akan proposional dengan amplitudo dari
gel pemodulasi. Kadang ini disebut dengan linear modulation, walau kenyataannya tidak proses
modulasi yang benar-benar linear. FM dapat dibilang linar dalam hal grafik hubungan antara tegangan
sesaat dari sinyal pemodulasi, em, terhadapat perubahan sesaat frek, f adalah garis lurus dengan
kemiringan sebesar ratio f/em dan garis merepresentasikan sensitifitas deviasi dari modulator,
satuannya hertz per volt.
kf =

................4.1

Slope =
kf =

gbr 4.3 sensitifitas deviasi dari FM


Perubahan frekuensi proposional terhadap amplitudo, dan bukan frek dari sinyal pemodulasi.
banyaknya perubahan frek tiap detik dari frek terendah hingga tertinggi sama dengan frek sinyal
pemodulasi.

23

fsig(t) = fc + kf em(t) .................................4.2


fsig(t)= frek sinyal sebagai fungsi waktu
fc = frek carrier tanpa modulasi
kf = konstanta deviasi modulator
em(t) = tegangan modulasi sebagai fungsi waktu
contoh 4.1
sebuah modulator FM memiliki kf = 30khz/v dan beroperasi pada frek carrier 175Mhz. Temukan frek
output saat tegangan sinyal pemodulasi samadengan:
a. 150mV

b. -2V

Jwb.
Gunakan pers 4.2
a. fsig = (175.106 Hz) + (30.103 Hz/V)(150.10-3V) = 175,0045.106Hz = 175,0045MHz
b. fsig = (175.106 Hz) + (30.103 Hz/V)(-2V)=174,94.106 Hz = 174,94 MHz
pada AM, dapat mempermudah kita dengan mengasumsikan sinyal pemodulasi adalah gel sinus. Cara
ini dapat digunakan untuk sinyal periodik yang lain menggunakan teknik fourier. Pers gel sinus
pemodulasi adalah
em(t)=Em sin mt ....................4.3
maka persamaan 4.2 menjadi
fsig(t) = fc + kf Em sin mt .................................4.4
puncak kenaikan dari deviasi frekuensi (disisi frek carrier) adalah
= kf Em ......................4.5
= puncak deviasi frek Hz
kf = sensitifitas modulator Hz/V
Em = puncak tegangan dari sinyal pemodulasi

gunakan persaman frek deviasi, pers 4,4 menjadi


fsig(t) = fc + sin mt

................................4.7

Contoh 4.2
Modulator FM yang sama sperti contoh4.1 dimodulasi oleh gel sinus 3V. Hitung deviasinya

24

Jwb.
Jika tanpa keterangan tambahan maka, tegangan AC diasumsikan dalam besaran rms. Maka tegangan
harus diubah ke tegangan puncaknya.
Em= 3
==kf .Em = 30 kHz /V . 4,24V =127,2 kHz

Indek modulasi Frekuensi (mf)


Istilah dasar yang lain dari FM adalah indek modulasi frekuensi mf.
mf =

......................4.3

mf tidak seperti AM dimana tidak bisa lebih dari 1, pada FM mf bisa/ sering lebih dari satu.
Subtutusikan persamaan 4.7 ke pers 4.6 menjadi
fsig(t) = fc + mf fm sin mt .....................4.8
persmaan frek dari sinyal FM dengan modulasi gel sinus
Contoh4.3
Transmisi Siaran FM beroperasi pada maksimum deviasi sebesar 75 kHz. Temukan indek modulasi
frek nya jika sinyal pemodulasinya berupa gel sinus dengan frek
a. 15 Khz

b. 50Hz

Jwb
a. mf =
b.

mf = 75.103/50 =1500

4.3 Phase modulation (PM)


Pada PM, bukanlah frek yang berubah namun phase yang bergeser, proposional terhadap tegangan
sesaat sinyal pemodulasi.
kp=

....................................4.9

kp = konstanta sensitifitas phase modulator rad/s


= deviasi phase rad
em = sinyal pemodulasi volt
persmaan terhadap waktu PM
25

(t)=c+kp em (t) ........................4.10


kita ubah kedalam persamaan sinusnya
em(t)=Em sin mt
maka
= kp Em sin mt ................4.11
Dan
(t)=c+kp Em sin mt
puncak pergeseran phase, dalam radian, mp, indek modulasi phase
(t)=c+ mp sin mt ...................4.12
contoh 4.4
phase modulator memiliki kp = 2 rad/v. Berapat tegangan rms dari gel sinus jika akan mengakibatkan
puncak deviasi sebesar 60?
Jwb.
Ingat lingkaran memiliki sudut 360 atau 2 rad. Maka
360=2 rad
60 =
60 =
Tegangan yang akan menyebabkan deviasi ini dapat ditemukan menggunakan pers 4.9

em=
kalau dalam rmsnya
Vrms=

Hubungan antara FM dan PM


Sebagaiman telah disebutkan sebelumnya, bahwa frek (dalam rad/s) adalah laju perubahan phase (dlm
radian). Atau bisa juga dikatakan frek adalah turunan dari phasa.
Pada semua angle modulation dengan gel pemodulasi berbentuk sinus, indek modulasi mp atau mf
merepresentasikan puncak pergeseran phase (dari phase awal gel carrier, dalam bentuk radian).

26

Kita tahu bahwa mf =

, yang menyatakan indek modulasi (terkait dengan puncak deviasi phase)

adalah berbanding lurus dengan deviasi frek, dan berbanding terbalik dengan frek pemodulasi,fm.
Misalkan frek naik, maka semakin tingginya frek tsb menunjukkan sudut phase juga akan cepat
perubahannya. Semakin besar frek, semakin besar perubahan penambahan pada sudut phase. Ini
menjelaskan mf ~
Bagaimana dengan pernyataan mf ~ 1/fm ? misalkan ada frek pemodulasi 1hz, mengakibatkan deviasi
frek sebesar 1kHz. untuk mempermudah, anggap gel pemodulasi berbentuk gel kotak. Sewaktu gel
carrier dimodulasi oleh gel 1Hz maka akan terjadi frek deviasi sebesar 1khz, frek sinyal termodulasi
sekarang menjadi fc +1khz selama 0,5 detik (karena frek gel pemodulasi= 1Hz), kemudian frek akan
turung sebesar 2khz menjadi fc 1khz, 1 khz dibawah frek original carrier selam 0,5 detik kemudiaan.
Gambar 4.4a menunjukkan variasi frek.

27

(d) Phase Shift for 2 Hz modulating signal


Gambar 4.4 frekuensi pemodulasi dan indeks modulasi
Ketika frek sinyal termodulasi lebih tinggi dari frek orisinalnya (fc), phase gel akan berangsur naik
selama gel sinyal termodulasi mejadi lebih jauh mendahului gel sinyal carrier. Ini akan terus
berlangsung hingga frek turun. Pada titik tersebut, phase sinyal termodulasi akan mulai melambat,
mengkibatkan phase carrier mulai mengejar dan menyusul sudut dari sinyal termodulasi.
Besarnya perubahan phase berbanding lurus terhadap lamanya frek sinyal termodulasi berada di atas
dari frek carrier, yang berarti deviasi phase proposional dengan periode dari sinyal pemodulasi. atau
deviasi phase berbanding terbalik dengan frek sinyal pemodulasi. gambar 4.4c dan 4.4d
memperlihatkan perubahan frek dan phase, akibat frek pemodulasi yang 2 kali lebih besar dari
sebelumnya. Pergeseran phasenya hanya 0,5 kali dari sebelumnya.
PM modulator dapat digunakan untuk menghasilkan sinyal FM. Sinyal baseband dilewatkan pada low
pass filter dan respon frek sperti gambar 4.5a. tiper respon yang seperti ini disebut tipe integrator.
Untuk amplitudo yang sama pada input modulator, output amplitudo dari lowpass filter akan
berbanding terbalik dengan frek baseband. Gambar 4.5b memperlihatkan filter lowpass digunakan
pada phase modulator. Sinyal PM yang dihasilkan memiliki indek modulasi berbanding terbalik
dengan frek baseband. Dan ini indentik dengan FM

gbr 4.5 penggunaan integrator untuk mengkonversi PM ke FM

28

Contoh 4.5
Sebuah transmiter FM memiliki deviasi maksimum 5khz dan frekuensi pemodulasi dengan range
300hz sd. 3khz. berapa pergeseran maks phase yang terjadi?
Jwb.
Pergeseran phase maksimum dalam rad max adalah samadengan indek modulasi FM mf . maka
menggunakan pers 4.7. mf akan maksimum jika fm minimum maka fm yang diambil 300hz. Maka
pergeseran maksimum phase adalah
mf =

. max = mf =

contoh4.6
sebuah phase modulator memiliki sensitifitas kp = 3 rad/V berapa besar deviasi frek yang dihasilkan
dengan input gel sinus puncak 2V frek 1khz?
jwb.
Pergeseran phase dapat diperoleh dari persamaan 4.11 = kp Em sin mt
Nilai maksimum dari

adalah mp dan muncul pada puncak tegangan gel baseband.

mp = max = kpEm = 3 rad/V .2V = 6 rad


nilainya sama dengan nilai mf , jika seandainya sinyalnya adalah FM.
mf =
= mf fm = 6 . 1khz = 6khz
4.4 Spektrum angel modulation
Angel modulation akan menghasilkan frek sideband dengan jumlah tak terhingga, bahkan untuk
modulasi singel tone juga akan menghasilkan sideband takterhingga. Sideband terpisah dari fc sejauh
kelipatan dari fm dengan amplitudo yang cenderung turun saat frek sideband semaking jauh dari fc.
Sideband dengan amplitudo kurang dari 1% total tegangan sinyal biasanya diabaikan. Maka untuk
tujuan praktis angle modulation dianggap memiliki bw yang terbatas. Seringya BW angle modulation
memiliki BW yang jauh lebih besar dari sinyal AM.
Fungsi Bessel
FM danPM memiliki persamaan yang mirip, tanpa mengetahui sinyal baseband adalah mustahil untuk
membedakan FM dan PM.
Untuk modulasi gel carrier dengan amplitudo A dan frek radian c ,sinyal baseband sebuah gel sinus
persamaan FM dan PM adalah
v(t)= A sin(ct + m sin mt) .....................4.13
m dapat berupa mf untuk FM atau mp untuk PM

29

dri persamaan kita dapati bahwa amplitudo akan tetap konstan berapapun besar indek modulasi. Hal
ini merupakan salah satu dari perbedaan utama antara AM dan angle modulation, namun nilai A
tersebut tidak memberikan informasi kepada kita mengenai sideband yang muncul.
Sinyal Angle modulation dapat diekspresikan sebagai deretan gelombang sinus menggunakan funsi
bessel. Tabel 4.1 dan gambar 4.6 merupakan hasil dari fungsi bessel.
Tabel dan grafik dari fungsi bessel merepresentasikan tegangan yang ternormalisasi untuk berbagai
macam komponen frek dari FM atau PM. Angka pada Tabel merepresentasikan tegangan aktual jika
gel carrier yang belum termodulasi amplitudo memiliki amplitudo sebesar 1volt. J0 merepresentasikan
amplitudo dari komponen dengan frek gel carrier (kadang disebut rest frekquency). J1
merepresentasikan amplitudo dari pasangan pertama sideband, memiliki frek sebesar (fc+fm) dan (fcfm). J2 untuk tiap pasangan kedua sideband pada frek (fc+2fm) dan (fc+2fm) dan seterusnya. Gambar4.7
menunjukkan plot fungsi bessel pada domain frek. Semua koefisien bessel harus dikalikan dengan
tegangan peak gel carrier yang belum termodulasi untuk menemukan amplitudo sebenarnya dari
sideband. Nilai2 di fungsi ini dapat digunakan utk tegangan RMS atau Puncak, namun harus
diperhatikan penggunaannya jika utk RMS, maka hasil dari perkalian bessel dengan RMS carrier akan
berupa tegangan RMS. Jika puncak maka hasilnya pun untuk tegangan puncak.
Ketika menggunakan bessel, maka persamaan 4.13 menjadi
v(t) = A sin (ct + m sin mt)
= A {J0(m)sim ct
-J1 (m)[sin (c-m)t-sin(c+ m)t]
+ J2(m) [sin (c-2m)t-sin(c+ 2m)t]
- J3(m) [sin (c-3m)t-sin(c+ 3m)t]
+ ......................} .....................4.14
Pada Angle modulation total tegangan dan Daya sinyal tidak berubah dengan modulasi. Oleh
karenanya daya pada sideband mengindikasikan terjadi penurunan daya carrier dibawah nilai sebelum
dimodulasi.
Aspek daya sinyal tetap dapat didemonstrasikan menggunakan fungsi bessel. Untuk kemudahan maka
digunakan tegangan normalisasi. Asumsikan gel carrier memiliki teg 1V rms jatuh pada hambatan
1. Daya resistor tentunya 1W. Ketika modulasi, tegangan carrier turun dan tegangan sideband
muncul. Dari tabel 4.1, J0 menampilkan tegangan rms pada fc , dan daya pada fc adalah

Daya pada setiap sideband juga sama, menjadi


PSB1=J12 ,kalo sepasang maka menjadi 2J12 (terngantung dari komponen frek nya.)
Gabungan daya menjadi
PT = J02+ 2J12+2J22+2J32+....... ...4.15

30

31

Jika penjumalahan ini dilakukan hingga Jn maka


total daya akan =1W, berapapun besar dari m-nya.
Untuk sinyal FM atau PM dengan daya bukan 1W
maka, untuk menemukan total daya cukup
mengalikan pers 4.15 dengan daya tersebut.

Oleh karena deret bessel banyaknya tak terhingga,


dapat kita lihat pada grafik atau pada tabel,namun
ammplitudo dari komponen frek, semakin jauh
dari fc akn turun hingga mencapai besaran yang dapat diabaikan. Semakin besar m akan semakin
banyak komponen frek yang tidak bisa diabaikan oleh karena penuruhan amplitudonya perlahan, BW
besar. Ada Cara praktis memilih sideband yaitu dengan mengabaikan komponen frek sideband
dengan koefisien bessel absolutnya lebih kecil dari 0,01 (bukan =0,01).

Gbr 4.7 FM pada domain frekuensi


Contoh 4.7
Sebuah sinyal FM memiliki diviasi 3khz, dan frek modulating 1khz. total daya, PT = 5W, muncul pada
resistor beban 50. Frek carrier sebesar 160Mhz.
a. Hitung sinyal tegangan rms VT
b. Hitung teg rms pada frek carrier dan pada 3 pasang sideband awal.
c. Utk 3 pasang sideband, hitung frek tiap sideband
d. Hitung daya pada frek carrier dan daya pada tiap sideband dari soal c.
e. Tentukan berapa % total daya sinyal terpakai pada kompenen frek diatas
f. Sketsalah sinyal pada domain frek. Skala vertikal adalah daya dalam dBm, dan horisontal
adalah frek.

32

Jwb.
a. Daya sinyal tidak berubah dengan adanya modulasi, tegangan juga tidak berubah, sehingga
dapat dengan mudah didapat menggunakan persamaan daya tegangan
PT = VT2/RL
VT =
b. Indek modulasi harus dicari untuk menggunakan fungsi bessel untuk menemukan tegangan
carrier dan sideband
mf =
Dari bessel didapat 6 pasang komponen sideband yang memenuhis syarat 0,001. Namun dari
soal membutuhkan hanya 3 komponen sideband.
J0= -0,26
J1=0,34
J2=0,49
J3=0,31
Kita kalikan dengan total tegangan rms dari sinyal untuk mencari tegangan rms sideband dan
frek carrier
Utk carrier : Vc = J0VT
J0 bertanda negatif, hanya menandakan hubungan phase antara komponen sinyal. Tanda pada Jn
hanya dibutuhkan jika kita ingin menjumlahkan semua komponen untuk mendapatkan resultan
sinyal. Utk menjawab soal ini, tanda kita abaikan.
Vc = |J0|VT = 0,26.15,8v = 4,11V
Mencari teg sideband jg sama. Namun perlu diingat bahwa sideband selalu berpasangan, dan
tegangan yang dicari ini merupakan teganan masing-masing komponen sideband bukan
tegangan gabungan pasangan sideband.
V1=J1VT = 0,26 . 15,8v = 5,37V
V2=J2VT = 0,49 . 15,8v= 7,74V
V3=J3VT = 0,31 . 15,8v = 4,9V
c. Frek sideband terpisah dari frek carrier sebesar kelipatan dari fm. Disini fc = 160Mhz dan fm
=1khz, maka terdapat sideband dengan frek sbb:
fUSB1 =160Mhz + 1Khz = 160,001 Mhz.
FLSB1 =160Mhz - 1Khz = 159,999Mhz
fUSB2 = 160 MHz + 2khz = 160,002Mhz
FLSB2 =160Mhz - 2Khz = 159,998Mhz
fUSB3 = 160 MHz + 3khz = 160,003Mhz
FLSB3 =160Mhz - 3Khz = 159,997Mhz
d. Karena tiap komponen merupakan gel sinus, maka persamaan yang biasa dapat digunakan
untuk menghitung daya. Semua komponen frek, muncul pada beban 50.
Pc =
P1 =
P2 =

33

P3 =
e. Untuk menmukan total daya PT pada gel carrier dan ketiga komponen pertama dari sideband,
maka kita cukup hanya menjumlahkan daya-daya yang dihitung diatas. Menghitung tiap dari
sideband 2 kali,karena tiap daya yang dihitung bukan merepresentasikan pasangan sideband.
Namun untuk carrier cukup satu saja karena tidak memiliki pasangan.
PT = Pc + 2(P1+P2+P3) = 0,338+2(0,576+1,2+0,48)W = 4,85 W
Besarnya berbeda dengan total daya sinyal 5W, tentu sisanya berapa pada komponen sideband
yang lain. Untuk menemukan berapa daya pada komponen sideband yang lain selain dari 3
pasang komponen diatas maka cukup
PX = 5-4,85 =0,15W
Atau
PX (%) = (0,15/5) .100 = 3%
f. Sekarang ubah daya dalam dBm P (dBm) = 10 log
Pc (dBm)= 10 log 338 = 25,3 dBm
P1 (dBm)= 10 log 576 = 27,6 dBm
P2 (dBm)= 10 log 1200 = 30,8 dBm
P3 (dBm)= 10 log 480 = 26,8 dBm

Gbr 4.8

Bandwitdh
Bagi PM BW berubah mengikuti fm. Karena dengan menaikkan 2 kali frek maka jarak antara
sideband juga bertambag 2 kali. Juga BW proposional terhadap deviasi maksimum phase, mp. Karena
menaikkan mp juga akan menambah jumlah sideband.
Untuk FM masalahnya lebih rumit. Karena
mf =

34

fm berbanding terbalik dengan mf . sebagaimana diketahui, f proposional dengan amplitudo sinyal


pemodulasi. maka jika amplitudo dari sinyal pemodulasi tetap-konstan, menaikkan frek akan
mengurangi mf yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah sideband. Namun menaikkan fm akan
membuat sideband akan semakin menjauh dari gel carrier. Dimana terpisah sebesar fm.
Dua efek tadi bekerja saling berkebalikan. Hasilnya adalah BW memang somewhat akan meningkat
dengan kenaikkan fm tapi BW tidak proposional secara langsung dengan fm. Kadang FM disebut
sebagai mode komunikasi BW meskipun sebenarnya BW tdklah benar2 konstan. Gambar 4.9
memberikan beberapa contoh yang memperlihatkan hubungan antar fm dan BW. Pada contoh ini,
deviasi konstan pada 10khz saat fm berubah antara 2khz ke 10 khz.
Hal penting lain mengenai sideband: dengan AM, membatasi BW receiver memiliki efek yang jelas,
yaitu akan mengurangi respon receiver terhadap high-frek sinyal baseband, sedangkan sinyal yang
lain tidak akan terpengaruh. Ketika kondisi penerimaan jelek, bandwidth dapat dibatasi hingga
minimum cukup untuk mengerti informasi yang terkandung pada sinyal AM.
Pada FM lebih rumit karena fm yang rendahpun akan menghasilkan sideband yang jauh dari fc. FM
receiver harus didesain untuk memasukkan semua transmisi sideband yg signifikan. Jika tidak maka
bukan hanya terbatasnya respon frek namun distorsi yang parah akan terjadi.
Carsons Rule.
Pendekatan untuk menghitung BW dari sinyal FM. Tidaklah seakurat menggunakan fungsi bessel,
namun dapat digunakan untuk mencari BW secara cepat tanpa menggunakan tabel.
Carsons rule:
B = 2(max + fm(max)) .................4.16
Persaman diatas mengasumsikan bahwa BW berbanding lurus dengan jumlah deviasi dan frek
modulasi.ini tidak sepenuhnya benar.carsons rule juga membuat asumsi maksimum deviasi akan
muncul saat maks fm.. kadang pada prakteknya cara ini membuat salah menentukan BW. Dimana
sering frek baseband tertinggi memiliki amplitudo yang sangat kecil dari pada frek yang lebih rendah
dan pada akhirnya tidaklah menimbulkan deviasi yang lebih besar
Contoh 4.8
Gunakan carson rule untuk menghitung BE sinyal pada contoh 4.7
Jawab.
B= 2(+fm)=2(3khz + 1khz) = 8khz
Pada contoh sebelumnya kita dapati 97% daya berada pda BW 6khz. dan 8khz dari carson rule
tentunya akan memuat lebih dari sinyal daya. Carson meberikan cara yang mudah untuk menemukan
BW dengan nilai yang cukup sesuai dengan BW sebenar.

35

Gbr 4.9 variasi BW sinyal FM denga Frek pemodulasi


Narrowband dan Wideband FM
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa pada sinyal FM secara teori, tidak ada batas besar indek
modulasi atau deviasi frek. Namun secara praktek batasan berasal dari kompromi antara ratio S/N dan
BW. Biasanya S/N akan besar jika deviasi besar, namun dengan BW yang bertambah besar pula.
Kenaikan S/N merupakan keuntungan. Sedangkan kenaikan BW tidak diinginkan akibat dari space
spektrum yang terbatas. Juga perlu ada kesepakatan mengenai deviasi, sebab receiver juga harus
dirancang untuk menerima BW dengen deviasi tertentu.
Oleh karenanya, BW dari transmisi FM dibatasi oleh peraturan pemerintah yang menspesifikasikan
maksimum frek deviasi dan maksimum frek pemodulasi karena keduanya mempengaruhi BW. Pada

36

umumnya untuk komunikasi suara menggunakan BW relatif kecil (sekitar 15Khz), wider BW untuk
siaran FM (sekitar 200khz) dan komunikasi satelit (36Mhz untuk satu sistem).
4.5 FM dan Noise
Alasan awal pengembangan FM adalah
untuk meningkatkan perfoma sinyal
terhadap kehadiran noise, dan ini tetap
merupakan kelebihan utama FM
terhadap AM. Peningkatan ini benarbenar dapat menghasilkan ratio S/N
yang lebih baik pada sisi output receiver
dibandingkan inputnya.

Gbr 4.10 efek dari noise pd sinyal FM

Salah satu cara pendekatan permasalahan noise pada FM adalah dengan menganggap tegangan noise
sebagai phasor memiliki amplitudo acak dan sudut phase. Vektor Noise tsb akan ikut menambahkan
tegangan sinyal, mengakibatkan varias acak pada amplitudo dan sudut phase dari sinyal seperti yang
terjadi pada receiver. Gambar 4.10 menunjukkan penjumlahan vektor ini.
amplitudo Komponen noise dapat mudah diatasi dengan rencangan sistem FM yang baik. Oleh karena
sinyal FM tidak tergantung pada envelop saat deteksi informasinya, receiver dapat membatasi variasi
amplitudo sinyal. Dapat digunakan amplifier yang keluaran amplitudonya akan sama untuk semua
level sinyal input. Efeknya dapat dilihat pada gbr 4.11. Selama amplitudo sinyal yang diinginkan
cukup lebih besar dari pada tegangan noise, maka amplitudo komponen dari noise tidak akan menjadi
masalah.

Gbr 4.11 Penghilangan elemen noise dengan membatasi besar tegangan output
Namun tidak mungkin untuk receiver untuk mengabaikan pergeseran phase. Receiver PM tentunya
harus merespon perubahan phase, begitu juga denga FM sebab pergeseran phase dan perubahan frek
selalu akan muncul bersama. Oleh karenanya pergeseran phase akibat dari noise diasosiasikan dengan
perubahan frek yang akan interpretasikan oleh receiver sebagai bagian dari modulasi.
Memperlihatkan keadaan sinyal pada input receiver. Terjadi
pergeseran akibat dari noise. Lingkaran menunjukkan bahwa sudut
phasor terus berubah terhadap sinyal. Efek maksimumnya puncak
pergeseran phase seperti digambar, muncul saat phasor noise tegak
lurus terhadap resultan dari resultan ER. Pada waktu tersebut
pergerseran phase akibat dari noise adalah
Gbr 4.12 Pergeseran phase akibat noise

N = sin-1 (EN/ES) ....................................4.17

Dimana EN/ES merupakan ratio tegangan S/N pada input. Biasanya S/N dalam bentuk daya, maka
untuk menggunakan pers 4.17 S/N tsb harus diubah kedalam bentuk ratio tegangan terlebih dahulu.
37

Pers 4.17 dapat disederhanakan selama sinyal jauh lebih besar dari noise. Pada kasus dimana deviasi
kecil, dan untuk sudut yang kecil pada sinus, sudut tersebut besarnya mendekati nilai sinus tsb dalam
radian. Maka untuk praktisnya dapat kita gunakan
N EN/ES ....................................4.18
Efek dari noise dpat dikurangi dengan menaikkan level tegangan sinyalsebesar mungkin relatif
terhadap tegangan noise. Gbr4.12 menunjukkan hal ini. Tentunya tindakan ini dapat dilakukan dengan
menaikkan daya transmisi, noise figure pada receiver yang lebih baik atau bahkan keduaya. Phase
shift akibat dari noise dapat dikurangi dengan phase sinyal digeser sebesar-besarnya relatif terhadap
pergeseran akibat noise. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat mf tinggi, karen mf
merepresentasikan pergeseran phase maksimum dalam radian. Sehingga seolah-olah ratio S/N pada
output berbanding lurus dengan mf , dan ini cukup mendekati pada wideband FM dengan kondisi
sinyal kuat.
Contoh 4.9
Sebuah sinyal FM memiliki frek deviasi 5khz dan frek pemodulasi 1khz. ratio S/N pada input
receiver adalah 20dB. Hitung perkiraan ratio S/N pada output detektor.
Jwb.
Pertama sekali, perhatikan penggunaan kata perkiraan. Analisa kita ini tentu merupakan
penyederhanaan dari masalah yang sebenarnya, karena noise muncul pada lebih dari 1 frek saja. Kita
juga akan mengasumsikan bahwa detektor akan mengabaikan variasi amplitudo. Juga diasumsikan
bahwa receiver tidak menambah noise pada sinyal. Hasil kita tentuknya tidak akan akurat namun
dapat memperlihatkan proses yang terjadi.
Sekarang kita konversi 20dB ke ratio tegangan.
ES/EN = log -1
= log -1

=10

ES/EN = 0,1
Oleh karena ES >> EN maka kta dapat menggunakan persamaan 4.18
ES/EN
= 0,1 rad
Mengingat bahwa receiver akan menganggap noise sebagai bagian dari sinyal FM dengan indek
modulasi = N, maka didapat
mfN = 0,1
nilai ini dapat kita konversi menjadi padanan deviasi frek nya, N hasil dari noise.
N = mf fm
= 0,1 . 1Khz

38

= 100Hz
Deviasi frek akibat dari sinyal dari soal adalah 5khz, dan tegangan keluaran receiver akan berbanding
lurus dengan deviasi. Oleh karenanya keluaran S/N akan memiliki ratio tengan yang sama dengan
ratio deviasi akibat sinyal dan akibat noise.
(ES/EN)o = S /N
= 5khz /100 Hz =50
Karena S/N biasanya selalu diekspresikan dalam dB maka hasil diatas kita ubah ke bentuk dB
(S/N)odB = 20 log 50
= 34 dB
Terjadi perbaikan S/N sebesar 14dB dari input receiver

The Threshold dan capture Effrects


Sinyal FM dan menghasilkan ratio S/N yang lebih baik pad output receiver dari pada sinyal AM
dengan inputan ratio S/N yang sama, namun ini tidak selalu benar. Kelebihan performa FM terhadap
AM, tergantung dari input dengan ratio S/N yang cukup. Terdapat threshold S/N, dimana dibawah
ambang batas ini performa FM tidak akan lebih baik dari AM, bahkan akan lebih buruk. Disebabkan
semakin besar Bw yang dibutuhkan oleh sinyal FM, semakin besar BW penerimaan noise pd receiver.
Efek dr threshold ini dapat kita amati saat mengendarai mobil menjauh dari sumber siaran FM,
dengan sambil mendengarkan siarannya. Penerimaannya akan tetap bagus dan jernih noise-free
hingga jarak tertentu, den kemudian tiba-tiba kualitas sinyal menurun drastis, saat mobil kita
mencapai jarak batas maksimum siarannya. Beberapa saat Sebelum sinyal benar-benar hilang, akan
ada beberapa suara klik kencang. Efek ini disebabkan oleh noise yang menyebabkan pergeseran
phase 3600 sinyal. Pada penerimaan AM, sangat
berbeda, penurunan kualitas sinyal akan bertahap
bersamaan dengan penurunan kekuatan sinyal.
Ketika kekuatan sinyal diatas ambang batas,
performa receiver mengatasi noise bisa mencapai
20dB lebih baik dari AM. Seperti ilustrasi pada
gambar 4.13. angka pada grafik adalah perkiraan:
nilai yang tepat untuk threshold dan peningkatan
S/N tergantung pada indek modulasi. Oleh karena
WideBand FM membiarkan lebih banyak noise yang
masuk ke receiver dari pada narrowband FM, maka
batas threshold akan lebih tinggi untuk WBFM.
Untuk sinyal WBFM yang diatas threshold kualitas
WBFM akan jauh lebih unggul dibandingkan
NBFM. Bahkan faktanya, S/N meningkat dengan
kuadrat indek modulasi.

Gbr 4.13 kenaikan S/N dgn wideband FM

39

Analisa noise pada pembahasan sbelumnya dapat juga diterapkan inteferansi. Selama sinyal yang
diinginkan cukup lebih kuat dari pada sinyal interferensi, ratio dari sinyal yang diinginkan dengan
sinyal inteferensi akan tetap lebih besar pada outputan detektor dibandingkan di inputannya. Kita
dapat mengatakan sinyal yang lebih kuat akan menguasai(captures) receiver,. Bahka faktanya sifat
FM ini biasanya disebut capture effect. Ini dapat mudah didemonstrasikan pada sistem FM.
Contohnya, pada telepon cordless, interfrensi antar telpon kecil sekali. Walaupun telpon-telpon
tersebut berbagi saluran dengan band 46 sd. 49 Mhz.
Pre-emphasis dan De-emphasis
Komponen phase pada noise akan menyebabkan modulasi phase dari sinyal. Jika daya noise
terdistribusi merata sepanjang canal pada input receiver (c: white noise), modulasi phase akan juga
secara merata tersebar pada bandwidth receiver. Dengan sistem phase modulasi, noise yang muncul
setelah demodulasi juga akan muncul tersebar merata pada spektrum baseband.
Pada sistem FM situasi akan berbeda. Phase modulasi yang disebabkan oleh noise akan
diintepretasikan sebagai sinyal frek modulasi oleh receiver. Sebagai mana yang telah diketahui,
bahwa deviasi phase dan frek saling terkait dengan persamaan 4.7
mf =
ditulis ulang sebagai
= mf . fm
ingat indek modulasi mf merupakan pergeseran maksimum phase dalam radian. Deviasi frek
sebanding dengan fm . jika pergeseran phase akibat thermal noise terdistribusi secara acak pada
spektrum baseband, makan amplitudo noise dari sinyal yg sudah didemodulasi akan prosional dengan
frek sinyal baseband. Hubungan antara tegangan noise dan frek baseband diperlihatkan pada gbr 4.14.
karena daya berbanding lurus dengan tegangan kuadrat maka daya noise memiliki kurva parabolik.
Untuk meningkatkan performa ketahanan terhadap noise pada sistem FM,deviasi dapat ditingkatkan,
hingga batas tertentu, tergantung dari pertimbangan
lebar canal dan threshold ratio carrier to noise.
Namun sejauh ini telah ditunjukkan bahwa deviasi
yang besar lebih penting utk fm yang tinggi. Bukan
utk fm yang rendah. Nah sayangnya frek tinggi pada
sinyal baseband umumnya memiliki amplitudo yang
lebih kecil dari pada frek menengah atau rendahnya
(c:pada sinyal suara, musik dan video). Perbaikan
S/N pd dapat diperoleh dengan melakukan dengan
boosting (pre-emphasizing) pada frek tingginya
sebelun terjadi modulasi, tentunya dengan
pemotongan tegangan saat didemodulasi.
Gbr 4.14 spektrum dari noise yg
telah didemodulasi
Jelas penggunaan filter dengan karakteristik yang sesuai sangat penting untuk pre-emphasis dan deemphasis. Pada transmisi FM misalnya menggunaakan standar 74s. Angka ini merujuk pada
konstanta waktu dari high-pass filter pada sisi transmiter dan low-pass filter pada receiver. Ini akan

40

mulai menguatkan sinyal pada frek 2,12khz . pre-emphasis dapat perbedaan yang lumayan.
Peningkatan bisa S/N mencapai 12dB pada siaran FM.
vi

vi

vo

R1
vo
R2

t=R1C=75 s
t=R1C=75 s

(a)Pre-emphasis (transmiter)

(b)De-emphasis (receiver)

Gbr 4.15 tipikal rangkaian pre-emphasis dan de-emphasis


Gambar 4.15 memberikan contoh rangkaian sederhana utk pre-emphasis dan de-emphasis, gbr 4.16
menunjukkan respon frek dari rangkaian ini.

(a)Pre-emphasis

(b)De-emphasis

Gbr. 4.16 respon frekuensi dari rangkaian pre-emphasis dan de-emphasis


4.6 FM stereo
Pengenalan FM stereo pada tahun 1961 merupakan keberhasilan karena sinya stero tetap kompatibel
dengan sistem FM mono yang telah lebih dulu digunakan. Penting bagi receiver mono untuk tidak
menghasilkan canal left atau right saja, tapi kombinasi dari keduanya. Dibentuk dengan
menambahkan 2 kedua sinyal sehinggal hasilnya adalah sinyal L+R. Juga space spektrum 200khz
tetap berlaku. Dicapai menggunakan bentuk pembagian frequency-Division multiplexing (FDM) yang
dimodifikasi agar sinyal stereo tetap compatibel dengan sistem mono yang sudah ada.
Gbr4.17a. menunjukkan spektrum baseband dari sinyal FM stereo. Sinyal ini akan diberikan pada
transmiter. Sinyal ini juga yang akan muncul pada output detektor receiver. Untuk perbandingan,
gbr4.17b memperlihatkan baseband dari transmisi FM mono.
Sinyal mono L+R berada pada spektrum frek sekitar 50Hz sd. 15khz didalam sinyal stereo. Inilah
kenapa stero tetap kompatibel sperti yang dimaksud diatas. Karena receiver mono akan mengabaik
41

bagian lain dari sinyal stereo. Bahkan jika frek diatas 15khz tetap berhasil masuk ke penguat suara,
sinyal tersebut tidak akan direproduksi oleh loudspeaker. Jika pun dikeluarkan, tetap saja frek 19 khz
berada diluar jangkauan pendengaran manusia.
Kedua saluran stereo dapat direproduksi pada receiver jika, sebagai tambahan pada sinyal (L+R),
sinyal (L-R) juga ditransmisikan. Sinyal ini bentuk menggunakan teknik DSBSC AM dengan
subcarrier frek 38 khz. sinyal DSBSC AM membutuhkan sebuah pilot carrier utk deteksi dengan
benar. Pilot carrier dikirim pada frek dari frek subcarrier DSBSC AM yaitu pada frek 19khz. pilot
carrier menyebabkan 10% deviasi (7,5khz) dari frek carrier utama.
Sudah diduga bahwa BW dari stereo FM akan jauh lebih besar dari pada mono FM. Ini juga yang
akan diprediksi oleh carsons rule. Deviasi maksimum pada keduanya adalah 75Khz, tpi frek
baseband maksimum adalah 15khz pada mono dan 53 khz pada stereo.

Gbr 4.17 Siaran FM: baseband spectra


BW pada mono menggunakan carsons rule
B = 2(max + fm(max))
= 2(75 khz + 15khz)
=180 khz
Pada stereo
B = 2(75khz + 53khz)
= 265 khz

42

Pada prakteknya, kenaikan BW stereo tidak lah sedrastis itu. Tidak mungkin deviasi frek maks akan
dihasilkan oleh sinyal L-R dengan frek maksimum. Sebab sinyal L-R biasanya memiliki amplitudo
yang lebih kecil dari sinyal L+R, dan pada setiap kasus frek pada range batas atas frek audio biasanya
memiliki amplitudo yang kecil, bahkan setelah di terapkan pre-emphasis.
Terdapat kerugian noise pada FM stereo. Pre-emphasis diterapkan pada sinyal RIGHT dan LEFT.
Akan efektif jika dikenakan pada sinyal S+R, tapi sinyal L-R tidaklah mendapatkan keuntungan
secara penuh jika dilakukan pre-emphasis. Hal ini akan diperlihatkan gbr4.18. sideband bagian atas
akan memperoleh beberapa keuntungan dari pre-emphasis, tapi pre-emphasis malah bekerja secara
terbalik pada lower sideband. Malah bertambah parah karena L-R telah dinaikan frek nya sebelum
memodulasi gel carrier. Tegangan noise pada sinyal yang didemodulasi berbanding lurus dengan
dengan frek, seperti yang kita lihat sebelumnya. Ini artinya sinyal L-R akan lebih banyak noiseny dari
pada sinyal L+R. Ketika sinyal DSBSC L-R didemodulasi, noise ini digeser turun frekn ya ke range
frek audio. Hasil dari ini adalah penurunan S/N sekitar 22dB utk sinyal stero FM dibandingkan
dengan mono. Perbadaanya akan mudah kita dengar dengan cara tuning pada siaran radio yang relatif
lemah kemudian switch receiver antara mono dan stereo. Maka akan terdengar seting stereo akan
mendapatkan noise yang lebih banyak dari mono. Kini banyak receiver yang dapat secara otomatis
beralih ke mono saat mendapatkan sinyal FM lemah.
Sinyal the subsidiary carrier authorization (SCA), terletak pada frek 67Khz, digunakan untuk layanan
seperti background music utk toko dan kantor. Sinyal SCA adalah mono, dengan maks frek audio
7khz.

(b)sinyal Spektrum memperlihatkan efek dari


pre-emphasis

(a)Spektrum noise pada baseband

Gbr 4.18 Performa noise dari FM stereo


4.7 Pengukuran FM
Deviasi maksimum transmisi FM diatur oleh hukum. Menentukan nilai deviasi tertentu tidak lah
mudah seperti menentukan modulasi 100% pada tampilan osciloscope dari sinyal AM. Bahkan
tampilan osciloscope FM tidak memberikan masukan sma sekali, tidak ada envelope, variasi frek
biasanya persentase kecil dari frek carrier dan ini susah untuk dilihat (apa lagi diukur) jika
menggunakan osciloscope.
Spektrum analyzer merupakan alat yang lebih berguna utk mengobservasi FM. Dapat mengukur daya
carrier dan daya tiap sideband, dapat memungkinkan untuk menemukan frek pemodulasi, dengan
mengukur jarak terpisahnya antar sideband. Setidaknya ini terjadi pada single tone modulation;
dengan beberapa frek pemodulasi, pola dari sideband menjadi sangat membingungkan, karena tiap
tone akan menghasilkan banyak pasangan sideband.

43

Dalam teori bisa saja kita mengukur besar mf untuk modulasi single tone dengan cara mengukur
amplitudo tiap pasang sideband dan membandingkannya tabel fungsi bessel. Cara ini sebenartnya
sangat menyulitkan kita sehingga jarang digunakan orang.
Ada memang beberapa nilai mf yang mudah dikenali- nilai dimana J0 =0. Terjadi saat mf = 2,4; 5,5;
8,65; 11,8; dan 14,9. Pada tiap nilai tsb, komponen carrier menghilang dari spektrum, sebuah tampilan
yang mudah kita kenali jika menggunakan spektrum analyzer. Hal ini menyediakan beberapa titik
referensi untuk mengukur mf.
Contohnya Ketika mengatur transmiter, biasanya yang harus diukur adalah deviasi dari pada indek
modulasi mf. Hal ini dapat dilakukan menggunakan relasi antara deviasi, indek modulasi dan frek
pemodulasi seperti diberikan pada persamaan 4.7
mf = /fm
contoh berikut akan menunjukkan caranya. Metoda berikut sering disebut dengan metoda the bessel
zero
contoh 4.10
tunjukkan bagaimana deviasi dari komunikasi suara transmisi FM dapat diset menjadi 5khz
menggunakan metoda the bessel zero dengan spektrum analyzer
jawab.
Pasang peralatan seperti gbr 4.19. frek counter tdk sepenuhnya diperlukan, namun recomended sebab
keakuratan pengukuran deviasi tergantung pada akurasi settingan frek pemodulasi. disebabkan
pengaturan frek pada banyak frek generator tidak lah presisi.
Function
generator

Mic
Input

transmiter

Antena
output

Attenuator/
Dummy load

Spectrum
analyzer

Frequency
counter
Gbr. 4.19
Oleh karena transmiter didesain untuk frek suara, penting menemukan frek antara 300Hz sd 3khz,
mendekati, yang akan menghasilkan carrier null utk deviasi 5khz. ini dapat dilakukan dengan cara
triel and error, dimulai dari null pertama saat mf = 2,4.
mf =
fm =

= 2,08 khz

frek ini berada pada range yang dapat diterima. Jika tidak maka lanjut pada carrier null berikutnya,
mf=5,5.

44

Function generator diset pada 2,08 khz dan menggunakan FG, deviasi dinaikkan dari nol hingga kita
lihat pada spektrum analyzer carrier menghilang utk pertama kalinya. Maka deviasi sekarang adalah
5khz.
Sayangnya Cara diatas membutuhkan spektrum analyzer yang mahal dan kita harus dapat mengontrol
besar fm. Maka cara diatas tidak cocok digunakan utk terus menerus memonitor operasi transmisi.
Fakta bahwa output dari FM detektor proposional terhadap deviasi dapat digunakan utk tugas
memonitor tsb.

45

Anda mungkin juga menyukai