Mip Fix Ics
Mip Fix Ics
Mip Fix Ics
Disusun Oleh :
Golongan C/Semester V
Fadhy Ilahi
Ahamad Zaim
Rufa Dewi Saraswati
Novi Putri Nuraeni
(B32140848)
(B32140989)
(B32141239)
(B32141495)
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alam terutama
Jumlah Produksi
1009,68671269,41841456,13961908,1712
1184,6378
Rata-rata
1365,4190
Ikan teri nasi merupakan salah satu hasil dari sektor kelautan. Ikan teri nasi ini
sangat banyak dimanfaatnya. Sebagian besar dapat di manfaatkan sebagai
makanan baik pada saat segar maupun kering. Ikan teri (Stolepherus spp.)
merupakan jenis ikan kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jenis ikan
laut lainnya, ikan teri sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi
dengan kandungan mineral, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun
dalam asam-asam amino esensial yang dibutuhkan untuk petumbuhan dan
kecerdasan manusia. Dengan begitu ikan teri nasi memiliki potensi dalam sector
industri di Indonesia.
Ikan teri termasuk jenis ikan yang rentan terhadap kerusakan (pembusukan),
apabila dibiarkan cukup lama akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisik,
kimia dan mikrobiologi. Maka Perlu adanya tindakan lanjutan pengolahan dangan
cara pengawetan. Salah satu proses pengawetan terhadap ikan teri ini adalah
melalui pengasinan.
Dengan demikian, peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar
internasional masih terbuka luas dalam hal pemanfaatan sumberdaya perikanan
khususnya ikan teri tak terkecuali kabupaten Sumenep. Tetapi untuk
mengembangkan usaha di sektor perikanan masih banyak kendala yang harus
dihadapi misalnya tentang mutu dan keamanan pangan (Wahono, 2006).
Keberhasilan dalam membuat produk makanan yang bermutu dan sesuai
dengan standart selalu menjadi keinginanan dari setiap industri dan keamanan
pangan kesehatan bagi konsumen tak terkecuali PT. INSAN CITRAPRIMA
SEJAHTERA (ICS) UNIT REMBANG JAWA TENGAH. Produk yang bermutu
dan sesuai dengan standart hanya dapat dihasilkan jika menarapkan sistem
pengendalian mutu secara menyeluruh mulai dari penerimaan bahan baku, proses
pengolahan hingga menjadi produk akhir. Semua ini dapat di capai apabila setiap
karyawan dan setiap dapartemen/divisi yang mengerti, memahami dan
menerapkan serta berpartisipasi demi untuk mencapai produk yang sesuai dengan
standart yang telah ditetapkan.
merupakan
salah
satu
perusahaan
pengolahan
ikan
teri
Practice) dan
SSOP (Sanitation
Standart
Operation
2 Tujuan
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dibuatnya laporan
ini antara lain:
a Menambah Pengetahuan, wawasan dan keterampilan mahasiswa secara
khusus dalam pengolahan ikan teri nasi kering (Chirimen)
di PT.Insan
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai setelah kegiatan magang adalah sebagai berikut:
a
2.1.2
Seafoods, maka visi dan misi yang dapat memotivasi para karyawan untuk lebih
bersemangat dan menjadikan produk yang dihasilkan berkualitas. Visi dan misi
PT. Insan Citraprima Sejahtera (ICS) Seafoods antara lain:
a. Memproduksi dan menyediakan produk hanya dengan Hight Quality
Standart.
b. Selalu berusaha untuk dapat memuaskan pelanggan.
c. Menjadi World Class Food and Drink Industry.
2.1.3
Struktur organisasi
Struktur Organisasi merupakan elemen penting dalam suatu perusahaan
Aswin
(2004)
mengatakan
bahwa
setiap
kegiatan
perlu
2.2 Mutu
2.2.1 Pengertian Mutu
Dalam era globalisasi, batas-batas antar Negara semakin kabur, uang,
barang dan jasa bebas melintas keluar masuk antar negara dan hambatanhambatan tariff dalam perdagngan antar negara semakin ditiadakan. Dalam
kondisi seperti ini hanya produk-produk yang bermutu yang akan memenangkan
persaingan. Produk lokal dan nasional dari masing-masing negara berpeluang
menjadi produk global dan masuk pasar lokal negara lainnya, jika persyaratan
yang dituntut oleh pasar dapat dipenuhi. Salah satu persyatana yang ditunut oleh
pasar adalah adanya kesamaan standard mutu produk. Untuk memelihara
konsistensi mutu produk perlu dilakukan pengendalian mutu (quality control) atas
proses produksi.
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa
sebagai
sesuatu
menganalisa
berbeda
dengan
diartikan
mutu
dijadikan
dasar
mendefinisikan
mutu dengan
cara
2.2.2
kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau
persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi
Sistem Manajemen Mutu mendefenisikan bagaimana organisasi menerapkan
praktek-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan pasar.
Sedangkan menurut Stephen (1997;196) ISO 9001:2000 didefenisikan
sebagai berikut :
ISO 9001:2000 is concerned with specifying requirements for a quality system.
A quality system is composed of an organizational structure, documented
ptrocedures, and tools. The goal is to present attributes of the organizations
structure, procedures and/or tools that must be present in order to satisfy the
requirements of ISO 9001:2000
Sistem
Manajemen
Mutu
menjelaskan
bahwa
ISO
9001:2000
tertentu;
Pengendalian Mutu
Pengertian pengawasan mutu secara umum adalah menjaga mutu pada
tingkat dan toleransi yang dapat diterima oleh pembeli atau pemakai,
sementaramenekan biaya serendah-rendahnya, adakalanya juga memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan oleh pemerintah (Mangoensoekardjo, 2003).
Pengendalian Mutu adalah teknik-teknik dan kegiatan-kegiatan operasional
yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu. Pengendalianmutu meliputi
monitoring suatu proses, melakukan tindakan koreksi bila adaketidaksesuaian dan
menghilangkan penyebab timbulnya hasil yang kurangbaik pada tahapan rangkaian
mutu yang relevan untuk mencapai efektivitasyang ekonomis (Kadarisman, 1994).
Pengertian Pengawasan kualitas secara khusus dikemu kakan oleh beberapa
ahli diantaranya:
a. Pengawasan kualitas adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang
dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang baik dimana
pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari pimpinan
teratas sampai karyawan pelaksana (Ishikawa Dalam Nurhadi, 2008).
Pengawasan kualitas adalah akrivitas memelihara dan memperbaiki produk dan
servis yang ditawarkan kepada perusahaan, pengawasan kualitas
b. bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian pengawasan kualitas saja, tetapi
seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan memecahkan masalah ini
(Nobuyuki Dalam Nurhadi, 2008).
c. Pengawasan kualitas adalah suatu sistem yang efektif untuk mengintegrasikan
kegiatan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan mutu dalam suatu organisasi
sehingga dapat diperoleh produksi danservis dalam tingkat yang paling ekonomis
dan memuaskan konsumen (Feightboum dalam Annisa, 2007).
Pengawasan
kualitas
berarti
memenuhi
keinginan
konsumen
Tujuan pengendalian mutu meliputi dua tahap, yaitu tujuan antara dan
tujuan akhir. Tujuan antara pengendalian mutu adalah agar dapat diketahui mutu
barang, jasa, maupun pelayanan yang dihasilkan. Tujuan akhirnya yaitu untuk
dapat meningkatkan mutu barang, jasa, maupun pelayanan yang dihasilkan.
Mengapa pengendalian mutu penting dilakukan? Karena dapat meningkatkan
indeks kepuasan mutu (quality satisfaction index), produktivitas dan efisiensi,
laba/keuntungan, pangsa pasar, moral dan semangat karyawan, serta kepuasan
pelanggan.
Terdapat lima dimensi pokok mutu, yaitu sebagai berikut :
a. Bukti langsung (tangible), terdiri dari fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi. Contohnya dalam hal pelayanan gizi di poliklinik suatu
rumah sakit, maka pasien melihat mutu pelayanan dari fasilitas ruangan yang
memadai, food model, perlengkapan pengukur status gizi, dan sebagainya.
b. Keandalan
(reliability),
merupakan
kemampuan
perusahaan/institusi
memuaskan. Contohnya dalam hal pelayanan gizi yaitu janji ditepati sesuai
jadwal, anjuran diet terbukti akurat, dan sebagainya.
c. Daya tanggap (responsiveness),
Audit sistem manajemen mutu dari perusahaan yang telah memperoleh ISO
apa
saja
yang
perlu
dibakukan
dari
proses yang
telah diperbaiki?
ekonomis.
Prinsip-prinsip pengendalian mutu berdasarkan 14 poin menurut
Deming (Deming's 14 points) adalah sebagai berikut :
1. Ciptakan keajegan tujuan untuk perbaikan produk dan jasa;
2. Adopsi falsafah baru yang menolak segala macam cacat/kerusakan;
3. Hentikan ketergantungan pada inspeksi dalam membentuk mutu
produk tapi bergantunglah pd pengendalian statistik;
4. Hentikan praktik menghargai kontrak pemasok berdasarkan
tawaran rendah;
5. Perbaiki secara konstan dan terus menerus sistem produksi dan jasa;
6. Lembagakan on the job training;
7. Berikan semua karyawan alat-alat tepat
merampungkan tugas mereka dengan baik;
agar dapat
pelatihan
ulang
secara
berkesinambungan
agar
merupakan
untuk mencegah
terjadinya cacat produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan yang dimaksudkan
untuk menurunkan kuantitas produk yang tidak memenuhi spesifikasi mutu yang
telah
ditetapkan
sehingga
dapat
menurunkan
biaya
kegagalan.
Biaya
yang
dihasilkan
sesuai
dengan
persyaratan
mutu
yang
telah
ditetapkan. Biaya ini meliputi: biaya pengujian bahan baku, biaya inspeksi
pengemasan, biaya aktivitas pengawasan, serta product acceptance dan process
acceptance. Product acceptance adalah pengambilan sample dari satu batch
produk jadi untuk menentukan apakah produk dalam batch tersebut memenuhi
persyaratan
mutu
yang
telah
ditetapkan.
Process
acceptance
adalah
pengambilan sample dari proses produksi yang sedang berjalan untuk melihat
apakah proses produksi berjalan dalam kendali dan tidak menghasilkan produk
yang cacat atau rusak.
c. Biaya Kegagalan (Failure costs)
Biaya kegagalan terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal, yaitu:
sebesar 5% menjadi 2.579 ton dengan nilai 16.437.255 US$. Untuk konsumsi
dalam negeri, ikan teri banyak dipasarkan kehampir seluruh kota di Indonesia
(Koral AUP, 2008).
Teri segar
77
Teri kering
tawar
331
Teri kering
asin
193
Teri nasi
kering
365
Protein (g)
16
68,7
42
23,7
Lemak (g)
1,0
4,2
1,5
22,3
Karbohidrat (g)
17,5
Kalsium (mg)
500
2.381
2.000
869
Fosfor (mg)
500
1.500
300
348
Besi (mg)
1,0
13,4
2,5
4,0
Vitamin A (SI)
150
200
90
Vitamin B (mg)
0,05
0,1
0,01
0,13
Vitamin C (mg)
Air (g)
80
16,7
34,5
25,3
2.3.4
Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan pada proses pengolahan ikan teri, adalah sebagai
berikut:
1
Garam
Dalam pengolahan ikan teri, garam digunakan untuk menurunkan kadar air dalam
ikan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk, sebagi
pengawet, kemurnian garam sangat mempengaruhi mutu ikan yang akan
diasinkan. Bila digunakan garam (NaCL) murni, ikan akan berwarna putih
kekuningan dan lunak. Garam yang digunakan harus bermutu baik yang ditandai
dengan warna garam putih dan bersih, garam ini sebaiknya terhindar dari zat-zat
lain yang tercampur, kotoran-kotoran dan benda asing lainnya.
Sebaiknya kristal garam yang digunakan bergaris tengah kira kira 1-5 mm.
Untuk ikan ikan kecil seprti ikan teri nasi, kristal garam yang digunakan harus
lebih halus, supaya ikan tidak rusak dan garam lebih mudah meresap. Disamping
sebagai bahan pengawet, garam juga berfungsi sebagai pemberi rasa enak
(Moeljanto, 1982).
1
Es
Ikan teri setelah ditangkap pada umumnya tidak langsung diolah, karena lokasi
penangkapan ikan dilaut yang jauh dari pengolahan yang umumnya didarat,
sehingga terdapat tenggang waktu antara pasca penangkapan dengan pengolahan.
Untuk mencegah kerusakan dan pembusukan ikan teri sebelum pengolahannya,
maka digunakan es sebagai bahan pembantu pencegah pembusukan.
Es harus dibuat dari air bersih yang memenuhi syarat air minum dan dalam
penggunaannya es harus disimpan di tempat yangbersih dan terhindar dari
kontaminasi dari luar (Pitojos dan Eling, 2003).
1
Air
Air digunakan pada proses pencucian. Air yang digunakan oleh PT. Kelola Mina
Laut berasal dari air sumur. Air sumur yang digunakan tersebut memiliki ciri-ciri
tidak berwarna atau jernih, tidak berasa, dan bebas dari bahan pencemaran seperti
logam berat dan mikroba patogen (kualitas air minum). Air digunakan terutama
pada proses pencucian dan perebusan ikan teri nasi, serta digunakan untuk
membersihkan peralatan yang digunakan selama proses produksi.
Exselent
A
26-38%
26-38%
Trans paran , Transparan,
putih biasa
Keasinan
Keseragama
n
3-7%
90-100%
B
C
26-38%
26-38%
Pink, kuning Kuning
gelap,
3-7%
90-100%
mengkak
3-7%
90-100%
putih tua,hitam
3-7%
90-100%
Kepatahan
Benda asing
0-3%
0%
0-3%
3-6%
7-10%
0% ikan non teri 0% ikan non 0% ikan
0,3%ikan yang teri 0,3%ikan non
mirip teri nasi
Ukuran
teri
yang mirip
Ss :0,5-1,0 cm
Ss :0,5-1,0 cm
Ss :0,5-1,0 cm
teri nasi
Ss :0,5-1,0
S2 :1,1-1,3 cm
S2 :1,1-1,3 cm
S2 :1,1-1,3 cm
cm
S :1,4-1,6 cm
S :1,4-1,6 cm
S :1,4-1,6 cm
S2:1,1-1,3
S1 : 1,7-2 cm
S1 : 1,7-2 cm
S1 : 1,7-2 cm
cm
M :2,1-3 cm
M :2,1-3 cm
M :2,1-3 cm
S :1,4-1,6
L :3,1 cm
L :3,1 cm
L :3,1 cm
cm
S1 : 1,7-2
cm
M
:2,1-3
cm
Berat
Bau
6,000-6,005
6,000-6,005
6,000-6,005
L :3,1 cm
6,000-
kg/MC
kg/MC
kg/MC
6,005
Harum
ikan Harum
ikan Harum
normal sengit
normal sengit
kg/MC
ikan Harum
normal,
sengit,
apek
setengah kering bahwa kadar air produk teri nasi yaitu 30-36% dan kadar garam
maksimum 15% (BSN 1994).
Penanganan bahan baku kering teri nasi yang dilakukan oleh perusahaan
dilakukan secara cepat. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar mutu produk tetap
baik dan tidak terdapat penurunan mutu produk. Penanganan bahan baku kering
tidak dilakukam dengan hati-hati seperti layaknya bahan baku basah.Hal ini
terlihat dari aktifitas membanting karton yang berisi teri nasi kering saat akan
disortasi. Aktifitas saat membanting karton dan pembagian teri nasi kedalam
basket sebelum ditimbang yang kurang hati-hati sehingga membut ikan banyak
tercecer dilantai. Bahan baku kering kemudian di simpan di cold storage pada
suhu -150C untuk mencegah penurunan mutu perubahan bau dan warna. Adapun
bahan baku basah diperlakukan dengan rantai dingin untuk menjaga kesegaran
ikan. Ikan dimasuk kan
Alat
Alat yang digunakan dalam proses pengolahan Teri nasi/Chirimen di PT.Insan
Citraprima Sejahtera (ICS) Rembang dapat dilihat pada tabel 1.
Alat
Ketelitian
Fungsi
Ember
berfungsi
sebagai
tempat
Ember
ikan.
Ember
yang
Keranjang
Ember Jinjing
5
6
7
Sunoko (Parapara)
Tampah
Nampan plastic
hitam
8
Nampan Plastik
Putih
Timbangan
Analitik
0,01 Kg
Sprayer
Toples kecilKemoceng
Basket
Meja Sortasi
Pisau Sortir
16
Lampu Sortasi
17
18
pengangkut)
Mangkok
Stainless
19
Lakban
20
Cold Storage
21
Stempel
22
23
Plastik
polietylene
Master Carton
(rambut,
tali
rapia,
jarring)
10
11
12
13
14
15
Trolly (Alat
asing
Tempat Alkohol
Tempat Benda Asing hasil proses sortasi
Membersihkan Meja sortasi
Tempat Chirimen
Tempat Menyortir sortasi
Menyortir Himego
Membantu Pencahayaan pada saat
proses seortasi dilakukan
Memindahkan chirimen
dan
saat
Penimbangan
Menutup Master carton (MC) pada saat
pengepakan
Tempat penyimpanan Chirimen
pada suhu rendah
Membubuhkan size,
tanggal,
dan
(MC)
Chirimen
Sumber PT Insan Citraprima Sejahtera
b
Bahan
Bahan yang digunakan pada proses pengolahan Teri nasi(Chirimen) kering di
Chirimen merupakan salah satu spesies dari genus Stolephorus yang memiliki
ukuran tubuh lebih kecil dan lebih pendek yang biasa hidup dikarang karang.
Jumlah bahan baku dalam sekali produksi tidak menentu, tergantung dengan
cuaca atau musim kapasitas dalam sekali produksi yaitu 1-2 ton ikan
tergantung banyaknya karyawan borong yang masuk. Pengujian mutu yang
dilakukan oleh tim QC di PT. Insan Ciptaprima Sejahtera meliputi organoleptik
( warna, bau, kenampakan) dan uji Laboratorium ( kadar air dan kadar garam ).
2. Air Bersih
Bahan pembantu yang digunakan dalam pengolahan chirimen yaitu air dan
garam. Air digunakan dalam proses pencucian dan proses pemasakan teri nasi. Air
yang digunakan untuk proses pencucian teri nasi adalah air tanah yang di peroleh
dari hasil pemompaan dan disimpan didalam tandon. Air yang digunakan dalam
proses perebusan teri diperoleh dari Perusahaan Daarah Air Minum (PDAM)
Rembang. Air perebusan telah diuji oleh Unit Pelaksanaan Tehnis Laboraturium
Pengendalian dan Pengujian Mutu Hasil Pertanian Jawa Timur dengan standar
untuk pengujian air minum.Air yang di gunakan dalam proses perebusan memiliki
kadar Naterium,Klorin dan padatan terlarut yang melebihi ambang batas dari yang
ditetapkan oleh dinas Perikanan dan kelautan Jawa timur Berdasarkan peraturan
Mentri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002. Kadar naterium dari air
produksi yaitu 303,40, mg/L atau lebih dari ambang batas (200 mg/L).Kadar
klorin dari air dari air yaitu 458 mg/L atau lebih dari ambang batas yaitu (250
mg/L). Total padatan terlarut dari air produksi yaitu 1340 mg/L atau lebih dari
ambang batas yang telah ditetapkan yaitu (500 mg/L).Peraturan mentri kesehatan
Nomer 907/MENKES/SK/VII/2002 BAB,I,I, menyatak bahwa air yang digunakan
untuk proses produksi
(KEMENKES 2012) Hasil pengujian Air proses dapat dilihat pada lampiran 3.
3. Garam
Garam digunakan sebagai bahan tambahan dalam perebusan terinasi untuk
meningkatkan cita rasa dan meningkatkan daya awet dari produk teri nasi.Garam
yang digunakan direroleh dari suplayer dengan merek M247000.Lebel halal
tercantum pada kemasan garam yang digunakan namun tidak ditemukan adanyza
lebel SNI pada kemasan.Keritria mutu garam yang digunakan PT. Insan
Ciptaprima Sejahtera yaitu bersih,dan berwarna putih .
Penerimaan
bahan baku
Pencucian
Perebusan
Penjemuran
Sortir 1
Sizing
Packing 1
Sortir
2/finishing
Packing akhir
Penyimpanan
Distribusi dan
ekspor
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Pengolahan Teri Nasi (Chirimen)3.2.1 Proses
Pengolahan Ikan Teri Nasi (Chirimen)
1. Penerimaan Bahan Baku
Bahan baku yang diperoleh dikategorikan menjadi 2 yaitu bahan baku basah
dan bahan baku kering. Bahan baku basah diperoleh dari nelayan langsung .
Bahan baku tersebut ditempatkan dalam blung (drum plastic) dan diberi es pada
tiap tiap blung agar kesegaran ikan dapat terjaga hingga sampai ke tempat
pengolahan, suhu yang digunakan yaitu <50C. Ikan yang sudah sampai diterima
oleh tenaga kerja dan dicek oleh QC.
2. Pencucian
Bahan baku basah yang telah sampai kemudian dipindahkan ke dalam irik. 1
irik memiliki kapasitas 5 kg per irik. Ikan dari blung dimasukkan kedalam irik
menggunakan timba. Irik yang berisi teri kemudian dicuci dengan direndam pada
bak yang berisi air. Ikan dicuci dua kali per pencucian untuk menghilangkan
kotoran seperti pasir, lender ikan, atau tinta cumi-cumi.
3. Perebusan
Ikan yang telah dicuci direbus pada bak perebusan. Bak perebusan ikan
berbentuk U dan memiliki kapasitas maksimal 13 irik. Air yang digunakan dalam
perebusan berjumlah 830 liter dan diberi garam 40 kg untuk menambah cita rasa.
Ikan dicelupkan kedalam bak perebusan dan direbus selama 3-5 menit pada
suhu 1000C. Ikan digeser dari satu sisi ke sisi lain hingga mencapai ujung dari
bak. Setelah matang irik diangkat dan ikan dituangkan ke sunoko dan diratakan,
ikan kemudian ditiriskan dan didinginkan dengan menggunakan kipas dan
dijemur.
4. Penjemuran
Penjemuran dilakukan secara tradisional yaitu dijemur dibawah terik matahari.
Sunoko yang berisi ikan teri dijemur diatas tempat penjemuran dan diratakan.
Penjemuran dilakukan sampai ikan kering atau kadar air ikan mencapai 36-38%.
Ikan di urik oleh pekerja saat ikan setengah kering agar kekeringan ikan dapat
merata. Setelah ikan kering kemudian sunoko dimasukkan kedalam ruangan
penimbangan dan ikan dimasukkan kedalam basket untuk ditimbang. Apabila ikan
8. Finishing
Ikan hasil packing 1 kemudian disortir ulang diruang sortir 2. Sortir 2
dilakukan untuk menyortir ikan hasil pengepakan 1 dan mencegah masih
banyaknya ikan non teri ataupun benda asing . penyortiran dilakukan dengan
mengangkat plastic pembungkus dan menumpahkannya ke meja sortir. Plastic
pembungkus dan MC kemudian diletakkan dibawah meja sortir. Teri yang sudah
disortir kemudian dimasukkan kembali kedalam MC. Kemudian MC diberi kode
yang menyatakan bahwa ikan sudah di finishing. Kemudian disimpan dalam
cold storage.
9. Packing akhir
MC yang sudah di cek kemudian ditimbang ulang oleh petugas packing untuk
mengetahui berat akhir dari MC. MC ditimbang dan dilakban kemudian disimpan
kedalam cold storage. Pengepakan haruslah rapat agar tidak ada udara yang
masuk kedalam produk.
10. Penyimpanan dalam cold storage
Produk disimpan dalam cold storage dan disusun berdasarkan ukurannya.
MC disusun diatas alas atau pallet. Pallet terbuat dari plastik yang berguna untuk
menghindari kontak langsung MC dengan lantai. MC disusun tiap 5 MC . suhu
cold storage yang digunakan berkisar antara -20 50C. MC dikeluarkan dari cold
storage ketika akan dimuat ke dalam mobil atau container. Suhu cold storage
seringkali berada diatas 50C. Hal ini dikarenakan proses pecairan bunga di
evaporator cold storage (defrost) yang bersaamaan dengan proses pemasukan
barang kedalam cold storage.
11. Pemuatan (Stuffing) dan distribusi ekspor
MC yang akan dimuat kedalam mobil atau container dikeluarkan dari cold
storage secara cepat. Sebelum dimuat MC diinspeksi oleh perwakilan buyer untuk
melihat kualitas dari teri nasi agar sesuai dengan permintaan buyer. MC hasil
inspeksi kemudian diberi tanda dan dimasukkan kedalam container. Sebelum
proses stuffing dilakukan, ruangan container diturunkan suhunya sampai -15 0C
selama 3 4 jam dalam kondisi pintu tertutup rapat. Refrigerator pada continer di
operasikan dan temperatur diatur pada suhu 150C. 1 container dapat memuat
sebanyak 1450 MC. Penyusunan MC dalam container harus diperhatikan agar
Perebusan
Ikan yang telah dicuci kemudian direbus pada bak perebusan. Bak
direbus selama 3 menit pada suhu 1000C.Ikan digeser dari satu sisi kesisi lain
secara berlahan hingga mencapai ujung dari bak.Ikan diangkat dan didinginkan
dengan menggunakan kipas.Ikan yang sudah dingin di tuang di alat untuk
menjemur (Sunoko) dan diratakan untuk dijemur.
4.1.3
Penjemuran
Penjemuran dilakukan dengan menggunakan panas matahari atau
Sortir I
Ikan hasil penjemuran dan bahan baku kering yang berada di cold storage
dibawa keruang sortir I. Ikan kemudian dibagi kedalam keranjang dan disortir dari
ikan non teri nasi. Debu-debu yang ada pada ikan dihilangkan dengan cara di
tampi manual menggunakan tampah. Adapun hasil sortiran yang bukan teri
diantaranya Cemek ( ikan teri yang berukuran besar), campuran (ikan selain teri )
jenis cumi, ikan sadar, buntek, kepiting kecil, ikan sepatu, Debu (debu jadi,menir
dan sumla), Benda asing diantaranya : Kerang, rambut, kertas,rumpur dan mata
ikan.,Ikan teri yang sudah disortir ditimbang kemudian ditumpuk.Ikan yang jatuh
kelantai disapu dan dimasukkan kedalam katagoro teri sapon. Ikan kemudian
diberi label yang diberi tanggal penyortiran dan dibawa ke cold storage untuk
didinginkan dan diberi kode SDS (sudah di sortir).
Adapun pengawasan untuk menjaga mutu ikan agar tetap terjaga pegawai
wajib melakukan: sebelum melaksanakan aktifitas meja disemprot alkohol
terlebih dahulu dengan konsentrasi alkohol 70%, Pegawai wajib melakukan
semprot alkohol setiap satujam sekali, Setelah selesai di sortir teri wajib ditampi
terlebih dahulu dan diberi plak dibawahnya agar tidak kontak dengan lantai,
petugas Control wajib melakukan pemeriksaan rambut dengan cara dirol, Setelah
selesai pensortiran maka petugas kontrol memeriksa dan akan dikatakan lolos
apabila bersih dari kotoran.
4.1.5
mesin sizing yang masih tradisional hasil rancangan perusahaan, Ikan yang sudah
disortir dibawa keruang sizing. Ikan diangkut di atas mesin sizing dan diterima
oleh satu pekerja yang bertugas untuk menurunkan teri sedikit demi sedikit.
Proses pemisahan ukuran dilakukan dengan menaburkan ikan kebawah
melaluisaluran yang telah dilengkapi dengan kipas berkecepatan 220 V yang
berfungsi menerbangkan ikan, Kawat penghalang yang terpasang pada mesin
membuat teri terpisahkan berdasarkan ukuran dan berat masing-masing kemudian
jatuh kebawah keranjang yang sudah disiapkan dan dibawah terdapat dua pekerja
yang bhertugas untuk mengambil keranjang apabila sudah penuh. Adapun ukuran
terinasi yang diproduksi oleh PT Insan Citraprima Sejahtera dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Ukuran teri nasi yang diproduksi PT. Insan Citraprima Sejahtera.
Ukuran
SS
S2
S
S1
M
Sumber PT. Insan Citraprima sejahtera
Panjang ikan
0,5-1,0 cm
1,1-1,3 cm
1,4-1,6 cm
1,7-2 cm
2,1-3,0 cm
Packing I
Proses packing I dilakukan di rung packing. Ikan hasil sizing dibawa
Finishing
Ikan hasil pengepakan I disortir ulang diruang sortir II . Penyortiran II
dilakukan untuk menyortir ikan hasil pengepakan I dan mencegah banyaknya ikan
non teri nasi yang lolos saat proses penyortiran Seperti cangkang udang, layur,
teri yang saling menempel (kempel) taupun benda-benda asing lainnya yang
masih ada pada karton. Alkohol disemprotkan ketangan pekerja setiap satujam
sekali sebelum proses dan saat proses lagi berlangsung. Penyortiran ikan
dilakukan dengan mengangkat plastik pembungkus dan menumpahkannya ke
meja sortir.Plastik pembungkus dan karton kemudian diletakkan dibawah ujung
meja penyortiran . Teri yang sudah disortir kemudian kemudian dimasukkan
kembali kedalam karton. Karton kemudian diberi kode yang menyatakan bahwa
ikan sudah dicek. karton kemasan kemudian dibawa keruang pengecekan
akhir.Adapun meja sortasi dilengkapi dengan megnet yang bertujuan untuk
melekatkan apabila terdapat unsur logam dan penyedot debu apabila debunya
terlalu banyak.
Penggunaan alkohal sebagai bahan sanitizer tangan dapat melarutkan
lapisan lemak pada kulit yang berpungsi sebagai pelindung dari infeksi
mikroorganisme dan pada pemakaian berulang dapat menyebabkan kekeringan
serta iritasi pada kulit (Biock 2001). Hal ini yang membuat alkohol sebagai bahan
sanitaizer saat proses kurang baik. Penggunaan masker dan sarung tangan
seharusnya dilakukan oleh kariawan untuk menjaga agar produk terhindar dari
kontaminasi oleh kariawan.
4.1.8
pengepakan untuk mengetahui berat akhir dari produk. Karton ditimbang kembali
dan direkatkan dengan lakban bening jika berat karton 6,00 kg dan ekstra 10 gr.
Pengepakan akhir dilakukan tidak diruang khusus masih menyatu dengan ruang
sortasi II sehingga rentan terjadinya kontaminasi terhadap produk akhir. Lakban
yang digunakan juga sering terlepas sehingga produk kadang sering terbuka saat
disimpan di dalam cold storage pada suhu -150C.
Pengecekan terhadap karton harus segera dilakukan untuk mencegah
produk terbuka terlalu lama pada suhu ruang. hal ini tidak sesuai dengan standar
yang ditetapkan oleh Chodex Alimentarus Comission (CAC). Produk perikanan
yang terbuka rentan akan terjadinya kontaminasi dan dekomposisi sehingga harus
tertutup rapat (CAC 2003).
4.1.9
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL)
dengan judul Pengendalian Mutu pada Proses Produksi Teri Nasi (Chirimen) di
PT. Insan Citraprima Sejahtera (ICS) Rembang adalah Penerapan aspek produksi
sudah dilakukan dengan baik, tetapi pelaksanaan pengendalian mutu di
PT. ICS Rembang
produk
pangan
dapat
dilihat
secara
fisik
melalui
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan untuk Proses Produksi Teri Nasi (Chirimen)
di PT. ICS antara lain:
1. Proses penjemuran masih dilaukan secara tradisional dengan menggunakan
sinar matahari, sebaiknya dilakukan penambahan mesin oven pengering
untuk meningkatkan hasil produksi.
2. Seharusnya dilakukan pencatatan evaluasi mutu pada setiap alur proses
secara kontinyu agar mudah untuk di monitoring apabila terjadi kesalahan
pada produk.
DAFTAR FUSTAKA
[BSN] Badan Standarisasi Nasional.1994.SNI 01-3461 Persyaratan mutu ikan teri
nasi setengah kering.[terhubung berkala].http://sisni.bsn.go.id. (29
Desember 2013).
[BSN]Badan Standarisasi Nasional.1994. SNI 01-3471-1994 Persyaratan dan
Pengolahan Ikan teri Nasi Setengah Kering . [Terhubung Berkala].
http://sisni.bsn,go.id. (29 Desember 1013).
Dirjen Perikanan, 1993. Petunjuk Sistem Pembinaan dan Pengawasan mutu
terpadu di Indonesia. Direktorat Bina Usaha Tani dan Pengolahan Hasil. Jakarta.
Hadiwiyoto, 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Penerbit Liberty.
Yogyakarta. ILSI, Eropa. 1993. Petunjuk Ringkas untuk Memahami dan
Menerapkan Konsep Analisis Bahaya pada Titik Pengendalian Kritis.
SEAMEO/ILD Cooperative Program. Universitas Indonesia, Jakarta.
Irwan, AH.SR.1995.Usaha Perikanan dan mengkomersilkan hasil
sampingannya.CV.Aneka.Solo
Junianto, 2003, Teknik Penanganan Ikan, Seri Agriwawasan.Penebar Swadaya.
Karsinah, Lucky, Suharti, Mardiastuti, 1994, Batang Negatif Gram,
Escherichia
coli.
Dalam
Buku Mikrobiologi
Kedokteran Edisi
Revisi Th.1994. Universitas Indonesia, Jakarta.
[KEMENKES] Kementrian Kesehatan. 2012 Peraturan mentri Kesehatan No.
907/MENKES/VII/2002. Syarat-syarat dan Dan Pengawasan Kualitas Air
Minum . Jakarta (ID): Kementrian Kesehatan republik Indonesia .
[KKP]Kementrian Kelautan Dan Perikanan.2007. Keputusan Mentri Kelautan dan
Perikan RI No. 01/MEN/2007 Tanggal 5 Januari 2007Tentang Persyaratan
jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi,
Pengolahan dan Distribusi. Jakarta.(ID): Kementrian Perikanan Dan
Kelautan Indonesia.
[KKP} Kementrian Kelautan Dan Perikanan. 2011. Statistik Perikanan Tangkap
Indonesia
2010 jakarta (ID) Kementrian kelautan dan Perikanan
Indonesia. Adawayah R. 2007. Pengolahan dan pengawetan ikan .Jakarta
(ID) Bhatara Pustaka.
Koral Aup/Stp Papua. 2008. Teri : Kecil Bentuknya, Besar kandungan
kalsiumnya.http://www.Loligoapapua.Wordpress.com/2008/01/10/terkecilbentuknya besar-kandungan kalsiumnya/ (02 April 2011).
Koswara S. 2009 Pengolahan Pangan Dengan Suhu Rendah [terhubung berkala]