Spermatogenesis

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

SPERMATOGENESIS

1. Spermatogenesis secara umum merupakan proses pembentukan sel


sperma (Spermatozoa). Secara lebih rinci, Spermatogenesis adalah proses
perkembangan sel diploid sederhana (spermatogonium) menjadi sel
haploid (spermatid). Spermatid ini akan berdiferensiasi menjadi sel
spermatozoa yang telah masak.
2. Tempat terjadinya spermatogenesis terjadi di dalam testis lebih tepatnya
dalam tubulus seminiferus.
3. Terjadinya spermatogenesis dipengaruhi oleh kinerja hypothalamus yang
akan melepaskan Gonadotropin Stimulating Hormone (GSH). GSH ini akan
memberikan sinyal kepada FSH dan LH untuk menstransmisi proses
reproduksi. LH berinteraksi dengan sel Leydig untuk memproduksi
hormone testosteron. Sedangkan FSH akan berinteraksi dengan sel Sertoli
untuk mendukung penyediaan nutrisi akan perkembangbiakan dan
perkembangan spermatozoa. Disamping itu, FSH juga akan merangsang
sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan
memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis.
4. Fase fase spermatogenesis
a. Proliferasi (Spermatocytogenesis) dan diferensiasi
Proses proliferasi adalah proses perbanyakan sel. Secara spesifik,
proliferasi merupakan proses dimana spermatogonia mengalami
mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan
reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini
mendapatkan nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi
spermatosit primer. Spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran
epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogonia tipe
A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi
spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Spermatosit primer
mengandung kromosom diploid (2n) pada inti selnya dan mengalami
meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel anak, yaitu
spermatosit sekunder.
b. Meiosis
Spermatosit primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin
banyak dan segera mengalami meiosis I menghasilkan spermatosit
sekunder yang n kromosom (haploid). Spermatosit sekunder
kemudian membelah lagi secara meiosis II membentuk empat
buah spermatid yang haploid juga. Sitokenesis pada meiosis I dan II
ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap terpisah, tapi masih
berhubungan lewat suatu jembatan (Interceluler bridge). Dibandingkan
dengan spermatosit I, spermatosit II memiliki inti yang gelap.
c. Spermiogenesis
Merupakan
transformasi
spermatid
menjadi spermatozoa yang
meliputi 4 fase yaitu fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase
pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa (sperma) masak.

Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk


seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang
menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
5. Pasca Spermatogenesis
Bila spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen
Binding Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel Sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada
hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH. Spermatozoa akan keluar
melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar
vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa
bersama cairan dari kelenjar-kelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau
air mani.

Fase Spermatogenesis

SPERMATOZOA
Struktur Spermatozoa
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi
sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria
mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300
juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di
dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi
adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah
40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari :
1.
Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit
sitoplasma, mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan
genetiknya. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma
terdapat
selubung
tebal
yang
disebut akrosom.
Akrosom
mengandungenzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung ovum.
2.
Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
3.
Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai
penghasil energi untuk pergerakan sperma.
4.
Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam
vas deferen dan ductus ejakulotoris .

DAFTAR PUSTAKA
Zini, Armand dan Ashok Agarwal. (2014). Spermatogenesis: An Overview.
Research Gate. DOI: 10.1007/978-1-4419-6857-9_2.
Nurhayati, Awik P. D. (2004). Perkembangan Hewan. Surabaya. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.

Anda mungkin juga menyukai