Digital - 20304340-T30718 - Hubungan Peran
Digital - 20304340-T30718 - Hubungan Peran
Digital - 20304340-T30718 - Hubungan Peran
TESIS
UNIVERSITAS INDONESIA
TESIS
Tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Ilmu Keperawatan
ii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
iii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
iv
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
v
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
ABSTRAK
Nama
: Biyanti Dwi Winarsih
Program studi : Magister Ilmu Keperawatan
: Hubungan Peran Serta Orang Tua dengan Dampak Hospitalisasi
Judul
Pada Anak Usia Prasekolah di RSU RA. Kartini Jepara.
Tesis ini membahas tentang peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi anak
prasekolah yang dirawat di RSU RA. Kartini Jepara. Hospitalisasi dapat
menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Peran orang tua sangat dibutuhkan
untuk meminimalkan dampak hospitalisasi. Penelitian ini merupakan penelitian
studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Uji hipotesis jenis kelamin,
pengalaman dirawat, orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua,
pengalaman merawat anak dan peran serta orang tua dengan dampak hospitalisasi
menggunakan chi-square. Pada pengujian hipotesis usia orang tua dan dampak
hospitalisasi menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menyarankan
bahwa perawat perlu melibatkan orang tua dalam proses asuhan keperawatan.
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak sebaiknya berdasarkan prinsip
atraumatic care dan Family Centered Care.
Kata kunci :
peran serta orang tua, dampak hospitalisasi, anak prasekolah.
vi
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Biyanti Dwi Winarsih
Program of study : Master of Nursing
Title
: Relationship Parent Participation Impact of Hospitalization
At Preschool Age Children in Hospital RA. Jepara Kartini.
This thesis discusses the parent participation and the impact of preschoolers
hospitalization who were treated in RSUD RA Kartini Jepara. Hospitalization can
cause a crisis in the lives of children. Parent participation is needed to minimize
the hospitalization impact. This research is a correlation study with cross sectional
approach. The hypothesis testing of sex, the experience of being treated, the
parents, parental education, parental employment, children care experience and
the parents role with the impact of hospitalization using the chi-square. At the
hypothesis testing parents age and the hospitalization impact using the MannWhitney test. The results suggest that nurses need to involve parents in the
process of nursing care. Nursing care provided to children should be based on the
principle of a traumatic care and Family Centered Care.
Key words: The parent participation, hospitalization, pre-school.
vii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan
tesis ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai
gelar Magister Keperawatan pada Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia. Peneliti menyadari akan mengalami kesulitan dalam penyusunan tesis
ini apabila tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bimbingan maupun bantuan dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih
peneliti sampaikan kepada :
1.
Ibu Nani Nurhaeni, S.Kp., MN., selaku pembimbing I yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan
3.
4.
Ibu Astuti Yuni Nursasi, S.Kp.,MN., selaku Ketua Program Studi Pasca
Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
5.
Drg. Kusnarto, M.Kes. selaku direktur RSU RA. Kartini Jepara yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian ini.
6.
7.
Kedua orang tua yang senantiasa memberikan motivasi dan doa selama
proses pendidikan di program pasca sarjana.
8.
9.
Seluruh teman kerja di Stikes Cendekia utama Kudus yang telah memberikan
dukungan selama menempuh pendidikan.
viii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
Peneliti
ix
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... xiv
DAFTAR SKEMA............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2. Perumusan Masalah.........................................................................
1.3. Tujuan..............................................................................................
1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................
1
7
8
9
10
15
22
27
31
37
x
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
42
42
44
45
46
48
49
50
BAB 5 HASIL
5.1 Analisa Univariat............................................................................ 54
5.2 Analisa Bivariat............................................................................... 58
BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Interpretasi dan Hasil Diskusi......................................................... 65
6.2 Keterbatasan Penelitian................................................................... 76
6.3 Implikasi terhadap Pelayanan, Pendidikan dan Penelitian............. 76
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan...................................................................................... 78
7.2 Saran................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1.
Tabel 4.1.
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Tabel 5.6
Tabel 5.7
Tabel 5.8
Tabel 5.9
Tabel 5.10
xii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Tabel 5.13
Tabel 5.14
Tabel 5.15
Tabel 5.16
Tabel 5.17
xiii
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1.
Gambar 2.2.
Gambar 2.3.
xiv
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
DAFTAR SKEMA
Hal
Skema 2.1.
Skema 2.2.
xv
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
xvi
Hubungan peran..., Biyanti Dwi Winarsih, FIK UI, 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian yang menjadi acuan penelitian ini.
1.1 Latar Belakang
Pengalaman orang tua ketika anak harus dirawat di rumah sakit merupakan
pengalaman yang menegangkan. Hal tersebut terjadi karena adanya
perubahan peran orang tua ketika anak dirawat oleh tenaga kesehatan di
lingkungan rumah sakit. Orang tua perlu memberikan dukungan pada anak
yang dirawat dan memperhatikan anggota keluarga lainnya yang ada di
rumah. Orang tua bisa mengalami stres akibat kondisi anak selama perawatan
di rumah sakit. Pengalaman stres yang terjadi pada orang tua diakibatkan
karena belum dapat informasi atau kurangnya informasi tentang kondisi anak,
prognosis, rencana pengobatan dan pemeriksaan diagnostik. Informasi ini
memungkinkan mereka untuk memahami atas situasi yang belum diketahui
sebelumnya (Kristension, Shields, OChallaghan, 2003).
Fenomena perpisahan dan pengalaman anak yang dirawat inap menunjukkan
bahwa pada saat anak dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan
status emosional, begitu juga pada orang tua. Fenomena perpisahan tersebut
menyebabkan anak berperilaku kurang baik, seperti menangis, agresif,
menarik diri dan hipoaktif (Pressley, 2011). Anak yang dirawat di rumah
sakit juga mengalami regresi. Bentuk regresi tersebut tercermin dalam
keinginan untuk dekat dengan orang tua, menangis, merintih, menghisap ibu
jari atau lebih serius adalah penolakan untuk makan dan melakukan aktivitas
motorik yang berlebihan (Bernand & Wilson, 2009).
Sakit dan hospitalisasi menimbulkan krisis pada kehidupan anak. Di rumah
sakit anak harus menghadapi lingkungan yang asing dan pemberi asuhan
yang tidak dikenal. Seringkali anak harus mengalami prosedur yang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
informasi,
dan
meningkatkan
penguasaan
diri
serta
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil studi Stein, Zitner & Jensen (2008) menjelaskan bahwa intervensi yang
efektif untuk mengurangi stres pada anak adalah dengan intervensi
psikososial. Intervensi psikososial ini melibatkan perawat, orang tua dan
teman di ruang rawat. Intervensi psikososial tersebut meliputi peningkatan
kemampuan anak, peningkatan kepatuhan dan bimbingan. Bentuk intervensi
tersebut adalah pemberian konseling, membantu memenuhi kebutuhan anak,
melatih anak untuk mengenal dan menangani depresi. Intervensi lain yang
diberikan yaitu terapi perilaku, wawancara singkat antara anak prasekolah
dengan orang tuanya, dan pemberian pendidikan kesehatan.
Penelitian yang dilakukan pada anak pra sekolah oleh Salmela (2010b) tentang
pengalaman
anak
dalam
mengatasi
ketakutan
saat
dihospitalisasi
Universitas Indonesia
Anak usia prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini Jepara pada tahun
2011 tercatat ada 451 anak. Jumlah anak prasekolah yang dirawat 6 bulan
terakhir sejumlah 232 anak. Anak usia prasekolah merupakan pasien anak
terbanyak setiap tahunnya dibanding dengan usia bayi, todler maupun usia
sekolah. Hasil kajian pada tahun 2012 menggambarkan bahwa dampak
hospitalisasi pada anak usia prasekolah tampak sangat jelas dapat dilihat dari
penolakan anak saat akan dilakukan tindakan keperawatan, anak rewel dan
minta pulang. Kepala ruang dan perawat pelaksana memberikan informasi
bahwa sekitar 80% anak prasekolah yang dirawat menunjukkan sikap yang
kurang kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan. Perawat sudah
melakukan berbagai upaya untuk meminimalkan dampak hospitalisasi dengan
pemberian asuhan dengan prinsip atraumatic care seperti aktivitas bermain
dengan anak dan tindakan dengan meminimalkan nyeri. Pada kenyataan
masih ada orang tua yang belum mendukung upaya yang dilakukan perawat
ditunjukkan dari perilaku orang tua yang kurang sesuai yaitu apabila anak
rewel, orang tua menenangkan dengan menakut-nakuti anak akan disuntik
atau didatangi perawat. Hal ini tidak menenangkan anak tetapi menambah
kecemasan dan ketakutan anak.
Berdasarkan uraian di atas maka hospitalitasi disamping memberikan dampak
positif juga dapat memberikan dampak negatif pada anak. Hal ini menjadi
tantangan bagi seorang perawat untuk memfasilitasi anak agar anak
merasakan aman dan nyaman selama perawatan sehingga anak akan lebih
kooperatif dalam menerima tindakan keperawatan. Cara yang mungkin bisa
dilakukan adalah dengan membangun kerjasama dengan orang tua dalam
komunikasi maupun tindakan keperawatan.
1.2 Perumusan Masalah
Anak usia prasekolah belum mampu mengenal masalah yang dihadapi secara
baik, kurang memahami masalah, dan belum mampu mengatasi masalah yang
dialami. Sakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit merupakan masalah
yang dihadapi saat anak sakit. Berbagai kejadian selama anak dihospitalisasi
Universitas Indonesia
dan berada dalam lingkungan asing merupakan stressor yang dapat membuat
anak menjadi stres. Dampak hospitalisasi pada anak prasekolah saat dirawat
di rumah sakit dapat dilihat dari perilaku anak tersebut diantaranya adalah
penolakan yaitu anak menghindar dari situasi yang membuatnya tertekan dan
bersikap tidak kooperatif terhadap petugas. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membuat anak
menjadi kooperatif, diantaranya adalah dengan melibatkan orang tua dalam
proses
perawatan.
Bentuk
keterlibatan
orang
tua
yaitu
senantiasa
Universitas Indonesia
partisipasi
meminimalkan
dampak
orang
tua
hospitalisasi
dalam
pada
anak
perawatan
yang
dan
sedang
Universitas Indonesia
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 ini menjelaskan konsep teori tentang hospitalisasi, peran serta orang tua,
teori comfort, teori maternal role attainment dan kerangka teori.
2.1 Hospitalisasi Pada Anak
2.1.1 Definisi Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak mengalami
perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas lingkungan serta mekanisme
koping yang terbatas dalam menghadapi stresor. Stresor utama dalam
hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali dan nyeri (Wong,
Hockenberry & Marylin, 2007).
Hospitalisasi merupakan suatu proses karena alasan berencana atau
darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan. Meskipun demikian dirawat di rumah
sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan dan
cemas bagi anak (Supartini, 2004).
Usia, perkembangan kognitif, persiapan anak dan orang tua,
keterampilan koping dan pengaruh budaya mempengaruhi reaksi anak
terhadap penyakit. Reaksi anak terhadap penyakit adalah ketakutan
yang tidak diketahui, cemas karena pemisahan, takut sakit, kurang
kontrol, marah dan regresi (James & Ashwill, 2007)
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi
adalah suatu proses karena alasan berencana maupun darurat yang
mengharuskan anak dirawat atau tinggal di rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan beberapa perubahan
psikis pada anak. Perubahan psikis terjadi akibat adanya suatu tekanan
10
Universitas Indonesia
11
atau krisis pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka
anak tersebut akan mudah mengalami krisis yang disebabkan oleh stres
akibat
perubahan
lingkungannya
baik
dalam
terhadap
kebiasaan
status
kesehatannya
sehari-hari.
Selain
maupun
itu,
anak
lingkungan
yang
tidak
efisien
teridentifikasi
dapat
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Perawat
harus
mempertimbangkan
umur,
tingkat
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
disesuaikan
dengan
kondisi
anak
dan
tingkat
perkembangannya.
g) Mendorong partisipasi orang tua
Mencegah dan meminimalkan perpisahan merupakan tujuan utama
keperawatan dengan mempertahankan kontak antara orang tua
dengan anak. Pendekatan terbaik adalah menganjurkan orang tua
untuk tetap bersama anak dan berpartisipasi dalam perawatan jika
memungkinkan. Staf rumah sakit harus menghargai kelanjutan
kelekatan orang tua dan anak. Orang tua selalu dilibatkan dalam
perencanaan asuhan keperawatan dan berperan dalam pemulihan
kondisi anak.
2.2 Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah
Bagi anak usia prasekolah, sakit adalah sesuatu yang menakutkan. Selain itu,
perawatan di rumah sakit dapat menimbulkan cemas karena anak merasa
kehilangan lingkungan yang dirasakanya aman, penuh kasih sayang, dan
menyenangkan. Anak juga harus meninggalkan lingkungan rumah yang
dikenalnya, permainan, dan teman sepermainannya (Supartini, 2004).
Beberapa hal tersebut membuat anak menjadi stres atau tertekan. Akibatnya
anak merasa gugup dan tidak tenang, bahkan tidak kooperatif sewaktu
dilakukan tindakan.
Dirawat di rumah sakit menyebabkan rasa takut dan kecemasan pada anak 4-6
tahun (Salmela, 2010b). Studi sebelumnya menemukan bahwa ketakutan
seorang anak prasekolah yang berhubungan dengan gambaran rumah sakit
disebabkan karena kurangnya informasi tentang aktivitas di rumah sakit dan
pengalaman dirawat di rumah sakit. Hasil studi menerangkan bahwa ketika di
rumah sakit anak paling takut dengan lingkungan asing, perasaan
ditinggalkan, nyeri dan keterbatasan pada diri sendiri. Anak juga dapat takut
kepada para perawat yang merawat mereka.
Universitas Indonesia
16
Anak usia prasekolah sering merasa terkekang selama dirawat di rumah sakit.
Hal ini disebabkan adanya pembatasan aktivitas anak sehingga anak merasa
kehilangan kekuatan diri. Perawatan di rumah sakit sering kali dipersepsikan
sebagai hukuman sehingga anak akan merasa malu, bersalah dan cemas atau
takut. Anak yang sangat cemas dapat bereaksi agresif dengan marah dan
berontak (Bernand & Wilson, 2009).
Small, Melnyk & Arcoleo (2009) menyatakan bahwa anak uaia prasekolah
selama dihospitalisasi bisa menyebabkan dampak bagi anak sendiri maupun
orang tua. Dampak muncul pada anak karena kemampuan pemilihan koping
belum baik dan stres terhadap kondisi pengobatan. Perilaku yang
diperlihatkan adalah cemas, regresi, sedih, putus asa, hiperaktif dan agresif.
Kecemasan pada anak biasanya muncul karena berbagai perubahan yang
muncul disekelilingnya, baik fisik maupun emosional. Kecemasan dapat juga
muncul akibat kurangnya support system yang ada di sekitarnya. Adapun
gejala klinis kecemasan yang sering ditemukan pada anak adalah perasaan
cemas, kekhawatiran dan mudah tersinggung (Hawari, 2002).
2.2.1 Dampak Hospitalisasi pada anak usia prasekolah
Hospitalisasi membawa dampak yang kurang baik namun dapat
mendukung anak semakin dewasa. Berbagai dampak hospitalisasi yang
dapat terjadi pada anak adalah:
a. Cemas terhadap perpisahan.
Perpisahan dan trauma merupakan stressor utama bagi anak dan
orang tua saat anak dirawat. Perilaku yang ditunjukan oleh anak
sangat bervariasi. Perilaku yang ditunjukkan akan usia prasekolah
adalah menolak orang asing yaitu perawat atau dokter secara verbal
maupun fisik. Anak menginginkan orang tua selalu berada didekat
anak (Wong, Hockenberry & Marylin, 2007). Bentuk kecemasan
yang ditunjukkan anak adalah perilaku agresif karena berpisah
dengan orang tua (Hockenberry & Wilson, 2007).
Universitas Indonesia
17
peilaku
seperti
gelisah,
menangis
dan
perlu
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
hambatan
terhadap
aktivitas
sehari-hari,
terputusnya
kegiatan,
tidak
terpenuhinyan
kebutuhan
pribadi,
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
Universitas Indonesia
22
situasi sosial tertentu. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam
maupun dari luar dan bersifat stabil (Mubarok, Chayatin & Santoso, 2006).
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan atau posisi individu di dalam masyarakat. Setiap posisi
terdapat sejumlah peran yang masing-masing terdiri dari kesatuan perilaku
yang kurang lebih bersifat homogen dan didefinisikan menurut kultur
sebagaimana yang diharapkan dalam posisi atau status (Potter & Perry,
2005).
Kozier (2005) mendefinisikan peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam
suatu sistem. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah
perilaku yang diharapkan oleh anggota keluarga terhadap orang tua sesuai
dengan kedudukannya dalam keluarga.
Peran orang tua adalah suatu bentuk tingkah laku yang ditunjukkan oleh
orang tua untuk mengembangkan kepribadian anak. Peran tradisional orang
tua meliputi mengasuh dan mendidik anak, mengajarkan disiplin anak,
Universitas Indonesia
23
mengelola rumah dan keuangan keluarga. Peran modern orang tua adalah
berpartisipasi aktif dalam perawatan anak yang bertujuan untuk pertumbuhan
yang optimal dan perkembangan anak (Constantin, 2012)
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan
merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat
membentuk sebuah keluarga (Ridwan, 2010). Orang tua terdiri dari ayah dan
ibu yang masing-masing mempunyai peran dan fungsi. Ibu adalah seorang
wanita yang di sebagian besar keluarga mempunyai peran sebagai pemimpin
kesehatan dan pemberi asuhan. Ibu bertindak sebagai sumber utama dalam
memberikan kenyamanan dan bantuan selama sakit (Friedman, 2010). Peran
orang tua menurut Mubarok, Chayatin & Santoso (2006) adalah:
a) Pengasuh
Orang tua berperan mengasuh anak sesuai dengan perilaku kesehatan yaitu
mengajarkan anak pada perilaku hidup bersih dan sehat, gosok gigi, cuci
tangan sebelum dan sesudah makan serta memberikan petunjuk makan
makanan yang sehat.
b) Pendidik
Orang tua sebagai pendidik mampu memberikan pendidikan yang salah
satunya adalah pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan. Contohnya
adalah suatu tindakan untuk menurunkan demam anak dan pemeriksaan
anak selama sakit.
c) Pendorong
Peran orang tua sebagai pendorong adalah memberikan motivasi, memuji
dan setuju menerima pendapat dari orang lain. Pendorong dapat merangkul
dan membuat seseorang merasa bahwa pemikiran dirinya penting dan
bernilai untuk didengar. Pendorong harus memberi dukungan pada anak
yang akan mendapat tindakan keperawatan selama anak dirawat di rumah
sakit.
Universitas Indonesia
24
d) Pengawas
Tugas pengawas yang dilakukan orang tua salah satunya adalah
mengawasi tingkah laku anak untuk mencegah terjadinya sakit. Orang tua
juga terlibat saat perawat melakukan home visit yang teratur untuk
mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e) Konselor
Konselor bukan yang mengatur, mengkritik atau membuat keputusan.
Namun demikian konselor harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
dalam mengatasi masalah. Sikap terbuka yang dimaksud adalah
memberikan informasi tentang penyakit dan tindakan yang akan diterima
anak.
Orang tua dituntut dapat menjalankan fungsi dan perannya dalam
mendidik, mengasuh dan menjaga kesehatan anak. Peran orang tua dalam
keluarga menurut Broks (2011) adalah :
a) Memberikan lingkungan yang protektif
Orang tua sangat berperan dalam memberikan lingkungan yang
membawa perubahan positif dalam fungsi intelektual dan sosial
emosional. Adapun lingkungan tersebut meliputi: 1) lingkungan yang
positif dalam keluarga, perasaan baik dalam diri ibu dan komentar
positif pada anak, 2) lingkungan yang mengajarkan anak untuk berpikir,
berefleksi serta membuat keputusan, 3) lingkungan yang membuat
perasaan anak merasa dihargai dan memiliki dukungan dari keluarga.
b) Memberikan pengalaman yang membawa pada pertumbuhan dan
potensi maksimal
Peran orang tua dalam memberikan pengalamam yang membawa
perumbuhan dan potensi maksimal adalah melalui pengasuhan yang
baik. Pola asuh yang baik akan merangsang perkembangan intelektual.
Perawatan atau asuhan orang tua yang baik dapat menekan temperamen
yang reaktif dan dapat memunculkan potensi baru bagi anak.
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
Universitas Indonesia
27
pasien, mengembangkan,
menerapkan intervensi
Universitas Indonesia
28
dianggap
sebagai
individu,
keluarga,
lembaga
atau
tersebut.
Intervensi
direncanakan
oleh
perawat
untuk
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
dan
psikologis,
lebih
mudah
daripada
mengatasi
ketidaknyamanan.
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
keperawatan
yang
berkualitas.
Perawat
memberikan
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
memberikan
kesempatan
kepada
individu
untuk
Universitas Indonesia
35
Universitas Indonesia
36
lahir sehingga ibu belajar dan menerima peran sebagai ibu. Tahap
informal dimulai saat ibu mengembangkan cara yang unik dalam
menjalankan peran. Tahap identitas peran personal terjadi ketika ibu
menginternalisasi peran. Ibu mengalami perasaan keselarasan,
kepercayaan diri, dan kompeten dalam peran maternal yang telah
dicapai.
Sifat dan perilaku ibu dan bayi dapat mempengaruhi identitas peran
ibu dan anak. Sifat dan perilaku ibu tersebut dalam model Mercer ini
adalah empati, sensitif terhadap bayi, harga diri dan konsep diri,
penerimaan sebagai orang tua, kematangan, fleksibilitas, sikap,
pengalaman kehamilan dan melahirkan, kesehatan, depresi dan
konflik peran (Tomey & Alligood, 2006). Sifat bayi yang memberi
dampak terhadap identitas peran maternal adalah temperamen bayi,
kemampuan dalam memberikan sinyal, kemampuan berespon dan
kesehatan.
2) Mesosistem
Mesosistem meliputi pengaruh interaksi antara individu didalam
mikrosistem.
Interaksi
mesosistem
dapat
mempengaruhi
Universitas Indonesia
37
Hospitalisasi
Dampak Hospitalisasi
- Cemas terhadap
perpisahan
- Nyeri cedera tubuh
- Kehilangan kontrol
- Rasa bersalah dan malu
Kenyamanan anak
selama dirawat
meningkat
Anak Sakit
Maternal role attainment :
Peran orang tua
Peran serta orang tua dalam
meminimalkan dampak hospitalisasi:
Sumber : Wong, (2007), James & Aswill (2007), Kolcaba (2010), Mercer (2006),
Supartini (2004), Mubarok (2006), Broks (2011), Abdulbaki, Gaafar &
Waziry (2011).
Universitas Indonesia
38
BAB 3
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Bab ini menguraikan tentang kerangka konsep, hipotesis penelitian dan definisi
operasional yang memberikan arah pada pelaksanaan penelitian dan analisis data.
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan bagian dari kerangka teori yang akan menjadi
pedoman dalam proses pelaksanakan penelitian. Kerangka konsep merupakan
konsep penelitian yang menggambarkan kerangka hubungan antara konsepkonsep yang akan dilakukan penelitian (Imron & Munif, 2010). Kerangka
konsep dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independen), variabel
terikat (dependen) dan variabel confounding
3.1.1. Variabel Dependen (Variabel terikat)
Variabel dependent atau variabel output, kriteria, konskuen adalah
variabel yang dipengaruhi dan menjadi akibat karena adanya variabel
bebas (variabel independent) (Sugiyono, 2009; Notoatmodjo, 2010).
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah dampak hospitalisasi
yang terjadi pada anak usia prasekolah yang terdiri dari cemas
menghadapi perpisahan, takut akan nyeri dan cedera, kurangnya
pengendalian kontrol, rasa malu dan bersalah (Wong, Hockenberry &
Marylin, 2007).
3.1.2. Variabel Independent (Variabel bebas)
Variabel independent merupakan variabel stimulus, prediktor, sebab,
resiko dan variabel yang mempengaruhi atau yang menyebabkan
munculnya
variabel
dependen
(terikat)
(Sugiyono,
2009;
38
Universitas Indonesia
39
Dependent Variabel
Dampak hospitalisasi
anak usia prasekolah
Universitas Indonesia
40
Variabel
Definisi
Operasional
Hasil
Ukur
Skala
Ukur
Karakteristik Anak
1
Jenis
kelamin
Perbedaan gender
seseorang yang
dibedakan antara lakilaki atau perempuan.
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
Pengalaman
dirawat
1. Pernah
2. Tidak pernah
Nominal
Usia orang
tua
Rata-rata usia
dalam tahun
Interval
orang tua
1. Ayah
2. Ibu
Nominal
Pendidikan
Orang tua
Jenjang pendidikan
formal yang ditempuh
responden.
1. SD
2. SLTP
3. SMU
Ordinal
Pekerjaan
orang tua
1.
2.
3.
4.
5.
Nominal
Tidak Bekerja
Pegawai Swasta
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
Universitas Indonesia
41
No
7
Variabel
Pengalaman
merawat
anak di RS
Definisi
Operasional
Perawatan yang pernah
dilakukan saat anak
dirawat
Variabel independent
Peran serta
Bentuk partisipasi yang
8
orang tua
dilakukan orang tua saat
anak dirawat meliputi
partisipasi dalam
memenuhi kebutuhan
fisik psikososial dan
spiritual anak
Variabel dependent
9
Dampak
hospitalisasi
pada anak
Hasil
Ukur
1. Pernah
2. Tidak pernah
Skala
Ukur
Nominal
1. Kurang Baik :
nilai 50
2. Baik : nilai 51
Ordinal
1. Negatif : nilai
50
2. Positif : nilai 51
Ordinal
Universitas Indonesia
42
BAB 4
METODE PENELITIAN
Pada bab ini penulis menguraikan tentang desain penelitian, populasi dan sampel,
tempat penelitian, waktu penelitian, etika penelitian, alat pengumpulan data,
prosedur pengumpulan data dan analisa data.
4.1. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (Correlational study)
artinya suatu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada
suatu situasi atau sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2005). Rancangan
penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan Cross
Sectional, data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan variabel
terikat atau akibat, dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo,
2005). Pada penelitian ini, peneliti akan melakukan pengambilan data tentang
peran orang tua dan dampak hospitalisasi pada waktu yang sama.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah kelompok yang terdiri dari objek dan subyek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Populasi juga diartikan sekelompok individu atau objek yang memiliki
karakteristik sama yang akan diamati atau diteliti (Imron & Munif, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang dirawat di
ruang rawat anak RSUD RA Kartini Jepara dengan jumlah rata-rata selama
enam bulan terakhir adalah 232 anak.
4.2.2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010). Sampel merupakan contoh yang harus sama
karakteristiknya dengan populasi (Imron & Munif, 2010). Sampel
42
Universitas Indonesia
43
penelitian ini adalah anak usia prasekolah yang sedang dirawat beserta
orang tua yang menunggui selama perawatan di rumah sakit. Peneliti
menentukan
berikut:
1) Kriteria inklusi
a) Anak dirawat di ruang kelas I, II dan III
b) Orang tua yang menunggui anak baik salah satu atau kedua orang
tua.
2) Kriteria eksklusi
a) Anak dirawat dengan kondisi yang jelek.
b) Orang tua yang tidak bersedia menjadi responden
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Purposive Sampling. Pengambilan sampel secara purposive
didasarkan
pada
pertimbangan
tertentu
yang
dibuat
peneliti,
: besar populasi
: derajat kepercayaan
Universitas Indonesia
44
: 0,1
: 5% (0,05)
Z21-
: 95% (1,96)
: 232
Z21-/2 p (1-p) N
n = ---------------------------------d2(N-1) + Z21-/2 p (1-p)
1,96.0,1(1-0,9)232
n = ---------------------------------0.52(232-1) + 1,96.0,1(1-0,9)
n = 54,28 (54 sampel)
Pada saat penelitian tidak terjadi drop out yang berarti semua responden
yang memenuhi kriteria bisa berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti
tetap mengambil semua sampel berdasarkan prediksi adanya sampel
drop out 10%. Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 60 responden.
4.3. Waktu dan Tempat penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai minggu ketiga bulan Mei-Juni 2012
yang dimulai dari uji intrumen penelitian antara peneliti dengan asisten
peneliti, pengumpulan data dan dilanjutkan dengan pengolahan hasil serta
penulisan laporan penelitian.
Tempat penelitian yang digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah RA Kartini
Jepara dengan pertimbangan orang tua yang mendampingi anak selama
dirawat menunjukkan perilaku yang kurang baik yaitu menakut-nakuti anak
jika rewel. Penelitian tentang peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi
Universitas Indonesia
45
menguntungkan.
Peneliti
menyakinkan
responden
bahwa
Universitas Indonesia
46
karakteristik
responden
merupakan
instrumen
untuk
Universitas Indonesia
47
seperti usia, orang tua yang menunggui anak, pendidikan orang tua,
pekerjaan orang tua, dan pengalaman merawat anak di rumah sakit.
Pengambilan data ini menggunakan lembar kuesioner A yang terdiri
dari 7 pertanyaan dengan cara diisi oleh responden terkait dengan
karakteristik responden secara langsung dan didampingi oleh peneliti.
4.5.2. Pengukuran dampak hospitalisasi pada anak.
Lembar observasi B yang terdiri dari 25 pertanyaan dengan cara diisi
oleh peneliti berdasarkan hasil observasi oleh peneliti dan asisten
peneliti terkait dengan dampak hospitalisasi pada anak. Pada
pertanyaan positif menggunakan skala Likert yaitu 3:sering; 2:kadangkadang dan 1:tidak pernah. Pada pertanyaan negatif menggunakan
penilaian dengan skala Likert yaitu 1:sering; 2:kadang-kadang dan 3:
tidak pernah.
4.5.3. Pegukuran peran serta orang tua
Lembar observasi C yang terdiri dari 25 pertanyaan dimodifikasi dari
kuesioner Parental Participation yang pernah dipakai untuk penelitian
yang dilaksanakan oleh Abdulbaki, dkk. Validasi dari koesioner ini
dengan content validity yang melibatkan lima perawat anak untuk
mengobservasi orang tua. Coefficient validity didapatkan hasil : 0,86.
Lembar observasi C diisi oleh peneliti dan asisten peneliti dengan
menggunakan skala Likert yaitu 3:sering; 2:kadang-kadang; 1:tidak
pernah. Pada pertanyaan negatif menggunakan penilaian dengan skala
Likert yaitu 1: sering; 2: kadang-kadang dan 3:tidak pernah.
Pengelompokan data peran serta orang tua dibagi menjadi 2 kategori yaitu
baik dan kurang baik. Pada data dampak hospitalisasi pada anak dibuat
pengelompokan positif dan negatif. Menurut Hastono & Sabri, (2010)
pengkategorian berdasarkan nilai median atau range yaitu selisih nilai
maksimal dan minimal. Pengkategorian peran orang tua didapatkan nilai
tertinggi adalah 75 dan terendah 25 sehingga nilai median 50. Kategori data
Universitas Indonesia
48
peran serta orang tua adalah kurang baik dengan nilai 25-50 dan baik
dengan nilai 51-75. Pada data dampak hospitalisasi nilai terendah adalah 25
dan tertinggi 75 dengan nilai range 50. Kategori dalam dampak hospitalisasi
adalah positif dengan nilai 51-75 dan negatif dengan nilai 25-50.
Tabel 4.1
Tabel Jumlah Pertanyaan Responden
No
1
2
Variabel
Jumlah
No pertanyaan positif
No pertanyaan
pertanyaan
negatif
Dampak
25
6, 21, 22, 23, 24, 25 1,2,3,4,5,7,8,9,10
hospitalisasi pertanyataan
11,12,13,14,15,
16, 17,18,19,20
Peran serta
25
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,
20
orang tua
pertanyataan 11,12,13,14,16,17,18
19,21,22,23,24,25
Universitas Indonesia
49
melanjutkan
permohonan
ijin
kebagian
penelitian
dan
Universitas Indonesia
50
komputer.
4.8. Pengolahan Analisis Data
4.8.1. Pengolahan Data
Hastono (2007) memaparkan bahwa pengolahan data merupakan salah
satu bagian rangkaian kegiatan setelah pengumpulan data. Agar analisis
penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada empat
tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui peneliti, yaitu :
a. Editing
Dilakukan pemeriksaan ulang kelengkapan pengisian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada sudah lengkap, jelas, relevan
dan konsisten. Hasil pengisian kuesioner lengkap dan tidak ada
kuesioner yang perlu diulang.
b. Coding
Peneliti memberi kode pada setiap respon responden untuk
memudahkan dalam pengolahan data dan analisis data. Kegiatan
yang dilakukan, setelah data diedit kemudian diberi kode. Seluruh
variabel yang ada diberi kode dan dilakukan pengkategorian data
Universitas Indonesia
51
ada
secara
deskriptif
dengan
menghitung
distribusi
Universitas Indonesia
52
2) Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis untuk menguji hubungan antara dua
variabel. Pemilihan uji statistik yang akan digunakan untuk
melakukan analisis didasarkan pada skala pengukuran, jumlah
populasi atau sampel dan jumlah variabel yang diteliti (Sugiyono,
2010).
Sebelum dilakukan analisis bivariat dilakukan uji normalitas terlebih
dahulu dengan uji kolmogorof-smirnov karena jumlah sampel diatas
50 sampel. Hasil yang didapatkan nilai p untuk dampak hospitalisasi
adalah 0.039 dan usia orang tua 0.048. Data dikatakan tidak normal
karena dari kedua hasil tersebut nilai p lebih kecil dari 0,05.
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik responden dengan dampak hospitalisasi pada anak usia
prasekolah dan peran orang tua dengan dampak hospitalisasi pada
anak prasekolah. Uji hipotesis untuk data numerik digunakan manwhitney karena distribusi datanya tidak normal. Pengujian hipotesis
pada skala kategorik digunakan uji non parametrik yaitu Chi-Square.
Syarat dalam uji Chi-Square adalah sel yang mempunyai nilai
expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Apabila uji
Chi-Square tidak terpenuhi maka uji alternatif Fisher exact untuk
tabel 2 x 2 dan untuk tabel 2 x kategori digunakan uji Pearson ChiSquare (Dahlan, 2009 & Hastono, 2001)
Rincian uji statistik pada peneltian ini dapat dilihat pada tabel 4.2.
dan tabel 4.3.
Universitas Indonesia
53
Tabel 4.2
Analisis Karakteristik Responden Klien dan Dampak Hospitalisasi pada anak
prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara
No.
1.
2.
3.
4.
Variabel
Jenis kelamin anak (data
kategorik)
Pengalaman dirawat (data
kategorik)
Usia orang tua (data
numerik)
Orang tua (data kategorik)
Variabel Dependen
Uji Statistik
Chi Square
Chi Square
Uji Man-whitney
Chi Square
Chi Square
5.
6.
Chi Square
7.
Chi Square
Tabel 4.3
Analisis hubungan peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara
Variabel independen
Variabel Dependen
Uji Statistik
Chi Square
Universitas Indonesia
54
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian yang meliputi karakteristik
responden, analisisa univariat dan analisa bivariat.
5.1 Analisis Univariat
Pengumpulan data yang diperoleh dari observasi terhadap 60 responden yang
dirawat di ruang rawat anak RSUD RA Kartini Jepara, didapatkan hasil
setelah pengolahan data didapatkan hasil sebagai berikut:
5.1.1 Karakteristik Anak
a. Jenis Kelamin
Tabel. 5.1
Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Di RSUD RA Kartini Jepara bulan Mei-Juni 2012
n : 60
Jenis Kelamin
Laki laki
Perempuan
Total
Jumlah
16
44
60
Persentase (%)
26,7
73,3
100
Jumlah
17
43
60
54
Persentase (%)
28,3
71,7
100
Universitas Indonesia
55
Jumlah
16
44
60
Persentase (%)
26,7
73,3
100
Universitas Indonesia
56
Jumlah
8
17
35
60
Persentase (%)
13,3
28,3
58,3
100
Jumlah
16
32
2
8
2
60
Persentase (%)
26,7
53,3
3,3
13,3
3,3
100%
Universitas Indonesia
57
Jumlah
18
42
60
Persentase (%)
30
70
100
58
Laki-laki
Perempuan
Total
Dampak Hospitalisasi
Negatif
Positif
13
3
21,7%
5%
8
36
13%
60%
21
39
71%
29%
Total
p
Value
16
26,7%
44
77,3%
60
100%
0,000
Universitas Indonesia
59
Pernah
Belum
pernah
Total
Dampak Hospitalisasi
Negatif
Positif
11
6
18,3%
10%
10
33
16,7%
55%
21
39
35%
65%
Total
p
Value
17
28,3%
43
71,7%
60
100%
0,006
Pada tabel 5.11 hasil uji statistik didapatkan data bahwa pada kategori
pengalaman pernah dirawat dengan dampak hospitalisasi negatif
sejumlah 18.3%, jenis kelamin perempuan dengan dampak hospitalisasi
positif sejumlah 55%. Hasil chi-square didapatkan p value 0,006
sehingga p value 0,05 maka Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara pengalaman dirawat dan dampak hospitalisasi pada
anak prasekolah yang dirawat.
5.2.3 Analisis Hubungan Usia Orang Tua dan Dampak Hospitalisasi Pada
Anak Prasekolah
Tabel 5.12
Analisis Hubungan Usia Orang Tua dan Dampak Hospitalisasi
Pada Anak Usia Prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara
Bulan Mei-Juni 2012
n : 60
Dampak
hospitalisasi
Negatif
Positif
N
21
39
Mean
rank
31,29
30,08
R1
P value
657,00
1173.00
0,799
Universitas Indonesia
60
Pada tabel 5.16 didapatkan hasil test statistik dengan uji man-whitney
didapatkan nilai p value sebesar 0,799. Nilai p value 0.05 maka Ho
diterima yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia
orang tua dan dampak negatif maupun positif dari hospitalisasi.
5.2.4 Analisis Hubungan Orang Tua yang Menunggu dan Dampak
Hospitalisasi Pada Anak Usia Prasekolah
Tabel 5.13
Analisis Hubungan Orang Tua dan Dampak Hospitalisasi
Pada Anak Usia Prasekolah di RSUD RA Kartini Jepara
Bulan Mei-Juni 2012
n : 60
Variabel
Orang Tua
Ayah
Ibu
Total
Dampak Hospitalisasi
Negatif
Positif
13
3
21,7%
5%
8
36
13.3%
60%
21
39
35%
65%
Total
p
Value
16
26,7%
44
73,3%
60
100%
0,000
Universitas Indonesia
61
SLTP
SMU
Total
Dampak Hospitalisasi
Negatif
Positif
3
5
5%
8,3%
6
11
10%
18,3%
12
23
20%
38,3%
21
39
35%
65%
Total
p
Value
8
13,3%
17
28,3%
35
58,3
60
100%
0,985
Universitas Indonesia
62
PNS
Wiraswasta
Lain-lain
Total
Dampak Hospitalisasi
Negatif
Positif
12
4
20%
6,7%
4
28
6,7%
46,7%
1
1
1,7%
1,7%
4
4
6,7%
6,7%
0
2
0%
3,3%
21
39
35%
65%
Total
p
Value
16
26,7%
32
53,3%
2
3,4%
4
13,3%
2
3,3%
60
100%
0,000
Universitas Indonesia
63
Pernah
merawat
Tidak
pernah
Total
14
23,3%
7
11,7%
21
35%
4
6,7%
35
58,3%
39
65%
18
30%
42
70%
60
100%
0,000
Kurang
Baik
Baik
19
31,7%
2
3,3%
21
35%
3
5%
36
60%
39
65%
22
36,7%
38
63,3%
60
100%
0,000
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada bab 6 ini dibahas mengenai interpretasi dan hasil diskusi, keterbatasan
penelitian dan implikasi hasil untuk keperawatan.
6.1 Interpretasi dan Hasil Diskusi
6.1.1 Analisis jenis kelamin dan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah
yang dirawat di RSUD RA Kartini Jepara
Hasil analisis kedua variabel ini didapatkan hasil bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini
Jepara. Prosentasi terbanyak adalah jenis kelamin laki-laki berdampak
negatif terhadap hospitalisasi yaitu sebesar 81,2%. Pada jenis kelamin
perempuan terbanyak terjadi dampak hospitalisasi yang positif sebesar
81.8%.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan
Puspitasari (2008) menjelaskan bahwa pada anak prasekolah yang
perilaku kooperatif berdasarkan jenis kelamin, yang paling tinggi
adalah anak yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk
peningkatan perilaku kooperatif pada anak berjenis kelamin laki-laki
lebih rendah bila dibandingkan dengan perempuan.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap anak mempunyai strategi koping
yang berbeda. Perawat maupun orang tua sebaiknya mendukung
strategi koping anak. Menurut pendapat Salmela, Salmantera & Aronen
(2010) bahwa anak usia prasekolah membutuhkan informasi dan
bimbingan untuk mengarahkan diri mereka dalam situasi yang belum
pernah diketahui sehingga mampu berpartisipasi dalam membuat
keputusan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Mereka membutuhkan
kesempatan untuk bermain dan mengalami kenikmatan. Anak-anak
65
Universitas Indonesia
66
juga dapat diajarkan strategi koping yang memberikan peran aktif yang
positif.
Pendapat Small, Melnyk & Arcoleo (2009) menyatakan bahwa 61 %
koping yang baik pada anak usia prasekolah yang menjalani
hospitalisasi berjenis kelamin perempuan. Anak laki-laki berperilaku
hiperaktif
dan
agresif
dalam
mengantisipasi
kondisi
selama
signifikan
antara
pengalaman
dirawat
dengan
dampak
Universitas Indonesia
67
Universitas Indonesia
68
dan dirawat di rumah sakit paling takut dengan lingkungan asing, nyeri
dan merasa ditinggalkan. Perawat dalam memberikan asuhan sebaiknya
mengunakan prinsip atraumatic care sehingga anak yang dirawat tidak
mengalami trauma.
6.1.3 Analisis hubungan usia orang tua dengan dampak hospitalisasi pada
anak prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini Jepara.
Hasil test statistik dengan uji Man-Whitney didapatkan nilai p value
sebesar 0,799 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia
orang tua dengan dampak negatif maupun positif dari hospitalisasi.
Secara fakta responden memiliki usia yang matang karena rata-rata usia
31,29 tahun, sehingga dengan usia tersebut usia produktif dimana orang
tua telah mengalami pengalaman hidup yang banyak sehingga orang tua
mampu melaksanakan pemecahan masalah yang lebih baik daripada
orang-orang yang mempunyai usia dibawahnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Notoatmodjo (2004) yang
menyatakan bahwa seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya
dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai
akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Pada penelitian ini didapatkan hasil tidak ada perbedaan dampak
hospitalisasi pada anak berdasarkan usia orang tua. Hal ini bisa
dipengaruhi oleh kesiapan orang tua dalam menghadapi anak yang
dihospitalisasi. James & Ashwill (2007) menyatakan orang tua
selayaknya dapat menyiapkan anak dalam menjalani hospitalisasi
dengan mengerti kebutuhan individu dari anak tersebut. Pengalaman
merawat anak juga berpengaruh terhadap kemampuan orang tua dalam
berperan serta dalam merawat anak di rumah sakit.
Universitas Indonesia
69
6.1.4 Analisis orang tua yang menunggu dan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini Jepara
Pada taraf signifikansi 5% didapatkan p value 0,000 < 0,05 maka Ho
ditolak yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara orang tua
yang menunggui dan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah yang
dirawat di RSUD RA Kartini Jepara. Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan bahwa 81,1% anak yang ditunggui oleh ibu mempunyai
dampak hospitalisasi yang positif sedangkan yang ditunggui oleh ayah
berdampak negatif sebesar 81,25%. Hal ini menunjukkan bahwa
kedekatan anak dengan seorang ibu membuat anak merasa lebih
nyaman.
Menurut Abdulbaki, dkk (2011) bahwa ibu memiliki sikap yang positif
terhadap anak yang sedang dirawat. Ibu bisa memenuhi kebutuhan anak
secara fisik maupun psikologis sehingga membuat anak bersikap positif
terhadap kegiatan keperawatan yang sedang dijalani anak. Konsep
maternal attainment yang dikemukan oleh Mercer dalam Tomey &
Alligood tahun 2006 menyatakan bahwa ibu lebih dapat mengerti
karakter anak dan memberikan dukungan sosial yang baik bagi anak
sehingga bisa memdapatkan pola asuh yang sesuai dan membuat anak
merasa nyaman.
Perasaan mencintai dan mengasihi pada anak melibatkan sentuhan,
belaian dan pelukan yang membuat anak merasa nyaman. Menurut
Soetrisno (2000) ibu sebagai health provider yang selalu memberikan
asuhan secara optimal untuk kehidupan yang sehat bagi anak-anaknya.
Hasil penelitian yang dilakukan Romaniuk (2010) bahwa 84,3 % anak
yang ditunggui oleh ibu menunjukkan perilaku yang kooperatif. Segala
kebutuhan anak selama dirawat lebih banyak dipenuhi oleh ibu. Ibu
banyak berpartisipasi dalam perawatan anak secara fisik dan
psikososial. Kolcaba, (2010) memaparkan kenyamanan menurut teori
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
Universitas Indonesia
72
pengalaman
belum
pernah
merawat
dengan
dampak
Universitas Indonesia
73
Hal ini sesuai pendapat yang dikemukakan oleh James & Aswill (2007)
bahwa orang tua dan anak mengalami kecemasan saat anak
dihospitalisasi. Kecemasan yang terjadi pada orang tua ini dapat
meningkatkan kecemasan anak. Orang tua kadang tidak menjawab
pertanyaan anak dan tidak menjelaskan yang sebenarnya karena
khawatir anak menjadi takut dan cemas. Orang tua takut membuat
bingung anak dan menurunkan tingkat kepercayaan anak.
Perasaan yang terlalu khawatir atau stres orang tua bisa disebabkan
karena kurang mendapat informasi tentang kondisi kesehatan anak saat
dirawat di rumah sakit, sehingga akan menyebabkan anak menjadi
semakin stres dan takut. Kekhawatiran orang tua menyebabkan pola
asuh orang tua menjadi terlalu protektif dan selalu memanjakan anak
juga. Hal ini dapat mempengaruhi reaksi takut dan cemas anak ketika
dirawat di rumah sakit. Berbeda dengan keluarga yang memandirikan
anak untuk aktivitas sehari-hari, anak akan lebih kooperatif bila di
rumah sakit (Ahmann, 2002).
Orang tua yang mempunyai pengalaman merawat anak akan lebih
cemas terutama jika yang sakit anak kandung. Orang tua takut anak
mengalami nyeri pada saat diberikan tindakan keperawatan (Smit,
Delpier, Tarantino & Anderson, 2006)
6.1.8 Analisis peran serta orang tua dan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini Jepara.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan analisis chi square
didapatkan data bahwa pada kategori peran serta orang tua kurang baik
dan dampak hospitalisasi negatif 86,4%. Pada kategori peran serta
orang tua baik dan dampak hospitalisasi positif sebesar 94,7%.
Pada taraf signifikansi 5% didapatkan nilai continuity correction
dengan p value 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, yang artinya terdapat
Universitas Indonesia
74
hubungan yang signifikan antara peran serta orang tua dengan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah yang dirawat di RSUD RA Kartini
Jepara.
Semakin baik peran serta orang tua semakin positif dampak
hospitalisasi yang terjadi pada anak. Orang tua mapu sebagai pelindung
bagi anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Mubarok dkk (2006) bahwa
peran orang tua adalah sebagai pengasuh, pendidik, pendorong,
pengawas dan konselor.
Peran orang tua baik karena adanya dukungan untuk memberi
perawatan pada anak yang sakit, pemberian fasilitas kesehatan yang
sesuai, serta adanya upaya dari orang tua yang secara keseluruhan untuk
membuat suasana anak lebih baik. Kegiatan yang telah diupayakan
keluarga pasien tersebut sesuai dengan pendapat Potter dan Perry
(2005) yang menyatakan bahwa keluarga atau orang tua berperan
sebagai salah satu sumber kekuatan dalam upaya penanganan masalah
keperawatan.
Menurut teori Mercer (Tomey & Alligood, 2006), peran ibu merupakan
bagian perjalanan kehidupan manusia yang berfokus pada interaksi
dengan bayi dan ayah. Peran orang tua terjadi karena ada keterlibatan
antara anak, ayah dan ibu saling mempengaruhi antara satu dengan
lainnya.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ygge (2004) bahwa
bentuk peran serta orang tua dalam perawatan anak dirumah sakit
adalah keterlibatan orang tua dalam perawatan. Bentuk keterlibatan
orang tua mulai dari komunikasi antara anak dengan perawat,
membantu dan mendampingi anak selama prosedur perawatan. Hal ini
membuat anak merasa nyaman dan tidak takut menghadapi perawat
atau dokter.
Universitas Indonesia
75
Universitas Indonesia
76
digambarkan
kenyamanan
pasien,
sebagai
proses
mengembangkan,
menilai
kebutuhan
menerapkan
intervensi
Universitas Indonesia
77
yang
mempengaruhi
dampak
hospitalisasi
anak.
Universitas Indonesia
78
BAB 7
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang rawat anak RSUD RA
Kartini Jepara tentang peran serta orang tua dengan dampak hospitalisasi
pada anak prasekolah dapat disimpulkan sebagai berikut :
7.1.1 Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan dampak
hospitalisasi. Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa anak
perempuan berperilaku lebih kooperatif dibanding anak laki-laki.
7.1.2 Pada pengalaman dirawat dan dampak hospitalisasi pada anak
prasekolah didapatkan hubungan yang signifikan. Anak yang sudah
pernah dirawat sebelumnya menunjukkan dampak negatif terhadap
hospitalisasi.
7.1.3 Terdapat hubungan yang signifikan antara orang tua yang menunggu
dan dampak hospitalisasi pada anak prasekolah dimana pada ibu yang
menunggu didapatkan sebagian besar dampak hospitalisasi postif pada
anak. Ibu adalah orang yang terdekat pada anak.
7.1.4 Tidak ada hubungan antara pendidikan orang tua dan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah. Hal ini terjadi karena usia orang tua
tidak berkontribusi secara langsung terhadap dampak hospitalisasi
tetapi berkontribusi terhadap peran serta orang tua.
7.1.5 Pekerjaan orang tua berhubungan secara signifikan dan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah. Orang tua yang tidak bekerja
memberikan dampak yang negatif terhadap hospitalisasi.
7.1.6 Hasil penelitian tentang pengalaman merawat anak dan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah didapatkan hasil sebagian besar
orang tua yang tidak pernah merawat terlihat dampak hospitalisasi pada
anak lebih positif dibanding orang tua yang sudah pernah merawat
anak.
7.1.7 Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia orang tua dan dampak
hospitalisasi pada anak prasekolah. Rata-rata usia orang tua adalah
78
Universitas Indonesia
79
31,29 tahun dimana usia tersebut merupakan usia yang matang, orang
tua sudah mempunyai pengalaman dalam merawat anak.
7.1.8 Terdapat hubungan yang signifikan antara peran serta orang tua dan
dampak hospitalisasi pada anak prasekolah. Keterlibatan orang tua
dalam perawatan membuat anak mampu mengembangkan diri secara
pribadi dan memberikan sikap positif orang tua sehingga perawatan
pada anak lebih optimal.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil analisa dan simpulan pada penelitian ini, maka saran yang
bisa peneliti sampaikan adalah :
7.2.1 Pada saat anak dihospitalisasi, orang tua sebaiknya mempersiapkan baik
secara fisik maupun psikologis sehingga peran serta orang tua dapat
dilakukan dengan baik. Peran serta orang tua meliputi memenuhi
kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Orang tua bisa
berperilaku yang positif sehingga anak merasa terlindungi.
7.2.2 Perawat di ruang rawat anak sebaiknya membina hubungan yang lebih
baik kepada orang tua maupun anak. Segala informasi tentang kondisi
anak bisa disampaikan mulai anak masuk rumah sakit sampai pulang
sehingga tidak menimbulkan kecemasan pada orang tua. Pada
pelaksanaan perawatan sebaiknya melibatkan orang tua sehingga anak
merasa nyaman berada disamping orang tuanya.
7.2.3 Bagi pengambil kebijakan di rumah sakit sebaiknya menetapkan
kebijakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan melibatkan orang
tua. Program khusus lebih ditingkatkan untuk mengurangi dampak
negatif pada anak dengan meminimalkan prosedur yang menyakitkan
dan meningkatkan program bermain saat anak mendapat tindakan
keperawatan.
7.2.4 Penelitian
selanjutnya
dalam
pengambilan
data
dengan
cara
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Abdulbaki, A.M., Gaafar, E.Y., & Waziry, O.G. (2011). Maternal versus pediatric
nurses attitudes regarding mothers participation in the care of their
hospitalized children. Journal of American Science, 7 (9), 316-327.
Adiningsih. (2006). Hubungan dukungan informasional dengan tingkat
kecemasan anak usia prasekolah di RSUD Banyumas. Jurnal Keperawatan
Soedirman; 1, No. 1.
Ahmann, E. (2002). Promoting positive parenting an annotated bibliography.
Pediatric Nursing. Vol 28, No. 4.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Renika Cipta.
Arysetyono. (2009). Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap pola asuh
anak pada masyarakat desa Campurejo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal,
http://arysetyono.wordpress.com. Diakses tanggal 30 Juni 2012.
Bernand, W,K., & Wilson, W.C. (2009). Psychological effects of physical illness
and hospitalization on the child and the family. J.H.K.C. Psych, 3, 9-18.
Brooks, J. (2011). The procees of parenting (Rahmad Fajar, penerjemah). Edisi
kedelapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chen, W.L. (2005). Nurses and parents attitudes toward pain management and
parental participation in postoperative care of children, Thesis, Centre for
Reseach, The Queensland University of Technology
Constantin. (2012). What is the role of parent, http://www.lifecho.com. Diakses
tanggal 26 Maret 2012
Coyne, I. (2006a). Disruption of parent participation: nurses strategies to manage
parents on childrens wards. Journal of Clinical Nursing, 17, 31503158
Coyne, I. (2006b). Childrens experience of hospitalization. Journal of Child
Health Care, 10 (4), 326336
Dahlan, S. (2009). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan: deskriptif, bivariat,
dan multivariat, edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.
Davidson, J.E. (2009). Family centered care : meeting the needs of patients
families and helping families adapt to critical illness. Critcare Nurse, 29
(3),28-34
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Diakses
Kazemi, S., Ghazimoghaddam, K., Besharat, S., Kashani, L. (2012). Music and
anxiety in hospitalized children. Journal of Clinical and diagnostic reseach.
Vol 6(1), 94-96.
Kit-Fong, K.W. (2008). The impact on families with hospitalized children
development of a hospitalization impact and coping scale on families (HICS).
Thesis. School of Nursing. The Hongkong Polytechnic University.
Kolcaba, K. (2010). An introduction to comfort theory. In the comfort line.
Retrieved November 10, 2010, from http://www.thecomfortline.com/ diakses
tanggal 17 Maret 2012
Kolcaba, K., & Dimarco, M.A. (2005). Comfort theory and its application to
pediatric nursing. Pediatr Nurs. 31(3),187-94.
Kristenson, I., Shields,L., OChallaghan,M. (2003). An examination of the needs
of parents of hospitalized children: comparing parents and staffs
perceptions. Scand J Caring Sci. 17,176184
Kozier, B., (2005). Fundamental Nursing, concepts, process and practice. USA:
Philadelpia
Labir, I.K. (2008). Gambaran perkembangan balita usia 2-5 tahun yang
mengalami hospitalisasi di ruang perawatan anak BRSU Tabanan tahun 2008.
Jurnal ilmiah keperawatan 1. No.1: 62-71.
Mahnaz, S., Heidari, S., Salemi, S., Rahmani, M., Shoghi, M. (2009). Nursing
support for parents of hospitalized children. Issues in Comprehensive
Pediatric Nursing, 32,120130
Mubarok, W.I., Chayatin, N., & Santoso, A.B. (2006) Buku ajar keperawatan
komunitas, pengantar dan teori. Jakarta: Salemba Medika
Morris, J. (2003). When child is hospitalized: tips and resources for parent.
Vanderbit Kennedy Center. http:[email protected]. Diakses tanggal 25
Maret 2012.
Notoatmodjo, S. (2004). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tatkala
sakit.
Universitas Indonesia
Lampiran 1
Lanjutan
Lanjutan
Lampiran 2
Lampiran 3
PENJELASAN TENTANG PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Status
NPM
: 1006800724
Lampiran 4
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Jepara, ...2012
.............................................
Paraf/Tanda tangan
Lampiran 5
KUESIONER DAN LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN
Diisi oleh Peneliti
Kode Responden :
HUBUNGAN PERAN SERTA ORANG TUA DENGAN DAMPAK
HOSPITALISASI PADA ANAK PRASEKOLAH
DI RSUD RA KARTINI JEPARA
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk Pengisian
Jawablah pertanyaan di bawah ini secara jujur dan benar dengan memberi
tanda check () pada kolom pilihan yang tersedia!
1. Karakteristik Anak
Jenis Kelamin
:
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
tahun
:
Tidak Sekolah
SD
SLTP
SMA/SMU
Perguruan Tinggi (Diploma-Sarjana)
Lanjutan
Pekerjaan
:
Tidak Bekerja
Wiraswasta
Pegawai Swasta
PNS
Lain-lain
Lanjutan
B. LEMBAR OBSERVASI DAMPAK HOSPITALISASI PADA ANAK
Petunjuk Pengisian
No.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
TP
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23
24
25.
Lanjutan
C. LEMBAR OBSERVASI PERAN SERTA ORANG TUA
Petunjuk Pengisian
No.
Pernyataan
2.
3.
4.
Memandikan anak
5.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
TP
14.
16.
17.
18.
19.
20.
Partisipasi orang tua dalam memberikan dukungan saat anak menerima tindakan
21.
22.
23.
25