Unit Cost
Unit Cost
Unit Cost
SKRIPSI
Oleh:
WIDAYANTI
11412145007
MOTTO
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku yang senantiasa mengiringi
langkahku dengan segala daya dan doa.
2. Keluarga
sahabatku
angkatku
tercinta
yang
senantiasa
iv
dan
sahabat-
memberikan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Perhitungan biaya yang
digunakan oleh RSUD Kota Yogyakarta untuk menentukan tarif jasa rawat inap
tahun 2011, (2) Perhitungan Activity Based Costing System untuk menentukan
tarif jasa rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta tahun 2011, (3) Perbandingan
perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan perhitungan rumah sakit dengan
perhitungan menggunakan Activity Based Costing System tahun 2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi. Metode wawancara
digunakan untuk memperoleh data pendukung penulisan, adapun sebagian daftar
pertanyaannya sebagai berikut: Bagaimana perhitungan metode biaya yang
digunakan oleh RSUD Kota Yogyakarta untuk menentukan tarif jasa rawat inap
tahun 2011?. Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data daftar tarif
jasa rawat inap, biaya rawat inap, lama hari pasien rawat inap, jumlah pasien
rawat inap, luas ruangan rawat inap, alokasi penggunaan tenaga listrtik, dan tarif
konsumsi tiap kelas.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Metode yang
diterapkan RSUD Kota Yogyakarta untuk menentukan tarif jasa rawat inap adalah
metode unit cost, dengan tarif untuk kelas VIP sebesar Rp 180.000, kelas I sebesar
Rp 105.000, kelas II sebesar Rp 55.000, dan untuk kelas III sebesar Rp 40.000 (2)
Tarif jasa rawat inap dengan metode Activity Based Costing untuk VIP sebesar Rp
152.559,20, kelas I sebesar Rp 87.168,43, kelas II sebesar Rp 65.149,92, dan
kelas III sebesar Rp 58.023,64, (3) Activity-Based Costing System dibandingkan
dengan metode unit cost maka memberikan hasil yang lebih murah kecuali pada
kelas II dan kelas III. Perbedaan yang terjadi disebabkan karena pembebanan
biaya overhead pada masing-masing produk. Pada metode unit cost biaya
overhead pada masing-masing produk dibebankan pada satu cost driver saja yaitu
jumlah hari rawat inap. Pada Activity-Based Costing System biaya overhead pada
masing-masing produk dibebankan pada beberapa cost driver sehingga ActivityBased Costing System mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap produk
secara tepat berdasar konsumsi masing-masing aktivitas.
Kata Kunci: Tarif Jasa, Unit Cost, ABC System
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala
limpahan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap Dengan
Unit Cost Dan Activity Based Costing pada Rumah Sakit (Studi Kasus Pada
RSUD Kota Yogyakarta ). Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagai
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Penyusunan skripsi
ini tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan dari berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., Rektor Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Dhyah Setyorini M.Si., Ak., Ketua Program Studi Akuntansi S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Isroah, M.Si., Dosen Pembimbing yang telah memberi pengarahan dan saran
yang membangun dalam penyusunan tugas akhir ini.
5. Dra. Sumarsih, sebagai narasumber yang bersedia memberikan tenaga dan
waktu untuk memberi arahan kepada penulis.
6. Sri Fajar Astuti, SE., Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Yogyakarta yang telah menbantu penelitian di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan
bantuan selama penyusunan tugas akhir ini.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN ........................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN ................ 8
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 8
1. Akuntansi Biaya .............................................................................. 8
a. Pengertian Akuntansi Biaya ....................................................... 8
ix
C. Pembahasan ........................................................................................ 74
D. Jawaban Atas Pertanyaan Penelitian .................................................. 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 81
A. Kesimpulan ......................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
xiii
19. Hasil Perhitungan Tarif Rawat Inap Tahun 2011 dengan Pemberian
Subsidi dari Pemerintah...............................................................................73
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
akan
ini
menggunakan
penggerak
biaya
pada
aktivitas
yang
menimbulkan biaya dan akan lebih akurat diterapkan pada perusahaan yang
menghasilkan beraneka ragam jenis produk serta sukar untuk mengidentifikasi
biaya tersebut ke setiap produk secara individual. Activity Based Costing
adalah sebuah sistem informasi akuntansi yang mengidentifikasi bermacammacam aktivitas yang dikerjakan di dalam suatu organisasi dan mengumpulkan
biaya dengan dasar sifat yang ada dari aktivitas tersebut. Activity Based
Costing dapat disimpulkan sebagai pendekatn penentuan biaya produk atau
jasa berdasarkan konsumsi sumber daya yang disebabkan karena aktivitas.
Penentuan tarif rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta selama ini
kurang pernah dihitung secara benar, karena masih menerapkan sistem tarif
tradisonal dimana penetapan tarif lebih berdasarkan perkiraan, kepantasan, dan
perbandingan dengan tarif rumah sakit lain yang sejenis. Hal ini menyebabkan
terjadinya distorsi dalam penentuan tarif, sehingga kenyataannya menimbulkan
perhitungan yang tidak tepat, berbeda jika menggunakan Activity Based
B. Identifikasi Masalah
1. RSUD Kota Yogyakarta dalam penentuan tarif rawat inapnya masih
menggunakan sistem akuntansi biaya tradisional (unit cost), sehingga pihak
rumah sakit menganggap tarif yang diberlakukan masih kurang, sementara
pihak pemakai jasa rumah sakit mengganggap biaya yang diberikan dirasa
tinggi.
2. Harga pokok tidak lagi mencerminkan aktivitas yang spesifik karena masih
menggunakan sistem biaya tradisional.
3. Adanya informasi biaya yang terdistorsi yang mengakibatkan kesalahan
dalam pengambilan keputusan dalam harga produk dan kelangsungan
organisasi.
4. RSUD Kota Yogyakarta belum menerapkan Activity Based Costing System
dalam penentuan tarif jasa rawat inap.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi
pada Perbandingan Tarif Jasa Rawat denagn Unit Cost dan Activity Based
Costing System dalam Menentukan Tarif Jasa Rawat Inap pada Rumah Sakit
(Studi Kasus Pada RSUD Kota Yogyakarta), maka pembatasan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini adalah perhitungan biaya yang digunakan
oleh RSUD Kota Yogyakarta dan Activity Based Costing System untuk
menentukan tarif rawat inap tahun 2011.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perhitungan biaya yang digunakan oleh RSUD Kota Yogyakarta
untuk menentukan tarif jasa rawat inap tahun 2011.
2. Mengetahui perhitungan Activity Based Costing System untuk menentukan
tarif jasa rawat inap di RSUD Kota Yogyakarta tahun 2011.
4. Mengetahui perbandingan perhitungan tarif jasa rawat inap berdasarkan
perhitungan rumah sakit dengan perhitungan menggunakan Activity Based
Costing System tahun 2011.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pihak rumah sakit,
penerapan
Activity-Based
Costing
System
dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Akuntansi Biaya
a. Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Dunia Firdaus Ahmad dan Wasilah Abdullah (2009 : 4)
Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana
merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan
pada penentuan dan pengendalian biaya. Akuntansi biaya menghasilkan
informasi biaya untuk memenuhi berbagai macam tujuan. Untuk tujuan
penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya menyajikan biaya yang
telah terjadi dimasa yang lalu. Untuk tujuan pengendalian biaya,
akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan akan
terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, kemudian menyajikan
analisis
terhadap
penyimpangannya.
Untuk
tujuan
pengambilan
10
1) Objek pengeluaran
Biaya dapat digolongkan atas dasar objek yang dibiayai. Contoh
penggolongan biaya atas dasar objek pengeluaran pada perusahaan
kertas adalah sebagai berikut: biaya merang, biaya jerami, biaya gaji
dan upah, biaya soda, biaya depresiasi mesin, biaya asuransi, biaya
bunga, dan biaya zat warna.
2) Fungsi di dalam perusahaan
Penggolongan biaya ini dihubungkan dengan fungsi-fungsi yang ada
dalam perusahaan. Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi
pokok, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum. Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
a) Biaya produksi
Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya adalah biaya
depresiasi mesin dan equipment, biaya bahan baku, biaya gaji
karyawan baik yang langsung maupun tidak langsung.
b) Biaya pemasaran
Biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya gaji
karyawan bagian kegiatan pemasaran.
c) Biaya administrasi dan umum
Biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan Bagian
11
Keuangan,
Akuntansi,
Personalia,
dan
Bagian
Hubungan
12
c) Biaya semifixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah konstan pada volume produksi tertentu.
d) Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan
tertentu.
5) Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Biaya-biaya ini digolongkan menjadi:
a) Pengeluaran modal (capital expenditures)
Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Contohya adalah pengeluaran untuk pembelian aktiva tetap.
b) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures)
Biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan,
biaya telex, dan biaya tenaga kerja.
13
biaya produksi yang tidak disebabkan oleh produk. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa akuntansi biaya tradisional merupakan penentuan kos produk
dengan fokus ke biaya produksi.
14
lalu
membebankan biaya atau aktivitas tersebut kepada produk atau jasa, dan
melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa tersebut pada manajemen
agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan, pengendalian biaya,
dan pengambilan keputusan.
b. Pembebanan Biaya Overhead pada Activity Based Costing System
Metode Activity Based Costing akan dihasilkan perhitungan yang
lebih akurat, karena metode ini dapat mengidentifikasikan secara teliti
aktivitas-aktivitas yang dilakukan manusia, mesin dan peralatan dalam
menghasilkan suatu produk maupun jasa.
Menurut Supriyono (2002:231-233) terdapat dua tahapan
pembebanan biaya overhead dengan metode Activity Based Costing
yaitu:
1) Prosedur tahap pertama
Pada tahap pertama penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas
meliputi empat langkah sebagai berikut:
15
16
yang
bertujuan
untuk
mengembangkan
dan
atau
17
18
sistem
manajemen
biaya
berdasarkan
aktivitas
19
1) Alokasi
Walaupun data aktivitas penting diperoleh, tetapi beberapa
biaya masih memerlukan alokasi biaya yang berdasarkan
volume. Misalnya biaya-biaya yang berhubungan dengan
gedung, biasanya mencakup biaya-biaya seperti sewa,
asuransi, dan pajak bangunan. Usaha-usaha untuk menelusuri
aktivitas-aktivitas penyebab biaya-biaya ini merupakan
tindakan yang sia-sia dan tidak praktis
2) Periode periode akuntansi
Periode-periode waktu yang arbiter masih digunakan dalam
menghitung biaya-biaya. Banyak manager yang ingin
mengetahui apakah produk yang dihasilkan menguntungkan
atau tidak. Tujuannya tidak saja untuk mengukur seberapa
banyak biaya yang sudah diserap oleh produk tersebut, tetapi
juga untuk mengukur segi kompetitifnya dengan produk
sejenis yang dihasilkan oleh perusahaan lain.
3) Beberapa yang terabaikan
Dalam menganalisis biaya produksi berdasarkan aktivitas,
beberapa biaya yang sebenarnya berhubungan dengan hasil
produk diabaikan begitu saja dalam pengukurannya. Aktivitasaktivitas seperti pemasaran, promosi, riset dan pengembangan
servis purna jual dan sebagainya juga menimbulkan biaya
Selain kendala-kendala di atas, kendala lain yang timbul dalam
penerapan Activity Based Costing System, yaitu:
1) Banyak perusahaan yang belum terkomputerisasi sehingga manajer
merasa belum perlu mengganti sistem akuntansi tradisional menjadi
sistem akuntansi baru untuk menyesuaikan perubahan lingkungan
manufaktur tersebut.
2) Para manajer hanya memusatkan perhatian pada perubahan proses
produksi dalam pelaksanaan otomatisasi yang dilakukan secara
bertahap.
3) Para manajer sering berpendapat bahwa yang utama yaitu
pelaksanaan produksi dan urusan kertas kerja belakangan.
20
21
sistem
Activity
Based
Costing
memerlukan
22
23
24
b) Spesial challenger
Perbedaan antara perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur akan
memiliki permasalahan-permasalahan yang serupa. Permasalahan
itu seperti sulitnya mengalokasikan biaya ke aktivitas. Selain itu
jasa tidak dapat menjadi suatu persediaan, karena kapasitas yang
ada namun tidak dapat digunakan menimbulkan biaya yang tidak
dapat dihindari.
c) Output diversity
Perusahaan
jasa
juga
memiliki
kesulitan-kesulitan
dalam
4. Tarif
Menurut Buchari Alma (2007: 304) istilah harga yang kita kenal
pada umumya di perusahaan jasa pelayanan disebut tarif. Dalam bukunya,
Fandy Tjiptono (2001:151) menyatakan bahwa harga bisa diungkapkan
dengan berbagai istilah misalnya iuran, tarif, sewa, bunga, premium, komisi,
upah, gaji, honorarium, SPP, dan sebagainya.
Bahasa Indonesia (2005:388), harga :1. Nilai barang yang ditentukan atau
dirupakan dengan uang, 2. Jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai,
yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa pada waktu tertentu dan di
pasar tertentu. Selain itu, menurut Laksono Trisnantoro (2006: 146) Tarif
25
adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah
uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah
rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Istilah harga dengan
tarif sama-sama memiliki keterkaitan dengan uang. Dari berbagai pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa tarif adalah harga atau uang yang
dibayarkan oleh seseorang yang telah mendapatkan suatu produk atau jasa.
Adapun tujuan dari penentuan tarif menurut Laksono Trisnantoro
(2006: 147-149), sebagai berikut:
a. Penentuan tarif untuk pemulihan biaya
Tarif ditentukan untuk meningkatkan pemulihan biaya rumah sakit.
Keadaan ini terutama terdapat pada rumah sakit pemerintah yang
semakin lama semakin berkurang subsidinya berdasarkan teori, namun
pada kenyataannya subsidi tersebut bertambah.
b. Penentuan tarif untuk subsidi silang
Kebijakan tarif untuk tujuan ini ditentukan oleh manajemen rumah sakit
agar masyarakat ekonomi kuat dapat ikut meringankan pembiayaan
pelayanan rumah sakit bagi masyarakat ekonomi lemah. Kebijakan ini
dilakukan dengan penentuan tarif yang berbeda pada bagian-bagian
dalam rumah sakit.
c. Penentuan tarif untuk meningkatkan akses pelayanan
Keadaan dimana rumah sakit mempunyai misi untuk melayani
masyarakat miskin. Oleh karena itu, pemerintah atau pemilik rumah sakit
mempunyai kebijakan penentuan tarif serendah mungkin sehingga
26
27
Tarif ditentukan secara tinggi dengan cara ini, maka fungsi rujukan
dapat ditingkatkan sehingga masyarakat hanya menggunakan rumah
sakit apabila perlu saja.
4) Penentuan tarif untuk meningkatkan corporate image
Penentuan tarif dengan tujuan meningkatkan citra sebagai rumah sakit
golongan masyarakat kelas atas. Sebagai contoh, berbagai rumah sakit
di Jakarta yang menentukan tarif super VIP dengan nilai yang sangat
tinggi. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan citra rumah sakit yang
super mewah.
5. Jasa
Menurut Kotler (melalui Nasution, 2001: 83) berpendapat bahwa
jasa merupakan aktivitas atau manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak
kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
menghasikan kepemilikan apa pun. Produksi jasa bisa berhubungan dengan
produk fisik maupun non fisik. Dalam kaitannya dengan kehidupan, jasa
merupakan suatu aktivitas atau pelayanan yang memberikan segala sesuatu
yang diperlukan oleh orang lain.
Jasa memiliki berbagai macam karakteristik, yaitu sebagai berikut:
a. Tidak berwujud (intangibility)
Jasa adalah sesuatu yang tidak dapat disentuh dan diraba.
b. Tidak terpisahkan (inseparability)
28
Pada umumnya jasa yang dikonsumsi pada waktu yang sama biaya dijual
terlebih dahulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara simultan.
c. Keanekaragaman (varriability)
Karakteristik ini mempunyai maksud bahwa mutu jasa tergantung siapa
yang menyediakan jasa tersebut.
d. Tidak tahan lama (perishability)
Dalam karakteristik ini, jasa berarti tidak dapat disimpan untuk dijual
atau dipakai kemudian seperti halnya produk.
29
C. Kerangka Berfikir
Mulyadi (2007:47) berpendapat bahwa Activity Based Costing System
pada dasarnya merupakan penentuan harga pokok produk/jasa secara cermat
bagi keputusan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber
daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk/jasa.
Garisson (2006:440) berpendapat bahwa perhitungan biaya berdasarkan
aktivitas-Activity Based Costing System adalah metode perhitungan biaya
(costing) yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer
30
aktivitas-aktivitas
yang
terjadi
dalam
perusahaan
kemudian
membebankan biaya atau aktivitas kepada produk atau jasa yang akan
dilaporkan kepada pihak manajemen yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan, perencanaan dan pengendalian
biaya. Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas adalah metode perhitungan
biaya yang menekankan pada aktivitas-aktivitas dan dapat meningkatkan mutu
pengambilan keputusan sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam
memperbaiki perencanaan strategisnya, karena dalam penerapan Activity
Based
Costing
System
mengharuskan
perusahaan
untuk
melakukan
identifikasi dan perbaikan atas seluruh kegiatan yang dilakukan pada sebuah
perusahaan.
Activity Based Costing System merupakan salah satu alternatif bagi
rumah sakit dalam menentukan biaya tarif rawat inap. Hal tersebut
dikarenakan Activity Based Costing System menggunakan beberapa cost driver
yang lebih rinci berdasarkan aktivitas sehingga perhitungan harga pokok/tarif
menjadi lebih akurat. Activity Based Costing System juga bermanfaat untuk
menyempurnakan perencanaan strategis, meningkatkan kemampuan yang
lebih baik untuk mengelola aktivitas-aktivitas, mengarahkan orang agar
berorientasi pada aktivitas, dan lain-lain. Sehingga penelitian ini diharapkan
31
menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi rumah sakit dalam perencanaan,
pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan untuk menentukan biaya tarif
jasa rawat inap.
D. Paradigma Penelitian
Komponen-komponen
biaya
Penentuan tarif
Hasil/laporan penelitian
Gambar 1. Paradigma Penelitian
32
E. Pertanyaan Penelitian
1. Komponen-komponen
biaya
apa
saja
yang
diperhitungkan
dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
33
34
daftar tarif rawat inap yang digunakan rumah sakit yang akan dijadikan sebagai
bahan perbandingan dengan metode dalam penelitian ini, dan lain-lain.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang ada di penelitian ini adalah Activity Based
Costyng System dan Unit Cost System yang diterapkan pada rumah sakit untuk
menghitung biaya rawat inap.
Activity Based Costing menurut Mulyadi (2007:47) berpendapat bahwa:
Activity Based Costing System pada dasarnya merupakan penentuan harga
pokok produk/jasa secara cermat bagi keputusan manajemen dengan mengukur
secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk/jasa. Jadi, Activity Based Costing adalah suatu
sistem biaya yang mengumpulkan biaya-biaya ke dalam aktivitas-aktivitas
yang terjadi dalam perusahaan lalu membebankan biaya atau aktivitas tersebut
kepada produk atau jasa, dan melaporkan biaya aktivitas dan produk atau jasa
tersebut pada manajemen agar selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan,
pengendalian biaya, dan pengambilan keputusan.
Sistem akuntasi biaya tradisional menggunakan unit/ kuantitas produk
yang dihasilkan sebagai dasar pembebanan. Metode semacam ini sering disebut
juga dengan Unit Costing System. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul
dicatat, dikumpulkan, dan dikendalikan, berdasar atas elemem-elemennya ke
dalam pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini maka biayabiaya produksi juga ditentukan menurut banyaknya sumber daya yang diserap.
35
36
f. Data jumlah hari pakai perawatan pasien rawat inap tahun 2011
g. Data penggunaan tenaga listrik tahun2011,
h. Data jumlah dan luas kamar rawat inap tahun 2011
i. Data tarif konsumsi tiap kelas rawat inap tahun 2011
j. Data fasilitas kamar rawat inap tahun 2011.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Singkat Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Yogyakarta berdiri sejak
tanggal 1 Oktober 1987. RSUD Kota Yogyakarta merupakan
pengembangan Klinik Bersalin Tresnowati yang beralamat di Jalan
Letkol Sugiyono Yogyakarta, menjadi RSUD dengan tipe kelas D dan
dikenal sebagai Rumah Sakit Wirosaban. Pengembangan selanjutnya,
RSUD Kota Yogyakarta ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum tipe C
milik Pemerintah Kota Yogyakarta dengan SK Menkes RI No.
496/Menkes/SK/V/1994. Keberadaan RSUD dikukuhkan dengan Perda
No. 1 Tahun 1966 sebagai UPT dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.
Berkaitan dengan pengelolaan keuangan, RSUD diujicobakan
sebagai RS Swadana Tahun 1999 sesuai Keppres No. 38 Tahun 1991.
Penetapan sebagai Rumah Sakit Unit Swadana pada tanggal 20
Desember 2000 dengan Perda No. 42. Pada perkembangannya
pengelolaan keuangan rumah sakit ditetapkan sebagai Badan layanan
Umum Daerah dengan Penetapan Menjadi PPK secara penuh BLUD oleh
keputusan
Walikota
Yogyakarta
No. 423/Kep/2007
tanggal
21
38
39
berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
40
Misi
1) Mewujudkan pelayanan dengan standar profesi tertinggi berbasis
keselamatan pasien;
2) Mewujudkan
pelayanan
yang
sesuai
dengan
kebutuhan
dan
41
42
wajib
menerapkan
prinsip
koordinasi,
integrasi,
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian,
43
kerja
sama
yang
sinergis,
harmonis,
dan
saling
menghormati.
h) Menyusun kebijakan kebutuhan tenaga medis baik tenaga penuh
maupun tenaga paruh waktu agar pelayanan kedokteran selalu
terselenggara dengan baik.
i) Melakukan perencanaan pengembangan pelayanan medis, para
medis dan non medis.
44
kebijakan
administrasi,
hukum,
manajemen
45
keuangan,
pengelolaan
aset,
ketatausahaan,
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian,
serta
pelaksanaan
pengelolaan
kepegawaian
dan
pengembangan SDM.
f) Merumuskan kebijakan mutu pelayanan administrasi umum dan
keuangan.
46
g) Mengkoordinasikan
perencanaan
program
rumah
sakit,
profesi
anggota
staf
medis
fungsional
dan
47
dibentuk
untuk
melaksanakan
pelayanan
48
49
f.
50
51
c) Farmasi
d) Laboratorium Klinik
5) Pelayanan Lainnya
a) Laundry
b) Kamar Jenazah
c) Sanitasi
d) Gizi
e) Ambulan
f) incenerator
52
2) Kelas I
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, lemari
pasien, kipas angin, dan kamar mandi dalam. Satu kamar ditempati
oleh 1 orang pasien. Luas ruangan 3x4
3) Kelas II
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, dan
lemari pasien. Satu kamar ditempati rata-rata oleh 3 orang pasien.
Luas ruangan 3x4
4) Kelas III
Fasilitas yang tersedia yaitu tempat tidur pasien, kursi tunggu, dan
lemari pasien. Satu kamar ditempati rata-rata oleh 8 orang pasien.
Luas ruangan 8x5
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh keterangan
bahwa RSUD Kota Yogyakarta menghitung tarif kamar rawat inapnya
atas dasar unit cost. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk
setiap jenis kelas rawat inap. Cara perhitungannya yaitu dengan
menjumlahkan biaya tetap, biaya semi variabel, dan biaya variabel
sehingga dihasilkan biaya total. Kemudian biaya total dibagi dengan
jumlah hari rawat inap. Dalam penentuan tarif jasa rawat inap, pihak
manajemen RSUD Kota Yogyakarta memiliki beberapa pertimbangan,
yaitu survey harga pasar (tarif pesaing) dan keadaan sosial masyarakat.
Dalam penentuan tarif, rumah sakit harus memperhitungkan kemampuan
ekonomi masyarakat umum.
53
Kelas I
105.000
Kelas II
55.000
40.000
4 Kelas III
Sumber: Data RSUD Kota Yogyakarta
b. Data Pendukung Sistem ABC
Di dalam menentukan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan
metode ABC, diperlukan data-data seperti elemen biaya yang berhubungan
langsung dengan rawat inap dan data pendukung lainnya seperti data lama
hari pasien menginap satu tahun, data jumlah pasien rawat inap selama satu
tahun, data luas ruang rawat inap. Data di bawah ini merupakan data
pendukung untuk perhitungan dengan menggunakan rumus ABC.
Tabel 2. Data Lama Hari Pasien Rawat Inap RSUD Kota Yogyakarta Tahun
2011.
Kelas
Bulan
VIP
I
II
III
348
641
1020
1364
Januari
298
621
1063
1207
Februari
339
692
1176
1210
Maret
366
650
1116
1131
April
413
702
1126
1266
Mei
371
619
965
1091
Juni
328
639
1095
1225
Juli
363
607
1073
1205
Agustus
337
643
1021
1184
September
381
673
1145
1396
Oktober
417
692
1086
1208
November
437
687
1119
1625
Desember
4398
7866 13005 15112
Jumlah
54
Kelas I
376 m2
Kelas II
337 m2
Kelas III
Total
Sumber: Data RSUD Kota Yogyakarta
388 m2
1629 m2
Tabel 5. Penggunaan Daya Listrik Per Kelas RSUD Kota Yogyakarta tahun
2011
No
Tipe Kamar
Daya (kwh)
9.186
1
Kelas VIP
2
Kelas I
7.114
Kelas II
6.073
Kelas III
Total
Sumber: Data RSUD Kota Yogyakarta
7.650
30.023
55
Tabel 6. Tarif Makan per Kelas RSUD Kota Yogyakarta tahun 2011
No
Tipe Kamar
Biaya Konsumsi/Hari (Rp)
58.000
1
Utama B
2
Kelas I
45.000
Kelas II
35.000
4
Kelas III
Sumber: Data RSUD Kota Yogyakarta
15.000
Tabel 7. Data Elemen Biaya Rawat Inap RSUD Yogyakarta tahun 2011
Elemen Biaya
Jumlah
Biaya gaji perawat
Rp 77.229.000,00
Biaya listrik dan air
Rp 407.428.669,00
Rp 1.035.883.000,00
Biaya konsumsi
Biaya laundry
Rp
94.032.000
Biaya kebersihan
Rp
336.010.950
Biaya administrasi
Rp 535.618.658,00
Biaya pemeliharaan gedung
Rp 246.357.297,00
Biaya depresiasi gedung
Rp 317.150.000,00
Biaya depresiasi fasilitas
Rp 63.162.900,00
Sumber: RSUD Yogyakarta
B. Analisis Data
1. Penentuan Harga Pokok Rawat Inap dengan Menggunakan Sistem
ABC
a. Mengidentifikasi Aktivitas-aktivitas
Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan di bagian
personalia dan keuangan, terdapat sembilan aktivitas biaya yang terdapat
pada unit rawat inap. Aktivitas-aktivitas biaya tersebut antara lain:
1) Biaya gaji perawat
2) Biaya depresiasi gedung
3) Biaya depresiasi fasilitas
56
4) Biaya kebersihan
5) Biaya pemeliharaan gedung
6) Biaya konsumsi
7) Biaya listrik dan air
8) Biaya administrasi
9) Biaya laundry
Dari delapan aktivitas biaya di atas, dapat dikelompokkan lagi ke
dalam beberapa pusat aktivitas, yaitu:
1) Aktivitas perawatan pasien
a) Biaya gaji perawat
2) Aktivitas pemeliharaan inventaris
a) Biaya depresiasi gedung
b) Biaya depresiasi fasilitas
c) Biaya kebersihan
3) Aktivitas pemeliharaan pasien
a) Biaya konsumsi
4) Aktivitas pelayanan pasien
a) Biaya listrik dan air
b) Biaya administrasi
c) Biaya laundry
Di bawah ini merupakan penjelasan dari beberapa aktivitas yang
terdapat pada empat pusat aktivitas di atas:
57
58
4) Biaya administrasi
Untuk memperlancar proses administrasi, maka sangat diperlukan
biaya administrasi. Dengan adanya biaya administrasi, proses
penyediaan sarana dan prasarana akan lebih lancar. Biaya administrasi
terdiri dari biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan form yang
berhubungan dengan pasien rawat inap, belanja alat tulis kantor, biaya
listrik ruang administrasi, dan lain-lain. Sehingga biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp 535.618.658,00 termasuk kategori batch
related activity based costing.
5) Biaya listrik dan air
Tenaga listrik dan air sangat diperlukan oleh setiap instansi. Begitu
juga rumah sakit, rumah sakit sangat memerlukan tenaga listrik dan
air untuk melangsungkan aktivitasnya. Ruang tentu saja memerlukan
tenaga listrik untuk menghidupkan AC, kipas angin, lampu, dan air
untuk minum. Biaya listrik dan air setahun sebesar Rp 407.428.669,00
termasuk ke dalam kategori unit level activity cost.
6) Biaya kebersihan
Dalam memelihara kebersihan lingkungan rumah sakit, diperlukan
biaya kebersihan. Dengan adanya lingkungan yang bersih, maka
pasien akan merasa nyaman dan akan mempercepat proses
pnyembuhan. Komponen biaya kebersihan terdiri dari biaya
penyediaan bahan dan alat kebersihan, biaya penyediaan sabun, dan
alat pembersih, serta tenaga kerja kebersihan yang menyewa dari
59
60
Rp
8.464.500
Tahun
Pembelian
2005
Rp
800.000
2007
Rp
800.000
Rp
Rp
2.138.400
7.500.000
8
8
2000
2007
8
8
Rp
Rp
2.138.400
7.500.000
Fasilitas
Harga Satuan
Jumlah
Umur
Ekonomis
8
Biaya
Depresiasi
Rp 8.464.500
Rp
900.000
2006
Rp
900.000
Utma B
Rp
950.000
2006
Rp
1.900.000
Rp
1.983.000
2009
Rp
1.983.000
Kelas 1
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.421.750
8
8
375.000
2.000.000
8
970.000
8
3.500.000
23
50.000
23
150.000
23
256.000
23
1.600.000
37
150.000
37
250.000
37
630.000
52
150.000
52
250.000
52
Total Biaya Depresiasi
2006
2006
2008
2007
2006
2000
2006
2006
2007
2006
2005
2002
2006
1997
4
8
8
4
8
8
8
8
8
8
8
8
8
8
Rp 4.843.500
Rp
375.000
Rp 2.000.000
Rp 1.940.000
Rp 10.062.500
Rp
143.750
Rp
431.250
Rp
736.000
Rp 9.800.000
Rp
918.750
Rp 1.531.250
Rp 4.095.000
Rp
975.000
Rp 1.625.000
Kelas 2
Kelas 3
Total
Rp 32.844.400
Rp 11.373.500
Rp 12.250.000
Rp 6.695.000
Rp 63.162.900
61
62
63
Tabel 10. Pengelompokkan Biaya Rawat Inap dan Cost Driver Rawat
Inap
No.
1
Akivitas
Unit level activity cost
a. Biaya gaji perawat
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b. Biaya listrik dan air
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
c. Biaya konsumsi
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
d. Biaya laundry
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Batch related activity cost
a. Biaya kebersihan
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b. Biaya administrasi
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Facility sustaning activity cost
Biaya pemeliharaan gedung
Kelas VIP
Kelas I
Driver
Cost
Driver
Jumlah
40381
4398
7866
13005
15112
30023
9.186
7.114
6.073
7.650
Rp 77.229.000,00
Rp 12.427.692,48
Rp 10.423.936,32
Rp 26.104.565,76
Rp 28.272.221,00
Rp 407.428.669,00
40381
4398
7866
13005
15112
40381
4398
7866
13005
15112
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
Jumlah pasien
1629
528
376
337
388
13833
945
1374
3062
8452
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas Bangunan
1629
528
376
Rp
94.032.000,00
Rp 336.010.950,00
Rp 536.618.658,00
Rp 246.357.297,00
Rp 78.834.335,04
64
No
Aktivitas
Kelas II
Kelas III
Biaya depresiasi gedung
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya depresiasi fasilitas
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Driver
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Luas bangunan
Jumlah hari rawat inap
Jumlah hari rawat inap
Jumlah hari rawat inap
Jumlah hari rawat inap
Jumlah hari rawat inap
Cost
Driver
337
388
1629
528
376
337
388
40381
4398
7866
13005
15112
Jumlah
Rp
31.714.985,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
63.162.900,00
32.844.400,00
11.373.500,00
9.250.000,00
6.695.000,00
Akivitas
Unit level activity cost
a. Biaya gaji perawat
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b. Biaya listrik dan air
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
c. Biaya konsumsi
Jumlah
Rp 77.229.000,00
Rp 12.427.692,48
Rp 10.423.936,32
Rp 26.104.565,76
Rp 28.272.221,00
Rp 407.428.669,00
Rp 1.035.883.00,00
Cost
Driver
4398
7866
13005
15112
30023
9186
7114
6073
7650
40381
Tarif/Unit
Rp 2.825,76
Rp 1.325,19
Rp 2007,27
Rp 1870,85
Rp 13.570,55
65
No.
Akivitas
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
d. Biaya laundry
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Batch related activity cost
a. Biaya kebersihan
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
b. Biaya administrasi
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Facility sustaning activity cost
Biaya pemeliharaan gedung
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya depresiasi gedung
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Biaya depresiasi fasilitas
Kelas VIP
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Sumber: Data diolah
Jumlah
Rp 255.084.000,00
Rp 353.970.00,00
Rp 455.175.000,00
Rp 226.680.000,00
Rp 94.032.000,00
Rp 336.010.950,00
Rp 536.618.658,00
Rp
246.357.297,00
Rp
31.714.985,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
63.162.900,00
32.844.400,00
11.373.500,00
9.250.000,00
6.695.000,00
Cost
Driver
4398
7866
13005
18763
40381
4398
7866
13005
15112
Tarif/Unit
Rp 58.000,00
Rp 45.000,00
Rp 35.000,00
Rp 15.000,00
Rp 2.328,62
1629
528
376
337
388
13834
776
1290
1558
3965
Rp 206.268,23
1629
528
376
337
388
1629
528
376
337
388
40381
4398
7866
13005
15112
Rp 151.232,23
Rp 38.792,64
Rp 19.468,99
Rp
Rp
Rp
Rp
7.468,03
1.445,91
711,26
443,03
66
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 12. Tarif Jasa Rawat Inap kelas VIP RSUD Kota Yogyakarta tahun
2011
Tarif Cost
Driver
Total
Elemen Biaya
Driver
Biaya gaji perawat
Rp 2.825,76
4398 Rp 12.427.692,48
Biaya listriki dan air
Rp 13.570,55
9186 Rp124.659.072,30
Biaya konsumsi
Rp 58.000,00
4398 Rp255.084.000,00
Biaya laundry
Rp 2.328,62
4398 Rp 10.241.270,76
Biaya kebersihan
Rp 206.268,23
528 Rp108.909.625,44
Biaya administrasi
Rp 38.792,64
945 Rp 36.659.044,80
Biaya pemeliharaan gedung
Rp 151.232,23
528 Rp 79.850.617,44
Biaya depresiasi gedung
Rp 19.468,99
528 Rp 10.279.626,72
Biaya depresiasi fasilitas
a. Kelas VIP
Rp 7.468,03
4398 Rp 32.844.395,94
Total Biaya
Rp670.955.345,88
Lama Hari Pemakaian
4398
Tarif Rawat Inap per kamar
Rp
152.559,20
Sumber: Data diolah
67
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 13. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I RSUD Kota Yogyakarta tahun
2011
Tarif Cost
Driver
Total
Elemen Biaya
Driver
Biaya gaji perawat
Rp 1.325,19
7866 Rp 10.423.944,54
Biaya listriki dan air
Rp 13.570,55
7114 Rp 96.540.892,70
Biaya konsumsi
Rp 45.000,00
7866 Rp 353.970.000,00
Biaya laundry
Rp 2.328,62
7866 Rp 18.316.924,92
Biaya kebersihan
Rp206.268,23
376 Rp 77.556.854,48
Biaya administrasi
Rp 38.792,64
1374 Rp 53.301.087,36
Biaya pemeliharaan gedung
Rp151.232,23
376 Rp 56.863.318,48
Biaya depresiasi gedung
Rp 19.468,99
376 Rp 7.320.340,24
Biaya depresiasi fasilitas
a. Kelas I
Rp 1.445,91
7866 Rp 11.373.528,06
Total Biaya
Rp 685.666.890,78
Lama Hari Pemakaian
Rp
7.866,00
Tarif Rawat Inap per kamar
Rp
87.168,43
Sumber: Data diolah
Tabel 14. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas II RSUD Kota Yogyakarta tahun
2011
Tarif Cost
Driver
Total
No
Elemen Biaya
Driver
1 Biaya gaji perawat
Rp 1.870,85 13005
Rp 24.330.404,25
2 Biaya listriki dan air
Rp 13.570,55
6073
Rp 82.413.950,15
3 Biaya konsumsi
Rp 35.000,00 13005
Rp455.175.000,00
4 Biaya laundry
Rp 2.328,62 13005
Rp 30.283.703,10
5 Biaya kebersihan
Rp206.268,23
337
Rp 69.512.393,51
6 Biaya administrasi
Rp 38.792,64
3062
Rp118.783.063,68
7 Biaya pemeliharaan gedung
Rp151.232,23
337
Rp 50.965.261,51
8 Biaya depresiasi gedung
Rp 19.468,99
337
Rp 6.561.049,63
9 Biaya depresiasi fasilitas
a. Kelas II
Rp 711,26 13005
Rp 9.249.936,30
Total Biaya
Rp 847.274.762,13
Lama Hari Pemakaian
13005
Tarif Rawat Inap per kamar
Rp
65.149,92
Sumber: Data diolah
68
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 15. Tarif Jasa Rawat Inap Kelas III RSUD Kota Yogyakarta tahun
2011
Tarif Cost
Driver
Total
Elemen Biaya
Driver
Biaya gaji perawat
Rp 2.007,27 15112
Rp 30.333.864,24
Biaya listriki dan air
Rp 13.570,55
7650
Rp 103.814.707,50
Biaya konsumsi
Rp 15.000,00 15112
Rp 226.680.000,00
Biaya laundry
Rp 2.328,62 15112
Rp 35.190.105,44
Biaya kebersihan
Rp206.268,23
388
Rp 80.032.073,24
Biaya administrasi
Rp 38.792,64
8452
Rp 327.875.393,28
Biaya pemeliharaan gedung
Rp151.232,23
388
Rp 58.678.105,24
Biaya depresiasi gedung
Rp 19.468,99
388
Rp
7.553.968,12
Biaya depresiasi fasilitas
a. Kelas III
Rp 443,03 15112
Rp
6.695.069,36
Total Biaya
Rp 876.853.286,42
Lama Hari Pemakaian
15112
Tarif Rawat Inap per kamar
Rp
58.023,64
Sumber: Data diolah
69
70
71
yang lebih kecil dari tarif rumah sakit karena harus mempertimbangkan
kelayakan tarif untuk tahun selanjutnya dan sistem subsidi silang. Subsidi
silang yang dimaksud adalah menarik biaya yang lebih rendah dari biaya
satuan atau bahkan gratis terhadap kalangan tidak mampu yang ada di kelas
II dan kelas III, menarik biaya yang lebih tinggi dari biaya satuan untuk
kalangan mampu di kelas I dan kelas VIP serta pemakaian alat yang tinggi
frekuensinya mensubsidi penggunaan alat yang jarang digunakan.
Dari biaya-biaya tersebut ada beberapa biaya yang sesungguhnya
tidak dimasukkan dalam penghitungan tarif rawat inap karena berasal dari
subsidi pemerintah yaitu biaya untuk gaji PNS dan honorarium sebagian
PTT RSUD tidak dimasukkan dalam perhitungan tarif karena termasuk
dalam anggaran APBD dan biaya depresiasi gedung dan depresiasi fasilitas
RSUD tidak dimasukkan juga dalam perhitungan tarif karena pada tahun
2011 pihak rumah sakit belum menghitung biaya depresiasi fasilitas dan
depresiasi gedung yang akan dimasukkan dalam anggaran biaya atau
pengeluaran berikutnya. Dari perhitungan metode ABC, biaya rawat inap
per hari setelah dikurangi subsidi untuk kelas VIP sebesar Rp 139.928,07,
kelas I Rp 83.466,70, kelas II Rp 62.063,31, dan kelas III Rp 55.073,48.
Penjelasan tersebut ada pada tabel 18 dan 19.
72
Tabel 17 Hasil Perhitungan Tarif Rawat Inap Tahun 2011 Tanpa Pemberian
Subsidi dari Pemerintah.
Lama Hari
Pendapatan
Rumah Sakit
Kelas VIP
4398
Rp180.000
Rp152.559,20
Rp 791.640.000,00
Rp 670.955.361,60
Kelas I
7866
Rp105.000
Rp 87.168,43
Rp 825.930.000,00
Rp 685.666.870,38
Kelas II
13005
Rp 55.000
Rp 65.149,92
Rp 715.275.000,00
Rp 847.274.709,60
Kelas III
15112
Rp 40.000
Rp 58.023,64
Rp 604.480.000,00
Rp 876.853.247,68
Rp2.937.325.000,00
Rp3.080.750.189,26
Rp109.887.541,00
Rp253.312.730,26
ABC System
Pengeluaran
Biaya Gaji
Biaya Listrik dan air
Rp
Rp
77.229.000,00
407.428.669,00
Biaya Konsumsi
Rp
1.035.883.000,00
Biaya Laundry
Rp
94.032.000,00
Biaya kebersihan
Rp
336.010.950,00
Biaya administrasi
Rp
535.618.658,00
Rp
246.357.297,00
Rp
31.714.985,00
Rp
63.162.900,00
Rp
2.827.437.459,00
Total Pengeluaran
Sisa Pendapatan
Kelas VIP
Rp 28.344,49
Rp 58.000,00
Rp 2.238,62
Rp 24.763,44
Rp 8.335,39
Rp 18.156,12
Rp139.928,07
Tipe Kamar
Kelas I
Kelas II
Rp12.273,19,00
Rp 45.000,00
Rp 2.328,62
Rp 9.859,76
Rp 6.776,14
Rp 7.229,00
Rp 83.446,70
Rp 6.337,10
Rp35.000,00
Rp 2.328,62
Rp 5.345,05
Rp 9.133,65
Rp 3.918,90
Rp62.063,31
Kelas III
Rp 6.869,69
Rp 15.000,00
Rp 2.328,62
Rp 5.295,62
Rp 21.696,36
Rp 3.882,88
Rp 55.073,48
73
ABC System
Kelas VIP
4398
Rp180.000
Rp139.928,07
Rp791.640.000,00
Rp 615.403.651,86
Kelas I
7866
Rp105.000
Rp 83.466,70
Rp825.930.000,00
Rp 656.549.062,20
Kelas II
13005
Rp 55.000
Rp 62.063,31
Rp715.275.000,00
Rp 807. 133.346,55
Kelas III
15112
Rp 40.000
Rp 55.073,48
Rp604.480.000,00
Rp 832.270.429,76
Rp2.937.325.000,00
Rp2.911.356.490,37
Rp281.994.426,00
Rp 256.025.916,37
Pengeluaran
Biaya Listrik dan air
Rp 407.428.669,00
Biaya Konsumsi
Rp 1.035.883.000,00
Biaya Laundry
Rp
Biaya kebersihan
Rp 336.010.950,00
Biaya administrasi
Rp 535.618.658,00
Rp 246.357.297,00
Total Pengeluaran
94.032.000,00
Rp 2.655.330.574,00
Sisa Pendapatan
C. Pembahasan
1. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Teori
Berdasarkan hasil penelitian bahwa RSUD Kota Yogyakarta selama
ini dalam menentukan tarif jasa rawat inap menggunakan metode unit cost.
tarif per kelas yang berdasarkan unit cost, yaitu untuk VIP sebesar Rp
180.000, kelas I sebesar Rp 105.000, kelas II sebesar Rp 55.000, dan untuk
kelas III sebesar Rp 40.000. Di dalam menentukan tarif tersebut rumah sakit
mempunyai pertimbangan survey harga pasar (tarif pesaing) dan keadaan
sosial masyarakat. Dalam arti, rumah sakit harus memperhitungkan
kemampuan ekonomi masyarakat umum. Perhitungan di dalam menentukan
tarif jasa rawat inap dilakukan dengan cara menjumlahkan biaya tetap dan
74
biaya variabel dibagi denga jumlah hari rawat inap. Dalam menentukan tarif
pihak RSUD Kota Yogyakarta mengkategorikan biaya-biaya menjadi dua
macam, yaitu:
a. Biaya tetap
Biaya-biaya yang termasuk ke dalam kategori biaya tetap disini adalah
biaya administrasi, biaya depresiasi gedung, dan depresiasi fasilitas
b. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya operasional unit rawat inap yang diperlukan
untuk pelaksanaan kegiatan produksi yang bersifat habis pakai atau
waktu relatif singkat. Biaya yang termasuk biaya variabel adalah biaya
perawat, biaya konsumsi, biaya listrik dan air, biaya laundry, dan biaya
kebersihan.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan
menggunakan metode ABC diperoleh hasil untuk kelas VIP sebesar Rp
152.559,20, kelas I sebesar Rp 87.168,43, kelas II sebesar Rp 65.149,92,
dan kelas III sebesar Rp 58.023,64. Sehingga perbandingan tarif jasa rawat
inap dengan menggunakan metode unit cost dan metode ABC dapat
diketahui bahwa dengan menggunakan metode activity based costing
memberikan hasil yang lebih murah untuk kelas VIP dan kelas I
dibandingkan dengan metode unit cost, sedangkan untuk kelas II dan kelas
III memberikan hasil yang lebih mahal dibandingkan dengan metode unit
cost, karena rumah sakit pemerintah harus memberlakukan sistem subsidi
silang dalam penentuan tarifnya.
75
produk/jasa.
Sesuai
dengan
hasil
penelitian
bahwa
perhitungan tarif jasa rawat inap dengan activity based costing system pada
RSUD Kota Yogyakarta telah mengalokasikan biaya-biaya berdasarkan
aktivitas yang ada di unit rawat inap. Masing-masing aktivitas mempunyai
cost driver yang menjadi pemicu dari setiap biaya yang timbul.
Manfaat yang diperoleh dari perhitungan tarif jasa rawat inap dengan
activity based costing system pada RSUD Kota Yogyakarta adalah
menyajikan biaya jasa rawat inap yang lebih akurat sehingga dapat
menetapkan harga pokok rawat inap yang lebih baik. Selain itu, biaya-biaya
yang ada di unit rawat inap juga lebih terperinci dalam perhitungan tarifnya.
Hal ini dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang
lebih baik untuk penentuan tarif jasa rawat inap. Manfaat tersebut mengacu
pada pendapat Garisson, dkk (2006:440) yaitu metode perhitungan biaya
yang dirancang untuk menyediakan informasi biaya bagi manajer untuk
keputusan
strategis
dan
keputusan
lainnya
yang
mungkin
akan
76
informasi cost produk atau jasa secara akurat sehingga informasi tersebut
dapat digunakan sebagai dasar yang dapat diandalkan dalam penetapan
kebijakan harga jual produk/jasa.
2. Perbandingan Hasil Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
Jika dibandingkan antara hasil penelitian saat ini dengan penelitian
terdahulu,
terdapat
persamaan
dan
perbedaan
antara
keduanya.
biaya
apa
saja
yang
diperhitungkan
dalam
77
metode ABC untuk menentukan tarif jasa rawat inap diperoleh dari biayabiaya yang dikeluarkan selama tahun 2011, dimana peniliti kemudian
mengelompokkan biaya-biaya tersebut yang termasuk ke dalam empat
kategori yaitu unit level activity cost, batch related activity cost, product
sustaining activity cost, dan facility sustaining activity cost. Biaya yang
termasuk ke dalam kategori unit level activity costi adalah biaya gaji
perawat, biaya listrik dan air, biaya konsumsi, dan biaya laundry. Biaya
yang termasuk kategori batch related activity cost adalah biaya kebersihan
dan biaya administrasi. Biaya yang termasuk ke dalam kategori , product
sustaining activity cost dalam penelitian ini tidak ditemukan karena karna
aktivitas berdasarkan product sustaining activity cost berhubungan dengan
penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk
mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya yang termasuk
kategori facility sustaining activity cost adalah biaya pemeliharaan gedung,
depresiasi gedung, dan depresiasi fasilitas.
2. Bagaimana perhitungan biaya yang digunakan oleh RSUD Kota Yogyakarta
untuk menentukan tarif jasa rawat inap tahun 2011?
Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan bagian keuangan
RSUD Kota Yogyakarta bahwa RSUD Kota Yogyakarta dalam menentukan
tarifnya menggunakan unit cost. Perhitungan unit cost dilakukan secara
terpisah untuk setiap jenis kelas rawat inap. Cara perhitungannya yaitu
dengan menjumlahkan biaya tetap dan biaya variabel sehingga dihasilkan
biaya total. Kemudian biaya total dibagi dengan jumlah hari rawat inap.
78
79
17.993,81 atau 45,06%. Sedangkan untuk kelas VIP dan kelas I metode
ABC memberikan hasil yang lebih murah, dengan selisih untuk kelas VIP
sebesar Rp 27.440,80 atau 15,24%, dan untuk kelas I sebesar Rp17.831,57.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis penelitian yang telah
dilakukan terhadap tarif jasa rawat inap pada RSUD Kota Yogyakarta, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. RSUD Kota Yogyakarta dalam menentukan tarif jasa rawat inap
menggunakan metode unit cost. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
rumah sakit dalam menggunakan metode unit cost adalah tarif pesaing dan
keadaan sosial masyarakat, dimana rumah sakit harus memperhitngkan
kemampuan ekonomi masyarakat umum, serta karena metode tersebut
sebagai dasar perhitungan dalam menentukan tarif jasa rawat inap di SRUD
Kota Yogyakarta selama ini dan lebih mudah dalam melakukan
perhitungannya. Tarif/biaya rawat inap yang telah digunakan selama tahun
2011 adalah untuk VIP sebesar Rp 180.000, kelas I sebesar Rp 105.000,
kelas II sebesar Rp 55.000, dan untuk kelas III sebesar Rp 40.000.
2. Perhitungan tarif jasa rawat inap menggunakan metode activity based
costing memberikan hasil yang sesuai dengan aktivitas aktivitas yang
dibebankan. Untuk tarif jasa rawat inap yang dihitung dengan
menggunakan metode ABC adalah sebagai berikut: metode activity based
costing diketahui bahwa tarif jasa rawat inap untuk VIP sebesar Rp
152.559,20, kelas I sebesar Rp 87.168,43, kelas II sebesar Rp 65.149,92,
dan kelas III sebesar Rp 58.023,64.
80
81
Dari hasil perhitungan tarif jasa rawat inap dengan menggunakan metode
activity based costing apabila dibandingkan dengan tarif rawat inap yang
berlaku di RSUD Kota Yogyakarta saat ini, maka metode ABC memberikan
hasil yang lebih mahal pada kelas II dan kelas III. . Dengan selisih untuk
kelas II sebesar Rp 10.149,92 atau 18,45%, dan kelas III sebesar Rp
17.993,81 atau 45,06%. Sedangkan untuk kelas VIP dan kelas I metode
ABC memberikan hasil yang lebih murah, dengan selisih untuk kelas VIP
sebesar Rp 27.440,80 atau 15,24%, dan untuk kelas I sebesar Rp17.831,57.,
atau 16,98%. Perbedaan yang terjadi antara tarif jasa rawat inap yang
berlaku di rumah sakit ini dan metode ABC, disebabkan karena pembebanan
biaya overhead pada masing-masing produk dan pemberian subsidi dari
pemerintah. Pada metode akuntansi biaya tradisional/unit cost biaya
overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost
driver. Akibatnya cenderung terjadi distorsi pada pembebanan biaya
overhead. Sedangkan pada metode ABC, biaya overhead pada masingmasing produk dibebankan pada banyaknya cost driver. Sehingga dalam
metode ABC, telah mampu mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar
secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka terdapat
saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan. Saran tersebut antara lain:
82
DAFTAR PUSTAKA
Agung
Raharja.
2013.
Activity-Based
Costing
(ABC).
(http://dueeg.blogspot.com/2010/11/activity-based-costing-abc.html,
diakses tanggal 8 Januari 2013).
83
84