Basic Stimulasi Elektris Pada Nyeri Akut Dan Kronis

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 90

BASIC STIMULASI

ELEKTRIS PADA
NYERI AKUT DAN
KRONIS

Oleh :
Heru Purbo Kuntono
I. BASIC STIMULASI ELEKTRIS

A. Syarat yang harus dipenuhi untuk Stimulasi Elektris


Heru Purbo
Heru
Purbo
Heru Purbo
B. Physiologis dari Stimulasi Saraf
C. Potensial Aksi dan Akomodasi Stimulasi

Heru Purbo
Heru Purbo
Heru Purbo
Heru Purbo
D. Fungsi stimulasi elektris
1. Elektrodiagnosis terhadap :
a. Fungsi motorik (sistem eferensi)
- Strength Duration Curve (SDC)
- Nerve Conduction Test (NCT)
b. Fungsi sensosik (sistem aferensi)
- Diteksi trigerpoint ( allodynia,
hiperalgesi, hiperastesi)
2. Penatalaksanaan stimulasi elektris (
pemilihan arus listrik selektif )
3. Evaluasi

Heru Purbo
SDC pulsa rectanguler

Heru Purbo
Elektrodiagnostik dengan curva hubungan
durasi pulsa dan intensitas (SDC)
SDC pada progresif paralisis saraf tepi
SDC
1). Rheobase
2) Temps utile
3). Chronaxie
4). Optimal duration
5). Ambang akomodasi (AA)
6). Accomodation Qoutient (AQ)
AQ = AA/R
normal AQ : 2 6
AQ < 2 : degenerasi saraf
> 6 : gangg. neurovegetatif disbalance

Heru Purbo
Objek stimulasi elektris

a. Saraf motorik/otot
- motor point
- origo-insertio
- group - nerve conduction
- nerve trunk

Heru Purbo
Lanjutan ..

b. Saraf sensorik
- Lokal/regional
- Segmental
- Somatis
- Simpatis
- Trigger point

Heru Purbo
E. MODALITAS ELEKTROTERAPI YANG DIGUNAKAN
PADA PROBLEM NYERI MUSKULOSKELETAL ADALAH
:

1. TENS

2. Arus TABART (2-5)

3. Arus Dyadinamis

4. Arus Interferensi

Heru Purbo
1. TENS

Merupakan suatu modifikasi arus yang digunakan sebagai


stimulasi elektris terutama yang ditujukan untuk
mempengaruhi kualitas sensibilitas pada kondisi nyeri.
TENS dapat diartikan sebagai semua jenis stimulasi elektris
yang digunakan untuk merangsang serabut saraf atau ada
suatu modalitas yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
merupakan alat khusus yang digunakan untuk kontrol nyeri
Heru Purbo
2. ARUS TABART
Arus TABART
Merupakan Modifikasi bentuk gelombang IDC dengan
pulsa rectangular, 2 ms amplitudo arus 5 ms interval
pulsa
2 ms

5 ms
Bentuk gelombang Monophasic Rectangular (Jenis arus
progresif untuk stimulasi modulasi nyeri tingkat Supraspinal)
Catatan :
Stimulasi modulasi tingkat supraspinal untuk
mempengaruhi respon simpatic perifer dengan syarat : Arus
progresif, Intensitas fortis (kuat), Aplikasi segmental
simpatis atau trigger point Heru Purbo
Merupakan arus listrik
3. ARUS DYADINAMIS
bolak balik, Frekwensi
rendah yang dirubah
menjadi arus listrik
searah.
Tujuan untuk :
1. Modifikasi durasi pulsa
2. Modifikasi frekwensi
pulsa dan
3. Modifikasi Amplitudo
(intensitas)

Catatan :
Jenis gelombang MF,
DF, LP, CP, CPid
Heru Purbo
4. ARUS INTERFERENSI
Misal frekwensi arus I = 4000Hz Frekwensi arus II =
4150Hz, maka akan menghasilakan frekwensi amplitudo
modulasi = Delta F = 150Hz
Frekwensi F Baru

= F1 + F2
2

4000 + 4150
=
2
= 4075Hz
Arus interferensi merupakan penggabungan dua arus
frekwensi menengah yang dengan sumber arus yang
berbeda frekwensinya sehingga didapat titik titik
superposisi yang akan membentuk frekwensi amplitudo
modulasi. Heru Purbo
STIMULASI ELEKTRIS PADA SISTEM SENSORIC
(AFFERENSI)
Dapat diberikan dengan arus frekwensi rendah :
a. Modifikasi arus searah menimbulkan reaksi
elektrokimiawi dan membebani tahanan kulit
b. Modifikasi arus bolak balik tidak menimbulkan
reaksi elektrokimiawi
Dapat diberikan dengan arus frekwensi menengah
(interferensi)
1. Tidak membebani tahanan kulit
2. Tidak menimbulkan reaksi kimiawi
3. Penetrasi lebih dalam tetapi untuk kondisi yang
sudah kronis dengan gangguan simpatetic kurang
Heru Purbo efektif digunakan
TRANSCUTANIUS Heru Purbo

Semua stimulasi elektris dihantarkan melalui mukusa


kulit untuk mempengaruhi reseptor somatis maupun
simpatis.
F. Penatalaksanaan Stimulasi Elektris
pada Nyeri Akut dan Kronis

Mempertimbangkan :
I. Topis Lesi (Spesifikasi
jaringan)
II. Aktualitas (Patologi)
III. Pemilihan Modalitas (Dosis)

Heru Purbo
I. Topis Lesi Sist Neuromuskuloskeletal
Terdiri dari :
- Saraf - Otot
- Tendon - Jaringan Pengikat
- Tulang - Ligament
Bentuk cedera :
1. Sprain, Strain 4. Bursitis
2. Tendinitis 5. Myositis
3. Tenospinalis 6. Arthritis

Heru Purbo
II. Patologi
Aktualitas :
1. Tinggi
2. Rendah
3. Berlanjut RSDS (Reflex Symphatetic Dysthropy
Syndrom)
Secara umum cedera muskuloskeletal timbul
gejala berupa :
@ Nyeri
@ Gangguan stabilitas sendi
@ Bengkak (oedem)
@ Reaksi arthrokinetik
@ Kerusakan struktur jaringan lunak, kontraktil
dan non kontraktil
Heru Purbo
JALUR NYERI
PERSEPSI Heru Purbo
3
NYERI

4
MODULASI
2
TRANSMISI

TRANSDUKSI
1,2,3 dan 4 dapatkah diinterfensi Fisioterapi ?? 1
Mekanisme Fisiologi Pada Nyeri Sistem Muskulo Skeletal
Secara Klinis

Akibat nyeri yang lama (kronis) otot spasme (fibrosis) dan


sendi retreksi (Joint Stiffness) reaksi artrokinetik lamban
Mekanisme Proteksi Nyeri Spasme Otot
C Descending influences
Spinothalamic Joint receptor (nociceptor)
tract
II-IV

B Joint dysfunction
III-IV or pain
I Ia


Nociceptor

-Motoaxon A Muscle pain

-Motoaxon PAIN
Muscle spindle

Heru Purbo
Modifikasi Meliala, 2005
Nyeri Kronis

Nyeri akut 1 bulan Nyeri kronis

Penyakit akut
Penyakit kronis Gejala nyeri kronis

Perlukaan ------------------Sembuh
Masih nyeri ----- Kronis

Lebih dari 6 bulan RSDS (Reflex symphatetic dysthropy


syndrome) atau CRPS (Complex Regional Pain Syndrome )
Heru Purbo
Stadium nyeri pada muskuloskletal sering
golongkan menjadi : Nyeri akut dan kronis
Jenis nyeri yang bersifat nosiseptif atau nyeri
inflamasi Retreksi sendi dan spasme otot
Sumber nyeri dapat berada pada Jaringan otot,
tulang, ligamen dan saraf.
Bentuk patologis : Sprain, Strain, Tendinitis,
Tenosinopitis, Bursitis, Myositis dan Artritis
Akibat lanjut instabilitas sendi dan reaksi
artrokinetik lambat

Heru Purbo
III. Pemilihan Modalitas

A. Pada aktualitas tinggi, problem : nyeri,


spasme dan bengkak (oedem)
Pendekatan modulasi tingkat perifer (receptor) :
Kompres dingin
Taping/pembalutan/immobilisasi
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
dengan intensitas rendah, durasi sedang dan
frekuensi sedang tanpa burst.

Heru Purbo
THERAPEUTIC USES OF ELECTRICAL STIMULATION OF
SENSORY NERVES

ACUTE PAIN CONTROL


1) Intensity- should be high enough to be tolerable
without causing discomfort.
2) Pulses per second- 80-120 pps.
3) Continuous
4) Stimulation should be applied over trigger or
acupuncture points.
5) Treatment should last as long as pain is perceived
and then turned off. Heru Purbo
ACUTE EDEMA CONTROL

1) Intensity high enough to be felt by the

athlete.
2) Pulses per second- 80-120
3) Continuous
4) Elevate part.
5) Polarity- Negative
Heru Purbo
6) Treatment time- 20-30 min. 3x daily.
MUSCLE SPASM

1) Intensity- Strong enough to see a visible

contraction of the affected muscle.


2) Pulses per Second- 100 to 125 pps.
3) Continuous
4) Pad placement should allow for complete
contraction of the affected muscle. A surrounding
technique is usually the most accurate.
5) Treatment Time- 20 minutes or until the spasm is
broken Heru Purbo
BTL Nyeri Akut
program: E-2165 intensity: above threshold
sensitivity
Therapy parameters current: special
interference
type: isoplanar
cc/cv mode: cc
polarity: positive
carrier frequency: 10000 Hz
AMF: 90 Hz
spectrum: 20 Hz
Heru Purbo
BTL Nyeri Akut Lanjutan...

sweep: continuous
rise: 6 s
surge: 0 s
fall: 6 s
pause: 0 s
sweep time: 7 s
contact check: yes

Position of electrodes suction cup electrodes


d=60 mm, the treated joint in the point of
circuit
Heru Purbo
BTL Nyeri Akut Lanjutan...

intersection
Length of application 15 min., step 1min.
Frequency of treatments daily
Number of treatments 6
Intensity above threshold sensitivity
Effect analgesic
Note It is also possible to use plate electrodes.

Heru Purbo
B. Pada kondisi aktualitas rendah, problem :

Nyeri, keterbatasan LGS, stabilitas (-), kekuatan otot


menurun
Pendekatan modulasi nyeri tingkat spinal dan supraspinal :
TENS progressive, heating (IR, MWD, SWD)
Manipulasi yang gentle
Teknik exercise (PNF) untuk membantu
stabilisasi mobilisasi

Heru Purbo
CHRONIC PAIN CONTROL

1) Intensity- High enough to cause a twitch contraction in


the affected area.
2) Pulses per second- 2-5 pps
3) Continuous
4) Treatment should be applied over area of pain as well as
at the site where the affected nerve root enters the spine.
5) Treatment time - 20-40 minutes.
CHRONIC EDEMA CONTROL

1) Intensity should be high enough for a contraction


and low enough to be comfortable.
2) Pulses per second- 10 pps.
3) Continuous
4) On time- N/A
5) Off time- N/A
6) Elevate part.
7) Active Range of motion encouraged of not
contraindicated by injury.
8) Treatment time- 20-30 min. 3x daily.
9) Polarity- Negative
ATROPHY RETARDATION

1) As tolerated.
2) Pulses per second- 30 to 60 pps.
3) Interrupted or surge mode.
4) On time- 6 to 15 seconds.
5) Off time- 2x the on time.
6) The muscle should be given resistance, ie,
gravity, sandbags, manual etc.
7) Treatment time- 15 to 20 minutes.
8) High frequency AC setting.
BTL Nyeri Kronis
ARTHROSIS CHRONICA
program: E-0149 intensity: above threshold
sensitivity for the 100 Hz
component of LP current
Therapy parameters current: diadynamics
type: LP
cc/cv mode: cc
polarity: positive. reversal with
interruption
base: 1 %
basic frequency: 50 Hz / 100 Hz
BTL Nyeri Kronis Lanjutan....

interruption: no
contact check: yes
Position of electrodes plate electrodes of the
size corresponding to the treated joint,
transregional
Length of application 10 min., positive,
reversal with interruption in the middle of
treatment
BTL Nyeri Kronis Lanjutan...

Frequency of treatments first 3 daily, then


every other day
Number of treatments 6
Intensity above threshold sensitivity for the
100 Hz component of LP current
Effect analgesic
Note It is also possible to use suction cup
electrodes
C. Pada aktualitas yang berlanjut, ditandai dg reflex
Symphatetic Dystrophy Syndrome

PAINS

BONE LESI OEDEM

RSDS

FIBROSIS DECREASED MOTION

Pendekatan modulasi nyeri tingkat supra spinal


TENS Segmental symphatis
intensitas fortis
arus listrik progresif

Heru Purbo
BTL pada CRPS

program: E-1832 intensity: above threshold


sensitivity
Therapy parameters current: TENS
type: asymmetric
cc/cv mode: cc
polarity: positive
pulse: 100 us
BTL pada CRPS Lanjutan.....
pulse freq.: 100 Hz
modulation: burst
Number of pulses in burst: 5
burst freq.: 5 Hz
contact check: no
Position of electrodes
1. circuit: plate electrodes 4x6 cmparavertebral
in the C5-Th1 area
2. circuit: plate electrodes 4x6 cm transregional
at the acrum in the point of
BTL pada CRPS Lanjutan...
affection
Length of application 20 min.
Frequency of treatments first 5 daily, then 3x per week
Number of treatments 10 - 20 (long-term application 3 - 5
weeks according to the patient's state)
Intensity above threshold sensitivity
Effect analgesic, hyperaemic
Note Keep the above-threshold-sensitive intensity during
the whole application.
Application at the acrum use only atmild stages of
algodystrophia.
Use 2 channels or channel division (A+B).
Aplikasi Elektroterapi pada nyeri muskuloskeletal
perlu mempertimbangkan 3 aspek dasar :

1. Fisika dasar alat


Karakteristik arus : energi
Sifat arus listrik : LFC, MFC dan HFC
Respon yang diharapkan : efek fisiologis
2. Spesifikasi jaringan
Patologi
Tujuan : pengaruh stimulasi
Efek teraputik
3. Dosis Teknik aplikasi
Lokal, regional
Segmental
Intensitas (i) X waktu (t)
Contoh : Nyeri lutut kronis akibat pasca
operasi
Problematik : Nyeri, Instabilitas sendi dan
gangguan reaksi artrokinetik

Alat : TENS, Diadynamis, Interferensi, US


Spesifikasi jaringan : otot dan tendon (stabilisator lutut)
dpt timbul :
Nyeri
Oedema
Spasme kontraktur
Kontraktilitas menurun
RSDS
LGS menurun
Fibrosis
Heru Purbo
Heru Purbo
RESEPTOR / SENSOR SENDI (Dr. Ben Van Cranenburgh, 1987)

Type :

1. Globulair Statik dan


Dinamik

2. Konus Dinamik (adaptasi


cepat)

3. Fusiform Dinamik akhir


gerak

4. Plexus (Nociceptor) Nyeri


(A delta & Type C atau IIIb
dan IV)
Rawan sendi bersifat avaskularisasi dan uninervasi
Heru Purbo
STRUKTUR KAPSUL SENDI DAN JARINGAN LUNAK

Sumber Nyeri OA
:
1. Tunika Fibrosa
2. Ligamen
3. Periosteum
4. Tendon
Akibat Implamasi
Menimbulkan
5. Kapsul Sendi
Adesive dan
Retriksi.
Serabut otot yang melintasi sendi Kekauan dan
nyeri pola
mendapat inervasi somatis sama dengan sendi
kapsuler
tersebut
Heru Purbo
NYERI PSEUDORADIKULER PADA OA LUTUT

Darah atau regio yang mendapat inervasi yang sesegmen


dengan sendi lutut akan lebih sensitif (sensitivitas perifer
mempengaruhi hipereksitabilitas sel sensoris di DH)
Heru Purbo
SISTEM PERSARAFAN SIMPATIS PERIFER PADA SENDI LUTUT

Th 11 -
12

L4 -
5

1. Melalui interneuron medullaspinalis


2. Melalui propiospinal medullaspinalis
3. Melalui trunkus simpatikus Heru Purbo
Metode aplikasi :

1. Aktualitas tinggi
TENS, Galvanic (iontoforosis dengan
fleximuv) dan interferensi.
Dosis : Intensitas : submitis s/d mitis,
dng t = 30 menit.
Aplikasi : lokal/regional.
Respon yang diharapkan
: Modulasi nyeri tingkat
receptor perifer.

Heru Purbo
Gambar : Aplikasi TENS pada segmental somatis
atau lokal pada regio lutut

Heru Purbo
2. Aktualitas rendah

Alat : TENS, Diadynamis, Interferensi &


US
Aplikasi : Segmental
Dosis : Intensitas normalis s/d fortis
dng t = 15 30 menit (US spesifik)
Respon yang diharapkan :
: Modulasi tingkat spinal dan supra
spinal

Heru Purbo
Gambar aplikasi TENS pada segmental symphatis
otot stabilisator sendi lutut

Arus yang digunakan Dyadinamis, Gelombang pulsa CPid atau CP

Metode aplikasi segmental simpatis dengan penempatan elektode


pada regio Th11-12 ( Katode) dan pada titik nyeri (Pes Anserinus)

Dosis intensitas : normalis fortis dan waktu 10 menit

Heru Purbo
APLIKASI SEGMENTAL SOMATIS DENGAN
ARUS INTERFERENSI

Digunakan pada kondisi OA yang disertai Antrophi Otot Quadrisep


Femuris
Pemilihan arus : Frekwensi 2000 Hz, AMF 100, Sweeping 50. Dengan
pemasangan elektrode pada regio L4-5 dan Otot Quadrisep. Respon
yang diharapkan adanya kontraksi fibrasi dan pengurangan nyeri
FASILITASI KONTRAKSI OTOT QUADRISEP UNTUK
PENGURANGAN NYERI PADA TINGKAT SEGMENTAL SOMATIS
DAN MEMFASILITASI PROFIL SEKTOR SENDI (MEMPERBAIKI
REAKSI ARTROKINETIK)

Heru Purbo
Syarat Stimulasi Elektris pada Stadium
Kronis Aktualitas Rendah :

1. Arus progresif

2. Intensitas level fortis

3. Aplikasi segmental symphatis

== Stimulasi bersifat nociseptif

Heru Purbo
Nyeri Kronis Dengan Stimulasi Muscle Strenghtening

Parameter Stimulasi (suggested


Setting)
Frekwensi :30 pps
Durase Pulsa : 0.3 mS
Amplitudo : 30 35 mA
Ramp Up-Down : 4/2 detik
On Time : 10 15 detik
Off Time : 15 20 detik
Dosis Terapi : 15 30 menit /
lebih

Heru Purbo
Nyeri Kronis akibat cedera ligamentum colateral
lateral lutut
Frekwensi Ultrasound
3 MHz
Era 5 cm2
Intensitas 2 3
watt/cm2
Dosis 5 menit
Frekwensi terapi 3 x 1
per minggu

Catatan : Efek mobilisasi matrik jaringan kolagen


Modulasi nyeri tingkat supraspinal melalui rangsangan
nosiseptif dan endorpin release
Heru Purbo
Nyeri kronis pada cedera Ligamentum colateral
medial
Stimulasi segmental
simpatis dengan arus
diadinamis
Gelombang CPId
Penempatan elektrode :
Anode pada regio
torakolumbal, Katode pada
titik nyeri
Dosis 10 menit 3 x 1
/minggu

Catatan : enkepaline dependent system


Heru Purbo
KESIMPULAN
Manfaat Stimulasi Elektris pada Nyeri Akut dan
Kronis
Membantu proses penyembuhan (healing)
Membantu penguatan otot (strengthening)
Membantu meningkatkan mobilitas sendi (mobilization)
Memanage nyeri (pain management) dan memperbaiki reaksi
artrokinetik sehingga stabilisator sendi baik (joint
stabilization)

Heru Purbo
ELECTRICAL
STIMULATION
PROTOCOL
Alat elektro stimulasi / stimulasi elektris

1. Kualitas Alat : Medical Market atau Health and Beauty Market


2. Frekwensi Arus : Frekwensi rendah atau menengah
3. Amplitudo : High Voltage atau Low Voltage (DC/AC)
4. Durasi Pulsa : lebih dari 100 ms atau kurang dari 100 ms
5. Jenis Pulsa : Triangular, Rectangular, Sinusoidal, BiPasic
Simetris atau Asimetris
6. Modifikasi Durasi Pulsa : Amplitudo modulasi, spectrum, Burst
7. Jenis Alat : TENS, Arus Diadinamis, Arus Tabart, Arus
Interferensi, dan IDC (Interrupted Direct Current), PENS
MUSCULAR RESPONSES TO ELECTRICAL
CURRENT
THERAPEUTIC USES OF ELECTRICALLY INDUCED MUSCLE
CONTRACTION
A variety of therapeutic gains can be made by electrically stimulating
a muscle contraction:
1. Muscle Reeducation
2. Muscle Pump Contractions
3. Retardation of Atrophy
4. Muscle Strengthening
5. Increasing Range of Motion
6. Decreasing Muscle Spasm
7. Chronic Pain Control
8. Acute Pain Control
MUSCLE REEDUCATION

1) Intensity- High enough for contraction and low enough to be


comfortable.
2) Pulses per second- 35-50 pps.
3) Interrupted or surge mode.
4) On time- 1 to 2 sec.
5) Off time- 2 to 4 sec.
6) Patient should help the contraction occur.
7) Treatment time- 15 to twenty minutes.
MUSCLE STRENGTHENING

1) Intensity- should be high enough to make the muscle develop a


contraction equaling 60 % of the torque produced in a maximal
voluntary contraction.
2) Pulses per Second- 50 to 60 pps.
3) Surged or interrupted with 10 msec on/off cycle of 2500 cps. and
gradual current increase.
4) On time- 15 sec.
5) Off time- 50 sec.
6) Apply resistance by immobilizing limb, see #1.
7) Treatment time= 10 reps 3x week.
INCREASING RANGE OF MOTION

1) Intensity- Strong enough to move the extremity through the


anti-gravity range of motion. Intensity should be increased
throughout the treatment.
2) Pulses per Second- 20 to 30 pulses per second.
3) Interrupted or surge mode.
4) On time- 15 to 20 sec.
5) Off time- 15 to 20 sec.
6) Stimulate the antagonist group to the group that has the
contracture.
7) The patient need not work with the stimulator.
8) Treatment time is 90 minutes daily, 3x 30 minutes.
ELECTRODE PLACEMENT

1. Electrodes may be placed on or around the painful area.


2. Electrodes may be placed over specific dermatomes, myotomes,
or sclerotomes that correspond to the painful area.
3. Electrodes may be placed close to the spinal cord segment that
innervates an area that is painful.
4. Peripheral nerves that innervate the painful area may be
stimulated by placing electrodes over sites where the nerve
becomes superficial and can be easily stimulated.
ELECTRODE PLACEMENT

5. Both acupuncture and trigger points have been conveniently


mapped out and illustrated. A reference on acupuncture or trigger
areas should be consulted and the trainer should systematically
attempt to stimulate the points listed as successful for certain
areas and types of pain. If they prove effective, the athlete will
have decreased pain. These can also be identified using an ohm
meter point locator to determine areas of decreased skin
resistance.
ELECTRODE PLACEMENT

6. Combinations of any of the above systems and bilateral electrode


placement can also be effective.
7. Crossing patterns, also referred to as an interferential technique,
involve electrode application so that the electrical signals from
each set of electrodes add together at some point in the body and
the intensity summates. The pulses must arrive at the point to be
stimulated at the same time and with the same wave form and
frequency. The electrodes are usually arranged in a crisscross
pattern around the point to be stimulated
CONTRAINDICATIONS TO ELECTRICAL
STIMULATION

Skin burns are one of the hazards of using any uninterrupted direct
current technique. These burns result form excessive current density
in any area, usually from direct metal contact with skin or from
having the intensity to high for the size of the electrode. Both of
these problems cause a very high density of current in the area of
contact.

Pain should not be felt by the patient while being treated with
electrical stimulation
AWAS !!!

CEDERA KRONIS

Anda mungkin juga menyukai