Elektrofisika 2 - Diadinamik
Elektrofisika 2 - Diadinamik
Elektrofisika 2 - Diadinamik
_____________________ 50 Hz, 1 s
2. Diphase Fixe (DF)
MF, 6 s DF, 6s
4. Courtes Periodes
MF, 1 s DF, 1 s MF, 1 s
____________________________
5. Courtes Periodes isodynamic (CPid)
DF, 1 s, A: 10-15%
MF, 1 s MF, 1 s
____________________________
6. Rythme Syncope (RS)
____________________________
MF, 1 s interval MF, 1 s
Efek dyadinamic current dipengaruhi oleh
ukuran electrode, polaritas, perubahan
polaritas, intensitas, frekuensi & durasi
treatmen.
Pd semua bentuk arus pencapaian yg
terjadi adalah :
- Sensitifitas threshold
- Motor treshold
- Pain threshold
Pemilihan bentuk arus didasarkan pada
akibat yang ditimbulkan oleh efek arus.
MF kontraksi & stimulasi otot, perbaikan &
peningkatan sirkulasi, sensasi getaran kasar
(50 Hz), intensitas ditingkatkan kontraksi
otot, efek galvanis rendah
DF analgetik & spasmolitik kuat pada durasi
pendek, mempengaruhi sistem saraf otonom
(getar halus), normalisasi aktifitas simfatis,
rasa tertusuk-tusuk, intensitas tinggi
kontraksi, efek galvanis tinggi
CP gabungan dari MF & DF. Ketika fase MF
timbul kontraksi.
LP analgetik & spasmolitik kuat pd durasi
panjang, normalisasi saraf simpatis, getaran
perubahan fase MF ke DF halus, kontraksi pd
fase MF.
CPid efek sama dengan CP tetapi lebih kuat.
Efek Fisiologi Arus Diadinamik
a. Terhadap saraf sensorik
- Rasa tusuk-tusuk
- efek skunder, terjadi hyperemi
- merangsang s. sensorik bermyelin tebal &
tipis
b. Terhadap saraf motorik
- dapat menimbulkan kontraksi otot
c. Meningkatkan sirkulasi darah, efek kontraksi otot.
d. Penetrasi stimulasi relatif dangkal dp arus frekuensi
menengah
Efek Terapeutik Arus Diadinamik
a. Terhadap Nyeri
- Mengurangi nyeri terutama jar dangkal
b. Terhadap Kontraksi Otot
- Memperkuat kontraksi otot
- Mendidik fungsi otot baru
- Relaksasi otot
c. Terhadap sirkulasi darah
- Meningkatkan sirkulasi darah
Pengertian nyeri
Stadium nyeri :
- Akut : < 1 bln
- Sub akut : 1-2 bln
- Kronis : > 2-3 bln
Proses terjadinya nyeri
e. Segmental treatment
Katoda di distal (perifer) anoda di
vertebra yang sesegmen.
Metode Aplikasi
Pain point treatment
Anode dengan electrode besar difiksasi
menetap, katode sebagai electrode aktif
(kecil) diletakkan pd pain point yg telah
ditemukan & dipindahkan ke pain point lain.
Teknik ini dpt pula dilakukan untuk mencari
pain point & kemudian dilakukan terapi.
Nerve treatment
Electrode aktif diletakkan pd serabut saraf
perifer, electrode pasif (anode) pd proksimal
dgn syaraf spinalis terkait. Efektif pd saraf
superficial.
Circulatory treatment
Anode pd bagian proksimal & katode pd bagian distal
pembuluh darah superficial & tidak dilakukan
perubahan polaritas.
Segmental treatment
Katode pd bagian segmen terkait mengarah ke
perifer, anode pd columna vertebra segmen terkait &
tidak dilakukan perubahan polaritas.
Transverse treatment
Arus menembus sendi dr kedua sisi dgn ukuran
electrode disesuaikan & dilakukan perubahan
polaritas
Muscular treatment
Diaplikasikan langsung pd otot.
Pengertian trigger point
Titik nyeri berdiameter < 1 cm
Sangat peka/sensitif
Tak terkait khusus dg indikasi terapi medis
Berhub dg tk segmental somatik & simpatik
Gg fungsi jar dpt diterapi mll trigger point
Tak berhub dg struktur anatomis
Keberadaan t.p. sering tdk diketahui
Ketika diterapi, trjd normalisasi keseimbangan
neurovegetative
Kejadian bisa spontan atau telah adanya iritasi.
Indikasi
a. Keluhan nyeri
b. Hipertonik, spasme
c. Kelemahan otot
d. Gangguan vegetatif
Kontraindikasi
a. Lokal inflamasi
b. Trombosis
c. Kehamilan, elektrode di sekitar pinggang dan
perut bawah t.u. trimester I
d. Pace maker
e. Demam
f. Keganasan : tumor, TBC daerah terapi.
Dosis : i x t
i : Intensitas level sensoris :
a. Submitis mau terasa
b. Mitis terasa minimal
c. Normalis jelas terasa
d. Fortis rasa sampai batas toleransi
Wassalam .
Indikasi
Trigeminal neuralgia
Occipital neuralgia
Cervical myalgia
Supraspinatus syndrome
Epicondylitis