Proses Berdirinya Kerajaan Kalingga
Proses Berdirinya Kerajaan Kalingga
Proses Berdirinya Kerajaan Kalingga
PEMBAHASAN
KERAJAAN KALINGGA
I. SEJARAH BERDIRINYA
Kerajaan Kalingga dibangun orang - orang dari sebuah kerajaan di negara bagian
Orrisa di negeri India yang kalah perang dari kekaisaran maurya pimpinan raja
asoka. Keturunan-keturunan kerajaan tersebut lantas pindah menyebar hingga tanah
Jawa. Dalam berita Cina kerajaan ini disebut Holing. Di sana dijelaskan bahwa pada
abad ke 7 di Jawa Tengah bagian utara sudah berdiri satu kerajaan. Rakyat dari
kerajaan tersebut hidupnya makmur dari hasil bercocok tanam serta mempunyai
sumber air asin. Hidup mereka tenteram, karena tidak ada kejahatan dan
kebohongan. Ilmu perbintangan sudah dikenal dan dimanfaatksn dalam bercocok
tanam. Kerajaan ini bersahabat akrab dengan Maharaja Cina. Kerajaan ini didirikan
oleh prabu Kirathasinga.
Awal berdirinya kerajaan Kalingga diperkirakan dimulai pada abad ke-6 sampai
abad ke-7. Nama Kalingga sendiri diambil dari kerajaan India kuno yang bernama
Kaling, membuktikan bahwa ada tautan antara India dan Indonesia. Bukan hanya
lokasi sempurna ibu kota dari kawasan ini saja yang tidak diketahui, tetapi juga
catatan sejarah dari periode ini amatlah langka.
Salah satu wilayah yang dicurigai sebagai ibu kota kerajaan ini ialah Pekalongan
sekaligus Jepara. Jepara dicurigai sebab adanya kabupaten Keling di pantai utara
Jepara, sementara Pekalongan dicurigai karena memiliki masa lalu ketika awal
dibangunnya kerajaan ini ialah sebuah pelabuhan kuno. Beberapa orang juga
mempunyai inspirasi bahwa Pekalongan merupakan perubahan nama dari Pe-kaling-
an.
Pada tahun 674, Kalingga dipimpin Ratu Shima yang terkenal dengan peraturan
kejamnya menindak pencurian, dimana hal tersebut memaksa penduduk Kalingga
menjadi jujur serta selalu memihak pada kebenaran. Menurut cerita-cerita yang
berkembang dalam masyarakat, pada suatu hari seorang raja dari negara yang asing
datang dan meletakkan sebuah kantung berisi emas pada persimpangan jalan di
Kalingga untuk menguji kebenaran dan kejujuran dari orang-orang Kalingga yang
terkenal.
Dalam sejarahnya tercatat bahwa tidak ada yang berani menyentuh kantung emas
yang bukan milik mereka, paling tidak selama tiga tahun sampai akhirnya anak dari
Shima, yakni putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh kantung tersebut
dengan kakinya. Mendengar hal tersebut, Shima segera menjatuhkan hukuman mati
pada anaknya sendiri. Mendengar hukuman tersebut, beberapa orang memohon agar
Ratu Shima hanya memotong kakinya sebab kakinya yang bersalah. Dalam beberapa
cerita, orang-orang yang memohon bahkan meminta Ratu Shima hanya memotong
jari anaknya.
Sesudahnya Dewi Sima wafat pada tahun 617 Caka (720 Masehi), kemudian
kerajaan dibuat dua wilayah kerajaan, di antaranya ialah yang wanita, Dewi Parwati,
di sebelah utara, yang laki-laki, Sang Narayan, di sebelah selatan. Sang
1
Mandiminyak, suami Dewi Parwati, tidak menggantikan di situ, karena ia menjadi
raja di kerajaan Galuh.
2. KARTIKEYASINGA (648-674)
Prabhu Kartikeyasingha telah dua kali mengirimkan dutanya pembesar-pembesar
kerajaan ke kerajaan Cina, pertama pada tahun 570 Caka (674 Masehi), kedua pada
tahun 588 Caka (692 Masehi), yaitu pada permulaan Sang Prabhu memerintah
kerajaan. Beliau wafat di Gunung Mahameru.
Dari perkawinan Sang Prabhu Kartikeyasingha dengan Dewi Sima, berputera 2
orang wanita dan laki-laki, masing-masing ialah yang wanita Dewi Parwati
diperisteri oleh Sang Mandiminyak dari Galuh, yang laki-laki Sang Narayan
namanya.
2
ketegasan dalam memerintah kerajaan holing. Tak heran jika pada masa tersebut
beliau mampu mengantarkan kalingga pada masa keemasannya. Peluasan wilayah
serta kemakmuran rakyat di daerah kekuasaan kalingga menjadi salah satu bukti
kebesaran Ratu Shima. Selian kesejahteraan masyarakat terdapat pula peninggalan-
peninggalan sejarah berupa bangunan candi dan prasasti yang semakin mendukung
pendapat bahwa holing sangat berjaya pada masa kepemimpinan Ratu Shima.
Namun roda tetap berputar, sebagaimana kehidupan manusia pada umumnya Ratu
Shima meninggal sekitar tahun 732 dan digantikan oleh keturunannya. Mulai dari
sini sebenarnya telah nampak runtuhnya kerajaan kalingga secara perlahan.
Di sisi lain kerajaan Sriwijaya di pulau seberang mulai muncul dan kuat baik dalam
hubungannya dengan kerajaan luar maupun militer. Sebagimana isi dari prasasti kota
kapur bahwa maharaja pada saat itu menghendaki penyerangan terhadap bumi jawa.
Dari serangan tersebut diketahui bahwa kerajaan kalingga dapat dikalahkan dan
menjadi taklukan kerajaan sriwijaya
C. KEHIDUPAN EKONOMI
Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat
Kerajaan Kalingga mengembangkan perekonomian perdagangan dan pertanian.
Letaknya yang dekatdengan pesisir utara Jawa Tengah menyebabkan Kalingga
mudah diakses oleh para pedagang dari luar negeri. Kalingga merupakan daerah
penghasil kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading sebagai barang
dagangan. Sementara wilayah pedalaman yang subur, dimanfaatkan penduduk untuk
mengembangkan pertanian. Hasil-hasil pertanian yang diperdagangkan antara lain
beras dan minuman. Penduduk Kalingga dikenal pandai membuat minuman berasal
dari bunga kelapa dan bunga aren. Minuman tesebut memiliki rasa manis dan dapat
memabukkan. Dari hasil perdagangan dan pertanian tersebut, penduduk Kalingga
hidup makmur.
KERAJAAN SRIWIJAYA
I. SEJARAH BERDIRINYA
3
Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan yang pernah besar dan jaya di
Indonesia. Kerajaan ini disebut juga Negara nasional pertama karena pada masa
jayanya, daerah kekuasaannya sangat luas yang meliputi Indonesia bagian barat,
Siam bagian selatan, Semenanjung Malaya, sebagian Filipina, dan Brunei
Darussalam di Pulau Kalimantan. Kerajaan Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad
ke-7 M dan menganut agama Buddha di Sumatera Selatan. Bukti-bukti tentang
kerajaan Sriwijaya yang berkembang sampai sekitar abad ke-14 ini, berasal dari
beberapa prasasti yang ditemukan di wilayah tersebut. Bahkan ada yang ditemukan
di Bangka, Ligor (Malaysia), dan Nalanda (India Selatan). Walaupun letak secara
pasti pusat kerajaan sulit dibuktikan, tetapi kebesaran dan pengaruh kerajaan
Sriwijaya sangat nyata. Hal ini dibuktikan dari berita-berita orang Arab, India, dan
Cina yang kala itu menjalin hubungan dengan kerajaan Sriwijaya.
Nama Sriwijaya sudah terkenal dalam perdagangan internasional. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan adanya berbagai sumber yang menerangkan mengenai
keberadaan Kerajaan Sriwijaya, seperti di bawah ini:
Dari berita Arab: diketahui bahwa pedagang Arab melakukan kegiatan
perdagangan di Kerajaan Sriwijaya, bahkan disekitar Sriwijaya ditemukan
peninggalan bekas perkampungan orang Arab.
Dari berita India: diketahui bahwa Keraaan Sriwijaya pernah menjalin
hubungan dengan Kerajaan India, seperti Nalanda dan Colamandala bahkan
Kerajaan Nalanda mendirikan prasasti yang menerangkan tentang Sriwijaya.
Dari berita Cina: diketahui bahwa para pedagang Cina sering singgah di
Kerajaan Sriwijaya sebelum melanjutkan perjalanan ke India dan Arab.
Berita Cina juga menyebutkan pada abad ke-7 di Sumatra telah ada beberapa
kerajaan, antara lain Kerajaan Tulang Bawang di Sumatra Selatan, Melayu di
Jambi, dan Sriwijaya. Keberadaan Kerajaan Sriwijaya ini dapat diperoleh
informasinya, misalnya, dari cerita pendeta Buddha dari Tiongkok, I-tsing.
Pada tahun 671, Ia berangkat dan Kanton ke India, kemudian singgah terlebih
dahulu di Sriwijaya selama enam bulan untuk belajar tata bahasa Sanskerta.
Pada tahun 685, dia kembali ke Sriwijaya dan menetap selama empat tahun
untuk menerjemahkan berbagai kitab suci Buddha dan bahasa Sanskerta ke
bahasa Tionghoa. Karena dalam kenyataannya, dia tidak dapat menyelesaikan
sendiri pekerjaan itu, maka pada tahun 689, dia pergi ke Kanton untuk
mencari pembantu dan segera kembali lagi ke Sriwijaya. Selanjutnya, baru
pada tahun 695, I-tsing pulang ke Tiongkok.
4
4. DHARMASETU (790 M).
15. SRI DEVA (1028 M). Selama kepemimpinannya, Raja Sri Deva mengirimkan
utusan ke Tiongkok pada 1028 M.
17. SRI MAHARAJA (1156 M). Selama kepemimpinannya, Raja Sri Maharaja
mengirimkan utusan ke Tiongkok pada 1156 M.
5
III. PENYEBAB RUNTUHNYA
Tahun 1025, Rajendra Chola, Raja Chola dari Koromandel, India selatan
menaklukkan Kedah dari Sriwijaya dan menguasainya. Kerajaan Chola meneruskan
penyerangan dan penaklukannya selama 20 tahun berikutnya ke seluruh imperium
Sriwijaya. Meskipun invasi Chola tidak berhasil sepenuhnya, invasi tersebut telah
melemahkan hegemoni Sriwijaya yang berakibat terlepasnya beberapa wilayah
dengan membentuk kerajaan sendiri, seperti Kediri, sebuah kerajaan yang
berbasiskan pada pertanian.
6
ke Aceh yang disebarkan oleh pedagang-pedagang Arab dan India. Di akhir abad ke-
13, Kerajaan Pasai di bagian utara Sumatra berpindah agama Islam.
Maka sejak akhir abad ke-13 M Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan
wilayahnya terbatas pada daerah Palembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan
lemah akhirnya dihancurkan oleh Kerajaan Majapahit pada tahun 1377 M.Pada
tahun 1402, Parameswara, pangeran terakhir Sriwijaya mendirikan Kesultanan
Malaka di Semenanjung Malaysia.
7
ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta dan menyalin kitab kitab suci agama
Buddha. Guru besar yang sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yang mengarang
buku Hastadandasastra.
C. KEHIDUPAN EKONOMI
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Penutup
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan
dalam makalah ini, kami meminta maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Tentunya banyak kekurangan
dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannnya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para
pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca.