Makalah Farmakognosi Tanin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TUGAS FARMAKOGNOSI

TANNIN

OLEH

NAMA : MUHLISA NUGRAH

NIM : G70115030

KELAS : FARMASI E

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FARMASI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam metabolisme sekunder yang terjadi pada tumbuhan akan
menghasilkan beberapa senyawa yang tidak digunakan sebagai cadangan
energi melainkan untuk menunjang kelangsungan hidupnya seperti untuk
pertahanan dari predaptor. Beberapasenyawa seperti alkaloid, triterpen dan
golongan phenol merupakan senyawa-senyawayang dihasilkan dari
metabolisme skunder. Golongan fenol dicirikan oleh adanyacincin aromatik
dengan satu atau dua gugus hidroksil. Kelompok fenol terdiri dari ribuan
senyawa, meliputi flavonoid, fenilpropanoid, asam fenolat, antosianin,
pigmen kuinon, melanin, lignin, dan tanin, yang tersebar luas di berbagai
jenis tumbuhan.
Tanin merupakan salah satu senyawa yang terdapat pada tumbuhan,
tanin juga merupakan subtansi yang tersebar luas dalam tanaman, seperti
daun, buah yang belum matang, batang dan kulit kayu, pada buah yang belum
matang tanin digunakan sebagai energi dalam proses metabolisme dalam
bentuk oksidasi tanin. Serta melindungi dari jamur dan cuaca. Sifat sifat dari
tanin adalah dalam air membentuk larutan kaloid yang bereaksi asam dan
sepat. Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid, tidak dapat
mengkristal, larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen, mengendapkan
protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein dari larutannya.
Tanin memiliki peranan biologis yang kompleks. Hal ini dikarenakan sifat
tanin yang sangat kompleks mulai dai pengendap protein hingga pengkhelat
logam. Maka dari itu efek yang disebabkan tanin tidak dapat diprediksi. Tanin
juga dapat berfungsi sebagai antioksidan biologis.Dalam makalah ini akan
dibahas berbagai hal tentang tanin yaitu definisi dan penggolongannya,
struktur dasar, manfaat tanin, jenis tumbuhan dan simplisia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dan penggolongan tanin ?
2. Bagaimana struktur dasar tanin ?
3. Bagaimana manfaat tanin ?
4. Bagaimana jenis tumbuhan dan simplisia yang mengandung tanin ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi tanin dan penggolongannya
2. Untuk mengetahui struktur dasar tanin
3. Untuk mengetahui manfaat tanin
4. Untuk mengetahui jenis tumbuhan dan simplisia yang mengandung tanin
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa, untuk
menambah wawasan dan sebagai bahan pelajaran untuk dapat
mendeskripsikan senyawa tanin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Penggolongan Tanin
2.1.1 Definisi Tanin
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar,
sehingga sering ditemukan dalam tanaman. Tanin diketahui mempunyai
beberapa khasiat, yaitu sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan
antioksidan. Istilah tanin sendiri berasal dari bahasa Perancis, yaitu
tanning. Pada mulanya senyawa tannin lebih dikenal sebagai
tanning substance dalam proses penyamakan kulit hewan untuk
dibuat sebagai
kerajinan tangan
Pada umumnya tanin di definisikan sebagai merupakan senyawa
polifenol yang memiliki berat molekul (BM) yang cukup tinggi (lebih
dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein.
2.1.2 Penggolongan Tanin
Secara kimia terdapat dua jenis tannin yang tersebar tidak merata
dalam dunia tumbuhan. Tannin-terkondensasi hampir terdapat semesta
di dalam paku-pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam
angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya,
tannin yang terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan
berkeping dua, di Inggris hanya terdapat pada suku yang nisbi sedikit.
Tetapi kedua jenis tannin itu dijumpai bersamaan dalam tumbuhan yang
sama seperti yang terjadi pada kulit dan daun.
1. Tanin Terhidrolisis
Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang
dapat membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis
dengan menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Gallotanin
merupakan salah satu contoh tanin terhidrolisis, di mana gallotanin
ini merupakan senyawa berupa gabungan dari karbohidrat dan asam
galat. Selain itu, contoh lainnya adalah ellagitanin (tersusun dari
asam heksahidroksidifenil).
Secara singkat, apabila tanin mengalami hidrolisis, akan
terbentuk fenol polihidroksi yang sederhana, misalnya piragalol,
yang merupakan hasil dari terurainya asam gallat dan katekol yang
merupakan hasil dari hidrolisis asam protokatekuat. Tanin
terhidrolisiskan biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis,
berwarna cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas)
membentuk larutan koloid bukan larutan sebenarnya. Makin murni
tanin, makin kurang kelarutannya dalam air dan makin mudah
diperoleh dalam bentuk kristal.
Terdiri dari molekul gula pusat yang terikat pada molekul-
molekul asam galat (galitanin) atau asam heksahidroksidifenil
(elagitanin) .
Merupakan glikosida sehingga mudah terhidrolisis asam
fenolat (asam/enzim) + gula.
Berat molekul galitanin1000-1500,sedangkan Berat molekul
Ellaggitanin 1000-3000.
Tanin terhidrolisis adalah turunan dari asam galat

Salah satu contoh jenis tanin ini adalah galotanin yang


merupakan senyawa gabungan karbohidrat dan asam galat
seperti yang terlihat pada gambar

Selain membentuk galotanin, dua asam galat akan membentuk


tanin terhidrolisis yang disebut elagitanin. Elagitanin
sederhana disebut juga ester asam hexahydroxydiphenic
(HHDP) (Senyawa ini dapat terpecah menjadi asam galat jika
dilarutkan dalam air yang dapat dilihat pada Gambar

2. Tanin terkondensasi
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat
terkondensasi meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan
terdiri dari polimer flavonoid yang merupakan senyawa fenol. Oleh
karena adanya gugus fenol, maka tannin akan dapat berkondensasi
dengan formaldehida. Tanin terkondensasi sangat reaktif terhadap
formaldehida dan mampu membentuk produk kondensasi Tanin
terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat
pada seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan
berkayu. Tanin terkondensasi telah banyak ditemukan dalam
tumbuhan paku-pakuan. Nama lain dari tanin ini adalah
Proanthocyanidin. Proanthocyanidin merupakan polimer dari
flavonoid yang dihubungan dengan melalui C8 dengan C4. Salah satu
contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini merupakan
trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Senyawa ini jika dikondensasi maka akan menghasilkan flavonoid
jenis flavan dengan bantuan nukleofil berupa floroglusinol. Tanin
terkondensasi banyak terdapat dalam paku-pakuan, gymnospermae,
dan tersebar luas dalam angiospermae, terutama pada jenis tumbuhan
berkayu.

2.2 Struktur Dasar Tanin

Struktur umum tanin

2.3 Manfaat Tanin


Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak manfaat dan
kegunaan. Manfaat dan kegunaan tanin adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian
tertentu pada tanaman, misalnya buah yang belum matang, pada saat
matang taninya hilang.
2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi.
3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman.
4. Efek terapinya sebagai adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada
gastrointestinal dan pada kulit.
5. Efek terapi yang lain sebagai anti septic pada jaringan luka, misalnya luka
bakar, dengan cara mengendapkan protein.
6. Sebagai pengawet dan penyamak kulit.
7. Reagensia di Laboratorium untuk deteksi gelatin, protein dan alkaloid.
8. Sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam
tamak yang tidak larut.
2.4 Jenis tumbuhan dan simplisia yang mengandung tanin
Klasifikasi Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava L)
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Familia : Myrtaceae
Genus : Psidium
Species : Psidium guajava L
Jambu biji (Psidium guajava L) tersebar meluas hingga Asia Tenggara
termasuk Indonesia, Asia Selatan, India dan Srilanka. Jambu biji
termasuk tanaman perdu yang memiliki banyak cabang dan ranting serta
batang pohonnya keras. Permukaan kulit luarnya berwarna coklat dan
licin. Bila kulit kayu jambu biji dikelupas akan terlihat permukaan batang
kayunya basah. Bentuk daunnya bercorak bulat telur dengan ukuran agak
besar dan bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari ketiak
daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai
ketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun
jambu biji sudah mulai berbuah dan bijinya banyak terdapat pada daging
buahnya. Daun jambu biji (Psidium guajava L) merupakan daun tunggal
bertangkai pendek dengan letak berhadapan dan panjang tangkai daun
0,5-1 cm. Helaian daun bulat memanjang agak jorong, ujung tumpul,
pangkal membulat, tepi rata agak menekuk ke atas, pertulangan menyirip
dengan panjang 6-14 cm dan lebar 3- 6 cm berwarna hijau. Ibu tulang
daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang
menyirip.
Manfaat senyawa tannin pada tanaman jambu biji
Senyawa tannin bersifat sebagai astringent, yaitu melapisi mukosa usus,
khususnya usus besar dan menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam
samak. Serta sebagai penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein.
Oleh Karena itu senyawa tannin dapat membantu menghentikan diare.
Kandungan Dari Tanaman Jambu Biji Pada Tanin
Senyawa aktif pada daun jambu biji yang berfungsi sebagai anti diare
adalah tannin. Ekstrak daun jambu biji dapat digunakan untuk membasmi
bakteri/mikroba penyebab diare (Salmonella typhii, E. coli, Shigella
dysentriae). Komposisi kimia di dalam daun jambu biji adalah tannin 9 -
12%, minyak atsiri, minyak lemak dan asam malat, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajavarin dan vitamin.
Mekanisme Penyembuhan Diare Oleh Tanin
Jambu biji atau jambu batu (Psidium guajava L.) termasuk tanaman
yang mudah didapat. Selain buahnya sebagai sumber vitamin C, hampir
semua bagian tanaman ini, terutama daun dan buah muda, dapat
mengobati mencret lantaran sifat mengelat yang dimilikinya. Zat aktif
dalam daun jambu yang dapat mengobati diare adalah tanin. Dalam
penelitian terhadap daun kering jambu biji yang digiling halus diketahui,
kandungan taninnya sampai 17,4%. Makin halus serbuk daunnya, makin
tinggi kandungan taninnya. Senyawa itu bekerja sebagai astringent, yaitu
melapisi mukosa usus, khususnya usus besar. Tanin juga menjadi
penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein. Untuk memanfaatkan
jambu biji sebagai obat diare dapat dilakukan dengan merebus 15 30 g
daun kering jambu biji dalam air sebanyak 150 300 ml. Perebusan
dilakukan selama 15 menit setelah air mendidih. Hasil rebusan disaring
dan siap untuk diminum sebagai obat diare. Bila ingin memanfaatkannya
dalam bentuk segar, diperlukan 12 lembar daun segar, dicuci bersih,
ditumbuk halus, ditambah cangkir air masak dan garam secukupnya.
Hasil tumbukan diperas, disaring, lalu diminum. Supaya terasa enak, ke
dalamnya bisa ditambahkan madu.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan :
Tannin merupakan senyawa kimia yang kompleks terdiri dari senyawa
polifenol yang tersebar luas pada daun dan buah yang belum masak. Senyawa
tanin terbagi atas dua yaitu tannin terhidrolisis dan tanin terkondesasi. Salah
satu tanaman yang mengandung senyawa tannin ialah daun jambu biji yang
bersifat astringent yang bermanfaat untuk membantu pengobatan diare.
3.2 Saran
Saran dan kritik dari semua pihak sangat diperlukan agar dapat membantu
berkembangnya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Harborne, J.B.( 1996) .Metode Fitokimia.Edisi ke-2.Bandung: Penerbit ITB.
Jonler , C.( 2014, April 25 ). Contoh Makalah Fitokimia (Tanin) [ Audio blog
post ] Retrieved Oktober 29. 2016.
Niken , P .( 2011, Desember 28 ).Tanin [ Audio blog post ] Retrieved Oktober
28. 2016.
Poedjiadi. (1994). Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Said , N.( 2013, Mei 20 ). Tanin [ Audio blog post ] Retrieved Oktober 28.
2016.
\

Anda mungkin juga menyukai