Budidaya Ikan Patin
Budidaya Ikan Patin
Budidaya Ikan Patin
JUDUL PROGRAM
BUDIDAYA IKAN LELE BERBASIS BIOFLOKSTRATEGI
MENINGKATKAN KEUNTUNGAN PENJUALAN DI DESA KEMIRI
BIDANG KEGIATAN
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
AFRIDA SAKTI NGARVIYANTO7101413005/2013
LUKMAN HANIF 7101413005/2013
OGGI SUSANTI WULANDARI 6101413056/2013
1
PENGESAHAN PKM-PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan : BUDIDAYA IKAN LELE BERBASIS
BIOFLOKSTRATEGI MENINGKATKAN KEUNTUNGAN
PENJUALAN DI DESA KEMIRI
2. Bidang Kegiatan : PKM-M
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Afrida Sakti Ngarviyanto
b. NIM : 7101413005
c. Jurusan : Pendidikan Ekonomi
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Negeri Semarang
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Betengsari, Kertek Rt 06/01
089682629599
f. Alamat email : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 2orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :Ahmad Nurkhin S.Pd., M.Si.
b. NIDN :0030018204
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP :Kalisegoro, RT 04/ RW 02,
Gunung Pati, Semarang
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti : Rp 11.820.000
b. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Semarang, 20 September 2015
Menyetujui
Wakil/Pembantu Dekan atau Ketua Pelaksana Ketua Pelaksana Kegiatan
Kegiatan Ketua Jurusan/Departemen/Program
Studi/ Pembimbing Unit Kegiatan Mahasiswa
DAFTAR ISI
2
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
RINGKASAN.............................................................................................. 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 2
Tujuan................................................................................................. 4
Manfaat............................................................................................... 4
GAGASAN.................................................................................................. 4
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan.................................................. 4
Solusi yang Ditawarkan Sebelumnya................................................. 5
Perbaikan Gagasan yang Diajukan..................................................... 5
Peran Pihak Terkait............................................................................. 7
Langkah Strategis dalam Mewujudkan Gagasan................................ 8
KESIMPULAN............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota...........................................
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun................................
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim..........................................
RINGKASAN
3
Konsumsi ikan Lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin
meningkat. Peningkatan permintaan ikan Lele berasal dari sekitar 25.000
pedagang warung pecel lele. Selain dari warung pecel Lele, peningkatan
permintaan ikan Lele juga berasal dari rumah makan yang menyediakan
menu olahan ikan Lele seperti warung tegal, rumah makan padang dan yang
cukup terkenal adalah rumah makan Lele lela. Melihat peluang yang begitu
besar; maka selama kurun waktu 2009 2014, Direktorat Jendral Perikanan
Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan akan mengupayakan
peningkatan produksi ikan Lele 450% yaitu dari 200.000 ton tahun 2009
menjadi 900 ton pada tahun 2014 (KKP,2010).
Seperti halnya manusia semakin berkembangnya zaman dan gaya
hidup. Semakin berkembang juga penyakit yang diderita masyarakat.
Setelah di telusuri ternyata semua itu berasal dari makanan. Begitu pula
ikan lele, asal mula penyakit yaitu berasal dari bakteri , virus, dan mikro lain
yang berkembang akibat lingkungan tempat hidupnya mendukung
berkembangnya patogen penyakit. Hal tersebut terjadi karena sisa pakan
yang kita berikan dan kotoran yang dihasilkan merupakan media hidup yang
baik untuk pertumbuhan patogen penyakit ikan. Dan akan berbeda-beda di
setiap wilayah tergantung jenis patogen penyakit apa yang mendukung.
Menurut buku Probiotik Editor dari Prof.Dr. Soeharsono, Msc, hasil
penelitian menunjukkan bahwa kehadiran unsur Karbon (C), Nitrogen(N)
dan Posfor(P) dalam tubuh ikan atau udang yang merupakan cerminan dari
pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun jumlahnya
sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan
hanya 20%-30%, artinya tersisa 70-80% dalam kolam atau sedimen dan itu
jumlah yang sangat besar. Sisa 70%-80% inilah yang biasa menjadi sumber
penyakit muncul, kualitas air menurun dan berakibat dengan pertumbuhan
ikan lele yang kurang maksimal. Artinya saat kita mampu mengolah sisa
70% tersebut.
Teknologi bioflok (BFT) merupakan salah satu teknologi yang
saat ini sedang dikembangkan dalam akuakultur yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas air dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrient.
Teknologi ini didasarkan pada konversi nitrogen anorganik terutama
ammonia oleh bakteri heterotrof menjadi biomassa mikroba yang kemudian
dapat dikonsumsi oleh organisme budidaya.
4
BAB I
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Masalah
Konsumsi ikan Lele pada beberapa tahun terakhir ini semakin
meningkat. Peningkatan permintaan ikan Lele berasal dari sekitar 25.000
pedagang warung pecel lele. Selain dari warung pecel Lele, peningkatan
permintaan ikan Lele juga berasal dari rumah makan yang menyediakan
menu olahan ikan Lele seperti warung tegal, rumah makan padang dan yang
cukup terkenal adalah rumah makan Lele lela. Melihat peluan yang begitu
besar; maka selama kurun waktu 2009 2014, Direktorat Jendral Perikanan
Budidaya, Kementrian Kelautan dan Perikanan akan mengupayakan
peningkatan produksi ikan Lele 450% yaitu dari 200.000 ton tahun 2009
menjadi 900 ton pada tahun 2014 (KKP,2010).
Nasrudin (2010) menyatakan ikan Lele merupakan komoditas
budidaya ikan air tawar yang memiliki rasa enak, harga relatif murah,
kandungan gizi tinggi, pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran
terhadap mutu air yang kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan
dapat dipelihara hampir disemua wadah budidaya. Dari keunggulan tersebut,
maka usaha budidaya ikan Lele dapat menciptakan lapangan pekerjaan,
meningkatkan pendapatan, peningkatan kemampuan berusaha dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakatterutama berasal dari ikan.
Seperti halnya manusia semakin berkembangnya zaman dan gaya
hidup. Semakin berkembang juga penyakit yang diderita masyarakat.
Setelah di telusuri ternyata semua itu berasal dari makanan. Begitu pula
ikan lele, asal mula penyakit yaitu berasal dari bakteri , virus, dan mikro lain
yang berkembang akibat lingkungan tempat hidupnya mendukung
berkembangnya patogen penyakit. Hal tersebut terjadi karena sisa pakan
yang kita berikan dan kotoran yang dihasilkan merupakan media hidup yang
baik untuk pertumbuhan patogen penyakit ikan. Dan akan berbeda-beda di
setiap wilayah tergantung jenis patogen penyakit apa yang mendukung.
Menurut buku Probiotik Editor dari Prof.Dr. Soeharsono, Msc, hasil
penelitian menunjukkan bahwa kehadiran unsur Karbon (C), Nitrogen(N)
dan Posfor(P) dalam tubuh ikan atau udang yang merupakan cerminan dari
pakan ikan atau udang, rata-rata 13%, 29% dan 16%, namun jumlahnya
sangat sedikit dalam tubuh, karena ternyata pakan yang dimakan oleh ikan
hanya 20%-30%, artinya tersisa 70-80% dalam kolam atau sedimen dan itu
jumlah yang sangat besar. Sisa 70%-80% inilah yang biasa menjadi sumber
penyakit muncul, kualitas air menurun dan berakibat dengan pertumbuhan
ikan lele yang kurang maksimal. Artinya saat kita mampu mengolah sisa
70% tersebut maka kita mampu memberikan lingkungan yang terbaik untuk
ikan lele. Ada banyak teknik pengelolaan sisa kotoran dan pakan bisa
menggunakan sistem sirkulasi , sistem penyedotan, sistem probiotik dan
yang akan kami gunakan yaitu sistem BIOFLOK
Teknologi bioflok (BFT) merupakan salah satu teknologi yang
saat ini sedang dikembangkan dalam akuakultur yang bertujuan untuk
memperbaiki kualitas air dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan nutrient.
Teknologi ini didasarkan pada konversi nitrogen anorganik terutama
ammonia oleh bakteri heterotrof menjadi biomassa mikroba yang kemudian
dapat dikonsumsi oleh organisme budidaya.
Kita ketahui sifat nafsu makan yang tinggi dan usus pendek dari ikan
lele menyebabkan mudah lapar namun cepat menyebabkan akumulasi
kotoran menumpuk. Teknik budidaya Bioflok pada intinya mereduksi bahan-
bahan organik senyawa beracun yang terakumulasi dalam air pemeliharaan
ikan. Dengan sistem self-purifikasi didapat hasil akhir meningkatkan
efisiensi pemanfaatan dan peningkatan kualitas air.
Ikan patin merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan disebagian
besar wilayah Indonesia. Ikan yang memiliki tekstur daging lembut ini memiliki
nilai jual yang cukup tinggi dan mampu bersaing dengan jenis ikan air tawar
lainnya, seperti ikan lele, ikan mas, ikan gurami, ikan nila, dan lain sebagainya.
Cara budidaya ikan patin ini pun tergolong cukup mudah dan cepat jika
dibandingkan dengan budidaya ikan air tawar lainnya selainbudidaya ikan lele. Ikan
patin juga merupakan ikan kelas satu yang tersaji mewah dimeja restouran kelas
atas, namu sering kali ada produk ikan asin yang dijual dengan label ikan patin. Dan
biasanya patin sangat lezat jika dihidangkan dalam bentuk gulai.
Seiring dengan perkembangan jaman dan permintaan yang terus meningkat, ikan
patin banyak diminati dan dibudidayakan oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan dan memenuhi permintaan ikan
patin, kami akan memaparkan mengenai cara budidaya ikan patin untuk para
pemula agar bisa berperan aktif untuk membudidayakan ikan patin
2 Rumusan Masalah dan Tujuan
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan bahwa masalah yang
dihadapi adalah :
1 Potensi budidaya ikan Lele berbasis bioflok yang belum diketahui warga desa
Kemiri, Wringinanom.
2 Budidaya Ikan Lele berbasis bioflok sebagai cara efektif dan efisien
meningkatkan keuntungan penjualan ikan lele.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan
dari program ini adalah memberikan rangsangan agar masyarakat
memngembangkan usaha budidaya ikan Lele berbasis Bioflok agar dapat
menghemet biaya pakan dan meningkatkan keuntungan penjualan ikan Lele
5 Potensi Wilayah
Masyarakat desa Kemiri memiliki sumber daya manusia yang
mempunyai etos kerja tinggi, sebagian besar dari penduduk desa adalah anak
muda lulusan SMP/SMA dan bekerja di sawah mengolah sawah orang
tuanya. Hal ini merupakan salah salah satu potensi yang harus
dikembangkan dengan cara budidaya ikan lele berbasis Bioflok sebagai
alternatif usaha yang lebih menguntungkan.
6 Luaran Yang Diharapkan
Diharapkan agar masyarakat desa Kemiri dapat dapat berinisiatif
untuk lebih mengoptimalkan fungsi dari kolom yang mereka miliki bukan
saja sebagai usaha sampingan tetapi menjadi usaha primer yang
menguntungkan. Kemudian dari optimalisasi kolam milik masyarakat
menjadi usaha primer, akan membuka lapangan kerja baru dan taraf hidup
masyarakat pun akan meningkat
BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT
2.1.Kondisi Masyarakat
Kondisi masyarakat desa Kemiri sebagian besar sebagai Petani
sayuran seperti cabai, kol, sawi, terong, dan buah- buahan seperti : sirsak,
pepaya, jambu. Taraf hidup di desa ini juga masih rendah hal ini dikarenakan
penghasilan mereka sebagai petani sayur tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari hari. Sebagai contoh untuk dapat memanen cabai
membutuhkan waktu sekitar 4 bulan dalam kurun waktu tersebut mereka
harus meminjam tambahan modal untuk membeli pupuk, membeli bibit, dan
membayar pekerja tambahan untuk menggarap lahan mereka. Kemudian
setelah 4 bulan cabai tersebut dipanen dengan keuntungan yang minim
bahkan rugi karena harga cabai di pasaran kadang mengalami pasang surut
harga dan harus mengembalikan pinjaman mereka. Hal ini yang
menyebabkan taraf hidup mereka relatif rendah.
Disamping mempunyai lahan pertanian sebagian besar masyarakat
desa kemiri mempunyai kolam ikan sebagai usaha sampingan. Hal ini
menjadi potensi dari desa kemiri untuk mengembangkan usaha budidaya ikan
lele berbasis bioflok secara masal. Dan mengembangkan usaha bersama
budidaya ikan lele sebagai usaha primer sehingga masyarakat tidak
bergantung pada hasil panen sayuran yang mengalami pasang surut harga.
Untuk kondisi dari masyarakat desa Kemiri sebagian besar adalah
adalah pemuda lulusan SMA/ SMP tetapi mereka hanya bekerja sebagai
petani karena kurangnya wawasan serta pola berpikir mereka yang hanya
ingin berada di desanya meneruskan pekerjaan orangtuanya sebagai petani.
Hal ini menjadi sebuah potensi yang besar dan sayang jika tidak
dikembangkan karena sebenarnya mereka mampu untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik daripada menjadi petani. Salah satunya adalah
menjadi wirausahawan budidaya ikan Lele yang mempunyai prospek cukup
bagus. mereka membutuhkan penyuluhan tentang prospek usaha budidaya
ikan lele dan pendampingan pada saat mereka menjalankan usaha budidaya
ikan lele.
Peran dari pemerintah Kabupaten juga belum optimal memberikan
pembinaan terhadap masyarakat desa Kemiri khususnya dalam budidaya
ikan lele sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan rangsangan terhadap
masyarakat desa kemiri agar menggiatkan usaha budidaya ikan lele
berbasis bioflok sebagai usaha primer guna meningkatkan kesejahteraan dan
taraf hidup masyarakat
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1.Teknik / Metode
3.3.Tujuan
Dengan adanya penyuluhan budidaya ikan lele berbasis bioflok dapat
menjadi usahal primer bagi petani sayuran di desa Kemiri. Serta dengan
mengembangkan usaha budidaya ikan lele akan mengurangi jumlah
pengangguran di desa Kemiri dan menaikkan taraf hidup masyarakat desa
Kemiri. Usaha budidaya ikan lele dikembangkan untuk menjawab masalah
pasang surutnya harga sayuran di pasaran. Harga ikan lele di pasaran relatif
stabil dan permintaan ikan Lele semakin meningkat karena masyarakat mulai
sadar akan pentingnya gizi terutama yang terkandung dalam ikan lele.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1.Anggaran Biaya
4.2.Jadwal
B Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat
B Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD 1 Kertek SMP 1 Kertek SMK 1
Wonosobo
Jurusan Akuntansi
Tahun Masuk- 2001 2007 2010
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat
A Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 1 Kejiwan SMP SMKN 1
Muhammadiyah Wonosobo
Wonosobo
Jurusan Akuntansi
Tahun Masuk- 2000-2006 2006-2010 2010-2013
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat
Lukman Hanif
NIM. 71114133047
C Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Oggi Susanti Wulandari
2 Jenis Kelamin L/P P
3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Olahraga
4 NIM/NIDN 6101413056
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonosobo, 28 Agustus 1993
6 E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 089624787026
D Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SDN 6 SMPN 3 SMKN 2
Wonosobo Wonosobo Wonosobo
Jurusan Audio video
Tahun Masuk- 2000-2006 2006-2010 2010-2013
Lulus
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari
ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima
sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-Pengabdian Kepada Masyarakat
3 Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga Jumlah (RP)
Pemakaian Satuan (Rp)
4
Lampiran 3.5 Surat Pernyataan Ketua Peneliti/Pelaksana
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Gedung H, Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229
Telepon : (024) 8508091 8508092
Laman : http://www.unnes.ac.id E-mail: [email protected]
Bersama ini pula kami nyatakan dengan sebenarnya bahwa di antara pihak Mitra
Usaha dan Pelaksana Kegiatan Program tidak terdapat ikatan kekeluargaan dan
ikatan usaha dalam wujud apapun juga.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab
tanpa ada unsur pemaksaan di dalam pembuatannya untuk dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, September 2015
Yang menyatakan,
Meterai Rp6.000,-
(Arintopo)
Negara Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki sumber daya alam yang
berlimpah untuk dapat dimanfaatkan. Daerah Sulawesi yang termasuk daerah budidaya
perikanan yang memiliki tambak yang terbentang luas mulai dari bagian bawah sampai
bagian atas Makassar, tambak terbentang sejauh mata memandang.
Namun berbagai penyakit dan tingginya harga pakan ikan membuat produksi ikan
semakin hari semakin menurun. Ditambah lagi sudah 2 dekade terakhir perikan
tangkap mengalami stagnasi atau bahkan mengalami penurunan disebabkanover
fishing.
Muh. Junda, Dosen Biologi FMIPA UNM mencoba menerapkan inovasi yang terbaru
pada aqua culture (budidaya perikanan) dengan menerapkan teknologi bioflok.
Teknologi bioflok adalah teknologi yang memanfaatkan hasil metabolisme ikan atau
udang yang mengandung nitrogen untuk diubah menjadi protein yang dapat
dimanfaatkan oleh ikan atau udang, sehingga ikan atau udang tersebut memperoleh
protein tambahan dari bioflok disamping pakan yang diberikan.
Saya melihat banyak sumber daya alam di bumi ini yang dapat dimanfaatkan dan
setiap makhluk hidup yang ada di bumi ini saling terikat dan bermanfaat untuk makluk
hidup itu sendiri, jelas Junda.
Teknologi bioflock yang diterapkan oleh Junda bahan utamanya sudah ada di alam yang
terbentuk secara alamiah yaitu bakteri dan alga. Alat bantu yang digunakan dalam
proses bioflock juga terbuat dari bahan yang mudah dan murah di dapat serta dapat
dirakit sendiri.
Teknologi bioflock ini berbeda dengan budidaya perikanan secara konvensional yang
melakukan pergantian air. Proses pergantian air merupakan cara yang malah
memperburuk keadaan karena air yang dibuang merupakan limbah dan akan tercemar
di area tambak yang lain. Pada tahapbioflock ini tidak ada proses pergantian air yang
dilakukan, tapi hanya dilakukan penambahan air. Jadi, yang berperan untuk
menghilangkan ammonia di dalam air adalah mikroba.
Bioflock ini bekerja dengan saling ketergantungan organisme bakteri dengan alga dan
lingkungannya. Bakteri dan alga ini sudah terbentuk secara alami. Bakteri yang
berperan dalam teknologi bioflock ini adalah bakteri heterotroph yang merupakan
bakteri yang dapat mengkonversi NH3 menjadi biomassa bakteri dengan cepat. NH3 ini
merupakan toksin, namun jika dipandang NH3 memberikan energi pada bakteri untuk
proses hidupnya.
Kemudian bakteri yang bergabung dengan alga dapat menyaring air dari ammonia yang
merupakan toksin bagi ikan, dan juga membentuk agregat yang dapat menjadi pakan
alami pada ikan. Alga memberikan senyawa-senyawa yang dibutuhkan bagi bakteri, dan
bakteri merombak senyawa-senyawa yang dibutuhkan. Bakteri dan alga ini sudah
terbentuk secara alami dan akan berkembang.
Selanjutnya, kunci utama sehingga pada teknologi bioflock ini tidak dilakukan proses
pergantian air yaitu pembuatan kincir air. Dengan pemanfaatan kincir air berfungsi untuk
proses masukan oksigen di dalam air agar tetap berjalan normal, karena bakteri yang
sebagai peranan penting dalambioflock ini sangat membutuhkan oksigen. Jumlah kincir
yang digunakan pada tambak bergantung pada berapa banyak kepadatan ikan atau
udang yang ada.
Setiap satu kincir berkemanpuan memberikan bantuan oksingen untuk sekitar 600 kg
ikan atau udang. Di samping itu, setiap harinya ikan atau udang tetap diberikan pakan
buatan selama empat kali dengan jumlah hanya sekitar 5-10%. Pakan yang diberikan
merupakan pakan yang rendah protein karena hasil teknologi bioflok ini sudah
menghasilkan pakan alami dengan protein yang tinggi.
Menurut Junda, Teknologi Bioflock ini ramah lingkungan karena pencemaran air dapat
ditekan, kemudian pemberian pakan buatan yang harganya mahal diminimalisir karena
telah terbuntuk pakan secara alami. Teknologi bioflock ini telah diterapkan Junda dan
keluarganya pada tambak udangnya di Sigeri, Kabupaten Pangkep. Pakan alami
dari Bioflock ini telah memberikan keuntungan yang besar .
Bioflock dapat mempercepat proses panen antara selisih 1 bulan sampai 2 bulan (72-
80 hari) sementara budidaya konvensional dapat mencapai 4 bulan, dan hasil
produktifitas yang dihasilkan jauh berbeda terang Junda.
Pada bioflock itu sendiri menggunakan tiga aspek yaitu Biologi dengan adanya bakteri,
Kimia dengan pemberian kapur, dan Fisika dengan pemasangan kincir air.
Padahal pada aspek bioflock yang saya terapkan saat ini belum maksimal, karena tidak
ada pemberian kapur namun masih aspek biologi dan fisika hasilnya sudah sangat
memuaskan, papar dosen Biologi ini. Akhirnya, Alumnus S1 UNHAS ini berharap agar
orang-orang dapat melihat peluang yang bermanfaat dari kekayaan alam
sekitar. (Sumber : Tabloid Profesi UNM)