Makalah MMSE Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

1

MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)

MAKALAH

oleh

Kelompok 1

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

1
MINI MENTAL STATUS EXAMINATION (MMSE)

MAKALAH

disusun sebagai pemenuhan tugas Keperawatan Medikal


dengan dosen pengampu: Ns. Kushariyadi, M. Kep

oleh
Lisfadayani 142310101001
Gafinda Andri A 142310101006
Anisa Fiatul K 142310101014
Fitri Aditya Sari 142310101104
Ryan Dwi Lesmana 142310101111
Linda Novema 142310101131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pengkajian Status Mental Lansia Dengan Mini Menta State Exam
(Mmse) dengan tanpa halangan. Terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselesai makalah ini. Sebagai

2
insan biasa, kami sadar bahwa penulisan makalah ini memiliki
banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari pemcaba kami harapkan demi
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini berman faat
bagi kita semua dan yang membacanya.

Jember, 15 Februari 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................ii

3
KATA PENGANTAR.....................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................iv
BAB 1. PENDAHULUAN...............................................1
1.1.....................................................................................Lata
r Belakang....................................................................1
1.2.....................................................................................Tuju
an.................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum........................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................2
BAB 2. TINJAUAN TEORI.............................................3
2.1 Definisi MMSE.............................................................3
2.2 Indikasi MMSE.............................................................3
2.3 Manfaat MMSE............................................................3
2.4 Tujuan MMSE..............................................................4
2.5 SOP MMSE..................................................................4
2.6 Format MMSE.............................................................7
2.7 Kelebihan MMSE.........................................................10
2.8 Kelemahan MMSE.......................................................10
BAB 3. PENUTUP.......................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................11
3.2 Saran..........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................12

4
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional
mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan yang komprehensif dengan
membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistik, salah
satunya dalam pemenuhan kebutuhan keselamatan dan
keamanan.Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan
aspek pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin
ilmu dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental,
sosial, dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi
lansia ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum,
dengan pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan
kualitas hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun
kelemahan serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama
dalam menghadapi kematian.
Keperawatan gerontik secara holistik menggabungkan aspek
pengetahuan dan ketrampilan dari berbagai macam disiplin ilmu
dalam mempertahankan kondisi kesehatan fisik, mental, sosial,
dan spiritual lansia. Hal ini diupayakan untuk memfasilitasi lansia
ke arah perkembangan kesehatan yang lebih optimum, dengan
pendekatan pada pemulihan kesehatan, memaksimalkan kualitas
hidup lansia baik dalam kondisi sehat, sakit maupun kelemahan
serta memberikan rasa aman, nyaman, terutama dalam
menghadapi kematian.Hal yang pertama perawat lakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada lansia adalah pengkajian.
Menurut Potter & Perry, (2005),
Tujuan dari pengkajian adalah menetapkan dasar data
tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang
berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang
dilakukan klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan

1
masalah kesehatan terutama dengan masalah kesehatan utama
yang dimiliki pasien, sehingga data yang didapatkan relevan
dengan asuhan keperawatan yang akan dijalankan pada pasien
tersebut. Penggunaan format pengkajian standarisasi dianjurkan,
karena dapat memberikan tanggung gugat minimal dari profesi
keperawatan. Penggunaan format pun memastikan pengkajian
pada tingkat yang komprehensif (Potter & Perry, 2005).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan pembuatan makalah tentang untuk mengetahui
bagaimana cara Pemeriksaan Mini Mental Status Examination
(MMSE) kepada lansia sehingga mengetahui penurunan fungsi
kognitif dan memantau perkembangan penyakit.

1.2.2 Tujuan Khusus


Untuk mengetahui pengertian, indikasi, manfaat, tujuan, sop,
format pemeriksaan, kelebihan dan kekurangan dari Mini
Mental Status Examination (MMSE).

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi MMSE


Mini Mental Stage Examination (MMSE) adalah sebuah
pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas medis untuk
mengetahui dan menilai status mental pasien. MMSE merupakan
sebuah instrumen untuk menilai bagaimana orientasi waktu dan
tempat, memori jangka panjang dan jangka panjang, berhitung,
serta kemampuan dalam berbahasa. MMSE digunakan untuk
menilai penurunan status mental pada lansia seiring
bertambahnya usia.

MMSE adalah sebuah pemeriksaan yang sering digunakan untuk


mengevaluasi dan mengkonfirmasi penurunan fungsi kognitif,
serta dapat pula digunakan untuk memantau perjalanan dari
suatu penyakit (Perdossi, 2013). MMSE dikembangkan untuk
membedakan antara lanjut usia dengan atau tanpa gangguan
neuropsikiatri awal dalam proses penyakit. Dengan mengetahui
lebih awal gangguan neuropsikiatri orang tersebut maka dapat
meningkatkan waktu pengobatan farmakologis dan non
farmakologis untuk menunda terjadinya gangguan neuropsikiatri
tersebut terutama gangguan kognitif.

2.2 Indikasi MMSE


Mini Mental Stage Examination (MMSE) ini diindikasikan bagi
lansia yang mengalami penurunan status mental ataupun
kognitifnya, baik lansia yang tinggal dengan keluarga, di panti
keluarga, dan komunitas.

2.2 Tujuan MMSE


Mini mental state examination (mmse) merupakan tes kognitif
yang bertujuan untuk menentukan derajat fungsi kognitif secara

3
umum dan untuk skrining penurunan fungsi kognitif. Selain itu
MMSE bertujuan untuk menilai status mental pasien. Awalnya
dirancang sebagai media pemeriksaan status mental singkat serta
terstandarisasi yang memungkinkan untuk membedakan antara
gangguan organic dan fungsional pada pasien psikiatri. Sejalan
dengan banyaknya penggunaan tes ini selama betahun-tahun,
kegunaan utama MMSE berubah menjadi suatu media untuk
mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang
berkaitan dengan kelainan neurodegenarif, misalnya penyakit
Alzheimer. Domain kognitif yang diperiksa meliputi orientasi,
registrasi, atensi, pengujian memori jangka pendek dan jangka
panjang, dan berhitung. MMSE ini sering digunakan untuk menilai
penurunan status metal pada lansia seiring bertambahnya usia
pasien.

2.3 Manfaat MMSE


Dengan adanya pemeriksaan MMSE ini dapat diketahui
seberapa parah gangguan kognitif yang dialami pasien melalui
skor atau nilai dari pemeriksaan tersebut. Pemeriksa juga dapat
mengevaluasi perjalanan suatu penyakit yang berhubungan
dengan proses penurunan kognitif dan memonitor repson
terhadap pengobatan (Turuna, 2004).

2.4 SOP MMSE

PENGKAJIAN STATUS MENTAL LANSIA


DENGAN MINI MENTA STATE EXAM (MMSE)
PSIK
UNIVERSITAS
JEMBER
PROSEDUR NO NO REVISI: HALAMAN:
TETAP DOKUMEN:

4
TANGGAL DITETAPKAN OLEH
TERBIT:
PENGERTIAN Status mental lansia merupakan keadaan umum
tingkat lasia yang menandakan lansia dalam
keadaan sadar penuh terhadap kondisi dan
keadaan lansia terkait dengan proses penuaan
yang dialaminya
TUJUAN a. Mengidentifikasi status mental lansia
b. Merumuskan permasalahan mental yang di
alami lansia
c. Menentukan tindakan selanjutnya pada lansia
INDIKASI Lansia yang tinggal di panti keluarga dan
komunitas.
KONTRAINDIKASI -
PERSIAPAN Kontrak waktu tempat dan orang sesuai dengan
PASIEN kegiatan keseharian lansia
PERSIAPAN ALAT Peralatan dan perlengkapan sehari-hari yang
umumnya digunakan oleh lansia sesuai dengan
keadaan lansia saat ini
CARA KERJA Nama Klien : Tanggal :
Jenis Kelamin : Umur :
Tahun
Agama : Suku :
Alamat :
Pewawancara :
Petunjuk: Ajukan pertanyaan-pertanyaan
dalam urutan yang tercantum. Skor satu poin
untuk setiap yang benar respon dalam setiap
pertanyaan atau kegiatan.
No Pertanyaan Nilai
Maksimal Klien
1 Orientasi
Tahun, musim, tanggal, 5
hari, bulan apa
sekarang?

5
Dimana kita negara 5
bagian, wilayah, kota ,
tempat, lantai?
2 Registrasi
Nama 3 onjek : 1 detik 3
untuk mengatakan
masing-masing objek.
Tanyakan ke 3 obyek
tersebut setelah
ditunjukkannya dan
disebutkannya
3 Perhatikan dan kalkulasi
Seri 7 pertanyaan . 5
berhenti setelah 5
jawaban. Bergantian eja
kata ke belakang
4 Mengingat
Minta untuk mengulang 3
ke tiga objek diatas.
Berikan 1 poin untuk
setiap kebenaran
5 bahasa
Menggunakan pensil 9
dan melihat (2 poin)
mengulang hal berikut;
tak-ada-jika-dan-atau-
tetapi (1 poin)
HASIL Cara Analisis:
- Kaji Tingkat kesadaran Sepanjang
Kontinum

Compos mentis apatis somnolen


suporus coma
Keterangan

6
- Nilai maksimal 30, nilai 21 atau kurang
biasanya indikasi adanya kerusakan
kognitif yang memerlukan penyelidikan
lanjut

Hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Penilaian disesuaikan dengan penilaian fungsi intelektual pada


pengkajian status kognitif dengan SPSMQ

2. Penilaian pengkajian status mental dengan pendekatan MMSE


dapat digunakan untuk mengidentifikasi fungsi kognitif dan
mental lansia.

2.6 Format Pemeriksaan MMSE


Pemeriksaan Mini Mental Status Examination (MMSE)
Nama Responden : .. (Lk/Pr)
Pendidikan : ..
Riwayat Penyakit : Stroke ( ), DM ( ), Hipertensi ( ), Peny.
Jantung ( ) Peny. Lain
Pemeriksa :
Tgl

Ite Tes Nilai Nilai


m maks
1. ORIENTASI
Sekarang tahun (1), musim (1),
(.
bulan (1), tanggal (1), dan hari (1) 5
)
apa?
Kita berada di mana ? sebutkan 5 (.
(1), desa (1), kecamatan (1), )

7
kabupaten (1), kota propinsi (1),
dan negara (1)
2. REGISTRASI
Pemeriksa menyebutkan 3 benda
yang berbeda kelompoknya
selang 1 detik (apel, uang dan
meja). Kemudian mintalah lansia
untuk mengulang ke-3 nama
tersebut. Berikan 1 angka untuk
setiap jawaban yang benar. Bila
masih salah, ulangilah (.
3
penyebutan nama ke-3 benda )

tersebut sampai ia dapat


mengulanginya dengan benar.
Hitunglah jumlah percobaan dan
catatlah [apel (1), uang (1), neja,
(1)].
(Jumlah
percobaan)
3. ATENSI DAN KALKULASI
Hitunglah berturut-turut selang 7
mulai dari 100 ke bawah 1 angka
untuk setiap jawaban yang benar.
Berhenti setelah 5 hitungan. (93, (.
5
86, 79, 72, 65) beri angka 1 bagi )
tiap jawaban yang betul. Tes 4 ini
dapat diganti dengan tes mengeja
KARTU (UTRAK).
4. MENGINGAT KEMBALI
(RECALL)
Tanyakan kembali nama 3 buah
benda yang telah disebutkan di (.
3
atas. Berikan 1 angka untuk )
setiap jawaban yang benar.

8
5. BAHASA
a. Apakah nama-nama benda
ini? (Perlihatkan pensil dan
arloji?) (2 angka)
b. Ulangi kalimat berikut : Jika
tidak dan atau tetapi (1
angka)
c. Laksanakan 3 buah perintah
(.
ini ini : Peganglah selembar 7
)
kertas dengan tangan
kananmu, lipatlah kertas itu
pada pertengahan, dan
letakkan di lantai (3 angka)
d. Bacalah dan laksanakan
perintah berikut: PEJAMKAN
MATA ANDA (angka 1)
Tes minimental (The mini
mental state exanibation).
e. Suruh penderita menulis satu
kalimat pilihannya sendiri
(kalimat harus mengandung
subyek dan obyek dan harus
mempunyai makna. Salah eja
tidak diperhitungkan bila
member skor).
(.
f. Perbesarlah gambar di bawah 2
)
ini sampai 1,5 cm tiap sisi dan
suruh pasien mengkopinya,
berilah angka 1 bila semua
sisi digambarnya dan
potongan antara segi lima
tersebut membentuk segi
empat.

9
Jumlah 30 ()
Tandai tingkat kesadaran lansia
pada garis absis di bawah ini
dengan huruf
Sadar Somnolen Stupor
Koma

Skor Nilai :

24 30 : Normal

17 23 : Probable gangguan kognitif

0 16 : Definite gangguan kognitif

Catatan : dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus


diperhatikan tingkat pendidikan dan usia responden.

Alat bantu periksa : Kertas kosong, pensil, arloji, tulisan yang bisa
dibaca dan gambar yang harus ditiru/disalin.

2.7 Kelebihan MMSE


Data psikometri luas MMSE menunjukkkan bahwa tes ini
memiliki tes retest dan reliabilitas serta validitas sangat baik
berdasarkan diagnosis klinis independen demensia dan penyakit
Alzheimer. Karena performance pada MMSE dapat dibiaskan oleh
pengaruh status pendidikan rendah pada pasien yang sehat,
beberapa pemeriksa merekomendasikan untuk menggunakan
ambang skor berdasarkan umur dan status pendidikan untuk
mendeteksi demensia.
2.8 Kelemahan MMSE
Kelemahan terbesar MMSE yang banyak disebutkan ialah
batasannya atau ketidakmampuannya untuk menilai beberapa

10
kemampuan kognitif yang terganggu di awal penyakit Alzheimer
atau gangguan demensia lain (misalnya terbatasnya item verbal
dan memori dan tidak adanya penyelesaian masalah atau
judgment), MMSE juga relatif tak sensitif terhadap penurunan
kognitif yang sangat ringan (terutama pada individual dengan
status pendidikan tinggi). Walaupun batasan-batasan ini
mengurangi manfaat MMSE, tes ini tetap menjadi instrumen yang
sangat berharga untuk penilaian penurunan kognitif (Rush, 2000).

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

MMSE merupakan sebuah pemeriksaan yang digunakan untuk


mengetahui status mental pasien dan menilai penurunan kognitif
pada lansia seiring bertambahnya usia. MMSE bertujuan untuk
membedakan antara gangguan organik dan fungsional pada
pasien psikiatri. kegunaan utama MMSE berubah menjadi suatu media untuk
mendeteksi dan mengikuti perkembangan gangguan kognitif yang berkaitan dengan
kelainan neurodegeneratif, misalnya penyakit Alzheimer. MMSE merupakan suatu
skala terstruktur yang terdiri dari 30 poin yang dikelompokkan menjadi 7 kategori :
orientasi terhadap tempat (negara, provinsi, kota, gedung dan lantai), orientasi

11
terhadap waktu (tahun, musim, bulan, hari dan tanggal), registrasi (mengulang
dengan cepat 3 kata), atensi dan konsentrasi (secara berurutan mengurangi 7,
dimulai dari angka 100, atau mengeja kata KARTU (secara terbalik), mengingat
kembali (mengingat kembali 3 kata yang telah diulang sebelumnya), bahasa
(memberi nama 2 benda, mengulang kalimat, membaca dengan keras dan
memahami suatu kalimat, menulis kalimat dan mengikuti perintah 3 langkah), dan
kontruksi visual (menyalin gambar). Skor MMSE diberikan berdasarkan jumlah
item yang benar sempurna; skor yang makin rendah mengindikasikan performance
yang buruk dan gangguan kognitif yang makin parah. Skor total berkisar antara 0-
30 (performance sempurna).

3.2 Saran

Dalam membuat penilaian fungsi kognitif harus diperhatikan


tingkat pendidikan dan usia responden. Bina hubungan saling
percaya dengan pasien dan jangan memaksakan jika pasien tidak
bisa menjawab atau melewati tahap pemeriksaan MMSE. Perawat
harus lebih sabar dalam membimbing pasien untuk melakukan
perintah atau menjawab pertanyaan pertanyaan yang diajukan.

Daftar Pustaka

Anderso,E.,& Mc Farlane,J. (2004) Community As Partner: Theory and


Pratice in Nursing. 4th edition. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins
Edmund H.Duthie (2001) Pratice of Geriatrics,WB. Saunders Company,
Philadelphia.
Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR. "Negara Mini-mental": metode
praktis untuk grading negara kognitif pasien bagi dokter. J
Psychiatr Res. 1975; 12: 189-198.

Journal of Psychiatric Research, 12 (3): 189-198, 1975.

12
Kolegium Psikiatri Indonesia. Program pendidikan dokter spesialis
psikiatri. Modul psikiatri geriatri. Jakarta (Indonesia): Kolegium
Psikiatri Indonesia; 2008.
Rovner BW, Folstein MF. Ujian negara mini-mental dalam praktek
klinis. Hosp Pract. 1987; 22 (1A): 99, 103, 106,110.

Tombaugh TN, McIntyre NJ. Pemeriksaan negara mini-mental yang:


review komprehensif. J Am Geriatr Soc.1992; 40 (9): 922-935.

13

Anda mungkin juga menyukai