Makalah Mengatasi Siswa Yang Merokok

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

CARA MENGATASI SISWA YANG

MEROKOK DI SEKOLAH

Disusun Oleh :

Ari Ariansyah
Fajar Hidayat
Ade Kurnia
Yandi Nugraha
Anisa Kustina
Astri Lismayanti

Kelas : IX-D
SMP NEGERI 3 KAWALI
Jalan Kebonkopi Karangpawitan Kawali

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Fenomena merokok di kalangan ramaja usia sekolah bukan pemandangan
asing lagi. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan.
Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini
menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu,
sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi
kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan
penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu
merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih
diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah remaja sehingga perlu adanya
pencegahan dini yang dimulai dari pihak sekolah.
Para perokok merasakan nikmatnya merokok begitu nyata, sampai dirasa
memberikan rasa menyenangkan dan menyegarkan sehingga setiap harinya harus
menyisihkan uang untuk merokok. Kelompok lain, khususnya remaja pria,
mereka menganggap bahwa merokok adalah merupakan ciri kejantanan yang
membanggakan, sehingga mereka yang tidak merokok malah justru diejek.
Padahal mereka sadar bahwa merokok dapat membahayakan kesehatan bahkan
menimbulkan banyak penyakit serius.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan problematika di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apa faktor-faktor penyebab perilaku merokok?
2. Mengapa remaja rentan terhadap perilaku merokok?
3. Bagaimana perilaku merokok di kalangan remaja saat ini?
4. Bagaimana mencegah perilaku merokok pada remaja usia sekolah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sebab-sebab Perilaku Merokok


1. Pengertian Perilaku Merokok
Rokok dibuat dari bahan dasar tembakau. Daun tembakau (nicotiana
tabacum) mengandung nikotin dan berbagai senyawa kimia lainnya yang
berefek racun. Nikotin yang terdapat pada daun tembakau merupakan zat
beracun yang dalam dosis 60 mg saja dapat berakibat fatal.
Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan
sebagai menghisap rokok, sedangkan rokok itu sendiri diartikan gulungan
tembakau (kira-kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas,
dsb). Armstrong berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap
tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali
keluar. Pendapat lain dari Levy menyatakan bahwa perilaku merokok adalah
sesuatu yang dilakukan seseorang berupa membakar dan menghisapnya serta
dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas membakar rokok dan kemudian
menghisapnya dan menghembuskannya keluar dan dapat menimbulkan asap
yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.

2. Faktor Penyebab Perilaku Merokok


Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan,
tetapi masih banyak orang yang melakukannya. Bahkan orang mulai merokok
ketika mereka masih remaja. Asal mulanya, orang yang mengisap rokok
merasa tidak nyaman, misalnya kepala pening, mulut kering dan bau. Akan
tetapi lama kelamaan jika diteruskan berkali-kali dan dibiasakan maka
perokok akan merasa nikmat dan enak. Setelah itu menjadi ketagihan,
kecanduan, dan tergantung, baik secara fisik maupun psikis.
Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab
mengapa seseorang merokok. Menurut Levy setiap individu mempunyai
kebiasaan merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan
mereka merokok. Pendapat tersebut didukung oleh Smet yang menyatakan
bahwa seseorang merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti
kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi, dan tingkat pendidikan.
Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok
merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya perilaku merokok
selain disebabkan oleh faktor dalam diri, juga disebabkan olah faktor
lingkungan.
Adapun faktor dari individu yaitu :
1. Faktor Biologis
Banyak Penelitian menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok
merupakan salah satu bahan kimia yang berperan penting pada
ketergantungan
merokok.
2. Faktor Psikologis
Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi,
menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul rasa
persaudaraan, juga dapat memberikan kesan modern dan berwibawa,
sehingga bagi individu yang sering bergaul dengan orang lain, perilaku
merokok sulit untuk dihindari.
3. Faktor Demografis
Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok
pada usia dewasa semakin banyak akan tetapi pengaruh jenis kelamin
zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria maupun
wanita sekarang sudah merokok.
Faktor lingkungan yaitu :
1. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan
perhatian individu pada perokok.
2. Faktor Sosial-Kultural
Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan
dan gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada
individu.
3. Faktor Sosial Politik
Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah-langkah
politik yang bersifat melindungi bagi orang-orang yang tidak merokok
dan usaha melancarkan kampanye-kampanye promosi kesehatan untuk
mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi masalah yang
bertambah besar di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

3. Remaja Rentan Terhadap Perilaku Merokok


Pada umumnya remaja memiiki rasa ingin tahu yang tinggi (high
curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi remaja
cenderung ingin berpetualang menjelajah segala sesuatu dan mencoba segala
sesuatu yang belum pernah dialaminya. Selain itu didorong juga oleh
keinginan seperti orang dewasa, menyebabkan remaja ingin mencoba
melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya tidak
jarang secara sembunyi-sembunyi remaja pria mencoba merokok karena
sering meihat orang dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya
berkata bahwa remaja ingin membuktikan bahwa seebenarnya dirinya mampu
berbuat seperti yang dilakukan orang dewasa. Seringkali remaja melakukan
perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak
menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang
dewasa atau orang tua antara apa-apa yang sering dikataan dalam berbagai
forum dengan kenyataan nyata dilapangan. Kata-kata moral didengungkan
dimana-mana tetapi kemaksiatan juga disaksikan dimana-mana oleh remaja.

4. Dampak Perilaku Merokok


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO Pada 1998) melakukan penelitian
tentang tembakau dan rokok melontarkan 6 hal:
1. Rokok adalah pintu pertama kematian
2. Rokok merupakan pembunuh nomor 3 setelah jantung dan kanker
3. 1 batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit
4. Didunia 10 orang perhari mati karena rokok
5. Di Indonesia 57.000 orang mati karena merokok
6. Menurut para ahli seorang perokok atau yang menghisap asap rokok
secara sengaja atau tidak sengaja akan mudah terserang penyakit,
terutama pernafasan, jantung, paru-paru, kanker, pembuluh darah,
impotensi, gangguan kehamilan, dan janin.
Seorang yang kecanduan rokok jika dihentikan akan mengalami gejala
ketagihan rokok antara lain:
1. Perasaan tidak pada mulut (kecuten)
2. Emosional
3. Cemas dan gelisah
4. Konsentrasi terganggu
5. Kepala nyeri
6. Mengantuk
7. Pening
8. Gangguan pencernaan

B. Perilaku Merokok di Kalangan Remaja Saat Ini


1. Siswa yang merokok
Peneliti mengkategorikan siswa menjadi 3 yaitu: Perokok pasif,
perokok aktif, perokok pecandu. Perokok pasif adalah orang yang tidak
merokok tapi terpaksa ikut menghirup asap rokok karena tidak bisa
menghindar lagi. Adapun indikator dari perokok pasif:
a. Belum pernah merokok.
b. Merasa terganggu dengan lingkungan perokok.
c. Mengetahui bahaya merokok.
Perokok aktif adalah orang yang merokok tetapi tidak merasa rokok
menjadi kebutuhan. Adapun indikator dari perokok aktif:
a. Merokok tidak menjadi kebutuhan.
b. Tahan jika tidak merokok dalam sehari.
c. Dapat menahan diri jika tidak mempunyai rokok.
Perokok pecandu adalah orang yang merokok karena kecanduan dan
sudah menjadi kebutuhan. Adapun indikator dari perokok pecandu:
a. Merokok merupakan kebutuhan.
b. Setiap hari pasti merokok.
c. Jika kehabisan rokok, maka tidak tahan sampai memperolehnya.

2. Menikmati Merokok
Ada sebagian siswa yang menikmati rokok, tetapi ada sebagian pula
yang tidak menikmati rokok. Banyak orang yang menikmati rokok
menyatakan bahwa dengan merokok dia bisa lebih fresh dan bisa
berkonsentrasi.

3. Merokok Ketika Marah


Dalam pertanyaan angket Apakah Anda merokok ketika merasa
marah? mendapatkan hasil 29% yang merokok ketika merasa marah dan
selebihnya ketika tidak merasa marah.
Sebagian remaja merokok ketika merasa marah. Hal ini menunjukkan
merokok merupakan jalan atau penenang bagi sebagian perokok yang
mengalami rasa marah. Dengan kata lain, merokok dapat mengurangi rasa
marah bagi mereka.
4. Mengetahui Bahaya Rokok
Dari angket didapati bahwa semua siswa yang pernah merokok ingin
berhenti dari berperilaku merokok. Hal ini karena rokok berbahaya bagi
kesehatan.
Semua siswa mengetahui bahaya merokok tetapi masih saja ada yang
merokok. Hal ini membuktikan bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh
individu dan lingkungan. Secara individu, mereka tahu merokok itu
berbahaya. Namun karena remaja merupakan masa yang labil, mudah
terpengaruh, dan masa pencarian identitas maka tetap saja perilaku merokok
dilakukan. Besarnya rasa ingin penasaran dan ingin mencoba-coba sering
mendorong remaja untuk melakukan hal yang baru, termasuk yang belum
pernah merokok ingin merasakan bagaimana merokok itu. Lingkungan teman
yang merokok kadang juga memancing diri mereka untuk merokok juga.
Selain itu, nikotin dalam rokok juga menyebabkan kecanduan sehingga sulit
untuk berhenti merokok meskipun ada keinginan untuk berhenti. Mengetahui
bahaya merokok saja tidak cukup untuk menghindarkan diri dari merokok.

C. Pencegahan Perilaku Merokok di Kalangan Remaja


Menurut peneliti tindakan yang dilakukan sekolah cukup efektif. Peneliti
menambahkan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah perilaku merokok
di kalangan remaja yaitu perlunya kerjasama antara pihak sekolah dan orangtua
untuk mengawasi dan mengarahkan tingkahlaku remaja. Salahsatu kebutuhan
khas remaja adalah kebutuhan akan kasih sayang. Perhatian orangtua terhadap
anak merupakan salahsatu bentuk kasih sayangnya terhadap anak. Sebaiknya
orangtua mengetahui keadaan emosi anak, terutama ketika anak mengalami
depresi sehingga tidak sampai melampiaskannya pada perilaku merokok.
Pengawasan terhadap pergaulan remaja oleh orang tua dan sekolah akan
memberikan hasil yang maksimal dalam mengatasi perilaku merokok pada
remaja. Orang tua seharusnya mengawasi lingkungan bermain anak dan
bagaimana teman-teman sebayanya. Karena, saat remaja bergantung pada
kelompok teman sebayanya, remaja butuh untuk diterima dan diakui oleh
kelompoknya. Apabila berteman dengan kelompok orang yang merokok, maka
dengan mudah anak akan merokok juga.
Ditambah perlu adanya keteladanan terutama dari para orangtua dan guru.
Karena remaja mempunyai karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh
orang dewasa, seolah-olah ingin membuktikan apa yang dilakukan orang dewasa
dapat pula dilakukan oleh remaja.
Selain itu penyuluhan tentang bahaya merokok sebaiknya tidak hanya
fokus ke jangka panjang saja seperti dapat menyebabkan penyakit serius, tetapi
juga harus fokus ke jangka pendek seperti merokok sama dengan membakar
uang, calon pacar tidak suka bau dan mengapa mau dibodohi iklan. Ditambah
lagi, siswa harus selalu mengingat slogan matikan rokokmu sebelum rokok
mematikanmu.

Anda mungkin juga menyukai