Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
KEMISKINAN
Di susun oleh :
Anggreany Nova Devita Katu 1202005
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Kemiskinan ini. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah kami yaitu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu , sehingga
makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan sebuah masalah yang telah mendunia dan hingga kini
masih menjadi isu sentral di belahan bumi manapun. Selain bersifat laten dan aktual,
kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh Negara-
negara berkembang melainkan negara. Kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana
terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian,
tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup.
Penyebab utama kemiskinan antara lain kurangnya Sumber Daya Alam
(SDA), rendahnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM), dukungan
sarana dan prasarana fisik yang kurang memadai, serta hal-hal yang berhubungan
dengan upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
B. Perumusan Masalah
Dalam tugas terstruktur individu ini, penyusun yang membahas mengenai
masalah kemiskinan, didapatkan rumusan masalah yang akan dibahas dalam analisis
permasalahan. Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
Apa yang menjadi masalah dasar dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia.
C. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah yang membahas tentang kemiskinan di Indonesia
ini adalah sebagai berikut:
Menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia yang mampu dalam hamateri
agar kut berperan serta untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.
Memberikan informasi kepada masyarakat Indonesia untuk menghadapi
kemiskinan yang merupakan tantangan global dunia ketiga.
Untuk mengetahui sejauh mana upaya pemerintah dalam mengentaskan
kemiskinan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
3
A. Definisi
Dalam kamus ilmiah populer, kata Miskin mengandung arti tidak berharta
(harta yang ada tidak mencukupi kebutuhan) . Adapun kata fakir diartikan sebagai
orang yang sangat miskin. Secara Etimologi makna yang terkandung yaitu bahwa
kemiskinan sarat dengan masalah konsumsi.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh
negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti
Inggris dan Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung
tahun 1700-an pada era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropa. Pada
masa itu kaum miskin di Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang
sebelumnya sebagai petani yang mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan
daya belinya juga rendah. Mereka umumnya tinggal di permukiman kumuh yang
rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti prostitusi, kriminalitas, pengangguran.
a) kemiskinan absolut,
4
Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil
pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan,
papan, pendidikan
b) kemiskinan relatif
Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas
garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan
masyarakat sekitarnya
c) kemiskinan cultural
Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau
sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat
kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.
.
B. Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara
detail indikator-indikator kemiskinan tersebut.
5
C. Penyebab Kemiskinan
Beban hutang
Perang
6
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat
dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya
kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa
disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli, lemahnya peranan wanita
di depan publik dan banyaknya pengangguran.
7
GDI) dan angka Indeks pemberdayaan Gender(Gender Empowerment
Measurement,GEM).
8
Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan antara lain sebagai
berikut:
(i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah
daerah langka sumber air bersih.
b) Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana stimulan
untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan
revitalisasi industri.
c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan
antara lain
BAB III
1. Kesimpulan
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah yang telah diuraikan di atas,
dapat disimpulkan sebagai berikut:
9
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita
terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan.
Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah
kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun
harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari
pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini,
tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
2. Saran
Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang
lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif.
Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan
meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan
moralitas yang standarnya adalah standar global.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, Djoko. 2007. Wawasan Kebangsaan. Yogyakarta. The Indonesian Army Press
10
Riyadi, Slamet dkk. 2006. Kewarganegaraan Untuk SMA/ MA. Banyumas. CV. Cahaya
Pustaka
11