Azima - ANALISIS PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Azima - ANALISIS PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANJARNEGARA
Azima - ANALISIS PENGEMBANGAN PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN BANJARNEGARA
KABUPATEN BANJARNEGARA
Refika Ardila
Kebumen. Perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antar daerah yang berlebihan merupakan
ciri dari kesenjangan regional.
Pertumbuhan ekonomi ketika diarahkan pada daerah-daerah yang memiliki potensi dan
fasilitas wilayah, akan mempercepat terjadinya kemajuan ekonomi, karena secara tidak langsung
kemajuan daerah akan membuat masyarakat untuk mencari kehidupan yang lebih layak di
daerahnya. Kabupaten Banjarnegara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah
yang melaksanakan otonomi daerah, sehingga masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten
Banjarnegara dapat mengurus daerahnya sendiri. Kabupaten ini memiliki berbagai potensi untuk
dikembangkan dalam rangka pembangunan yang berkaitan dengan kebijaksanaan pengembangan
wilayah melalui pendekatan pusat pertumbuhan.
Potensi tersebut meliputi potensi sektor pertanian, industri, jasa-jasa dan pariwisata yang
tersebar di 20 kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Besarnya kontribusi PDRB
sektor perekonomian terhadap perekonomian Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007-2010
dapat dilihat pada tabel 3.
Untuk penyesuaian ekonomi antar wilayah dalam suatu daerah, konsep pendekatan yang
sering digunakan adalah konsep wilayah pengembangan daerah-daerah andimistratif. Daerah
kecamatan yang ada pada tiap kota atau kabupaten dinilai memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai pusat pertumbuhan selain itu juga pendekatan ruang lingkup kecamatan dimaksudkan
pemerataan pembangunan antar kecamatan dapat lebih merata. Pada gambar 1 dapat terlihat jelas
bahwa perkembangan angka PDRB setiap kecamatan terus mengalami kenaikan setiap tahun.
Hal tersebut membuktikan adanya peningkatan kegiatan perekonomian di tingkat kecamatan.
Namun, masih adanya perbedaan angka PDRB yang cukup signifikan juga membuktikan belum
tercapainya pemerataan. Maka pembangunan dengan menggunakan strategi pusat pertumbuhan
merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh di Kabupaten Banjarnegara agar hasil
pembangunan diharapkan mempunyai efek menyebar dan terjadi pemerataan di setiap
kecamatan. Berdasarkan uraian latar belakang di atas menimbulkan rumusan masalah sebagai
berikut ; Kecamatan-kecamatan mana saja yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Banjarnegara? Bagaimana interaksi antara kecamatan yang menjadi pusat
pertumbuhan ekonomi dengan kecamatan di sekitarnya atau daerah belakangnya (hinterland)?
Bagaimana kondisi perekonomian pada masing-masing kecamatan di Kabupaten Banjarnegara
Sektor ekonomi apa saja yang menjadi sektor potensial yang terdapat pada setiap kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara? Adapun tujuan yang diharapkan untuk dicapai dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : Untuk mengidentifikasi kecamatan-kecamatan mana saja yang menjadi
pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara.
Besarnya potensi serta kelengkapan fasilitas membuat masyarakat baik dalam maupun
luar Kecamatan Mandiraja senang melakukan aktivitas ekonomi serta membuka peluang yang
besar untuk mengembangkan Kecamatan Mandiraja sebagai pusat industri dan perdagangan.
Kecamatan Susukan terdapat potensi yang cukup menonjol adalah terdapat industri kerajinan
rakyat yaitu industri batik. Industri batik ini belum dikenal luas oleh masyarakat dari kabupaten
lain karena kurangnya promosi dari pihak kabupaten.
Namun kualitas serta ciri khas terdapat pada batik buatan masyarakat Kecamatan
Susukan yang menjadikannya patut dipertimbangkan sebagai potensi unggulan. Warisan budaya
sekaligus peluang ekonomi tersebut adalah nilai tambah yang dapat dikembangkan secara luas.
Kecamatan pusat pertumbuhan yang terakhir adalah Kecamatan Purwareja Klampok. Pada
kecamatan ini, kegiatan ekonomi banyak terjadi terutama di sepanjang ruas jalan raya. Adanya
pusat konsentrasi fasilitas berupa rumah sakit yaitu Rumah Sakit Emanuel, fasilitas pendidikan,
dan pusat perbelanjaan membuat kecamatan ini memiliki kekuatan untuk menarik penduduk di
sekitarnya baik untuk tinggal, maupun melakukan kegiatan ekonomi. Interaksi antar Kecamatan
Pusat Pertumbuhan Ekonomi dengan Kecamatan Sekitarnya Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan metode gravitasi dengan menggunakan variabel jumlah penduduk dan jarak antar
kecamatan, dapat diketahui nilai interaksi dari masing-masing kecamatan sebagai pusat
pertumbuhan dengan kecamatan sekitarnya.
Besarnya potensi serta kelengkapan fasilitas membuat masyarakat baik dalam maupun
luar Kecamatan Mandiraja senang melakukan aktivitas ekonomi serta membuka peluang yang
besar untuk mengembangkan Kecamatan Mandiraja sebagai pusat industri dan perdagangan.
Kecamatan Susukan terdapat potensi yang cukup menonjol adalah terdapat industri kerajinan
rakyat yaitu industri batik. Industri batik ini belum dikenal luas oleh masyarakat dari kabupaten
lain karena kurangnya promosi dari pihak kabupaten.
Namun kualitas serta ciri khas terdapat pada batik buatan masyarakat Kecamatan
Susukan yang menjadikannya patut dipertimbangkan sebagai potensi unggulan. Warisan budaya
sekaligus peluang ekonomi tersebut adalah nilai tambah yang dapat dikembangkan secara luas.
Kecamatan pusat pertumbuhan yang terakhir adalah Kecamatan Purwareja Klampok. Pada
kecamatan ini, kegiatan ekonomi banyak terjadi terutama di sepanjang ruas jalan raya. Adanya
pusat konsentrasi fasilitas berupa rumah sakit yaitu Rumah Sakit Emanuel, fasilitas pendidikan,
dan pusat perbelanjaan membuat kecamatan ini memiliki kekuatan untuk menarik penduduk di
sekitarnya baik untuk tinggal, maupun melakukan kegiatan ekonomi. Interaksi antar Kecamatan
Pusat Pertumbuhan Ekonomi dengan Kecamatan Sekitarnya Berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan metode gravitasi dengan menggunakan variabel jumlah penduduk dan jarak antar
kecamatan, dapat diketahui nilai interaksi dari masing-masing kecamatan sebagai pusat
pertumbuhan dengan kecamatan sekitarnya.
Jumlah penduduk yang besar merupakan asset penting terutama dalam proses kegiatan
ekonomi. Semakin besar jumlah penduduk maka peluang terjadinya interaksi juga semakin besar.
Selain itu jarak antar wilayah juga sangat menentukan, semakin dekat jarak maka kemungkinan
terjadinya interaksi juga semakin besar. Bentuk interaksi yang terjadi sangat beragam dalam
berbagai bentuk kegiatan atau aktivitas. Seperti kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, aktivitas
pendidikan, dan lain-lain. Kecamatan pusat pertumbuhan dikatakan sebagai pusat pertumbuhan
karena banyaknya kegiatan perekonomian dan ditunjang oleh lengkapnya fasilitas pendukung.
Kegiatan perekonomian tersebut menarik masyarakat yang tinggal di daerah lain untuk
melakukan kegiatan ekonomi seperti produksi, distribusi, jual-beli ataupun membuka unit usaha.
Kondisi Perekonomian pada Masing-masing Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Untuk
menggambarkan posisi atau kondisi perekonomian di setiap kecamatan di Kabupaten
Banjarnegara, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Daerah pertama adalah daerah maju dan cepat maju yang ditandai dengan struktur
perekonomian yang kuat. Misalnya struktur perekonomian di Kecamatan Banjarnegara,
menunjukkan kontribusi sektor jasa-jasa dan perdagangan sebagai pemberi sumbangan terbesar
yang mampu mendorong pertumbuhan PDRB. Serta kekuatan perekonomian yang terbukti tetap
tumbuh positif pada saat terjadi krisis keuangan pada tahun 2008 silam. Daerah kedua adalah
daerah maju tapi tertekan yang mempunyai ciri kinerja perekonomian yang mengalami tekanan
yang relatif besar sehingga menghambat laju pertumbuhan atau mengalami penurunan. Daerah
ketiga adalah daerah berkembang cepat. Kecamatankecamatan pada kategori ini merupakan
kecamatan yang rata-rata memiliki basis pertanian, yang pertumbuhannya belum mampu
mengangkat pertumbuhan PDRB secara menyeluruh.
Hal tersebut cukup beralasan jika dilihat dari potensi serta perkembangan kecamatan di
Kabupaten Banjarnegara. Adanya perbedaan daya saing atau keunggulan sektor tersebut,
memungkinkan dilakukan spesialisasi produksi antar daerah, sehingga membuka peluang
pertukaran hasil produksi sesuai kebutuhan daerah masing-masing. Implikasi dari hal tersebut
adalah adalah bahwa pertumbuhan suatu daerah akan memberikan pengaruh bagi pertumbuhan
daerah lainnya. Peran pemerintah daerah untuk memberdayakan sektor potensial sebagai
penggerak perekonomian daerah sangat diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa
Tengah
Suyatno, 2000. Analisa Economic Base terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat
II Wonogori : Menghadapi Implementasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Dalam
Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2 Hal. 144-159. Surakarta: UMS.
Tarigan, Robinson. 2006. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.