Sumber Naskah Warta Berita Basa Sunda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Tiga Komponen Memajukan Desa

Bupati Sambas, dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH, foto bersama peserta Pelatihan
Perencanaan Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat, Senin (20/6).
Sambas

Guna meningkatkan pembangunan di desa, ada tiga cara pemberdayaan masyarakat yang
harus dilakukan. Salah satunya, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan bagi
peningkatan potensi masyarakat supaya maju dan berkembang.

Penegasan itu dikemukakan Bupati Sambas, dr Hj Juliarti Djuhardi Alwi MPH saat membuka
Pelatihan Perencanaan Pembangunan Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat, Senin (20/6)
yang dilaksanakan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
Kabupaten Sambas.

Dijelaskan Juliarti, peningkatan pembangunan tersebut berdasarkan asumsi bahwa setiap


individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan sesuai hakikat dan
kemandirian serta pemberdayaan rakyat. Hal seperti inilah yang dapat menumbuhkan
keyakinan, bahwa rakyat memiliki potensi mengorganisasi diri dan menciptakan kemandirian
tiap individu. Dalam hal ini proses pemberdayaan masyarakat berakar kuat pada proses
kemandirian di tiap-tiap individu, ungkapnya.

Setelah semua terlaksana, selanjutnya harus dilakukan penguatan potensi atau daya yang
dimiliki rakyat dengan menerapkan langkah nyata menampung berbagai masukan,
menyediakan berbagai sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial yang dapat diakses
masyarakat paling bawah. Terbukanya akses seperti ini tentunya dapat memberikan motivasi
kepada rakyat untuk meningkatkan daya saing seperti tersedianya lembaga pendanaan,
pelatihan dan pemasaran yang ada di pedesaan.

Menurutnya, dalam upaya pemberdayaan masyarakat yang paling utama dilakukan di


antaranya peningkatan mutu dan perbaikan sarana pendidikan, kesehatan dan akses pada
sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan
pasar. Dengan tersedianya sarana tersebut, tentunya dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam memajukan ekonomi pedesaan. Sehingga muncul kemandirian masyarakat
mendukung pembangunan desa, jelas figur yang eksis memajukan dunia pendidikan di
Kabupaten Sambas ini.

Selanjutnya beber Juliarti, pemberdayaan rakyat yang dimaksud dalam arti melindungi dan
membela kepentingan masyarakat lemah, seperti melakukan pembinaan sehingga dapat
memotivasi yang lemah agar menjadi kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan keberpihakan
kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.

Melindungi dan membela jelasnya, harus dilihat sebagai upaya mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi atas kaum yang lemah. Makanya peran desa
sebagai ujung tombak sangat penting, terutama dalam memberikan pembinaan masyarakat,
terangnya.

Juliarti mengharapkan setiap desa dapat bersaing meningkatkan perekonomian yang


produktif, berdaya saing, selaras, serasi dan berimbang dengan berbasis masyarakat sesuai
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 51 Tahun 2007 tentang Pembangunan
Kawasan Pedesaan Berbasis Masyarakat, sehingga setiap desa dapat berlomba memajukan
pembangunan di desanya masing-masing. Kerja sama seperti ini yang harus ditumbuhkan di
masyarakat, tegas Juliarti dalam kegiatan yang dihadiri Kepala BPMPD Kabupaten Sambas
Drs Budiman Thahir MSi, muspika, Tim Direktorat Jenderal Pemerintahan Desa Depdagri,
peserta pelatihan dari Kecamatan Selakau Timur dan Kecamatan Sebawi. (edo)

Strategi Memajukan Desa (1)

Menjadikan Desa sebagai Sumber Kesejahteraan.


Bincang Program bersama Fuad Hidayat

DESA merupakan pilar kesejahteraan terbaik bagi warga. Banyak sumber


penghidupan yang baik dari bumi pedesaan sehingga desa harus diperhatikan,
ujar Fuad Hidayat saat menemui beberapa tamu dari warga masyarakat di
rumahnya, di Krawitan Candiroto awal Januari 2013 lalu.

Kandidat Bupati Temanggung ini mengatakan, sampai saat ini pemerintah


di Indonesia memiliki kelemahan karena kurang serius menggarap desa sebagai
sumber kesejahteraan hidup. Kalau desa dikelola secara baik, yaitu secara
partisipatif dan penuh kreativitas, pastinya potensi lokal bangsa tidak hanya
mensejahterakan keluarga desa, melainkan juga memberi sumbangan
kesejahteraan orang kota.

Menurut Fuad, selama ini masyarakat dan pejabat sering keliru


meletakkan problem pedesaan semata karena minim anggaran. Benar bahwa
anggaran itu penting dan kita memang sangat kurang, tetapi, kalau yang
dipikirkan hanya kekurangan anggaran, bisa menjebak kita berlaku pragmatis
sekadar berburu anggaran. Seolah-olah kalau tidak ada anggaran lantas kita
tidak bisa maju."

Fuad menawarkan cara pandang baru, bahwa aggaran itu penting, tetapi
lebih penting lagi bagaimana kita mampu mengelola anggaran secara tepat
sehingga efektif untuk kemajuan dan kesejahteraan warga. Banyak anggaran
yang turun toh tidak senantiasa menjamin kemajuan. Terdapat fakta pula banyak
yang minim anggaran tetapi pada kenyataannya pembangunan bisa maju.
Menurutnya, Kita harus memiliki cara pandang (paradigma) sebagai subjek
gerakan pembangunan bersama. Partisipasti lokal harus dimaksimalkan. Atau
memakai spirit Bung Karno, kita harus memaksimalkan gotong-royong untuk
memajukan masyarakat desa.

Mengapa demikian? Banyak kekayaan desa yang nilainya lebih besar


daripada anggaran sebesar apapun. Kekayaan sumber daya alam di setiap desa
sangat bagus. Selagi ada ada kemauan dari pemerintah untuk menggali dan
mengolah potensinya.

Fuad mengambil contoh, ubi jalar, singkong, hingga tanah lempung bisa
jadi sumber daya ekonomi yang baik. Hasil riset tanaman oleh peneliti asal
Temanggung Dr. Nur Richana, yang bekerja di Balai Besar Penelitian Pascapanen
Bogor misalnya, sangat membanggakan. Saya mendapatkan buku karya Dr. Nur
Richana dari Gramedia. Setelah membaca bukunya tentang gulang singkong dan
potensi umbi-umbian Indonesia, ternyata luar biasa jika dikelola secara
maksimal. Buku tersebut mampu menjawab persoalan untuk urusan ekonomi
dari sumber pangan pedesaan.

"...aggaran itu penting, tetapi lebih penting lagi bagaimana kita mampu
mengelola anggaran secara tepat sehingga efektif untuk kemajuan dan
kesejahteraan warga..."

Adapun soal lempung menurut Fuad juga memiliki potensi karena di


Temanggung banyak lempung yang bagus. Belum lama ini, seorang peneliti, Is
Fatimah dari Universitas Islam Indonesia Yogyakarta mendapat pengakuan dari
dunia internasional sebagai peneliti lempung Indonesia yang mampu
membuktikan lempung sebagai bahan baku sel surya serta keramik antibakteri,
dan lain sebagainya. Nah, hasil riset seperti itu harus apresiasi. Ilmuwan
meneliti, pemerintah mengeksekusi, paparnya.

Ke depan, Pemda Temanggung menurut Fuad, selain harus terus berusaha


melakukan pembangunan infrastuktur, juga harus lebih apesiatif terhadap
sumberdaya ekonomi lokal. Penyuluhan pola tanam harus dimajukan,
pemberdayaan pupuk lebih kreatif, pengelolaan pasca panen dengan tradisi baru
untuk mengolah produk pertanian lebih memiliki nilai jual.[]

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Lintas Jabar

Desa Harus Segera Membuat Profil Daerah


Details

Category: Ekonomi Bisnis

Published Date

Written by bowo

BANDUNG Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Jawa


Barat mengingatkan kepada seluruh desa di provinsi ini untuk segera membuat profil desa
bagi yang belum membuatnya. Bagi desa yang profilnya masih belum sempurna harus segera
direvisi. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Jabar
Arifn Kertasaputra mengatakan, profil desa ini sangat penting untuk mengetahui potensi-
potensi apa saja yang ada di desa tersebut. Selain itu, sebagai petunjuk titik-titik rawan
bencana di seuatu daerah.

"Intinya, profil desa ini untuk menggali potensi-potensi yang sudah ada di desa-desa di Jawa
Barat." "Profil ini juga sangat membantu agar setiap bantuan yang masuk ke desa tepat
sasaran," ungkap Arifin saat ditemui SINDO di ruang kerjanya, belum lama ini.

Menurut dia, profil desa ini nanti berbentuk online di mana setiap orang bisa membuka dan
membacanya. Saat ini wilayah Majalengka sudah mulai melakukan sistem online tersebut.
Profil desa dilengapi dengan kondisi-kondisi baru dan terbarukan di suatu desa, sehingga
mempermudah cara kerja untuk memajukan desa. "Jadi, setiap desa itu harus menyusun
dalam bentuk database untuk memberikan informasi tentang apa saja yang ada di desa
tersebut," ucap Arifin.

Dia mengatakan, sejumlah desa di Jabar memiliki karakteristik sangat beragam. Bahkan
beberapa di antaranya berhasil menyabet gelar juara dalam perlombaan desa di tingkat
kota/kabupaten dan nasional. Karena itu,diperlukan peran aparatur desa untuk mengawal
profil desa tersebut. "Kami berikan stimulan kepada masing-masing desa untuk aparaturnya
sebesar Rp 15 juta dari nilai total Rp 79 miliar. Dana itu untuk memacu para aparatur desa
agar bisa lebih giat bekerja. Dana ini pun nantinya harus dipertanggung jawabkan," ungkap
Arifin.

Berdasarkan catatan terakhir di BPMPD Jabar, saat ini terdapat 50.541 desa. Beragai program
mulai dari Desa Peradaban, Mandiri, dan lainnya telah digulirkan untuk memajukan
perdesaan. Golnya adalah agar desa bisa sejahtera dengan potensi-potensi yang ada di
daerahnya masing-masing. (slamet parsono)

Sumber: Harian Seputar Indonesia - Kamis, 17 Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai