Infarn Warmer 2 Mode

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 64

1

RANCANG BANGUN PESAWAT INFANT WARMER 2 MODE BERBASIS

MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

Karya Tulis Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


dalam Menempuh Program Pendidikan
Diploma III Teknik Elektromedik

Oleh :

ANGGA LISA ARISTA


12.04.011

PROGRAM STUDI D III TEKNIK ELEKTROMEDIK

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA

SEMARANG
2

2015

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PERNYATAAN PENULIS

JUDUL :Rancang Bangun Pesawat Infant 2 mode Berbasis Mikrokontroler

Atmega 8535

NAMA : Angga Lisa Arista

NIM : 12.04.011

Saya menyatakan dan bertanggung jawab dengan sebenarnya bahwa Karya

Tulis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali cuplikan dan ringkasan yang masing-

masing telah saya jelaskan sumbernya. Jika pada waktu selanjutnya ada pihak lain

yang mengklaim bahwa Karya Tulis ini sebagai karyanya, yang disertai dengan

bukti-bukti yang cukup, maka saya bersedia untuk dibatalkan gelar Ahli Madya

Teknik Elektromedik saya beserta segala hak dan kewajiban yang melekat pada gelar

tersebut.

Semarang,

ANGGA LISA ARISTA

Penulis
3
4

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PERNYATAAN PERSETUJUAN

JUDUL : Rancang Bangun Pesawat Infant 2 mode Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535

NAMA : ANGGA LISA ARISTA

NIM : 12.04.011

Karya Tulis ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan penguji Ujian

Akhir Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada

Semarang.

Rancang Bangun Pesawat Infant 2mode Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535

Menyetujui,

Pembimbing

( Soedjarwo BE )
5

ABSTRAK

Pesawat infant warmer adalah alat kesehatan yang digunakan untuk memberikan
kehangatan pada bayi yang baru lahir. Komponen utama pada Pesawat infant warmer
adalah heater dan kontrol suhu. Dimana heter berfungsi sebagai pemanas, dan
rangkaian kontrol suhu yang berfungsi sebagai pengontrol suhu yang dipancarkan
oleh heater sehingga panas yang di pancarkan dapat dikontrol suhunya.
Modul ini menggunakan komponen mikrokontroler ATmega 8535 sebagai unit
proses utama. Sensor DS18S20 berfungsi untuk mengindrakan suhu ruang dan skin
suhu. Keypad berfungsi sebagai pengatur mode pilihan sebelum alat bekerja. Driver
heater berperan sebagai saklar otomatis yang digunakan untuk menyalakan, heater
berfungsi sebagai pemanas. Buzzer sebagai indikator ketika suhu melebihi atau
kurang dari suhu settingan, lcd sebagai penampil setting suhu dan sensor suhu.
Alat infant warmer ini diharapkan dapat membantu serta mempermudah kerja
perawat Kesehatan dalam merawat bayi.

Kata Kunci : Infant Warmer, ATMega 8535, sensor DS18S20.


ABSTRACT

Infant warmer air is medical equipment that is used to provide warmth to the
newborn. The main components of the aircraft infant warmer is a heater and climate
control. Where heter serves as a heater, and a temperature control circuit that serves
as a temperature control emitted by the heater so that the heat radiated can be
controlled in temperature.
This module uses a microcontroller ATmega 8535 as a component of the
main process units. DS18S20 sensor serves to mengindrakan room temperature and
skin temperature. Keypad function as a regulator of choice mode before working
tool. Driver heater acts as an automatic switch used to turn on, the heater serves as
a heater. Buzzer as an indicator of when the temperature exceeds or is less than the
temperature setting, LCD as the viewer setting temperature and a temperature
sensor.
Tools infant warmer is expected to assist and facilitate the work of nurses in
health care for the baby.

Keywords: Infant Warmer, ATMega 8535, DS18S20 sensor.


STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

PENGESAHAN KARYA TULIS

JUDUL : Rancang Bangun Pesawat Infant 2 mode Berbasis Mikrokontroler


Atmega 8535
NAMA : ANGGA LISA ARISTA

NIM : 12.04.011

Karya Tulis ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan penguji Ujian

Akhir Program Pendidikan Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada

Semarang pada hari rabu tanggal 09 bulan September tahun 20l5.

Dewan Penguji

Supriyanto M.Kom Inayatus S Amd.EM


Penguji I Penguji II

Ir. Vivi Vira Viridianti, M.Kes Soedjarwo BE

Ka. Prodi DIII TEM Pembimbing

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

melawan lupa
PERSEMBAHAN :

Karya Tulis ini kupersembahkan kepada :

1 ALLAH SWT.
2 Papah Mukhlisin dan Mamah Sofiatun tercinta.
3 Kakak Heru Lisna Erlangga adek-adekku Nabila Salsa Bila

dan Nadila Puspita Hati tersayang.


4 Keluarga besarku yang senantiasa memberi dorongan dengan

semangat dan doa.


5 Rina yang telah banyak memberikan semangat.
6 Teman teman seperjuangan ATEM 12 yang saya cintai dan

saya banggakan.
7 Segenap penghuni kontrakan Crew SKK (Sarang Kupu-

Kupu).
8 Kakak-kakak senior Atem.
9 Segenap dosen ATEM atas ilmu yang telah diberikan.
10 Segenap staff dari STIKES WIDYA HUSADA.
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan nikmat,

rahmat, dan kasih karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan

ujian akhir pada program Diploma III Teknik Elektromedik STIKES Widya Husada

Semarang. Adapun judul yang penulis buat adalah Rancang Bangun Pesawat

Infant Warmer 2 Mode Berbasis Mikrokontroler Atmega 8535.

Untuk melengkapi tugas akhir di Akademi Teknik Elektromedik di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Husada Semarang. Dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah (KTI) ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Papah, Mamah tercinta, kakak dan adik tersayang saya yang telah mencurahkan

dukungan penuh berupa doa, moral, dan material kepada penulis.

2. Bapak dr. M. Sulaeman, Sp.A, M.Kes, MM (MMR) sebagai Ketua STIKES

Widya Husada Semarang.

3. Ibu Ir. Vivi Vira Viridianti, M.Kes sebagai Kaprodi DIII Teknik Elektromedik

STIKES Widya Husada Semarang.

4. Bapak Soedjarwo BE, selaku pembimbing

5. Rekan-rekan ATEM angkatan 2012 yang telah berjuang bersama selama tiga

tahun, dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang

membantu proses pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.


Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam Karya Tulis ini karena

penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik ataupun saran yang

membangun dari para pembaca.

Semoga Karya Tulis ini dapat memberikan manfaat secara umum bagi

masyarakat dan secara khusus bagi kemajuan Program Studi DIII Teknik

Elektromedik.

Semarang,

Penyusun

Angga Lisa Arista


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................iii

DAFTAR TABEL..................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR.............................................................................vii

BAB I.................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................1

1.1. Latar Belakang................................................................................................1

1.2. Tujuan.............................................................................................................3

1.3. Batasan Masalah.............................................................................................3

BAB II................................................................................................4

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................4

2.1. Bayi Baru Lahir.................................................................................................4

2.2. Pesawat Infant Warmer.....................................................................................5

2.2.1. Prinsip Kerja Pesawat Infant Warmer......................................................6

2.3. Resistor...........................................................................................................7

2.4. Kapasitor.........................................................................................................8

2.5. Dioda..............................................................................................................8

2.6. Transistor......................................................................................................10

2.7. Trioda AC (Triac) sebagai saklar..................................................................12

2.8. IC MOC 3020 sebagai Opto Osilator...........................................................13

2.9. Sensor Suhu DS18S20..................................................................................14

2.10 Heater.............................................................................................................15
Pengertian Heater................................................................................................15

2.12. Keypad..........................................................................................................18

2.13. Liquid Crystal Display (LCD)......................................................................19

2.13.1. Display Data RAM (DDRAM)................................................................19

2.13.2. CGROM Character generator ROM.....................................................20

2.14. Mikrokontroler ATMega 8535......................................................................20

2.15. Tranformator.................................................................................................23

BAB III.............................................................................................25

PERENCANAAN................................................................................25

3.1. Tahapan Perencanaan...................................................................................25

3.2. Perencanaan Rangkaian................................................................................25

3.2.1. Spesifikasi Teknis..................................................................................25

3.2.2. Spesifikasi fungsional............................................................................26

3.3. Blok Diagram...............................................................................................26

3.4. Perencanaan Perangkat Keras.......................................................................29

3.4.1. Perencanaan Rangkaian Power Supply.................................................29

3.4.2. Perencanaan Rangkaian Display...........................................................30

3.4.3. Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler...............................................30

3.4.4. Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu....................................................31

3.4.5. Perencanaan Rangkaian Keypad...........................................................31

3.4.6. Perencanaan Rangkaian Heater.............................................................32

3.4.7. Perencanaan Rangkaian Buzzer............................................................32

3.5. Perancangan Perangkat Lunak......................................................................33

3.6. Perencanaan Daftar Komponen....................................................................35


3.7. Perencanaan Pembuatan Modul....................................................................37

3.8. Persiapan Alat dan Bahan.............................................................................38

3.9 Perencanaan Chasing.......................................................................................38

BAB IV.............................................................................................39

PENGUKURAN DAN PENDATAAN......................................................39

4.1 Gambar Alat Secara Keseluruhan.................................................................39

4.2 Cara Kerja Alat.............................................................................................40

4.3 Pengertian.....................................................................................................41

4.4 Persiapan Pengukuran...................................................................................41

4.5 Metode Pengukuran......................................................................................41

4.6 Hasil Pengukuran..........................................................................................42

BAB V..............................................................................................45

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................................................45

5.1. Analisis Data Hasil Pengukuran...................................................................45

5.1.1. Analisis TP1..........................................................................................45

5.1.2. Analisis TP2..........................................................................................45

5.1.3. Analisis TP3..........................................................................................46

BAB VI.............................................................................................48

PENUTUP.........................................................................................48

6.1. Simpulan.......................................................................................................48

1. Saran.............................................................................................................48

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kode Warna Resistor.....................................................................................6

Tabel 2.2 Deskripsi pin LCD......................................................................................19

Tabel 2.3 Fungsi tiap pin mikrokontroler ATMega 8535............................................22

Tabel 3.1 Daftar Komponen Rangkaian Power Supply..............................................35

Tabel 3.3 Daftar Komponen Rangkaian Heater..........................................................35

Tabel 3.4 Daftar Komponen Rangkian Keypad..........................................................35

Tabel 3.5 Daftar Komponen Rangkaian Mikrokontroller...........................................36

Tabel 3.6 Daftar Rangkaian Sensor Suhu...................................................................36

Tabel 3.7 Daftar Komponen Rangkaian Buzzer.........................................................36

Tabel 3.8 Daftar Komponen Rangkaian LCD............................................................36

Tabel 4.1 hasil pengukuran heater.............................................................................42

tabel 4.2 hasil pengukuran buzzer............................................................................43

tabel 4.3 hasil pengukuran suhu skin........................................................................44

tabel 4.4 hasil pengukuran suhu ruangan.................................................................44

Tabel 5.1 Persentase Kesalahan Sensor Suhu Skin....................................................47

Tabel 5.2 Persentase Kesalahan Sensor Suhu Ruangan.......................................47


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pesawat Infant Warmer.............................................................................5

Gambar 2.2 Simbol Skematik Resistor.........................................................................6

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Kapasitor.............................................................................7

Gambar 2.4 Bentuk fisik dioda....................................................................................8

Gambar 2.5 Pembiasan Pada Dioda..............................................................................9

Gambar 2.6 Simbol Transistor....................................................................................10

Gambar 2.7 Lambang Triac........................................................................................11

Gambar 2.8 MOC 3020 dan Sistematik MOC 3020...................................................12

Gambar 2.9 PIN Sensor Suhu DS18S20.....................................................................13

Gambar 2.10 Buzzer/Alarm.......................................................................................17

Gambar2.11 Struktur Keypad.....................................................................................18

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin LCD............................................................................19

Gambar 2.13 Pinning Mikrokontroler ATMega 8535................................................21

Gambar 2.14 ilustrasi trasnformator...........................................................................23

Gambar 3.2 Power Supply Unit..................................................................................28

Gambar 3.3 Rangkaian LCD......................................................................................29

Gambar 3.5 Rangkaian mikrokontroller.....................................................................30

Gambar 3.6 Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu.....................................................31

Gambar 3.7 Perencanaan Rangkaian Keypad.............................................................31

Gambar 3.8 Perencanaan Rangkaian Heater...............................................................32

Gambar 3.9 rangkaian buzzer.....................................................................................32

Gambar 3.10 Desain Alat Tampak Depan...................................................................38


Gambar 4.1 Wiring Diagram......................................................................................39

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, semakin maju pula

pola pikir manusia dalam bidang kesehatan. Dalam dunia kesehatan muncul

peralatan-peralatan kesehataan yang semula manual menjadi digital dan

komputerisasi. Hal ini bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan, serta

mempermudah petugas rumah sakit mengoperasikan alat kesehatan tersebut serta

meminimalkan tingkat kesalahan dalam penggunaan ke pasien selain itu juga untuk

mengefisienkan waktu dan tenaga dari tenaga medis atau dokter yang menggunakan.

Dari penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka terciptalah alat

kesehatan yang dapat membantu manusia baik diagnosa maupun terapi. Salah satu

alat kesehatan yang akan dibuat adalah pesawat Infant Warmer, alat ini biasa

digunakan di Rumah Sakit bersalin.

Pada proses persalinan baik secara manual maupun operasi (cecar), terperatur

tubuh pada bayi yang sudah lahir harus sama dengan temperatur tubuh bayi pada saat

didalam kandungan yaitu berkisar antara 36C - 37C. Karena bayi belum bisa

menyesuaikan suhu tubuh dalam lingkungan sekitar, diakibatkaan bayi belum

mendapat nutrisi dan sumber energinya maka salah satu alat kesehatan yang

digunakan untuk menjaga suhu tubuh pada bayi yang baru lahir adalah pesawat

Infant Warmer. Pesawat Infant Warmer dengan 2 mode prewarm dan manual akan

mempermudah perawat untuk menyesuaikan suhu untuk bayi.


Hypothermia pada bayi adalah suatu keadaan dimana bayi mengalami

penurunan suhu tubuh. Akibat dari hypothermia tersebut dapat berakibat koma,

penurunan suhu tubuh secara berangsur, penurunan konsumsi oksigen bahkan dapat

mengakibatkan kematian pada bayi. Mempertahankan suhu tubuh pada batas normal

sangat penting untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan pada bayi baru lahir.

Pengaturan suhu tubuh tergantung dari faktor penghasil panas dan pengeluarannya.

Untuk mencegah bahayanya hypothermia pada bayi yang baru lahiryaitu dengan

caramempertahankan suhu tubuh agar tetap normal atau sama dengan suhu waktu di

dalam kandungan[1].

Pesawat Infant Warmer adalah alat kesehatan yang digunakan untuk

memberikan kehangatan pada bayi yang baru lahir. Komponen utama pada Pesawat

Infant Warmer adalah heater dan kontrol suhu. Dimana heter berfungsi sebagai

pemanas, dan rangkaian kontrol suhu yang berfungsi sebagai pengontrol suhu yang

dipancarkan oleh heater sehingga panas yang dipancarkan dapat dikontrol suhunya.

Mengacu pada kerangka penjelasan diatas penulis mencoba membuat alat yang

dapat memberikaan kenyamanan dan kehangatan pada bayi, yang kemudian

dituangkaan dikarya tulis dengan judul:

RANCANG BANGUN PESAWAT INFANT WARMER 2 MODE

BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan karya tulis ini antara lain :


1. Dapat mengerti dan memahami lebih jauh tentang pesawat Infant Warmer, baik

secara fungsi, metode-metode serta langkah dan cara kerja sistem elektronika

berikut proses pembuatannya.


2. Dapat menerapkan heater yang dapat dikontrol dan suhu yang dapat ditampilkan

pada display.
3. Merancang pesawat Infant Warmer dengan menerapkan metode teori dari buku-

buku referensi dan pihak yang telah berkecimpung pada elektromedik.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan karya tulis ini penulis membatasi pokok-pokok bahasan pada

Infant Warmer dalam bentuk jadi yang meliputi sumber panas, rangkaian temperatur

kontrol, sensor suhu, sensor skin dan tampilan suhu. Hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi pelebaran masalah dalam penyajian dan pembahasan karya tulis ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bayi Baru Lahir

Pengertian bayi adalah makhluk hidup yang baru lahir oleh seseorang ibu dari

kandungannya (rahim) yang dikandung selama 9 bulan (37-42 minggu). Bayi yang

lahir sesuai dengan waktu yang ditentukan yaitu 9 bulan, maka dapat dikatakan bayi

tersebut sehat dengan berat badan lebih dari 2500 gram.

Bayi yang lahir ada dua kemungkinan, yang pertama adalah bayi dengan

keadaan normal, yang kedua adalah bayi dengan kondisi relatif, dan yang ketiga

adalah bayi dengan kondisi postmatur. Bayi dengan kondisi normal adalah bayi yang
lahir sesuai umur dalam kandungan yaitu antara 37-42 minggu di hitung dari haid

terakhir ibu dan bayi premature adalah bayi yang lahir kurang dari umur dalam

kandungan ibu yaitu antara 28-36 minggu. Sedangkan bayi postmatur adalah bayi

yang lahir lebih dari umur kandungan ibu yaitu lebih dari 42 minggu.

Bayi baru lahir sangat riskan terhadap lingkungan sekitar dimana suhu yang

berbeda pada saat di dalam kandungan. Sehingga untuk mendapatkan suhu stabil

yang diinginkan maka bayi yang baru lahir perlu di tempatkan dalam pesawat Infant

Warmer dimana fugsinya untuk menjaga suhu tubuh bayi untuk Gela beradaptasi

dengan lingkungan sekitar.

Bayi premature mudah dan cepat sekali menderita hypothermia bila berada di

lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi

yang relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan, dan kurangnya jaringan

lemak bawah kulit. Untuk mencegah hypothermia, perlu di usahakan lingkungan

yang cukup hangat pada bayi, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di

rawat di dalam pesawat infant warmer, maka radiasi panas yang diharapkan

mengenai tubuh pada bayi antara 35C-37C.

Bayi premature beresiko sangat tinggi terhadap penyakit paska lahir, antara lain:

penyakit kuning akibat fungsi hati yang belum sempurna, asfiksa ( kegagalan

bernafas spontan dan teratur pada menit-menit pertama setelah lahir ), kekurangan

oksigen dalam otak, dan hypothermia[2].

2.2. Pesawat Infant Warmer

Pesawat infant warmer berasal dari bahasa Inggris yaitu Infant dan Warmer.

Infant berarti bayi, sedangkan Warmer berarti penghangat, jadi Infant Warmer
mempuyai arti yaitu alat penghangat yang digunakan untuk menghangatkan bayi.

Alat ini difungsikan untuk tempat perlindungan bayi yang lahir dini ( premature ),

dan bayi yang mengalami hypothermia. Alat ini hanya sebagai tempat singgah

sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang baru lahir dan mengalami

hypothermia. Dengan adanya panas dari heater yang dihasilkan oleh alat ini, maka

bayi yang baru lahir tidak normal ( warna biru pada tubunya ) dikarenakan suhu

tubuh bayi yang kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau

dirasa sudah normal, maka bayi dapat dipindahkan ke tempat tidur bayi biasa. Alat

ini juga dapat digunakaan sebagai tempat tidur bayi atau tempat pemeriksaan pada

saat dilakukan pemeriksaan kesehatan bayi.

Komponen utama dari Infant Warmer yaitu heater dan kontrol suhu. Penghangat

pada Infant Warmer menggunakan elemen kering yang sesuai kebutuhan. Radiasi

panas yang diharapkan mengenai tubuh bayi suhunya antara 35C-37C. Pada kontrol

suhu juga terdapat sensor yang diletakkan disekitar tempat tidur bayi dan dikulit bayi

yang berfungsi sebagai pendeteksi radiasi panas yang di pancarkan oleh heater.

Sensor ini juga sebagai pengontrol kerja heater agar tidak terjadi over heat[3].

2.2.1. Prinsip Kerja Pesawat Infant Warmer


Gambar 2.1 Pesawat Infant Warmer

Pada saat ditekan tombol start maka secara otomatis alat ini akan masuk pada

pemilihan mode prewarm dan manual. Pada mode prewarm mode ini output panas

heater (heating ratio) telah disetting otomatis dengan parameter default yang sudah

tersimpan sebelumnya.

Untuk pemilihan mode kontrol manual, operator dapat mengatur suhu sesuai

dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan panas heater. Sedangkan

sensor suhu memberikan tampilan yang dapat dibaca operator untuk mengetahui

suhu ruangan dan sensor skin untuk mengetahui suhu tubuh bayi. Keluaran panas

dapat dari heater dan dibaca oleh sensor yang di umpankan sebagai komparator yang

berfungsi sebagai pembanding pada masukan inverting, tegangan yang diperoleh dari

sensor akan dibandingkan dengan tegangan dan dibandingkan dari tegangan setting

yang dapat diatur sesuai dengan pemilihan yang diinginkan. Alarm berbunyi pada

saat bayi mengalami penurunan atau kenaikan suhu tubuh bayi.

2.3. Resistor

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang dirancang untuk

menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua

salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya. Resistor merupakan salah satu

komponen yang paling sering digunakan dalam rangkaian elektronik.

Gambar 2.2 Simbol Skematik Resistor


Karakteristik utama dari resistor adalah hambatan dan daya listrik yang

digunakan. Untuk mengetahui nilai hambatan resistor, selain diukur langsung men

tggunakan multimeter, dapat menggunakan kode warna resistor[4].

Tabel 2.1 Kode Warna Resistor

Warna Nilai Faktor pengali Toleransi


Hitam 0 1
Coklat 1 101 1%
Merah 2 102 2%
Jingga 3 103
Kuning 4 104
Hijau 5 105
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa warna - - 20%
2.4. Kapasitor

Kapasitor yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C

adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik,

dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Kapasitor

Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh

suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umum dikenal misalnya udara
vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika kedua ujung plat metal diberi tegangan

listrik, maka muatan-muatan positif akan mengumpul pada salah satu kaki

(elektroda) metalnya dan pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul

pada ujung metal yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung

kutub negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub

positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan elektrik ini

tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya[5].

2.5. Dioda

Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya bersifat

semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah (kondisi

panjar maju) dan menghambat arus dari arah sebaliknya (kondisi panjar mundur).

Dioda dapat disamakan sebagai fungsi katup di dalam bidang elektronika. Dioda

sebenarnya tidak menunjukkan karakteristik kesearahan yang sempurna, melainkan

mempunyai karakteristik hubungan arus dan tegangan kompleks yang tidak linier

dan seringkali tergantung pada teknologi atau material yang digunakan serta

parameter penggunaan.

Beberapa jenis dioda juga mempunyai fungsi yang tidak ditujukan untuk

penggunaan penyearahan. Gambar dan simbol dioda dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.4 Bentuk fisik dioda


Macam-macam dioda :

1. Dioda penyearah (rectifier)


2. Dioda zener
3. Dioda emisi cahaya (LED)
4. Dioda cahaya
5. Dioda varactor

Karakteristik dioda adalah sebagai berikut :

a. Bila dioda diberi tegangan maju, maka dengan tegangan kecil saja

(minimal 0,7 volt untuk dioda silikon dan 0,3 volt untuk dioda germanium) arus

akan mengalir dari anoda ke katoda.

b. Bila dioda diberi tegangan balik maka untuk tegangan yang masih

dibawah tegangan break down , arus tidak akan mengalir dari anoda ke katoda

sampai tegangan yang diberikan mencapai tegangan break down, yaitu dimana

dioda tidak dapat lagi menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.

Untuk gambar pembiasan dioda dapat dilihat di gambar 2.6[6].

Gambar 2.5 Pembiasan Pada Dioda

2.6. Transistor

Transistor adalah komponen aktif yang sangat sering digunakan dalam

rangkaian-rangkaian elektronika, antara lain sebagai penguat (misalnya : penguat

audio), sebagai saklar, inverter dan lain-lain. Sebuah transistor tersusun dari tiga
buah bahan semikonduktor yang bersusun berselang-selang. Jika yang ditengah

bahan jenis P, maka yang mengapit adalah bahan jenis N, dan dinamakan transistor

NPN. Sebaliknya yang ditengah jenis N, maka yang mengampit berjenis P, dan

dinamakan transistor PNP. Ketiga bahan semikonduktor tersebut dinamai kolektor

(pengumpul), basis (landasan), dan emitor (penyebar).

Arus listrik dalam transistor terutama disebabkan oleh aliran elektron-elektron

bebas dari emitor ke kolektor. Gambar simbol transistor dapat dilhat pada gambar

2.6.

Gambar 2.6 Simbol Transistor

Untuk mengoperasikan transistor harus diketahui dulu daerah kerjanya. Ada tiga

daerah kerja transistor yaitu :

1. Daerah sumbat (cut off)


Daerah sumbat merupakan daerah kerja transistor saat mendapat bias arus basis

(Ib) 0. Pada saat daerah ini terjadi bocor dari basis ke emitor (IBEO). Hal yang

sama dapat terjadi pada hubungan kolektor-basis. Jika arus emitor sangat kecil

(Ie= 0), emitor dalam keadaan terbuka dan arus mengalir dari kolektor ke basis

(Icbo).

2. Daerah aktif

Daerah aktif terletak antara daerah jenuh dan daerah sumbat. Agar transistor

bekerja pada daerah aktif maka transistor harus mendapatkan arus basis lebih

besar dari 0 (Ib>0), dalam keadaan ini keluaran arus kolektor akan berubah

sesuai dengan pemberian arus basisnya.

c. Daerah jenuh (saturasi)

Transistor akan bekerja pada daerah jenuh ketika hambatan basis terlalu kecil,

maka arus kolektor meningkat sampai nilai maksimum, dan tegangan kolektor-

emitor turun mendekati nol. [7].

2.7. Trioda AC (Triac) sebagai saklar

Triac merupakan komponen tiga elektroda yang berfungsi sebagai saklar. Triac

mempunyai elektroda kendali (gerbang) terpisah guna memungkinkan pemberian

level tegangan yang akan memulai triac untuk berkonduksi. Triac banyak digunakan

pada rangkaian pengendali, penyaklaran ataupun pemicu. Prinsip kerja Triac sama

seperti SCR (silicon Control Rectifier), dan Triac sendiri dapat digambarkan sebagai

penggabungan dua buah SCR yang dipasang anti parallel dan diberi satu elektroda

pintu. Triac banyak digunakan pada beban yang mempunyai daya besar. Daerah kerja
Triac meliputi jangkauan yang lebar dari 0,5A sampai dengan 40A, dan bekeja pada

tegangan sampai dengan 600 V.

Gambar 2.7 Lambang Triac

Gambar merupakan lambang dari Triac, Terminal utamanya adalah terminal satu

dan dua yaitu untuk keluaran dan terminal bersama gerbang atau gate merupakan

terminal masukan atau terminal kendali[8].

2.8. IC MOC 3020 sebagai Opto Osilator

IC MOC 3020 merupakan komponen yang berfungsi sebagai Optoisolator.

Optosilator adalah sebuah isolator yang tergandeng G optic yaitu suatu komponen

yang menghubungkan Led dengan Detector dalam satu kemasan yang mempunyai

Led pada sisi input sebagai masukannya dan Photo Triac pada keluarannya.

Optoisolator bekerja berdasarkan picu cahaya Goptic. Photo Triac akan

mendapat bias maju bila mendapat sinar dari Led sehingga Triac terhubung singkat,

dengan kata lain Photo Triac digunakan sebagai optoisolator antara rangkaian Input

dan Output IC MOC 3020 ini dapat digunakan sebagai penggerak tegangan AC atau

sebagai komponen elektronik pengganti Relay.


Gambar 2.8 MOC 3020 dan Sistematik MOC 3020

Keterangan pin MOC 3020 :

1. Kaki 1 Anoda
2. Kaki 2 Katoda
3. Kaki 3 & 5 NC
4. Kaki 4 & 6 Input/Output Tegangan AC[9]

2.9. Sensor Suhu DS18S20

Gambar 2.9 PIN Sensor Suhu DS18S20

Sensor suhu DS18S20 merupakan suatu komponen elektronika yang dapat

menangkap perubahan temperatur lingkungan lalu kemudian mengkonversinya


menjadi besaran listrik. Sensor ini merupakan sensor digital yang menggunakan 1

wire untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler.

Keunikan dari sensor ini adalah tiap sensor memiliki kode serial yang

memungkinkan untuk penggunaan DS18S20 lebih dari satu dalam satu komunikasi 1

wire.

Spesifikasi sensor suhu DS18S20:

1. 1-Wire interface hanya memerlukan satu pin port untuk

komunikasi secara 1-Wire.

2. Setiap perangkat memiliki kode serial 64-bit yang disimpan dalam

sebuah ROM onboard.

3. Tidak memerlukan ada komponen tambahan.

4. Bekerja pada kisaran tegangan 3 sampai 5,5V.

5. Dapat mengukur suhu pada kisaran -55 sampai 125 C (-67F

257F).

6. Akurasi 0,5C akurasi dari suhu -10 sampai 85 C.

7. Resolusi dapat dipilih oleh pengguna antara 9 sampai 12 bit.

8. Kecepatan mengkonversi suhu maksimal 750 ms.

9. Kompatibel dengan software Codevision AVR[10].


2.10 Heater

Energi listrik dapat dikonversikan menjadi beberapa bentuk energi lain, salah

satu energi yang merupakan hasil konversi energi listrik tersebut adalah energi kalor

atau panas. Sistem pemanasan heater adalah dengan pemanfaatan lilitan kawat

nikelin yang kemudian dihubungkan dengan tegangan AC 220V. Dalam pembahasan

tentang pemanas maka akan berhubungan juga dengan energi thermal (kalor) dan

kalor jenis zat1[11].

Pengertian Heater

Heater merupakan suatu komponen yang digunakan untuk mengubah energi

listrik menjadi energi panas. Heater dapat dibuat dengan melilitkan kawat nikelin ke

suatu benda isolator yang mempunyai titik cair cukup tinggi.

Elemen basah yaitu heater yang digunakan pada pemanasan cair, sedangkan

elemen kering yaitu heater yang digunakan dalam pemanasan kering. Ada beberapa

jenis untuk elemen kering yaitu dapat berupa lilitan kawat ataupun pipa. Dapat

disesuaikan dengan panas yang akan dibutuhkan di dalam rangkaian.

Kalor adalah bentuk energi dengan satuan SI yaitu joule atau kalori, dengan

perbandingan 1 joule sama dengan 0,24 kalori. Sedangkan energi Termal atau Kalor

(Q) adalah energi yang mengalir dari satu benda ke benda lain karena perbedaan

suhu, karena kalor selalu berpindah dari benda panas ke benda yang dingin.

Kalor jenis suatu zat ( C ) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu

satu satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Apabila kalor yang sebanyak
Q diperlukan untuk menaikkan suhu zat massa (m) sebanyak T, maka kapasitas

kalor jenis zat itu adalah:

Q
C
m.T atau Q C.m.T

dimana :

C : Kalor jenis ( J/KgoC)

Q : Jumlah kalor (Joule)

m : Massa (Kg)

T : Perbedaan temperature (oC)

Daya listrik (P0) dengan satuan Watt. Daya listrik yang dihasilkan sumber energi

dalam membawa muatan Q (dalam satuan coulomb) melintasi potensial yang naik V

(dalam satuan Volt) dalam waktu t (dalam satuan detik) adalah :

P=V.I

dimana :

P : Daya (Watt)

V : Tegangan (Volt)

I : Arus ( Ampere) yaitu q / t

W I 2 .R.t

dimana :

W : Usaha atau kalor yang ditimbulkan (Joule/kalori)

I : Arus (Ampere)

R :Tahanan jenis (Ohm)


T : Waktu (detik)

Rumus tersebut diatas apabila kalor yang ditimbulkan dalam satuan Joule namun

apabila dikehendaki dalam satuan Kalori maka tinggal mengalikan 0,24 Kal[12].

Sehingga didapat rumus :

W = 0,24.I2Rt ( 2.3 )

2.11 Buzzer

Gambar 2.10 Buzzer/Alarm

Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah

getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir

sama dengan loudspeaker.

Jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan

kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi electromagnet.

Kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan

polaritas magnetnya karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan

kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat

udara bergetar yang akan menghasilkan suara.

Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi

suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm)[13].


2.12. Keypad

Keypad termasuk alat interface yang sering dan cukup mudah untuk digunakan.

Karena keypad salah satu sarana inputan yang banyak digunakan dalam aplikasi

machine interface misalnya:

1. Pada sistem pengaturan suhu, keypad bisa digunakan operator untuk

menentukan set point suhu yang diinginkan.

2. Pada sistem absensi pegawai, keypad bisa digunakan bagi pegawai untuk

memasukan ID-nya, dll.

Gambar2.11 Struktur Keypad

Pada umumnya di pasaran keypad yang tersedia yaitu 4x3 dan 4x4. fungsi utama

keypad yaitu sebenarnya untuk menghemat penggunaan port input, misalnya pada

keypad 4x4 dapat digunakan sebagai input sebanyak 16 tombol dan hanya

menggunakan 8 port[14].

2.13. Liquid Crystal Display (LCD)

Perangkat penampil yang digunakan adalah modul LCD 16x2 (16 karakter, 2

baris) dengan konsumsi daya rendah.

Modul LCD yang digunakan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Terdapat 16x2 karakter huruf yang bisa ditampilkan.


2. Setiap huruf terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor

3. Terdapat 192 macam karakter

4. Terdapat 80x8 bit display RAM (maksimal 80 karakter)

5. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit

6. Dibangun dengan osilator local

7. Catu sumber tegangan 5 volt

8. Otomatis reset saat tegangan dihidupkan

9. Bekerja pada suhu 0 oC sampai 55 oC

Konfigurasi pin dari LCD ditunjukkan pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.12 Konfigurasi Pin LCD

2.13.1. Display Data RAM (DDRAM)

DDRAM merupakan tempat untuk menyimpan data yang akan ditampilkan

pada LCD.

Display Data RAM (DDRAM) menyimpan data LCD yang direpresentasikan dalam

8-bit kode karakter, kapasitasnya adalah 80 x 8 bit, atau 80 karakter.


2.13.2. CGROM Character generator ROM

Ketika suatu nilai ASCII dikirimkan suatu ke DDRAM karakter tersebut bisa

ditampilkan pada LCD CGROM. Character generator ROM ini menyimpan 5 x 8

dot atau 5 x 10 dot pola karakter dari kode karakter 8-bit[15].

Tabel 2.2 Deskripsi pin LCD

No. Nama Pin Deskripsi


1 GND 0V
2 VCC +5V
3 VEE Kontras LCD
4 RS Register Select
5 R/W 1 = Read ; 0 = Write
6 EN Enable LCD, 1=enable
7 D0 Data Bus 0
8 D1 Data Bus 1
9 D2 Data Bus 2
10 D3 Data Bus 3
11 D4 Data Bus 4
12 D5 Data Bus 5
13 D6 Data Bus 6
14 D7 Data Bus 7
15 Anoda Anoda Backlight LED
16 Katoda Katoda Backlight LED

2.14. Mikrokontroler ATMega 8535

Mikrokontroler merupakan chip cerdas yang menjadi tren dalam pengendalian

dan otomatisasi. Dengan banyak jenis keluarga, kapasitas memori, dan berbagai fitur,

mikrokontroler menjadi pilihan dalam aplikasi prosesor mini untuk pengendalian

skala kecil.
Perkembangan terbaru adalah mikrokontroler generasi AVR (Alf and Vegards

Risc) buatan Atmel. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu

keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dal AT86RFxx. Pada

dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan

fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa dikatakan

hampir sama.

Salah satu jenis dari keluarga ATMega adalah mikrokontroler ATMega8535 yang

memiliki fitur-fitur utama, seperti berikut:

1. Saluran I/O sebanyak 32 buah yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.

2. ADC 10 bit sebanyak 8 saluran.

3. Tiga unit Penuliser/Counter dengan kemampuan pembandingan.

4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.

5. Watchdog Timer dengan osilator internal.

6. SRAM sebesar 512 byte.

7. Memori Flash sebesar 8 kbytes dengan kemampuan Read While Write.

8. Unit interupsi internal dan eksternal.

9. Port antarmuka SPI.

10. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.

11. Antarmuka komparator analog.

12. Port USART untuk komunikasi serial[16].

Gambar 2.13 Pinning Mikrokontroler ATMega 8535

Fungsi dari masing-masing pin pada mikrokontroler ATMega 8535 disajikan

pada tabel berikut ini:


Tabel 2.3 Fungsi tiap pin mikrokontroler ATMega 8535

Nama Pin Fungsi


VCC Catu daya
GND Ground
Port A Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor pull-up internal.
(PA7..PA0) Juga berfungsi sebagai masukan analog ke ADC (ADC0 s.d. ADC7)
Port B Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor pull-up internal.
(PB7..PB0) Fungsi khusus masing-masing pin :

Port Pin Fungsi lain


PB0 T0 (Penuliser/Counter0 External Counter Input)
PB1 T1 (Penuliser/Counter1 External Counter Input)
PB2 AIN0 (Analog Comparator Positive Input)
PB3 AIN1 (Analog Comparator Negative Input)
PB4 SS (SPI Slave Select Input)
PB5 MOSI (SPI Bus Master Output/Slave Input)
PB6 MISO (SPI Bus Master Input/Slave Output)
PB7 SCK (SPI Bus Serial Clock)
Port C Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor pull-up internal.
(PC7..PC0) Dua pin yaitu PC6 dan PC7 berfungsi sebagai oscillator luar untuk
Penuliser/Counter2.
Port D Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor pull-up internal.
(PD7..PD0) Fungsi khusus masing-masing pin :
Port Pin Fungsi lain
PD0 RXD (UART Input Line)
PD1 TXD (UART Output Line)
PD2 INT0 (External Interrupt 0 Input)
PD3 INT1 (External Interrupt 1 Input)
PD4 OC1B (Penuliser/Counter1 Output CompareB Match
Output)
PD5 OC1A (Penuliser/Counter1 Output CompareA Match
Output)
PD6 ICP (Penuliser/Counter1 Input Capture Pin)
PD7 OC2 (Penuliser/Counter2 Output Compare Match
Output)
RESET Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin ini diberi logika rendah
melebihi periode minimum yang diperlukan.
XTAL1 Masukan ke inverting oscillator amplifier dan masukan ke
rangkaian clock internal.
XTAL2 Keluaran dari inverting oscillator amplifier.
AVCC Catu daya untuk port A dan ADC.
AREF Referensi masukan analog untuk ADC.
AGND Ground analog.

2.15. Tranformator

Pengertian transformator atau yang biasa kita kenal dengan trafo adalah

komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan

listrik. Dengan demikian fungsi transformator ini sangat diperlukan sekali dalam

sebuah sistem/rangkaian elektronika. Di sini transformator berperan dalam

menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan yang rendah

atau sebaliknya, namun dengan frekuensi yang sama. Oleh karena itu pula

transformator merupakan piranti listrik yang termasuk ke dalam golongan mesin

listrik statis.

Gambar 2.14 ilustrasi trasnformator


Transformator ini berbentuk empat persegi panjang dimana di dalamnya terdapat

susunan pelat baja berbentuk huruf E. Transformator terbuat dari bahan kawat

tembaga (email) berukuran kecil yang melilit pelat tersebut yang membentuk lilitan

primer dan lilitan sekunder.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip kerja induksi elektromagnetik.

Dimana apabila terjadi suatu perubahan fluks magnet pada kumparan primer, maka

akan diteruskan ke kumparan sekunder dan menghasilkan suatu gaya gerak listrik

(ggl) induksi dan arus induksi. Nah,agar selalu terjadi perubahan fluks magnet, maka

arus yang masuk (input) ini harus berupa arus bolak balik (AC).

Berikut ini merupakan jenis trasformator:

Trafo step up, Fungsi transformator ini digunakan untuk menaikkan tegangan AC,

trafo jenis ini dipakai dalam rangkaian-rangkaian pembangkit tegangan pada

perangkat elektronika seperti trafo inverter monitor LCD, trafo inverter TV, dll.

Trafo step-down adalah kebalikannya, fungsi transformator ini untuk menurunkan

tegangan AC, contoh pemakaiannya pada adaptor[17].

BAB III
PERENCANAAN

3.1. Tahapan Perencanaan

Sebelum pembuatan modul serta karya tulis, penulis terlebih dahulu membuat

perencanaan modul yang akan dibuat. Hal ini bertujuan untuk memudahkan

pembuatan modul serta karya tulis dan agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang

direncanakan.
Tahapan-tahapan perencanaan dalam pembuatan modul adalah sebagai berikut:

3.2. Perencanaan Rangkaian

Untuk memudahkan pengertian sistem kerja dari rangkaian secara keseluruhan,

maka penulis membagi rangkaian menjadi beberapa bagian blok, dimana masing-

masing blok mempunyai fungsi yang berbeda. Pada dasarnya kerja dari rangkaian ini

dikelompokan menjadi beberapa bagian yang terdiri dari rangkaian mekanik,

rangkaian mikrokontroler ATMEGA 8535 dan rangkaian display.

3.2.1. Spesifikasi Teknis

Nama Alat : Infant Warmer

Catu Daya : 220 VAC / 50 Hz

Fuse :4A

Display : LCD 16 karakter.

Kontrol : Mikrokontroler ATMega 8535.

Sensor : DS l8S20

Casing : Triplek Kayu

3.2.2. Spesifikasi fungsional

Perencanaan sistem kendali pesawat infant warmer ini terdiri dari perencanaan

perangkat keras (hardware) yang meliputi sistem mikrokontroler ATMega 8535,

rangkaian sensor, rangkaian penguat, dan rangkaian display. Sedangkan perencanaan

perangkat lunak ini digunakan untuk mengendalikan sistem kerja dari mikrokontroler

ATMega 8535, sehingga perangkat keras secara keseluruhan dapat bekerja sesuai

dengan fungsi masing-masing.


3.3. Blok Diagram

Blok diagram pesawat infant warmer ini merupakan salah satu bagian terpenting

dalam perencanaan sistem karena dari blok diagram rangkaian dapat diketahui cara

kerja (prinsip dasar) dari keseluruhan rangkaian. Sehingga dengan blok diagram

tersebut akan menghasilkan suatu sistem alur kerja sesuai dengan perencanaan.

Gambar 3.l memperlihatkan blok diagram dari pesawat infant warmer.

Gambar 3.1 Blok Diagram Pesawat Infant Warmer 2 mode Berbasis Atmega 8535 berbasis

mikrokontroller atmega 8535

Keterangan :
1. Power Suplay

Berfungsi untuk menyuplai tegangan DC ke seluruh rangkaian alat.

2. Sensor Suhu

Berfungsi sebagai pengubah panas atau suhu menjadi besaran tegangan.

3. Keypad

Digunakan untuk memberikan sinyal inputanatau pengatur suhu dari operator ke

mikrokontroler.

4. Mikrokontroler

Berfungsi sebagai sistem pengendali utama atau otak proses kerja secara

keseluruhan.

5. LCD

Berfungsi sebagai penampil display.

6. Driver Buzzer

Berfungsi untuk pengontrol buzzer.

7. Buzzer

Berfungsi sebagai alarm peringatan.

8. Driver Heater

Berfungsi untuk pengontrol heater.

9. Heater

Berfungsi sebagai penghasil panas / sumber panas.

Secara umum adapun cara kerja blok diagram Infant Warmer adalah sebagai

berikut :

Ketika alat dihidupkan, maka power supplay akan mensuplay tegangan DC ke

semua rangkaian. Kemudian alat secara otomatis akan menampilkan pemilihan


mode.bila pilih mode prewarm akan otomatis heater hidup sesuai dengan suhu

settingan. Apabila ingin menggunakan manual mode, keypad akan berfungsi sebagai

inputan ke mikrokontroler. Dan setting suhu yang diperlukan dengan menggunakan

keypad, maka mikrokontroler akan memberi sinyal Triac ke driver heater yang akan

menyalakan heater akan bekerja sebagai pemanas. Pada saat suhu yang ditentukan

tercapai yang dibaca oleh sensor skin pada bayi, maka driver heater akan mematikan

heater. Sensor suhu disekitar bayi akan mengindrakan suhu di sekitar bayi, sehingga

dapat disesuaikan dengan settingan awal. Keterangan suhu dari sensor akan tertampil

di LCD. Apabila sensor skin membaca suhu bayi dibawah 35C dan diatas 38C

maka buzzer akan berbunyi sebagai alarm peringatan.

3.4. Perencanaan Perangkat Keras

3.4.1. Perencanaan Rangkaian Power Supply

Gambar 3.2 Power Supply Unit

Tegangan bolak balik (AC) berasal dari tegangan jala jala PLN yang akan

diturunkan tegangannya dengan tranformator stepdown sehingga akan didapatkan

tegangan yang dikehendaki. Tegangan yang telah diturunkan oleh tranformator

tersebut disearahkan dengan penyearah (diode bridge) sehingga di dapatkan tegangan

searah (DC)> kemudian tegangan akan masuk ke IC 7812 yang berfungsi

mengeluarkan output tegangan DC murni sebesar +12V dan IC 7912 mengeluarkan


output -12V, kemudian 7805 akan mengeluarkan tegangan +5V. Keluaran dari

penyearah masih mengandung ripple ripple tengan yang tidak dikehendaki, dan

untuk memperkecil ripple tegangan tersebut, dapat dilakukan dengan memasangkan

kapasitor yang berfungsi sebagai penapis, sehingga akan didapatkan tegangan searah

(DC) yang lebih baik.

3.4.2. Perencanaan Rangkaian Display

Dalam perancangan ini yang digunakan adalah LCD dot 2X16 karakter sebagai

display. Input data LCD ke port 0 yang dihubungkan juga dengan R-Pack 10k untuk

memberikan pull-up karena port 0 pada mikrokontroller tidak dilengkapi dengan pull

up internal sebagai port data, sedangkan pin-pin mikrokontroler yang digunakan

untuk mengontrol LCD adalah port 1.0 dan port 1.1 untuk mengatur kontras LCD.

Diharapkan aktif ketika mendapat supply tegangan sehingga LCD aktif pada keadaan

high.

Gambar 3.3 Rangkaian LCD

3.4.3. Perencanaan Rangkaian Mikrokontroler

Pada perencanaan rangkaian mikrokontroler ini dibsgi menjadi dua bagian yaitu

perencanaan rangkaian hardware dan rangkaian software. Pada perencanaan

hardware mikokontroler akan bekerja tergantung frekuensi kerja Kristal yang


digunakan, sedangkan software berdasarkan input data yang dimasukkan pada IC

mikrokontroler itu sendiri.

Gambar 3.5 Rangkaian mikrokontroller

3.4.4. Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu

Rangkaian sensor suhu ini menggunakan sensor DS18S20 yang digunakan

untuk mengetahui suhu pada bayi dan suhu ruangan sekitar bayi. Dan akan di proses

di mikrokontroler untuk ditampilkan di display.

Gambar 3.6 Perencanaan Rangkaian Sensor Suhu


3.4.5. Perencanaan Rangkaian Keypad

Pada perencanaan keypad ini menggunakan keypad 4X4 yang digunakan untuk

perangkat masukan (inputan) yaitu untuk memberikan perintah setting suhu ke

mikrokontroler.

Gambar 3.7 Perencanaan Rangkaian Keypad

3.4.6. Perencanaan Rangkaian Heater

Rangkaian perencanaan driver heater ini untuk menghidupkan secara elektronis

beban (heater). Dengan menggunakan IC MOC 3020 sebagai control TRIAC untuk

pengaman atau pemisah tegangan AC dan DC. Mikrokontroler akan member nilai

high, maka IR (pada MOC) memancarkan cahaya dan diterima dengan TRIAC untuk

mengaktifkan TRIAC GTA 12 A. jika GTA aktif maka heater akan on (fungsi BTA

dan MOC sebagai pengganti relay).

Gambar 3.8 Perencanaan Rangkaian Heater


3.4.7. Perencanaan Rangkaian Buzzer

Gambar 3.9 rangkaian buzzer

Rangkaian buzzer ini berfungsi untuk memberi peringatan ketika sensor skin

mengindrakan suhu tubuh bayi lebih dari 37C dan kurang dari 35C. Rangkaian ini

menggunakan transistor C945 NPN sebagai saklar, dan saat mendapat masukan high

DC 12V dari mikrokontroler kemudian emitor dan kolektor akan terhubung dan

buzzer akan hidup.

3.5. Perancangan Perangkat Lunak

Pada perancangan perangkat lunak (software) akan menjelaskan mengenai

diagram alir yang digunakan. Untuk membuat program yang sesuai dengan tujuan

penulisan, maka lebih dahulu suatu ide rancangan program dibuat dalam suatu

diagram alur (flow chart) dari program program yang akan dibuat agar pesawat

bekerja berdasarkan program yang telah dibuat. Diagram alur (flow chart) yang

digunakan dapat dilihat pada gambar 3.10.


start

Inisialisasi LCD

Inisialisasi port
mikro

Tampilkan nama,
nim dan judul alat

suhu actual skin


dan ruangan

Pilih tombol
mode

Mode = l tidak

ya tidak
Mode = 2
Hidup heater
mode prewarm
Set suhu actual pada
suhu set </> suhu keypad
tidak
actual tombol # ditekan heater
on

ya

Hidup buzzer Apa suhu set </> tidak


suhu act

Heater mati
ya
Tombol D = Hidup buzzer dan
selesai heater mati

Tombol D =
selesai
ya tidak
ya
END
tidak

Gambar 3.10 Flowchat


3.6. Perencanaan Daftar Komponen

Table 3.1 Daftar Komponen Rangkaian Power Supply

N Nama Komponen Tipe dan Juml


o Nilai ah
1 Trafo CT 3A 1
. Diode IN4002 2
2 Kapasitor 220f25V 1
. Kapasitor 100f16V 2
3 IC Regulator 7805 1
. IC Regulator 7812 1
4 Tombol power - 1
. Fuse 3A l
5 Switch on/off - l
.
6
.
7
.
8
.
9
.

Table 3.2 Daftar Komponen Rangkaian Heater

No Nama Komponen Tipe dan J


Nilai umlah
1 Heater 650w 1
. Resistor 1k 1
2 Resistor 220 1
. Triac BTA12A 1
3 IC Moc 3020 1
. Fuse 3A l
4
.
5
.
6
.

Table 3.3 Daftar Komponen Rangkaian Keypad


N Nama Komponen Tipe dan J
o Nilai umlah

1 Keypad 4x4 1
.

Table 3.4 Daftar Komponen Rangkaian Mikrokontroler

N Nama Komponen Tipe dan Jum


o Nilai lah
1 Mikrokontroller ATmega 1
. Resistor 8535 1
2 Kapasitor 10k 1
. Kapasitor 4.7 2
3 Kapasitor 22pf 1
. IC Regulator 100/16V 1
4 Switch 7805 1
. Push
5 Button
.
6
.
7
.

Table 3.5 Daftar Komponen Rangkaian Sensor Suhu

N Nama Komponen Tipe dan Jum


o Nilai lah
1 Sensor Suhu DS 18S20 2
. Resistor 1k 1
2
.

Table 3.6 Daftar Komponen Rangkaian Buzzer


N Nama Komponen Tipe dan Jum
o Nilai lah
1 Buzzer 12V 1
. Transistor C945 1
2 Resistor 5k 1
.
3
.

Table 3.7 Daftar Komponen Rangkaian LCD

N Nama Komponen Tipe dan Jum


o Nilai lah
1 LCD 2x16 1
. Diode IN4002 1
2
.

3.7. Perencanaan Pembuatan Modul

Dalam pembuatan modul ini penulis melakukan serangkaian tahapan, diawali

dengan merancang rangkaian per blok yang kemudian dirancang gambar rangkaian

keseluruhan, kemudian dilanjutkan dengan mencoba membuat per blok rangkaian

dan mencoba untuk merangkaikan gabungan dari rangkaian per blok dan diamati

hasilnya.

Setelah penulis yakin bahwa rangkaian dapat bekerja barulah penulis membuat

rangkaian patennya diatas PCB. Pada pembuatan rangkaian tersebut, ada beberapa

tahapan yang harus dilalui penulis, antara lain :

1. Mempersiapkan papan skematik.


2. Merancang tata letak komponen dan jalur-jalur hubungan antara komponen dan

dijaga untuk menghindari hubung singkat.


3. Merancang layout rangkaian yang akan digunakan, dalam hal ini dibantu oleh

komputer melalui program PCB Designer.


4. Hasil layout kemudian dicetak di atas kertas kemudian dibuat ke dalam film

sablon.
5. Setelah hasil sablon telah jadi, kemudian mengebor/melubangi PCB tersebut

dengan bor PCB sesuai dengan letak pin komponen yang telah dibuat.
6. Melarutkan PCB yang telah di layout dengan bantuan FeCl3 dan air panas.
7. Selanjutnya memasang komponen yang dibutuhkan di atas papan PCB.

3.8. Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum mulai pada pembuatan modul, terlebih dahulu penulis mempersiapkan

peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan. Adapun alat penunjang yang

diperlukan adalah:

1. Project Board
2. Tool set
3. Alat Ukur, seperti multimeter
4. Bor PCB
5. Larutan FeCl3
6. PCB polos
7. Solder dan timah.

3.9 Perencanaan Chasing

Perencanaan chasing dari alat ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini :
Gambar 3.10 Desain Alat Tampak Depan

BAB IV
PENGUKURAN DAN PENDATAAN
4.1 Gambar Alat Secara Keseluruhan

Gambar 4.1 Wiring Diagram


4.2 Cara Kerja Alat

Ketika dinyalakan tegangan AC 220V akan dialirkan ke rangkaian power

supply. Rangkaian power supply berfungsi sebagai penurun dan penyearah tegangan

AC 220V menjadi tegangan DC 12V menggunakan IC Voltage Regulator L7812CV.

Tegangan DC 12V berfungsi untuk menyuplai buzzer. Kemudian dari tegangan DC

12 V akan diregulasi oleh IC Voltage Regulator L7805CV yang terdapat pada board

minimum sistem Mikrokontroller menjadi 5V yang akan memberikan daya ke

rangkaian Mikrokontroller, LCD, Sensor DS18S20.

Mikrokontroller menginisialisasi port dan fungsinya sesuai dengan program

yang telah dimasukkan, dan LCD menampilkan Judul Alat, Nama dan NIM. Setelah

itu menampilkan Menu Mode. Dalam menu mode pengguna dapat memilih mode

prewarm atau mode manual yang berarti alat dalam posisi standby dan siap untuk

digunakan.

Pada mode prewarm batasan suhu ruang bernilai tetap yaitu 37C, sedangkan

mode manual batasan suhu ruang dapat ditentukan secara manual oleh pengguna.

Pada pemilihan mode tekan tombol 1 untuk mode prewarm atau tekan tombol 2

untuk manual mode. Jika mode prewarm yang dipilih maka heater akan menyala

untuk mencapai suhu yang telah ditentukan (37C). Namun jika mode manual yang

dipilih maka pengguna harus mensetting batas suhu ruangan. Alat akan bekerja

mempertahankan suhu ruang dan suhu skin. Pada mode prewarm dan mode manual

pengguna dapat menentukan batas suhu bawah dan batas suhu atas suhu skin. Jika

suhu skin ataupun suhu ruang melebihi batas yang telah ditentukan maka buzzer

akan menyala.
4.3 Pengertian

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan

alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Titik pengukuran ditentukan berdasarkan

kebutuhan untuk membandingkan antara perkiraan nilai menurut teori dan hasil

pengukuran langsung pada titik titik pengukuran.

Hasil pengukuran disajikan dalam tabel untuk mempermudah analisa data.

4.4 Persiapan Pengukuran

Dalam proses pengukuran ini, alat ukur yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Multimeter

Merk : Sanwa

Jenis : Multimeter Digital

b. Osiloskop

Merk : GW Instek

Model : GDS-1052-U

Buatan : Taiwan

4.5 Metode Pengukuran

Titik-titik yang akan diukur nilainya adalah sebagai berikut :

1. Titik pengukuran (TP 1) terletak pada keluaran MOC 3020

Untuk mengetahui berapa tegangan yang keluar dari mikrokontroller saat heater

on.

2. Titik Pengukuran (TP 2) yaitu pada keluaran Buzzer

Untuk mengetahui sinyal dari mikrokontroller sebagai pengendali buzzer.

3. Titik pengukuran (TP 3) terltak pada sensor DS18S20

Untuk mengetahui keakuratan sensor suhu.


4.6 Hasil Pengukuran

Pen Hasil pengukuran Keterangan


gukuran

35,5 Pada saat suhu


C 35,5C mempunyai duty
cycle sebesar 93.11%

36C Pada saat suhu


36C mempunyai duty
cycle sebesar 71.65%

36,5 Pada saat suhu


C 36,5C mempunyai duty
cycle sebesar 55.05%

37C Pada saat suhu


37C mempunyai duty
cycle sebesar 18.66%

Table 4.1 hasil pengukuran heater

4.6.2. Titik pengukuran buzzer


Keteranga
Sinyal Input Buzzer
n

Vavg =
2.45V

Kondisi
Buzzer = On

Buzzer mati 0V

Table 4.2 Hasil Pengukuran Buzzer

Setelah dilakukan pengukuran pada TP 3, didapatkan hasil sebagai berikut :

N Setting Suhu

o Suhu kulit

1 33C 33,7C

2 34C 34,4C

3 35C 35,2C

.
N Setting Suhu
4 36C 36C
o Suhu Ruang
.
1 30C 30,3C
5 37C 36,7C
.
.
2 31C 31C

3 32C 31,8C Table 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Skin

4 33C 33,6C

5 34C 34,8C

.
Table 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Ruangan

BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Data Hasil Pengukuran

Analisis data hasil pengukuran ini bertujuan untuk :


1. Membandingkan antara hasil menurut teori dan hasil ukur pada tiap tiap titik

pengukuran

2. Mengetahui besarnya persentase kesalahan (PK) pada tiap titik pengukuran

3. Mengetahui kemungkinan penyebab perbedaan antara hasil teori dan hasil ukur.

Persentase Kesalahan (PK) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :


PK = |
HASIL TEORI ( HT )HASIL UKUR (HU )
HASILTEORI ( HT ) |
X 100 ...................................

........(1)

Analisis data untuk masing-masing titik pengukuran adalah sebagai berikut :

5.1.1. Analisis TP1

Hasil pengukuran osiloskop dengan suhu 35,5C hingga 37C mempunyai

frekuensi sebesar 15,24 Hz. Dari hasil pengukuran diketahui semakin tinggi suhu

heater, persentase duty cycle akan semakin rendah dan pulsa diosiloskop aktif

highnya akan semakin kecil.

5.1.2. Analisis TP2

Hasil pengukuran dengan osiloskop buzzer akan berbunyi saat suhu telah lebih

dari settingan suhu yang ditentukan. Dengan Vavg = 2.45V dan duty cycle 50.00%.

Dan akan mati saat suhu telah sesuai dengan yang ditentukan.

5.1.3. Analisis TP3

Untuk mengetahui keakuratan sensor suhu yang digunakan, penulis

mengkalibrasi sensor suhu dengan thermometer digital. Setelah dilakukan kalibrasi

maka didapatkan persentase kesalahan sebagai berikut :

Table 5.1 Persentase Kesalahan Sensor Suhu Skin

Settin Persentase
g suhu kesalahan
33C 2.12%
34C 1.17%
35C 0.57%
36C 0%
37C 0.81%

Dari data di atas maka didapatkan rata rata persentase kesalahan sebesar

PK 7.79
ratarata PK = = =0.934 %
pengukuran 5

Table 5.2 Persentase Kesalahan Sensor Suhu Ruangan

Settin Persentase

g suhu kesalahan
30C 1%
31C 0%
32C 0.62%
33C 1.81%
34C 2.35%
Dari data di atas maka didapatkan rata rata persentase keslahan sebesar

PK 9.32
ratarata PK = = =1.157
pengukuran 5

BAB VI
PENUTUP

6.1. Simpulan

Setelah dilakukan seluruh tahap mulai dari pembuatan modul hingga pengukuran

dan analisis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan adanya Infant Warmer 2 mode berbasis mikrokontroler ATMega8535 ini

tingkat keakuratan lebih presisi dalam pembacaan suhu tubuh bayi dan dapat

mengetahui suhu disekitar bayi .


2. Infant Warmer ini lebih mudah penggunaannya karena adanya 2 mode yang

dapat digunakan sesuai kebutuhan bayi saat baru lahir.

1. Saran

Secara umum, alat ini sudah bekerja dengan baik. Namun ada beberapa hal yang

perlu dilakukan pengembangan untuk memaksimalkan fungsi alat.

1. Alat ini masih bisa dikembangkan lebih lanjut agar menjadi lebih baik karena

alat ini masih bersifat sederhana. Dalam pengembangan lebih lanjut agar

dilengkapi tambahan sensor kelembapan untuk mengetahui saat bayi ngompol.

2. Temperature heater naiknya kurang cepat. Jeda waktu kenaikan dipersingkat.


DAFTAR PUSTAKA

1. Robert L. Shrader, 1991. Komunikasi Elektronika Edisi kelima Jilid 1, Jakarta :

Erlangga.

2. Lingga Wardhana, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR seri ATMega 8535 :

Simulasi, Hardware, dan Aplikasi. Yogyakarta: Andi Publisher, 2006

3. Malvino, Albert Paul. Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta: Salemba Teknika,

2003

4. Chandra Frangky. 2010. Jago Elektronika. Jakarta. PT.Kawan Pustaka.

5. Pantur Silaban, Efitz,G.A., Dasar dasar Elektronika ,Jakarta, : edisi

lima,Erlangga

6. .Zaki MH, Cara Mudah Belajar Merangkai Elektronika Dasar, Yogyakarta :

Absolut, 2008

7. Bayi Prematur dan Berat Badan Bayi Lahir Rendah. [Online]

http://duniasehat.net/2014/10/31/bayi-prematur-dan-berat-badan-lahir-rendah/

(12-09-2014).

8. Datasheet BTA16 : Merek STMicroelectronics (2010)

9. Datasheet MOC3020 : Merek Fairchild Semiconductor (2003)

8
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai