Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino

Muhammad Ulin Nuha ABA1), Muh. Nauval Karim2), Mohammad Rofi’i3), Diah Rahayu Ningtias4)
1,2,3,4)
Program Studi Teknik Elektro Medik, Akademi Teknik Elektro Medik Semarang
1,2,3,4)
Jl. Kol. Warsito Sugiarto KM 2.5 Kel. Sadeng, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang
e-mail: [email protected]), [email protected]), [email protected]), diah-
[email protected])

ABSTRACT
Hypo-hyperthermia tool is a devive that can stabilize body temperature which decreases or increases temperature dramat-
ically. The design of hypo-hyperthermia devices has been made using Arduino Uno. Functional tests have also been carried
out on the hypo-hyperthermia tool to determine the level of success and eligibility. This tool works by utilizing the flow of
water to provide the temperature needed by the patient in order to obtain a normal temperature, namely by increasing the
temperature of the blanket when the patient has hypothermia and lowering the temperature of the blanket when the patient has
hyperthermia. The design of this hypo-hyperthermia tool uses Arduino uno as a processor and DS18B20 sensor for tempera-
ture readings. Heaters are also used as water heaters, condensers as water coolers, and water pumps to drive the water cycle
from the appliance to the blanket and back to the appliance. The temperature and mode settings will be displayed on the LCD
screen. Function test results obtained by comparing the value of the temperature reading in skin mode with a digital thermom-
eter that is obtained an error value of 0.3%. This temperature difference is affected by the room temperature and body tem-
perature of the patient which can change at any time. It was also obtained by comparison of the temperature reading values
in blanket mode with a digital thermometer that is obtained the largest error value of 6% at a setting value of 25 °C and the
smallest error value of 0.3% at a setting value of 30 °C. This temperature difference is influenced by the temperature of the
room at the time of measurement on the blanket is also influenced by the thickness of the hose installed on the blanket, so that
the cold temperature in the water is not absorbed properly.

Keywords: hypo-hyperthermia, arduino, body temperature

ABSTRAK
Alat Hypo-hyperthermia merupakan alat yang dapat menstabilkan suhu badan yang mengalami penurunan ataupun ke-
naikan suhu secara derastis. Rancang bangun alat hypo-hyperthermia telah dibuat dengan menggunakan arduino uno. Juga
telah dilakukan uji fungsi pada alat hypo-hyperthermia tersebut untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelayakannya.
Alat ini bekerja dengan memanfaatkan aliran air untuk memberikan suhu yang dibutuhkan pasien agar didapatkan suhu nor-
mal, yaitu dengan cara menaikkan suhu selimut pada saat pasien mengalami hypothermia dan menurunkan suhu selimut pada
saat pasien mengalami hyperthermia. Perancangan alat hypo-hyperthermia ini menggunakan Arduino uno sebagai prosessor
dan sensor DS18B20 untuk pembacaan suhu. Juga digunakan heater sebagai pemanas air, kondensor sebagai pendingin air,
serta pompa air sebagai penggerak siklus air dari alat menuju selimut dan kembali ke alat. Adapun pengaturan suhu dan
mode akan ditampilkan pada layar LCD. Hasil uji fungsi diperoleh perbandingan nilai pembacaan suhu pada mode skin
dengan thermometer digital yaitu didapatkan nilai kesalahan sebesar 0,3%. Perbedaan suhu ini dipengaruhi oleh suhu ru-
angan dan suhu tubuh pasien yang dapat berubah setiap saat. Selain itu juga diperoleh perbandingan nilai pembacaan suhu
pada mode blanket dengan thermometer digital yaitu didapatkan nilai kesalahan terbesar sebesar 6% pada nilai settingan
25°C dan nilai kesalahan terkecil sebesar 0,3% pada nilai settingan 30°C. Perbedaan suhu ini dipengaruhi oleh suhu ruangan
pada saat dilakukannya pengukuran pada blanket juga dipengaruhi oleh terlalu tebalnya selang yang dipasang pada selimut,
sehingga suhu dingin pada air tidak terserap dengan baik.

Kata Kunci: hypo-hyperthermia, arduino, suhu tubuh

I. PENDAHULUAN perthermia). Seperti yang kita ketahui, suhu tubuh meru-

E
emakin banyak pula terciptanya alat-alat pakan hal penting yang harus diperhatikan sebagai salah
kesehatan (medik) yang serba modern dan otom- satu tanda vital suatu individu [1].
atis. Peralatan kesehatan sebagai bagain dari alat Selama proses operasi (bedah anestesi) biasanya
elektromedik juga mengalami modernisasi, salah suhu pasien akan berubah secara drastis. Salah satu
satunya alat hypo-hyperthermia yang berfungsi untuk faktor bisa diakibatkan karena penggunaan beberapa
menstabilkan suhu tubuh bagi pasien yang menderita anestetik yang memiliki efek samping penurunan suhu
penyakit hipotermia (hypothermia) dan hipertermia (hy- tubuh [2]. Penurunan suhu tubuh di bawah 360C disebut
hipotermia [3]. Selain penurunan suhu tubuh, hal lain

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 31-38 31


yang dapat terjadi selama proses anestesi adalah kenai- Tulak (2018) yang membuat alat warming bed berbasis
kan suhu tubuh yang tinggi. Suhu tubuh yang terlalu arduino uno dengan menggunakan heater dan sensor
panas atau tinggi yaitu diatas 37.50C disebut suhu [13]. Selain itu juga penelitian oleh Negoro (2018)
hipertermia [4]. Ketika pasien mengalami hypothermia yang membuat alat pendeteksi parameter tanda vital
beberapa fungsi organ vital akan menurun kinerjanya. tubuh manusia termasuk suhu tubuh dengan
Sedangkan ketika pasien mengalami hyperthermia menggunakan sensor DS18B20 [14]. Penelitian-
pasien akan mengalami kejang-kejang. Berdasarkan penelitian tersebut selanjutnya dapat diadopsi untuk
penelitian Harahap (2014) tentang kejadian hipotermia membuat rancang bangun hypo-hyperthermia dengan
di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung, menya- menambahkan sistem pendingin sebagai penanganan
takan bahwa angka kejadian hipotermia di ruang pem- pasien hyperthermia menggunakan sistem berbasis
ulihan pada pasien yang menjalani operasi adalah mikrokontrolleryang dapat digunakan dalam menunjang
sebanyak 87,6%. Kejadian hipotermia menyebabkan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
lama perawatan di ruang pemulihan meningkat [5].
Berbagai upaya untuk mengurangi kejadian hipo- II. TINJAUAN PUSTAKA
termia maupun hipertermia sudah banyak dilakukan Hypothermia
seperti dengan penggunaan Sleepingbag [6] juga blan- Hypothermia didefinisikan sebagai kondisi klinis
ket warmer [7]. Berdasarkan penelitian Ramadhan ketika suhu internal (Rektrum, esophagus atau timpani),
(2018) menunjukkan bahwa pengontrolan suhu tubuh kurang dari 35oC. American Collageof Surgeons
pada pasien atau seseorang dapat dilakukan dengan mengenali tiga derajat hypothermia yakni ringan (35-
menggunakan sleepingbag. Sleepingbag tersebut 32oC), sedang (32-30 oC), berat (dibawah 30 oC). Suhu
menggunakan sensor pulse yang terhubung dengan terendah pada anak yang mampu selamat adalah 14,4oC,
mikrokontroler arduino nano yang mampu melakukan sedangkan pada orang dewasa adalah 13,7oC.
tindakan pencegahan pada penderita hipotermia. Hypothermia sering terjadi pada pasien pasca operasi.
Penelitian lain oleh Rositari (2017), menyebutkan pem- Turunnya suhu badan yang disebabkan oleh rendahnya
berian blanket warmer efektif untuk menormalkan suhu suhu ruangan selama dan pasca operasi menjadi faktor
pada pasien pasca bedah sectio caesaria yang men- utama yang mengakibatkan pasien mengalami
galami hipotermia. penurunan suhu tubuh secara drastis, dalam kasus ini be-
Pada kasus hipertermia, Intervensi untuk menurunkan berapa peneliti mem-presentase-kan bahwa “Satu dari
demam dapat dilakukan dengan pemberian terapi non tiga pasien mengalami hypothermia selama operasi bila
farmakologi. Salah satunya adalah metode kompres dan tidak dilakukan intervensi. Sekitar 30 sampai 40%
aliran udara dingin, yaitu dengan kompres dingin di pasien pasca anestesi ditemukan dalam keadaan hypo-
dada pasien dan mengalirkan udara dingin ketubuh thermiaketika tiba di ruang pemulihan”.
pasien sehingga suhu tubuh turun 1 sampai 20C setelah Dampak negatif yang terjadi ketika pasien mengalami
dilakukan tindakan selama 5 sampai 7 jam [8]. Selain itu hypothermia akan mengakibatkan resiko yang berba-
juga biasa digunakan kompres hangat untuk menga- haya bagi pasien. Diantara resiko-resiko tersebut adalah
tasinya [9]. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Pri- resiko perdarahan meningkat, iskemia miokardium,
yanto (2016) yang menyatakan bahwa pemakaian kom- pemulihan pasca anastesi yang lebih lama, gangguan
pres hangat dianjurkan sebagai terapi kombinasi dengan penyembuhan luka, serta meningkatnya resiko infeksi.
antipiretik untuk membantu menurunkan temperature Hypothermia akan menambah kebutuhan oksigen, kadar
tubuh [10]. Namun pada kasus yang membutuhkan pe- karbon dioksida, dan juga peningkatan katekolamin
nanganan cepat seperti pada saat proses operasi (bedah didalam plasma yang akan diikuti dengan peningkatan
anestesi), penggunaan kompres hangat kuranglah efek- laju nadi, tekanan darah, serta curah jantung. Tentunya
tif. Untuk itu digunakan sebuah alat cooling blanket un- Keadaan ini sangat tidak menguntungkan bagi pasien
tuk menurunkan suhu tubuh pada pasien [11]. Alat cool- [15].
ing blanket ini menggunakan sebuah selimut yang dialiri
air dingin serta mampu menurunkan suhu sekitar 40C Hyperthermia
dari suhu awal [12]. Hyperthermia merupakan kondisi klinis ketika suhu
Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa penggunaan tubuh tidak dapat mempertahankan suhu normalnya se-
alat untuk mengatasi kejadian hypothermia maupun hy- hingga suhu badan naik secara drastis. Suhu tubuh
perthermia sangatlah penting. Namun alat yang ada di pasien yang mengalami hyperthermia biasanya diatas
rumah sakit hanya mampu mengatasi satu permasalahan 38oC. Selain faktor lingkungan yang dapat mengakibat-
saja, yaitu hipotermia atau hipertermia. Sehingga diper- kan hyperthermia, beberapa faktor lain pun dapat
lukan sebuah peralatan yang dapat sekaligus mengatasi mengakibatkan hyperthermia diantaranya adalahke-
hypothermia maupun hyperthermia. Pembuatan sistem cepatan metabolisme basal, rangsangan saraf simpatis,
rancang bangun hypothermia maupun hyperthermia ini hormon pertumbuhan, hormon tiroid, hormon kelamin,
mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian

32 Muhammad Ulin Nuha ABA, Muh. Nauval Karim, Mohammad Rofi’i, dan Diah Rahayu Ningtias
Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino
proses peradangan, status akitivitas, gangguan organ menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan
dan lingkungan [8]. berlangsung secara terus menerus.
Pompa air yang ditunujukan pada beroperasi
Water Heater dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara ba-
WaterHeater(pemanas air) merupakan alat yang gian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge).
digunakan untuk memanaskan air yang mneggunkaan Dengan kata lain, pompa berfungsi mengubah tenaga
energi sebagai sumber pemanas, yaitu listrik, gas atau mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi
matahari. Dari ketiga jenis sumber energy yang tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna
digunakan tersebut energy listrik lebih banyak untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang
digunakan karena lebih praktis dalam penggunaan dan ada [19].
pemaangannya [16].
III. METODE
Kondensor Rancang bangun alat hypo-hyperthermia ini
Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi ba- menggunakan beberapa komponen seperti Arduino
han pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi Uno, water heater, kondensor, pompa air serta sensor.
dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kon- Arduino uno ini berfungsi sebagai prosesor yang
densor ditempatkan diluar ruangan yang sedang did- memuat segala hal yang dibutuhkan untuk mendukung
inginkan, agar dapat membuang panasnya keluar. Kon- sebuah mikrokontroler [18] water heater digunakan un-
densor merupakan jaringan pipa yang berfungsi sebagai tuk memanaskan air dengan menggunakan energi se-
pengembunan. Refrigerant yang dipompakan dari kom- bagai sumber pemanas [16], kondensor digunakan untuk
presor akan mengalami penekanan sehingga mengalir melepaskan kalor atau sebagai pendingin air [17], sen-
ke pipa kondensor kemudian mengalami pengembunan. sor digunakan untuk pembacaan suhu, dan pompa air
Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan men- berfungsi sebagai penggerak siklus air dari alat menuju
jadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator [17]. selimut dan kembali ke alat. Keseluruhan komponen ter-
sebut selanjutnya dirangkai sebagai sebuah alat yang
Arduino dapat menstabilkan suhu pasien pada saat dan pasca
Arduino unoadalah arduino board yang
operasi.
menggunakan mikrokontroler ATmega328. Arduino
memiliki 14 pin digital (6 pin dapat digunakan sebagai
Blok diagram
output PWM), 6 input analog, sebuah 16 MHz osilator
Blok diagram hypo-hyperthermia ditunjukkan pada
Kristal, sebuah koneksi USB, sebuah konektor sumber
Gambar 2 yang menjelaskan prinsip pengendali alat
tegangan, sebuah header ICSP, dan sebuah tombol reset.
secara umum. Secara umum alat ini menggunakan
Arduino uno memuat segala hal yang dibutuhkan untuk
mikroprosessor Arduino uno serta beberapa sensor
mendukung sebuah mikrokontroler. Hanya dengan
yaitu, Flow sensor, sensor suhu, serta skin sensor. Flow
menghubungkannya ke sebuah komputer melalui USB
sensor berfungsi untuk mendeteksi aliran air, sensor
atau memberikan tegangan DC dari baterai atau adaptor
suhu berfungsi untuk mendeteksi suhu yang telah
sudah dapat membuatnya bekerja [18]. Gambar modul
tercapai pada blanket/selimut, sedangkan skin sensor
arduino ditunjukkan oleh gambar 1.
berfungsi sebagai pendeteksi suhu pada pasien. Ketika
aliran air mulai melemah, maka sensor akan mengi-
rimkan sinyal ke mikroprosessor dan menampilkannya
ke display.

Gambar 1. Modul Arduino

Pompa Air
Pompa merupaka alat atau mesin yang digunakan un-
tuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat Gambar 2. Blok diagram
yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 31-38 33


Prinsip Operasi Alat Beberapa bagian pada alat yang ditunjukkan pada Gam-
Secara umum prinsip operasi alat ditunjukkan oleh bar 4 memiliki fungsi masing-masing. Control Panel
diagram alir pada Gambar 3. Pertama kali program akan berfungsi sebagai pusat pengontrolan alat, blower venti-
menginisialisasi alat, kemudian program akan menam- lasi berfungsi sebagai tempat keluarnya udara panas
pilkan nama alat sebelum masuk pada pengaturan suhu. pada alat, roda berfungsi untuk penggerak alat, serta
Selanjutnya program akan menerima perintah switchOn/Off berfungsi sebagai saklar alat.
pengaturan suhu yang di atur oleh pengguna (user). Pro-
gram akan memberikan perintah/mengendalikan kerja RancanganSoftware
dari pendingin dan pemenas sesuai perintah pengguna. Berikut adalah listing program alat hypo-hyperther-
Apabila suhu yang telah diatur belum tercapai, maka mia menggunakan software arduino.
program akan mengulangi perintah tersebut hingga suhu
tercapai. Setelah suhu tercapai, alat akan standby. #include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,20,4); //
set the LCD address to 0x27 for a 16
chars and 2 line display
#include <OneWire.h>
#include <DallasTemperature.h>
#define ONE_WIRE_BUS A0
OneWire oneWire(ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature sensors(&oneWire);
//DeviceAddress insideThermometer,
outsideThermometer;
float suhu[5];
char data_str[50];
float getTemperature(unsigned char ind)
{
float temp;
do {
sensors.requestTemperatures();
temp = sensors.getTempCByIndex(ind);
//delay(100);
} while (temp == 85.0 || temp == (-
127.0));
return temp;
}
int device;
Gambar 3. Diagram alirprinsip operasi alat #define sw1 2
#define sw2 3
#define sw3 4
Desain alat
#define sw4 5
Gambar4 merupakan gambar desain alat hypo-hy-
#define motor 6
perthermia: #define heater 7
#define cooler 8
#define valve_h 9
#define valve_c 10
#define valve_cab 11
void setup()
{ pinMode(sw1,INPUT_PULLUP);
pinMode(sw2,INPUT_PULLUP);
pinMode(sw3,INPUT_PULLUP);
pinMode(sw4,INPUT_PULLUP);
pinMode(motor,OUTPUT);
pinMode(heater,OUTPUT);
pinMode(cooler,OUTPUT);
pinMode(valve_h,OUTPUT);
pinMode(valve_c,OUTPUT);
Gambar 4. Desain alat
pinMode(valve_cab,OUTPUT);
lcd.init(); // initialize the lcd

34 Muhammad Ulin Nuha ABA, Muh. Nauval Karim, Mohammad Rofi’i, dan Diah Rahayu Ningtias
Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino
lcd.init(); void pendinginan(float suhu){
// Print a message to the LCD. digitalWrite(motor,HIGH);
lcd.backlight(); digitalWrite(valve_h,HIGH);
lcd.setCursor(0,0); digitalWrite(heater,LOW);
lcd.print("==Blanket-Roll=="); digitalWrite(valve_cab,LOW);
lcd.setCursor(0,1); digitalWrite(valve_c,LOW);
lcd.print("===TIM KARIM===="); if
sensors.begin(); (suhu<suhu_set){digitalWrite(cooler,LOW)
device=sensors.getDeviceCount(); ;}
delay(1000); else if
} (suhu>suhu_set){digitalWrite(cooler,HIGH
int suhu_set=25; );}
boolean mod=false; }
char buff1[16]; void off(){
char buff2[16]; digitalWrite(motor,LOW);
void menu (){ digitalWrite(valve_h,HIGH);
while(digitalRead(sw1)==1){ digitalWrite(heater,LOW);
if(digitalRead(sw2)==0){suhu_set++;if digitalWrite(valve_cab,HIGH);
(suhu_set>40){suhu_set=40;} } digitalWrite(valve_c,HIGH);
if(digitalRead(sw3)==0){suhu_set--;if digitalWrite(cooler,LOW);
(suhu_set<10){suhu_set=10;} } }
sprintf(buff1,"Set Suhu: boolean kondisi;
%02d",suhu_set); float temp;
lcd.clear(); void proses(){
lcd.setCursor(0,0); while(digitalRead(sw4)==1){
lcd.print("PENGATURAN SUHU "); for (int i=0; i<device
lcd.setCursor(0,1); ;i++){suhu[i]=getTemperature(i);}
lcd.print(buff1); if (mod==false){temp=suhu[0];}
delay(100); else if (mod==true){temp=suhu[1];}
} if (kondisi==false){ pemanasan(temp);}
delay(500); else if
while(digitalRead(sw1)==0){} (kondisi==true){pendinginan(temp);}
while(digitalRead(sw1)==1){ lcd.clear();
if(digitalRead(sw2)==0){mod=false; } lcd.setCursor(0,0);
if(digitalRead(sw3)==0){mod=true; } lcd.print("Set : ");
lcd.clear(); lcd.print(suhu_set);
lcd.setCursor(0,0); lcd.setCursor(12,0);
lcd.print("PENGATURAN MODE "); if (mod==false){lcd.print("Bed ");}
lcd.setCursor(0,1); else if (mod==true){lcd.print("Skin");}
if (mod==false)lcd.print("Mode: Bed "); lcd.setCursor(0,1);
else lcd.print("Mode: Skin"); lcd.print("Suhu: ");
delay(100); lcd.print(temp,1);
} lcd.setCursor(12,1);
delay(500); if (kondisi==false){lcd.print("Heat");}
while(digitalRead(sw1)==0){} else if
} (kondisi==true){lcd.print("Cool");}
float suhu1,suhu2; delay(500);
void pemanasan(float suhu){ }
digitalWrite(motor,HIGH); }
digitalWrite(valve_h,LOW); void loop()
digitalWrite(valve_cab,LOW); { off();
digitalWrite(valve_c,HIGH); menu ();
digitalWrite(cooler,LOW); for (int i=0; i<device
if ;i++){suhu[i]=getTemperature(i);}
(suhu<suhu_set){digitalWrite(heater,HIGH if (mod==false){
);} if (suhu[0]<suhu_set){kondisi=false;}
else if //false = pemanasan
(suhu>suhu_set){digitalWrite(heater,LOW) else if
;} (suhu[0]>suhu_set){kondisi=true;} //true
} = pendinginan

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 31-38 35


} suhu sejalan dengan sistem pada rancang bangun alat
else if (mod==true){ hypo-hyperthermia pada penelitian ini. Adapun sensor
if (suhu[1]<suhu_set){kondisi=false;} suhu yang digunakan adalah sensor DS18B20 seperti
else if pada penelitian Negoro (2018). Pemilihan sensor ini
(suhu[1]>suhu_set){kondisi=true;} dikarenakan memiliki karakteritik waterproof (tahan
}
air). Selain itu berdasarkan penelitian Rozaq (2017)
proses();
yang telah melakukan uji karakteristik terhadap sensor
}
DS18B20, menyatakan bahwa tingkat kesalahan sensor
tersebut adalah tidak lebih dari 2% sehingga dapat
Perancangan sistem alat
digunakan dalam pengukuran suhu [20].
Skematik rangkaian keseluruhan alat ditunjukkan
Setelah komponen dirangakai menjadi modul (alat
oleh Gambar 5. Pada saat alat mati, tekan tombol on
telah jadi), selanjutnya dilakukan pengujian beberapa ti-
pada switch kemudian power supply akan menyala dan
tik pengukuran yang dapat mewakili kondisi rangkaian
menyuplai tegangan keseluruh rangkaian. Arduino uno
alat secara menyeluruh. Ada 4 titik pengukuran yang
akan menyala yang berfungsi sebagai prosessor untuk
dipilih yaitu Titik Pengukuran 1 (TP1), Titik Penguku-
menampilkan perintah pada LCD16X2 dan push button
ran 2 (TP2), Titik Pengukuran 3 (TP3) dan Titik Pen-
berfungsi sebagai tombol pilihan perintah yang dikirim
gukuran 4 (TP4). TP1 yaitu titik pengukuran yang be-
ke arduino uno yang selanjutnya akan ditampilkan pada
rada pada outputpower supply, TP2 yaitu titik penguku-
LCD 16X2.
ran yang berada pada inputmicroprocessor, TP3 yaitu
Ketika arduino uno telah menerima perintah
titik pengukuran pada pembacaan sensor suhu pada
pengaturan suhu, arduino uno akan memberikan logic
mode skinsensor, dan TP4 yaitu titik pengukuran pada
tertentu untuk mengatur kerja dari flow switch yang
pembacaan sensor suhu pada mode blanket.
menjadi gerbang pilihan air yang akan digunakan.
setelah air disirkulasi melalui pompa menuju selimut,
Hasil dan Analisis Titik Pengukuran (TP1)
kemudian sensor DS18B20 akan mendeteksi perubahan
Pengukuran TP1 dilakukan pada sumber daya (pow-
suhu yang terjadi pada selimut. Hasil pembacaan sensor
ersupply). Pengukuran menggunakan multimeter digital
DS18B20 akan dikirim ke arduino uno dan akan dit-
dengan cara mengukur keluaran dari power supply
ampilkan pada LCD 16X2.
dengan probe multimeter digital. Sebelum melakukan
pengukuran selector pada multimeter digital dipin-
dahkan ke pilihan DC. Probe yang berwarna hitam
ditempatkan pada keluaran negatif (-) power supply dan
probe merah ditempatkan pada keluaran positif (+)
power supply. Hasil pengambilan sample data ditunjuk-
kan pada Tabel 1 yang kemudian akan dihitung persen-
tasi kesalahannya.
Tabel 1. Pengukuran 1

Hasil pengukuran
Rata- DataSheet
Pen- Tegangan
Rata (VDC)
gukuran VDC
(VDC)
1 12,2
2 11,7
11,92 12
3 12
4 11,8

Gambar 5. Rancangan keseluruhan Hasil dan Analisis Titik Pengukuran 2 (TP 2)


Pengukuran TP2 adalah pengukuran keluaran pow-
ersupply 5 VDC untuk memberikan supply tegangan ke
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN mikrokontroler. Pengukuran dilakukan dengan
Rancang bagun alat hypo-hyperthermia telah ber- menggunakan multimeter digital dengan cara mengukur
hasil dibuat dengan baik dengan mengadopsi dan modi- keluaran dari power supply dengan probe multimeter
fikasi penelitian yang dilakukan oleh Tulak (2018). Sis- digital. Seperti halnya pada TP1, sebelum melakukan
tem warming bed berbasis arduino uno yang diusung pengukuran selector pada multimeter digital dipin-
oleh Tulak (2018) untuk mengontrol heater dan sensor dahkan ke pilihan DC. Probe yang berwarna hitam

36 Muhammad Ulin Nuha ABA, Muh. Nauval Karim, Mohammad Rofi’i, dan Diah Rahayu Ningtias
Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino
ditempatkan pada keluaran negatif (-) power supply dan Tabel 4. Perbandingan suhu hypo-hyperthermia dan thermometer
probe merah ditempatkan pada keluaran positif (+) pada TP 4
power supply. Hasil pengambilan sample data ditunjuk-
kan pada Tabel 2 yang kemudian akan dihitung persen- Alat Peneliti
Nilai set-
tasi kesalahan. No Suhu Kesalahan
ting Rata-rata
Blanket
Tabel 2. Pengukuran 2 1 30° 30,3° 30,3° 0,3%
Hasil pengukuran 2 27° 26,8° 26,8° 0,7%
Rata- DataSheet
Penguku- Tegangan 3 25° 26,5° 26,5° 6%
Rata (VDC)
ran VDC
(VDC)
1 5,2 Dari hasil pengukuran Tabel 4 didapatkan nilai
2 5,3 kesalahan terbesar adalah 6% pada nilai settingan 25°C.
5,08 5
3 5 Hal ini diakibatkan karena terlalu tebalnya selang yang
4 4,8 dipasang pada selimut, sehingga suhu dingin pada air
tidak dapat terserap dengan baik. Sedangkan kesalahan
Hasil dan Analisis Titik Pengukuran 3 (TP 3) terkecil adalah 0,3% pada nilai setting-an 30°C. Perbe-
Pengukuran TP3 dilakukan untuk membandingkan daan nilai antara suhu Blanket dengan nilai setting selain
pembacaan sensor pada mode kulit (skin mode) dengan disebabkan terlalu tebalnya selang pada alat, juga diaki-
thermometer digital untuk mengetahui tingkat kesala- batkan adanya pengaruh suhu ruangan pada saat dil-
han pembacaan sensor suhu pada alat hypo-hyperther- akukannya pengukuran.
miadengan menggunakan 2 responden dan 3 kali pen-
gukuran pada setiap responden. Hasil pengukuran dapat V. KESIMPULAN
dilihat pada Tabel 3. Alat hypo-hyperthermia berhasil dirancang
menggunakan Arduino uno sebagai prosessor dengan
Tabel 3. Perbandingan suhu hypo-hyperthermiadan thermome- beberapa komponen pendukung seperti water heater,
terpada TP 3 kondensor serta beberapa sensor. Hasil uji fungsi di-
peroleh perbandingan nilai pembacaan suhu pada mode
Alat Peneliti Thermometer skin dengan thermometerdigital yaitu didapatkan nilai
N Sam- Suhu Rat Suhu Kesala- kesalahan sebesar 0,3%. Perbedaan suhu ini dipengaruhi
Rata-
o pel Tubu a- Tub han oleh suhu ruangan dan suhu tubuh pasien yang dapat
rata
h rata uh berubah setiap saat. Selain itu juga diperoleh per-
35,9 bandingan nilai pembacaan suhu pada mode blanket
35,8°
° dengan thermometerdigital yaitu didapatkan nilai
35,
1 A 35,9° 36° 36° 0,3% kesalahan terbesar sebesar 6% pada nilai settingan 25°C

36,1 dan nilai kesalahan terkecil sebesar 0,3% pada nilai set-
36°
° tingan 30°C. Perbedaan suhu ini dipengaruhi oleh suhu
36,1° 36° ruangan pada saat dilakukannya pengukuran pada blan-
36,1 ket juga dipengaruhi oleh terlalu tebalnya selang yang
36°
2 B 36° ° 36,1° 0,3% dipasang pada selimut, sehingga suhu dingin pada air
36,2 tidak terserap dengan baik.
35,9°
°
DAFTAR PUSTAKA
Pada hasil pengujian terdapat perbedaan hasil an- [1] Satria, G.D., Setyo, B., Dinni, N. (2016). Hipotermia dan
tara alat dengan thermometer. Perbedaan hasil suhu ini waktu pemulihannya dalam anestesi gas isofluran dengan
terjadi akibat pengaruh perubahan suhu ruangan dan induksi ketamin-xylazin pada anjing. Jurnal Veteriner.
suhu tubuh badan yang dapat berubah setiap saat. 17(1):1-6
[2] Noviana, D., & Gunanti, Ni.R.F.H.J. (2006). Pengaruh
Hasil dan Analisis Titik Pengukuran 4 (TP4) anestesi terhadap saturasi oksigen (spo2) selama operasi
Pengukuran yang dilakukan pada titik penguku- ovariohisterektomi kucing. J Sain Vet. 24(2): 177-184.
ran 4 (TP4) ini bertujuan untuk membandingkan pem-
[3] Beattie, C. (2008). Sejarah dan prinsip-prinsip ilmu
bacaan sensor pada mode blanket mode dengan ther-
anestesi dalam gilman dalam dasar farmakologi terapi.
mometer digital. Hasil dari TP4 digunakan untuk Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1(10):313-321
mengetahui tingkat kesalahan pembacaan sensor suhu
pada alat hypo-hyperthermia. Hasil pengukuran dapat [4] Anisa, K.D. (2019). Efektifitas kompes hangat untuk
dilihat pada Tabel 4. menurunkan suhutubuh pada an.d dengan hipertermia.
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan. 5(2):122-127

Elektrika, Vol. 12 No.1 Tahun 2020; hal 31-38 37


[5] Harahap, A.M., Rudi K.K., & Ezra, O.L. (2014). Angka [18] Dinata, Y.M. (2014). Arduino itu mudah. Surabaya: PT
kejadian hipotermia dan lama perawatan di ruang pem- Elex Media Komputindo
ulihan pada pasien geriatri pascaoperasi elektif bulan ok-
[19] Wardjito. (2012). Perencanaan instalasi pompa return
tober 2011–maret 2012 di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadi-
pump dengan kapaitas 130 m3/jam untuk exchanger
kin Bandung. Jurnal Anestesi Periopratif. 2(37).
heater ammonia. Jurnal Wahana Teknik. Volume 01, No-
[6] Ramadhan, F., Awal, R.M., & Wijaya, K. (2018). mor 01. Gresik.
Rancang bangun pengontrolan suhu pada sleepingbag se-
[20] Rozaq, I.A., Noor, Y.D.S. (2017). Uji karakterisasi sen-
bagai tindakan pencegahan pada penderita hipotermia.
sor suhu DS18B20 waterproof berbasis arduino uno se-
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu
bagai salah satu parameter kualitas air. Prosiding
Komputer. 2(10)
SNATIF Ke-4. Bandung: Fakultas Teknik Universitas
[7] Rositari, S., Mulyanto, V. D. (2017). Efektifitas pem- Muria Kudus
berian blanket warmer pada pasien pasca sectio caesaria
yang mengalami hipotermi di RS PKU Muhammadiyah
Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan Indoensia. 10(1)
[8] Kurniawan, T. (2018). Kombinasi kompres dingin dan
aliran udara dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada
pasien sepsis dengan hipertermi. Semarang: Program
Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Se-
marang.
[9] Purwanti, S., Winarsih, N.A. (2008). Pengaruh kompres
hangat terhadap perubahan suhu tubuh pada pasien anak
hipertermia di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi
Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan. 1(2)
[10] Priyanto, H. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Keamanan Perlindungan termoregulasi
dengan hipertermia pada An. F di Ruang Melati RSUD
Dr. Soedirman Kebumen. Tugas Akhir. STIKES Mu-
hammadiyah Gombong
[11] Ivandri, Syafri K.A., M. Ramli, Ilhamjaya, P. (Tanpa ta-
hun). Perbandingan efek kombinasi metamizol- cooling
blanket dengan parasetamol-cooling blanket dalam
menurunkan demam pasien cedera kepala. Makassar:
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
[12] Theasianparent.com. Bayi selamat dari maut berkat
selimut pendingin. Diakses pada 31 Desember 2019
[13] Tulak, A.N. (2018). Rancang bangun warming bed ber-
basis arduino uno. Tugas Akhir. Semarang: ATEM Se-
marang
[14] Negoro, E.D.P. Prototipe alat heartrate, saturasi oksigen,
nibp dan suhu tubuh dengan monitoring melalui
smartphone android. Tugas Akhir. Semarang: ATEM Se-
marang
[15] Marisa, Anggita Harahap., Rudi K. Kadarsah., Ezra Okta
Liansah. 2012. Angka Kejadian Hipotermia dan Lama
Perawatan di Ruang Pemulihan pada Pasien Geriatri Pas-
caoperasi Elektif. Jurnal Anestesi Periopratif. 2: 37.
[16] Rokhandi, Z., Binsar, P. (2017). Simulator pengatur
otomatis suhu air hangat 370C - 550C pada water heater
berbasis microkontroller Atmega 8535. Jurnal Teknologi
Elektro. 8(3). Universitas Mercu Buana
[17] Kristanto. (2009). Rancang bangun dan pengujian model
kondensor tipe concentric tube counter current tunggal
dipasang vertical. Surakarta: Fakultas Teknik Mesin Mu-
hammadiyah Surakarta

38 Muhammad Ulin Nuha ABA, Muh. Nauval Karim, Mohammad Rofi’i, dan Diah Rahayu Ningtias
Rancang Bangun Alat Hypo-Hyperthermia Berbasis Arduino

Anda mungkin juga menyukai