Buku Filsafat1
Buku Filsafat1
Buku Filsafat1
216 1
diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah Tim Penyusun Kamus, 1997, Kamus Besar Bahasa
gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan Indonesia, edisi ke-2, Jakarta: Balai Pustaka.
kata filsafat. Uyoh Sadulloh, 2009, Pengantar Filsafat
Kendati istilah filsafat yang lebih tepat Pendidikan, Bandung: Alfabeta.
adalah falsafat yang berasal dari bahasa Arab, kata
filsafat sebenarnya bisa diterima dalam bahasa Yusuf Lubis, Akhyar, 2005, Filsafat Ilmu klasik
Indonesia. Sebab, sebagian kata Arab yang Hingga Kontemporer. Jakarta. PT Raja
diindonesiakan mengalami perubahan dalam huruf Grafindo Persada.
vokalnya, seperti masjid menjadi mesjid dan
karamah menjadi keramat. Karena itu perubahan
huruf a menjadi i dalam kata falsafah bisa ditolelir. http://ejournal.iainjambi.ac.id/index.php/mediaakad
Lagi pula, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, emika/article/download/231/212.
kata filsafat menunjukkan pengertian yang http://imadiklus.com/kriteria-ilmu-
dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan pengetahuan/,diunggahpadatanggal 25
dengan akal budi mengenai akikat segala yang ada, Oktober, pukul 19.35
sebab, asal, dan hukumnya. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/
Secara terminologis, filsafat sebagai sejenis Dr.%20Sutrisna%20Wibawa,%20M.Pd./FILS
pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang AFAT%20ILMURANGKUMAN.pdf,diungga
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan h pada tanggal 23 Sept. 2016, 20.30.
pikiran belaka.1 Ada pun pendapat lain
mengatakan filsafat adalah sejenis pengetahuan
yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia
1
I. R. Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat, (Djakarta:
Pembangunan, 1974.), hlm.11.
2 215
Rohmat Mulyana, 2004, Mengartikulasikan sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
Pendidikan Nilai, Bandung; Alfabeta. bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
Sidi Gazalba, 1991, Sistematika Filsafat, Jakarta: akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu
Bulan Bintang. seharusnya setelah mencapai penngetahuan itu.2
Hermawan (2011:11) mengatakan ada
Sony Keraf dan Mikhael Dua, 2001, Ilmu beberapa hal yang harus diketahui mengenai
Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, filsafat: Filsafat berkenaan dengan pencarian
Yogyakarta: Kanisius. kebenaran fundamental (Socrates; Plato)
Stefanus Supriyanto, 2013, Filsafat Ilmu, Jakarta: kebenaran itu dicari dengan cara (a) argumentatif,
Prestasi Pustaka Publisher. yaitu pemaparan pendapat yang rasional disertai
dasar-dasar penalarannya; (b) non-empirik, yaitu
Surajiyo, 2008, Filsafat Ilmu & Perkembangannya tidak berdasarkan pemahaman inderawi.
di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Penalaran filosofis selalu mengandung ciri-
Sutardjo A. Wiramihardja, 2007, Pengantar ciri (urutan berikut menurut kebermaknaan
Filsafat, cet. ke-2 Bandung: PT. Refika manfaat filosofis dari ciri bersangkutan):
Aditama. meragukan (skeptic), menyeluruh (holistic,
T. Jacob, 1993, Manusia Ilmu dan Teknologi, comprehensive), mendasar (radikal), kritis, dan
Yogyakarta: Tiara Wacana. analitis. Penalaran filosofis umumnya sibuk
menanyakan serta menelusuri makna dan
The Liang Gie,1997, Pengantar Filsafat Ilmu, penyebab dasar dari berbagai pengetahuan
Yogyakarta: Liberty. (termasuk fenomenon (tunggal) atau fenomena
Tim Dosen Filsafat Ilmu, 1996, Filsafat Ilmu, (jamak) = gejala), tanpa mengenal batas apapun
Yogyakarta: Liberty. baik batas alamiah, apalagi batas buatan manusia
Tim Penyusun Fakultas Filsafat UGM, 1997,
Filsafat Ilmu, Klaten: Intan Pariwara. 2
Hasbullah Bakry, 1971, Sistematik Filsafat, (Djakarta: Widjaja,
1971), hlm. 11.
214 3
seperti ruang, waktu, agama atau kepercayaan, Louis O. Kattsoff, 1986, Pengantar Filsafat, alih
adat istiadat dan lain sebagainya. bahasa Soejono Soemargono, Yogyakarta :
Oleh karena itu, dapat disimpulkan Tiara Kencana.
pengertian filsafat adalah usaha spekulatif yang LP3ES, 1985, Agama dan Tantangan Zaman,
rasional, sistematik, dan konseptual untuk Jakarta: LP3ES.
memperoleh pengetahuan atau pandangan yang
selengkap mungkin mengenai apa yang disebut
dengan realitas atau kebenaran (truthfulness). Misbah, Yazdi, Dasar Filsafat Islam, Bandung:
Tujuan pencarian itu terutama untuk Mizan
menggambarkan dengan kata-kata, hakikat realitas
akhir yang mendasar dan nyata. Mohammad Noor Syam,1986, Filsafat
Filsafat mempunyai dua pengertian: Kependidikan dan Dasar Filsafat
1) Filsafat sebagai produk, mengandung arti Kependidikan Pancasila, Surabaya : Usaha
filsafat sebagai jenis ilmu pengetahuan, Nasional.
konsep-konsep, teori, sistem aliran yang Muhammad Hatta, 1959, Pengantar ke Jalan Ilmu
nerupakan hasil proses berfilsafat. dan Pengetahauan, Jakarta : Tp.
2) Filsafat sebagai suatu proses, dalam hal ini Muhammad Rasyid Ridha, 1979, Al-Wahy Al-
filsafat diartikan sebagai bentuk aktivitas Muhammadi, Beirut: Al-Maktab Al-Islami.
berfisafat sebagai proses pemecahan masalah
dengan menggunakan cara dan metode Muhammad T.H., 1984, Kedudukan Ilmu dalam
tertentu.3 Islam, Surabaya: Al-Ikhlas.
Sebagai sebuah ilmu Filsafat adalah ilmu Mulyadhi Kartanegara, 2003, Pengantar
pengetahuan dengan objek material adalah: yang Epistemologi Islam, Bandung: Mizan, 2003.
Prasetya, 2002, Filsafat Pendidikan, Cet. Ke-2
3
Kaelan, Pancasila Yuridis Kenegaraan, (Yogyakarta: Liberty, 1987),
hlm. 6-7. Bandung : CV Pustaka Setia.
4 213
Jalaluddin, 2014, Filsafat Ilmu Pengetahuan: Ada mencakup manusia, alam,Tuhan (anthropos,
Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Peradaban. cosmos, Theos) beserta problematika di dalamnya,
Jakarta: Rajawali Press. sedangkan objek formal filsafat adalah menelaah
Juhaya S. Pradja, 1997, Filsafat Hukum Islam. objek materialnya secara mendalam sampai
Bandung: Yayasan Piara. ditemukan hakekat/intisari permasalahan. Tidak
semua kegiatan berpikir itu adalah suatu aktivitas
Jujun S Suriasumantri, 2009, Filsafat Ilmu Sebuah berfilsafat. Kegiatan berpikir secara kefilsafatan
Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar (dalam arti sebagai) ilmu memiliki ciri-ciri sebagai
Harapan. berikut: Kritis-Radikal-Konseptual-Koheren
Kaelan, 1987, Pancasila Yuridis Kenegaraan, Rasional-Spekulatif-Sistematis-Komprehensif-
Yogyakarta: Liberty. Bebas-Universal.
Di samping filsafat telah berkembang
Kasmadi, Hartono, dkk., 1990, Filsafat Ilmu. menjadi ilmu-ilmu khusus, di dalam filsafat sendiri
Semarang : IKIP semarang Press. mempunyai cabang-cabang yang terus berkembang
Ketut Rinjin, 1997, Pengantar Filsafat Ilmu dan sesuai dengan perkembangan permasalahan yang
Ilmu Sosial Dasar, Bandung : CV Kayumas, dihadapi. Cabang filsafat yang pokok adalah:
1997 Ontologi-Epistemologi-Metodologi.
Khan, Shafique Ali, 2005, Filsafat Pendidikan Al-
Ghazzali. Bandung: Pustaka Setia.
B. Pengertian Ilmu
Lorens Bagus, 1996, Kamus Filsafat, cet. ke-1,
Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Ilmu berasal dari bahasa Arab alima sama
dengan kata dalam bahasa Inggris Science yang
___________ , 2002, Kamus Filsafat, Jakarta: berasal dari bahasa Latin Scio atau Scire yang
Gramedia. kemudian di Indonesiakan menjadi Sains
(Gazalba,1973:54).
212 5
Berbicara tentang ilmu tidak bisa terlepas Franz Magnis Suseno, 1990, Etika Dasar,
dari pembicaraan tentang pengetahuan karena Yogyakarta: Kanisius.
keduanya berhubungan erat. Ada beberapa George Thomas White Patrick, 2008, Pengantar
pertanyaan yang berkenaan dengan pengetahuan Singkat Ilmu Filsafat, cet ke-IV Bandung:
dan sekaligus ilmu. Pertanyaan-pertanyaan berikut Intelekia Pratama Press.
merupakan beberapa contoh. Apakah yang
dimaksud dengan ilmu ? Samakah pengetahuan Hamami M, Abbas. 1982. Epistemologi Bagian I
dengan pengetahuan ? Bila keduanya berbeda, Teori Pengetahuan.Diktat Yogyakarta:
perbedaannya bagaimana, ? Fakultas Filsafat UGM.
Ilmu, yang dalam bahasa Inggris dinyatkan ____________,1996, Kebenaran Ilmiah dalam
dengan science, bukan sekadar kumpulan fakta, filsafat Ilmu. Yogyakarta: Liberty.
meskipun di dalamnya juga terdapat berbagai fakta. Harun Nasution, 1987, Muhammad Abduh dan
Selain fakta, di dalam ilmu juga terdapat teori, Teologi Rasional Mutazilah, Jakarta: UI
hukum, prinsip, dst., yang diperoleh melalui Press,1987.
prosedur tertentu yaitu metoda ilmiah. Jadi ilmu
merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat Hasbullah Bakry, 1971, Sistematik Filsafat,
metoda ilmiah.4 Sedangkan pengetahuan dapat Djakarta: Widjaja.
diperoleh melalui beberapa cara, yaitu pengalaman, I. R. Poedjawijatna, 1974, Pembimbing Ke Arah
intuisi, pendapat otoritas, penemuan secara Alam Filsafat, Djakarta: Pembangunan.
kebetulan dan coba-coba (trial and error) maupun Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam,
penalaran. Ada paradigma baru yang memandang terj., Yogyakarta: Bumi Aksara.
ilmu bukan hanya sebagai produk.
Irawan, 2007, Tokoh-tokoh Filsafat Sains dari
Masa Ke Masa, Bandung: Intekia Pratama
4
Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer,
Press.
(Jakarta : Sinar Harapan, 2005), hlm. 119.
6 211
Al-Ghazali, 2002, Al-Munqidh min al-Dhalal, Ilmu pengetahuan bisa berasal dari
Setitik cahaya dalam kegelapan, terj. Masyhur pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan itu
Abadi, Surabaya: Progressif. adalah ilmu. Ada beberapa syarat suatu
Amsal Bakhtiar, 2013, Filsafat Ilmu, Cet. ke-12, pengetahuan dikategorikan ilmu. Menurut I.R.
Jakarta: Rajawali Pers. Poedjowijatno ilmu pengetahuan memiliki
beberapa syarat:
Anshari, Endang S. 1979. Ilmu, Filsafat dan
Agama,. Surabaya: Bina Ilmu. 1) Berobjek: objek material sasaran/bahan kajian,
objek formal yaitu sudut pandang pendekatan
Beni A. Saebani, 2009, Filsafat Ilmu, Bandung: suatu ilme terhadap objeknya;
Pustaka Setia.
2) Bermetode, yaitu prosedur/cara tertentu suatu
Burhanuddin Salam, 1977, Logika Materil; Filsafat ilmu dalam usaha mencari kebenaran;
Ilmu Pengetahuan, cet-1, Jakarta: Rineka
Cipta. 3) Sistematis, ilmu pengetahuan seringkali terdiri
dari beberapa unsur tapi tetap merupakan satu
Conny Semiawan et al, 1998, Dimensi Kreatif kesatuan. Ada hubungan, keterkaitan antara
dalam Filsafat Ilmu, Bandung : CV Remaja bagian yang satu dengan bagian yang lain.5
Karya.
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang
Dagobert D, Runes., Ed., 1971, Dictionary of disusun secara konsisten dan kebenarannya telah
Philosophy, New Jersey: Littlefield, Adam & teruji secara empiris. Perlu disadari bahwa
Co. pembuktian dalam ilmu tidak bersifat absolut. Ilmu
Endang Saifuddin Ansari, 1981, Ilmu, Filsafat, dan membatasi diri pada pengkajian objek yang berada
Agama, cet. VII, Surabaya: Bina Ilmu. dalam lingkup pengalaman manusia.
___________ , 1981, Kuliah Al-Islam, Jakarta :
Rajawali. 5
Abbas Hamami Mintarejda, Epistemologi, (Yogyakarta: Fakultas
Filsafat Universitas Gadjah Mada, 1987) hlm. 4.
210 7
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli, Daftar Pustaka
diantaranya adalah:
1) Mohammad Hata, mendefinisikan ilmu adalah A. Baiquni, 1989, Teropong Islam terhadap Ilmu
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan Pengetahuan, Solo: Ramadhani.
hukum kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun menurut A.Susanto, 2014, Filsafat Ilmu, Jakarta: Bumi
kedudukannya tampak dari luar, maupun Aksara.
menurut bangunannya dari dalam.6 Abbas Hamami Mintarejda, 1989, Epistemologi,
2) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, Yogyakarta: Fakultas Filsafat Universitas
mengatakan ilmu adalah yang empiris, Gadjah Mada.
rasional, umum, dan sistematik, dan Abudin Nata, 1997, Filsafat Pendidikan Islam 1,
keempatnya serentak.7 Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1997.
3) Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan ____________,1993, Ilmu Kalam, Filsafat, dan
atau keterangan yang omprehensif dan Tasawuf, Jakarta: Rajawali Press
konsisten tentang fakta pengalaman dengan
istilah yang sederhana.8 Achmad Charis Zubair, 1987, Kuliah Etika,
Jakarta: Rajawali Pers.
4) Ashley Montagu, GuruBesar Antropologi di
Rutgers University menyimpilkan bahwa ilmu Ahmad Tafsir, 2012, Filsafat Pendidikan Islami,
adalah pengetahuan yanng disusun dalam satu Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan ____________, 2013, Filsafat Umum; Akal dan
Hati; Thales sampai Capra, cet.ke-20 , Bandung:
6
Endang Saifuddin Ansari, Ilmu, Filsafat, dan Agama, cet. VII, Remaja Rosdakarya.
(Surabaya: Bina Ilmu, 1981), hlm. 47.
7
Ibid.
8
Ibid.
8 209
rasional, takhayul dan terbelenggu oleh percobaan untuk menentukan hakikat prinsip
kepercayaan agama yang dogmatis.141 tentang hal yang sedang dikaji.9
Sinergi agama, dan ilmu dalam konteksini 5) Harsojo, Guru Besar Antropolog di
dapat dilakukan demi terwujudnya keseimbangan Universitas Padjadjaran, menerangkan bahwa
peradaban bangsa. Sebab, kalau masing-masing ilmu adalah: (1) merupakan akumulasi
pihak masih mempertahankan ego, maka masa pengetahuan yang disistemasikan (2) suatu
depan manusia tidak dapat diramalkan.142 pendekatan atau metode pendekatan terhadap
seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terkait
oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada
prinsipnya yang dapat diamati oleh
pancaindera manusia (3) suatu cara
menganalisis yang mengizinkan kepada ahli-
ahlinya untuk menyatakan sesuatu proposisi
dalam bentuk: Jika, maka.10
6) Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa
Rusia mendefinisikan ilmu adalah
pengetahuan manusia tentang alam,
masyarakat, dan pikiran. Ia mencerminkan
alam dan konsep-konsep, kategori dan hukum-
hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya
diuji dengan pengalaman praktis.11
141
LP3ES, Agama dan Tantangan Zaman, (Jakarta: LP3ES, 1985),
9
hlm. 29. Ibid., hlm. 48.
142 10
Amsal Bakhtiar, Ibid., hlm. 247. Ibid, hlm. 48-49.
11
Ibid.
208 9
7) Pengetahuan, yang dalam bahasa Inggris
dinyatakan dengan knowledge, menurut Jujun E. Agama, Ilmu, dan Masa Depan Manusia
S., pada hakikatnya merupakan segenap apa Agama dan ilmu dalam beberapa hal
yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, berbeda, namun pada sisi tertentu memiliki
termasuk di dalamnya adalah ilmu, jadi ilmu kesamaan. Agama lebih mengedepankan moralitas
merupakan bagian dari pengetahuan yang dan menjaga tradisi yang sudah mapan (ritual) yang
diketahui oleh manusia di samping berbagai cenderung ekslusif dan subjektif. Sementara ilmu
pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.12 selalu mencari yang baru, tidak terlalu terikat
8) Menurut Rinjin, ilmu merupakan keseluruhan dengan etika, progresif, bersifat inklusif, dan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis objektif. Persamaannya yakni bertujuan memberi
dan logis dan bukanlah sekadar kumpulan ketenangan dan kemudahan bagi manusia.
fakta, tetapi pengetahuan yang Dalam pandangan agama, ilmu dan teknologi
mempersyaratkan objek, metoda, teori, hukum, bukan merupakan aspek kehidupan manusia yang
atau prinsip.13 tertinggi. Tidak juga merupakan puncak
kebudayaan dan peradaban umat manusia. Banyak
9) The Liang Gie menyatakan bahwa ilmu dapat kaum rasionlais yang materialistis menganggap
dipandang sebagai proses, prosedur, dan bahwa abad modern, abad ilmu pengetahuan dan
produk. Sebagai proses, ilmu terwujud dalam teknologi sekarang adalah puncak dari peradaban
aktivitas penelitian. Sebagai prosedur, ilmu dan kebudayaan umat manusia. Karena dengan
tidak lain adalah metoda ilmiah. Dan sebagai akalnya yang tajam manusia modern dapat
menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sangat mengagumkan dan menganggap manusia
zaman dulu adalah lebih rendah peradabannya
12
karena terlalu diliputi oleh kehidupan yang tidak
Jujun S. Suriasumantri, Op.Cit., hlm. 104.
13
Ketut Rinjin, Pengantar Filsafat Ilmu dan Ilmu Sosial Dasar,
(Bandung : CV Kayumas, 1997), hlm. 57-58.
10 207
saja terjadi akibat teknologi maju, tetapi, juga produk, ilmu merupakan pengetahuan yang
akibat dari kecenderungan, ideologi, dan gagasan tersusun secara sistematis.14
yang tidak utuh. Contohnya ide dan gerakan Dari berbagai pengertian menurut para ahli
emansipasi. Umat manusia sekarang amat tersebut, maka dapat disimpulkan, bahwa ilmu
tergantung dan dimanjakan oleh teknologi. adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai
Umat manusia sekarang amat bergantung dan ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematik,
dimanjakan oleh teknologi. Ketergantungan yang rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur,
terus menerus menjadikan dia terlena dari terbuka, dan kumulatif (bersusun timbun).
eksistensi dirinya yang bebas dan kreatif. Jika kita
tidak mau kehilangan eksistensi kemanusiaan dan Mulyadhi Kartanegara berpendapat bahwa
terhindar dari krisis kemanusiaan, maka kita harus ilmu tidak mesti selalu empiris karena realitas itu
berjuang untuk membebaskan diri dari kurungan tidak hanya yang empiris bahkan yang empiris
teknologi kembali pada eksistensi awal, yakni lebih lias dan dalam dibandingkan dengan yang
manusia yang kreatif dan dinamis.139 empiris. Karena itu, dia memasukkan teologi
Setelah ditemukan kemajuan teknologi yang adalah ilmu, yang sama dengan ilmu-ilmu
begitu hebat, ternyata tanpa disadari teknologi itu lainnya.15
pun memenjarakan manusia. Pada konteks inilah Ilmu bersifat objektif, maka diperlukan
manusia perlu disadarkan dari penjara teknologi. pengukuran yang mana sumber informasi harus
Dia harus sadar bahwa teknologi bukkan tujuan, bersifat seobjektif mungkin.sebelum ditemukan
tetapi sekedar sarana untuk memudahkan uurusan. alat ukur, seperti berat badan, meter, voltmeter,
Maka kita harus berjuang untuk membebaskan diri termometer, jam, dan seterusnya, sumber informasi
dari kungkungan teknologi, yakni menjadi manusia
yang dinamis dan kreatif.140
14
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta : Liberty,
1991), hlm. 90.
139
Amsal Bakhtiar, Ibid., hlm. 228. 15
Mulyadhi Kartanegara, Pengantar Epistemologi Islam, (Bandung:
140
Amsal Bakhtiar, Ibid., hlm. 230. Mizan, 2003), hlm. 43.
206 11
yang tersedia berdasarkan indera rasa (mata, rakyatnya akan diusahakan memiliki sikap yang
pendengaran, rasa panas, rasa berat). Ukuran bungkam terus-menerus.137
dengan indera rasa dari orang ke orang berbeda, Karena itu wajar, kemudian timbul
sehingga tidak objektif. kontroversi di berbagai Negara apakah
Ilmu bersifat pragmatis, artinya ilmu tidak pengembangan rekayasa genetika untuk manusia
mencari kebenaran absolut tetapi kebenaran yang dibolehkan atau tidak. Artinya, kemajuan ilmu dan
bermanfaat bagi manusia dalam tahap teknologi tidak hanya terfokus pada penggalian hal-
perkembangan tertentu. Ilmu bersifat konsisten, hal yang diluar manusia dan penyembuhan, tetapi
artinya penemuan yang satu didasarkan kepada mengubah sifat dsar manusia dan bahkan dapat
penemuan-penemuan sebelumnya.16 diwujudkan manusia super yang berasal dari gen
laki-laki super dan pintar dengan wanita super
Adapun beberapa ciri-ciri utama ilmu menurut pintar dan cantik. Persoalan berikutnya adalah di
terminologi, antara lain: mana letak kebebasan mansuia dalam memilih hak
1. Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat hidupnya dan hak memiliki ciri khas. Sebab, jika
koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan sejak awal dia sudah direkayasa untuk menjadi
dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu manusia tertentu, maka kebebasan memilihnya
pengetahuan didasarkan atas keyakinan kepada menjadi hilang dan dia tidak ubahnya seperti robot
yang gaib dan penghayatan serta pengalaman yang dikendalikan oleh orang lain. Jika teknologi
pribadi. ini jatuh pada tangan penjahat, maka akan terjadi
kekacauan yang luar biasa dalam kehidupan umat
2. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak manusia.138 Sedangkan krisis kemanusiaan tidak
pernah mengartikan kepingan pengetahuan
satu putusan tersendiri, sebaliknya ilmu
menandakan seluruh kesatuan ide yang 137
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers,2013), hlm.
225-226.
16
Stefanus Supriyanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prestasi Pustaka
138
Publisher, 2013), hlm. 42. Ibid.
12 205
apa yang ditayangkan televise, apalagi yang mengacu ke objek (atau alam objek) yang
menonton itu adalah anak-anak yang belum mampu sama dan saling berkaitan secara logis. Karena
membedakan antara yang nyata dan visual. itu, koherensi sistematik adalah hakikat
Pada ilmu bioteknologi, perkembangan yang ilmu.prinsip-prinsip objek dan hubungan-
dicapai sangat maju. Seperti rekayasa genetika dan hubungannya yang tercermin dalam kaitan-
teknologi kloningmenandakan kemajuan yang kaitan logis yang dapat dilihat dengan jelas.
begitu dahsyat sehingga mengkhawatirkan semua Bahwa prinsip-prinsip metafisis objek
kalangan. Tidak saja agamawan dan pemerhati hak- menyingkapkan dirinya sendiri kepada kita
hak asasi manusia, tetapi para ahli bioteknologi pun dalam prosedur ilmu secara lamban,
semakin khawair karena jika akibatnya tidak dapat didasarkan pada sifat khusus intelek kita yang
dikendalikan, maka akan terjadi suatu bencana tidak dapat dicirikan oleh visi ruhani terhadap
besar bagi kehidupan manusia. Contohnya, realitas tetapi oleh berpikir.
rekayasa genetika yang dulunya diharapkan untuk 3. Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap
mengobati penyakit keturunan, seperti diabetes. berkenaan dengan masing-masing penalaran
Sekarang rekayasa tidak , hanya untuk tujuan perorangan, sebab ilmu dapat memuat di
pengobatan, tetapi untuk menciptakan manusia- dalamnya dirinya sendiri hipotesis-hipotesis
manusia baru yang sama sekali berbeda, baik dari dan teori-teori yangbelum sepenuhnya
segi postir fisik maupun sifat-sifatnya. dimantapkan.
Perkembangan rekayasa genetika ternyata membuat
risau para pemerhati hak-hak asasi manusia karena 4. Di pihak lain, yang seringkali berkaitan
dengan rekayasa tersebut, manusia tidak memiliki dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah)
hak yang bebas lagi. Contohnya, jika teknologi adalah ide bahwa metode-metode yang
tersebut jatuh ke tangan penguasa yang lalim, berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada
dasarnya harus terbuka kepada semua pencari
ilmu. Kendati demikian, rupanya baik untuk
tidak memasukkan persyaratan ini dalam
204 13
definisi ilmu, karena objektivitas ilmu dan computer, handphone, telah mengakibatkan
kesamaan hakiki daya persyaratan ini pada manusia terlena dengan dunia layar. Layar
umumnya terjamin. kemudian menjadi teman setia. Bahkan kita lebih
5. Ciri hakiki lainnya dari ilmu ialah metodologi, memrhatikan. Bahkan, hamper setiap bangun tidur,
sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak manusia selalu menekan tombol untuk melihat
dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan layar.
tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide Ternyata teknologi layar mampu membius
yang terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu manusia untuk tunduk pada layar dan mengabaikan
menuntut pengamatan dan berpikir metodis, yang lain. Jika manusia tidak sadarakan hal ini,
tertata rapi. Alat bantu metodologis yang maka ia akan kehilangan sesuatu yang amat penting
penting adalah terminologi ilmiah. Yang dalam dirinya, yakni kebersamaan, hubungan
disebut belakangan ini, mencoba konsep- kekeluargaan dan sosial yang hangat. Jika pengaruh
konsep ilmu. teknologi yang demikian dalam, maka dia tidak
sadar dari kebutuhan sebenarnya. Ibarat orang yang
6. Kesatuan setiap ilmu bersumber di dalam pertama kali tinggal di dekat kandang ayam. Pada
kesatuan objeknya. Teori skolastik mengenai minggu pertama tidurnya susah kalaupun bisa
ilmu membuat pembedaan antara objek formal hanya satu jam atau dua jam saja karena bau yang
dan objek material. Yang terdahulu adalah menyengat. Minggu kedua sudah bisa
objek konkret yang disimak ilmu. Sedangkan menyesuaikan diri dengan bau-bau itu, dan pada
yang belakangan adalah aspek khusus atau minggu-minggu seterusnya sudah biasa.
sudut pandang terhadap objek material. Yang Teknologi yang sedang melanda kehidupan
mencirikan setiap ilmu adalah objek manusia sekarang juga ibarat orang yang betah
formalnya. Sementara objek material yang tinggal disamping kandang ayam tadi. Saking
sama dapat dikaji oleh banyak ilmu lain. asyiknya, ia tidak sadar bahwa teknologi layar
Pembagian objek studi mengantar ke membuat ia terpinggirkan dari sebuah kebutuhan
spesialisasi ilmu yang terus bertambah. mendasar. Dia hanya berimajinasi sesuai denagn
14 203
ini menimbulkan sejumlah permasalaha dalam Gerakan ini diiringi bahaya pandangan sempit
kehidupan di Indonesia. Masalah kekurangan lahan atas bidang penelitian yang terbatas.
tempat tinggal dan kurangnya lapangan pekerjaan Sementara penangkapan yang luas terhadap
akan menjadi tantangan yang berat di masa depan. saling keterkaitan seluruh realitas lenyap dari
pandangan.17
202 15
Bangsa Indonesia mempunyai sistem nilai Indonesia, konsep pendidikan seperti ini masih
sendiri yang melandasi berbagai bidang kehidupan belum diterapkan secara optimal.
termasuk kehidupan ilmiah. Pancasila sebagai core
value dalam kehidupan ilmiah adalah suatu
imperative Ilmu dalam konteks pengujian, dalam 3. Perubahan Tatanan Kehidupan Sosial dan
proses dalam dirinya sendiri memang harus bebas Moral
nilai, objektif rasional, namun di dalam proses Kehidupan bermasyarakat di masa yang akan
penemuannya dan penerapannya ilmu tidak bebas datang menunjukkan struktur masyarakat yang
nilai. Ilmu harus memperhatikan nilai-nilai yang cenderung individualis. Kualitas moral masyarakat
ada dan berlaku di masyarakat. Ilmu harus pun terancam menurun karena cepatnya penyerapan
mengemban misi yang lebih luas yaitu demi budaya asing.
peningkatan harkat kemanusiaan. Ilmu harus
bermanfaat bagi manusia, masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia. Namun demikian tolok ukur 4. Kependudukan dan Ketenagakerjaan.
manfaat itu tidak hanya sekedar manfaat pragmatis Di negara-negara industri maju, pertambahan
yang sesaat atau untuk kepentingan tertentu, penduduk 1% bahkan beberpa negara mendekati
sehingga ilmu kehilangan idealismenya. Ilmu yang 0%, sehingga tahun 2025 jumlah penduduk di
dikembangkan harus tetap objektif bermanfaat bagi negara ini sekitar 1,4 milyar. Sedang di negara-
seluruh umat manusia dan tidak boleh bertentangan negara berkembang pada tahun 2025 diperkirakan
dengan nilai Pancasila, yaitu nilai teositas, nilai mencapai 6,8 milyar. (Brundland,1987 dalam
humanitas, nilai integritas kebangsaan, nilai Sumantri, 1988).
demokrasi dan nila keadilan sosial. Sementara itu di Indonesia pada tahun 2020
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa dan tahun
makna bahwa manusia tidak hanya semata-mata 2050 menjapai 350 juta jiwa. Rata-rata
mengakui dan menghargi kemampuan rasionalitas pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini sekitar
manusia semata tetapi juga menginsyafi bahwa ada 1,8% pertahun. Tingginya pertumbuhan penduduk
16 201
menerbitkan hasil simposium yang diadakan di kekuatan lain yang lebih besar. Manusia tidak
Paris dalam bentuk buku yang diberi judul One hanya dihargai karena aktifitas akalnya saja tetapi
World or Several. Dalam buku tersebut juga aspek-aspek lain yang irrasional. Sila
menyebutkan tujuh masalah besar yang dihadapi kemanusiaan yang adil dan beradab, mengandung
manusia masa depan. Ketujuh masalah itu ialah (1) makna bahwa ilmu pengetahuan harus
Reaktivasi dunia secara menyeluruh, (2) Globalisasi dikembalikan pada fungsi semula utuk
versus regionalisasi, (3) Pengembangan sumber kemanusiaan, tidak hanya untuk kelompok atau
daya menusia dan pengelolaan pemerintah, (4) sector tertentu.20
Kontrak pembangunan (5) Pendirian regiun energi Sila Persatuan Indonesia, mempuyai makna
internasional menghadapi perubahan lingkungan bahwa ilmu pengetahuan walaupun bersifat
yang semakin destruktif, (6) Migrasi internasional, universal harus juga mengakomodasikan yang lokal
(7) Memikirkan kembali nasib buruh-buruh negara sehingga berjalan harmonis. Ilmu pengetahuan
agraris (Amin Rais dalam Tuhuleley,1993). Hal ini yang dikembangkan tidak boleh menghancurkan
menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi dan membahayakan integritas nasional bangsa
semakin kompleks dan menyeluruh. Indonesia. Sila ke empat mengandung pengertian
bahwa ilmu pengetahuan yang dikembangkan tidak
2. Pendidikan Global. boleh hanya diputuskan atau dikendalikan segelintir
Sistem pendidikan global menuntut para orang. Berbagai pendapat para pakar di bidangnya
siswanya untuk memiliki wawasan global untuk harus dipertimbangkan, sehingga menghasilkan
mempersiapkan diri era globalisasi. Melelui suatu pertimbangan yang representatif untuk harus
pendidikan global, para siswa diharapkan mampu mengakomodasi rasa keadilan bagi rakyat banyak.
bertindak lokal namun memiliki pemikiran global.
Metode pembelajaran seperti ini telah diterapkan di
negara-negara maju dengan kualitas HDI (Human
20
Development Intelectual) yang tinggi. Untuk T. Jacob, Manusia Ilmu dan Teknologi, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
1993,), hlm. 42-43.
200 17
C. Pengertian Filsafat Ilmu Menurut John Naisbit, pada era informasi
Filsafat ilmu menurut beberapa ahli adalah sebagai muncul fenomena mabuk teknologi, yang ditandai
berikut: dengan beberapa indikator, yaitu:
a. Cornelius Benjamin memandang filsafat ilmu 1) Masyarakat takut dan memuja teknologi.
sebagai berikut. That philosophic discipline
which is the systematic study of the nature of 2) Masyarakat mengaburkan antara yang nyata
science, especially of its methods, its concepts dan yang semu.
and presuppositions, and its place in the 3) Masyarakat menerima kekerasan sebuah hal
general scheme of intellectual disciplines. yang wajar.
Filsafat ilmu, merurut Benjamin, merupakan
cabang dari filsafat yang secara sistematis 4) Masyarakat mencintai teknologi dalam bentuk
menelaah sifat dasar ilmu, khususnya mainan.
mengenai metoda, konsep-konsep, dan 5) Masyarakat menjalani kehidupan yang
praanggapan-praanggapannya, serta letaknya berjarak dan terenggut.
dalam kerangka umum dari cabang-cabang Dari pendapat diatas dapat disimpulkan
pengetahuan intelektual.21 bahwa tantangan utama dalam keilmuan lebih
b. Conny Semiawan at al, menyatakan bahwa terfokus pada sikap manusia dalam menghadapi
filsafat ilmu pada dasarnya adalah ilmu yang perkembangan ilmu itu sendiri. Kita memang
berbicara tentang ilmu pengetahuan (science of membutuhkan pengembangan ilmu demi
sciences) yang kedudukannya di atas ilmu kemudahan dalam menjalani kehidupan,
lainnya.22
Berikut beberapa tantangan yang akan
dihadapi masyarakat dan keilmuan di masa depan:
21
The Liang Gie, Op.Cit., (Yogyakarta : Liberty, 1991), hlm. 121.
1. Perubahan Global.
22
Conny Semiawan et al, Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu,
Pada tahun tahun 1989 The Organization for
(Bandung : CV Remaja Karya, 1998), hlm. 45. Economic Cooperation and Development (OECD)
18 199
1) Perkembangan signifikan pada bidang fisika, c. Jujun Suriasumantri memandang filsafat ilmu
serta inovasi dan aplikasi terhadap penelitian sebagai bagian dari epistemologi (filsafat
laser. pengetahuan) yang ingin menjawab tiga
2) Pemurnian bidang proses kontrol sistem pada kelompok pertanyaan mengenai hakikat ilmu
studi mekanik, biologi, dan elektronik sebagai berikut: Kelompok pertanyaan
3) Meningkatnya kualitas, fungsi, dan pertama antara lain sebagai berikut:
penggunaan media massa a) Objek apa yang ditelaah ilmu?;
4) Usaha restorasi lingungan b) Bagaimana wujud hakiki dari objek
5) Peningkatan fungsi komputer dan gadget tersebut?;
6) Kerja sama internasional di bidang dagang, c) Bagaimana hubungan antara objek tadi
perekonomian, teknologi, dan komunikasi- dengan daya tangap manusia?.
informasi Kelompok pertanyaan kedua :
7) Robot-robot dan mesin-mesin pengganti a) Bagaimana proses yang memungkinkan
tenaga manusia; hal ini berpotensi diperolehnya pengetahuan yang berupa
menyebabkan meningkatnya pengangguran. ilmu ?;
8) Perkembangan pesat di sektor bioteknologi, b) Bagaimana prosedurnya ?;
genoteknologi, dan ekoteknologi c) Hal-hal apa yang harus diperhatikan?.23
d. Pendidikan Nasional. Filsafat ilmu merupakan bagian dari filsafat
Kualitas kemampuan intele sumber daya yang menjawab beberapa pertanyaan mengenai
,anusia dituntut memiliki kemampuan memadai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari dasar-dasar
dalam hal intelektual, kemampua bahasa atau filsafat, asumsi dan implikasi dari ilmu. Yang
komunikasi, dan kemampuan intelektual. termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam dan
ilmu sosial. Di sinifilsafat ilmu berkaitan dengan
C. Tantangan yang Dihadapi Ilmu di Masa epistemologi dan ontologi. Filsafat ilmu berusaha
Depan
23
Jujun S. Suriasumantri, Op.Cit, hlm. 33-34.
198 19
untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: b. Degradasi Moral
apa itu konsep (what: ontologi), dan bagaimana Diprediksi pada masa yang akan datang masyarakat
(How: epistemologi). Suatu konsep dan pernyataan akan mengedepankan prisip individualis dan
dapat disebut sebagai konsep ilmiah, bagaimana kurangnya interaksi sosial. Dapat pula dikatakan
konsep tersebut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat akan terjadi krisis kemanusiaan karena gagasan,
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan ide, atau ideologi yang tak utuh dan salah
alam melalui teknologi. interpretasi.
Filsafat ilmu adalah pengetahuan yang Contohnya gerakan emansipasi wanita yang
membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang dimanfaatkan sejumlah perusahaan. Gerakan
merupakan pengembangan dari filsafat feminisme yang menuntut wanita diberi lapangan
pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabangfilsafat pekerjaan yang sama dengan pria membuat
dengan sasarannya ilmu (pengetahuan) dan tiang perusahaan merekrut pekerja wanita lebih banyak
penyangga bagi eksistensi ilmu itu sendiri. Maka, dengan pertimbangan lebih mudah diatur, pekerjaan
bidang kajian filsafat ilmu itu sendiri adalah: yang lebih rapi, dan upah yang lebih rendah. Hal ini
a) Pertanyaan-pertanyaan apa yang disebut menyebabkan kaum pria sulitt mendapatkan
ilmu, konsep dasar, dan makna ilmu? pekerjaan, dan wanita menjadi merasa superior.
b) Ciri-ciri apa yang membedakan ilmu Para pria yang menganggur ini berpotensi
dengan pengetahuan lainnya? Apa ada melakukan tindak kriminal karena alasan ekonomi
perbedaan yang jelas metode ilmu rasional akibat tak memiliki pekerjaan. Selain itu fenomena
(matematika, mekanika) dengan metode globalisasi juga berperan dalam masalah moral.
ilmu empiris (fisika, biologi, kimia, Gaya hidup budaya barat yang cenderung
psikologi, sosiologi, dan ekonomi). individual, konsumtif, dan hedonis turut menjadi
c) Bagaimana menarik kesimpulan secara ancaman.
benar. c. Perkembangan Sains dan Teknologi
d) Sarana-sarana apakah yang diperlukan Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kegiatan berpikir ilmiah? (IPTEK) di masa depan diprediksi akan:
20 197
martabat manusia dan merupakan penyalahgunaan Jadi, filsafat ilmu adalah kajian filsafat
ilmu. Belum lagi dalam perspektif agama teknik tentang hakikat ilmu dan dapat dikelompokkan
rekayasa genetika tak layak diteruskan karena menjadi dua area kajian, yaitu epistemologi ilmu
terkesan membuat manusia berusaha menjadi dan metafisik ilmu (filsafat).24
tuhan, dengan memanipulasi teknologi untuk Sedangkan menurut pendapat lain
menciptakan makhluk hidup. mengatakan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian
Hal-hal apa saja yang bisa terjadi di masa secara mendalam tentang dasar-dasar ilmu,
yang akan datang? Untuk menjawabnya, kita bisa sehingga filsafat ilmu perlu menjawab beberapa
melihat perkembangan yang terjadi pada masa ini persoalan berikut:
dan melakukan prediksi. Sejumlah peristiwa yang 1. Pertanyaan landsan ontologis
terjadi tentunya telah memberikan gambaran atas
apa yang akan kita hadapi di masa depan. Hal-hal Objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud
tersebut adalah: yang hakiki dari objek tersebut? Bagaimana
korelasi antara objek tadi dengan daya tangkap
a. Perubahan Lingkungan Hidup, meliputi: manusia (seperti berpikir, merasa, dan
1) Jumlah penduduk yang bertambah mengindera) yang menghasilkan ilmu? Dari
2) Krisis air bersih untuk kebutuhan rumah landasan ontologis ini adalah dasar untuk
tangga dan industri mengklasifikasi pengetahuan dan sekaligus
3) Krisis lahan untuk tempat tinggal, bidang-bidang ilmu.
kawaasan industri, dan hutan
4) Rusaknya ekosistem 2. Pertanyaan landasan epistemologis
5) Musnahnya sejumlah organisme baik di Bagaimana proses pengetahuan yang masih
darat maupun air berserakan dan tidak teratur itu menjadi ilmu?
6) Meningkatnya suhu bumi karena efek Bagaimana prosedur dan mekanismenya? Hal-
rumah kaca
7) Meningkatnya risiko hujan asam 24
Ibid., hlm. 73-76.
196 21
hal apa yang harus diperhatikan agar kita Ilmu dan teknologi yang semakin maju juga
mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa menimbulkan degradasi nilai. Manusia tergantung
yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah pada benda-benda yang dikembangkan dari ilmu
kriterianya? Cara/teknik/sarana apa saja yang pengetahuan, seolah tak bisa bekerja tanpa mereka.
membantu kita dalam mendapatkan Akan tetapi produk tersebut memang dibutuhkan
pengetahuan yanng berupa ilmu? untuk membantu manusia dalam melakukan
3. Pertanyaan landasan aksiologis pekerjaan mereka.
Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu Hingga saat ini, perkembangan ilmu
dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara pengetahuan dan teknologi begitu pesat. Telah
penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah banyak fasilitas yang tecipta demi terwujudnya
moral? Bagaimana penentuan objek dan kemudahan dalam aktivitas manusia. Sejak
metode yang ditelaah berdasarkan pilihan- suksesnya penelitian rekayasa genetika terhadap
pilihan moral? Bagaimana korelasi antara makhluk hidup yang telah dirintis oleh Dr. Gurdon
teknik prosedural yang merupakan dari Medical Research Council Laboratory of
operasionalisasi metode ilmiah denga norma- Molecular Biology, Universitas Cambridge, Inggris
norma moral? pada tahun 1961, teknologi ini seperti menjadi
mainan baru yang tak bosan diotak-atik oleh para
ilmuan genetika. Jika pada masa itu mereka
D. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan berhasil melakukan kloning pada katak, kapankah
Ilmu teknologi tersebut berhasil pada manusia? Ide
melakukan kloning pada manusia ini tampaknya
Persamaan filsafat dan ilmu adalah sebagai terus menjadi perbincangan oleh berbagai kalangan,
berikut: dan menjadi kontroversi. Teknologi kloning ini
1) Keduanya mencari rumusan yang sebaik- dikritisi oleh 19 negara Eropa pada tahun 1997
baiknya menyelidiki objek selengkap- dengan menandatangani Fakta yang menyebutkan
lengkapnya sampai ke akar-akarnya. bahwa mengklon manusia merupakan pelanggaran
22 195
sehinngga menjadi kesatuan yang utuh sebagai 2) Keduanya memberikan pengertian menegnai
hasil penelitian yang telah dilaksanakan secara teliti hubungan atau koheren yang ada antara
dengan menggunakan metode tertentu. kejadian-kejadian yang kita alami dan
Sedangkan arti dari masa depan adalah mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.
bagian dari keabadian yang mencakup semua 3) Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu
peristiwa (kejadian) yang tidak sedang terjadi dan suatu pandangan yang bergandengan.
belum pernah terjadi tetapi yang akan terjadi.
4) Keduanya mempunyai metode dan sistem.
B. Gambaran Perkembangan Ilmu di Masa 5) Keduanya hendak memberikan penjelasan
Depan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari
Ilmu merupakan modal utama, subyek, dan hasrat manusia (objektivitas), akan
juga obyek atas perkembangan segala sesuatunya pengetahuan yang lebih mendasar.25
yang ada di dunia ini. Manusia berlomba-lomba Adapun perbedaan filsafat dan ilmu adalah sebagai
melakukan pengembangan, penelitian, dan riset berikut:
sehubungan dengan ilmu pengetahuan. Bahkan
agama menegaskan pentingnya menuntut ilmu. 1) Objek material (lapangan)filsafat ilmu bersifat
universal (umum), yaitu segala sesuatu yang
Ilmu memiliki sifat fleksibel, akan terus ada (realita) sedangkan objek material ilmu
berkembang sesuai perkembangan zaman atau (pengetahuan ilmiah) itu bersifat khusus dan
kebudayaan dan juga kemampuan bepikir manusia. empiris. Artinya, ilmu hanya terfokus pada
Kemajuan perkembangan ilmu dalam berbagai segi disiplin bidang masing-masing secara kaku
ini bertujuan untuk mempermudah pekerjaan dan terkotak-kotak, sedangkan kajian filsafat
manusia. Akan tetapi, selalu ada sisi negatif di tiap tidak terkotak-kotak dalam disiplin tertentu.
hal yang eksis di muka bumi ini. Perkembangan
dan kecanggihan sebuah konsep ilmu turut
25
menimbulkan kekhawatiran bagi manusia. Burhanuddin Salam, Logika Materil; Filsafat Ilmu Pengetahuan, cet-
1, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 41.
194 23
2) Objek formal (sudut pandangan) filsafat itu bahwa mencari ilmu pengetahuan itu tidak
bersifat non-fragmentaris, karena mencari akan pernah kenyang. Seseorang yang berilmu
pengertian dari segala sesuatu yang ada akan terus mencari pembenaran-pembenaran
itusecara luas, mendalam dan mendasar. ilmiah untuk semua yang dipikirkannya. Setiap
Sedangkan ilmu bersifat fragmentaris, spesifik, hari ilmu digunakan manusia untuk
dan intensif. Selain itu, objek formal ilmu itu meningkatkan derajat kehidupannya;
bersifat teknik, yang berarti bahwa cara ide-ide 2. Huruf lam sesudah ain, panjangnya tidak
manusia itu mengadakan penyatuan diri terbatas. Boleh menjulang sampai ke langit
dengan realita. dan menjangkau cakrawala yang nun jauh di
3) Filsafat dilakasanakan dalam suatu suasana sana. Itu pertanda bahwa mencari ilmu tidak
pengetahuan yang menonjolkan daya mengenal batas usia. Semua berhak
spekulasi, kritis, dan pengawasan. Sedangkan melakukannya, bahkan sejak buaian ibu
ilmu haruslah diadakan riset lewat pendekatan hingga masuk ke liang lahat; dan
trial and error. Oleh karena itu, nilai ilmu 3. Huruf miem, yang meletakkan diri di dasar,
terletak pada kegunaan pragmatis, sedang menundu pertanda kefakiran ilmunya. Artinya,
kegunaan filsafat timbul dari nilainya. meskipun ilmu pengetahuan telah menjulang
tinggi, seorang yang alim harus rendah hati
4) Filsafat memuat pertanyaan lebih jauh dan bagaikan ilmu padi, makin berisi makin
lebih mendalam berdasarkan pada tertunduk, tawadhu.136
pengalaman realitas sehari-hari. Sedangkan Menurut Ensiklopedia Indonesia, ilmu
ilmu bersifat diskursif, yaitu menguraikan pengetahuan yaitu suatu sistem dari pelbagai ilmu
secara logis, yang dimulai dari yang tidak tahu pengetahuan tertentu yang telah diatur dan disusun
menjadi tahu. sedemikian rupa menurut asas-asas tertentu
5) Filsafat memberikan penjelasan yang terakhir,
yang mutlak, dan medalam sampai mendasar 136
Muhammad T.H. Kedudukan Ilmu dalam Islam, (Surabaya: Al-
(primary cause) sedangkan ilmu menunjukkan Ikhlas, 1984), hlm. 34.
24 193
BAB XII sebab-sebab yang tidak begitu mendalm, yang
MASA DEPAN ILMU lebih dekat, yang sekunder (secondary cause).
26 191
mematikannya yang terkenal, Ibnu Sina (980- 7) Mendorong para calon ilmuwan untuk
1037), seorang filosof muslim telah banyak konsisten dalam mendalami ilmu dan
memberikan sumbangannya terhadap mengembangkannya;
perkembangan ilmu kedokteran, Ibnu Khaldun 8) Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber
(1333-1408) seorang filosof muslim telah dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
berjasa dalam mempelopori pengembangan ilmu pertentangan.26
sejarah dan sosiologi, mendahului August
Comte (1798-1857) yang oleh Barat dianggap
sebagai Bapak sosiologi.
2. Filsafat dan sains keduanya menggunakan
metode berfikir reflektif (reflective thinking)
dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
3. Filsafat dan sains keduanya menunjukan sikap
kritis dan terbuka dan memberikan perhatian
yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran.
4. Filsafat dan sains keduanya tertarik terhadap
pengetahuan yang terorganisasi dan tersusun
secara sistematis.
5. Sains membantu filsafat dalam mengembangkan
sejumlah bahan-bahan deskriptif dan faktual
serta esensial bagi pemikiran filsafat.
6. Sains mengoreksi filsafat dengan jalan
menghilangkan sejumlah ide-ide yang
bertentangan dengan pengetahuan ilmiah. 26
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.
7. Filsafat merangkum pengetahuan yang 17-20.
terpotong-potong, yang menjadikan beraneka
190 27
BAB II Pandangan tersebut tidak dapat dibenarkan. Dari
OBJEK FILSAFAT ILMU sudut material, pandangan tersebut memang benar,
bahwa filsafat mencakup segala sesuatu. Akan
tetapi, objek formal filsafat dan berbagai jenis ilmu
A. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu pengetahuan jelas berbeda. Ilmu alam, ilmu kimia,
Ruang lingkup filsafat ilmu meliputi beberapa dan ilmu hayat mempelajari alam. Namun hakikat
bidang, antara lain seperti yang dikemukakan para alam itu sendiri tidak dipersoalkan. Itulah yang
ahli di bawah ini: menjadi objek filsafat. Psikologi, sosiologi, dan
sejarah mempelajari berbagai sudut, tetapi tidak
1. Peter Angeles, yang merumuskan filsafat ilmu mempersoalkan hakikat manusia yang menjadi
terbagi ke dalam empat bidang kajian, yaitu: tugas filsafat.132
(1) telaah mengenai berbagai konsep, pra
anggapan dan metode ilmu, berikut analisis,
perluasan, dan penyusunannya untuk B. Titik Temu Filsafat dan Sains
memperoleh pengetahuan yang lebih ajeg dan Selain terdapat beberapa perbedaan antara
cermat; (2) telaah dan pembenaran mengenai filsafat
proses penalaran dalam ilmu, berikut struktur dan sains, terdapat pula beberapa titik temu antara
perlambangannya; (3) telaah mengenai saling antara keduanya, yaitu:
kaitan diantara berbagai ilmu; (4) telaah
mengenai akibat-akibat pengetahuan ilmiah 1. Banyak ahli filsafat yang termashur telah
bagi hal-hal yang berkaitan dengan penerapan memberikan sumbangannya terhadap
dan pemahaman manusia terhadap realitas, perkembangan sains modern, seperti Leibniz
hubungan logika dan matematika dengan yang menemukan kalkulus diferensial,
realitas, entitas teoretis, sumber dan keabsahan Whitehead dan Bartrand Russel dengan teori
pengetahuan, serta sifat dasar kemanusiaan.
132
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Filsafat, cet. ke-2 (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2007), hlm. 108-110.
28 189
hasil sains, dilakukan dengan menggunakan 2. Cornelius Benjamin, merumuskan filsafat ilmu
akal pikiran yang didasarkan pada semua ke dalam tiga bidang kajian, yaitu: (1) telaah
pengalaman insani, sehingga dengan demikian, mengenai metode ilmu, lambang ilmiah dan
filsafat dapat menelaah yang tidak dicarikan struktur logis dari perlambangan ilmiah.
penyelesaiannya oleh sains. Telaah ini banyak menyangkut logika dan teori
Sains berhubungan dan mempersoalkan pengetahuan dan teori umum tentang tanda;
fakta-fakta yang faktual, diperoleh dengan (2) penjelasan mengenai konsep dasar, pra
mengadakan eksperimen, observasi, dan verifikasi, anggapan dan pangkal pendirian ilmu, berikut
hanya berhubungan dengan sebagian dari asfek landasan-landasan empiris, rasional atau
kehidupan atau peristiwa di dunia ini. Sedangkan pragmatis yang menjadi tempat tumpuannya.
filsafat mencoba berhubungan dengan keseluruhan Segi ini banyak hal yang berkaitan dengan
pengalaman, untuk memperoleh suatu pandangan metafisika, karena mencakup telaah terhadap
yang lebih komprehensif dan bermakna tentang berbagai keyakinan mengenai dunia
sesuatu. kenyataan, keragaman alam dan rasionalitas
Selanjutnya, usaha untuk mengetahui sesuatu dari proses alamiah; (3) aneka telaah mengenai
menyangkut seluruh kepribadian kita. Artinya, saling kait diantara berbagai ilmu dan
bahwa mengetahui itu tidak terbatas pada implikasinya bagi suatu teori alam semesta,
kecerdasan akal dan alat indera, tetapi kecerdasan seperti idealism, materialism, monism, atau
manusia sebagai keseluruhan. Menuntut ilmu pluralism.
merupakan usaha atau kecerdasan intelektual, 3. Edward Madden, merumuskan lingkup filsafat
sedangkan filsafat menuntut adanya penghayatan ilmu ke dalam tiga bidang kajian, yaitu: (1)
eksistensial, yaitu keyakinan yang didukung probabilitas; (2) induksi dan; (3) hipotesis.
segenap jiwa dan raga orang yang berfilsafat. D.Ernest Nagel, memberikan rumusan luang
lingkup filsafat ilmu ke dalam tiga bidang
Sebagian orang memandang filsafat sebagai
suatu ilmu yang mencakup segenap ilmu lainnya.
188 29
kajian, yaitu: (1) pola logis yang ditunjukkan keseluruhan memiliki sifat tersendiri yang tidak
oleh penjelasan.27 ada pada bagian-bagiannya.
Dengan memerhatikan beberapa pendapat 2. Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar
ahli, seperti yang dikemukakan di atas, maka ruang dapat menemukan fakta-fakta, netral dalam arti
lingkup filsafat ilmu pada dasarnya mencakup dua tidak memihak pada etik tertentu. Filsafat tidak
pokok bahasan utama, yaitu membahas sifat-sifat hanya menggambarkan sesuatu, melainkan
pengetahuan ilmiah (epistimologi), dan menelaah membantu manusia untuk mengambil putusan-
cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah putusan tentang tujuan, nilai-nilai, dan tentang
(metodologi). Sehingga filsafat ilmu ini pada apa-apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat
akhirnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian tidak netral, karena faktor-faktor subjektif
besar yaitu sebagai berikut: (1) filsafat ilmu umum, memegang peranan yang penting dalam
yang mencakup kajian tentang persoalan kesatuan, berfilsafat.
keseragaman, serta hubungan diantara segenap 3. Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dari
ilmu. Kajian ini terkait dengan masalah hubungan suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah
antara ilmu dengan kenyataan, kesatuan, diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa
perjenjangan, susunan kenyataan, dan sebagainya; merenungkan kembali asumsi-asumsi yang
(2) filsafat ilmu khusus, yaitu kajian filsafat ilmu telah ada untuk dikaji ulang tentang kebenaran
yang membicarakan kategori-kategori serta asumsi. Jadi, filsafat dapat meragukan setiap
metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu asumsi yang ada, dimana oleh sains telah
tertentu atau dalam kelompok-kelompok ilmu diyakini kebenarannya.
tertentu, seperti dalam kelompok ilmu alam, 4. Sains menggunakan eksperimentasi terkontrol
sebgai metode yang khas. Verifikasi terhadap
teori dilakukan dengan jalan menguji dalam
27
A. Susanto, Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Ontologis, praktik berdasarkan metode-metode sains yang
Epistimologis, dan Aksiologis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm 55-
57. empiris. Selain menghasilkan suatu konsep atau
teori, filsafat dapat juga menggunakan hasil-
30 187
bersifat individual maupun kelompok. Itulah kelompok ilmu kemasyarakatan, kelompok ilmu
sebabnya, pengetahuan tidak harus dikategorikan tehnik dan sebagainya.
sebagai kata benda semata. Artinya, pengetahuan
bukan hanya sekedar sekumpulan fakta dan
gagasan yang sudah jadi dan selesai dimiliki oleh Objek di dalam filsafat ilmu ada dua, yaitu:
seseorang tetapi pengetahuan lebih dimaknai dalam 1. Objek Material
kedudukannya sebagai suatu rangkaiana aktivitas
atau proses manusia dalam pengembaraanya dari Objek material adalah objek yang dijadikan
sejak lahir sampai meninggal dunia. Dengan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau objek
demikian pengetahuan lebih dimaknai sebagai yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat
sebuah kata kerja. Suatu ungkapan untuk ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu
menggambarkan bahwa spirit manusia tidak akan pengetahuan yang telah disusun secara sistematis
pernah berhenti untuk mendapatkan kebenaran. dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara
umum.
2. Objek Formal
A. Perbedaan Filsafat dan Sains Objek formal adalah sudut pandang dari mana
Terdapat perbedaan yang hakiki antar filsafat sang subjek menelaah objek materialnya. Objek
dan sains, diantaranya: formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu
1. Sains bersifat analisis dan hanya menggarap pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
salah satu pengetahuan sebagai objek kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi
formalnya. Filsafat bersifat pengetahuan manusia. Problem inilah yang dibicarakan dalam
sinopis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan , karena
186 31
landasan pengembangan ilmu pengetahuan yakni motif ingin tahu. Pengetahuan ini diperoleh melalui
landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.28 usaha, biasanya melalui belajar.130
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu,
kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan
filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat
didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu
dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti
berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah
kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak
terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti
mengoreksi diri, semacam keberanian untuk
berterus terang, seberapa jauh sebenarnya
kebenaran yang dicari telah kita jangkau.131
Menurut Ahmad Tafsir, pengetahuan ialah
semua yang diketahui manusia. Pengetahuan
bersifat menyejarah, berkembang dan bertambah
sesuai dengan kapasitas masing-masing potensi
yang dimiliki individu. Artinya ada kemajuan
dalam pengetahuan manusia baik secara individu
maupun secara kelompok, sebagai suatu ras umat
manusia. Makna dinamis dari pengetahuan bisa
130
Irawan, Tokoh-tokoh Filsafat Sains dari Masa Ke Masa, (Bandung:
Intekia Pratama Press. 2007), hlm.1.
131
Jujun S Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer,
28
Ibid., hlm. 80. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. 2009), hlm.19.
32 185
Karena sain memberikan cukup banyak BAB III
pengertian kepercayaan bahwa semua peristiwa SUMBER ILMU
memiliki sebab dan menemukan bahwa asumsi atau
pengandaian sepenuhnya dinilai oleh hasilnya.
Sebenarnya berbicara mengenai pengetahuan
tidak akan pernah dilepaskan dari dua aspek. Menurut Ikhwan As-Safa berpendapat bahwa
Pertama adalah aspek yang mengetahui manusia semua ilmu itu harus diusahakan, bukan dengan
atau disebut juga sebagai subjek. Kedua adalah cara pemberian tanpa usaha. Ilmu yang demikian
aspek yang diketahui, disebut objek. Antara subjek dapat menggunaka panca indera. Dan Pencarian
dan objek tidak akan pernah bisa dipisahkan. atas ilmu pengetahuan adalah perbuatan duniawi
Artinya tidak akan pernah ada sebuah pengetahuan yang juga bersifat ukhrawi dengan tujuan
andaikata salah satu dari kedua aspek itu ada yang gandanya, yaitu membuat dunia materi menjadi
tidak ada. Hasil interaksi antara subjek dan objek penuh damai dan aman yang dapat dipahami oleh
itu kemudian dikomunikasikan dan jadilah dirinya dan orang lain juga memperoleh buahnya di
pengetahuan. Jadi pengetahuan pada dasarnya ialah akhirat.29
kesatuan antara subjek yang mengetahui dan objek
yang diketahui. Karena melibatkan subjek atau Ikhwan As-Shafa berpendapat bahwa cara
manusia yang mengetahui maka pengetahuan lebih untuk mendapatkan ilmu tersebut adalah dengan
bersifat dinamis daripada statis, sebab manusia cara membiasakan berpegang pada kebiasaaan dan
sebagai subjek senantiasa berubah dalam mengenal perenungan. Dalam hal ini ia mengatakan :
serta memaknai objek yang diketahuinya. hendaknya diketahui bahwa pembiasaan ini akan
dihassilak akhlak yang kokoh, sebagaimana hal itu
Pengetahuan diperoleh dari dua cara : terjadi dalam bidang ilmu. Pembiasaan itu juga
pertama; Pengetahuan yang diperoleh begitu saja,
tanpa niat tanpa motif, tanpa keingintahuan, dan
29
tanpa usaha. Kedua; pengetahuan yang didasari Khan, Shafique Ali, Filsafat Pendidikan Al-Ghazzali. (Bandung:
Pustaka Setia, 2005) hlm. 54.
184 33
berhubungan dengan mudzakarah yang dapat yaitu: 1) bersifat rasional karena hasil dari proses
memperkuat daya ingatan dan kedalaman ilmu. 30 berpikir dengan menggunakan akal (rasio), 2)
Sumber Ilmu Pengetahuan terbagi menjadi bersifat empiris, karena sains diperoleh dari dan
dua bagian, yaitu sumber ilmu menurut pandangan sekitar pengalaman oleh pancaindera, 3) bersifat
barat dan sumber ilmu menurut pandangan islam. umum, artinya bahwa hasil sains dapat
dipergunakan oleh semua manusia tanpa terkecuali,
4) bersifat akumulatif, artinya seperti yang
A. Sumber Ilmu Menurut Pandangan Barat dikemukakan oleh Randall, bahwa hasil sains dapat
dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
1. Rasionalisme berikutnya.128
Di kalangan kaum rasionalis, hanya akal Jadi ilmu dan sains merupakan pengetahuan
yang menjadi sumber pengetahuan, sedangkan yang yang logis dan didukung oleh bukti empiris.
lainnya hanya memperkuat atau membantu bahan-
bahan pemikiran bagi akal. Pandangan rasionalisme Semua sain disibukkan dengan pencarian
terhadap pengalaman maupun intuisi sekedar berbagai penuyebaban, tidak hanya demi
perangsang rasio dan informasi belaka. Kaum kepentingan pengetahuan itu sendiri tetapi karena
rasionalis bukan tidak membutuhkan pengalaman, jika berbagai penyebaban dipahami maka kekuatan
justru mereka mencari pengalaman untuk alam dapat dikendalikan dan masa depan dapat
menambah dan mendorong penyelidikannya diprediksi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
terhadap kebenaran. Pengetahuan menurut semua berada dalam pencarian berbagai
rasionalis adalah hasil kegiatan akal yang penyebaban.129
menganalisis hasil tangkapan yang tidak jelas yang
128
Irawan, Tokoh-tokoh Filsafat Sains dari Masa Ke Masa, (Bandung:
Intekia Pratama Press. 2007), hlm.3.
30 129
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam 1, (Ciputat: Logos Wacana George Thomas White Patrick, Pengantar Singkat Ilmu Filsafat, cet
Ilmu, 1997) hlm. 175. ke-IV (Bandung: Intelekia Pratama Press ), hlm. 109.
34 183
menggiring para ilmuwan atau pemikir kepada ditimbulkan oleh pacaindera manusia, oleh ingatan
kritisisme yang tak menguntungkan filsafat. Bagi atau angan-angan.31
akal manusia, perhatian utama mengenai objek Beberapa ajaran rasionalisme diantaranya
yang menarik perhatian manusia adalah pokok adalah sebagai berikut :
pembahasan yang mesti masuk akal bagi
penyelidikan ilmiah sehingga logis juga dalam a) Rasionalisme percaya bahwa melalui proses
menetapkan metode ilmiah yang dipergunakannya. pemikiran abstrak kita dapat mencapai
Sikap kritis hanya dapat tumbuh dari kesalahan kebenaran fundamental, yang tidak dapat
penggunaan metode dalam cara kerja atau dari disangkal : (a) mengenai apa yang ada serta
keputusasaan yang dinyatakan dengan perbuatan. strukturnya, dan (b) tentang alam semesta pada
Terakhir, kritisisme akan menjadi sesuatu yang umumnya.
paling lemahdan membuat semua tahapan b) Rasionalisme percaya bahwa realitas serta
kemajuan pemikiran berlawanan dengan berbagai beberapa kebenaran tentang realitas dapat
kemungkinan tentang kemampuan sain itu sendiri. dicapai tanpa menggunakan metode empiris.
Berkenaan dengan metode, tentu saja benar bahwa c) Rasionalisme percaya bahwa pikiran mampu
pada masa lalu metode logika tidak selalu mengetahui beberapa kebenaran tentang
digunakan dalam studi filsafat sebagaimana mereka realitas, mendahului pengalaman apapun juga
juga tidak menggunakannya dalam sain.127 pengetahuan yang diperoleh tanpa pengalaman
disebut dengan pengetahuan a priori. 32
Karakter Sains
Ralph Ross dan Ernest van den Haag
(Harsojo, 1977), mengemukakan ciri-ciri sains,
31
Juhaya S. Pradja, Filsafat Hukum Islam. (Bandung: Yayasan Piara,
127
George Thomas White Patrick, Pengantar Singkat Ilmu Filsafat, 1997) hlm 19.
32
(Bandung: Orion Graphic Creative, Printing, and Painting Design, Yusuf Lubis, Akhyar. Filsafat Ilmu klasik Hingga Kontemporer.
2008), 103. (Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2005), hlm. 87-88.
182 35
2. Empirisme BAB XI
Penganut empirisme beranggaan bahwa ILMU DAN FILSAFAT
pengalaman merupakan sumber pengetahuan bagi
manusia, yanng jelas-jelas mendahului rasio. Tanpa
pengalaman, rasio tidak memiliki kemampuan Sekarang, filsafat sama dengan sain dalam
untuk memberikan gambaran tertentu, kalaupun menemukan pengetahuan yang seksama dan
tidak menggambarkan sedemikian rupa, tanpa terorganisir dengan baik. Tapi filsafat tidak puas
pengalaman, hanyalah khayalan belaka. John Locke dengan definisi semacam ini. Filsafat mencari
mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan, pengetahuan yang juga komprehensif. Pikiran
keadaan akalnya masih bersih ibarat kertas yang manusia tidak puas semata-mata dengan menyusun
kosong yang belum bertuliskan apa pun rangkaian yang tetap tentang fenomena dan sekadar
(tabularasa). Pengetahuan baru muncul ketika merumuskan cara-cara mereka bertingkah laku.
indera manusia menimba pengalaman dengan cara Pikiran manusia sangat membutuhkan beberapa
melihat dan mengamati berbagai kejadian dalam penjelasan akhir berkenaan dengan berbagai
kehidupan. Kertas tersebut mulai bertuliskan fenomena dan perilakunya, misalnya tentang sebab
berbagai pengalaman inderawi. Seluruh sisa pertama, sebab yang menggerakkan atau yang
pengetahuan diperoleh dengan jalan menggunakan merubah mereka, tujuan, makasud, makna serta
serta refleksi yang pertama dan sederhana.33 nilai-nilainya. Usaha menafsirkan dunia semacam
ini merupakan salah satu tugas filsafat, sementara
Sementara itu, George Barkeley sain mengklasifikasi, merumuskan dan
berpandangan bahwa seluruh gagasan dalam menggambarkan.
pikiran atau ide datang dari pengalaman dan tidak
ada jatah ruang bagi gagasan yang lepas begitu saja Proyek ambisius filsafat, harapannya adalah
dari pangalaman. Oleh karena itu, idea tidak untuk mendapatkan pandangan yang ringkas
tentang kerja sain khusus dan menemukan beberapa
makna menyeluruh yang masa lalu telah
33
Ibid., hlm 18.
36 181
bersifat independen. Pengalaman konkret adalah
mutlak sebagai sumber pengetahuan utama bagi
manusia, karena penalaran bersifat abstrak dan
membutuhkan rangsangan dari pengalaman.
Berbagai gejala fisikal akan ditangkap oleh indera
dan dikumpulkan dalam daya ingat manusia,
sehingga pengalaman inderawi menjadi akumulasi
pengetahuan yang berupa fakta-fakta. Kemudian,
upaya faktualisasinya dibutuhkan akal. Dengan
demikian, fungsi akal tidak sekadar menjelaskan
dalam bentuk-bentuk khayali semata-mata,
melainkan dalam konteks yang realistik.34
Empirisme dan rasionalisme berkembang
pesat, hingga melahirkan positivisme yang
dikenalkan oleh August Comte. Karyanya adalah
Discour Lesprit Positive yaitu Kursus tentang
Filsafat Positif. Dalam karya inilah, Comte
menguraikan secara singkat pendapat-pendapat
positivus, hukum tiga stadia, klasifikasi ilmu-ilmu
pengetahnuan dan bagan mengenai tatanan dan
kemajuan.35
34
Beni A. Saebani, Filsafat Ilmu, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.
95.
35
Ibid,. hlm. 95.
180 37
Adapun ajaran-ajaran pokok empirisme tersebut tertentu atau yang potensial dibidangnya.
dapat diringkas sebagai berikut: Change maker adalah orang yang membuat
a. Empirisme meyakini bahwa sumber perubahan atau agar perubahan di dalam
pengetahuan adalah pengalaman (Yunani; masyarakat. Mereka memiliki tanggung jawab
empiria; Latin; experiential) untuk mengubah masyarakat yang statis
b. Empirisme amat menekankan metode menjadi masyarakat yang dinamis dan
empiris-eksperimental. berusaha dan berkreasi dalam bentuk nyata
c. Empirisme menggunakan penalaran dengan hasil-hasil dari buah pemikiran dan
induktif. 36 penelitian untuk mengubah kondisi masyarakat
dari zero to hero.126
3. Kritisisme Dari pemaparan tersebut, maka dapat
Munculnya rasionalisme dan empirisme disimpulkan ada hubungan yang sangat erat antara
menjadi indikator lahirlah periode modern dalam filsafat, etika dan ilmu. Ilmu yang bergerak otonom
alam pikiran Barat. Masing-masing ingin menang tidak boleh meninggalkan landasan filosofisnya.
sendiri. Immanuel Kant memandang rasionalisme Landasan filosofis ini menjadikan ilmu masih tetap
dan empirisme senantiasa berat sebelah dalam pada hakekat keilmuannya. Ilmu sebabagi bidang
menilai akal dan pengalaman sebagai sumber yang otonom tidak bebas nilai. Ia selalu berkaitan
pengetahuan. Ia mengatakan pengalaman manusia dengan nilai-nilai etika terutama dalam penerapan
merupakan sintesis antara unsur-unsur apriori dan ilmu. Etika sebagai salah satu cabang dalam filsafat
unsur-unsur aposteriori. Kant tidak menentang akal akan memberikan arahan (guiedence) bagi gerak
murni. Ia hanya menunjukkan akal murni itu ilmu, sehingga membawa kemanfaatan bagi
terbatas. Akal murni menghasilkan pengetahuan manusia.
36 126
Yusuf Lubis, Akhyar. Filsafat Ilmu klasik Hingga Kontemporer. Tim Penyusun Fakultas Filsafat UGM, Filsafat Ilmu, (Klaten: Intan
(Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2005) hlm. 112 Pariwara, 1997).
38 179
dikatakan salah, walaupun itu adalah hal yang tanpa dasar inderawi atau independen dari alat
pahit; pancaindera. Pengetahuan inderawi tidak dapat
7) Sikap terbuka. Walaupun seorang menjangkau hakikat objek, tidak sampai pada
cendekiawan bersikap mandiri, akan tetapi hati kebenaran umum. Adapun kebenaran umum harus
dan pikirannya bersifat terbuka, baik terhadap bebas dari pengalaman, artinya harus jelas dan pasti
pendapat yang berbeda, maupun pikiran- dengan sendirinya.37
pikiran baru yang dikemukakan oleh orang Immanuel Kant, yang menjadi penggagas
lain. Sebagai ilmuwan, dia akan berusaha filsafat kritisisme memulai perjalanannya dengan
memperluas wawasan teoritis dan menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai
keterbukaannya kepada kemungkinan dan sumber pengetahuan manusia.oleh karena itu,
penemuan baru dalam bidang keahliannya. kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat
Seorang cendekiawan akan mengedepankan modern sebelumnya yang memercayai kemampuan
sikap bahwa ilmu, pengetahuan, dan rasio secara mutlak. Immanuel Kant
pengalaman bersifat tidak terbatas dan akan mengemukakan teori pengetahuan,etika, dan
senantiasa berkembang dari waktu ke waktu. estetika. Gagasan tersebut didasarkan pada tiga
Dia tidak akan selalu belajar sampai ke negeri pertanyaan, yaitu: (1) Apa yang saya ketahui? (2)
China bahkan sampai akhir hayat; apa yang harus saya lakukan? (3) apa yang boleh
8) Sikap rela menghargai karya& pendapat orang saya harapkan? Tiga pertanyaan tersebut tercirikan
lain Seeorang cendekiawan bersedia berdialog pada tiga pandangan Kant, yaitu:
secara kontinyu dengan koleganya dan 1) Menganggap bahwa objek pengenalan itu
masyarakat sekitar dalam keterlibatan yang berpusat pada subjek dan bukan pada
intensif dan sensitif; objek;
9) Sikap menjangkau kedepan.Cendekiawan
adalah pemikir-pemikir yang memiliki
kemampuan penganalisisan terhadap masalah 37
Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm. 98.
178 39
2) Pengenalan manusia atas sesuatu itu tahu (coriousity) yang kuat untuk menggali
diperoleh atas dasar apriori; atau mencari jawaban terhadap suatu
3) Menegaskan bahwa pengenalan manusia permasalahan yang ada di sekelilingnya secara
atas sesuatu itu diperoleh atas perpaduan tuntas dan menyeluruh, serta mengeluarkan
antara unsur aprioi yang berasal dari rasio gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti
serta berupa ruanng dan waktu dan peranan hasil kerja mereka kepada dunia dan
unsur aposteriori yang berasal dari masyarakat awam. karena mereka merasa
pengalaman yang berupa materi.38 bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya;
5) Sikap kritis. Bagi seorang cendekiawan, sikap
kritis dan budaya bertanya dikembangkan
B. Sumber Ilmu Menurut Pandangan Islam untuk memastikan bahwa kebenaran sejati bisa
1. Akal sebagai Sumber Pengetahuan ditemukan. Oleh karena itu, semua informasi
pada dasarnya diterima sebagai input yang
Dalam filsafat islam, Al-Farabi bersifat relative/nisbi, kecuali setelah melewati
menyuguhkan awal hidup adalah akal. Bahkan suatu standard verifikasi tertentu;
Tuhan adalah substansi sebagai akal pertama.
Pemikiran tentang Tuhan sebagai wujud pertama 6) Sikap independen/mandiri. Kebenaran ilmu
melahirkan substansi suatu wujud yang pengetahuan pada hakekatnya adalah sesuatu
kemudian disebutnya sebagai akal kedua. yang obyektif, tidak ditentukan oleh imajinasi
Semuanya bukan materi, melainkan substansi dan kepentingan orang tertentu. Cendekiawan
yang nantinya saling memikirkan dan berpikir dan bertindak atas dasar suara
memunculkan berbagai tingkatan awal. kebenaran, dan oleh karenanya tidak bisa
dipengaruhi siapapun untuk berpendapat
Adapun akal yang ada dalam daya berpikir berbeda hanya karena ingin menyenangkan
manusia dibagi menjadi tiga tingkatan: seseorang. Benar dikatakan benar, salah
38
Juhaya S. Pradja, Op.Cit., hlm. 76-77.
40 177
kegiatan ilmiah, klaim kebenaran yang 1) Al-Aql Al-Hayulani, yaitu akal potensial
dihsilkan dari proses ilmiah, maupun dalam atau material intellect. Akal serupa ini baru
penerapan suatu ilmu pengetahuan. Tanpa berada dalam potensi untuk melepaskan arti-
kejujuran tidak akan di dapat kebenaran arti atau bentuk-bentuk dari materinya.
sebagaimana apa adanya, sedangkan motif 2) Al-Aql bi Al-Fili, yaitu akal aktual atau
dasar ilmu pengetahuan adalah memenuhi rasa actual intellect. Akal serupa ini telah
ingin tahu untuk mendapatkan pengetahuan melepaskan arti-arti dari materinya serta
yang benar. Sikap jujur & obyektif. Sikap dapat mewujudkan akal potensial menjadi
ilmiah tercermin pada sikap jujur dan objektif wujud aktual yang sebenarnya. Dalam
dalam mengumpulkan faktor dan menyajikan keadaan serupa ini, ia dapat menangkap arti-
hasil analisis fenomena alam dan sosial arti dan konsep-konsep.
melalui cara berpikir logis. Sikap jujur dan
objektif menghasilkan produk pemikiran 3) Al-Aql Al-Mustafad, atau acquired intellect.
berupa penjelasan yang lugas dan tidak bias Yaitu akal yang telah mampu menangkap
karena kepentingan tertentu; bentuk-bentuk semata-mata dikaitkan dengan
materi, dan telah dapat berkomunikasi
2) Tanggung jawab. Sikap ini mutlak dibutuhkan dengan akal kesepuluh serta mampu
berkaitan dengan kegiatan penelitaian maupun menangkap ide-ide atau gagasan-gagasan.39
dalam aplikasi ilmu serta, di dalam aktivitas
ilmiah akademis; Al Farabi berpandangan bahwa akal poensi
baru dapat mengerti arti dan bentuk dari materi
3) Setia. Seorang ilmuwan harus setia pada dengan bantuan pancaindera. Artinya bahwa tanpa
profesi dan setia pada ilmu yang ditekuni. Ia bantuan pancaindera akal potensial masih belum
harus setiap menyebarkan kebenaran yang memiliki kemampuan menangkap arti dan bentuk
diyakini walaupun ada resiko;
4) Sikap ingin tahu. Seorang 39
Abudin Nata, Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf, (Jakarta: Rajawali
intelektual/cendekiawan memiliki rasa ingin Press, 1993), hlm. 89.
176 41
materi. Dengan demikian, pancaindera sebagai alat yang mentransfer pengetahuan. Dosen adalah
bantu bagi akal potensial yang dimiiki manusia. pendidik yang bertugas untuk membimbing anak
Adapun akal aktual telah mempunyai kesanggupan didik menjadi insan yang pintar dan bermoral. Di
menangkap arti dan konsep sekalipun tanpa lain pihak ia adala seorang ilmuwan yang
bantuan pancaindera. Al-Farabi memandang bahwa menjalankan kegiatan ilmiah. Seperti di paparkan di
akal Mustafad memiliki kemampuan menjangkau atas bahwa ilmu itu bebas nilai, tetapi kegiatan
berbagai bentuk materiil yang sudah ada sejak keilmuan itu dilaksanakan oleh ilmuwan di bawah
zaman azali.40 suatu lembaga/otoritas akademis yang menyangkut
Dapat diambil kesimpulan bahwa sumber berbagai kepentingan, maka harus ada nilai-nilai
pengetahuan yang paling ideal adalah akal yang yang menjadi ruh yang mengendalikannya.
dapat digolngkan pada jenis-jenis berikut ini: Dibutuhkan suatu etika ilmiah bagi ilmuwan,
sehingga ilmu tetap berjalan pada koridornya yang
1) Akal Awwam, yaitu akal yang dimiliki oleh benar. Sikap ilmiah harus dimiliki oleh setiap
orang-orang pada umumnya yang lebih ilmuwan. Perlu di sadari bahwa sikap ilmiah ini
banyak mengandalkan pengertian pada ditujukan pada dosen, tetapi harus juga ada pada
kebiasaan, pengalaman, dan pentakdilan; mahasiswa yang merupakan out put dari aktivitas
2) Akal Khawash, yaitu akal yang dimiliki ilmiah di lingkungan akademis.
orang yang memiliki pengetahuan Adapun sikap ilmiah yang harus dimiliki
disebabkan oleh semakin bertambahnya oleh setiap ilmuwan adalah:
pengetahuan;
1) Kejujuran dan kebenaran. Nilai kejujuran dan
3) Akal Potensial, adalah akal yang diberikan kebenaran ini merupakan nilai interinsik yang
kepada semua manusia untuk memiliki ada di dalam ilmu pengetahuan, sehingga
harus integral masuk dalam etos semua aktor
ilmu pengetahuan di dalam lembaga akademis.
40
Harun Nasution, Muhammad Abduh dan Teologi Rasional Kejujuran ini menyangkut proses dalam
Mutazilah, (Jakarta: UI Press,1987), hlm. 30.
42 175
manusia menemukan esensi kemanusiaannya, kemampuan menangkap materi dengan
sehingga etika dan moral seharusnya menjadi rangsangan pancaindera;
landasan tingkah laku manusia debgan segala 4) Akal Aktual, adalah akal yang lebih tinggi
kesadarannya. Ketika norma moral (moralitas) daripada akal potensial, artinya mampu
tidak ditakuti/dihargai maka masyarakat akan menangkap isi dan bentuk konseptual dari
kacau. Moralitas mempunyai nilai yang universal, materi tanpa dibantu oleh pancaindera;
dimana seharusnya menjadi spirit landasan tindakan
manusia. Norma moral muncul sebagai kekuatan 5) Akal Mustafad, sebagai akal tertinggi yang
yang amat besar dalam hidup manusia. Norma mampu menghubungkan potensi berpikirnya
moral lebih besar pengaruhnya dari pada norma hingga mencapai objek yang bersifat
sopan santun (pendapat masyarakat pada immaterial. Akal ini dapat mencapai atau
umumnya), bahkan dengan norma hukum yang berhubungan langsung dengan akal aktif;
merupakan produk dari penguasa. Atas dasar norma Orang-orang awwam hanya memiliki akal
morallah orang mengambil sikap dan menilai potensial, tetapi akal tersebut dapat dikembangkan
norma lain. Norma lain seharusnya mengalah hingga mencapai akal aktif. Upaya mencapainya
terhadap norma moral.125 memerlukan berbagai rangsangan pengalaman dan
Lingkungan akademis adalah tempat dimana fungsi inderawi yang luar biasa. Sedangkan akal
ilmu pengetahuan itu disemaikan. Dunia akademis aktif baru dapat dilakukan oleh manusia yang
di Indonesia mempunyai tugas yang lebih berat dari dibantu oleh kekuatan yang sifatnya intuitif.
sekedar kehidupan ilmiah yang hanya menekankan Manusia yang khawash yang memiliki pancaran
aspek rasionalitas. Dunia akademis Indonesia akal mustafad, dapat memprediksi kehidupan di
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lebih masa laludan masa yang akan datang. 41
besar. Dosen bukan hanya sebagai guru (teacher)
125
Franz Magnis Suseno, Etika Dasar, (Yogyakarta: Kanisius, 1990),
41
hlm. 21. Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm. 92.
174 43
b. Intuisi dan Wahyu sebagai Sumber mengenai masalah-masalah kontemporer yang
Pengetahuan khusus secara praktis.
Sehebat apapun akal manusia kaum khawash, Bidang kedokteran merupakan bidang
tidak berarti bahwa akal dapat memperoleh seluruh keilmuan yang paling menonjol. Secara lebih
pengetahuan yang wajib baginya tentang Tuhan dan khusus, bidang kedokteran menyangkut hidup dan
tentang alam gaib. Akal manusia tidak dapat mati. Bidang-bidang lainnya adalah bidang ilmu
mengetahui keadaan dan hakikat hidupnyadi alam teknologi, juga masalah-masalah kesenian yang
gaib nanti. Oleh karena itu, manusia berhajat pada berhubungan dengan agama dan norma-norma,
wahyu, yang akan membantunya memperoleh serta nilai sosial.
pengetahuan lebih luas tentang Tuhan dan masa Dalam bidanng politik, masalah etika kerap
depannya di alam gaib. dibicarakan. Pada dasarnya, politik banyak
Apabila intuisi berhajat pada akal untuk dibicarakan sebagai cara untuk memberikan
memahami dirinya, akal berhajat pada produk kesejahteraan kepada masyarakat dan negara.
intuisi, baik sebagai pengetahuan informasi, Bidang politik menonjol dalam sisi rebutan
maupun pengetahuan konfirmatif. Karena keduanya kekuasaan. Politik diartikan sebagai upaya untuk
saling berhubugan, Muhammad Abduh berpendapat memegang kendali pemerintahan dalam
bahwa iman seseorang belum sempurna jika tidak melaksanakan metode dan teknik memberikan
didasarkan pada akal; keimanan harus berdasarkan kesejahteraan pada masyarakat. Dalam upaya
keyakinan, bukan pada pendapat, dan akallah yang memegang kendali pemerintah inilah, kegiatan
menjadi sumber keyakinan kepada Tuhan, ilmu politik sangatmenonjol. Dalam hal itulah etika
secara kemahakuasaan-Nya kepada Rasul. diperlukan.124
Fungsi akal sangat tinggi dalam memahami Esensi pembeda antara manusia dan makhluk
wahyu sehingga akal menyampaikan manusia pada lain adalah pada aspek moralnya. Pada morallah
ketauhidan. Semua bermula dari akal, dan jika
memasuki wilayah hati, kebenaran akal akan lebih 124
Sutardjo A. Wiramihardja, Ibid., hlm. 161-162.
44 173
4) Peraturan Moral universal karena berijak pada wahyu yang telah
Peraturan moral (moral rules) adalah sejak awal diyakini kebenarannya.
peraturan menyangkut tingkah laku yang Kitab suci Al-Quran adalah wahyu yang
seringkali menjadi kebiasaan sebagai nilai memberikan fungsi informatif dan konfirmatif bagi
moral. Moralitas yang murni atau dengan akal, sedangkan As-Sunnah merupakan sumber
kata lain yang mudah yaitu imperatif hukum Islam yang mempermudah dalam
kategoris. Imperatif kategoris adalah memahami Al-Quran dan sebagai tradisi
keharusan yang tidak bersyarat. pelaksanaan perintah-perintah Tuhan melalui
5) Hubungan Manusia keteladanan Nabi Muhammad saw. Akan tetapi,
As-Sunnah harus dipelajari dengan benar dan
Hubungan ini ada karena kita saling ilmiah, karena yang dimaksud dengan As-Sunnah
membutuhkan untuk saling mendukung dan harus didasarkan pada hadis-hadis yang sahih.
mencapai sasaran bersama. Wahyu memiliki dwifungsi yang sangat penting
bagi upaya membantu keterbatasan akal. Fungsi
wahyu dalam hal sifat-sifat yang diwahyukan
adalah informasi bagi akal dalam hal yang bersifat
fisikal maupun metafisikal. Hasil pemikiran akal
D. Etika Terapan dengan berbagai pendekkatan harus dilegalisasi
oleh wahyu.42
Etika filsafati selalu dikaitkan dengan taraf
penerapan tertentu pada kehidupan nyata sehari- Ada perbedaan pendapat dikalangan ahli
hari. Misalnya, Aristoteles yakin bahwa dalam tafsir mengenai pengertian wahyu. Menurut
mempelajari etika tidak terdapat nilai, jika hal itu bahasa,wahyu artinya bisikan, atau membisikkan ke
tidak memberikan keuntungan kepada orang dalam
menjalani kehidupannya. Tetapi sejak 1960-an,
terdapat minat baru dalam diskusi yang lebih detail 42
Harun Nasution, Op.Cit., hlm. 51.
172 45
dalam hati, mengilhamkan atau isyarat yang cepat Informed Consent untuk ketakutan dan
dan sangat rahasia. kerelaan seseorang sebagai sample penelitian.
Wahyu adalah al-isyarah asy-syariah, yakni Unsur atau materi etika adalah:
pesan-pesan Allah yang disampaikan dengan jalan 1) Nilai
bisikan ke dalam sukma Rasulullah saw. Dengan
kata-kata yang tersembunyi yang sangat cepat atau Nilai adalah keinginan yang relatip
sebagian dengan tanda-tanda fisikal. Sebagaimana permanen yang tampaknya mempunyai
wahyu disampaikan dengan gemerincing lonceng sifat-sifat baik. Dalam kebudayaan, nilai
suara lebah, mimpi, dan melalui malaikatJibril yang adalah wujud idiil budaya (umur budaya,
menyerupakan seorang laki-laki. Isi semua wahyu nilai, norma, hukum dan peraturan).
hanya diketahui Rasulullah saw., atas dasar 2) Hak
pengetahuan yang diterima secara langsung dari
Allah SWT. Oleh karena itulah, makna wahyu Hak atau Right adalah kewenangan yang
adalah bisikan yang tersembunyi, rahasia, atau memberikan ruang kepada seseorang untuk
bishautin mujaradin.43 melakukan tindakan. Hak adalah
pernyataan yang membedakan seseorang
Al-Quran adalah karya mukjizati dari Allah mengambil tindakan tertentu. Hak disini
SWT. Karena tak ada satu ayat pun yang saling dapat diartikan sebagai wujud kewenangan
bertolak belakang, setiap ayat memiliki makna dan otonomi atau kebebasannya. Hak jarang
maksud tersendiri. Kata demi kata dalam Al-Quran bersifat absolut, karena orang setuju bahwa
memiliki makna yang tersirat dan tersurat, yang hak individu juga dibatasi hak orang lain.
kontekstual dan tekstual, sehingga bukan Al-Quran
yang kewalahan, melainkan cara berpikir dan 3) Kewajiban
paradigma pemahaman manusia yang harus Kewajiban adalah keharusan untuk
mengambil langkah-langkah tertentu atau
43
mematuhi hukum.
Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm. 106.
46 171
etik (jujur, susila, tidak berbohong, baik, yang dikembangkan. Ketidaksistematisan Al-Quran
seharusnya).122 adalah sistematikanya dalam menjawab tantangan
2. Epistemologi zaman dan perkembangan kemanusiaan.44
Setiap manusia memiliki prinsip dalam Modal dasar keyakinan atas wahyu Al-Quran
bertindak. Prinsip semacam tolok ukur dan adalah keimanan, sebagai fondasi pengetahuan.
rujukan yang membentuk warna sebuah Sedangkan pengetahuan yang sempurna harus
tindakan. Epistemologi nilai artinya sumber didasarkan pada keyakinan bahawa Al-Quran
nilai yang dirujuk. Secara filosofis, sumber sebagai petunjuknya. Untuk memperoleh keyakinan
nilai berawal dari akal manusia sendiri, karena bahwa Al-Quran merupakan kitab yang sempurna,
manusia bertindak dengan pertimbangan dalam perspektif filsafat ilmu perlu dimulai dari
akalnya. Akan tetapi, akal yang dimaksudkan pandangan dan pemahaman mendalam menegnai
bermacam-macam, bahwa akal telah wujud mutlak Dzat yang menurunkan wahyu Al-
melahirkan aliran-aliran dalam filsafat. 123 Quran dan yang membuat hukum-hukum-Nya,
yaSkni Al-Hakim atau Asy-Syari, yakni Allah
3. Aksiologi Etika SWT. Dengan demikian, keyakinan terhadap Al-
Aksiologi: moral merupakan landasan Quran secara ontologis merupakan salah satu
bertindak supaya tidak bertentangan dengan hakikat dari ketahuidan, baik tauhid uluhiyah
nilai lain yang sudah dimiliki kelompok (adat maupun rububiyah. Wahyu yang dipandang sebagai
istiadat, agama, ilmu). sumber pengetahuan itu ditetapkan dalam surat An-
Nahl ayat 44.45
Contoh: etika penelitian adalah original ide
atau tidak plagiat., Etical Cearance atau
44
Muhammad Rasyid Ridha, Al-Wahy Al-Muhammadi, (Beirut: Al-
122
Stefanus Supriyanto, Op.Cit., hlm. 196. Maktab Al-Islami, 1979), hlm. 23.
123 45
Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm 192-194. Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm. 121-122.
170 47
Wahyu Al-Quran, khususnya intuisi pada Keempat, etika adalah suatu daerah dalam
umumnya merupakan sumber pengetahuan, karena filsafat yang memperbincangkan telaahan etika
intuisi mampu direfleksikan menjadi pengetahuan dalam pengertian-pengertian lain. Etika filosofis
yang faktual. tidak terbebas dari area filsafati lainnya. Jawaban
Wahyu yang diturunkan akan mendapat terhadap masalah etika bergantung pada jawaban
penjelasan dari manusia pilihan-Nya dan menerima terhadap banyaknya pertanyaan metafisika dan area
amanah dari ajaran Tuhan tersebut, sebagaimana lain pemikiran manusia.121
Nabi Muhammad saw., yang menerima wahyu.
Penjelasan operasional dari Nabi Muhammad saw., C. Substansi Etika
ini kemudian disebut dengan istilahAs-Sunnah,
sebagai wahyu kedua setelah Al-Quran. 1. Ontologi Etika
Alasan-alasan bahwa As-Sunnah sebagai wahyu Etika dalam aspek ontologi (lingkup etika)
kedua adalah sebagai berikut: dapat dikelompokkan menjadi dua aspek:
yakni deskriptif (sekumpulan nilai) dan
1) Allah SWT menetapkan Muhammad saw., normatif (sebagai nilai,atribut mana yang
sebagai nabi dan rasul terakhir; boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan).
2) Allah SWT menetapkan bahwa Rasulullah Etika sebagai kumpulan pengetahuan
saw., membawa risalah-risalah-Nya; mengenai penilaian dan tanggapan terhadap
3) Allah SWT menetapkan Rasulullah saw., perbuatan-perbuatan manusia.
terbebas dari kesalahan ketika berkaitan Etika sebagai predikat atau atribut yang
dengan kerasulannya. Rasulullah di mashum, membedakan hal-hal, perbuatan yang bersifat
sehingga apa pun yang disampaikannya bukan
121
Sutardjo A. Wiramihardja, Op.Cit., hlm. 159-160.
48 169
B. Etika dan Meta etika berasal dari hawa nafsunya, melainkan sebagai
Apa yang dimaksud dengan etika pada wahyu yang dikaruniakan oleh Allah SWT.46
dasarnya meliputi empat pengertian. Pertama, Perilaku Rasulullah saw.,dengan mudah
sistem-sistem kebebasan yang penting dalam ditiru oleh para sahabat, sebagaimana para tabiin
kehidupan kelompok khusus manusia yang meniru para sahabat, untuk generasi selanjutnya,
digambarkan sebagai etika. Para filosof peniruan perilaku harus mengacu kepada sumber
mempedulikannya dengan mengemukakan sistem- hukum yang benar. Karena tidak mungkin perilaku
sistem ini, tetapi hal ini dilihat sebagai tugas Rasulullah saw., dan sahabat dapat begitu saja
antropologi. ditiru, tanpa ada penjelasannya yang menetapkan
Kedua, etika digunakan pada satu sistem- standar perilaku yang benar. Rujukan benar atau
sistem khusus tersebut, yaitu moralitas yang salah standar perilaku itu adalah Al-Quran dan Al-
melibatkan makna dari kebenaran dan kesalahan, Hadis karena keduanya merupakan wahyu Allah
seperti salah dan malu. Pertanyaan sentral dalam yang wajib ditaati.47
hal ini, Apa yang terbaik untuk memberikan Pengetahuan yang dapat diambil dari Al-
karakter pada sistem ini? Apakah suatu moral Quran dan As-Sunnah adalah:
mengemukakan fungsi tertentu, seperti apa yang 1) Pengetahuan tentang keimanan kepada Zat
memungkinkan seseorang dapat bekerja sama Allah yang menciptakan segala sesuatu, yang
dengan orang lain? Haruskah dalam bekerja sama nantinya melahirkan ilmu kalam, ushuluddin,
dengan orang lain melibatkan perasaan tertentu atau dan teologi;
dengan hujatan?
2) Pengetahuan tentang perilaku atau akhlak, atau
Ketiga, etika dalam sistem moralitas itu etika, yaitu tingkah laku yang berhubungan
sendiri mengacu pada prinsip-prinsip moral aktual,
misa;nya Mengapa Anda mengembalikan buku
pinjaman itu? Hal seperti itu hanyalah masalah 46
Ibid., hlm. 128.
etis dalam suatu lingkungan.
168 49
dengan kewajiban manusia untuk menghiasi Secara umum etika diklasifikasikan menjadi
dirinya dengan sifat-sifat yang utama dan juga dua jenis, yaitu:
dari akhlak yang tercela; dan a. Etika deskriptif yang menekan pada
3) Pengetahuan tentang perbuatan manusia dalam pengkajian ajaran moral yang berlaku,
hal ritual formal dan masalah sosial yang membicarakan masalah baik-buruk tindakan
dikaitkan dengan adanya unsur ritual manusia dalam hidup bersama. Yang ke dua
nonformal. etika normatif, suatu kajian terhadap ajaran
Wahyu, dalam hal ini pembahasannya norma baik buruk sebagai suatu fakta, tidak
menitikberatkan pada Al-Quran. Karena perlu perlu mengajukan alasan rasional
diyakini sebagai mukjizat yang tidak ada terhadap ajaran itu, cukup merefleksikan
perubahan sedikitpun di dalamnya sebagai mengapa hal itu sebagai suatu keharusan.
sumber pengetahuan yang sangat penting, b. Etika normatif terbagi menjadi dua: etika
yang fungsinya bukan hanya informasi bagi umum yang membicarakan tentang kebaikan
akal, sekaligus sebagai konfirmasi, sehingga secara umum, dan etika khusus yang
wahyu memberikan legalisasi bagi setiap hasil membicarakan pertimbangan baik buruk dalam
pikiran manusia atau sebaliknya, wahyu bidang tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari
memagari semua bentuk semua bentuk pengertian etika sering disamakan dengan
pemikiran manusia yang dapat berakibat buruk moral, bahkan lebih jauh direduksi sekedar
bagi kehidupan manusia.48 etiket. Moral berkaitan dengan penilaian baik-
buruk mengenai hal-hal yang mendasar yang
berhubungan dengan nilai kemanusiaan,
sedang etika /etiket berkaitan dengan sikap
dalam pergaulan, sopan santun, tolok ukur
penilaiannya adalah pantas-tidak pantas.
48
Ibid., hlm. 135-136.
50 167
pada aspek norma sebagai faktor eksternal yang BAB IV
memengaruhi perilaku manusia.119 EPISTEMOLOGI ILMU
Di samping itu ada istilah lain yang berkaitan
dengan moral, yaitu norma. Norma berarti ukuran,
garis pengarah, aturan, kaidah pertimbangan dan Epistemologi adalah padanan kata dari
penilaian. Norma adalah nilai yang menjadi milik episteme dan logos. Kajian filsafat untuk menjawab
bersama dalam suatu masyarakat yang telah hubungan, sebab akibat, bagaimana dan mengapa
tertanam dalam emosi yang mendalam sebagai sesuatu itu bisa terjadi. Bagaimana cara menyusun
suatu kesepakatan bersama Norma ada beberapa pengetahuan yang benar. Aspek epistemologi
macam: norma sopan santun, norma hukum, norma adalah kebenaran fakta/kenyataan dari sudut
kesusilaan (moral), norma agama. Masing-masing pandang mengapa dan bagaimana fakta itu benar
norma ini mempunyai sanksi. Fenomena yang yang dapat diverifikasi atau dibuktikan kembali
terjadi dalam masyarakat Indonesia dewasa ini kebenarannya. Basis atau landasan bagi
adalah bahwa masyarakat hanya takut pada norma epistemologi ilmu adalah metode ilmiah dengan
hukum yang mempuyai sangsi yang jelas dan tegas hasil kajian berupa teori, prinsip, hukum ilmu
yang pelaksanaannya berdasarkan kekuatan pengetahuan.
memaksa. Sedang norma moral yang Epistemologi menjawab pertanyaan-pertanyaan
pelaksanaannya berdasarkan kesadaran sebagai tentang:
manusia, tidak ada sangsi yang nyata mulai
ditinggalkan.120 a. Sumber pengetahuan;
b. Semantik yang menyangkut hubungan antara
pengetahuan kita dengan objek pengetahuan
119
tersebut;
Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung;
Alfabeta, 2004), hlm. 9. c. Apakah mengetahui itu?;
120
Achmad Charis Zubair, Kuliah Etika, (Jakarta: Rajawali Pers,
1987), hlm. 20.
166 51
d. Apakah yang merupakan asal mula respon dan aturan yang bertentangan.118 Etika lebih
pengetahuan?; bersangkut paut denagn prinsip pembenaran yang
e. Bagaimana cara kita mengetahui?; terkait predikattindakan atau perilaku individu betul
right dan salah wrong, dalam konteks
f. Corak-corak pengetahuan yang ada?; masyarakat, dapat terkait tindakan susila moral
g. Bagaimana cara kita memperoleh dan tidak susila immoral. Sayangya etika tidak
pengetahuan?; memberikan pedoman-pedoman terperinci atau
ketentuan yang tegar serta tetap mengenai caranya
h. Bagaimana cara kita membedakan hidup secara bijak atau bersusila atau bermoral.
pengetahuan dan pendapat?; Istilah kunci dari bahsa etika adalah nilai, hak,
i. Apakah kesalahan itu?.49 kewajiban, peraturan dan hubungan.
Epistemologi membicarakan sumber Makna nilai dapat berupa keyakinan religius
pengetahuan dan bagaimna cara memperoleh dan janji-janji deterministik dalam agama yang
pengetahuan. Tatkala manusia lahir, ia tidak dianut seseorang dalam berbagai perilakunya.
mempunyai pengetahuan sedikit pun. Nanti, tatkala Misalnya, orang yang beriman, semua tindak-
ia 40 tahunan, pengetahuannya banyak sekali tanduknya diharapkan bernilai ibadah di mata
sementara kawannya yang seumur dengan dia Tuhan. Nilai dapat didefinisikan pula sebagai
mungkin mempunyai pengetahuan yang lebih patokan normatif yang memengaruhi manusia
banyak daripada dia dalam bidang yang sama atau dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara
berbeda. tindakan alternatifnya. Pengertian ini menekankan
Runes, dalam kamusnya (1971) menjelaskan
bahwa epistemology is the branch of philosophy
118
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Filsafat, cet. ke-2 (Bandung:
49
Stefanus Supriyanto, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Prestasi Pustaka PT. Refika Aditama, 2007), hlm. 158-159.
Publisher, 2013), hlm. 31-32.
52 165
dianggap baik dan jahat? Atau Wacana apakah which investigates the origin, structure, methods,
yang menentukan suatu perilaku dinilai baik atau and validity of knowledge. Itulah sebabnya kita
jahat? Suatu perilaku dikatakan jahat karena sering menyebutnya dengan istilah filsafat
perbuatan buruk manusia memberikan akibat pengetahuan karena ia membicarakan hal
kerusakan pada manusia lain atau umumnya. pengetahuan. Istilah epistemologi untuk pertama
Antara teori etis dan praktis etis terdapat kalinya muncul dan digunakan oleh J.F. Ferrier
hubungan, yaitupada prinsip-prinsip filsafati, pada tahun 1854.50
keputusan, dan kebijakan khusus, atau partikular.
Saat ini etika modern sering mendapat kritik karena A. Cara Memperoleh Pengetahuan
terlalu ikut campur dalam kepedulian sehari-hari
banyak orang, atau terlalu mengambil alih dengan Pengetahuan manusia ada tiga macam, yaitu
isu-isu linguistik mengenai makna konsep-konsep pengetahuan sains, pengetahuan filsafat, dan
etis, dan terlalu sedikit mempedulikan masalah- pengetahuan mistik. Pengetahuan itu diperoleh
masalah moral dan politik yang membutuhkan manusia melalui berbagai cara dan dengan
resolusi filsafati. Meskipun filsafat sendiri tidak menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran
bisa memberikan jawaban yang jelas terhadap yang berbicara tentang ini.
masalah-masalah nyata. Namun, etika dapat 1. Empirisme
membantu kita untuk berpikir lebih jelas tentang
prinsip-prinsip kita mengenai tindakan dan Menurut aliran ini, pengalaman indera itulah
menyelesaikan masalah-masalah etis secara logis. sumber pengetahuan yang benar. Karena itulah
metode penelitian yang menjadi tumpuan
Filsafat etis merupakan usaha untuk memberi aliran ini adalah metode eksperimen.
landasan terhadap usaha menyelesaikan konfllik- Kelemahan aliran ini adalah indera terbatas.
konflik secara rasional jika respon otomatis kita
dan aturan implisit tindakan yang berbelitdengan
50
Dagobert D, Runes., Ed., Dictionary of Philosophy, (New Jersey:
Littlefield, Adam & Co, 1971). Hlm. 94.
164 53
Keterbatasan kemanpuan indera ini dapat sistematik mengenai pendapat-pendapat, norma-
melaporkan objek tidak sebagaimana adanya. norma, dan istilah-istilah moral.117
2. Rasionalisme Etika disebut juga sebagai filsafta kesusilaan
Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar atau moral. Terdapat dua perbedaan antara etika
kepastian pengetahuan.pengetahuan yang dan kesusilaan. Pertama, moralitas bersangkutan
benar diperoleh dan diukur oleh akal. Bagi dengan seyogiyanya dilakukan dan seyogiyanya
aliran ini, kelemahan alat indera pada tidak dilakukan karena berkaitan dengan prinsip
empirisme dapat dikoreksi seandainya akal moralitas yang ditegakkan. Etika adalah wacana
digunakan. Pengalaman indera diperlukan yang memperbincangkan landasan-landasan
untuk merangsang akal dan memberikan moralitas. Kedua, bahwa etika berkaitan dengan
bahan-bahan yang menyebabkan akal dapat landasan filsafati nilai dan norma dalam kehidupan
bekerja. kemasyarakatan atau budaya.
54 163
BAB X tidak pernah tetap. Intelek atau akal juga
ILMU DAN ETIKA terbatas.51
162 55
dalam masing-masing cabang sain, baik cabang- satu kesatuan bangunan paramida di dalam
cabang sain maupun isi masing-masing cabang sain mencarikan dan menemukan kebenaran.114
tersebut.53
53 114
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu; Mengurai Ontologi, Epistemologi, dan http://e-
Aksiologi Pengetahuan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), journal.iainjambi.ac.id/index.php/mediaakademika/article/download/23
hlm. 27. 1/212.
56 161
bersangkutan atau sepanjang umur masing-masing 2. Kebenaran relatif, merupakan kebenaran yang
manusia itu. berubah-ubah. Semua hasil pengetahuan
Di dalam ajaran Islam orang yang berilmu dinyatakan benar, apalagi kebenaran tersebut
akan mendapat derajat yang lebih tinggi. Ilmu yang memiliki alasan yang logis. Kebenaran relatif
dimaksudkan di sini adalah tentu terkandung di tidak akan pernah satu, mealinkan banyak
dalamnya ilmu pengetahuan itu sendiri dan filsafat, yang tidak akan terbatas, bahkan pernyataan
apalagi kebenaran yang ditawarkan itu mempunyai tidak benar atas dipandang benar, adalah dua
keserasian diantara ketiganya itu (filsafat, ilmu kebenaran yang kemudian terjebak dalam
pengetaahuan dan agama). Hubungan antara relativitas kebenaran;
filsafat, ilmu pengetahuan dan agama, yaitu sebagai 3. Kebenaran spekulatif, yaitu kebenaran yang
berikut : menjadi ciri khas filsafat. Kebenaran ini
1. Antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama bersifat kebetulan dengan landasan rasional
terdapat titik persamaannya, yaitu mencari dan logis;
kebenaran. 4. Kebenaran korespondensi, kebenaran yang
2. Antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama bertumpu pada realitas objektif. Kriteria
disamping terdapat persamaan, akan tetapi kebenaran korespondensi dicirikan oleh
juga ada perbedaannya, yaitu dari aspek adanya relevansi pernyataan dan kenyataan,
sumber, metode dan hasil yang ingin dicapai. antara teori dan praktik;
3. Antara filsafat, ilmu pengetahuan dan agama 5. Kebenaran pragmatis, kebenaran yang diukur
mempunyai titik singgung atau relasi, yaitu oleh adanya manfaat suatu pengetahuan bagi
saling isi-mengisi di dalam menjawab kehidupan manusia, baik sebagai individu
persoalan-persoalan yang diajukan oleh maupun kelompok. Jika pengetahuan tidak
manusia. Disamping itu ketiganya merupakan memberikan manfaat, hal itu merupakan
kesalahan. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan pada untung-rugi suatu perbuatan
160 57
digolongkan pada kenyataan pragmatisme. dimana manusia dituntut untuk memikirkan,
Pragmatisme adalah aliran yang mengajarkan merenungkan dan kemudian menyusun formulasi
bahwa yang benar ialah apa yang praktis sehingga mendorong kepada melakukan
membuktikan dirinya sebagai benar dengan amalan perbuatan di dalam dunianya yang historis,
perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat sintesis dan dialektis.113
secara praktis. Pegangan pragmatis adalah Dapat dikatakan bahwa antara filsafat, ilmu
logika pengamatan. Aliran ini bersedia pengetahuan dan agama merupakan satu kesatuan
menerima pengalaman pribadi, kebenaran bangunan paramida yang merupakan sarana untuk
mistis, yang terpenting dari semua itu mencapai kebenaran, sekedar untuk dimaklumi
membawa akibat praktis yang bermanfaat;54 bahwa filsafat merupakan pengetahuan tentang
6. Kebenaran normatif, yaitu kebenaran yang hakikat segala sesuatu, maka di dalam masalah ini
didasarkan pada sistem sosial yang sudah termasuk di dalamnya masalah ketuhanan, masalah
baku. Misalnya, kebenaran karena tuntutan etika dan masalah seluruh ilmu pengetahuan yang
adat kebiasaan atau kesepakatan sosial yang bermanfaat. Begitu pula halnya dengan agama
telah lama berlaku dalam kehidupan kultural (Islam) yang mana agama Islam memerintahkan
masyarakat bersangkutan; kepada umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan
7. Kebenaran religius, yaitu kebenaran yang sebanyak-banyak, di dalam Islam perintah untuk
didasarkan kepada ajaran dan nilai-nilai dalam mencari ilmu pengetahuan itu adalah dimulai
agama. Kebenaran diperoleh bukan hanya oleh semenjak sesorang itu dilahirkan sampai dengan
penafsiran ajaran secara rasio, melainkan keliang kubur (mati) dan mencari ilmu itu kemana
didasarkan pada keimanan kepada ajaran yang saja boleh, tapi yang dimaksudkan adalah ilmu
dimaksudakan; yang bermnafaat baik bagi dirinya, orang lain dan
lingkungannya, artinya menuntut atau mencari ilmu
itu adalah sepanjang umur mansuia yang
54
Juhaya S. Pradja, Op.Cit., hlm. 115.
113
Mulkan, Paradigma Intelektual Muslim, hlm. 21.
58 159
buku tersebut adalah berisikan empat bagian, yaitu: 8. Kebenaran filosofis, ialah kebenaran hasil
logika, fisika, matematika dan metafisika.111 perenungan dan pemikiran refleksi ahli filsafat
Belakangan ini di kenal bahwa setiap ilmu yang disebut hakikat atau the nature, meskipun
itu mempunyai filsafat, artinya ilmu mengandung subjektif, tampak mendalam karena melalui
nilai-nilai filsafat, seperti filsafat ekonomi, filsafat penghayatan eksistensial bukan hanya
pendidikan, fisafat hukum, filsafat komunikasi dan pengalaman dan pemikiran intelektual
lain-lain sebagainya. Di dalam pembahasan tentang semata;55
menemukan titik singgung antara filsafat dengan 9. Kebenaran estetis, adalah kebenaran yang
ilmu pengtehauan, dimana Ibrahim Madkour salah didasarkan pada pandangan tentang keindahan
seorang tokoh pemikir Islam di dalam hal ini dan keburukan;
memberikan berkomentar, bahwa pada kenyatannya 10. Kebenaran ilmiah, adalah kebenaran yang
ilmu fisika dan ilmu matematika amat berhubungan ditandai oleh terpenuhinya syarat-syarat
erat dengan kajian-kajian filosofis di dalam Islam, ilmiah, menyangkut relevansi antara teori dan
yang tidak mungkin dapat dipahami secara terpisah kenyataan hasil penelitian di lapanngan;
dari yang lainnya.112
11. Kebenaran teologis, adalah kebenaran yang
Begitu juga halnya, adanya titik singgung didasarkan pada firman-firman Tuhan, sebagai
atau relasi antara filsafat, ilmu pengetahuan dan pesan-pesan moral yang filosofis;
agama. Abdul Munir Mulkan berpendapat: bahwa
untuk memahami ajaran agama dan 12. Kebenaran idealogis, adalah kebenaran karena
tidak menyimpang dari cita-cita kehidupan
menjadikannya sebagai pedoman di dalam hidup suatu bangsa. Kebenaran yang seiring dengan
dan kehidupan yang berfungsi sebagai penyelesaian ideologi yang dianut;
berbagai macam permasalahan dalam kehidupan,
111
Madkour, Ibid, hlm. 245. 55
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Filsafat, (Bandung: Refika
112
Madkour, Ibid, hlm. 225. Aditama, 2006), hlm. 33.
158 59
13. Kebenaran konstitusional, yaitu kebenaran atas Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
dasar undang-undang, sehingga tindakan yang di atas tentang titik singgung ketiga hal tersebut
tidak bertentangan dengan undang-undang atau hubungan antara filsafat, ilmu pengetahuan
dinyatakan sebagai konstitusional, sedangkan dan agama, maka titik singgung ketiga masalah itu
yang menentang undang-undang disebut adalah saling to take and give (isi mengisi), karena
dengan inkonstitusional; di dalam kajiankajian filosofis terdapat kajian-
14. Kebenaran logis, yaitu kebenaran karena kajian ilmu pengetahuan dan sejumlah
lurusnya berpikir. Kebenaran ini dicirikan oleh problematika saintis,109 sebaliknya di dalam kajian-
bentuk pemberian pengertian dan definisi. Jika kajian saintis terdapat prinsip-prinsip dan teori-teori
premis mayor dan premis minor saling filosofis. Begitu juga topic-topik filsafat -sebagai
menghubungkan, dan konklusinya tepat serta contoh filsafat Islam - bersifat religius dengan
akurat, pernyataan yang demikian pembahasan pada wilayah keagamaan, yang
dikategorikan sebagai kebenaran logis.56 dimulai dengan meng- Esa-kan Tuhan.110 Bahkan di
dalam perspektif sejarah, para filosof Islam
menganggap ilmu pengetahuan yang rasional itu
sebagai bagian dari filsafat. Mereka memberikan
pemecahan atas masalah-masalahfisika seperti
halnya di dalam masalah-masalah metafisika.
D. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sain Contoh yang paling jelas untuk hal itu adalah buku
Jika hari hujan terus, maka orang tidak dapat al-syifa, ensiklopedi filsafat Arab terbesar, karena
menjemur padi, pemawaran beras akan menurun,
jumlah orang yang memerlukan tetap, orang
membutuhkakn membeli beras, kesempatan itu 109
Ibrahim Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam, terj.,
(Yogyakarta : Bumi Aksara)
56
Beni A. Saebani, Op.Cit., hlm. 138. 1990), hlm. 253.
110
Madkour, Aliran dan Teori Filsafat Islam, hlm. 245.
60 157
dan terbatas juga oleh metodologinya. Tidak semua dimanfaatkan pedagang beras intuk memperoleh
masalah yang tidak atau belum terjawab oleh ilmu untung sebesar mungkin, maka harga beras akan
pengetahuan, lantas dengan sendirinya dapat naik. Jadi, logislah bila hujan terus turun harga
dijawab oleh filsafat. Jawaban filsafat sifatnya beras akan naik. Hipotesis itu lolos ujian pertama,
adalah spekulatif dan juga merupakan alternatif uji logika. Kedua, uji empiris. Adakan eksperimen.
tentang jawaban sesuatu masalah. Buatlah hujan buatan selama mungkin, mesin
Artinya jawaban filsafat itu belum pasti dan pemanas gabah tidak diaktifkan, beras dari daerah
masih bisa atau mungkin berubah. Tidak semua lain tidak masuk. Periksa pasar. Apakah harga beras
masalah yang tidak atau belum terjawab oleh naik? Secara lohika harusnya naik. Dalam
filsafat, lantas dengan sendirinya dapat dijawab kenyataan mungkin saja tidak naik, misalnya
oleh agama. Agama hanya memberi jawaban karenaorang mengganti makanannya selain beras.
tentang banyak persoalan asasi yang sama sekali Jika eksperimen itu dikontrol dengan ketat,
tidak terjawab oleh ilmu pengetahuan, dan filsafat. hipotesis tadi pasti didukung oleh kenyataan. Jika
Akan tetapi perlu ditegaskan juga bahwa tidak didukung oleh kenyataan (beras naik) maka
semua persoalan manusia terdapat jawabannya di hipotesis itu menjadi teori, dan teori itu benar,
dalam agama, karena agama (Islam) itu bersumber karena ia logis dan empiris.
dari wahyu yaitu Al-Quran, tidak akan mungkin Jika hipotesis terbukti, maka pada saatnya ia
semua persoalan yang terjadi di alam semesta ini menjadi teori. Jika sesuatu teori selalu benar, yaitu
dijelaskan oleh Al-Quran, akan tetapi Tuhan joka teori itu selalu didukung bukti empiris, maka
melalui firman-Nya yang tertera di dalam Al-Quran teori itu naiktingkat keberadaannya menjadi hukum
memberikan kesempatan kepada manusia untuk atau aksioma.
mencari kebenaran dengan mempergunakan akal Hipotesis (dalam sain) ialah pernyataan yang
pikiran seperti kalimat apala taqilun, yaa ulil sudah benar secara logika, tetapi belum ada bukti
abshar, fatabiru yaa empirisnya.belum atau tidak ada bukti empiris
ulil al-baab dan lain-lain. bukanlah merupakan bukti bahwa hipotesis itu
156 61
salah. Hipotesis benar, bila logis, titik.ada atau dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan
tidak ada bukti empirisnya adalah soal lain. Dari perkembangan pemikiran manusia, yang sangat
sini tahulah kita bahwa kelogisan suatu hipotesis tergantung kepada situasi dan kondisi, termasuk
juga teori lebih penting ketimbang bukti perubahan alam.
empirisnya. Harap dicatat bahwa kesimpulan ini Sedangkan kebenaran agama (Islam) adalah
penting.57 kebenaran yang bersifat mutlak (absolut), yang
tidak dapat diragukan sampaikan kapanpun dan
E. Metode dalam Memperoleh Ilmu dimanapun, karena agama sumbernya adalah
wahyu yang diturunkan oleh Dzat Yang Maha
1. Metode Ilmiah Kuasa dan Maha Sempurna Yang Maha Mutlak
Langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai benarnya108 Begitu juga halnya dengan ilmu
berkut: pengetahuan maupun filsafat, kedua-duanya adalah
dimulai dengan sikap sanksi atau ragu (skeptis),
a) Pengamatan Terhadap Fakta-Fakta sedangkan agama berangkat dari sikap percaya atau
Pertama, kita harus menganalisa situasi dengan keyakinan.
hati-hati dan mengumpulkan semua fakta yang
berhubungan dengannya. Kemudian kita harus adil
dan jujur serta tanpa menyertakan prasangka apa 3. Titik Singgung
pun dalan pengamatan kita dalam berbagai fakta. Tidak semua masalah yang dipertanyakan
Upaya mengeliminasi pada kesamaan dan manusia dapat dijawab secara positif oleh ilmu
persamaan personal , pilihan dan perasaan kita. pengetahuan, karena ilmu pengetahuan itu terbatas;
Kegagalan dalam mengamati ini merupakan sumber terbatas oleh subjeknya dan terbatas pula oleh
objeknya (baik objek materi maupun objek formal),
57
Ahmad Tafsir, Op.Cit., hlm. 35-36.
108
Hatta, Ibid,.
62 155
Sedangkan manusia di dalam mencari kerusakan dalam banyak kasus berfilsafat pada
kebenaran terhadap agama itu adalah dengan jalan zaman lampau.
atau cara mempertanyakan (dalam upaya untuk Prasangka telah menyesatkan kita dalam
mencari jawaban) tentang berbagai macam masalah berpikir reflektif tentang kehidupan sehari-hari kita
yang asasi dari kitab suci dan kodifikasi firman dan telah menyebabkan juga banyaknya kesalahan
ilahi.104 dalam sain. Tidak ada kemajuan dalam sain atu
Selanjutnya kebenaran ada yang bersifat filsafat dapat dibuat jika kita sendiri mengerjakan
spekulatif atau kebetulan saja adalah kebenaran terlebih dahulu beberapa teori yang diidam-
yang bersifat dugaan atau perkiraan yang tidak idamkan.
dapat dibuktikan secara empiris, secara riset dan b) Hipotesis
secara eksperimental.105 Kebenaran ilmu
pengetahuan adalah kebenaran yang bersifat positif, Hipotesis ini mendudukkan betapa pentingnya
bukan bersifat spekulasi atau kebetulan saja,106 observasi yang teliti dan sabar tentang berbagai
yaitu kebenaran yang masih berlaku sampai saat ini fakta yang mendahului dan mengikuti anjuran.
yang dapat diuji. Baik kebenaran filsafat maupun Hipotesis bisa datang setelah observasi
kebenaran ilmu pengetahuan kedua-duanya bersifat pendahuluan pada sejumlah fakta dalam situasi
nisbi atau relative.107 Artinya sifatnya sementara yang sudah ditentukan. Hipotesis ini juga bisa
muncul setelah bertahun-tahun melaksanakan
investigasi laboratorium atau setelah berbulan-
104
Muhammad Hatta, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahauan, ( bulan lebih membuat daftar berbagai hasil
Jakarta : Tp, 1959), hlm. 45. observasi denagn hati-hati. Hipotesis juga bisa
105
Louis O. Kattsoff, Pengantar Filsafat, alih bahasa Soejono muncul pada saat-saat paling awal penyelidikan
Soemargono, (Yogyakarta : Tiara Kencana, 1986), hlm. 10-11.
106
A. Baiquni, Teropong Islam terhadap Ilmu Pengetahuan, (Solo:
atau investigasi. Hipotesis memberikan petunjuk
Ramadhani, 1989), 32- kerja dari dan memperbesar semangat riset atau
33. penelitian. Fungsi pikiran kita dalam jala yang
107
Gazalba, Ibi.,, hlm. 50.
154 63
demikian itu adalah bahwa kita harus memiliki teori Filsafat dan ilmu pengetahuan kedua-duanya
dalam bekerja. adalah sama-sama bersumber kepada rayu (akal,
Teori mungkin akan salah dan akan terus pikiran, budi, rasio, nalar dan reason) manusia
dibuang ketika akan eksperimen dan observasi untuk mencari kebenaran. Sementara itu agama
lebih lanjut telah menggagalkan dengan mengungkapkan, menjelaskan dan membenarkan
pengujuiannya.58 suatu kebenaran
c) Klasifikasi dan Deskripsi adalah bersumber dari wahyu.
Dalam proses penelitian, klasifikasi, Filsafat mencoba mencari kebenaran dengan
pemberian nama dan penataan sifat-sifat tertentu, cara menjelajahi atau menziarahi akal-budi secara
merupakan bagian yang penting dari bagaimana radikal (berpikir sampai ke akarakarnya),
caranya para ilmuwan melakukan pengamatan dan mengakar, sistematis (logis dengan urutan dan
deskripsi. adanya saling hubungan yang teratur) dan intergral
d) Tinjauan Pustaka (universal: umum, berpikir mengenai keseluruhan)
Tinjauan pustaka adalah salah satu serta tidak merasa terikat oleh ikatan apapun,
karakterisitik dari ilmu pengetahuan yang bersifat kecuali oleh ikatan tangannya sendiri, yaitu logika.
kumulatif, dimana tiap pengetahuan disusun diatas Ilmu pengetahuan mencari kebenaran dengan
pengetahuan sebelumnya. Apabila seorang ilmuwan menggunakan metode atau cara penyelidikan
mulai menyelidiki suatu masalah maka langkah (riset), pengalaman (empiris) dan percobaan
pertama yang diambilnya sesudah dia merumuskan (eksperimen) atau sangat terkait dengan tiga aspek,
masalah tersebut adalah melakukan tinjauan yaitu: aspek hipotesis, aspek teori, dan aspek dalil
pustaka. hukum.103
58
George Thomas White Patrick, Pengantar Singkat Ilmu Filsafat, cet.
ke IV (Bandung: Orion Graphic Creative; Printing, and Painting
103
Design, 2008), hlm. 87-91. Gazalba, Sistematika Filsafat, hlm. 40.
64 153
tertinggi, dan tujuan puncak dari wujud-wujud e) Persepsi
lain.102 Secara etimologis, persepsi berasal dari kata
Jadi keduanya adalah bertujuan untuk perception (inggris), dan percipio (latin). Persepsi
mencapai kebahagiaan, filsafat mencapai meliputi baik perolehan pengetahuan melalui panca
kebahagiaan dengan berupaya menemukan indra maupun dengan pikiran. Sejak tahap-tahap
kebenaran, sebab apabila suatu kebenaran itu sudah pertama filsafat hingga sekarang ini masih
ditemukan, maka akan muncul rasa puas, rasa puas mendapatkan perhatian. Marleu-Ponty
itulah yang membuat timbulnya rasa bahagia, berkesimpulan bahwa di antara unsur-unsur
sementara itu agama (Islam) mengungkapkan persepsi adalah relasi-relasi, atau bentuk relasional.
kebahagiaan dengan berupaya memberikan Ini semua menjelaskan kemungkinan
penjelasan kepada penganutnya bahwa apabila intersubjektivitas ataupun menyediakan jembatan
seseorang ingin mencapai kebahagiaan, ia harus antara pengindraan dan ide-ide.59
mengikuti aturan yang diajarkan oleh agama, f) Teknologi dan Pengukuran
karena aturan yang diajarkan oleh agama itu Teknologi sangat membantu perkembangan
semuanya benar, maka apabila sudah mengikuti ilmu pengetahuan. Di bidang ilmu fisika, kimia,
aturan dan ajaran agama yang benar, yang sesuai astronomi, kedokteran dan psikologi misalnya,
dengan petunjuk, maka ia akan mendapatkan teknologi sangat membantu perkembangan ilmu-
kebahagaiaan itu, baik kebahagiaan di atas dunia ini ilmu tersebut. Dalam astronomi, pengamatan harus
maupun kebahagiaan di alam akhirat nanti. dilakukan dengan pertolongan alat-alat, seperti
teleskop, spektograf, berbagai alat pemotret dan
berbagai tipe peralatan radio. Sebuah potret atau
2. Titik Perbedaan rekaman adalah pencatatan yang lebih baik dan
59
Bagus Lorens, Kamus Filsafat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,
102
Bakar, Hirarki Ilmu, hlm. 100. 1996), hlm. 819.
152 65
merupakan sesuatu yang bisa dipelajari berulang Ilmu pengetahuan, dengan metodenya sendiri
kali. mencoba berusaha mencari kebenaran tentang alam
g) Penjelasan semesta beserta isinya dan termasuk di dalamnya
Penjelasan dalam ilmu pada dasarnya adalah adalah manusia. Filsafat dengan wataknya sendiri,
menjawab pertanyaan mengapa. Dalam ilmu, juga berusaha mencari kebenaran, baik kebenaran
terdapat empat cara berbeda yang dipergunakkan tentang alam maupun tentang manusia (sesuatu
dalam menjawab pertanyaan ini, yakni deduktf, yang belum atau tidak dapat dijawab oleh ilmu
probabilistik, genetis dan fungsional. Tiap tipe pengetahuan, karena di luar atau di atas
penjelasan ini menjawab mengenai mengapa, jangkauannya) ataupun tentang Tuhan, Sang
namun untuk pertanyaan yang berbeda-beda. Pencipta segalagalanya.
66 151
1. Titik Persamaan menyelidiki tempat dari objek yang sedang diteliti
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama adalah dari keseluruhan sistem dimana objek itu berada.
bertujuan setidak-tidaknya berurusan dengan hal- h) Ramalan
hal yang sama, yaitu kebenaran dan bertindak atas Ilmu mampu meramalkan sesuatu yang akan
dasar rumusan mengenai suatu kebenaran terjadi dengan memahami hukum dan proyeksi
tersebut.101 alam. Salah satu bentuk ramalan tertua yang dicari
Seperti filsafat berusaha untuk mencari oleh ilmuwan adalah hukum. Hukum dalam ilmu
kebenaran dengan jalan menggunakan akal, pikiran sosial berarti beberapa keteraturan yang
dan logika, ilmu pengetahuan berusaha mencari fundamental yang dapat diterapkan. Dalam
kebenaran dengan menggunakan metode ilmiah tingkatan kebenarannya, hukum berada di posisi
melalui penelitian-penelitian, sementara itu agama tertinggi. Contoh dari hukum dalam ilmu
berusaha untuk menjelaskan kebenaran itu melalui pengetahuan adalah hukum gravitasi.
wahyu dari Tuhan. Jadi ketiganya sasaran adalah Ramalan bisa didasarkan dari struktur benda,
sama, yaitu kebenaran. Jadi filsafat berupaya intuisi atau manusia yang bersangkutan (struktur).
mencari kebenaran, ilmu berusaha membuktikan Masih ada hubungannya dengan struktur adalah
kebenaran sementara agama adalah berupaya ramalan yang berdasarkan cara suatu institusi
menjelaskan kebenaran itu, maka tidak beroperasi (instusional). Cara ramalan yang lain
mengherankan kalau kaum muktazili mengatakan adalah didasarkan pada penentuan masalah apa
tidak semuanya kandungan yang ada di dalam Al- yang dihadapi manusia dan masyarakatnya
Quran itu sifatnya kamunikasi, akan tetapi banyak (masalah). Terdapat cara lain untuk meramalkan
juga yang sifatnya konfirmasi, yaitu membenarkan, sesuatu yang berdasarkan tahap dari suatu
mempertegaskan dan menguatkan apa yang pernah perkembangan yang berurutan (tahap).
dilakukan manusia. Pengetahuan yang di proses menurut
metode ilmiah merupakan pengetahuan yang
101
Mulkan, Paradigma Intelektual Muslim, hlm. 20. memenuhi syarat-syarat keilmuan dan dapat
150 67
disebut pengetahuan ilmiah atau ilmu. Pada akal pikiran yang dibimbing oleh nilai-nilai agama
hakikatnya pengetahuan ilmiah mempunyai tiga itulah yang membuat manusia bisa berbuat yang
fungsi yakni menjelaskan, merencanakan dan baik, jujur dan benar, hal inilah yang tidak
mengontrol. Sebuah teori pada umumnya terdiri diketahui oleh malaikat, karena malaikat itu
dari hukum-hukum. Hukum pada hakikatnya terbatas pengetahuannya sementara Tuhan tidak
merupakan pernyataan yang menyatakan terbatas pengetahuan-Nya.
hubungan antara dua variabel atau lebih dalam Sebenarnya hakikat manusia itu adalah
suatu kaitan sebab akibat. Seakin tinggi keumuman mahkluk pencari kebenaran, karena ia dibekalikan
konsep maka makin tinggi teoritis konsep tersebut. oleh Allah Swt dengan akal pikiran, akan tetapi
Pengetahuan ilmiah dalam bentuk teori dan akal pikiran yang suci yang tidak terkontaminasi
hukum harus mempunyai tingkat keumuman dengan yang lain, yang dibimbing oleh nilai-nilai
yang tinggi atau secara idealnya harus bersifat agama, karena dengan akan pikiran yang dibimbing
universal. oleh nilai-nilai agama itulah yang bisa mencapai
Dalam ilmu sosial untuk meramalkan kebenaran. Paling tidak ada tiga sarana atau jalan
menggunakan metode proyeksi, pendekatan untuk mencari, menghampiri dan menemukan
struktural, analisis kelembagaan atau tahap-tahap kebenaran itu, yaitu: melalui filsafat, melalui ilmu
perkembangan. Penelitian yang bertujuan untuk pengetahuan dan melalui agama, yaitu melalui
menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya wahyu dari Sang Pencipta Kebenaran yang Mutlak
belum pernah diketahui dinamakan penelitan dan Abadi. Ketiga sarana atau jalan itu masing-
murni atau penelitian dasar. Sedangkan masing mempunyai ciri-ciri tersendiri di dalam
penelitian yang bertujuan untuk mempergunakan mencari, menghampiri dan menemukan kebenaran
pengetahuan ilmiah yang telah diketahui untuk itu. Ketiga sarana tersebut juga mempunyai titik
memecahkan masalah kehidpan yang bersifat persamaan, titik perbedaan dan titik singgung
praktis dinamakan penelitian terapan. (hubungan) antara yang satu dengan yang lainnya.
68 149
khalifah di muka bumi. ketika itu pula malaikat 2. Metode Induktif
menjawab: Mengapa Engkau hendak menjadikan Induksi yaitu suatu metode yang
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat menyompulkan pernyataan-pernyataan hasil
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, observasi disimpulkan dalam suatu pernyataan yang
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji lebih umum.60 Dan menurut suatu pendangan yang
Engkau dan mensucikan Engkau? luas diterima, ilmu-ilmu empiris ditandai oleh
Kemudian Tuhan menjawab dengan metode induktif, suatu inferensi bisa disebut
berfirman-Nya: Sesungguhnya Aku mengetahui induktif bila bertolak dari pernyataan-pernyataan
apa yang tidak kamu ketahui. 100 tunggal, seperti gambaran mengenai hasil
Dialog antara Tuhan dan malaikat ini pengamatan dan penelitian orang sampai pada
menunjukkan bahwa di satu sisi manusia menurut pernyataa-pernyataan universal. Menurut David
malaikat bisa jadi perusak bumi, karena manusia itu Hume, pernyataan yang berdasarkan observasi
memiliki hawa nafsu yang tidak sama seperti tunggal batapapun besar jumlahnya, secara logis tak
malaikat yang tidak memiliki hawa nafsu, sebab dapat menghasilkan suatu pernyataan umum yang
dengan hawa nafsu itu yang bisa menjerumuskan tak terbatas.
manusia ke dalam lembah kehinaan dan kebinasaan Dalam induksi, setelah diperoleh
yang akhirnya bisa membuat manusia bertindak pengetahuan, maka akan dipergunakan hal-hal lain.
atau berbuat dengan hal-hal yang tidak baik, akan Seperti ilmu mengajarkan kita bahwa jika logam
tetapi di sisi lain manusia bisa membuat bumi ini dipanasi, ia mengembang. Bertolak dari teori ini
menjadikan baik dan lestari, karena manusia kita akan tahu, bahwa logam lain yang jika dipanasi
dibekali oleh Tuhan dengan akal pikiran dan juga akan mengembang. Dari contoh diatas, bisa
dibimbing oleh nilai-nilai agama (Islam) dengan diketahui bahwa induksi tersebut memberikan suatu
100
Q.S. Al-Baqarah: 30. 60
Tim Dosen Filsafat Ilmu; Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty, 1996),
hlm. 109.
148 69
pengetahuan yang disebut juga dengan pengetahuan sampai kepada siapa yang menciptakannya, dengan
sintetik. kata lain dengan akal pikiran itu manusia bisa
sampai kepada Tuhan; apa hakikat Tuhan,
bagaimana Tuhan dan untuk apa bertuhan,
3. Metode Deduktif termasuk juga mana yang baik dan mana yang
Deduksi ialah suatu metode yang buruk.
menyimpulkan bahwa data-data empiric diolah Di dalam Kitab Suci Al-Quran, Allah Swt
lebih lanjut dalam suatu system pernyataan yang mengungkapkan bahwa manusia itu diciptakan-Nya
runtut. 61 hal-hal yang harus ada dalam metode adalah untuk menjadi khalifah/pemimpin di muka
deduktif ialah adanya perbandingan logis antara bumi. Artinya manusia itu diciptakan oleh Tuhan
kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada adalah untuk mengatur, mengolah dan mengelola
penyelidikan bentuk logis teori itu dengan tujuan alam semesta ini agar bermanfaat tidak hanya untuk
apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau dirinya saja, akan tetapi juga bermanfaat untuk
ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain alam secara keseluruhan, baik manusia itu sendiri,
dan ada pengujian teori dengan jalan menerapkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain
secara empiris kesimpula-kesimpulan yang bisa sebagainya.
ditarik dari teori tersebut.
Untuk mengatur alam semesta ini dibutuhkan
Popper tidak pernah manganggap bahwa kita beberapa keterampilan, baik keterampilan dalam
dapat membuktikan kebenaran-kebenaran teori dari bidang manajemen, tata kelola, startegi, logika,
kebenaran pernyataan-pernyataan yang bersifat pemikiran, nalar, dan lain-lain sebagainya, tanpa itu
tunggal. Tidak pernah ia menganggap bahwa berkat sulit dan bahkan tidak mungkin bisa mengatur,
kesimpulan-kesimpulan yang telah diverifikasikan, mengolah dan mengelola alam ini secara baik dan
teori-teori dapat dikukuhkan sebagai benar atau benar, bahkan bisa menimbul bencana di muka
bumi, ketika tuhan berfirman kepada malaikat
61
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
Ibid.
70 147
BAB IX bahkan hanya mungkin benar, contoh: jika
ILMU DAN AGAMA penawaran besar, harga akan turun. Karena
penawaran beras besar, maka harga beras akan
turun.62
146 71
5. Metode Kontemplatif dan lain-lain. Pola hubungan ilmu dan budaya dan
Metode ini mengatakan adanya keterbatasan teknologi antara ilmu dan budaya keduanya
indera dan akal manusia untuk memperoleh memiliki keterkaitan karena kedua-duanya saling
pengetahuan, sehingga objekyang dihasilkan pun mempengaruhi. Keduanya juga memiliki kaitan erat
akan berbeda-beda. Harusnya dikembangkan suatu dengan manusia, karena manusia inilah yang
kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. membentuk budaya, merumuskan ilmu dan
menciptakan teknologi, serta mengembangkan
Intuisi dalam tasawuf, disebut dengan kedua-duanya, karena manusia mempunyai akal
marifah yaitu pengetahuan yang datang dari Tuhan dan bahasa.
melalui pencerahan dan penyinaran.64 Al-Ghazali
mengatakan bahwa pengetahuan intuisi yang Teknologi lebih berperan dalam membangun
disinarkan oleh Allah secara langsung merupakan unsur material kebudayaan manusia. Teknologi
pengetahuan yang paling benar. Pengetahuan yang memiliki suatu potensi merubah kesadaran
diperoleh lewat intuisi ini bersifat individual dan intelektual dan moral dari individu manusia.
tidak bisa dipergunakan untuk mencari keuntungan Teknologi berperan besar terhadap komponen
seperti ilmu pengetahuan yang dewasa ini bisa kebudayaan lain maupun terhadap manusia secara
dikomersilkan. individu. Pada tingkat tertentu teknologi
mengkondisikan kebudayaan baru contohnya
adalah teknologi komputer dengan jaringan
6. Metode Dialektis internetnya setelah mengkondisikan manusia baik
secara individu maupun sosial secara berbeda
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti dengan manusia atau masyarakat tanpa komputer. 99
metode tanya jawab untuk mencapai kejernihan
64
Al-Ghazali, Al-Munqidh min al-Dhalal, Setitik cahaya dalam
99
kegelapan, terj. Masyhur Abadi, (Surabaya: Progressif, 2002), hlm. 32. Ibid, hlm. 245-246.
72 145
merupakan bagian dari budaya. Ilmu dan budaya filsafat.65 Metode ini diajarkan oleh Socrates.
mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi Namun Plato mengartikannya sebagai diskusi
dan saling tergantung. Pada satu pihak logika. Kini dialektika berarti tahap logika, yang
perkembangan ilmu dalam satu masyarakat mengajarkan kaidah-kaidah, dan metode-metode
tergantung dari kondisi budaya masyarakat penuturan, juga analisis sistematik tentang ide-ide
tersebut, dan juga perkembangan ilmu akan untuk mencapai apa yang terkandung dalam
mempengaruhi berkembangnya budaya masyarakat. pandangan.
Sumbangan ilmu terhadap budaya adalah pada nilai Dalam kehidupan sehari-hari, dialektika
yang terkandung dalam ilmu, yakni tentang etika, berarti kecakapan dalam melakukan
estetika dan logika. Ilmu merupakan sumber nilai perdebatan.dalam teori pengetahuan ini merupakan
dan tata hidup, baik bagi perkembangan bentuk pemikiran yang tidak tersusun dari satu
kepribadian secara individual maupun pikiran tetapi pemikiran itu seperti dalam
pengembangan masyarakat secara keseluruhan. percakapan, bertolak paling kurang dua kutub.
Selain itu menurut Rene Dubos dalam bukunya
Reasong Awake: Science for man, ilmu turut Hegel menggunakan metode dialektis untuk
membentuk profil budaya bukan saja lewat aspek- menjelaskan filsafatnya. Menurutnya dalam realitas
aspek teknisnya, melainkan juga dengan jalan ini berlangsung dialektika. Dan dialektika ini
memberikan pandangan-pandangan hidup yang berarti mengompromikan hal-hal yang berlawanan
membuahkan sikap yang baru. seperti:66
Contohnya adalah dalam masyarakat a) Diktator. Di sini manusia diatur dengan baik,
pedalaman, budaya yang berkembang adalah tapi mereka tidak punya kebebasan (tesis);
budaya agraris. Ilmu yang berkembang adalah ilmu
pertanian. Ilmu pertanian ini memberikan 65
Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991),
pandangan-pandangan baru terhadap budaya, hlm. 125.
misalnya ritual-ritual khusus menjelang panen, 66
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum; Akal dan Hati; Thales sampai Capra,
mata pencaharian sebagai petani, alat-alat pertanian cet.ke-20 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.153-154..
144 73
b) Keadaan di atas menampilakan lawannya, pengetahuan. Sistem pengetahuan menunjukkan
yaitu Negara anarki (anti tesis) dan warga adanya aktivitas keilmuwan dalam setiap
negara mempunyai kebebasan tanpa batas, kebudayaan. 97
tetapi, hidup dalam kekacauan; Ilmu dan kebudayaan berada dalam posisi
c) Tesis dan anti tesis ini disintesis, yaitu Negara yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.
demokrasi. Dalam bentuk ini kebebasan warga Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu
Negara dibatasi oleh undang-undang dan hidup masyrakat tergantung dari kondisi kebudayaan.
masyarakat tidak kacau. Sedangkan dipihak lain, pengembangan ilmu akan
mempengaruhi jalannya kebudayaan.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
dan merupakan unsur dari kebudayaan.
Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan yang
mencerminkan aspirasi dan cita-cita suatu bangsa
yang diwujudkan dengan kehidupan bernegara. 98
74 143
istiadat. Sedangkan wujud ketiga adalah benda- BAB V
benda kebudayaan. Ketiga wujud yang menyatu STRUKTUR ILMU
dalam kebudayaan ini, tidak terlepas dari sistem
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat
pendukung kebudayaan tersebut. Hal ini Sebagai sebuah struktur, ilmu pengetahuan
menunjukkan bagaimana hubungan antara ilmu terdiri objek material, objek formal, sistem dan
pengetahuan dan kebudayaan dalam suatu metodologi yang kesemuanya itu terkait satu sama
masyarakat. Hubungan ini dapat dicermati melalui lain. Terkait dengan sistem, komponen utamanya
kreativitas yang berkembang. Kreativitas adalah perumusan masalah, pengamatan dan
berlangsung dalam berbagai lapangan kehidupan, deskripsi, penjelasan, ramalan dan kontrol.
termasuk dalam IPTEK, yang disebut dengan Sementara metodologi ilmiah dikembangkan
kreativitas keilmuan. Kreativitas keilmuan berdasarkan paradigma kuantitatif, kualitatif dan
menunjukkan kepada setiap ikhtiar yang dilakukan campuran. francis bacon mengemukakan empat
secara sistematis dan empiris berdasarkan kaidah- sendi kerja dalam menyusun ilmu pengetahuan,
kaidah keilmuan. Tujuannya adalah untuk mencari yaitu: pengamatan (observasi), pengukuran
dan menemukan kebenaran keilmuan. Kegiatan (measuring), penjelasan (explaining), dan
keilmuan ini sendiri tidak dapat dilepaskan dari pemeriksaan benar tidaknya (verifying).67
kreativitas ilmuwan itu sendiri.
Objek material ilmu pengetahuan adalah
Tiap kebudayaan mempunyai suatu bidang kajian ilmu itu sendiri, baik alam, sosial,
kompleks himpunan pengetahuan tentang alam, sastra, agama, maupun humaniora. Sementara objek
tentang segala tumbuh-tumbuhan, binatang, benda, formal ilmu pengetahuan adalah pendekatan yang
dan manusia disekitarnya. Himpunan pengetahuan diperguanakan dalam memahami objek material itu,
ini berasal dari pengalaman-pengalaman yang
kemudian diabstraksikan menjadi konsep-konsep,
teori-teori, dan pendirian-pendirian. Semuanya ini 67
Endang Saifuddin Anshari, Kuliah Al-Islam, (Jakarta : Rajawali,
menurut Koentjaraningrat disebut dengan sistem 1981), hlm. 61.
142 75
baik itu dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif,
campuran, deduktif maupun induktif.
Salah satu sifat utama ilmu adalah terbuka, D. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan
dimana setiap ilmuwan berhak untuk mempelajari Kebudayaan
kembali kajian atau penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Terbuka kepada koreksi atas Hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri adalah
kesalahan, karena sifat kebenarannya tentatif, universal, namun peranannya dalam kehidupan
apabila ditemukan kebenaran baru pada kajian tidak terlepas dari matriks kebudayaan secara
suatu objek, maka teori sebelumnya dinyatakan keseluruhan. Hubungan ilmu pengetahuan dan
keliru. Oleh karena itu, ilmuwan harus mengikuti kebudayaan itu sendiri, menurut Jerome R. Ravertz
semua tahapan sistem ilmu pengetahuan yang baku. dapat dilihat dari relevansi pengetahuan ilmiah
Sistem itu dalam praktiknya disebut metode ilmiah. kepada lingkungan-lingkungan pengalaman dan
perhatian, dan sebaliknya tentang signifikansi yang
Ilmu sebagai produk merupakan suatu sistem lebih luas, pertimbangan-pertimbangan praktis
pengetahuan yang di dalamnya berisi penjelasan- untuk pengertian manusia mengenai teori itu
penjelasan tentang berbagai fenomena yang sendiri. Kehidupan manusia mendorong manusia
menjadi objek kajiannya. Dengan demikian ilmu untuk melakukan tindakan menurut Ashley
terdiri dari komponen-komponen yang saling Montagu, kebudayaan mencerminkan tanggapan
berhubungan. Saling hubungan di antara berbagai manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya96.
komponen tersebut merupakan struktur dari
pengetahuan ilmiah. Sistem pengetahuan ilmiah Menurut Koentjaraningrat, bahwa wujud
mencakup lima kelompok unsur, yaitu: (a) jenis- pertama kebudayaan bersifat abstrak yang berada
jenis sasaran (b) bentukbentuk pernyataan (c) dalam pikiran masyarakat tempat kebudayaan
bersangkutan hidup. Wujud kedua berupa adat-
96
Ibid, hlm. 261.
76 141
pengembangan konsep teoritis yang selanjutnya ragam-ragam proposisi, (d) ciri-ciri pokok, dan (e)
dijadikan tumpuan untuk pengembangan pembagian sistematis.68
pengetahuan ilmiah yang bersifat integral. Teori
yang sifatnya mendasar tidak mempunyai kegunaan
praktis secara langsung. Baru setelah teori tersebut
diterapkan ke masalah-masalah praktis maka dapat
dirasakan manfaatnya. 95
A. Jenis-jenis sasaran
Dengan menguasai ilmu pengetahuan,
manusia mengembangkan teknologi atau peralatan Setiap ilmu memiliki objek yang terdiri dari
yang berfungsi sebagai sarana yang memberi dua macam, yaitu objek material dan objek formal.
kemudahan dalam kehidupannya. Peletakan pola Objek material adalah fenomena di dunia ini yang
dasar teknologi terjadi di Abad Pertengahan, di menjadi bahan kajian ilmu, sedangkan objek formal
Eropa. Francis Bacon menganjurkan agar tiap adalah pusat perhatian ilmuwan dalam mengkaji
pengetahuan manusia digarisbawahi arti objek material. Objek material suatu ilmu dapat dan
manfaatnya guna meringankan kehidupan manusia. boleh sama dengan objek material ilmu yang lain.
Ide ini melahirkan eksperimen-eksperimen ilmiah, Tetapi objek formalnya tidak akan sama. Bila objek
yang hasilnya diterapkan dalam teknologi. Proses formarnya sama maka sebenarnya mereka
yang dilalui antara produk temuan ilmiah dengan merupakan ilmu yang sama tetapi diberi sebutan
penerapannya ke bidang teknologi ternyata tidak berbeda.
terjadi secara spontan. Diperlukan waktu cukup Ada bermacam-macam fenomena yang
lama antara penemuan-penemuan ilmiah yang baru ditelaah ilmu. Dari bermacam-macam fenomena
ke pemanfaatan yang berguna.
95 68
Jujun, S. Suriasumantri. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer . The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, ( Yogyakarta : Liberty,
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.2010) hlm 159 1991), hlm 139.
140 77
tersebut terdapat 6 macam fenomena yang menjadi kebetulan. Manusia menemukan kekuatan-kekuatan
objek material ilmu, yaitu:69 alam yang dapat dimanfaatkan. Secara bertahap
1) Ide Abstrak; dikembangkan oleh daya kreatif pemakainya
sehingga menjadi alat yang sangat bermanfaat.
2) Benda Fisik; Dalam pendekatan antropologi, produk teknologi
3) Jasad Hidup; yang berupa peralatan hidup ini dikenal sebagai
benda budaya atau kebudayaan fisik.
4) Gejala Rohani;
Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah
5) Peristiwa Sosial; produk dari penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah
6) Proses Tanda. terdiri dari: penelitian murni atau penelitian dasar
dan penelitian terapan. Penelitian murni (dasar)
bertujuan untuk menemukan pengetahuan baru
B. Bentuk-Bentuk Pernyataan yang sebelumya belum pernah diketahui.
Berbagai fenomena yang dipelajari ilmu Sedangkan penelitian terapan adalah
tersebut selanjutnya mempergunakan pengetahuan ilmiah yang telah
diketahui untuk memecahkan masalah kehidupan
dijelaskan ilmu melalui pernyataan-pernyataan.
yang bersifat praktis. Pada tahap penerapan ini ilmu
Kumpulan pernyataan yang merupakan penjelasan
pengetahuan dapat dikatakan teknologi.
ilmiah terdiri dari empat bentuk, yaitu : deskripsi,
preskripsi, eksposisi pola, dan rekonstruksi historis. Dengan bersendikan teori-teori metode
ilmiah, latar belakang penalaran filosofis,
1) Deskripsi terwujudlah teori-teori ilmiah dasar yang mampu
Deskripsi adalah pernyataan yang bersifat mengubah pengertian fundamental di alam.
menggambarkan tentang bentuk, susunan, peranan, Selanjutnya teori-teori memunculkan pula teori-
teori dasar lainnya, atau sebagai macam-macam
69
bentuk aplikasi teknologi. Adapun teknologi adalah
Ibid., hlm. 141.
78 139
a) Ilmu teoretis dan praktis; dan hal-hal rinci lainnya dari fenomena yang
b) Ilmu murni dan terapan; dan dipelajari ilmu. Pernyataan dengan bentuk deskripsi
terdapat antara lain dalam ilmu anatomi dan
c) Ilmu deskriptif dan normatif.94 geografi.
2) Preskripsi
C. Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Preskripsi merupakan bentuk pernyataan yang
Teknologi bersifat preskriptif, yaitu berupa petunjuk-petunjuk
Istilah ilmu pengetahuan (science) dan atau ketentuan-ketentuan mengenai apa yang perlu
teknologi (technology) memang berasal dari berlangsung atau sebaiknya dilakukan berkenaan
kebudayaan Eropa atau kebudayaan Barat. dengan ojkek formal ilmu.
Hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi, usianya 3) Eksposisi Pola
sudah cukup tua. Sama tuanya dengan kebudayaan
manusia itu sendiri. Semasa itu, ilmu pengetahuan Bentuk ini merangkum pernyataan-pernyataan yang
masih dihubungkan dengan magis dan mitos. Ilmu memaparkan pola-pola dalam sekumpulan sifat,
pengetahuan diperoleh dari pengalaman yang ciri, kecenderungan, atau proses lainnya dari
berlandaskan pada prinsip trial and error . fenomena yang ditelaah. Pernyataan semacam ini
dapat dijumpai antara lain pada antropologi.
Semasa itu teknologi tradisional yang
sifatnya masih bersahaja, diartikan sebagai cara- 4) Rekonstruksi Historis
cara memproduksi, memakai, dan memelihara Rekonstruksi historis merupakan pernyataan yang
peralatan hidup suku bangsa. Adapun penemuan berusaha menggambarkan atau menceritakan
melalui proses belajar (trial and error) dan secara sesuatu secara kronologis. Pernyataan semacam ini
terdapat pada historiografi dan paleontologi.70
94
Sutardjo A. Wiramihardja, Op.Cit, hlm. 117-119.
70
Ibid., hlm. 142-143.
138 79
tersebut secara mutlak. Demikian garis perbatasan
C. Ragam-Ragam Proposisi antara kedua jenis ilmu pengetahuan tersebut
menjadi tidak tegas.
Selain bentuk-bentuk pernyataan seperti di atas,
ilmu juga memiliki ragam-ragam proposisi, yaitu Hal tersebut tidak tepat disebut sebagai garis
azas ilmiah, kaidah ilmiah, dan teori ilmiah. Ketiga perbatasan, tetapi lebih tepat dipersoalkan tentang
ragam proposisi tersebut dijelaskan seperti berikut daerah perbatasan yang dibentuk oleh ilmu hayat.
ini: Objek ilmu hayat adalah benda hidup bukan benda
mati. Adapun benda hidup tidak cukup dijangkau
1) Azas Ilmiah atas dasar kategori kausalitas, tetapi menuntut pula
Azas atau prinsip ilmiah adalah sebuah proposisi dasar kategori finalitas. Dalam ilmu hayat
yang mengandung kebenaran umum berdasarkan dipersoalka tujuan atau fungsi . benda mati dapat
fakta-fakta yang telah diamati. terlepas dari lingkungannya.
2) Kaidah Ilmiah Objek ilmu pengetahuan rohani, yaitu
manusia dengan kehidupan rohaniahnya. Tidak
Suatu kaidah atau hukum dalam pengetahuan mungkin hanya dipandang sebagaibenda mati atau
ilmiah adalah sebuah proposisi yang benda hidup. Oleh karena itu, manusia tidak cukup
mengungkapkan keajegan atau hubungan tertib dijangkau atas dasar kausalitas dan finalaitas.
yang dapat diuji kebenarannya. Manusia adalah makhluk yang bebas dan
3) Teori Ilmiah berkemauan bebas. Sebagai makhluk yang bebas,
Yang dimaksud dengan teori ilmiah adalah manusia berbuat.
sekumpulan proposisi yang saling berkaitan secara Pada asasnya, ilmu pengetahuan rohani tidak
logis berkenaan dengan penjelasan terhadap mungkin meninggalkan faktor subjek. Disamping
sejumlah fenomena. Bobot kualitas suatu ilmu klasifikasi tersebut, dunia ilmiah mempersoalkan
pembagian lain, yaitu:
80 137
2. Ilmu Pengetahuan Alam dan Rohani terutama ditentukan oleh teori ilmiah yang
Ilmu pengetahuan empiris dibagi menjadi dua dimilikinya. Pentingnya teori ilmiah dalam illmu
yaitu ilmu pengetahuan alam (Naturwissenchaft) dapat dijelaskan dari fungsi atau kegunaannya.
dan ilmu pengetahuan rohani (Geisteswissenchaft). Fungsi teori ilmiah adalah:
Saat ini Geisteswissenchaft akan diganti dengan 1) Sebagai kerangka pedoman, bagan
Menschwissenchaft, yaitu ilmu tentang sistematisasi, atau sistem acuan dalam
kemanusiaan guna menegaskan bahwa objeknya menyususn data maupun pemikiran tentang
adalah manusia. data sehingga tercapai hubungan yang logis
Ilmu pengetahuan alam dan ilmu diantara aneka data;
pengetahuan rohani berbeda karena objeknya. 2) Memberikan suatu skema atau rencana
Perbedaan pertama, berobjekkan pada hal-hal yang sementara mengenai medan yang semula
cukup dijangkau atas dasar teori kausalitas. Dengan belum dipetakan sehingga terdapat suatu
kata lin, objek ilmu tersebut dapat diterangkan orientasi;
dengan mempersoalkan sebabnya. Antara sebab 3) Sebagai acuan dalam pengkajian suatu
dan akibat terdapat suatu hubungan yang menetap. masalah;
Inilah yang dirumuskan dalam berbagai hukum.
Jika A menyebabkan B, berarti bahwa setiap saat 4) Sebagai dasar dalam merumuskan kerangka
terjadi A maka timbul B. dengan demikian dapat teoritis penelitian;
diramalkan, bahwa B akan timbul pada saat kita 5) Sebagai dasar dalam merumuskan
menjumpai A. dengan kata lain, hal itu tidak hipotesis;
bergantung pada waktu. Terhadap objek ilmu
pengetahuan alam, masa depan identik dengan 6) Sebagai informasi untuk menetapkan cara
masa lampau. Ternyata objek ilmu merupakan pengujian hipotesis;
segala sesuatu yang termasuk benda mati. Namun, 7) Untuk mendapatkan informasi histories dan
hasil penyelidikan tidak membenarkan pandangan perspektif permasalahan yang akan diteliti;
136 81
8) Memperkaya ide-ide baru; pada diri kita sendiri. Sebaliknya, dalam dunia
9) Untuk mengetahui siapa saja peneliti lain empiris orang berkecimpung dengan yang lain yang
dan pengguna di bidang yang sama. datang pada diri kita, yakni datum. Kesanggupan
yang menghasilkan pikiran dan fakta murni yang
menimbulkan data dan merupakan dua jenis objek
D. Ciri-Ciri Pokok Ilmu yang serentak disadari serupa dengan penyadaran
terhadap pengertian kiri dan kanan. Penyadaran
Ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki terhadap kiritidak ada tanpa penyadaran terhadap
karakteristik tertentu sehingga dapat dibedakan kanan.
dengan pengetahuan-pengetahuan yang lain.
Adapun ciri-ciri pokok ilmu adalah sebagai berikut: Ilmu apriori senantiasa didampingi ilmu
empiris. Objek ilmu empiris adalah dunia keyataan.
1) Sistematisasi Adapun apa yang sampai pada kita adalah data
Sistematisasi memiliki arti bahwa pengetahuan beradasarkan alat indera kita sehingga dipersoalkan
ilmiah tersusun sebagai suatu sistem yang di tentang objek sejati yang menimbulkan data itu.
dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan yang Dengan demikian, ilmu apriori dapat dibedakan
berhubungan secara fungsional; antara objek sejati dan objek data. Ilmu empiris
2) Keumuman (generality) berusaha mengenal objek sejati melaui objek data.
Ilmu apriori tidak mengenal perbedaan antara
Ciri keumuman menunjuk pada kualitas subjek dan objek data. Dalam ilmu apriori, kita
pengetahuan ilmiah untuk merangkum berbagai langsung berhadapan dengan objek sejati,
fenomena yang senantiasa makin luas dengan sedangkan ilmu empiris menghadapinya secara
penentuan konsep-konsep yang paling umum dalam tidak langsung.93
pembahasannya;
3) Rasionalitas
93
Sutardjo A. Wiramihardja, Op.Cit, hlm. 115-116.
82 135
Saat ini klasifikasi ilmu pengetahuan Ciri rasionalitas berarti bahwa ilmu sebagai
didukung banyak ahli. Adapun ilmu pengetahuan pengetahuan ilmiah bersumber pada pemikiran
tersebut dibagi menjadi dua jenis, yaitu: rasional yang mematuhi kaidah-kaidah logika;
4) Objektivitas
Ciri objektivitas ilmu menunjuk pada keharusan
1. Ilmu Pengetahauan Apriori atau Empiris untuk bersikap objektif dalam mengkaji suatu
kebenaran ilmiah tanpa melibatkan unsur emosi dan
Teori ilmu pengetahuan menuntut penyadaran kita kesukaan atau kepentingan pribadi;
pengertian pengetahuan. Dengan kata lain, teori
ilmu pengetahuan menuntut penyadaran terhadap 5) Verifiabilitas
subjek dan objek sehingga dapat dibedakan antara Verifiabilitas berarti bahwa pengetahuan ilmiah
objek yang sampai kepada kita yang merupakan harus dapat diperiksa kebenarannya, diteliti
datum (that, which is given) maka memerlukan kembali, atau diuji ulang oleh masyarakat ilmuwan.
pengalaman dan objek yang ditimbulkan subjek. 6) Komunalitas
Dengan demikian, sampailah kita pada penyadaran
terhadap pengetahuan yang berdasarkan Ciri komunalitas ilmu mengandung arti bahwa ilmu
pengalaman serta pengetahuan yang tidak merupakan pengetahuan yang menjadi milik umum
bergantung pada pengalaman. Penyadaran pertama (public knowledge). Itu berarti hasil penelitian yang
menimbulkan pengetahuan apriori (sebelum kemudian menjadi khasanah dunia keilmuan tidak
pengalaman). Penyadaran kedua atau terakhir akan disimpan atau disembunyikan untuk
menghasilkan ilmu pengetahuan aposteriori kepentingan individu atau kelompok tertentu.
(sesufah pengalaman).
Ilmu apriori memiliki objek sesuatu yang E. Pembagian Sistematis
semata-mata terpikirkan. Pada asasnya pemikiran
kita tidak tertuju pada dunia di luar diri kita, tetapi
134 83
Pengetahuan ilmiah senantiasa mengalami cabang baru, seperti endokrinologi atau
perkembangan seiring dengan semakin banyaknya genetika.
jumlah ilmuwan dan juga semakin luasnya peluang b) Pola lainnya terjadin ketika tipe-tipe yang
untuk melakukan penelitian. Perkembangan ilmu lebih particular dan klas-kelas yang lebih
antara lain ditandai dengan lahirnya bermacam- terbatas diambil dari topik universal, seperti
macam aliran dan terutama cabang. Untuk entomologi dan bakteoriologi. Sybdivisi
memudahkan memperoleh pemahaman mengenai semacam ini timbul dalam ilmu-ilmu yang
bermacam-macam aliran dan cabang tersebut hubungan antara pokok ilmu dan pokok
diperlukan pembagian sistematis. masalahnya mempunyai hubungan universal
Gambaran tentang ilmu yang secara dan particular, bukan hubungan keseluruhan
struktural terdiri dari jenisjenis sasaran, bentuk- dan bagian-bagiannya.
bentuk pernyataan, ragam-ragam proposisi, ciri-ciri c) Pola lain terjadi manakala berbagai metode
pokok, dan pembagian sistematis.71 penelitian yang dijadikan ukuran sekunder
menimbulkan cabang-cabang baru dari suau
ilmu induk, meskipun pokok masalah ilmu
tersbut tetap terjaga.
Pola lainnya terjadi bila berbagai tujuan
dijadikan sebagai subkriteria, dan soal-soal yang
sejalan dengan masing-masing tujuan
diperkenalkan sebagai cabang tertentu dari ilmu
induk, seperti telah disebutkan dalam kasus
matematika.92
71
Ibid., hlm. 151.
92
Misbah, Yazdi, Op.Cit, hlm. 37
84 133
filosof besar menggunakan metode ini dalam BAB VI
klasifikasi ilmu. Tetapi, dalam pensubdvisian kita AKSIOLOGI ILMU
dapat mempertimbangkan metode-metode lain.
Umpamanya, seseorang bisa menempatkan suatu
ilmu bernama teologi, yang pokok masalahnya
berkisar tentang Tuhan Maha Besar. Lalu ilmu ini
sendiri dapat disubdivisikan kedalam teologi A. Pengertian Aksiologi Ilmu
filosofis, gnostis, dan religious, yang masing- Aksiologi berasal dari kata Yunani axios,
masingnya dapat diselidiki dengan prosedur yang artinya memiliki nilai atau harga. Aksiologi adalah
khas. Dalam kenyataannya, tolok-ukur subdivisi kajian filsafat yang memanfaatkan hasil kajian
ini ialah metode penelitiannya. Dengan cara sama, ontology dan epistemology untuk kepentingan dan
pokok masalah matematika bisa dibagi menjadi kebaikan umat manusia. Penegtahuan yang
beberapa cabang berdasarkan tujuan spesifiknya diperoleh, dapat digunakan untuk menjelaskan (to
masing-masing, seperti matematika fisika dan explain), mengendalikan (to control),
matematika ekonomi. Dengan begitu kita telah meramalkan (to predict) dan memecahkan (to
menggabungkan berbagai tolok-ukur klasifikasi solve problem) yang dihadapi manusia di masa
ilmu. mendatang.72
Aksiologi adalah penerapan ilmu. Penerapan
ilmu pengetahuan dapat diketahui pertama-tama
Cabang-Cabang Ilmu dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat dari
tujuan ilmu itu sendiri, dan yang terakhir
Secara umum, subdivisi ilmu terjadi dalam perkembangannya.
beberapa pola berikut: Aksiologi adalah suatu bidang yang
a) Pola pertama dari bagian-bagian kecil pokok menyelidiki nilai-nilai (value). Brameld
masalah suatu ilmu sebagai keseluruhan, dan
setiap bagian kecil pokok masalah itu menjadi
72
Stefanus Supriyanto, Ibid., hlm. 32.
132 85
membedakan tiga bagian di dalam aksiologi : tersebut karena pengetahuan menuntut ketiga faktor
tindak moral, estetika, dan kehidupan sosial tersebut.91
politik.73
Menurut Runers aksiologi adalah teori
tentang nilai. Menurut Jujun S: teori nilai yang B. Klasifikasi Pada Masa Kini
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang 1. Menurut tujuan dan sasaran. Tolok-ukur lain
diperoleh. untuk mengelompokkan ilmu ialah
Bramel: Aksiologi terbagi dalam 3 bagian, berdasarkan berbagai manfaat dan akibatnya.
yaitu: 2. Menurut pokok soal (subject matter).
1. Tingkah laku moral yang berwujud etika Mengingat bahwa semua masalah mempunyai
2. Ekspresi etika yang berwujud estetika (seni & pokok soal dan sejumlah soal dan sejumlah
keindahan) soal bisa dihimpun dalam satu topik induk,
maka topic induk inilah yang berperan sebagai
3. Kehidupan Sosio-politik yang berwujud poros bagi semua masalah yang dibawahnya,
ideologi.74 seperti anka adalah pokok masalah aritmatika,
Kegunaan ilmu adalah menghasilkan volume (kuantitas-kuantitas bersinambung)
pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan, adalah pokok masalah geometri dan tubuh
antara lain: manusia adalah pokok masalah ilmu
1. Membuktikan kebenaran (truth); kedokteran.
Klasifikasi ilmu berdasarkan pokok-pokok
masalah kiranya menjamin tercapainya tujuan
73
Mohammad Noor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat pemilihan ilmu, lantaran dengan mtode ini kaitan-
Kependidikan Pancasila (Surabaya : Usaha Nasional 1986), hlm. 34. kaitan internal dalam tatanan dan susunan mereka
74
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Sutrisna%2
0Wibawa,%20M.Pd./FILSAFAT%20ILMURANGKUMAN.pdf,diung
tetap terplihara.oleh karena itu, sejak dahulu para
gah pada tanggal 23 Sept. 2016, 20.30.
91
Sutardjo A. Wiramihardja, Op.Cit, hlm. 113-115.
86 131
(Geschichtswissenschaft). Menurutnya, kedua jenis 2. Menemukan Pengetahuan (knowledge);
ilmu pengetahuan itu tidak berbeda dalam hal 3. Memperoleh suatu pemahaman fenomena
objek. Karena objeknya satu, ialah kenyataan. (understanding; comprehention; insight);
Adapun perbedaannya terletak pada metode.
Metode untuk Naturwissenschaf disebut nomotetis, 4. Memberikan penjelasan (explanation);
sedangkan metode Geschichtswissenschaft 5. Melakukan peramalan (prediction);
menggunakan metode ideografis. Nomotetis
berhubungan dengan nomos atau norma yang 6. Melakukan pengendalian (control);
menunjuk adanya usaha untuk membuat hal umum 7. Melakukan penerapan (application; invention;
atau generalisasi. production).75
Windelband menolak metode monisme serta Jadi tujuan ilmu tidak tunggal. Ilmu
menuntut pengakuan terhadap metode lain yang dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai
disebut metode ideografis. Sebaliknya, metode ini kebenaran atau memperoleh pengetahuan. Ilmu
tertuju pada halyang sifatnya individual atau tidak dapat memberikan pemahaman kepada manusia
umu, tetapi menuju individualisasi, serta yang mengenai alam semestanya, dunia sekelilingnya
hanya terjadi sekali atau bersifat einmalig. Artinya (masyarakat) dan dirinya sendiri. Tidak dapat
tidak dapat diulangi dan tidak pula dapat diduga dipungkiri bahwa ilmu telah memberi kemudahan
atau diramalkan. Metode ini tidak mungkin tertuju manusia dalam mengendalikan kekuatan alam. Ilmu
pada hukum yang umum, tetapi semata-mata suatu adalah netral, tidak mengenal sifat baik dan buruk.
usaha untuk melukiskan gagasan atau ide dari objek Manusia yang menjadi penentu untuk apa ilmu
(ideografis). digunakan.
Dapat disimpulkan, bahwa suatu klasifikasi Landasan ontology dari ilmu adalah analisis
hendaknya tidak berdasarkan subjek ataupun dari objek materi yang terkait dengan hal atau
metode semata, tetapi berdasarkan ketiga hal
75
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty, 1997)
130 87
benda empiris. Landasan epistemology ilmu adalah yang tertinggi, sedangkan dari sudut filsafat tentu
analisis tentang proses tersusunnya ilmu atau saja metafisikalah yang tertinggi.89
metode ilmiah. Landasan aksiologi ilmu adalah
analisis tentang penerapan hasil temuan ilmu (ilmu
pengetahuan). Penerapan ilmu untuk memudahkan 3. Klasifikasi Berdasarkan Metode
manusia untuk memenuhi kebutuhan dan keluhuran Menurut metode dan prosedur penelitian.
hidupnya.76 Berdasarkan metode umum penyelidikannya,
Persoalan hakikat ilmiah merupakan masalah semua ilmu dapat dipecahmenjadi 3 kelompok:
yang pertama-tama harus dijelaskan sebelum a. Ilmu-ilmu rasional, yang diselidiki lewat
mempersoalkan prosedur kerja pengetahuan itu bukti-bukti rasional dan penyimpulan mental
sendiri. Sebab bukan tidak mungkin sesuatu yang belaka, seperti logika dan filsafat ketuhanan;
dalam anggapan umum diterima sebagai yang b. Ilmu-ilmu empiris, yang diverifikasi lewat
ilmiah namun ternyata tidak dapat dikategorikan metode-metode empiris, seperti fisika, kimia
ilmiah, demikian pula sebaliknya. Ada delapan ciri dan biologi;
kriteria ilmu yang berilmu : c. Ilmu-ilmu nukilan (narrative sciences), yang
1. Secara metodis ilmu pengetahuan harus ditilik lewat dokumentasi naratif atau historis,
mencapai pemahaman yang koheren. Hal ini seperti sejarah, biografi (ilm al-rijal), dan
menunjukkan adanya sistem kerja (metode) fiqih.90
yang logis; Wilhelm Windelband (1848-1915)
2. Ilmu harus dihadirkan tanpa pamrih karena membedakan-bedakan ilmu pengaetahuan alam
terkait dengan tanggungjawab ilmuan; (Naturwissenschaf) dan ilmu sejarah
3. Ilmu harus bersifat universal, kendati
simpulan-simpulan tentatifnya hanya dapat 89
Ibid., hlm. 122-113.
diimplementasi secara parsial; 90
Misbah, Yazdi, Dasar Filsafat Islam, (Bandung : Penerbit Mizan, )
hlm. 35
76
Stefanus Supriyanto, Ibid., hlm. 51.
88 129
alat bagi segenap ilmu pengetahuan. Sementara itu, 4. Setiap ilmu harus dibimbing oleh obyek
ilmu falak menambahkan unsur gerak terhadap tertentu (termasuk manusia);
matematika, misalnya kinematika. Objek ilmu alam 5. Ilmu harus dapat diuji ataupun diverifikasi
adalah ilmu falak atau matematika ditambah oleh setiap peneliti ilmiah yang terkait
dengan zat dan gaya. Sedangkan objek ilmu kimia dengan core keilmuan dimaksud dan karena
merupakan objek ilmu fisika ditambah dengan itu ilmu harus bersifat intersubyektif atau
perubahan zat. Unsur segala kehidupan dimasukkan harus dapat dikomunikasikan;
pada objek ilmu hayat. Adapun sosiologi 6. Suatu jawaban ilmiah harus pula
mempelajari gejala kehidupan manusia mengundang jawaban dan penemuan baru
berkelompok sebagai makhluk sosial. sehingga harus selalu siap untuk menerima
Selanjutnya, Comte mangemukakan bahwa persoalan yang makin kompleks. Hanya
ilmu pengetahuan itu berkembang menurut tiga karena itulah ilmu menjadi lebih dinamis,
taraf, yakni berturut-turut melalui taraf teologis, progresif (berkembang), dan selalu berubah;
metafisis, dan positif (atau ilmiah). Baru pada taraf 7. Setiap teori yang mendukung suatu keilmuan
terakhir, pengetahuan benar-benar bertaraf ilmu harus terbuka untuk dikritik berdasarkan
penegtahuan. Hal ini sering disalahartikan seolah- temuan-temuan baru;
olah ilmu teologi lebih rendah daripada ilmu 8. Ilmu harus dapat diimplementasikan sebagai
metafisika, dan metafisika lebih rendah dari ilmu- wujud hubungan timbal balik antara teori dan
ilmu positif. Hal tersebut dilihat sebagai ilmu yang praktik.77
berbeda, bahwa ketiganya memiliki pengalaman Aksiologi membicarakan tiga hal:
sendiri-sendiri, tidak dapat dibandingakan dalam a) Kegunaan sains;
hal taraf atau tingginya mutu. Berdasarkan teori b) Cara sains menyelesaikan masalah; dan
ilmu pengetahuan, taraf positiflah yang tertinggi. c) Netralitas sains.
Berdasarkan segi agamanya, tentulah taraf teologis
77
http://imadiklus.com/kriteria-ilmu-pengetahuan/, diunggah pada
tanggal 25 Oktober, pukul 19.35
128 89
itu, ia membedakan ilmu pengetahuan kosmologis
B. Kegunaan Pengetahuan Sains yang mempersoalkan benda materi dengan ilmu
Apa guna sain? Pertanyaannya sama dengan pengetahuan noologis yang mempersoalkan benda
apa guna pengetahuan ilmiah karena sain (ilmu) rohaniah.
isinya teori (ilmiah). Secara umum, teori artinya Auguste Comte (1798-1836) mendasarkan
pendapat yang beralasan. Alasan itu dapat berupa klasifikasinya pada objek material pula. Ia
argument logis, ini teori filsafat; berupa argumen membuat deretan ilmu pengetahuan berdasarkan
perasaan atau keyakinan dan kadang-kadang perbedaan objek material, yaitu:
empiris, ini teori dalam pengetahuan mistik; berupa
argument logis-empiris, ini teori sain. 1) Ilmu pasti/ matematika;
Sekurang-kurangnya, ada tiga kegunaan teori sain, 2) Ilmu falak/ astronomi;
adalah:
1) Teori sebagai Alat Eksplanasi 3) Ilmu fisika;
Berbagai sain yang ada sampai sekarang ini secara 4) Ilmu kimia;
umum berfungsi sebagai alat untuk membuat 5) Ilmu hayat/ biologi; dan
eksplanasi kenyataan. Sain merupakan suatu system
eksplanasi yang paling dapat diandalkan 6) Sosiologi.88
dibandingkan dengan sistem lainnya dalam Deretan tersebut menunjukkan perbedaan
memahami masa lampau, sekarang, serta mengubah objek dari yang paling sederhana sampai dengan
masa depan.78 yang paling kompleks. Objek ilmu pasti adalah
Contohnya, akhir tahun 1997 di Indonesia yang paling bersahaja karena hanya menyangkut
terjadi gejolak moneter. Yaitu nilai rupiah semakin angka yang mengikuti aturan tertentu. Oleh karena
murah dibandingkan dengan dolar. Gejala ini telah itu, matematika disebut juga ilmu pasti. Meskipun
yang paling bersahaja, matematika juga merupakan
78
T. Jacob, Manusia, Ilmu, dan Teknologi, (Yogyakarta: Tiara Wacana,
88
1993), hlm. 7-8. Ibid.
90 127
manusia untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan memberikan dampak yang cukup luas terhadap
hal tersebut, ia membedakannya sebagai berikut: kehidupan di Indonesia. Gejalanya ialah harga
1) Ilmu pengetahuan ingatan, seperti sejarah, semakin tinggi.
yaitu membicarakan masalah-masalah atau Teori-teori ekonomi (mungkin juga politik)
kejadian yang telah lalu, meskipun dapat menerangkan (mengeksplanasikan) gejala itu.
dimanfaatkan untuk masa depan; Untuk mudahnya, teori ekonomi mengatakan
karena banyaknya utang luar negeri jatuh tempo
2) Ilmu pengetahuan khayal, seperti (harus dibayar), hutang itu harus dibayar dengan
kesusasteraan. Yaitu membicarakan dolar, maka harga dolar naik dalam rupiah.
kejadian-kejadian dalam dunia khayal,
meskipun berdasar dan untuk keperluan
dunia nyata; 2) Teori sebagai Alat Peramal
3) Ilmu pegetahuan akal, seperti filsafat. Yaitu Ketika membuat eksplanasi, biasanya ilmuwan
umumnya, pembahasannya mengandalkan telah mengetahui juga faktor penyebab terjadinya
diri pada logika dan kemmpuan berpikir. gejala itu. Denagn mengutak-atik faktor
penyebab itu, ilmuwan dapat membuat ramalan.
Klasifikasi tetrsebut tidak dapat dibenarkan Dalam bahasa kaum ilmuwan ramalan itu disebut
apabila pemikiran kita tidak akan mungkin prediksi, untuk membedakannya dari ramalan
mengenali dengan akal, ingatan, atau daya khayal dukun.
semata, tetapi dengan seluruh pribadi kita.87 Dalam contoh kurs dolar tadi, dengan mudah
2. Klasifikasi Berdasarkan Objek orang ahli meramal. Misalnya karena bulan-bulan
A.M. Ampere (1775-1836), mendsarkan mendatang hutang luar negeri jatuh tempo semakin
klasifikasinya pada objek material. Berdasarkan hal banyak, maka diprediksikan kurs rupiah terhadap
dolar akan semakin lemah. Ramalan lain dapat pula
87
dibuat, misalnya harga barang dan jasa pada bulan-
Sutardjo A. Wiramihardja, Pengantar Filsafat ,cet. Ke-2 (Bandung:
PT. Refika Aditama, 2007), hlm 110-111. bulan mendatang akan naik. Pada contoh dua tadi
126 91
dapat pula dibuat ramalan. Misalnya pada musim BAB VIII
paceklik ini banyak pasangan suami-istri yang KLASIFIKASI ILMU
cerai, maka diramalkan kenakalan remaja akan
meningkat. Ramalan lain: akan semakin banyak
remaja putus sekolah, akan semakin banyak siswa A. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
yang tidak naik kelas. Tepat dan banyaknya
ramalan yang dapat dibuat oleh ilmuwan akan Dalam mengahadapi berbagai ilmu
ditentukan oleh kekuatan teori yang ia gunakan, pengetahuan, orang akan bertanya tentang jenis
kepandaian dan kecerdasan; dan ketersediaan data ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain, ilmu
di sekitar gejala itu. pengetahuan, kita golongkan menurut jenis
tertentu. Hal ini merupakan masalah klasifikasi
ilmu pengetahuan, karena setiap klasifikasi
3) Teori sebagai Alat Pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat menuntut suatu dasar. Dengan demikian, kita akan
ramalan dan kontrol. Ilmuwan, selain mampu mempersoalkan dasar itu terlebih dahulu.
membuat ramalan berdasarkan eksplanasi gejala, Telah kita ketahui, bahwa ilmu pengetahuan
juga dapat membuat kontrol. Kita ambil lagi berhubungan dengan pengertian mengetahui
contoh tadi. Agar kurs rupiah menguat, perlu yang menuntut hubungan antara subjek dan objek.
ditangguhkan pembayaran hutang yang jatuh Berdasarkan hal tersebut, baik pada subjek
tempo, jadi pembayaran utang diundur. Apa yang maupun objek dicari jenis hubungan di antara
dikontrol? Yang dikontrol ialah kurs rupiah keduanya.
terhadap dolar agar tidak naik. Kontrolnya ialah
kebutuhan terhadap dolar dikurang dengan cara
menangguhkan pembayaran hutang dalam dolar. 1. Klasifikasi Berdasarkan Subjek
Agar kontrol lebih efektif, sebaiknya kontrol Francis Bacon (1561-1626) mendasarkan
tidak hanya satu macam. Dalam kasus ekonomi ini klasifikasi imunya pada pada subjek, yaitu daya
dapat kita tambah kontrol, umpamanya
92 125
tetapi benar menurut logika bila menjatuhkan menangguhkan pembangunan proyek yang
hukuman mati kepada pelaku kejahatan, lalu memerlukan bahan impor. Kontrol sebenarnya
bagaimana dengan pelaku yang memperkosa anak merupakan tindakan-tindakan yang diduga dapat
kecil kemudian menyilet wajahnya untuk kepuasan mencegah terjadinya gejala yang tidak diharapkan
dan menghilangkan jejak, bagaimana dengan atau gejala yang memang diharapkan.
pelaku kejahatan yang memperkosa ibu Ayah dan ibu sudah cerai. Diprediksi: anak-
kandungnya sendiri tanpa rasa kemanusiaan? Maka anak mereka akan nakal. Adakah upaya yang
jawabanya hanyalah satu, yaitu mati. efektif agar anak-anak itu tidak nakal? Upaya itulah
yang disebut kontrol. Dalam kasus ini mungkin
pamannya, bibinya, atau kakeknya, dapat
mengganti fungsi ayah dan ibu mereka.
Perbedaan prediksi dan kontrol ialah prediksi
bersifat pasif; tatkala ada kondisi tertentu, maka
kita dapat membuat prediksi. Misalnya akan terjadi
ini, itu, begini, atau begitu. Sedangkan kontrol
bersifat aktif; terhadap suatu keadaan, kita
membuat tindakan atau tindakan-tindakan agar
terjadi ini, itu, begini, atau begitu.
124 93
mengambil air, orang melalui jalan menurun sambil Ilmu membatasi lingkup penjelajahannya
membawa wadah air. Tatkala ia pulang ia melalui pada batas pengalaman manusia juga disebabkan
jalan menanjak sambil berisi wadah yang berisi air. metode yang digunakan dalam menyusun yang
Itu menyulitkan kehidupan. Untuk memudahkan, telah teruji kebenarannya secara empiris.
orang membuat sumur. Air tidak lagi harus diambil 8. Yang Maha Benar
di lebak. Air dapat diambil dari sumur yang dapat Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya
dibuat dekat rumah. adalah Allah Yang Maha Benar (Al Haq), itulah
Membuat sumur memerlukan ilmu. Tetapi sebabnya seseorang yang telah benar-benar
sumur masih menyusahkan karena harus menimba menemukan kebenaran dan keyakinan dalam
kadang-kadang sumur amat dalam. Orang mencari beragama akan senantiasa mengucapkan
teori agar air lebih mudah diambil. Lantas orang Alhamdulillah (segala puji bagi Allah) pada
menggunakan pompa air yang digerakkan dengan setiap penemuan ilmiyahnya, ataupun ketika selesai
tangan. Masih susah juga, orang lantas melaksanakan apa yang menjadi kewajiban dan
menggunakan mesin. Sekarang air lebih mudah tanggung jawabnya.
dieroleh, hanya memutar kran. Ilmu memudahkan
kehidupan. Sebagaimana telah disampaikan di awal
Sejak kampung itu berdiri ratusan tahun yang bahwa ilmu tidaklah bebas nilai, karena antara
lalu, sampai tahun-tahun belakang ini penduduknya logika dan etika harus berdialektika, jadi bukan
hidup dengan tenang. Tidak ada kenakalan. Anak- hanya karena penggabungan ilmu dan agama yang
anak dan remaja begitu baiknya. Beberapa tahun dalam perbincangan sehari-hari biasanya disebut
kemudian, anak mereka nakal. Mereka memanggil dengan istilah Imtaq (Iman dan Taqwa).
ilmuwan untuk menyelesaikan masalah yang Seorang ilmuwan sekular bisa saja berkata
dihadapi. Ilmuwan melakukan langkah-langkah bahwa agar tidak terkena penyakit kelamin
sebagai berikut: hendaklah memakai kondom bila bersetubuh
Pertama, ia mengidentifikasi masalah. Ia dengan pelacur. Pada kesempatan lain keberadaan
ingin tahu seperti apakah kenakalan remaja di pejabat pemerintah juga dapat dinilai tidak baik
94 123
pengalaman manusia. Ilmu tidak mempelajari hal kampung itu. Ia mengidentifikasi masalah itu.
ikhwal surga dan neraka serta penciptaan manusia, Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara
sebab kejadian itu berada di luar jangkauan mengadakan penelitian. Hasil penelitian itu ia
pengalaman kita.baik hal-hal yang terjadi sebelum analisis untuk mengetahui secara persis segala
dan sesudah kita hidup. Semua itu berada di luar sesuatu di seputar kenakalan itu tadi.
penjelajahan ilmu. Kedua, ia mengerti tentang teori sebab-sebab
Mengapa ilmu hanya membatasi dari pada kenakalan remaja. Biasanya ia cari dalam literatur.
hal-hal yang berbeda dalam batas pengalaman kita? Ia menemukan ada beberapa teori yang
Jawabnya terletak pada fungsi ilmu itu menjelaskan sebab-sebab kenakalan remaja. Di
sendiridalam kehidupan manusia; yakni sebagai alat antara teori-teori itu, ia pilih teori yang
pembantu manusia dalam menanggulangi masalah- diperkirakannya paling tepat untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya sehari-hari. Ilmu masalah. Sekarang ia tahu penyebab kenakalan
diharapkan membantu kita memerangi remaja di kampung itu.
penyakit,membangun jembatan, membuat irigasi, Ketiga, ia kembali membaca literatur lagi.
mendidik anak, meratakan pendapatan nasional dan Sekarang ia mencari teori yang menjelaskan cara
sebagainya. Persoalan mengenai hari kemudian memperbaiki remaja nakalApabila sain gagal
tidak akan kita tanyakan kepada ilmu, melainkan menyelesaikan masalah yang diajukan kepadanya,
kepada agama, sebab agamalah pengetahuan yang maka sebaiknya masalah itu dihadapkan pada
mengkaji masalah-masalah seperti itu. Menurut filsafat, mungkin filsafat mampu
Einstein ilmu tanpa (bimbingan moral) agama menyelesaikannya. Tentu dengan cara filsafat atau
adalah buta. Kebutaan moral dari ilmu mungkin mungkin pengetahuan mistik dapat membantu.
membawa kemanusiaan ke jurang malapetaka.86 Yang terbaik ialah setiap masalah diselesaikan
secara bersama-sama oleh sain, filsafat dan mistik
yang bekerja secara terpadu.
86
Anshari, Endang S. 1979. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya :
Bina Ilmu,
122 95
D. Netralitas Sain 4) Kebenaran pengetahuan yang terkandung
Netral biasanya diartikan tidak memihak. dalam pengetahuan agama. Pengetahuan
Dalam kata sain netral artinya sain tidak agama memiliki sifat dogmatis, artinya
memihak pada kebaikan dan juga pada kejahatan. pernyataan dalam suatu agama selalu
Itulah sebabnya istilah sain netral sering diganti dihampiri oleh keyakinan yang telah
dengan sain bebas nilai. Sedangkan lawannya tertentu sehingga pernyataan dalam ayat
adalah sain terkait, yaitu terkait nilai. kitab suci agama memiliki nilai
Bila sain itu kita anggap netral, atau kita kebenaran sesuai dengan keyakinan yang
mengatakan bahwa sain sebaik-baiknya netral, digunakan untuk memahaminya.
keuntungannya ialah perkembangan sain akan cepat b. Kebenaran dikaitkan dengan sifat atau
terjadi. Karena tidak ada yang menghambat atau karakteristik dari bagaimana cara atau
menghalangi tatkala peneliti (1) memilih dan dengan alat apakah seorang
menetapkan objek yang hendak diteliti, (2) cara membangun pengetahuannya.
meneliti, dan (3) tatkala menggunakan produk c. Kebenaran yang dikaitkan atas
penelitian . ketergantungan terjadinya
Orang yang menganggap sain tidak netral, pengetahuan. Artinya bagaimana relasi
akan dibatasi oleh nilai dalam (1) memilih objek atau hubungan antara subjek dan objek,
penelitian, (2) cara meneliti, dan (3) menggunakan manakah yang dominan untuk
hasil penelitian.79 membangun pengetahuan, subjekkah
atau objek.
96 121
atau spesifik dengan menerapkan atau BAB VII
hampiran metodologis yang khas pula, ISI ILMU
artinya metodologi yang telah
mendapatkan kesepakatan di antara ahli
yang sejenis. Kebenaran dalam Ilmu berfungsi membantu manusia
pengetahuan ilmiah selalu mengalami memecahkan masalah praktis yang bersifat
pembaharuan sesuai dengan hasil fundamental bagi kehidupan. Lahir dan mati
penelitian yang paling akhir dan bersifat determinisme, menjalani hidup bersifat
mendapatkan persetujuan para ilmuwan indeterminisme, memelihara kesehatan supaya
sejenis. berumur panjang adalah peluang. Dengan demikian
3) Pengetahuan filsafat, yaitu jenis berarti :
pengetahuan yang pendekatannya
melalui metodologi pemikiran filsafati, 1. Ilmu membutuhkan membuat generalisasi
yang sifatnya mendasar dan menyeluruh berupa kebenaran yang berlaku umum /
dengan model pemikiran yang analitis, universal sebagai keabsahan hasil berpikir atau
kritis dan spekulatif. Sifat kebenaran penyelidikan.
yang terkandung dalam pengetahuan 2. Ilmu dengan generalisasinya itu, baik sebagai
filsafati adalah absolut-intersubjektif. hasil berpikir yang mendalam maupun hasil
Maksudnya nilai kebenaran yang penelitian tidak memiliki kemutlakan seperti
terkandung jenis pengetahuan filsafat agama sebagai kebenaran yg paling hakiki.
selalu merupakan pendapat yang selalu Generalisasi ilmu merupa- kan hipotesis
melekat pada pandangan filsafat dari yang dapat dipikirkan atau diuji ulang.
seorang pemikir filsafat itu serta selalu Maka dari itu, Ilmu atau sains berisi teori.
mendapat pembenaran dari filsuf Teori itu pada dasarnya menerangkan hubungan
kemudian yang menggunakan sebab akibat. Sains tidak memberikan nilai baik
metodologi pemikiran yang sama pula. atau buruk, halal atau haram, sopan atau tidak
120 97
sopan, indah atau tidak indah; sains hanya
memberikan nilai benar atau salah. Kenyataan 6. Sifat-Sifat Kebenaran
inilah yang menyebabkan ada orang menyangka Berbagai kebenaran dalam Tim Dosen Filsafat
bahwa sain itu netral. Dalam konteks seperti itu Ilmu Fak. Filsafat UGM Yogyakarta (1996)
memang ya, tetapi dalam konteks lain belum tentu dibedakan menjadi tiga hal, yakni sebagai berikut.
ya80.
a. Kebenaran berkaitan dengan kualitas
Tujuan pengetahuan adalah mengetahui yang pengetahuan. Artinya, setiap pengetahuan
benar (kebenaran) dan juga mencapai yang dimiliki oleh seseorang yang
kebenaran.dalam ilmu manusia ingin memperoleh mengetahui sesuatu objek ditilik dari jenis
pengetahuan yang benar, karena ilmu merupakan pengetahuan yang dibangun. Maksudnya
pengetahuan yang sistematis, maka pengetahuan apakah pengetahuan itu berupa:
yang dituju ilmu adalah pengetahuan ilmiah. 1) Pengetahuan biasa atau bisa disebut
1. Ilmu Pengetahuan knowledge of the man in the street atau
Orang yang tahu tentunya berbeda dengan ordinary knowledge atau common sense
orang yang tidak tahu. Ada beberapa jenis Untuk knowledge. Pengetahuan seperti ini
membedakan antara orang yang tahu dengan orang memiliki inti kebenaran yang sifatnya
yang tidak tahu, pertama berdasarkan tingkat subjektif, artinya amat terikat pada
pengetahuan orang tersebut, sedangkan yang kedua subjek yang mengenal. Dengan
berdasarkan luasnya wilayah jangkauan sesuatu demikian, pengetahuan tahap pertama ini
yang perlu diketahui. memiliki sikap selalu benar, sejauh
sarana untuk memperoleh pengetahuan
bersifat normal atau tidak ada
penyimpangan.
2) Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan
80
Tafsir, Ahmad. Filsafat Ilmu: Mengurai Ontologi, Epistemologidan yang telat menetapkan objek yang khas
Aksiologi pengetahuan. (Bandung : PT Rosdakarya. 2010) hlm 24.
98 119
c. Kebenaran semantikal adalah kebenaran yang Berdasarkan tingkat pengetahuan seseorang
terdapat serta melekat di dalam tutur kata dan dapat dibagi menjadi empat kriteria, yaitu sebagai
bahasa. Kebenaran semantikal disebut juga berikut:
kebenaran moral (veritas moralis) karena 1. Orang yang tahu ditahunya.
apakah tutur kata dan bahasa itu mengkhianati 2. Orang yang tahu di tidak tahunya.
atau tidak terhadap kebenaran episttimologikal 3. Orang yang tidak tahu di tahunya.
ataupun kebenaran ontologikal tergantung 4. Orang yang tidak tahu di tidak tahunya.
kepada manusianya yang mempunyai Berdasarkan luasnya wilayah yang perlu
kemerdekaan untuk menggunakan tutur kata diketahui, menurut Joseph Luth dan Harrington
ataupun bahasa itu. dalam Joharry Window dibagi sebagai berikut:
Apabila kebenaran epistimologikal terletak 1) Saya tahu orang lain juga tahu. Yaitu
didalam adanya kemanunggalan yang sesuai dan pengetahuan masyarakat tentang sesuatu yang
serasi terpadu antara apa yang dinyatakan oleh bukan lagi rahasia, kita sudah sama-sama tahu
proses cognitif intelektual manusiadengan apa yang tentang hal itu.
sesungguhnya ada didalam objek (yang disebut 2) Saya tahu tetapi orang lain tidak tahu. Yaitu
esserealerei), apakah itu konkret atau abstrak, maka rahasia-rahasia yang oleh seseorang
implikasinya adalah bahwa di dalam esserealerei dipertahankan, sehingga orang lain akan terus
tersebut memang terkandung suatu sifat menerus memburunya untuk mencari tahu,
intelligibilitas (dapatdikethui kebenarannya). seperti guru yang senantiasa menyembunyikan
Hal adanya intellegibilitas sebagai kodrat ilmunya.
yang melekat di dalam objek, didalam benda, 3) Saya tahu tetapi orang lain tahu. Yaitu
barang, makhluk dan sebagainya sebagai objek keterlenaan seseorang ketika sedang tidur,
potensial maupun riil dari pengetahuan cognitif sedang lupa, sehingga orang lain dengan
intelektual manusia itulah yang disebut kebenara leluasa menilainya sedangkan dirinya sendiri
nontological, ialah sifat benar yang melekat tidak tahu apa-apa.
didalam objek.
118 99
4) Saya tidak tahu dan orang lain juga tidak tahu. Telaah dalam filsafat ilmu, membawa orang
Yaitu tidak satu orang pun yang tahu, misalnya kepada kebenaran dibagi dalam tiga jenis. Menurut
ide-ide yang hilang tidak mungkin ditanyakan A.M.W Pranarka (1987) tiga jenis kebenaran itu
orang lain karena yang tahu hanya dirinya adalah:
sendiri dan kemudian terlupa karena tidak a. Kebenaran Epistimologikal adalah pengertian
dicatat. kebenaran dengan hubungannya dengan
Pada prinsipnya tahu itu adalah terdiri dari sebagai pengetahuan manusia. Kadangkadang disebut
berikut: dengan istialah veritas Cognitionis ataupun
1. Tahu mengerjakan (know to do) veritas logica. Disebut juga kebenaran logis.
2. Tahu bagaimana (know how) Yang dipersoalkan disini adalah apa artinya
3. Tahu mengapa (know why). pengetahuan yang benar? Atau kapan
Maka daripada itu munculah berbagai kajian pengetahuan disebut benar? Jawabannya, bila
pokok dalam pengetahuan, antara lain ontologi, apa yang terdapat dalam fikiran subyek sesuai
epistomologi dan aksiologi. dengan apa yang ada dalam obyek.
Ontologi adalah cabang filsafat yang b. Kebenaran dalam arti ontologikal adalah
membahas tentang yang ada dan realitas. Dalam kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat
kaitanya dengan ilmu, landasan ontologi kepada segala sesuatu yang ada ataupun
mempertanyakan tentang objek apa yang ditelaah diadakan. Apabila dihubungkan dengan
ilmu? Bagaimana wujud yang haqiqi dari objek kebenaran epistimologikal kadang-kadang
tersebut? Bagaimana hubungan antara objek tadi disebut juga kebenaran sebagai sifat dasar
dengan daya tangkap manusia (seperti berfikir, yang ada di dalam objek pengetahuan itu
merasa dan mengindra) yang membuahkan sendiri. Kebenaran ontologis berkaitan dengan
pengetahuan?. (Drs.Surajio, 2008: 151) sifat dasar atau kodrat dari obyek. Misalnya,
Epistemologi adalah cabang filsafat yang kita mengatakan bahwa batu adalah benda
membahas tentang asal muasal, sumber, metode, padat yang keras. Ini kebenaran ontologis.
Sebab batu hakikatnya benda padat yang keras.
100 117
Teori ini dikembangkan oleh kaum struktur dan kebenaran pengetahuan. Dalam kaitan
positivistic yang diawali oleh Ayer. Pada dasarnya dengan ilmu landasan epistomologi
menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran mempertanyakan bagaimana proses yang
hanya merupakan kekacauan bahasa saja dan hal ini memungkinkan digalinya pengetahuan yang berupa
mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang
dasarnya apa yang hendak dibuktikan kebenarannya harus diperhatikan agar kita mendapatkan
memiliki derajat logis yang sama yang masing- pengetahuan yang benar? Apa yang disebut
masing saling melingkupinya. kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara
Dengan demikian, sesungguhnya setiap dan sarana apa yang membantu kita dalam
proposisi mempunyai isi yang sama, memberikan mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu.( ujun
informasi yang sama dan semua orang sepakat, S Suriasumantri, 1985: 34)
maka apabila kita membuktikannya lagi hal yang Aksiologi adalah cabang filsafat yang
demikian itu hanya merupakan bentuk logis yang mempelajari tentang nilai secara umum. Sebagai
berlebihan. Misalnya suatu lingkaran adalah bulat, landasan ilmu aksiologi mempertanyakan untuk apa
ini telah memberikan kejelasan dalam pernyataan pengetahuan yang berupa ilmu itu di pergunakan?
itu sendiri tidak perlu diterangkan lagi, karena pada Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut
dasarnya lingkaran adalah suatu garis yang sama dengan kaidah moral? Bagaimana penentuan objek
jaraknya dari titik yang sama, sehingga berupa garis yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
yang bulat.85 Bagaimana kaitan antara teknik, prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiyah dengan
5. Jenis-jenis Kebenaran norma-norma moral atau profesional?.( Drs.Surajio,
2008:152)
Di dalam pengetahuan inilah dikenal
berbagai ilmu, moral, dan seni yang secara
85
Hamami M, Abbas. Kebenaran Ilmiah dalam filsafat Ilmu. keseluruhan disebut logika, etika dan estetika. Apa,
(Yogyakarta: Liberty. 1996) Hlm 115-121.
116 101
bagaimana dan untuk apa kegunaan ilmu itu sendiri suatu pernyataan memiliki nilai benar apabila
perlu dipertanyakan dalam keberadaan filsafat ilmu, pernyataan itu mengikuti aturan-aturan sintaksis
apakah ilmu terpisah dengan moral dan terpisah yang baku. Atau dengan kata lain apabila proposisi
pula dengan seni? Itu adalah pertanyaan berikutnya. itu tidak mengikuti syarat atau keluar dari hal yang
Ilmu adalah suatu objek ilmiyah yang disyaratkan maka proposisi tidak mempunyai arti.
memiliki sekelompok prinsip, dalil, rumus, yang Teori ini berkembang diantara filsuf analisis
melalui percobaan sistimatis dan dilakukan bahasa, terutama yang begitu ketat terhadap
berulang kali, telah teruji kebenaranya, prinsip- pemakaian gramatika. Misalnya suatu kalimat
prinsip, dalil-dalil, rumus-rumus, dan dapat standar harus ada subjek dan predikat. Jika kalimat
diajarkan dan dipelajari (Sondang P Siagan). tidak ada subjek maka kalimat itu dinyatakan tidak
baku atau bukan kalimat seperti semua korupsi,
Ilmu adalah setiap kesatuan pengetahuan ini bukan kalimat standar karena tidak ada
dimana masing-masing bagian bergantungan satu subjeknya.
sama lain yang teratur secara pasti menurut azas-
azas tertentu (Van Poelje). Ilmu sebagai kelompok f. Teori Kebenaran Nondeskripsi
pengetahuan teratur yang membahas suatu sasaran Teori kebenaran nondeskripsi
tertentu dengan pemusatan perhatian kepada satu dikembangkan oleh penganut filsafat
atau segolongan masalah yang terdapat pada fungsionalisme. Karena pada dasarnya suatu
sasaran itu untuk memperoleh keterangan- statmen atau pernyataan akan mempunyai nilai
keterangan yang mengandung kebenaran (The benar yang amat tergantung pada peran dan fungsi
Liang Gie). dari pernyataan itu. Jadi, pengetahuan akan
memiliki nilai benar sejauh pernyataan itu memiliki
Pengetahuan adalah suatu istilah yang fungsi yang mat praktis dalam kehidupan sehari-
digunakan untuk menuturkan apabila seseorang hari.
mengenal tentang sesuatu. Suatu hal yang menjadi
pengetahuanya selalu terdiri atas unsur yang g. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan
mengetahui dan yang diketahui serta kesadaran (Logical Superfluity of Truth)
102 115
d. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti mengenai hal yang ingin diketahuinya itu. Oleh
(Semantic Theory of Truth) karena itu pengetahuan selalu menuntut suatu
Proposisi itu ditinjau dari segi artinya atau subjek yang mempunyai kesadaran untuk
maknanya. Apakah proposisi yang merupakan mengetahui tentang sesuatu dan objek yang
pangkal tumpunya itu mempunyai referen yang merupakan sesuatu yang dihadapinya sebagai hal
jelas. Oleh sebab itu, teori ini mempunyai tugas yang ingin diketahuinya. Jadi bisa dikatakan
untuk menguakkan kesahan dari proposisi dalam pengetahuan adalah hasil tahu manusia terhadap
referensinya.84 sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
Teori kebenaran semantic dianut oleh paham memahami suatu objek yang dihadapinya, atau
filsafat analitika bahasa yang dikembangkan paska hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek
filsafat Bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari tertentu. (Drs.Surajio, 2008:26)
filsafat Analitika Bahas. Misalnya filsafat secara Dari beberapa pendapat diatas dapat
etimologi berasal dari bahasa Yunani philosopia disimpulkan bahwa setiap ilmu adalah
yang berarti cinta akan kebijaksanaan. Pengetahuan pengetahuan, akan tetapi setiap pengetahuan belum
tersebut dinyatakan benar kalau ada referensi yang tentu sebagai ilmu, kemudian syarat yang paling
jelas. Jika tidak mempunyai referensi yang jelas penting untuk keberadaan suatu pengetahuan yang
maka pengetahuan tersebut dinyatakan salah. disebut ilmu adalah adanya objek, baik objek
e. Teori Kebenaran Sintaksis material maupun objek formal. Pengetahuan yang
Para penganut teori kebenaran sintaksis, bukan ilmu dapat saja berupa pengetahuan tentang
berpangkal otak pada keteraturan sintaksis atau seni dan pengetahuan tentang moral.
gramatika yang dipakai oleh suatu pernyataan atau
ata bahasa yang melekatnya. Dengan demikian 2. Kebenaran
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang
84
Hamami M, Abbas. 1982. Epistemologi Bagian I Teori
ditulis oleh Purwadarminta ditemukan arti
Pengetahuan.Diktat Yogyakarta: Fakultas Filsafat UGM. Hlm 29. kebenaran, yakni keadaan (hal dan sebagainya)
114 103
yang benar (cocok dengan hal atau keadaan yang dinyatakan salah, dan jika terbukti air menguap
sesungguhnya); misal, kebenaran ini masih saya maka pengetahuan tersebut dinyatakan benar.
sangsikan; kita harus berani membela kebenaran c. Teori Kebenaran Inherensi (Inherent Theory
dan keadilan. 2) sesuatu yang benar (sungguh- of Truth)
sungguh ada, betul-betul demikian halnya dan Kadang-kadang teori ini disebut juga teori
sebagainya); misal, kebenaran-kebenaran yang pragmatis. Pandangannya adalah suatu proposisi
diajarkan oleh agama. 3) kejujuran, kelurusan hati; bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi
misal, tidak ada seorang pun sangsi akan kebaikan yang dapat dipergunakan atau bermanfaat.
dan kebenaran hatimu. 4) selalu izin, perkenan;
misal, dengan kebenaran yang dipertuan. 5) jalan Kattsoff (1986) menguraikan tentang teori
kebetulan; misal, penjahat itu dapat dibekuk dengan kebenaran pragmatis ini adalah penganut
secara kebenaran saja.81 pragmatism meletakkan ukuran kebenaran dalam
salah satu macam konsekuensi. Atau proposisi itu
Maksud dari hidup ini adalah untuk mencari dapat membantu untuk mengadakan penyesuaian
kebenaran. Tentang kebenaran ini, Plato pernah yang memuaskan terhadap pengalaman, pernyataan
berkata: Apakah kebenaran itu? lalu pada waktu itu adalah benar. Misalnya pengetahuan naik bis,
yang tak bersamaan, bahkan jauh belakangan kemudian akan turun dan bilang kepada kondektur
Bradley menjawab; Kebenaran itu adalah kiri, kemudian bis berhenti di posisi kiri. Dengan
kenyataan, tetapi bukanlah kenyataan (dos sollen) berhenti di posisi kiri, penumpang bias turun
itu tidak selalu yang seharusnya (dos sein) terjadi. dengan selamat. Jadi, mengukur kebenaran buka
Kenyataan yang terjadi bisa saja berbentuk dilihat karena bis berhenti di posisi kiri, namun
ketidakbenaran (keburukan). Jadi ada dua penumpang bias turun dengan selamat karena
pengertian kebenaran, yaitu kebenaran yang berarti berhenti di posisi kiri.
81
Surajiyo. Filsafat Ilmu & Perkembangannya di Indonesia. (Jakarta :
Bumi Aksara. 2008) hlm 101.
104 113
itu, melainkan hanya dapat membuktikan melalui nyata-nyata terjadi di satu pihak, dan kebenaran
hubungan dengan proposisi yang terdahulu, baik dalam arti lawan keburukan (ketidak benaran).
dalam buku-buku sejarah atau peninggalan sejarah Seorang murid Plato bernama Aristoteles,
yang mengungkapkan kejadian itu. menjawab dengan pendapat bahwa kebenaran itu
b. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang
(Correspondence Theory of Truth) belum tentu benar bagi yang lain, sehingga
Teori kebenaran korespondensi adalah teori kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran
kebenaran yang paling awal dan paling tua. Teori mutlak.
tersebut berangkat dari teori pengetahuan Dalam bahasan ini, makna kebenaran
Aristoteles yang menyatakan segala sesuau yang dibatasi pada kekhususan makna kebenaran
diketahui adalah suatu yang dapat dikembalikan keilmuan (ilmiah). Kebenaran ini mutlak dan tidak
pada kenyataan yang dikenal oleh subjek.83 sama ataupun langgeng, melainkan bersifat nisbi
Teori ini berpandangan bahwa suatu (relatif), sementara (tentatif) dan hanya merupakan
proposisi bernilai benar apabila saling pendekatan. Kebenaran intelektual yang ada pada
berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran ilmu bukanlah suatu efek dari keterlibatan ilmu
demikian dapat dibuktikan secara langsung pada dengan bidang-bidang kehidupan. Kebenaran
dunia kenyataan. Misalnya pengetahuan air akan merupakan ciri asli dari ilmu itu sendiri. Dengan
menguap jika dipanasi sampai dengan 100 derajat. demikian maka pengabdian ilmu secara netral, tak
Pengetahuan tersebut dinyatakan benar kalau bermuara, dapat melunturkan pengertian kebenaran
kemudian dicoba memanasi air dan diukur sampai sehingga ilmu terpaksa menjadi steril. Uraian
seratus derajat, apakah air menguap? Jika terbukti keilmuan tentang masyarakat sudah semestinya
tidak menguap maka pengetahuan tersebut harus diperkuat oleh kesadaran terhadap berakarnya
kebenaran.
83
Hamami M, Abbas. 1996. Kebenaran Ilmiah dalam filsafat Ilmu.
Yang menjadi permasalahan adalah bahwa
Yogyakarta: Liberty. Hlm 116. dalam menemukan kebenaran tersebut ada
112 105
perbedaan dari setiap individu baik cara maupun a. Teori Kebenaran Saling Berhubungan
metode yang digunakan. Sehingga muncul sebuah (Coherence Theory of Truth)
perbedaan pula mengenai kriteria kebenaran. Teori koherensi dibangun oleh para pemikir
Para pakar ilmu filsafat banyak menganggap rationalis seperti Leibniz, Spinoa, Hegel, dan
benar bahwa pengetahuan terdiri: Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya
Elements of Philosophy teori koherensi dijelaskan
1. Pengetahuan Akal (Logika). suatu proposisi cenderung benar jika proposisi
2. Pengetahuan Budi (Etika). tersebut dalam keadaan saling berhubungan dengan
proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika
3. Pengetahuan Indrawi (Estetika). makna yang dikandungnya dalam keadaan saling
4. Pengetahuan Kepercayaan (Otoritatif). berhubungan dengan pengalaman kita.
5. Pengetahuan Intuitif. Dengan memperhatikan pendapat Kattsoff
Pengetahuan akal itu disebut ilmu yang tersebut, dapat diungkapkan bahwa suatu proposisi
kemudian untuk membahasnya disebut logika, itu benar bila mempunyai hubungan dengan ide-ide
pengetahuan budi disebut moral kemudian untuk dari proposisi yang telah ada atau benar, atau
membahasnya disebut etika, pengetahuan indrawi proposisi itu mempunyai hubungan dengan
disebut seni yang kemudian di sebut estetika, proposisi yang terdahulu yang benar. Pembuktian
pengetahuan kepercayaan disebut agama, tetapi teori kebenaran koherensi dapat melalui fakta
dalam hal ini tidak boleh otoritatif karena agama sejarah apabila merupakan proposisi sejarah atau
tidak memaksa, agama harus diterima secara memakai logika apabila merupakan pernyataan
logika, etika dan estetika dan agama itu hanyalah yang bersifat logis.
islam yang terbukti kebenaranya, keindahanya dan Sebagai contoh, kita mempunyai
kebaikanya. Jadi titik temu antara logika, etika dan pengetahuan bahwa runtuhnya kerajaan Majapahit
estetika adalah islam, oleh karena itu pengetahuan adalah tahun 1478. Dalam hal ini kita tidak dapat
intuatif kepada seseorang yang disebut nabi harus membuktikan secara langsung dari isi pengetahuan
106 111
sehingga ini disertai oleh keyakinan bahwa ada diuji terlebih dahulu seperti halnya Nabi
sebab bagis etiap akibat, dan bahwa setiap gejala Muhammad SAW.
yang tampak dapat dicari penjelasannya secara
ilmiah. Pada setiap penelitian ilmiah melekat cirri-
ciri umum, yaitu pelaksanaannyayang metodis 3. Cara Penemuan Kebenaran
harus harus mencapai suatu keseluruhan yang logis Cara untuk menemukan kebenaran berbrda-beda.
dan koheren. Artinya dituntut adanya system dalam Dari berbagai cara untuk menentukan kebenaran
metode maupun dalam hasilnya. Jadi, susunannya dapat dilihat cara yang ilmiah dan nonilmiah. Cara-
logis. cara untuk menemukan kebenaran sebagai
Ciri lainnya adalah universalitas. Setiap berikut.82
penelitian ilmiah harus objektif , artinya terpimpin a. Penemuan Secara Kebetulan
oleh objek dan tidak mengalami distorsi karena Penemuan kebenaran secara kebetulan adalah
adanya berbagai prasangka subjektif. Agar peneliti penemuan yang berlangsung tanpa disengaja.
ilmiah dapat dijamin objektifitasnya tuntutan Dalam sejara manusia, penemuan secara kebetulan
intersubjektifitas perlu dipenuhi. Penelitian ilmiah itu banyak juga yang berguna walaupun terjadinya
juga harus terbuak untuk diperiksa oleh ilmuan tidak dengan cara yang ilmiah, tidak disengaja, dan
yang lain. Oleh karena itu, penelitian ilmiah harus tanpa rencana. Cara ini tidak dapat diterima dalam
dapat dikomunikasikan metode keilmuan untuk menggali pengetahuan atau
ilmu.
4. Teori-Teori Kebenaran b. Penemuan Coba dan Ralat (Trial and
Untuk menjawab apa kebenaran itu ? Ada beberapa Error)
teori tentang kebenaran (The Theory of Truth). Penemuan coba dan ralat terjadi tanpa adanya
Teori-teori kebenaran yang telah berkembang kepastian akan berhasil atau tidak berhasil
adalah:
82
Kasmadi, Hartono, dkk. Filsafat Ilmu. (Semarang : IKIP semarang
Press. 1990).
110 107
kebenaran yang dicari. Memang ada aktivitas Cara ini mirip dengan cara coba ralat. Akan
mencari kebenaran, tetapi aktivitas itu mengandung tetapi, perbedaannya dengan coba dan ralat
unsure spekulatif atau untung-untungan. Penemuan emmang ada. Seseorang yang menghadapi sesuatu
dengan cara ini kerap kali memerlukan waktu yang masalah yang harus dipecahkan pada penemuan
lama, karena memang tanpa rencana, tidak terarah, secara spekulatif, mungkin sekali ia membuat
dan tidak diketahui tujuannya. Cara coba dan ralat sejumlah alternative pemecahan. Kemudian ia
ini pun tidak dapat diterima sebagai cara ilmiah mungkin memilih satu alternative pemecahan,
dalam usaha untuk mengungkapkan kebenaran. sekalipun ia tidak yakin benar mengenai
c. Penemuan Melalui Otoritas Atau kebenarannya.
Kewibawaan e. Penemuan Kebenaran Lewat Cara Berpikir
Pendapat orang-orang yang memiliki kewibawaan , Kritis dan Rasional
misalnya orang-orang yang mempunyai kedudukan Telah banyak kebenaran yang dicapai oleh manusia
dan kekuasaansering diterima sebagai sebagai hasil upayanyamengguanakan kemampuan
kebenaranmeskipun pendapat itu tidak didasarkan berpikirnya. Dalam menghadapi masalah, manusia
pada bukti ilmiah. Pendapat itu tidak berarti tidak berusaha menganalisisnya berdasarkan pengalaman
ada gunanya. Pendapat itu tetap berguna, terutama dan pengetahuan yang dimiliki untuk sampai pada
dalam merasang usaha penemuan baru lagi bagi pemecahan yang tepat. Cara berpikir yang
orang-orang yang menyaksikannya. Namun ditempuh pada tingkat permulaan dalam
demikian adakalanya pendapat itu ternyata tidak memecahkan masalah adalah dengan cara berpikir
dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian analitis dan cara berpikir sintetis.
pendapat pemegang otoritas itu bukanlah pendapat f. Penemuan Kebenaran Melalui Penelitian
yang berasal dari penelitian, melainkan hanya Ilmiah
berdasarkan pemikiran yang diwarnai oleh Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah
subjektivitas. ialah yang dilakukan melalui penelitian. Penelitian
d. Penemuan Seacra Spekulatif adalah penyaluran hasyrat ingin tahu pada manusia
dalam taraf keilmuan. Penyaluran sampai pada taraf
108 109