Laporan Praktikum Pemuliaan Padi
Laporan Praktikum Pemuliaan Padi
Laporan Praktikum Pemuliaan Padi
Anggota Kelompok :
1. Muhammad Syaiful
2. Muhammad Subhan Amin
3. Prasetyo Ramadhan
4. Muhammad Anam Fathoni
5. Sugeng Sancoko
6. Luky Eka Rahmawati
7. Ika Nur Farida
8. Nur Cahyaningsih
9. Army Kusuma Dyah Anggraini
10. Bagus Indra Wicaksono
11. Zainullah Fathul Bari
12. Fakih Nur Rahman
13. Bastian Dwiki Juliadi
14. Novia Riska Damayanti
15. Angga Bagus Budi Artha
16. Erwanda Rista Permana
17. Alfian Bagas
18. Ubaydillah
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat serta hidayahnya, sehingga laporan pemuliaan tanaman padi dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dwi Rahmawati Sp,Mp selaku
dosen pengampu mata kuliah pemuliaan tanaman, dan bapak Syaiful Mukhlis Sp.
Selaku teknisi pemuliaan tanaman di program studi teknik produksi benih yang
telah membimbing kami dalam kegiatan belajar mengajar pada semester yang
sedang di tempuh.
Kami menyadari, bahawa laporan yang kami susun masih banyak kesalahan.
Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan. Sehingga,
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
a. Mahasiswa diharapkan mampu mendeskripsikan karakter suatu tanaman padi
berdasarkan morfologinya.
b. Mahasiswa dharapkan mengetahui hubungan antara karakterisasi tanaman
dalam pemuliaan tanaman.
BAB 2. METODOLOGI
2.3 Pelaksanaan
a. Persemaian
Timba ukuran diameter 25-30 cm di isi campuran tanah dengan sekira 70:30
setinggi 25 cm. Tanah sebaiknya diambil dari sawah atau dari tempat lain yang
tidak banyak mengandung pasir. Sebelum dimasukkan ke dalam polibag tanah
dengan kompos diaduk merata dalam keadaan kering. Bagian bawah dilubangi
untuk drainase air. Seleksi benih yang bagus. Caranya dengan merendam benih
dalam air. Benih yang mengapung dibuang, benih yang tenggelam disemaikan
pada baki persemaian.
b. Penanaman
Benih yang sudah dipilih tadi ditanam satu polibag satu benih yang diletakkan di
tengah-tengah. Sediakan satu pot untuk menanam bibit cadangan sebagai
penyulam jika ada bibit yang mati. Setelah satu minggu tinggi tanaman sudah
mencapai 7-10 cm.
c. Pengairan
Penanaman padi di pot tidak membutuhkan penggenangan. Namun tanah harus
dijaga tetap lembab atau basah dan tidak boleh kering. Cara menyiram bisa
menggunakan alat penyiram air. Waktu penyiraman dilakukan saat teduh di waktu
pagi atau sore (seperti menyiram tanaman hias).
d. Pemupukan
Sejak awal tanah dalam polibeg sebagai tempat pertumbuhan akar sudah
mengandung pupuk organik yang berasal dari kompos. Selama pertumbuhan
vegetatif tanah harus dipupuk juga untuk mendapatkan hasil yang optimal.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama padi dalam polibag tidak akan terlalu sulit. Karena memang
penanaman padinya skala kecil untuk pekarangan. Dapat dilakukan pengendalian
dengan cara manual. Misal memotong bagian tanaman yang terserang hama,
mencabut gulma dan mengambil hama yang melakukan serangan.
f. Pengamatan dan Karakterisasi Tanaman
Pengamatan dengan cara megambil data mulai dari warna daun, warna batang,
permukaan daun, bentuk tanaman, tinggi tanaman, umur tanaman, tinggi tanaman,
anakan produktif, warna kaki, warna batang, warna telinga daun, warna lidah
daun, muka daun, posisi daun, daun bendera, bentuk gabah, warna gabah, bobot
1000 butir, panjang malai, jumlah biji permalai.
b. Pandan Arum
Bagian Deskripsi Tanaman Keterangan
Warna Daun Hijau
Lebar Daun 1 cm
Panjang Daun 20 cm
Permukaan Daun Kasar
Warna batang Hijau
Tinggi batang 160 cm
Jumlah anakan produktif 16
Umur Tanaman 150 hari
Daun bendera Tidak berwarna
Posisi daun Tegak
Lidah daun Hijau
Muka daun Kasar
Warna kaki Hijau
Bentuk gabah Bulat lonjong berekor
Warna gabah Kuning keemasan
Permukaan gabah Berbulu
Warna telinga daun Putih kekuningan
Bentuk tanaman Tegak
Panjang malai 30 cm
Jumlah bulir per malai 179
Bobot 1000 butir -
c. Ciherang
Bagian Deskripsi Tanaman Keterangan
Warna Daun Hijau
Lebar Daun 1 cm
Panjang Daun 30 cm
Permukaan Daun Kasar
Warna batang Hijau muda
Tinggi Tanaman 100 cm
Jumlah anakan produktif 14
Umur berbunga 100 hari
Daun bendera Tidak berwarna
Posisi daun Tegak
Lidah daun Tidak berwarna
Muka daun Kasar
Warna kaki Hijau
Bentuk gabah Lonjong panjang dan ramping
Warna gabah Kuning keemasan
Permukaan gabah Berbulu
Warna telinga daun Putih
Bentuk tanaman Tegak
Panjang malai 40 cm
Jumlah bulir per malai 116
Bobot 1000 butir -
3.2 Pembahasan
Dari hasil pengamatan diatas dapat diperoleh pembahasan yaitu karakter
atau ciri morfologi masing-masing genotipe tanaman padi memiliki ciri khas yang
berbeda. Masing-masing genotipe miliki kelebihan dan kekurangan. Baik dari segi
hasil jumlah bulir per malai, anakan produktif, maupun umur dari tanaman itu
sendiri. Setiap kultivar padi lokal bisa memiliki persamaan ataupun perbedaan
ciri/karakter. Adanya persamaan ataupun perbedaan tersebut dapat digunakan
untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan kekerabatan antara kultivar-kultivar
padi. Semakin banyak persamaan ciri, maka semakin dekat hubungan
kekerabatannya. Sebaliknya, semakin banyak perbedaan ciri, maka semakin jauh
hubungan kekerabatannya. Pengelompokan ciri yang sama merupakan dasar untuk
pengklasifikasian (Irawan B dan Purbayanti Kartika, 2008).
Tanaman padi dapat dikatakan mempunyai potensi yang tinggi apa bila
memiliki umur panen genjah, dan jumlah bulir pada setiap malai melebihi jumlah
bulir padi pada umumnya. Semakin banyak jumlah bulir padi pada malai, maka
hasil produksi semakin tinggi. Semakin pendek umur produktifitas padi, maka
umur panen semakin singkat. Ada genotipe padi yang yang memiliki umur
pendek, akan tetapi jumlah bulir tidak mencapai 190 bulir permalainya. Ada padi
yang memiliki bentuk gabah bulat, bulat berekor, jumlah bulir permalai mencapai
jumlah lebih dari pada padi umumnya . Ada pula padi yang memiliki bentuk
gabah panjang dan ramping, bulir sedikit tetapi umur panen lebih singkat. Pada
padi genotipe pandan wangi memiliki jumlah bulir 192 permalainya, pandan arum
170 permalainya, akan tetapi memiliki umur panen lebih dari 100 hari. Sedangkan
untuk padi genotipe ciherang memiliki jumlah bulir yang kurang dari 150 bulir
pada setiap malainya mempunyai umur panen yang relatif singkat, yaitu 100 hari
setelah tanam.
Menurut Supriyanti, dkk (2015) Informasi tentang karakter suatu tanaman
sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki serta
menghilangkan karakter yang tidak diinginkan dengan tujuan perbaikan varietas.
Hal tersebut menunjukkan, bahwa genotipe padi mempunyai sifat yang beragam,
dan dapat dijadikan sebagai plasma dalam pemuliaan tanaman. Jika antara sifat
genotipe dari padi pandan arum, pandan wangi dijadikan sebagai tetua dalam
pemuliaan tanaman, dapat di duga bahwa akan menghasilkan keturunan yang
mewarisi sifat unggul kedua tetuanya. Misalnya, padi pandan wangi memiliki
karakter jumlah bulir permalai mencapai 192 di silangkan dengan padi genotipe
ciherang yang memiliki sifat unggul umur tanaman 100 hari, maka diharapkan
adanya keturunan yang mempunyai jumlah bulir permalai yang banyak, dan umur
tanaman lebih pendek. Sehingga, diperolehlah genotipe baru yang mempunyai
potensi hasil produksi tinggi, serta umur panen yang singkat. Menurut Lesmana,
dkk. (2004), ciri morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda kultivar padi
adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, warna batang, warna daun,
permukaan daun, jumlah gabah per malai, bentuk gabah, warna gabah, dan
permukaan gabah. Jadi, karakter atau ciri morfologi tanaman setiap genotipe dapat
dijadikan sebagai identitas atau pengenal dalam pelestarian agar dapat
dikembangkan secara terus menerus.
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi, dari pembahaasan diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa,
pemuliaan tanaman merupakan kegiatan atau seni penggabungan sifat dari dua
individu yang memiliki sifat berbeda, dengan kepentingan serta tujuan untuk
menghasilkan varietas yang lebih unggul dari generasi- generasi sebelumnya.
Sedangkan dalam pemulian tanaman sangat diperlukan adanya sebuah kegiatan
yang dinamakan dengan karakterisasi. Kegiatan karakterisasi tanaman adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun pemulia tanaman untuk
memahami sifat dan mengenali ciri morfologi genotipe tanaman. Hal tersebut
digunakan sebagai tolok ukur keunggulan yang dimiliki setiap genotipe tanaman
untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik.